PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DENGAN MEDIA BUKU SAKU TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DALAM PEMILIHAN Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan Media Buku Saku Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta.
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DENGAN MEDIA BUKU SAKU
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DALAM PEMILIHAN
JAJAN ANAK SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program DIII Gizi FIK UMS
Disusun Oleh:
ABIDIN DIDIK ACHMADI
J 300 120 051
PROGRAM STUDI DIII GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
2
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DENGAN MEDIA BUKU SAKU TERHADAP
PENINGKATAN PENGETAHUAN DALAM PEMILIHAN JAJAN ANAK
SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA
Abidin Didik Achmadi*
Muwakhidah, SKM., M.Kes** dan Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi**
ABSTRAK
Latar Belakang: Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting
dalam memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah.
Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi tentang
makanan jajanan sehat dengan media buku saku terhadap pengetahuan dalam
pemilihan jajanan anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian
quasi experiment atau eksperimen semu. Adapun pendekatan yang digunakan
adalah one group pretest-posttest design, yaitu pada masing-masing kelompok
diberikan pre test dan post test. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 4
SD Muhammadiyah 16 Surakarta yang berjumlah 101 siswa, sedangkan sampel
penelitian adalah 46 siswa kelas 4 SD Muhammadiyah 16 Surakarta.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat pengetahuan siswa kelas IV
di SD Muhammadiyah 16 Surakarta tentang pemilihan jajan anak sebelum
melakukan pendidikan gizi dengan media buku saku termasuk dalam kategori
cukup (63,0%). Tingkat pengetahuan siswa kelas IV di SD Muhammadiyah 16
Surakarta tentang pemilihan jajan anak sesudah melakukan pendidikan gizi
dengan media buku diketahui mengalami peningkatan, sehingga sebagian besar
siswa mempunyai pengetahuan yang termasuk dalam kategori cukup (73,9%).
Terdapat pengaruh pendidikan gizi tentang makanan jajanan sehat dengan
media buku saku terhadap pengetahuan dalam pemilihan jajanan anak SD
Muhammadiyah 16 Surakarta (p= 0,021).
Kesimpulan: Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh
pendidikan gizi tentang makanan jajanan sehat dengan media buku saku
terhadap pengetahuan dalam pemilihan jajanan anak SD Muhammadiyah 16
Surakarta.
Kata kunci : buku saku, jajanan sehat
1
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
ABSTRACT
EFFECT ON FOOD NUTRITION EDUCATION WITH POCKETS OF
KNOWLEDGE IN SELECTING CHILDREN SNACK
SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA
Background: Snack food holds an important role in providing energy intake and
other nutrients for children of school age.
Purpose: The purpose of this study was to determine the effect of nutrition
education about healthy snacks with media pocket book of knowledge in the
selection of snacks elementary school children Muhammadiyah 16 Surakarta.
Method: This study uses quantitative methods to research the type of quasiexperimental or quasi-experimental. The approach used was one group pretestposttest design, ie in each group was given a pre-test and post-test. The
population in this study is a 4th grade student Surakarta Muhammadiyah totaling
16 101 students, while the study sample was 46 students 4th grade 16
Muhammadiyah Surakarta.
Result: The results showed that the level of knowledge of fourth grade students
in elementary school about the selection of Surakarta Muhammadiyah 16
children snack before doing nutrition education with media pocket book included
in the category enough (63.0%). The level of knowledge of fourth grade students
in 16 elementary Muhammadiyah Surakarta on child allowance election after
doing nutrition education with media note book has increased, so most students
have knowledge included in the category enough (73.9%). There is the influence
of nutrition education about healthy snacks with media pocket book of knowledge
in the selection of snacks 16 Surakarta Muhammadiyah elementary school
children (p = 0.021).
Conclusion: It can be concluded that the influences of nutrition education about
healthy snacks with media pocket book of knowledge in the selection of snacks
16 Surakarta Muhammadiyah elementary school children.
Keywords : pocket books, healthy snacks
PENDAHULUAN
Makanan jajanan memegang
peranan yang cukup penting dalam
memberikan asupan energi dan zat
gizi lain bagi anak-anak usia sekolah.
Konsumsi makanan jajanan anak
sekolah perlu diperhatikan karena
aktivitas anak yang tinggi. Konsumsi
makanan jajanan anak diharapkan
dapat memberikan kontribusi energi
dan zat gizi lain yang berguna untuk
pertumbuhan anak (Hamida, et al,
2012).
Jajanan
anak
sekolah
merupakan masalah yang perlu
diperhatikan masyarakat, khususnya
orang tua dan guru karena makanan
jajanan ini sangat berisiko terhadap
cemaran biologis atau kimiawi yang
banyak mengganggu kesehatan, baik
jangka pendek dengan terjadinya sakit
perut atau muntaber maupun jangka
panjang seperti kanker.
Anak
sekolah
merupakan
generasi
penerus
bangsa
dan
merupakan modal pembangunan,
sehingga tingkat kesehatannya perlu
2
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
dibina
dan
ditingkatkan.
Upaya
kesehatan tersebut adalah perbaikan
gizi terutama diusia sekolah dasar
yaitu usia 7-12 tahun. Gizi yang baik
akan menghasilkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu
sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang
tangguh serta produktif. Berdasarkan
hal itu, perbaikan gizi anak sekolah
dasar khususnya merupakan langkah
strategis karena dampaknya secara
langsung
berkaitan
dengan
pencapaian SDM yang berkualitas
(Depkes RI, 2005).
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi status gizi anak adalah
kebiasaan makan. Kebiasaan anak
senang jajan dapat berdampak buruk
sebab banyak makanan jajanan yang
tidak aman dan tidak sehat beredar.
Mengonsumsi makanan jajanan yang
tidak aman dan tidak sehat dapat
menyebabkan anak terkena penyakit
dan dapat menurunkan status gizi
anak (Haryanto, 2002).
Tatanan sekolah merupakan
salah satu ruang lingkup promosi
kesehatan. Promosi kesehatan di
lingkungan sekolah sangat efektif
karena anak sekolah merupakan
sasaran yang mudah dijangkau sebab
terorganisasi dengan baik serta
merupakan kelompok umur yang peka
dan mudah menerima perubahan.
Anak sekolah juga berada dalam tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan
sehingga mudah untuk dibimbing,
diarahkan, dan ditanamkan kebiasaankebiasaan baik (Lucie, 2005). Edukasi
kesehatan dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode dan
media yang disesuaikan dengan
sasaran.
Cara
efektif
dalam
pendekatan kelompok adalah dengan
buku saku. Pada metode edukasi gizi
dengan media visual poster dapat
terjadi proses perubahan perilaku
kearah yang diharapkan melalui peran
aktif sasaran dan saling tukar
pengalaman
sesama
sasaran
(Notoatmodjo, 2005).
Hasil penelitian Lytle, et al.,
(2000); Levinger (2005) menyimpulkan
bahwa
keluarga,
sekolah
dan
lingkungan masyarakat berpengaruh
terhadap pengetahuan, keterampilan
dan sikap anak, sehingga sangat
dibutuhkan
dalam
rangka
mempromosikan pola makan yang
sehat dan pemilihan makan dan pola
makan
yang
sehat.
Beberapa
penelitian tentang pendidikan gizi
terutama tentang besi dan kadar
hemoglobin
melaporkan
bahwa
pendidikan gizi memberikan pengaruh
yang positif terhadap pengetahuan gizi
besi
dan
kadar
hemoglobin.
Pendidikan gizi pada anak di sekolah
dasar diberikan dengan harapan
pengetahuan gizi anak dan pola
makan anak akan berubah sehingga
asupan makan terutama asupan besi
anak akan lebih baik. Asupan besi
yang
lebih
baik,
maka kadar
hemoglobin anak akan meningkat. Ada
kecenderungan peningkatan rerata
kadar hemoglobin, pengetahuan, sikap
dan praktek pada anak sekolah yang
mendapatkan
model
Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dengan
pemberian buku tentang gizi (Kartini
dkk., 2001).
Buku saku adalah suatu media
untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik
berupa tulisan maupun gambar. Hasil
penelitian
Kartini
dkk.,
(2001)
menunjukkan ada kecenderungan
peningkatan pengetahuan, sikap dan
praktek pada anak sekolah yang
mendapatkan
model
Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dengan
pemberian buku tentang anemia.
Selanjutnya pemberian pendidikan gizi
dengan metode partisipasi, ditambah
suplementasi tablet besi satu minggu
dua kali selama 12 minggu dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap
siswi SLTP tentang anemia (Sakti dkk.,
3
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
anak sekolah dasar senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja
dalam kelompok dan senang dalam
merasakan atau melakukan sesuatu
secara langsung. Anak sekolah dasar
senang bergerak dan dapat duduk
dengan tenang paling lama kira-kira 30
menit. Dalam pergaulan dengan
kelompok sebaya, anak belajar aspekaspek
penting
dalam
proses
sosialisasi, seperti belajar memenuhi
peraturan kelompok, belajar setia
kawan, belajar tidak tergantung
kepada orang lain dan diterima di
lingkungannya,
belajar
menerima
tanggung jawab, belajar bersaing
dengan orang lain secara sehat dan
sportif (Notoatmodjo, 2003).
Status gizi pada anak ditentukan
oleh konsumsi pangan dan pola asuh
yang diperolehnya. Semakin baik
kondisi pangan yang dikonsumsi serta
semakin baik pola asuh yang
diperoleh, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas maka akan semakin
baik pula status gizi anak (Herdinsyah,
2007). Anak usia sekolah banyak
mengkonsumsi makanan ringan atau
snack sebab pada umumnya anak
tidak dapat mengkonsumsi makanan
dalam jumlah banyak sehingga
membutuhkan snack agar kebutuhan
gizinya terpenuhi (Brown, 2005).
2003). Penelitian ini membuktikan
pendidikan gizi dua minggu sekali
dengan alat bantu buku saku efektif
untuk meningkatkan pengetahuan gizi.
Hasil penelitian lain menunjukkan hasil
serupa bahwa pendidikan gizi besi
efektif
untuk
meningkatkan
pengetahuan dan sikap tentang
anemia (Jamil, 2000; Rojhani & Bugaj,
2004).
SD Muhammadiyah 16 Surakarta
ini letaknya berhadapan langsung
dengan jalan sehingga memudahkan
akses pedagang makanan jajanan
dengan murid, makanan jajanan yang
dijual oleh pedagang makanan jajanan
kaki lima tidak aman, masih banyak
murid yang membeli makanan jajanan
pada pedagang makanan jajanan, dan
memiliki jumlah murid terbanyak
dibandingkan dengan SD di Kelurahan
Karangasem sehingga kemungkinan
murid terpapar makanan jajanan yang
tidak aman lebih besar. Disamping itu,
peneliti ingin mengetahui apakah
terdapat pengaruh pendidikan gizi
tentang makanan
jajanan sehat
dengan media buku saku terhadap
pengetahuan dan sikap pemilihan
jajanan anak SD Muhammadiyah 16
Surakarta.
TINJAUAN PUSTAKA
Anak Sekolah Dasar
Usia antara 6-12 tahun merupakan
usia anak duduk di sekolah dasar.
Pada permulaan usia 6 tahun, anak
mulai masuk sekolah sehingga anakanak mulai masuk ke dalam dunia
baru, mulai banyak berhubungan
dengan orang-orang diluar dan mulai
berkenalan dengan lingkungan baru
dalam hidupnya. Sehingga dapat
mempengaruhi
kebiasaan
makan
anak.
Kegembiraan
di
sekolah
menyebabkan
anak-anak
sering
menyimpang dari kebiasaan waktu
makan pada anak (Moehji, 2003).
Beberapa gambaran karakteristik
anak sekolah dasar antara lain usia
Pengetahuan tentang Gizi
Pengetahuan diperoleh setelah
orang
melakukan
penginderaan
terhadap objek tertentu melalui panca
indera
manusia
yaitu
indera
penglihatan, pendengaran, penciuman,
raba dan rasa. Namun sebagian besar
pengetahuan ditangkap melalui mata
dan telinga. Pengetahuan gizi dan
kesehatan merupakan pengetahuan
mengenai peran makanan dan zat gizi,
sumber zat gizi yang terdapat pada
makanan, makanan yang aman
dimakan sehingga tidak menyebabkan
sakit, dan cara mengolah makanan
yang baik, serta cara hidup yang
4
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
dasar bagi kebiasaan makannya.
Anak-anak
mempunyai
rasa
keingintahuan yang besar. Sehingga
program-program di sekolah dasar
hendaknya dimaksudkan agar anak
mampu memilih dan menikmati aneka
ragam makanan yang mengandung
zat gizi. Selain itu salah satu tujuan
dari
pendidikan
gizi
yaitu
mengembangkan
sikap
serta
pengetahuan
mengenai
peranan
makanan yang bergizi bagi kesehatan
(Suhardjo, 2003).
Umumnya sikap kritis dan berhatihati mengenai soal makan belum
dimiliki anak Indonesia. Kurikulum
pendidikan dasar belum mengajarkan
ilmu gizi secara profesional. Selain itu
masih
jarang
sekolah
yang
memperkenalkan acara makan siang
dan
diprogram
dengan
baik
(Soekirman 2000 dalam Niryati, 2010).
Upaya pendidikan gizi di sekolah
mempunyai peluang besar untuk
meningkatkan pengetahuan tentang
gizi karena siswa diharapkan dapat
menjadi jembatan bagi guru dalam
menjangkau orang tuanya. Oleh sebab
itu informasi gizi sebaiknya perlu
diterapkan
dalam
istilah
yang
sederhana serta mudah dikenal
sehingga secara efektif pengetahuan
mampu digunakan (Niryati, 2010).
sehat. Pengetahuan menjadi domain
yang penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang (Notoatmodjo,
2005).
Penanaman
pengetahuan
diharapkan mampu membentuk sikap
yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap perilaku. Upaya pendidikan
kesehatan yang didesain sebaik
mungkin dapat meningkatkan status
gizi dan dapat memperbaiki perilaku
hidup sehat seseorang (Pickett dan
Hanlon, 2009).
Pendidikan Gizi
Pendidikan
merupakan
suatu
proses komunikasi dengan tujuan
untuk
menyampaikan
informasi
sehingga dapat menumbuhkan minat
serta perhatian para peserta didik
(Haryoko, 2009). Sedangkan menurut
Bastian (2006) pendidikan merupakan
suatu
sarana
yang
dapat
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) serta merupakan alat
yang dapat menghasilkan perubahan
pada
manusia
karena
dengan
pendidikan dapat mengetahui apapun
yang belum diketahui sebelumnya.
Pendidikan gizi diberikan agar
seorang anak dapat merubah perilaku
konsumsinya menjadi lebih baik.
Selain itu pendidikan gizi diberikan
agar
dapat
meningkatkan
pengetahuan gizi khususnya, serta
agar membentuk sikap positif terhadap
makanan yang bergizi dalam rangka
menciptakan kebiasaan makan yang
baik (Khomsan, 2000). Sebaiknya
pendidikan gizi diberikan sejak usia
dini dan mulai diberikan pada murid TK
dan SD, sebab mengingat pada usia
ini cenderung memiliki kebiasaan sikap
yang mudah dibentuk (Khomsan,
2002).
Keuntungan
yang
diberikan
apabila pendidikan gizi diberikan
kepada anak yaitu usia anak memiliki
pemikiran
yang
terbuka
dan
pengetahuan yang diterima menjadi
Buku
Saku
sebagai
Media
Pendidikan Gizi
Kampanye
sosial
dengan
menggunakan media cetak merupakan
pilihan yang sangat tepat (Haverlock,
2001 dalam Harahap, 2009). Salah
satu media cetak yang cocok untuk
digunakan dalam pemasaran sosial
adalah buku saku. Menurut Ritonga
(2008),
buku
saku
mampu
menyebarluaskan informasi dengan
lebih cepat dan dengan jangkauan
yang lebih luas. Selain itu, buku saku
mengandung unsur teks, gambar dan
foto yang apabila disajikan dengan
baik akan mampu menimbulkan daya
5
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
sedang
menunggu pergantian
guru, atau ketika guru tidak
mengajar.
4. Dilengkapi dengan design cover,
huruf dan warna sehingga menarik
bagi siswa untuk memilikinya.
Hasil penelitian Harris, Bargh &
Brownell (2009) menyebutkan bahwa
anak
akan
lebih
banyak
mengkonsumsi jajanan setelah melihat
iklan makanan. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian kualitatif yang
dilakukan oleh Hawkins dan Allison
(2009) yang menyatakan bahwa anakanak
mempelajari
dan
mengembangkan
pengetahuan
tentang kesehatan dari berbagai
sumber, misalnya sekolah, keluarga,
buku, label nutrisi dan media yang
lainnya. Penelitian tersebut juga
menemukan bahwa televisi merupakan
media utama yang berpengaruh
terhadap pengetahuan, sikap dan
perilaku anak tentang kesehatan.
Meskipun demikian, perkembangan
teknologi media audio visual sekaran
ini tidak menyurutkan kehadiran media
cetak sebagai salah satu sumber
informasi yang digemari masyarakat.
Media cetak disamping lebih murah,
dapat sewaktu-waktu diakses oleh
anak usia sekolah sehingga intensitas
paparan yang lebih sering dapat
meningkatkan efektifitas pesan.
Media cetak merupakan media
yang paling dekat dengan siswa.
Materi cetak juga menempati posisi
penting dalam pendidikan kesehatan
karena memberikan pesan jelas yang
dapat dibawa kerumah. Materi itu
efektif dalam memperkuat informasi
yang
disampaikan secara
lisan
ataupun bila memang digunakan
sebagai media untuk menyampaikan
informasi itu sendiri (Bensley dan
Fisher, 2009). Media digunakan dalam
kegiatan pembelajaran karena memiliki
kemampuan untuk (1) menyajikan
peristiwa yang kompleks dan rumit
menjadi
lebih
sistematik
dan
tarik yang dapat meningkatkan minat
baca
seseorang
sehingga
memudahkan penerima pesan untuk
memahami pesan yang disampaikan.
Ukuran buku saku yang kecil akan
memudahkan
seseorang
untuk
membawa maupun menyimpannya
untuk dapat dibaca kapan saja bila
diperlukan. Dengan demikian, buku
saku sebagai media cetak dapat
menjadi
media
alternatif
untuk
menyampaikan pesan dan mampu
mengubah
persepsi
serta
pengetahuan anak sekolah dasar
tentang jajanan sehat.
Anderson (Dalam Sardiman, dkk :
2006; Hamalik, 2004; Miarso, dkk:
2006)
mengklasifikasikan
buku
sebagai media cetak yang dapat
digunakan
dalam
pembelajaran.
Anderson menyebutkan 3 jenis media
cetak, yakni: buku teks terprogram,
buku pegangan/manual, dan buku
tugas.
Berdasarkan
pendapat
Anderson tersebut, maka buku saku
yang dimaksudkan dalam penelitian ini
termasuk
dalam
buku
pegangan/manual. Untuk lebih jelas,
“buku saku” yang dikembangkan ini
memiliki karateristik sebagai berikut:
1. Dikembangkan
dengan
menggunakan
prinsip-prinsip
teknologi pembelajaran dengan
maksud untuk memudahkan siswa
mempelajarinya atau manfaatkan
konten yang dikembangkan dalam
buku tersebut.
2. Berisi pesan-pesan bimbingan dan
konseling belajar yang mudah
dipahami
dan
praktis
untuk
diterapkan
siswa.
Hal
ini
disebabkan karena pesan-pesan
tersebut dikembangkan dalam
bahasa sederhana, jelas, singkat
dan padat, dan praktis.
3. Dibuat dalam bentuk kecil, yang
dapat diisi di “saku” baju, sehingga
dapat dibawa ke mana-mana.
Dengan demikian setiap saat dapat
dibaca, misalnya dalam kendaraan,
6
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
produk
makanan
dan
jajanan,
distributor atau home industry harus
menyajikan makanan dan jajanan
secara menarik untuk mempengaruhi
daya minat konsumen membeli produk
tersebut. Oleh karena itu, penggunaan
bahan tambahan makanan (BTM)
dalam pembuatan makanan,minuman,
maupun jajanan makin pesat seiring
dengan makin banyaknya jenis
makanan, minuman, dan jajanan yang
diproduksi, dijual, dan dikonsumsi, baik
dalam kondisi siap saji maupun
setelah diawetkan selama waktu
tertentu (Setijo Pitojo & Zumiati, 2009).
Penentuan mutu bahan pangan
pada umumnya sangat tergantung
pada beberapa faktor, seperti cita
rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga
sifat mikrobiologis. Tetapi, sebelum
faktor-faktor lain dipertimbangkan,
secara visual faktor warna tampil lebih
dahulu dan kadang-kadang sangat
menentukan (Winarno, 2008). Selain
sebagai faktor yang ikut menentukan
mutu, warna juga dapat digunakan
sebagai indikator kesegaran atau
kematangan. Baik tidaknya cara
pencampuran atau cara pengolahan
dapat ditandai dengan adanya warna
yang seragam, merata dan setabil,
Sehingga hal ini dapat menarik minat
konsumen.
Islam
sangat
menganjurkan makan dam minum
yang baik dan halal, tentunya hal ini
tidak lepas dari kebutuhan pokok
kesehatan. Di samping itu, al-Qur’an
telah
meletakkan
kaidah
untuk
makanan yang baik dan yang
diharamkan (Asyhari, 2009). Dalam
firman-Nya Qs Al-A’raf (7) ayat 157
disebutkan:
sederhana, (2) meningkatkan daya
tarik dan perhatian pembelajar dan (3)
meningkatkan
sistematika
pembelajaran (Hasyim, 2008).
Materi dan istilah-istilah tentang
penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan gizi yang dimuat dalam
buku saku menggunakan kata-kata
yang sederhana, selain itu buku saku
juga berisi gambar gambar seperti
nyata sehingga responden dapat
membaca sekaligus melihat contoh
makanan yang bergizi dan penyakit
penyakit yang disebabkan karena
kekurangan gizi melalui gambar.
Materi buku saku juga memuat contoh
dalam bentuk cerita pendek agar
responden lebih dapat memahami dan
mengerti hubungan antara informasi
yang diperoleh mereka dengan
masalah mereka sendiri. Menurut
Rapiasih, Dkk, (2010) Pancaindera
menentukan berapa banyak informasi
yang diserap jika melibatkan mata,
telinga disertai diskusi, latihan dan
penggunaan, maka informasi akan
terserap 90%. Hal yang sama juga
didapatkan pada penelitian Reppie
(2007)
yang
mendapati
bahwa
konseling gizi dengan buku saku dapat
mempengaruhi penurunan asam urat
darah dan asupan purin. Persamaan
ini juga dimungkinkan karena faktor
pendidikan,
pendidikan
dapat
mempengaruhi pola pikir seseorang
termasuk
dalam
memanfaatkan
informasi tentang gizi.
Jajan Sehat dalam Pandangan Islam
Makanan merupakan asupan gizi
yang dibutuhkan, oleh karena itu
asupan yang akan dicerna oleh tubuh
harus mempunyai standarisasi empat
sehat lima sempurna, dewasa ini
perkembangan
ketertarikan
masyarakat terhadap beberapa produk
makanan dan jajanan merupakan
peluang usaha yang prospektif untuk
ditekuni oleh industri kecil atau industri
rumah tangga. Banyaknya persaingan
“(yaitu) orang-orang yang mengikut
rasul, Nabi yang Ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan
yang
ma'ruf
dan
melarang mereka dari mengerjakan
7
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
makanan itu layak atau tidak untuk
dikonsumsi. Apakah makanan dan
jajanan tersebut sudah aman dari zatzat kimiawi ataupun tidak, dan
bagaimana pandangan hukum Islam
apakah ini nanti termasuk dalam satu
penipuan terhadap konsumen
Islam
sangat
memperhatikan
terhadap asupan makanan yang baik
dan halal dari manfaat berbagai aspek,
intelektual, fisik maupun mental (Abdul
Basith, 2004). Dari asupan makanan
dan minumam yang dicerna oleh
manusia, akan menimbulkan dan
menghasilkan berbagai kebutuhan
yang dibutuhkan oleh tubuh dan
keturunan manusia itu sendiri. Oleh
karena itu, makanan dan minuman
suatu hal yang sangat diperhatikan
dalam Islam. Dari dunia sampai akhirat
nanti, makan dan minuman akan
dipertanyakan oleh Allah SWT., maka
al-Qur’an dan sunnah mengajarkan
koridor-koridor makanan yang baik dan
halal.
Kodrat Allah dan kemu’jizatan-Nya
juga menghendaki ini (Jamaluddin
Mahran, 2006). Dimana makanan dan
minuman yang dibutuhkan oleh tubuh
haruslah mengcover dari empat sehat
lima sempurna, esensi dari jaminan
kesehatan yang harus didapatkan oleh
konsumen haruslah terjamin tanpa
adanya zat-zat yang ditambahkan
dalam makan, yang bersifat kimiawi
yang bisa merusak organ tubuh
manusia itu sendiri. Asupan gizi yang
murni dan alami tanpa adanya
tambahan zat sintetis adalah suatu
keharusan yang didapat oleh tubuh,
daya tahan imunitas tubuh terhadap
berbagai penyakit akan lebih tinggi dan
baik. dan dilarangnya makan yang
berlebih-lebihan.
yang mungkar dan menghalalkan bagi
mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari
mereka beban-beban dan belenggubelenggu yang ada pada mereka.
Maka orang-orang yang beriman
kepadanya.
memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya
yang
terang
yang
diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka Itulah
orang-orang yang beruntung” (Qs AlA’raf ayat 157).
At tayyibat (yang baik-baik) adalah
semua yang dianggap baik dan
dinikmati oleh manusia, tanpa adanya
nash/dalil pengharamannya (Asyhari,
2009). Begitu pula jika dianggap kotor
maka makanan atau jajanan itu
diharamkan:
“dan Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah” (Qs Al
Mukminun: 12).
Berdasarkan ayat tersebut bahwa
manusia diciptakan dari sari pati
(berasal) dari tanah maka kedudukan
makanan
dalam
Islam
sangat
diperhatikan
kemurnian
dan
kehalalannya
untuk
dikonsumsi.
Makanan
dan
jajanan
adalah
kebutuhan
pokok,
secara
tidak
langsung bisa dikatakan kebutuhan
tersebut tidak dapat dihindari, baik
yang bersifat jajanan dan makanan
yang diperjualbelikan olehpedagang.
Anwar
al-Mufti
memberikan
keterangan
bahwa
usus
akan
menyerap air yang mengandung gula
kurang dari lima menit (Fauzi
Muhammad, 2007) bila terdapat dalam
campuran
susu
kedelai
yang
diedarkan setiap harinya, maka
konsumen akan telah mengkonsumsi
zat kimia yang terkandung dalam zat
pewarna sintetis (Winarno, 2008).
Ketidaktahuan konsumen sering
kali menjadi keuntungan bagi home
industry
dan
pedagang,
bahwa
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
metode kuantitatif dengan jenis
penelitian quasi experiment atau
eksperimen semu. Quasi eksperiment
yaitu rancangan eksperimental yang
8
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
mana peneliti tidak mampu mengubah
kondisi variabel independen yang kita
perlakukan sebagai perlakuan atau
treatment (Slamet, 2008). Adapun
pendekatan yang digunakan adalah
one group pretest-posttest design,
yaitu pada masing-masing kelompok
diberikan pre test dan post test. Pada
desain ini terdapat pretest sebelum
diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberikan
perlakuan).
Peneliti mengambil populasi siswa
kelas 4 SD Muhammadiyah 16
Surakarta yang berjumlah 101 siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
dapat diketahui bahwa jumlah sampel
penelitian adalah sebesar 50 siswa.
Teknik sampling yang digunakan
dalam pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan purposive
sampling yaitu teknik pengambilan
sampel
dimana
pemilihannya
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Cara seperti ini baik sekali untuk
dilakukan apabila tidak terdapat atau
sulit
menentukan
atau
menemukan kerangka sampel, meski
dapat juga dilakukan pada populasi
yang kerangka sampelnya sudah ada
(Notoatmodjo, 2005).
Muhammadiyah
16
Surakarta.
Pengambilan keputusan didasarkan
pada nilai asymp. sig. (p value).
Apabila nilai p < 0,05 menunjukkan
signifikan maka terdapat pengaruh
pendidikan gizi dengan media buku
saku terhadap pengetahuan pemilihan
jajanan anak SD Muhammadiyah 16
Surakarta, sedangkan jika p > 0,05
maka menunjukkan tidak terdapat
pengaruh pendidikan gizi dengan
media
buku
saku
terhadap
pengetahuan dalam pemilihan jajanan
anak
SD
Muhammadiyah
16
Surakarta.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Penelitian ini sedianya akan
dilakukan pada 50 siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 16 Surakarta, namun
berhubung dalam perjalanan penelitian
terdapat 4 siswa yang masuk dalam
kriteria eksklusi yakni tidak hadir dan
mengundurkan diri dalam proses
penelitian,
maka
penelitian
ini
dilakukan pada 46 siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 16 Surakarta. Adapun
pembahasan hasil analisis data
penelitian ini terdiri dari analisis
univariat dan bivariat.
Analisis univariat dalam penelitian
ini dilakukan untuk mendeskripsikan
karakteristik
subyek
penelitian
berdasarkan
tingkat
pengetahuan
dalam pemilihan jajan anak di SD
Muhammadiyah 16 Surakarta sebelum
dan sesudah mendapatkan pendidikan
gizi melalui media buku saku.
1. Pengetahuan Siswa kelas IV di SD
Muhammadiyah
16
Surakarta
tentang Pemilihan Jajan Anak
sebelum melakukan Pendidikan
Gizi dengan Media Buku Saku
Pendidikan gizi diberikan agar
seorang anak dapat merubah perilaku
konsumsinya menjadi lebih baik. Hasil
analisis univariat untuk pengetahuan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
16 Surakarta tentang pemilihan jajan
anak sebelum melakukan pendidikan
Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan
setelah data terkumpul yang diperoleh
dari kuesioner untuk menguji hipotesis
penelitian, maka perlu dicari hubungan
antara variabel bebas dan variabel
terikat dengan menggunakan fasilitas
komputer yaitu program SPSS versi
18.0. Karena desain penelitian ini one
group pretest-posttest design, maka
digunakan alat analisis paired sample
t-test dengan syarat data berdistribusi
secara normal.
Analisis paired sampel t-test
digunakan
untuk
membuktikan
pengaruh pendidikan gizi tentang
makanan jajanan sehat dengan media
buku saku terhadap pengetahuan
dalam pemilihan jajanan anak SD
9
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
gizi dengan media buku saku diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 1.
Statistik Diskriptif Pengetahuan Siswa
sebelum melakukan Pendidikan Gizi
dengan Media Buku Saku
n
Min
Maks
Mean
46
36
80
58,69
Adapun untuk mengetahui lebih
jelas tentang tingkat pengetahuan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
16 Surakarta tentang pemilihan jajan
anak sebelum melakukan pendidikan
gizi dengan media buku dapat dilihat
pada Gambar 1. sebagai berikut:
Std.
Deviasi
9,50
6.50%
30.50%
Hasil analisis statistik diskriptif
tentang pengetahuan siswa kelas IV di
SD Muhammadiyah 16 Surakarta
tentang pemilihan jajan anak sebelum
melakukan pendidikan gizi dengan
media bukus sakut diketahui bahwa
nilai minimum adalah 36; nilai
maksimum adalah 80 dan rata-rata
adalah 58,69 + 9,50; hal ini
menunjukkan
bahwa
sebelum
melakukan pendidikan gizi dengan
media buku saku tingkat pengetahuan
siswa tentang pemilihan jajan sehat
termasuk dalam kategori cukup.
Berdasarkan
hasil
analisis
univariat untuk tingkat pengetahuan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
16 Surakarta tentang pemilihan jajan
anak sebelum melakukan pendidikan
gizi dengan media buku saku diketahui
bahwa
sebagian
besar
siswa
mempunyai
pengetahuan
yang
termasuk dalam kategori cukup
(63,0%), sementara hanya 6,5% atau
3 siswa yang mempunyai pengetahuan
dengan kategori baik. Hasil penelitian
ini
konsisten
dengan
penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Hermina. et al (2008) tentang efek
intervensi pendidikan berbasis sekolah
pada anak usia 9-10 di Kota Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebelum
diberikan
intervensi
pendidikan berbasis sekolah tingkat
pengetahuan anak tentang gizi 91,7%
atau 33 anak termasuk dalam kategori
kurang baik dan hanya terdapat 8,3%
atau 3 anak yang mempunyai
pengetahuan baik.
63.00%
Baik
Cukup
Kurang
Gambar 1.
Tingkat Pengetahuan Siswa sebelum
melakukan Pendidikan Gizi dengan
Media Buku Saku
Pendidikan gizi diberikan agar
seorang anak dapat merubah perilaku
konsumsinya menjadi lebih baik.
Selain itu pendidikan gizi diberikan
agar
dapat
meningkatkan
pengetahuan gizi khususnya, serta
agar membentuk sikap positif terhadap
makanan yang bergizi dalam rangka
menciptakan kebiasaan makan yang
baik (Khomsan, 2000). Sebaiknya
pendidikan gizi diberikan sejak usia
dini dan mulai diberikan pada murid TK
dan SD, sebab mengingat pada usia
ini cenderung memiliki kebiasaan sikap
yang mudah dibentuk (Khomsan,
2002).
2. Pengetahuan Siswa kelas IV di SD
Muhammadiyah
16
Surakarta
tentang Pemilihan Jajan Anak
sesudah melakukan Pendidikan
Gizi dengan Media Buku Saku
Buku
saku
mampu
menyebarluaskan informasi dengan
lebih cepat dan dengan jangkauan
yang lebih luas. Selain itu, buku saku
mengandung unsur teks, gambar dan
foto yang apabila disajikan dengan
10
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
dilakukan oleh Eliana dan Solikhah
(2012) tentang penggunaan media
buku saku untuk meningkatkan
pengetahuan gizi anak kelas V SD
Muhammadiyah Dadapan Sleman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setelah dilakukan pendidikan gizi
dengan menggunakan media buku
saku seluruh anak (100%) mempunyai
pengetahuan gizi yang baik.
Adapun untuk mengetahui lebih
jelas tentang tingkat pengetahuan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
16 Surakarta tentang pemilihan jajan
anak sesudah melakukan pendidikan
gizi dengan media buku dapat dilihat
pada Gambar 2. sebagai berikut:
baik akan mampu menimbulkan daya
tarik yang dapat meningkatkan minat
baca
seseorang
sehingga
memudahkan penerima pesan untuk
memahami pesan yang disampaikan.
Ukuran buku saku yang kecil akan
memudahkan
seseorang
untuk
membawa maupun menyimpannya
untuk dapat dibaca kapan saja bila
diperlukan. Hasil analisis univariat
untuk tingkat pengetahuan siswa kelas
IV di SD Muhammadiyah 16 Surakarta
tentang pemilihan jajan anak sesudah
melakukan pendidikan gizi dengan
media buku diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 2.
Statistik Diskriptif Pengetahuan Siswa
sesudah melakukan Pendidikan Gizi
dengan Media Buku Saku
n
Min
Maks
Mean
Std.
Deviasi
46
40
80
59,91
9,02
Hasil analisis statistik diskriptif
tentang pengetahuan siswa kelas IV di
SD Muhammadiyah 16 Surakarta
tentang pemilihan jajan anak sesudah
melakukan pendidikan gizi dengan
media buku saku diketahui bahwa nilai
minimum adalah 40; nilai maksimum
adalah 80 dan rata-rata adalah 59,91 +
9,02; hal ini menunjukkan bahwa
sesudah melakukan pendidikan gizi
dengan media buku saku tingkat
pengetahuan siswa tentang pemilihan
jajan sehat termasuk dalam kategori
cukup.
Berdasarkan
hasil
analisis
univariat untuk tingkat pengetahuan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
16 Surakarta tentang pemilihan jajan
anak sesudah melakukan pendidikan
gizi dengan media buku diketahui
bahwa
sebagian
besar
siswa
mempunyai
pengetahuan
yang
termasuk dalam kategori cukup
(73,9%), sementara hanya 10,9% atau
5 siswa mempunyai pengetahuan
dengan kategori baik. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang telah
15.20%
10.90%
73.90%
Baik
Cukup
Kurang
Gambar 2
Tingkat Pengetahuan Siswa sesudah
melakukan Pendidikan Gizi dengan
Media Buku Saku
Pengetahuan
gizi
dan
kesehatan merupakan pengetahuan
mengenai peran makanan dan zat gizi,
sumber zat gizi yang terdapat pada
makanan, makanan yang aman
dimakan sehingga tidak menyebabkan
sakit, dan cara mengolah makanan
yang baik, serta cara hidup yang
sehat. Pengetahuan menjadi domain
yang penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang (Notoatmodjo,
2005).
Analisis Bivariat
Pengujian
hipotesis
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
analisis
bivariat.
Analisis bivariat dalam penelitian ini
11
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
bertujuan
untuk
menganalisis
pengaruh pendidikan gizi tentang
makanan jajanan sehat dengan media
buku saku terhadap pengetahuan
dalam pemilihan jajanan anak SD
Muhammadiyah 16 Surakarta. Analisis
bivariat dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan alat analisis
Paired Sample t test. Adapun
berdasarkan perhitungan diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 3.
Pengaruh Pendidikan Gizi tentang Makanan Jajanan Sehat dengan Media Buku
Saku terhadap Pengetahuan dalam Pemilihan Jajanan Anak
SD Muhammadiyah 16 Surakarta
Pendidikan Gizi
Sebelum Pendidikan Gizi
Sesudah Pendidikan Gizi
* Uji Paired Sample t Test
n
Rata-Rata
thitung
p
46
46
58,69 (+ 9,505)
59,91 (+ 9,023)
-2,384
0,021*
Pengaruh
pendidikan
gizi
tentang makanan
jajanan sehat
dengan media buku saku terhadap
pengetahuan dalam pemilihan jajanan
anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
diketahui
bahwa
sebelum
mendapatkan pendidikan gizi dengan
menggunakan media buku sakut
diperoleh
nilai
rata-rata
tingkat
pengetahuan sebesar 58,69 (+ 9,505),
sedangkan
sesudah
dilakukan
pendidikan gizi dengan menggunakan
media
buku
saku
mengalami
peningkatan nilai rata-rata tingkat
pengetahuan sebesar 59,91 (+9,023).
Hasil tersebut menunjukkan adanya
kecenderungan terjadinya peningkatan
tingkat
pengetahuan
sesudah
dilakukan pendidikan gizi dengan
menggunakan media buku saku.
Berdasarkan hasil uji Paired Sample
diperoleh nilai thitung = -2,384 dengan
p=
0,021.
Oleh
karena
hasil
perhitungan menunjukkan bahwa p <
0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat
pengaruh pendidikan gizi tentang
makanan jajanan sehat dengan media
buku saku terhadap pengetahuan
dalam pemilihan jajanan anak SD
Muhammadiyah 16 Surakarta.
Hasil
jawaban
tentang
pengetahuan siswa juga masih ada
beberapa pertanyaan yang dianggap
sulit
oleh
siswa,
diantaranya
pertanyaan No. 5 tentang bahaya
jajanan gorengan yang hanya mampu
dijawab oleh 48% siswa, pertanyaan
No. 14 tentang pemanis buatan yang
hanya mampu dijawab oleh 43%
siswa, pertanyaan No. 21 tentang
bahan pewarna makanan yang hanya
mampu dijawab oleh 48% siswa,
pertanyaan NO. 22 tentang bahan
tambahan pangan yang hanya mampu
dijawab oleh 46% siswa serta
pertanyaan No. 24 tentang penyakit
kanker usus, yang hanya dapat
dijawab oleh 39% dari siswa.
Rendahnya tingkat keberhasilan siswa
dalam
menjawab
pertanyaanpertanyaan nomor di atas disebabkan
oleh adanya beberapa pertanyaan
yang menggunakan istilah kurang
familiar
bagi siswa, diantaranya
tentang pemanis buatan lebih baik
daripada pewarna alamiah dan akibat
makan makanan tidak sehat dalam
jangka
waktu
panjang
bisa
menimbulkan penyakit, seperti kanker
usus. Rendahnya tingkat pengetahuan
siswa pada pertanyaan-pertanyaan
12
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
tersebut disebabkan adanya istilahistilah yang sulit dipahami oleh siswa
seperti pemanis buatan dan pewarna
alamiah serta penyakit kanker usus.
Istilah-istilah semacam itu sangat
asing ditelinga siswa, sehingga hampir
60% siswa tidak mampu menyajawab
pertanyaan tersebut dengan benar.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan oleh Eliana dan
Solikhah (2012) tentang penggunaan
media buku saku untuk meningkatkan
pengetahuan gizi anak kelas V SD
Muhammadiyah Dadapan Sleman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
buku saku Gizi memberikan pengaruh
terhadap pengetahuan gizi anak kelas
5 SD Muhammadiyah Dadapan di
Desa Wonokerto Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Promosi
kesehatan
di
lingkungan sekolah sangat efektif
karena anak sekolah merupakan
sasaran yang mudah dijangkau sebab
terorganisasi dengan baik serta
merupakan kelompok umur yang peka
dan mudah menerima perubahan.
Anak sekolah juga berada dalam tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan
sehingga mudah untuk dibimbing,
diarahkan, dan ditanamkan kebiasaankebiasaan baik (Lucie, 2005). Edukasi
kesehatan dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode dan
media yang disesuaikan dengan
sasaran.
Cara
efektif
dalam
pendekatan kelompok adalah dengan
buku saku. Pada metode edukasi gizi
dengan media visual poster dapat
terjadi proses perubahan perilaku
kearah yang diharapkan melalui peran
aktif sasaran dan saling tukar
pengalaman
sesama
sasaran
(Notoatmodjo, 2005).
Anak
sekolah
merupakan
generasi
penerus
bangsa
dan
merupakan modal pembangunan. Oleh
karena itu tingkat kesehatannya perlu
dibina
dan
ditingkatkan.
Upaya
kesehatan tersebut adalah perbaikan
gizi terutama diusia sekolah dasar
yaitu usia 7-12 tahun. Gizi yang baik
akan menghasilkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu
sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang
tangguh serta produktif. Jadi perbaikan
gizi anak sekolah dasar khususnya
merupakan langkah strategis karena
dampaknya secara langsung berkaitan
dengan pencapaian SDM yang
berkualitas (Depkes RI, 2005).
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi status gizi anak adalah
kebiasaan makan. Kebiasaan anak
senang jajan dapat berdampak buruk
sebab banyak makanan jajanan yang
tidak aman dan tidak sehat beredar.
Mengonsumsi makanan jajanan yang
tidak aman dan tidak sehat dapat
menyebabkan anak terkena penyakit
dan dapat menurunkan status gizi
anak (Haryanto, 2002).
Buku saku adalah suatu media
untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik
berupa tulisan maupun gambar. Hasil
penelitian
Kartini
dkk.,
(2001)
menunjukkan ada kecenderungan
peningkatan pengetahuan, sikap dan
praktek pada anak sekolah yang
mendapatkan
model
Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dengan
pemberian buku tentang anemia.
Selanjutnya pemberian pendidikan gizi
dengan metode partisipasi, ditambah
suplementasi tablet besi satu minggu
dua kali selama 12 minggu dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap
siswi SLTP tentang anemia (Sakti dkk.,
2003).
Pendidikan gizi diberikan agar
seorang anak dapat merubah perilaku
konsumsinya menjadi lebih baik.
Selain itu pendidikan gizi diberikan
agar
dapat
meningkatkan
pengetahuan gizi khususnya, serta
agar membentuk sikap positif terhadap
makanan yang bergizi dalam rangka
menciptakan kebiasaan makan yang
13
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
baik (Khomsan, 2000). Sebaiknya
pendidikan gizi diberikan sejak usia
dini dan mulai diberikan pada murid TK
dan SD, sebab mengingat pada usia
ini cenderung memiliki kebiasaan sikap
yang mudah dibentuk (Khomsan,
2002).
Menurut Ritonga (2008), buku
saku
mampu
menyebarluaskan
informasi dengan lebih cepat dan
dengan jangkauan yang lebih luas.
Selain itu, buku saku mengandung
unsur teks, gambar dan foto yang
apabila disajikan dengan baik akan
mampu menimbulkan daya tarik yang
dapat meningkatkan minat baca
seseorang sehingga memudahkan
penerima pesan untuk memahami
pesan yang disampaikan. Ukuran buku
saku yang kecil akan memudahkan
seseorang untuk membawa maupun
menyimpannya untuk dapat dibaca
kapan saja bila diperlukan. Dengan
demikian, buku saku sebagai media
cetak dapat menjadi media alternatif
untuk menyampaikan pesan dan
mampu mengubah persepsi serta
pengetahuan anak sekolah dasar
tentang jajanan sehat.
Pengaruh
pendidikan
gizi
tentang makanan
jajanan sehat
dengan media buku saku terhadap
pengetahuan dalam pemilihan jajanan
anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
diketahui bahwa terdapat pengaruh
pendidikan gizi tentang makanan
jajanan sehat dengan media buku
saku terhadap pengetahuan dalam
pemilihan
jajanan
anak
SD
Muhammadiyah 16 Surakarta.
Media cetak merupakan media
yang paling dekat dengan siswa.
Materi cetak juga menempati posisi
penting dalam pendidikan kesehatan
karena memberikan pesan jelas yang
dapat dibawa kerumah. Materi itu
efektif dalam memperkuat informasi
yang
disampaikan secara
lisan
ataupun bila memang digunakan
sebagai media untuk menyampaikan
informasi itu sendiri (Bensley dan
Fisher, 2009). Media digunakan dalam
kegiatan pembelajaran karena memiliki
kemampuan untuk (1) menyajikan
peristiwa yang kompleks dan rumit
menjadi
lebih
sistematik
dan
sederhana, (2) meningkatkan daya
tarik dan perhatian pembelajar dan (3)
meningkatkan
sistematika
pembelajaran (Hasyim, 2008).
Hasil penelitian Harris, Bargh &
Brownell (2009) menyebutkan bahwa
anak
akan
lebih
banyak
mengkonsumsi jajanan setelah melihat
iklan makanan. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian kualitatif yang
dilakukan oleh Hawkins dan Allison
(2009) yang menyatakan bahwa anakanak
mempelajari
dan
mengembangkan
pengetahuan
tentang kesehatan dari berbagai
sumber, misalnya sekolah, keluarga,
buku, label nutrisi dan media yang
lainnya. Penelitian tersebut juga
menemukan bahwa televisi merupakan
media utama yang berpengaruh
terhadap pengetahuan, sikap dan
perilaku anak tentang kesehatan.
Meskipun demikian, perkembangan
teknologi media audio visual sekarang
ini tidak menyurutkan kehadiran media
cetak sebagai salah satu sumber
informasi yang digemari masyarakat.
Media cetak disamping lebih murah,
dapat sewaktu-waktu diakses oleh
anak usia sekolah sehingga intensitas
paparan yang lebih sering dapat
meningkatkan efektifitas pesan.
Materi dan istilah-istilah tentang
penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan gizi yang dimuat dalam
buku saku menggunakan kata-kata
yang sederhana, selain itu buku saku
juga berisi gambar gambar seperti
nyata sehingga responden dapat
membaca sekaligus melihat contoh
makanan yang bergizi dan penyakit
penyakit yang disebabkan karena
kekurangan gizi melalui gambar.
Materi buku saku juga memuat contoh
14
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga
sifat mikrobiologis. Tetapi, sebelum
faktor-faktor lain dipertimbangkan,
secara visual faktor warna tampil lebih
dahulu dan kadang-kadang sangat
menentukan (Winarno, 2008). Selain
sebagai faktor yang ikut menentukan
mutu, warna juga dapat digunakan
sebagai indikator kesegaran atau
kematangan. Baik tidaknya cara
pencampuran atau cara pengolahan
dapat ditandai dengan adanya warna
yang seragam, merata dan setabil,
Sehingga hal ini dapat menarik minat
konsumen.
Islam
sangat
menganjurkan makan dam minum
yang baik dan halal, tentunya hal ini
tidak lepas dari kebutuhan pokok
kesehatan,
sebagaimana
dalam
firman-Nya Qs Al-A’raf (7) ayat 157
disebutkan:
dalam bentuk cerita pendek agar
responden lebih dapat memahami dan
mengerti hubungan antara informasi
yang diperoleh mereka dengan
masalah mereka sendiri. Menurut
Rapiasih, Dkk, (2010) Pancaindera
menentukan berapa banyak informasi
yang diserap jika melibatkan mata,
telinga disertai diskusi, latihan dan
penggunaan, maka informasi akan
terserap 90%. Hal yang sama juga
didapatkan pada penelitian Reppie
(2007)
yang
mendapati
bahwa
konseling gizi dengan buku saku dapat
mempengaruhi penurunan asam urat
darah dan asupan purin. Persamaan
ini juga dimungkinkan karena faktor
pendidikan,
pendidikan
dapat
mempengaruhi pola pikir seseorang
termasuk
dalam
memanfaatkan
informasi tentang gizi.
Makanan merupakan asupan
gizi yang dibutuhkan, oleh karena itu
asupan yang akan dicerna oleh tubuh
harus mempunyai standarisasi empat
sehat lima sempurna, dewasa ini
perkembangan
ketertarikan
masyarakat terhadap beberapa produk
makanan dan jajanan merupakan
peluang usaha yang prospektif untuk
ditekuni oleh industri kecil atau industri
rumah tangga. Banyaknya persaingan
produk
makanan
dan
jajanan,
distributor atau home industry harus
menyajikan makanan dan jajanan
secara menarik untuk mempengaruhi
daya minat konsumen membeli produk
tersebut. Oleh karena itu, penggunaan
bahan tambahan makanan (BTM)
dalam pembuatan makanan,minuman,
maupun jajanan makin pesat seiring
dengan makin banyaknya jenis
makanan, minuman, dan jajanan yang
diproduksi, dijual, dan dikonsumsi, baik
dalam kondisi siap saji maupun
setelah diawetkan selama waktu
tertentu (Setijo Pitojo & Zumiati, 2009).
Penentuan mutu bahan pangan
pada umumnya sangat tergantung
pada beberapa faktor, seperti cita
“(yaitu) orang-orang yang mengikut
rasul, Nabi yang Ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan
yang
ma'ruf
dan
melarang mereka dari mengerjakan
yang mungkar dan menghalalkan bagi
mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari
mereka beban-beban dan belenggubelenggu yang ada pada mereka.
Maka orang-orang yang beriman
kepadanya.
memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya
yang
terang
yang
diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka Itulah
orang-orang yang beruntung” (Qs AlA’raf ayat 157).
Islam sangat memperhatikan
terhadap asupan makanan yang baik
dan halal dari manfaat berbagai aspek,
intelektual, fisik maupun mental (Abdul
Basith, 2004). Dari asupan makanan
dan minumam yang dicerna oleh
manusia, akan menimbulkan dan
menghasilkan berbagai kebutuhan
15
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
yang dibutuhkan oleh tubuh dan
keturunan manusia itu sendiri. Oleh
karena itu, makanan dan minuman
suatu hal yang sangat diperhatikan
dalam Islam. Dari dunia sampai akhirat
nanti, makan dan minuman akan
dipertanyakan oleh Allah SWT., maka
al-Qur’an dan sunnah mengajarkan
koridor-koridor makanan yang baik dan
halal.
memudahkan penerima pesan
untuk memahami pesan yang
disampaikan.
Saran
Adanya berbagai keterbatasan
dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Pendidikan di Sekolah Dasar
a. Pendidikan gizi secara umum
dan khusus seharusnya sejak
dini diberikan pada anak usia
Sekolah Dasar, agar dapat
dijadikan salah satu cara untuk
meningkatkan
pengetahuan,
sikap dan perilaku konsumsi
makan anak sekolah, karena
anak usia sekolah merupakan
kelompok yang rentan terhadap
penyakit
yang
disebabkan
kekurangan
gizi
dan
merupakan kelompok yang
strategi
dalam
upaya
perubahan perilaku terhadap
gizi dan kesehatan di masa
depan.
b. Penggunakan media dapat
menjadi masukan bagi para
guru dan Sekolah dalam
meningkatkan
pengetahuan
gizi pada anak Sekolah.
2. Bagi Pemerintah
a. Menyusun
kurikulum
pendidikan
dengan
menyisipkan
materi-materi
tentang
pendidikan
gizi,
terutama pada sekolah tingkat
dasar,
sehingga
akan
memberikan
pemahaman
dalam
pemilihan makanan
yang sehat.
b. Berkolaborasi dengan berbagai
instansi terkait dalam upaya
meningkatkan
pemahaman
pada anak usia sekolah terkait
dengan pemilihan jajan yang
sehat.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
bukan hanya untuk meningkatkan
pengetahuan
saja
melainkan
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
tentang pengaruh pendidikan gizi
tentang makanan
jajanan sehat
dengan media buku saku terhadap
pengetahuan dalam pemilihan jajanan
anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tingkat pengetahuan siswa kelas
IV di SD Muhammadiyah 16
Surakarta tentang pemilihan jajan
anak
sebelum
melakukan
pendidikan gizi dengan media buku
saku termasuk dalam kategori
cukup (63,0%).
2. Tingkat pengetahuan siswa kelas
IV di SD Muhammadiyah 16
Surakarta tentang pemilihan jajan
anak
sesu
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DENGAN MEDIA BUKU SAKU
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DALAM PEMILIHAN
JAJAN ANAK SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program DIII Gizi FIK UMS
Disusun Oleh:
ABIDIN DIDIK ACHMADI
J 300 120 051
PROGRAM STUDI DIII GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
2
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DENGAN MEDIA BUKU SAKU TERHADAP
PENINGKATAN PENGETAHUAN DALAM PEMILIHAN JAJAN ANAK
SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA
Abidin Didik Achmadi*
Muwakhidah, SKM., M.Kes** dan Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi**
ABSTRAK
Latar Belakang: Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting
dalam memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah.
Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi tentang
makanan jajanan sehat dengan media buku saku terhadap pengetahuan dalam
pemilihan jajanan anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian
quasi experiment atau eksperimen semu. Adapun pendekatan yang digunakan
adalah one group pretest-posttest design, yaitu pada masing-masing kelompok
diberikan pre test dan post test. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 4
SD Muhammadiyah 16 Surakarta yang berjumlah 101 siswa, sedangkan sampel
penelitian adalah 46 siswa kelas 4 SD Muhammadiyah 16 Surakarta.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat pengetahuan siswa kelas IV
di SD Muhammadiyah 16 Surakarta tentang pemilihan jajan anak sebelum
melakukan pendidikan gizi dengan media buku saku termasuk dalam kategori
cukup (63,0%). Tingkat pengetahuan siswa kelas IV di SD Muhammadiyah 16
Surakarta tentang pemilihan jajan anak sesudah melakukan pendidikan gizi
dengan media buku diketahui mengalami peningkatan, sehingga sebagian besar
siswa mempunyai pengetahuan yang termasuk dalam kategori cukup (73,9%).
Terdapat pengaruh pendidikan gizi tentang makanan jajanan sehat dengan
media buku saku terhadap pengetahuan dalam pemilihan jajanan anak SD
Muhammadiyah 16 Surakarta (p= 0,021).
Kesimpulan: Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh
pendidikan gizi tentang makanan jajanan sehat dengan media buku saku
terhadap pengetahuan dalam pemilihan jajanan anak SD Muhammadiyah 16
Surakarta.
Kata kunci : buku saku, jajanan sehat
1
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
ABSTRACT
EFFECT ON FOOD NUTRITION EDUCATION WITH POCKETS OF
KNOWLEDGE IN SELECTING CHILDREN SNACK
SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA
Background: Snack food holds an important role in providing energy intake and
other nutrients for children of school age.
Purpose: The purpose of this study was to determine the effect of nutrition
education about healthy snacks with media pocket book of knowledge in the
selection of snacks elementary school children Muhammadiyah 16 Surakarta.
Method: This study uses quantitative methods to research the type of quasiexperimental or quasi-experimental. The approach used was one group pretestposttest design, ie in each group was given a pre-test and post-test. The
population in this study is a 4th grade student Surakarta Muhammadiyah totaling
16 101 students, while the study sample was 46 students 4th grade 16
Muhammadiyah Surakarta.
Result: The results showed that the level of knowledge of fourth grade students
in elementary school about the selection of Surakarta Muhammadiyah 16
children snack before doing nutrition education with media pocket book included
in the category enough (63.0%). The level of knowledge of fourth grade students
in 16 elementary Muhammadiyah Surakarta on child allowance election after
doing nutrition education with media note book has increased, so most students
have knowledge included in the category enough (73.9%). There is the influence
of nutrition education about healthy snacks with media pocket book of knowledge
in the selection of snacks 16 Surakarta Muhammadiyah elementary school
children (p = 0.021).
Conclusion: It can be concluded that the influences of nutrition education about
healthy snacks with media pocket book of knowledge in the selection of snacks
16 Surakarta Muhammadiyah elementary school children.
Keywords : pocket books, healthy snacks
PENDAHULUAN
Makanan jajanan memegang
peranan yang cukup penting dalam
memberikan asupan energi dan zat
gizi lain bagi anak-anak usia sekolah.
Konsumsi makanan jajanan anak
sekolah perlu diperhatikan karena
aktivitas anak yang tinggi. Konsumsi
makanan jajanan anak diharapkan
dapat memberikan kontribusi energi
dan zat gizi lain yang berguna untuk
pertumbuhan anak (Hamida, et al,
2012).
Jajanan
anak
sekolah
merupakan masalah yang perlu
diperhatikan masyarakat, khususnya
orang tua dan guru karena makanan
jajanan ini sangat berisiko terhadap
cemaran biologis atau kimiawi yang
banyak mengganggu kesehatan, baik
jangka pendek dengan terjadinya sakit
perut atau muntaber maupun jangka
panjang seperti kanker.
Anak
sekolah
merupakan
generasi
penerus
bangsa
dan
merupakan modal pembangunan,
sehingga tingkat kesehatannya perlu
2
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
dibina
dan
ditingkatkan.
Upaya
kesehatan tersebut adalah perbaikan
gizi terutama diusia sekolah dasar
yaitu usia 7-12 tahun. Gizi yang baik
akan menghasilkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu
sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang
tangguh serta produktif. Berdasarkan
hal itu, perbaikan gizi anak sekolah
dasar khususnya merupakan langkah
strategis karena dampaknya secara
langsung
berkaitan
dengan
pencapaian SDM yang berkualitas
(Depkes RI, 2005).
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi status gizi anak adalah
kebiasaan makan. Kebiasaan anak
senang jajan dapat berdampak buruk
sebab banyak makanan jajanan yang
tidak aman dan tidak sehat beredar.
Mengonsumsi makanan jajanan yang
tidak aman dan tidak sehat dapat
menyebabkan anak terkena penyakit
dan dapat menurunkan status gizi
anak (Haryanto, 2002).
Tatanan sekolah merupakan
salah satu ruang lingkup promosi
kesehatan. Promosi kesehatan di
lingkungan sekolah sangat efektif
karena anak sekolah merupakan
sasaran yang mudah dijangkau sebab
terorganisasi dengan baik serta
merupakan kelompok umur yang peka
dan mudah menerima perubahan.
Anak sekolah juga berada dalam tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan
sehingga mudah untuk dibimbing,
diarahkan, dan ditanamkan kebiasaankebiasaan baik (Lucie, 2005). Edukasi
kesehatan dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode dan
media yang disesuaikan dengan
sasaran.
Cara
efektif
dalam
pendekatan kelompok adalah dengan
buku saku. Pada metode edukasi gizi
dengan media visual poster dapat
terjadi proses perubahan perilaku
kearah yang diharapkan melalui peran
aktif sasaran dan saling tukar
pengalaman
sesama
sasaran
(Notoatmodjo, 2005).
Hasil penelitian Lytle, et al.,
(2000); Levinger (2005) menyimpulkan
bahwa
keluarga,
sekolah
dan
lingkungan masyarakat berpengaruh
terhadap pengetahuan, keterampilan
dan sikap anak, sehingga sangat
dibutuhkan
dalam
rangka
mempromosikan pola makan yang
sehat dan pemilihan makan dan pola
makan
yang
sehat.
Beberapa
penelitian tentang pendidikan gizi
terutama tentang besi dan kadar
hemoglobin
melaporkan
bahwa
pendidikan gizi memberikan pengaruh
yang positif terhadap pengetahuan gizi
besi
dan
kadar
hemoglobin.
Pendidikan gizi pada anak di sekolah
dasar diberikan dengan harapan
pengetahuan gizi anak dan pola
makan anak akan berubah sehingga
asupan makan terutama asupan besi
anak akan lebih baik. Asupan besi
yang
lebih
baik,
maka kadar
hemoglobin anak akan meningkat. Ada
kecenderungan peningkatan rerata
kadar hemoglobin, pengetahuan, sikap
dan praktek pada anak sekolah yang
mendapatkan
model
Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dengan
pemberian buku tentang gizi (Kartini
dkk., 2001).
Buku saku adalah suatu media
untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik
berupa tulisan maupun gambar. Hasil
penelitian
Kartini
dkk.,
(2001)
menunjukkan ada kecenderungan
peningkatan pengetahuan, sikap dan
praktek pada anak sekolah yang
mendapatkan
model
Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dengan
pemberian buku tentang anemia.
Selanjutnya pemberian pendidikan gizi
dengan metode partisipasi, ditambah
suplementasi tablet besi satu minggu
dua kali selama 12 minggu dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap
siswi SLTP tentang anemia (Sakti dkk.,
3
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
anak sekolah dasar senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja
dalam kelompok dan senang dalam
merasakan atau melakukan sesuatu
secara langsung. Anak sekolah dasar
senang bergerak dan dapat duduk
dengan tenang paling lama kira-kira 30
menit. Dalam pergaulan dengan
kelompok sebaya, anak belajar aspekaspek
penting
dalam
proses
sosialisasi, seperti belajar memenuhi
peraturan kelompok, belajar setia
kawan, belajar tidak tergantung
kepada orang lain dan diterima di
lingkungannya,
belajar
menerima
tanggung jawab, belajar bersaing
dengan orang lain secara sehat dan
sportif (Notoatmodjo, 2003).
Status gizi pada anak ditentukan
oleh konsumsi pangan dan pola asuh
yang diperolehnya. Semakin baik
kondisi pangan yang dikonsumsi serta
semakin baik pola asuh yang
diperoleh, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas maka akan semakin
baik pula status gizi anak (Herdinsyah,
2007). Anak usia sekolah banyak
mengkonsumsi makanan ringan atau
snack sebab pada umumnya anak
tidak dapat mengkonsumsi makanan
dalam jumlah banyak sehingga
membutuhkan snack agar kebutuhan
gizinya terpenuhi (Brown, 2005).
2003). Penelitian ini membuktikan
pendidikan gizi dua minggu sekali
dengan alat bantu buku saku efektif
untuk meningkatkan pengetahuan gizi.
Hasil penelitian lain menunjukkan hasil
serupa bahwa pendidikan gizi besi
efektif
untuk
meningkatkan
pengetahuan dan sikap tentang
anemia (Jamil, 2000; Rojhani & Bugaj,
2004).
SD Muhammadiyah 16 Surakarta
ini letaknya berhadapan langsung
dengan jalan sehingga memudahkan
akses pedagang makanan jajanan
dengan murid, makanan jajanan yang
dijual oleh pedagang makanan jajanan
kaki lima tidak aman, masih banyak
murid yang membeli makanan jajanan
pada pedagang makanan jajanan, dan
memiliki jumlah murid terbanyak
dibandingkan dengan SD di Kelurahan
Karangasem sehingga kemungkinan
murid terpapar makanan jajanan yang
tidak aman lebih besar. Disamping itu,
peneliti ingin mengetahui apakah
terdapat pengaruh pendidikan gizi
tentang makanan
jajanan sehat
dengan media buku saku terhadap
pengetahuan dan sikap pemilihan
jajanan anak SD Muhammadiyah 16
Surakarta.
TINJAUAN PUSTAKA
Anak Sekolah Dasar
Usia antara 6-12 tahun merupakan
usia anak duduk di sekolah dasar.
Pada permulaan usia 6 tahun, anak
mulai masuk sekolah sehingga anakanak mulai masuk ke dalam dunia
baru, mulai banyak berhubungan
dengan orang-orang diluar dan mulai
berkenalan dengan lingkungan baru
dalam hidupnya. Sehingga dapat
mempengaruhi
kebiasaan
makan
anak.
Kegembiraan
di
sekolah
menyebabkan
anak-anak
sering
menyimpang dari kebiasaan waktu
makan pada anak (Moehji, 2003).
Beberapa gambaran karakteristik
anak sekolah dasar antara lain usia
Pengetahuan tentang Gizi
Pengetahuan diperoleh setelah
orang
melakukan
penginderaan
terhadap objek tertentu melalui panca
indera
manusia
yaitu
indera
penglihatan, pendengaran, penciuman,
raba dan rasa. Namun sebagian besar
pengetahuan ditangkap melalui mata
dan telinga. Pengetahuan gizi dan
kesehatan merupakan pengetahuan
mengenai peran makanan dan zat gizi,
sumber zat gizi yang terdapat pada
makanan, makanan yang aman
dimakan sehingga tidak menyebabkan
sakit, dan cara mengolah makanan
yang baik, serta cara hidup yang
4
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
dasar bagi kebiasaan makannya.
Anak-anak
mempunyai
rasa
keingintahuan yang besar. Sehingga
program-program di sekolah dasar
hendaknya dimaksudkan agar anak
mampu memilih dan menikmati aneka
ragam makanan yang mengandung
zat gizi. Selain itu salah satu tujuan
dari
pendidikan
gizi
yaitu
mengembangkan
sikap
serta
pengetahuan
mengenai
peranan
makanan yang bergizi bagi kesehatan
(Suhardjo, 2003).
Umumnya sikap kritis dan berhatihati mengenai soal makan belum
dimiliki anak Indonesia. Kurikulum
pendidikan dasar belum mengajarkan
ilmu gizi secara profesional. Selain itu
masih
jarang
sekolah
yang
memperkenalkan acara makan siang
dan
diprogram
dengan
baik
(Soekirman 2000 dalam Niryati, 2010).
Upaya pendidikan gizi di sekolah
mempunyai peluang besar untuk
meningkatkan pengetahuan tentang
gizi karena siswa diharapkan dapat
menjadi jembatan bagi guru dalam
menjangkau orang tuanya. Oleh sebab
itu informasi gizi sebaiknya perlu
diterapkan
dalam
istilah
yang
sederhana serta mudah dikenal
sehingga secara efektif pengetahuan
mampu digunakan (Niryati, 2010).
sehat. Pengetahuan menjadi domain
yang penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang (Notoatmodjo,
2005).
Penanaman
pengetahuan
diharapkan mampu membentuk sikap
yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap perilaku. Upaya pendidikan
kesehatan yang didesain sebaik
mungkin dapat meningkatkan status
gizi dan dapat memperbaiki perilaku
hidup sehat seseorang (Pickett dan
Hanlon, 2009).
Pendidikan Gizi
Pendidikan
merupakan
suatu
proses komunikasi dengan tujuan
untuk
menyampaikan
informasi
sehingga dapat menumbuhkan minat
serta perhatian para peserta didik
(Haryoko, 2009). Sedangkan menurut
Bastian (2006) pendidikan merupakan
suatu
sarana
yang
dapat
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) serta merupakan alat
yang dapat menghasilkan perubahan
pada
manusia
karena
dengan
pendidikan dapat mengetahui apapun
yang belum diketahui sebelumnya.
Pendidikan gizi diberikan agar
seorang anak dapat merubah perilaku
konsumsinya menjadi lebih baik.
Selain itu pendidikan gizi diberikan
agar
dapat
meningkatkan
pengetahuan gizi khususnya, serta
agar membentuk sikap positif terhadap
makanan yang bergizi dalam rangka
menciptakan kebiasaan makan yang
baik (Khomsan, 2000). Sebaiknya
pendidikan gizi diberikan sejak usia
dini dan mulai diberikan pada murid TK
dan SD, sebab mengingat pada usia
ini cenderung memiliki kebiasaan sikap
yang mudah dibentuk (Khomsan,
2002).
Keuntungan
yang
diberikan
apabila pendidikan gizi diberikan
kepada anak yaitu usia anak memiliki
pemikiran
yang
terbuka
dan
pengetahuan yang diterima menjadi
Buku
Saku
sebagai
Media
Pendidikan Gizi
Kampanye
sosial
dengan
menggunakan media cetak merupakan
pilihan yang sangat tepat (Haverlock,
2001 dalam Harahap, 2009). Salah
satu media cetak yang cocok untuk
digunakan dalam pemasaran sosial
adalah buku saku. Menurut Ritonga
(2008),
buku
saku
mampu
menyebarluaskan informasi dengan
lebih cepat dan dengan jangkauan
yang lebih luas. Selain itu, buku saku
mengandung unsur teks, gambar dan
foto yang apabila disajikan dengan
baik akan mampu menimbulkan daya
5
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
sedang
menunggu pergantian
guru, atau ketika guru tidak
mengajar.
4. Dilengkapi dengan design cover,
huruf dan warna sehingga menarik
bagi siswa untuk memilikinya.
Hasil penelitian Harris, Bargh &
Brownell (2009) menyebutkan bahwa
anak
akan
lebih
banyak
mengkonsumsi jajanan setelah melihat
iklan makanan. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian kualitatif yang
dilakukan oleh Hawkins dan Allison
(2009) yang menyatakan bahwa anakanak
mempelajari
dan
mengembangkan
pengetahuan
tentang kesehatan dari berbagai
sumber, misalnya sekolah, keluarga,
buku, label nutrisi dan media yang
lainnya. Penelitian tersebut juga
menemukan bahwa televisi merupakan
media utama yang berpengaruh
terhadap pengetahuan, sikap dan
perilaku anak tentang kesehatan.
Meskipun demikian, perkembangan
teknologi media audio visual sekaran
ini tidak menyurutkan kehadiran media
cetak sebagai salah satu sumber
informasi yang digemari masyarakat.
Media cetak disamping lebih murah,
dapat sewaktu-waktu diakses oleh
anak usia sekolah sehingga intensitas
paparan yang lebih sering dapat
meningkatkan efektifitas pesan.
Media cetak merupakan media
yang paling dekat dengan siswa.
Materi cetak juga menempati posisi
penting dalam pendidikan kesehatan
karena memberikan pesan jelas yang
dapat dibawa kerumah. Materi itu
efektif dalam memperkuat informasi
yang
disampaikan secara
lisan
ataupun bila memang digunakan
sebagai media untuk menyampaikan
informasi itu sendiri (Bensley dan
Fisher, 2009). Media digunakan dalam
kegiatan pembelajaran karena memiliki
kemampuan untuk (1) menyajikan
peristiwa yang kompleks dan rumit
menjadi
lebih
sistematik
dan
tarik yang dapat meningkatkan minat
baca
seseorang
sehingga
memudahkan penerima pesan untuk
memahami pesan yang disampaikan.
Ukuran buku saku yang kecil akan
memudahkan
seseorang
untuk
membawa maupun menyimpannya
untuk dapat dibaca kapan saja bila
diperlukan. Dengan demikian, buku
saku sebagai media cetak dapat
menjadi
media
alternatif
untuk
menyampaikan pesan dan mampu
mengubah
persepsi
serta
pengetahuan anak sekolah dasar
tentang jajanan sehat.
Anderson (Dalam Sardiman, dkk :
2006; Hamalik, 2004; Miarso, dkk:
2006)
mengklasifikasikan
buku
sebagai media cetak yang dapat
digunakan
dalam
pembelajaran.
Anderson menyebutkan 3 jenis media
cetak, yakni: buku teks terprogram,
buku pegangan/manual, dan buku
tugas.
Berdasarkan
pendapat
Anderson tersebut, maka buku saku
yang dimaksudkan dalam penelitian ini
termasuk
dalam
buku
pegangan/manual. Untuk lebih jelas,
“buku saku” yang dikembangkan ini
memiliki karateristik sebagai berikut:
1. Dikembangkan
dengan
menggunakan
prinsip-prinsip
teknologi pembelajaran dengan
maksud untuk memudahkan siswa
mempelajarinya atau manfaatkan
konten yang dikembangkan dalam
buku tersebut.
2. Berisi pesan-pesan bimbingan dan
konseling belajar yang mudah
dipahami
dan
praktis
untuk
diterapkan
siswa.
Hal
ini
disebabkan karena pesan-pesan
tersebut dikembangkan dalam
bahasa sederhana, jelas, singkat
dan padat, dan praktis.
3. Dibuat dalam bentuk kecil, yang
dapat diisi di “saku” baju, sehingga
dapat dibawa ke mana-mana.
Dengan demikian setiap saat dapat
dibaca, misalnya dalam kendaraan,
6
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
produk
makanan
dan
jajanan,
distributor atau home industry harus
menyajikan makanan dan jajanan
secara menarik untuk mempengaruhi
daya minat konsumen membeli produk
tersebut. Oleh karena itu, penggunaan
bahan tambahan makanan (BTM)
dalam pembuatan makanan,minuman,
maupun jajanan makin pesat seiring
dengan makin banyaknya jenis
makanan, minuman, dan jajanan yang
diproduksi, dijual, dan dikonsumsi, baik
dalam kondisi siap saji maupun
setelah diawetkan selama waktu
tertentu (Setijo Pitojo & Zumiati, 2009).
Penentuan mutu bahan pangan
pada umumnya sangat tergantung
pada beberapa faktor, seperti cita
rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga
sifat mikrobiologis. Tetapi, sebelum
faktor-faktor lain dipertimbangkan,
secara visual faktor warna tampil lebih
dahulu dan kadang-kadang sangat
menentukan (Winarno, 2008). Selain
sebagai faktor yang ikut menentukan
mutu, warna juga dapat digunakan
sebagai indikator kesegaran atau
kematangan. Baik tidaknya cara
pencampuran atau cara pengolahan
dapat ditandai dengan adanya warna
yang seragam, merata dan setabil,
Sehingga hal ini dapat menarik minat
konsumen.
Islam
sangat
menganjurkan makan dam minum
yang baik dan halal, tentunya hal ini
tidak lepas dari kebutuhan pokok
kesehatan. Di samping itu, al-Qur’an
telah
meletakkan
kaidah
untuk
makanan yang baik dan yang
diharamkan (Asyhari, 2009). Dalam
firman-Nya Qs Al-A’raf (7) ayat 157
disebutkan:
sederhana, (2) meningkatkan daya
tarik dan perhatian pembelajar dan (3)
meningkatkan
sistematika
pembelajaran (Hasyim, 2008).
Materi dan istilah-istilah tentang
penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan gizi yang dimuat dalam
buku saku menggunakan kata-kata
yang sederhana, selain itu buku saku
juga berisi gambar gambar seperti
nyata sehingga responden dapat
membaca sekaligus melihat contoh
makanan yang bergizi dan penyakit
penyakit yang disebabkan karena
kekurangan gizi melalui gambar.
Materi buku saku juga memuat contoh
dalam bentuk cerita pendek agar
responden lebih dapat memahami dan
mengerti hubungan antara informasi
yang diperoleh mereka dengan
masalah mereka sendiri. Menurut
Rapiasih, Dkk, (2010) Pancaindera
menentukan berapa banyak informasi
yang diserap jika melibatkan mata,
telinga disertai diskusi, latihan dan
penggunaan, maka informasi akan
terserap 90%. Hal yang sama juga
didapatkan pada penelitian Reppie
(2007)
yang
mendapati
bahwa
konseling gizi dengan buku saku dapat
mempengaruhi penurunan asam urat
darah dan asupan purin. Persamaan
ini juga dimungkinkan karena faktor
pendidikan,
pendidikan
dapat
mempengaruhi pola pikir seseorang
termasuk
dalam
memanfaatkan
informasi tentang gizi.
Jajan Sehat dalam Pandangan Islam
Makanan merupakan asupan gizi
yang dibutuhkan, oleh karena itu
asupan yang akan dicerna oleh tubuh
harus mempunyai standarisasi empat
sehat lima sempurna, dewasa ini
perkembangan
ketertarikan
masyarakat terhadap beberapa produk
makanan dan jajanan merupakan
peluang usaha yang prospektif untuk
ditekuni oleh industri kecil atau industri
rumah tangga. Banyaknya persaingan
“(yaitu) orang-orang yang mengikut
rasul, Nabi yang Ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan
yang
ma'ruf
dan
melarang mereka dari mengerjakan
7
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
makanan itu layak atau tidak untuk
dikonsumsi. Apakah makanan dan
jajanan tersebut sudah aman dari zatzat kimiawi ataupun tidak, dan
bagaimana pandangan hukum Islam
apakah ini nanti termasuk dalam satu
penipuan terhadap konsumen
Islam
sangat
memperhatikan
terhadap asupan makanan yang baik
dan halal dari manfaat berbagai aspek,
intelektual, fisik maupun mental (Abdul
Basith, 2004). Dari asupan makanan
dan minumam yang dicerna oleh
manusia, akan menimbulkan dan
menghasilkan berbagai kebutuhan
yang dibutuhkan oleh tubuh dan
keturunan manusia itu sendiri. Oleh
karena itu, makanan dan minuman
suatu hal yang sangat diperhatikan
dalam Islam. Dari dunia sampai akhirat
nanti, makan dan minuman akan
dipertanyakan oleh Allah SWT., maka
al-Qur’an dan sunnah mengajarkan
koridor-koridor makanan yang baik dan
halal.
Kodrat Allah dan kemu’jizatan-Nya
juga menghendaki ini (Jamaluddin
Mahran, 2006). Dimana makanan dan
minuman yang dibutuhkan oleh tubuh
haruslah mengcover dari empat sehat
lima sempurna, esensi dari jaminan
kesehatan yang harus didapatkan oleh
konsumen haruslah terjamin tanpa
adanya zat-zat yang ditambahkan
dalam makan, yang bersifat kimiawi
yang bisa merusak organ tubuh
manusia itu sendiri. Asupan gizi yang
murni dan alami tanpa adanya
tambahan zat sintetis adalah suatu
keharusan yang didapat oleh tubuh,
daya tahan imunitas tubuh terhadap
berbagai penyakit akan lebih tinggi dan
baik. dan dilarangnya makan yang
berlebih-lebihan.
yang mungkar dan menghalalkan bagi
mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari
mereka beban-beban dan belenggubelenggu yang ada pada mereka.
Maka orang-orang yang beriman
kepadanya.
memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya
yang
terang
yang
diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka Itulah
orang-orang yang beruntung” (Qs AlA’raf ayat 157).
At tayyibat (yang baik-baik) adalah
semua yang dianggap baik dan
dinikmati oleh manusia, tanpa adanya
nash/dalil pengharamannya (Asyhari,
2009). Begitu pula jika dianggap kotor
maka makanan atau jajanan itu
diharamkan:
“dan Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah” (Qs Al
Mukminun: 12).
Berdasarkan ayat tersebut bahwa
manusia diciptakan dari sari pati
(berasal) dari tanah maka kedudukan
makanan
dalam
Islam
sangat
diperhatikan
kemurnian
dan
kehalalannya
untuk
dikonsumsi.
Makanan
dan
jajanan
adalah
kebutuhan
pokok,
secara
tidak
langsung bisa dikatakan kebutuhan
tersebut tidak dapat dihindari, baik
yang bersifat jajanan dan makanan
yang diperjualbelikan olehpedagang.
Anwar
al-Mufti
memberikan
keterangan
bahwa
usus
akan
menyerap air yang mengandung gula
kurang dari lima menit (Fauzi
Muhammad, 2007) bila terdapat dalam
campuran
susu
kedelai
yang
diedarkan setiap harinya, maka
konsumen akan telah mengkonsumsi
zat kimia yang terkandung dalam zat
pewarna sintetis (Winarno, 2008).
Ketidaktahuan konsumen sering
kali menjadi keuntungan bagi home
industry
dan
pedagang,
bahwa
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
metode kuantitatif dengan jenis
penelitian quasi experiment atau
eksperimen semu. Quasi eksperiment
yaitu rancangan eksperimental yang
8
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
mana peneliti tidak mampu mengubah
kondisi variabel independen yang kita
perlakukan sebagai perlakuan atau
treatment (Slamet, 2008). Adapun
pendekatan yang digunakan adalah
one group pretest-posttest design,
yaitu pada masing-masing kelompok
diberikan pre test dan post test. Pada
desain ini terdapat pretest sebelum
diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberikan
perlakuan).
Peneliti mengambil populasi siswa
kelas 4 SD Muhammadiyah 16
Surakarta yang berjumlah 101 siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
dapat diketahui bahwa jumlah sampel
penelitian adalah sebesar 50 siswa.
Teknik sampling yang digunakan
dalam pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan purposive
sampling yaitu teknik pengambilan
sampel
dimana
pemilihannya
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Cara seperti ini baik sekali untuk
dilakukan apabila tidak terdapat atau
sulit
menentukan
atau
menemukan kerangka sampel, meski
dapat juga dilakukan pada populasi
yang kerangka sampelnya sudah ada
(Notoatmodjo, 2005).
Muhammadiyah
16
Surakarta.
Pengambilan keputusan didasarkan
pada nilai asymp. sig. (p value).
Apabila nilai p < 0,05 menunjukkan
signifikan maka terdapat pengaruh
pendidikan gizi dengan media buku
saku terhadap pengetahuan pemilihan
jajanan anak SD Muhammadiyah 16
Surakarta, sedangkan jika p > 0,05
maka menunjukkan tidak terdapat
pengaruh pendidikan gizi dengan
media
buku
saku
terhadap
pengetahuan dalam pemilihan jajanan
anak
SD
Muhammadiyah
16
Surakarta.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Penelitian ini sedianya akan
dilakukan pada 50 siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 16 Surakarta, namun
berhubung dalam perjalanan penelitian
terdapat 4 siswa yang masuk dalam
kriteria eksklusi yakni tidak hadir dan
mengundurkan diri dalam proses
penelitian,
maka
penelitian
ini
dilakukan pada 46 siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 16 Surakarta. Adapun
pembahasan hasil analisis data
penelitian ini terdiri dari analisis
univariat dan bivariat.
Analisis univariat dalam penelitian
ini dilakukan untuk mendeskripsikan
karakteristik
subyek
penelitian
berdasarkan
tingkat
pengetahuan
dalam pemilihan jajan anak di SD
Muhammadiyah 16 Surakarta sebelum
dan sesudah mendapatkan pendidikan
gizi melalui media buku saku.
1. Pengetahuan Siswa kelas IV di SD
Muhammadiyah
16
Surakarta
tentang Pemilihan Jajan Anak
sebelum melakukan Pendidikan
Gizi dengan Media Buku Saku
Pendidikan gizi diberikan agar
seorang anak dapat merubah perilaku
konsumsinya menjadi lebih baik. Hasil
analisis univariat untuk pengetahuan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
16 Surakarta tentang pemilihan jajan
anak sebelum melakukan pendidikan
Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan
setelah data terkumpul yang diperoleh
dari kuesioner untuk menguji hipotesis
penelitian, maka perlu dicari hubungan
antara variabel bebas dan variabel
terikat dengan menggunakan fasilitas
komputer yaitu program SPSS versi
18.0. Karena desain penelitian ini one
group pretest-posttest design, maka
digunakan alat analisis paired sample
t-test dengan syarat data berdistribusi
secara normal.
Analisis paired sampel t-test
digunakan
untuk
membuktikan
pengaruh pendidikan gizi tentang
makanan jajanan sehat dengan media
buku saku terhadap pengetahuan
dalam pemilihan jajanan anak SD
9
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
gizi dengan media buku saku diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 1.
Statistik Diskriptif Pengetahuan Siswa
sebelum melakukan Pendidikan Gizi
dengan Media Buku Saku
n
Min
Maks
Mean
46
36
80
58,69
Adapun untuk mengetahui lebih
jelas tentang tingkat pengetahuan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
16 Surakarta tentang pemilihan jajan
anak sebelum melakukan pendidikan
gizi dengan media buku dapat dilihat
pada Gambar 1. sebagai berikut:
Std.
Deviasi
9,50
6.50%
30.50%
Hasil analisis statistik diskriptif
tentang pengetahuan siswa kelas IV di
SD Muhammadiyah 16 Surakarta
tentang pemilihan jajan anak sebelum
melakukan pendidikan gizi dengan
media bukus sakut diketahui bahwa
nilai minimum adalah 36; nilai
maksimum adalah 80 dan rata-rata
adalah 58,69 + 9,50; hal ini
menunjukkan
bahwa
sebelum
melakukan pendidikan gizi dengan
media buku saku tingkat pengetahuan
siswa tentang pemilihan jajan sehat
termasuk dalam kategori cukup.
Berdasarkan
hasil
analisis
univariat untuk tingkat pengetahuan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
16 Surakarta tentang pemilihan jajan
anak sebelum melakukan pendidikan
gizi dengan media buku saku diketahui
bahwa
sebagian
besar
siswa
mempunyai
pengetahuan
yang
termasuk dalam kategori cukup
(63,0%), sementara hanya 6,5% atau
3 siswa yang mempunyai pengetahuan
dengan kategori baik. Hasil penelitian
ini
konsisten
dengan
penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Hermina. et al (2008) tentang efek
intervensi pendidikan berbasis sekolah
pada anak usia 9-10 di Kota Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebelum
diberikan
intervensi
pendidikan berbasis sekolah tingkat
pengetahuan anak tentang gizi 91,7%
atau 33 anak termasuk dalam kategori
kurang baik dan hanya terdapat 8,3%
atau 3 anak yang mempunyai
pengetahuan baik.
63.00%
Baik
Cukup
Kurang
Gambar 1.
Tingkat Pengetahuan Siswa sebelum
melakukan Pendidikan Gizi dengan
Media Buku Saku
Pendidikan gizi diberikan agar
seorang anak dapat merubah perilaku
konsumsinya menjadi lebih baik.
Selain itu pendidikan gizi diberikan
agar
dapat
meningkatkan
pengetahuan gizi khususnya, serta
agar membentuk sikap positif terhadap
makanan yang bergizi dalam rangka
menciptakan kebiasaan makan yang
baik (Khomsan, 2000). Sebaiknya
pendidikan gizi diberikan sejak usia
dini dan mulai diberikan pada murid TK
dan SD, sebab mengingat pada usia
ini cenderung memiliki kebiasaan sikap
yang mudah dibentuk (Khomsan,
2002).
2. Pengetahuan Siswa kelas IV di SD
Muhammadiyah
16
Surakarta
tentang Pemilihan Jajan Anak
sesudah melakukan Pendidikan
Gizi dengan Media Buku Saku
Buku
saku
mampu
menyebarluaskan informasi dengan
lebih cepat dan dengan jangkauan
yang lebih luas. Selain itu, buku saku
mengandung unsur teks, gambar dan
foto yang apabila disajikan dengan
10
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
dilakukan oleh Eliana dan Solikhah
(2012) tentang penggunaan media
buku saku untuk meningkatkan
pengetahuan gizi anak kelas V SD
Muhammadiyah Dadapan Sleman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setelah dilakukan pendidikan gizi
dengan menggunakan media buku
saku seluruh anak (100%) mempunyai
pengetahuan gizi yang baik.
Adapun untuk mengetahui lebih
jelas tentang tingkat pengetahuan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
16 Surakarta tentang pemilihan jajan
anak sesudah melakukan pendidikan
gizi dengan media buku dapat dilihat
pada Gambar 2. sebagai berikut:
baik akan mampu menimbulkan daya
tarik yang dapat meningkatkan minat
baca
seseorang
sehingga
memudahkan penerima pesan untuk
memahami pesan yang disampaikan.
Ukuran buku saku yang kecil akan
memudahkan
seseorang
untuk
membawa maupun menyimpannya
untuk dapat dibaca kapan saja bila
diperlukan. Hasil analisis univariat
untuk tingkat pengetahuan siswa kelas
IV di SD Muhammadiyah 16 Surakarta
tentang pemilihan jajan anak sesudah
melakukan pendidikan gizi dengan
media buku diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 2.
Statistik Diskriptif Pengetahuan Siswa
sesudah melakukan Pendidikan Gizi
dengan Media Buku Saku
n
Min
Maks
Mean
Std.
Deviasi
46
40
80
59,91
9,02
Hasil analisis statistik diskriptif
tentang pengetahuan siswa kelas IV di
SD Muhammadiyah 16 Surakarta
tentang pemilihan jajan anak sesudah
melakukan pendidikan gizi dengan
media buku saku diketahui bahwa nilai
minimum adalah 40; nilai maksimum
adalah 80 dan rata-rata adalah 59,91 +
9,02; hal ini menunjukkan bahwa
sesudah melakukan pendidikan gizi
dengan media buku saku tingkat
pengetahuan siswa tentang pemilihan
jajan sehat termasuk dalam kategori
cukup.
Berdasarkan
hasil
analisis
univariat untuk tingkat pengetahuan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
16 Surakarta tentang pemilihan jajan
anak sesudah melakukan pendidikan
gizi dengan media buku diketahui
bahwa
sebagian
besar
siswa
mempunyai
pengetahuan
yang
termasuk dalam kategori cukup
(73,9%), sementara hanya 10,9% atau
5 siswa mempunyai pengetahuan
dengan kategori baik. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang telah
15.20%
10.90%
73.90%
Baik
Cukup
Kurang
Gambar 2
Tingkat Pengetahuan Siswa sesudah
melakukan Pendidikan Gizi dengan
Media Buku Saku
Pengetahuan
gizi
dan
kesehatan merupakan pengetahuan
mengenai peran makanan dan zat gizi,
sumber zat gizi yang terdapat pada
makanan, makanan yang aman
dimakan sehingga tidak menyebabkan
sakit, dan cara mengolah makanan
yang baik, serta cara hidup yang
sehat. Pengetahuan menjadi domain
yang penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang (Notoatmodjo,
2005).
Analisis Bivariat
Pengujian
hipotesis
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
analisis
bivariat.
Analisis bivariat dalam penelitian ini
11
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
bertujuan
untuk
menganalisis
pengaruh pendidikan gizi tentang
makanan jajanan sehat dengan media
buku saku terhadap pengetahuan
dalam pemilihan jajanan anak SD
Muhammadiyah 16 Surakarta. Analisis
bivariat dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan alat analisis
Paired Sample t test. Adapun
berdasarkan perhitungan diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 3.
Pengaruh Pendidikan Gizi tentang Makanan Jajanan Sehat dengan Media Buku
Saku terhadap Pengetahuan dalam Pemilihan Jajanan Anak
SD Muhammadiyah 16 Surakarta
Pendidikan Gizi
Sebelum Pendidikan Gizi
Sesudah Pendidikan Gizi
* Uji Paired Sample t Test
n
Rata-Rata
thitung
p
46
46
58,69 (+ 9,505)
59,91 (+ 9,023)
-2,384
0,021*
Pengaruh
pendidikan
gizi
tentang makanan
jajanan sehat
dengan media buku saku terhadap
pengetahuan dalam pemilihan jajanan
anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
diketahui
bahwa
sebelum
mendapatkan pendidikan gizi dengan
menggunakan media buku sakut
diperoleh
nilai
rata-rata
tingkat
pengetahuan sebesar 58,69 (+ 9,505),
sedangkan
sesudah
dilakukan
pendidikan gizi dengan menggunakan
media
buku
saku
mengalami
peningkatan nilai rata-rata tingkat
pengetahuan sebesar 59,91 (+9,023).
Hasil tersebut menunjukkan adanya
kecenderungan terjadinya peningkatan
tingkat
pengetahuan
sesudah
dilakukan pendidikan gizi dengan
menggunakan media buku saku.
Berdasarkan hasil uji Paired Sample
diperoleh nilai thitung = -2,384 dengan
p=
0,021.
Oleh
karena
hasil
perhitungan menunjukkan bahwa p <
0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat
pengaruh pendidikan gizi tentang
makanan jajanan sehat dengan media
buku saku terhadap pengetahuan
dalam pemilihan jajanan anak SD
Muhammadiyah 16 Surakarta.
Hasil
jawaban
tentang
pengetahuan siswa juga masih ada
beberapa pertanyaan yang dianggap
sulit
oleh
siswa,
diantaranya
pertanyaan No. 5 tentang bahaya
jajanan gorengan yang hanya mampu
dijawab oleh 48% siswa, pertanyaan
No. 14 tentang pemanis buatan yang
hanya mampu dijawab oleh 43%
siswa, pertanyaan No. 21 tentang
bahan pewarna makanan yang hanya
mampu dijawab oleh 48% siswa,
pertanyaan NO. 22 tentang bahan
tambahan pangan yang hanya mampu
dijawab oleh 46% siswa serta
pertanyaan No. 24 tentang penyakit
kanker usus, yang hanya dapat
dijawab oleh 39% dari siswa.
Rendahnya tingkat keberhasilan siswa
dalam
menjawab
pertanyaanpertanyaan nomor di atas disebabkan
oleh adanya beberapa pertanyaan
yang menggunakan istilah kurang
familiar
bagi siswa, diantaranya
tentang pemanis buatan lebih baik
daripada pewarna alamiah dan akibat
makan makanan tidak sehat dalam
jangka
waktu
panjang
bisa
menimbulkan penyakit, seperti kanker
usus. Rendahnya tingkat pengetahuan
siswa pada pertanyaan-pertanyaan
12
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
tersebut disebabkan adanya istilahistilah yang sulit dipahami oleh siswa
seperti pemanis buatan dan pewarna
alamiah serta penyakit kanker usus.
Istilah-istilah semacam itu sangat
asing ditelinga siswa, sehingga hampir
60% siswa tidak mampu menyajawab
pertanyaan tersebut dengan benar.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan oleh Eliana dan
Solikhah (2012) tentang penggunaan
media buku saku untuk meningkatkan
pengetahuan gizi anak kelas V SD
Muhammadiyah Dadapan Sleman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
buku saku Gizi memberikan pengaruh
terhadap pengetahuan gizi anak kelas
5 SD Muhammadiyah Dadapan di
Desa Wonokerto Kecamatan Turi
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Promosi
kesehatan
di
lingkungan sekolah sangat efektif
karena anak sekolah merupakan
sasaran yang mudah dijangkau sebab
terorganisasi dengan baik serta
merupakan kelompok umur yang peka
dan mudah menerima perubahan.
Anak sekolah juga berada dalam tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan
sehingga mudah untuk dibimbing,
diarahkan, dan ditanamkan kebiasaankebiasaan baik (Lucie, 2005). Edukasi
kesehatan dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode dan
media yang disesuaikan dengan
sasaran.
Cara
efektif
dalam
pendekatan kelompok adalah dengan
buku saku. Pada metode edukasi gizi
dengan media visual poster dapat
terjadi proses perubahan perilaku
kearah yang diharapkan melalui peran
aktif sasaran dan saling tukar
pengalaman
sesama
sasaran
(Notoatmodjo, 2005).
Anak
sekolah
merupakan
generasi
penerus
bangsa
dan
merupakan modal pembangunan. Oleh
karena itu tingkat kesehatannya perlu
dibina
dan
ditingkatkan.
Upaya
kesehatan tersebut adalah perbaikan
gizi terutama diusia sekolah dasar
yaitu usia 7-12 tahun. Gizi yang baik
akan menghasilkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu
sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang
tangguh serta produktif. Jadi perbaikan
gizi anak sekolah dasar khususnya
merupakan langkah strategis karena
dampaknya secara langsung berkaitan
dengan pencapaian SDM yang
berkualitas (Depkes RI, 2005).
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi status gizi anak adalah
kebiasaan makan. Kebiasaan anak
senang jajan dapat berdampak buruk
sebab banyak makanan jajanan yang
tidak aman dan tidak sehat beredar.
Mengonsumsi makanan jajanan yang
tidak aman dan tidak sehat dapat
menyebabkan anak terkena penyakit
dan dapat menurunkan status gizi
anak (Haryanto, 2002).
Buku saku adalah suatu media
untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik
berupa tulisan maupun gambar. Hasil
penelitian
Kartini
dkk.,
(2001)
menunjukkan ada kecenderungan
peningkatan pengetahuan, sikap dan
praktek pada anak sekolah yang
mendapatkan
model
Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dengan
pemberian buku tentang anemia.
Selanjutnya pemberian pendidikan gizi
dengan metode partisipasi, ditambah
suplementasi tablet besi satu minggu
dua kali selama 12 minggu dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap
siswi SLTP tentang anemia (Sakti dkk.,
2003).
Pendidikan gizi diberikan agar
seorang anak dapat merubah perilaku
konsumsinya menjadi lebih baik.
Selain itu pendidikan gizi diberikan
agar
dapat
meningkatkan
pengetahuan gizi khususnya, serta
agar membentuk sikap positif terhadap
makanan yang bergizi dalam rangka
menciptakan kebiasaan makan yang
13
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
baik (Khomsan, 2000). Sebaiknya
pendidikan gizi diberikan sejak usia
dini dan mulai diberikan pada murid TK
dan SD, sebab mengingat pada usia
ini cenderung memiliki kebiasaan sikap
yang mudah dibentuk (Khomsan,
2002).
Menurut Ritonga (2008), buku
saku
mampu
menyebarluaskan
informasi dengan lebih cepat dan
dengan jangkauan yang lebih luas.
Selain itu, buku saku mengandung
unsur teks, gambar dan foto yang
apabila disajikan dengan baik akan
mampu menimbulkan daya tarik yang
dapat meningkatkan minat baca
seseorang sehingga memudahkan
penerima pesan untuk memahami
pesan yang disampaikan. Ukuran buku
saku yang kecil akan memudahkan
seseorang untuk membawa maupun
menyimpannya untuk dapat dibaca
kapan saja bila diperlukan. Dengan
demikian, buku saku sebagai media
cetak dapat menjadi media alternatif
untuk menyampaikan pesan dan
mampu mengubah persepsi serta
pengetahuan anak sekolah dasar
tentang jajanan sehat.
Pengaruh
pendidikan
gizi
tentang makanan
jajanan sehat
dengan media buku saku terhadap
pengetahuan dalam pemilihan jajanan
anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
diketahui bahwa terdapat pengaruh
pendidikan gizi tentang makanan
jajanan sehat dengan media buku
saku terhadap pengetahuan dalam
pemilihan
jajanan
anak
SD
Muhammadiyah 16 Surakarta.
Media cetak merupakan media
yang paling dekat dengan siswa.
Materi cetak juga menempati posisi
penting dalam pendidikan kesehatan
karena memberikan pesan jelas yang
dapat dibawa kerumah. Materi itu
efektif dalam memperkuat informasi
yang
disampaikan secara
lisan
ataupun bila memang digunakan
sebagai media untuk menyampaikan
informasi itu sendiri (Bensley dan
Fisher, 2009). Media digunakan dalam
kegiatan pembelajaran karena memiliki
kemampuan untuk (1) menyajikan
peristiwa yang kompleks dan rumit
menjadi
lebih
sistematik
dan
sederhana, (2) meningkatkan daya
tarik dan perhatian pembelajar dan (3)
meningkatkan
sistematika
pembelajaran (Hasyim, 2008).
Hasil penelitian Harris, Bargh &
Brownell (2009) menyebutkan bahwa
anak
akan
lebih
banyak
mengkonsumsi jajanan setelah melihat
iklan makanan. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian kualitatif yang
dilakukan oleh Hawkins dan Allison
(2009) yang menyatakan bahwa anakanak
mempelajari
dan
mengembangkan
pengetahuan
tentang kesehatan dari berbagai
sumber, misalnya sekolah, keluarga,
buku, label nutrisi dan media yang
lainnya. Penelitian tersebut juga
menemukan bahwa televisi merupakan
media utama yang berpengaruh
terhadap pengetahuan, sikap dan
perilaku anak tentang kesehatan.
Meskipun demikian, perkembangan
teknologi media audio visual sekarang
ini tidak menyurutkan kehadiran media
cetak sebagai salah satu sumber
informasi yang digemari masyarakat.
Media cetak disamping lebih murah,
dapat sewaktu-waktu diakses oleh
anak usia sekolah sehingga intensitas
paparan yang lebih sering dapat
meningkatkan efektifitas pesan.
Materi dan istilah-istilah tentang
penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan gizi yang dimuat dalam
buku saku menggunakan kata-kata
yang sederhana, selain itu buku saku
juga berisi gambar gambar seperti
nyata sehingga responden dapat
membaca sekaligus melihat contoh
makanan yang bergizi dan penyakit
penyakit yang disebabkan karena
kekurangan gizi melalui gambar.
Materi buku saku juga memuat contoh
14
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga
sifat mikrobiologis. Tetapi, sebelum
faktor-faktor lain dipertimbangkan,
secara visual faktor warna tampil lebih
dahulu dan kadang-kadang sangat
menentukan (Winarno, 2008). Selain
sebagai faktor yang ikut menentukan
mutu, warna juga dapat digunakan
sebagai indikator kesegaran atau
kematangan. Baik tidaknya cara
pencampuran atau cara pengolahan
dapat ditandai dengan adanya warna
yang seragam, merata dan setabil,
Sehingga hal ini dapat menarik minat
konsumen.
Islam
sangat
menganjurkan makan dam minum
yang baik dan halal, tentunya hal ini
tidak lepas dari kebutuhan pokok
kesehatan,
sebagaimana
dalam
firman-Nya Qs Al-A’raf (7) ayat 157
disebutkan:
dalam bentuk cerita pendek agar
responden lebih dapat memahami dan
mengerti hubungan antara informasi
yang diperoleh mereka dengan
masalah mereka sendiri. Menurut
Rapiasih, Dkk, (2010) Pancaindera
menentukan berapa banyak informasi
yang diserap jika melibatkan mata,
telinga disertai diskusi, latihan dan
penggunaan, maka informasi akan
terserap 90%. Hal yang sama juga
didapatkan pada penelitian Reppie
(2007)
yang
mendapati
bahwa
konseling gizi dengan buku saku dapat
mempengaruhi penurunan asam urat
darah dan asupan purin. Persamaan
ini juga dimungkinkan karena faktor
pendidikan,
pendidikan
dapat
mempengaruhi pola pikir seseorang
termasuk
dalam
memanfaatkan
informasi tentang gizi.
Makanan merupakan asupan
gizi yang dibutuhkan, oleh karena itu
asupan yang akan dicerna oleh tubuh
harus mempunyai standarisasi empat
sehat lima sempurna, dewasa ini
perkembangan
ketertarikan
masyarakat terhadap beberapa produk
makanan dan jajanan merupakan
peluang usaha yang prospektif untuk
ditekuni oleh industri kecil atau industri
rumah tangga. Banyaknya persaingan
produk
makanan
dan
jajanan,
distributor atau home industry harus
menyajikan makanan dan jajanan
secara menarik untuk mempengaruhi
daya minat konsumen membeli produk
tersebut. Oleh karena itu, penggunaan
bahan tambahan makanan (BTM)
dalam pembuatan makanan,minuman,
maupun jajanan makin pesat seiring
dengan makin banyaknya jenis
makanan, minuman, dan jajanan yang
diproduksi, dijual, dan dikonsumsi, baik
dalam kondisi siap saji maupun
setelah diawetkan selama waktu
tertentu (Setijo Pitojo & Zumiati, 2009).
Penentuan mutu bahan pangan
pada umumnya sangat tergantung
pada beberapa faktor, seperti cita
“(yaitu) orang-orang yang mengikut
rasul, Nabi yang Ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan
yang
ma'ruf
dan
melarang mereka dari mengerjakan
yang mungkar dan menghalalkan bagi
mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari
mereka beban-beban dan belenggubelenggu yang ada pada mereka.
Maka orang-orang yang beriman
kepadanya.
memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya
yang
terang
yang
diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka Itulah
orang-orang yang beruntung” (Qs AlA’raf ayat 157).
Islam sangat memperhatikan
terhadap asupan makanan yang baik
dan halal dari manfaat berbagai aspek,
intelektual, fisik maupun mental (Abdul
Basith, 2004). Dari asupan makanan
dan minumam yang dicerna oleh
manusia, akan menimbulkan dan
menghasilkan berbagai kebutuhan
15
Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan
dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
yang dibutuhkan oleh tubuh dan
keturunan manusia itu sendiri. Oleh
karena itu, makanan dan minuman
suatu hal yang sangat diperhatikan
dalam Islam. Dari dunia sampai akhirat
nanti, makan dan minuman akan
dipertanyakan oleh Allah SWT., maka
al-Qur’an dan sunnah mengajarkan
koridor-koridor makanan yang baik dan
halal.
memudahkan penerima pesan
untuk memahami pesan yang
disampaikan.
Saran
Adanya berbagai keterbatasan
dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Pendidikan di Sekolah Dasar
a. Pendidikan gizi secara umum
dan khusus seharusnya sejak
dini diberikan pada anak usia
Sekolah Dasar, agar dapat
dijadikan salah satu cara untuk
meningkatkan
pengetahuan,
sikap dan perilaku konsumsi
makan anak sekolah, karena
anak usia sekolah merupakan
kelompok yang rentan terhadap
penyakit
yang
disebabkan
kekurangan
gizi
dan
merupakan kelompok yang
strategi
dalam
upaya
perubahan perilaku terhadap
gizi dan kesehatan di masa
depan.
b. Penggunakan media dapat
menjadi masukan bagi para
guru dan Sekolah dalam
meningkatkan
pengetahuan
gizi pada anak Sekolah.
2. Bagi Pemerintah
a. Menyusun
kurikulum
pendidikan
dengan
menyisipkan
materi-materi
tentang
pendidikan
gizi,
terutama pada sekolah tingkat
dasar,
sehingga
akan
memberikan
pemahaman
dalam
pemilihan makanan
yang sehat.
b. Berkolaborasi dengan berbagai
instansi terkait dalam upaya
meningkatkan
pemahaman
pada anak usia sekolah terkait
dengan pemilihan jajan yang
sehat.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
bukan hanya untuk meningkatkan
pengetahuan
saja
melainkan
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
tentang pengaruh pendidikan gizi
tentang makanan
jajanan sehat
dengan media buku saku terhadap
pengetahuan dalam pemilihan jajanan
anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tingkat pengetahuan siswa kelas
IV di SD Muhammadiyah 16
Surakarta tentang pemilihan jajan
anak
sebelum
melakukan
pendidikan gizi dengan media buku
saku termasuk dalam kategori
cukup (63,0%).
2. Tingkat pengetahuan siswa kelas
IV di SD Muhammadiyah 16
Surakarta tentang pemilihan jajan
anak
sesu