Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Nothing Impossible: Resital Stick Percussion T1 852016701 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar
Drum menjadi salah satu instrumen penting dalam perkembangan
musik, mengalami sejumlah perubahan menjadi salah satu instrumen yang
multifungsi. Drum bukan hanya menjadi instrumen pengiring saja, namun
juga menjadi instrumen yang dapat memberikan nuansa berbeda dalam
setiap komposisi musik. Sejarah menjelaskan bahwa pada mulanya,
instrumen drum hanya terdiri dari snare drum saja, kemudian berkembang
menjadi drum set lengkap pada era musik modern. 1
Penulis memberikan judul “Nothing Impossible” pada resital yang akan
dilakukan, sebagai permulaan pemaparan yang artinya “Tidak ada yang
tidak mungkin”. Dalam hal ini penulis akan membuktikan judul tersebut
sebagai motivasi dalam menghadapi kesulitan. Jika kita mau berusaha dan
rajin berlatih maka sesuatu yang sulit dipecahkan bisa dilewati dengan
maksimal. Demikian sesuai dengan tujuan penulis yang ingin mengemas
kisah perjalanannya dalam mempelajari alat musik drum dan menceritakan
pengalaman yang menyertai proses belajarnya dalam resital. Begitu juga
dengan repertoar-repertoar yang akan ditampilakan mampu dilewati dengan
maksimal apabila mau mempelajari. Genre yang akan dimainkan dalam
resital ini adalah Metal, Funk Fusion, Reggae, dan Rock.
Dari genre metal, karya yang akan ditampilkan meliputi komposisi dari
band Lamb Of God yang berjudul “Laid To Rest”,“Now Youve Got
Something To Die For”. Penulis memilih karya tersebut karena banyak
variasi mulai dari tempo, dan teknik Double Pedal dalam drumming. Yang
paling unik dari komposisi “Laid To Rest” karena merupakan gabungan
beberapa aransemen karya band Lamb Of God.
Istilah “drum” pertama kali digunakan pada tahun 1700-an di Britania,
(history of drum musikal, Ludwig Musik Company)
1
1
Repertoar yang berjudul “Laid To Rest” karya Lamb Of God
menceritakan tentang seseorang yang menyesal dan mati karena
kegagalan,kesulitan dalam lagu ini adalah banyak menggunakan teknik
double pedal triplet dan sinkopasi yang tidak terduga di awal dan akhir
repertoar ini.
Repertoar selanjutnya berjudul “Now Youve Got Something To Die
For” karya Lamb Of God ini menceritakan kematian yang mempunyai arti
dan tidak sia-sia. Kesulitan di lagu ini adalah teknik double pedal yang
berfariasi dari awal sampai akhir repertoar dan banyak sekali terjadi
sinkopasi sehingga menambah tingkat kesulitan di repertoar ini.
Genre Rock penulis memilih “Burn”. Komposisi ini adalah karya dari
Deep Purple
yang merupakan album studio kedelapan dengan formasi
David Coverdale pada Vokal,dan Glenn Hughes pada Bass dan Vokal,
Richie Blacmore pada Guitar,john Lord pada keyboard,Ian Paice pada
Drum. Komposisi ini di aransemen ulang oleh White Snake dan di medley
Stormbringer. “Burn” menceritakan tentang berakhirnya dunia dan pada
saat itu wanita sebagai pemimpin peradaban,peradapan akan runtuh dan
tidak akan punya waktu untuk bertobat dan menyelamatkan diri.
menggunakan sukat 4/4 dan lebih banyak menonjolkan double pedal dan
solo drum yang disesuaikan dengan perkembangan teknik drumming zaman
sekarang.
“Grebfruit” (Funk) merupakan karya dari pemain drum yang berasal
dari Jerman yaitu Benny Greb. Dalam karya ini memadukan ansambel vokal
dan drum set, dimana ada bagian pola ritme drum set sama dengan pola vokal
begitu juga sebalinya.
Masih dari genre Funk karya yang ditampilkan adalah “The Zone ”
karya Dave Weckl, pola ketukan pada komposisi lagu ini memerlukan
kesabaran dan konsentrasi bagi penulis untuk memainkannya, karena dalam
komposisi tersebut terdapat perubahan dinamika yang terjadi secara
perlahan (tidak terjadi secara tiba-tiba).
2
Karya selanjutnya di genre Rock Progresif yang berjudul “war is over ”,
karya ini sepesial karna di buat pada saat si penulis melakukan kegiatan PKl
di Enlabz Musik Studio, karya ini di buat oleh Owner dari Enlabz Studio
Benny Ruminigge. Tantangan di lagu ini adalah banyak menggunakan
teknik double pedal, dan di pertengahan repertoar terjadi sinkopasi sehingga
memang harus di perlukan konsentrasi dan power yang konstan untuk
memainkan lagu ini.
Karya yang bergenre reggae berjudul “tomorrow never comes”, karya
dari Stranger. Menceritakan tentang seseorang yang melakukan sesuatu
yang luar biasa bagi lingkungan di sekitarnya dan menikmati masa mudanya
dengan memaksimalkan kemampuan di stiap kesempatan, karena dia
beranggapan bahwa besok belum tentu akan datang. Tantangan di repertoar
ini adalah banyak perpindahan aksen, banyak sinkopasi dan kejutan not-not
kecil di repertoar ini.
Dari genre Rock Progresif
karya yang di tampilkan berjudul
“nightmare” karya dari Avanged Sevenfold. Karya ini menceritakan tentang
mimpi buruk seseorang yang menjadi nyata. Karya ini di buat setelah
kematian drummer “Avanged Sevenfold”. Pembuatan karya ini di bantu
oleh Mike Portnoy, yang waktu masih menjadi drummer “Dream Theater”.
Kesulitan dalam lagu ini adalah teknik double pedal yang membutuhkan
power yang konstan, dan juga banyak sekali terjadi sinkopasi pukulan di
repertoar ini. Tantangan unruk lagu ini adalah membutuhkan kontrol power
yang konstan di sepanjang lagu ini.
Repertoar yang terakhir adalah “YYZ”. Repertoar ini adalah karya dari
band Rush. Repertoar ini hanya instrumen saja, yaitu menggunakan
instrumen gitar, bass, drum dan keyboard. Kesulitan pada lagu ini adalah
sukat yang berubah dan penempatan aksen yang tidak menentu, kemudian
digabungkan juga dengan teknik double pedal.
3
B.
Tujuan Resital
Mengaplikasikan apa yang di dapat dalam proses berlatih selama masa
perkuliahan ke dalam berbagai genre musik.
C.
Manfaat
Kegiatan resital diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
baik secara umum maupun masyarakat yang akan datang menyaksikan
resital ini untuk mendapat pengetahuan tentang keberagaman jenis musik,
keberagaman repertoar, dan pengetahuan mengenai sisi historis sebuah
komposisi.
D.
Daftar Repertoar
Resital ini akan menampilkan beberapa karya dari genre Rock, dan
Funk Fussion, antara lain :
E.
1.
“Laid To Rest” – Lamb Of God
2.
“Now You’ve You Got Something To Die For” – Lamb Of God
3.
“Tomorow Never Comes” –Stranger
4.
“Burn” – Deep Purple
5.
“Grab Fruits” – Benny Greb
6.
“Nightmare” – Avenged Sevenfold
7.
“The Zone” – Dave Weckl
8.
“Tomorrow Never Comes” – Stranger
9.
“YYZ” – Rush
Pelaksanaan Resital
1. Waktu : Senin, 17 April 2017, Pukul 18.00 WIB
2. Tempat : Recital Hall Prodi Seni Musik FBS UKSW
3. Metode Pelaksanaan :
Resital ini akan dibagi dalam dua sesi yaitu sesi I akan
menampilkan repertoar dari genre musik Rock Progresif dan Funk
4
Fusion. Pada sesi II khusus menampilkan genre reggae, Metal dan
Rock. Diantara sesi I dan sesi II diselingi jeda selama 15 menit.
Sesi I akan dibuka dengan repertoar yang berjudul “War Is
Over ” karya dari Benny Ruminigge . Secara berurutan dilanjutkan
dengan repertoar “YYZ” karya dari Rush , repertoar “Grab Fruits”
karya benny Greb, dan ditutup dengan repertoar “The Zone” karya
dari Dave Weckl.
Sesi II dibuka dengan menyajikan repertoar yang berjudul
“Tomorrow Never Comes” karya dari Stranger. Dilanjutkan 2 karya
Lamb Of God yaitu “Laid To Rest” , berlanjut, “Now You’ve Got
Something To Die For ” dan yang selanjutnya repertoar “Burn”
karya Deep Purple akan menjadi penutup dari sesi ini.
Beberapa dari repertoar yang akan dimainkan dengan format
band dan melibatkan musisi lain untuk bermain gitar, bass, dan
keyboard. Repertoar lainnya akan dimainkan dengan menggunakan
minus one drum.2
4. Pengorganisasian
Ketua
: Crhistoper W
Sekretaris
: Theodorus Erastus
Bendahara
: Robertus Putra
Stage Manager : Edho
Seksi Pubdok : Robertus P
Seksi Perkap : Yosef, Ignatius Aji
2
Dalam suatu komposisi atau lagu, salah satu track instrumen atau vocal
dihilangkan untuk dimainkan secara langsung dengan pola atau bentuk tertentu.
“Kamus Musik” (1992 : 86)
5
6
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar
Drum menjadi salah satu instrumen penting dalam perkembangan
musik, mengalami sejumlah perubahan menjadi salah satu instrumen yang
multifungsi. Drum bukan hanya menjadi instrumen pengiring saja, namun
juga menjadi instrumen yang dapat memberikan nuansa berbeda dalam
setiap komposisi musik. Sejarah menjelaskan bahwa pada mulanya,
instrumen drum hanya terdiri dari snare drum saja, kemudian berkembang
menjadi drum set lengkap pada era musik modern. 1
Penulis memberikan judul “Nothing Impossible” pada resital yang akan
dilakukan, sebagai permulaan pemaparan yang artinya “Tidak ada yang
tidak mungkin”. Dalam hal ini penulis akan membuktikan judul tersebut
sebagai motivasi dalam menghadapi kesulitan. Jika kita mau berusaha dan
rajin berlatih maka sesuatu yang sulit dipecahkan bisa dilewati dengan
maksimal. Demikian sesuai dengan tujuan penulis yang ingin mengemas
kisah perjalanannya dalam mempelajari alat musik drum dan menceritakan
pengalaman yang menyertai proses belajarnya dalam resital. Begitu juga
dengan repertoar-repertoar yang akan ditampilakan mampu dilewati dengan
maksimal apabila mau mempelajari. Genre yang akan dimainkan dalam
resital ini adalah Metal, Funk Fusion, Reggae, dan Rock.
Dari genre metal, karya yang akan ditampilkan meliputi komposisi dari
band Lamb Of God yang berjudul “Laid To Rest”,“Now Youve Got
Something To Die For”. Penulis memilih karya tersebut karena banyak
variasi mulai dari tempo, dan teknik Double Pedal dalam drumming. Yang
paling unik dari komposisi “Laid To Rest” karena merupakan gabungan
beberapa aransemen karya band Lamb Of God.
Istilah “drum” pertama kali digunakan pada tahun 1700-an di Britania,
(history of drum musikal, Ludwig Musik Company)
1
1
Repertoar yang berjudul “Laid To Rest” karya Lamb Of God
menceritakan tentang seseorang yang menyesal dan mati karena
kegagalan,kesulitan dalam lagu ini adalah banyak menggunakan teknik
double pedal triplet dan sinkopasi yang tidak terduga di awal dan akhir
repertoar ini.
Repertoar selanjutnya berjudul “Now Youve Got Something To Die
For” karya Lamb Of God ini menceritakan kematian yang mempunyai arti
dan tidak sia-sia. Kesulitan di lagu ini adalah teknik double pedal yang
berfariasi dari awal sampai akhir repertoar dan banyak sekali terjadi
sinkopasi sehingga menambah tingkat kesulitan di repertoar ini.
Genre Rock penulis memilih “Burn”. Komposisi ini adalah karya dari
Deep Purple
yang merupakan album studio kedelapan dengan formasi
David Coverdale pada Vokal,dan Glenn Hughes pada Bass dan Vokal,
Richie Blacmore pada Guitar,john Lord pada keyboard,Ian Paice pada
Drum. Komposisi ini di aransemen ulang oleh White Snake dan di medley
Stormbringer. “Burn” menceritakan tentang berakhirnya dunia dan pada
saat itu wanita sebagai pemimpin peradaban,peradapan akan runtuh dan
tidak akan punya waktu untuk bertobat dan menyelamatkan diri.
menggunakan sukat 4/4 dan lebih banyak menonjolkan double pedal dan
solo drum yang disesuaikan dengan perkembangan teknik drumming zaman
sekarang.
“Grebfruit” (Funk) merupakan karya dari pemain drum yang berasal
dari Jerman yaitu Benny Greb. Dalam karya ini memadukan ansambel vokal
dan drum set, dimana ada bagian pola ritme drum set sama dengan pola vokal
begitu juga sebalinya.
Masih dari genre Funk karya yang ditampilkan adalah “The Zone ”
karya Dave Weckl, pola ketukan pada komposisi lagu ini memerlukan
kesabaran dan konsentrasi bagi penulis untuk memainkannya, karena dalam
komposisi tersebut terdapat perubahan dinamika yang terjadi secara
perlahan (tidak terjadi secara tiba-tiba).
2
Karya selanjutnya di genre Rock Progresif yang berjudul “war is over ”,
karya ini sepesial karna di buat pada saat si penulis melakukan kegiatan PKl
di Enlabz Musik Studio, karya ini di buat oleh Owner dari Enlabz Studio
Benny Ruminigge. Tantangan di lagu ini adalah banyak menggunakan
teknik double pedal, dan di pertengahan repertoar terjadi sinkopasi sehingga
memang harus di perlukan konsentrasi dan power yang konstan untuk
memainkan lagu ini.
Karya yang bergenre reggae berjudul “tomorrow never comes”, karya
dari Stranger. Menceritakan tentang seseorang yang melakukan sesuatu
yang luar biasa bagi lingkungan di sekitarnya dan menikmati masa mudanya
dengan memaksimalkan kemampuan di stiap kesempatan, karena dia
beranggapan bahwa besok belum tentu akan datang. Tantangan di repertoar
ini adalah banyak perpindahan aksen, banyak sinkopasi dan kejutan not-not
kecil di repertoar ini.
Dari genre Rock Progresif
karya yang di tampilkan berjudul
“nightmare” karya dari Avanged Sevenfold. Karya ini menceritakan tentang
mimpi buruk seseorang yang menjadi nyata. Karya ini di buat setelah
kematian drummer “Avanged Sevenfold”. Pembuatan karya ini di bantu
oleh Mike Portnoy, yang waktu masih menjadi drummer “Dream Theater”.
Kesulitan dalam lagu ini adalah teknik double pedal yang membutuhkan
power yang konstan, dan juga banyak sekali terjadi sinkopasi pukulan di
repertoar ini. Tantangan unruk lagu ini adalah membutuhkan kontrol power
yang konstan di sepanjang lagu ini.
Repertoar yang terakhir adalah “YYZ”. Repertoar ini adalah karya dari
band Rush. Repertoar ini hanya instrumen saja, yaitu menggunakan
instrumen gitar, bass, drum dan keyboard. Kesulitan pada lagu ini adalah
sukat yang berubah dan penempatan aksen yang tidak menentu, kemudian
digabungkan juga dengan teknik double pedal.
3
B.
Tujuan Resital
Mengaplikasikan apa yang di dapat dalam proses berlatih selama masa
perkuliahan ke dalam berbagai genre musik.
C.
Manfaat
Kegiatan resital diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
baik secara umum maupun masyarakat yang akan datang menyaksikan
resital ini untuk mendapat pengetahuan tentang keberagaman jenis musik,
keberagaman repertoar, dan pengetahuan mengenai sisi historis sebuah
komposisi.
D.
Daftar Repertoar
Resital ini akan menampilkan beberapa karya dari genre Rock, dan
Funk Fussion, antara lain :
E.
1.
“Laid To Rest” – Lamb Of God
2.
“Now You’ve You Got Something To Die For” – Lamb Of God
3.
“Tomorow Never Comes” –Stranger
4.
“Burn” – Deep Purple
5.
“Grab Fruits” – Benny Greb
6.
“Nightmare” – Avenged Sevenfold
7.
“The Zone” – Dave Weckl
8.
“Tomorrow Never Comes” – Stranger
9.
“YYZ” – Rush
Pelaksanaan Resital
1. Waktu : Senin, 17 April 2017, Pukul 18.00 WIB
2. Tempat : Recital Hall Prodi Seni Musik FBS UKSW
3. Metode Pelaksanaan :
Resital ini akan dibagi dalam dua sesi yaitu sesi I akan
menampilkan repertoar dari genre musik Rock Progresif dan Funk
4
Fusion. Pada sesi II khusus menampilkan genre reggae, Metal dan
Rock. Diantara sesi I dan sesi II diselingi jeda selama 15 menit.
Sesi I akan dibuka dengan repertoar yang berjudul “War Is
Over ” karya dari Benny Ruminigge . Secara berurutan dilanjutkan
dengan repertoar “YYZ” karya dari Rush , repertoar “Grab Fruits”
karya benny Greb, dan ditutup dengan repertoar “The Zone” karya
dari Dave Weckl.
Sesi II dibuka dengan menyajikan repertoar yang berjudul
“Tomorrow Never Comes” karya dari Stranger. Dilanjutkan 2 karya
Lamb Of God yaitu “Laid To Rest” , berlanjut, “Now You’ve Got
Something To Die For ” dan yang selanjutnya repertoar “Burn”
karya Deep Purple akan menjadi penutup dari sesi ini.
Beberapa dari repertoar yang akan dimainkan dengan format
band dan melibatkan musisi lain untuk bermain gitar, bass, dan
keyboard. Repertoar lainnya akan dimainkan dengan menggunakan
minus one drum.2
4. Pengorganisasian
Ketua
: Crhistoper W
Sekretaris
: Theodorus Erastus
Bendahara
: Robertus Putra
Stage Manager : Edho
Seksi Pubdok : Robertus P
Seksi Perkap : Yosef, Ignatius Aji
2
Dalam suatu komposisi atau lagu, salah satu track instrumen atau vocal
dihilangkan untuk dimainkan secara langsung dengan pola atau bentuk tertentu.
“Kamus Musik” (1992 : 86)
5
6