Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Theater of Dream: resital stick percussion T1 852012001 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar
Resital yang berjudul “Theater of Dream” terinspirasi dari band yang

berasal dari Boston yaitu Dream Theater, penulis sangat mengagumi band tersebut
sehingga diharapkan mampu memberi motivasi bahwa dengan melewati mimpi
dapat mewujudkan imajinasi yang kreatif sehingga mampu menyatukan antara
rasa dan imajinasi untuk membangun, menciptakan dan merealisasikan mimpi
(dream) tersebut kedalam sebuah pertunjukan drum dengan menampilkan
sebagian karya-karya dari Dream Theater.
Mimpi yang didasarkan pada imajinasi bisa dicapai oleh penulis, bila
menguasai keterampilan bahan dikarenakan dalam sebuah permainan drum
terdapat banyak sekali teknik-teknik yang harus dipelajari. Drum bukanlah alat
musik yang bernada sehingga memerlukan ekstra latihan yang cukup untuk
memperoleh skill yang diinginkan. Selain skill, olah rasa juga sangat penting
untuk menciptakan imajinasi (bayangan) yang ada pada setiap pemikiran orang
lain. Menjadikan imajinasi juga mempunyai peranan yang sangat penting untuk

kesuksesan dalam sebuah pertunjukan drum.

Gambar 1.1. Drum Set

1

Drumset atau sering disebut drum merupakan kumpulan dari alat musik
perkusi seperti bass drum, snare drum, tom, floor dan cymbal (crash, ride dan hihat). Drum juga merupakan alat musik yang tak bernada sehingga dikategorikan
dalam unpitch dan sebagian besar instrumen perkusi yang dikenal sebagai drum
termasuk dalam kategori membranophone. Membranophone menghasilkan suara
saat membran atau head tersebut dipukul. Beragam bentuk dari drum berpengaruh
pada suara yang dihasilkan, semakin kecil bentuk tabung drum suara yang
dihasilkan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya semakin besar bentuk drum
akan menghasilkan suara yang lebih rendah.1 Setiap bagian pada drum
mempunyai peranannya masing-masing untuk menciptakan ritme disetiap alunan
musik.
Bass drum adalah alat musik perkusi yang mempunyai fungsi untuk
memberikan aksen atau tekanan pada pattern atau pola irama. Bass drum juga
mempunyai ukuran standar yaitu 22” sedangkan pada format orkestra ukuran bass
drum mencapai 35” dan disebut sebagai grand cassa.2

Snare drum adalah alat musik perkusi yang mempunyai ukuran 10” sampai
14”. Untuk membrannya pun mempunyai nama batter head (membran bagian
atas) dan snare head (membran bagian bawah) karena dari bagian bawah inilah
snare dipasang melintang sehingga menimbulkan bunyi derak.3
Tom adalah alat musik perkusi yang nama istilahnya dipakai karena
mengacu pada variasi membran di setiap ukuran. Pada drumset standar untuk
ukuran 12” dikenal dengan nama small tom, sedangkan ukuran 13” dikenal
dengan nama medium tom dan floor tom dengan standar ukuran 16”. Floor tom
juga mempunyai nama lain yaitu large tom. Istilah floor atau large tom muncul

Marc De Douvan. “The Drumset History” dalam Marc De Douvan Online, 30 Juni
2015. http://www.marcdedouvan.com/en/instru.php?instru=drums.
2
James Blades, dkk., “Bass Drum.” Dalam The New Grove Dictionary of Music and
Musicians, ed. Stanley Sadie. Edisi ke-2. Jilid 7 (London: Mc Milan Publishers Ltd, 2001) , 608610.
3
James Blades, dkk. “Side Drum.” Dalam The New Grove Dictionary of Music and
Musicians, ed. Stanley Sadie. Edisi ke-2. Jilid 7 (London: Mc Milan Publishers Ltd, 2001), 610614.
1


2

dikarenakan selain ukurannya yang paling besar juga karena posisinya yang
diletakkan diatas lantai.4
Cymbal merupakan piringan perunggu tipis yang ditahan dibagian tengah
sehingga sisi luarnya bebas untuk bervibrasi (bergetar). Nama dan ukuran cymbal
juga bervariasi yaitu dari 6” sampai 22”. Untuk ukuran 6” sampai 10” dinamakan
splash, kegunaannya sebagai pemanis dalam drumset. Ukuran 14” dinamakan hihat, yang berfungsi untuk menjaga tempo dalam ritme dan bisa berfungsi untuk
variasi ritme. Ukuran 16” sampai 18” dinamakan crash, yang berfungsi untuk
memperkuat aksen yang dihasilkan oleh bass drum, sehingga keduanya saling
melengkapi dan memperkuat. Ukuran 20” sampai 22” dinamakan ride. Fungsinya
sama seperti hi-hat yaitu untuk menjaga tempo. Hi-hat dan ride digunakan
bergantian dan disesuaikan dengan kebutuhan pemain.5
Setiap pemilihan repertoar, khususnya repertoar drum didasarkan pada
beberapa style musik dan teknik pada setiap pola permainannya. Berikut
pemaparan repertoar yang akan dimainkan.
Repertoar berjudul Best of You karya Foo Fighters mewakili genre
alternative rock. Pemilihan repertoar tersebut didasarkan pada teknik independent
rock yang bertempo cepat sehingga sangat menguras stamina dan emosi penyaji.
Repertoar berjudul Freedom at Midnight karya David Benoit mewakili

genre jazz rock contemporary. Pemilihan repertoar tersebut didasarkan pada
teknik permainan sederhana, dalam arti pola ritme drum cenderung stabil
walaupun tentu ada beberapa fill in, strukturnya simetris, progresi akord yang
relatif simple. Meski demikian untuk memainkan karya ini diperlukan feel yang
kuat karena untuk mengontrol emosi dan harus peka terhadap sinkopasi.6
Repertoar berjudul Sugar Loaf Express karya Lee Ritenour mewakili
genre jazz rock fusion. Pemilihan repertoar tersebut didasarkan pada tingkat

James Blades, dkk. “Tenor Drum.” Dalam The New Grove Dictionary of Music and
Musicians, ed. Stanley Sadie. Edisi ke-2. Jilid 7 (London: Mc Milan Publishers Ltd, 2001), 614.
5
James Blades, dkk., “Drum.” Dalam The New Grove Dictionary of Music and
Musicians, ed. Stanley Sadie. Edisi ke-2. Jilid 7 (London: Mc Milan Publishers Ltd, 2001), 601607.
6
Ritme gaya yang bercirikan pada ketukan lemah.
4

3

kesulitan yang cukup menantang yaitu teknik dan feel penyaji karena mengontrol

emosi dan harus peka terhadap sinkopasi setiap repertoarnya.
Repertoar berjudul La Bamba karya Ritchie Valens (1957) yang
dipopulerkan oleh Los Lobos (1987) mewakili genre rock and roll. Pemilihan
repertoar didasarkan pada improvisasi pattern pada drum sehingga penulis tertarik
untuk mengembangkan dan menuangkan ide tetapi tetap memunculkan suasana
rock and roll itu sendiri.
Repertoar berjudul Overture 1928, Strange Deja Vu, Pull Me Under dan
The Best of Times karya Dream Theater mewakili genre progressive rock. Dalam
pemilihan 4 repertoar ini penulis ingin menampilkan pola ritme yang bervariasi
antara bass drum dan snare. Kemudian dengan perpindahan sukat dan tempo di
setiap repertoarnya. Band ini juga menjadi repertoar andalan bagi penulis, karena
dari awal menjadi pemain drum, penulis sangat mengagumi karya-karya dari band
Dream Theater.

B.

Tujuan Resital
1.

Menyajikan repertoar dari berbagai genre yang berbeda.


2.

Mengajak penonton supaya mengikuti, merasakan dan dapat
menciptakan

imajinasi

disetiap

pemikiran

masing-masing

perpindahan genre sehingga dapat terbawa suasana dan terhibur.
3.

Mengaplikasikan teknik-teknik permainan drum yang didapat selama
kuliah.


4

C.

Manfaat Resital
Diharapkan resital ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu, yaitu:
1.

Penulis akan mendapatkan pengalaman dalam merancang dan
melaksanakan resital tunggal.

2.

Fakultas Seni Pertunjukan UKSW akan mendapatkan sajian resital
drum yang disusun dan diselenggarakan oleh mahasiswa.

3.

Masyarakat atau penonton akan mendapatkan sajian resital yang
menarik oleh penulis. Melalui resital ini diharapkan penonton akan

mendapatkan

sensasi

pertunjukan

yang

berbeda

di

setiap

repertoarnya dan mampu berimajinasi mengikuti alur repertoar.

D.

E.


Daftar Repertoar
1.

“Best of You” - Foo Fighters

2.

“Freedom at Midnight” - David Benoit

3.

“Sugar Loaf Express” - Lee Ritenour

4.

“La Bamba” - Ritchie Valens

5.

“Overture 1928” - Dream Theater


6.

“Strange Deja Vu” - Dream Theater

7.

“Pull Me Under” - Dream Theater

8.

“The Best of Times” - Dream Theater

Rancangan Resital
1.

Waktu

: 8 Juni 2016


2.

Tempat

: Recital Hall – Gedung D

3.

Metode Pelaksanaan

:

Penyaji

akan

membawakan

repertoar

yang

disiapkan

dan

memainkannya dalam format minus one. Dibagi dalam dua sesi. Dalam
sesi I menampilkan genre Alternative Rock, Jazz Rock Contemporary, Jazz
Rock Fusion dan Rock and Roll. Dan sesi II menampilkan Progresive
Rock. Dalam sesi I dan II diselingi jeda 15 menit.

5

Pada sesi I, penulis akan membawakan repertoar yang berjudul
Best of You karya Foo Fighters. Kemudian dilanjutkan dengan karya dari
David Benoit yang berjudul Freedom at Midnight dengan genre jazz rock
contemporary untuk menggugah suasana dalam pertunjukan. Lalu
dilanjutkan dengan karya Lee Ritenour dengan repertoar yang berjudul
Sugar Loaf Express dengan genre jazz rock fusion. Sesi I ditutup dengan
repertoar yang berjudul La Bamba karya Ritchie Valens yang
dipopulerkan kembali oleh Los Lobos dengan genre rock and roll.
Pada sesi II ini akan bernuansa progressive rock, karena seluruh
repertoar adalah karya dari Dream Theater. Diawali dengan lagu
Overture 1928, Strange Deja Vu, Pull Me Under dan diakhiri dengan The
Best of Times.
Dalam resital ini akan menampilkan permainan drum secara
langsung dengan minus one drum7 saja, tetapi tetap mengemas pertunjukan
semaksimal mungkin dan dapat menghipnotis penonton terhadap konser
resital drum tersebut.

4.

Panitia Resital
Ketua

: Ezry Lustiasi

Sekretaris

: Rosalia Meita Widhiardanti

Bendahara

: Florentinus Susianto Trihatmodjo

Seksi Pubdok

: Mister Printing

Seksi Perkap

: Mario Putra Permana,Edwardo Dwicky .S.
dan Marta Dewi Ayuning Tyas

Seksi Konsumsi

: Theresia Minuk Suharni

Seksi Dokumentasi

: Anastasia Joan Thiores,Putri Puspita Sari

Operator lagu

: Fera Lonardy

7

Dalam suatu komposisi atau lagu, salah satu track instrumen atau vokal dihilangkan
untuk dimainkan secara langsung dengan pola atau bentuk tertentu. “Kamus Musik” (1992 : 86)

6