PERSEPSI MAHASISWA DI SURABAYA TERHADAP AKUN LINGKAR GANJA NUSANTARA “LGN” DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Di Surabaya Terhadap Akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” Dalam Situs Jejaring Sosial Facebook).

PERSEPSI MAHASISWA DI SURABAYA TERHADAP AKUN LINGKAR GANJ A
NUSANTARA “LGN” DALAM SITUS J EJ ARING SOSIAL FACEBOOK
(Studi Deskriptif Per sepsi Mahasiswa Di Surabaya Terhadap Akun Lingkar Ganja
Nusantara “LGN” Dalam Situs J ejaring Sosial Facebook)

SKRIPSI

Oleh :
PUTRI ARUM LESTARI
0643010150

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


PERSEPSI MAHASISWA SURABAYA TERHADAP AKUN LINGKAR
GANJ A NUSANTARA “LGN” DALAM SITUS J EJ ARING SOSIAL
FACEBOOK
( Studi Deskr iptif Persepsi Mahasiswa Surabaya Terhadap Akun Lingkar Ganja
Nusantar a “LGN” Dalam Situs J ejar ing Sosial Facebook)

Disusun Oleh :
PUTRI ARUM LESTARI
0643010150

Telah diseminarkan oleh Tim Penguji
Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
Pada Tanggal 20 April 2012
Menyetujui
Pembimbing Utama :

Tim Penguji :
1. Ketua


J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 36704 9500361

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 36704 9500361
2. Sekretaris

Dr s. Kusnar to, M.Si
NIP. 1950808011984021001
3. Anggota

Dr a.Her linaSuksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001
Mengetahui
Dekan

Dr a. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERSEPSI MAHASISWA DI SURABAYA TERHADAP AKUN
LINGKAR GANJ A NUSANTARA “LGN” DALAM SITUS J EJ ARING
SOSIAL FACEBOOK
(Studi Deskr iptif Kualitatif Per sepsi Mahasiswa Di Sur abaya
Ter hadap Akun Lingkar Ganja Nusantar a “LGN” Dalam Situs
J ejar ing Sosial Facebook)

Disusun Oleh :

PUTRI ARUM LESTARI
0643010150

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,
Pembimbing Utama

J uwito, S.Sos, M.Si

NPT. 36704 9500361

Mengetahui
DEK AN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
PUTRI ARUM LESTARI, PERSEPSI MAHASISWA DI SURABAYA TERHADAP
AKUN LINGKAR GANJ A NUSANTAR “LGN” DALAM SITUS J EJ ARING SOSIAL
FACEBOOK (Studi Deskr iptif Kualitatif Per sepi Mahasiswa Di Surabaya Terhadap
Akun Lingkar Ganja Nusantar a Dalam Situs J ejar ing Facebook).
Sumber dari penelitian ini berdasarkan atas permasalahan yang terjadi setelah
munculnya akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” dalam situs jejaring sosial facebook.
Kontroversi mulai bermunculan di kalangan masyarakat, ada pihak yang pro terhadap akun
ini dan tentu saja ada pula pihak yang kontra. Usaha dari pihak-pihak yang terkait dalam

wadah pelegalisasian ganja tersebut dalam mensosialisasikan gerakan dukung legalisasi ganja
inilah yang menjadikan peneliti ingin melakukan sebuah penelitian ini mengenai persepsi
yang muncul di kalangan mahasiswa terhadap akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” dalam
situs jejaring sosial facebook.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori depedensi efek komunikasi
massa, teori ini memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur
kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat
modern, dimana media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan
penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tatanan masyarakat,
kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut
dapat dirumuskan dengan Kognitif, Afektif, Behavioral.
Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode kualitatif yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Metode ini
menggambarkan serta menguraikan atas suatu kejadian sejernih mungkin tanpa adanya
perlakuan-perlakuan terhadap objek yang diteliti.
Kesimpulan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas dari jawaban
keseluruhan informan mempersepsikan akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” dalam situs
jejaring sosial facebook tersebut merpakan akun yang akan menimbulkan dampak negatif
pada masyarakat terutama bagi remaja dan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa
karena akun tersebut dilandasi oleh kepentingan individu-individu tertentu saja.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
PUTRI ARUM LESTARI, PERCEPTIONS OF STUDENT ACCOUNTS IN
SURABAYA
CIRCUMFERENCE
MARIJ UANA
NUSANTAR
" LGN"
FACEBOOK SOCIAL NETWORK SITE (Student perception Qualitative
Descriptive Study In Surabaya Against Marijuana Ring Net Accounts In
Networ king Site Facebook).
The source of this research is based on problems that occurred after the
emergence of Ring Ganja account Nusantara "LGN" in the social networking site
Facebook. The controversy began to emerge among the public, the pro side of this
account and of course there is also a counter-party. Efforts of the parties involved in the
container is in the socialization of cannabis pelegalisasian support marijuana legalization
movement is what makes researchers want to conduct a study on the perception among

students that appear to account Archipelago Ring Ganja "LGN" in the social networking
site Facebook.
Theory used in this study is depedensi theory of mass communication effects, this
theory focuses on the structural condition of a society that govern the likelihood of an
effect of mass media. This theory departs from the nature of modern society, where mass
media is considered as an information system which has an important role in the process
of maintaining, changing, and conflicts in society, groups, and individuals in social
activities. In summary the study of these effects can be formulated with Cognitive,
Affective,Behavioral.
The method used in qualitative research methods that aim to explain the
phenomenon with deep. This method describes the outline of an event as well as clear as
possible
in
the
absence
of
treatments
on
the
studied

object.
Conclusion The results of this study indicate that the majority of informants perceive the
overall response Ring Ganja account Nusantara "LGN" in the social networking site
facebook is merpakan account that will have negative impacts on society, especially for
teens and college students as the future generation because the account is based on the
interests certain individuals only.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karuniaNya kepada penulis sehingga Skripsi dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA
DI SURABAYA TERHADAP AKUN LINGKAR GANJA NUSANTARA “LGN”
DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK (Studi Deskriptif Persepsi
Mahasiswa Di Surabaya Terhadap Akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN”
Dalam Situs Jejaring Sosial Facebook)” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Juwito, S.Sos, M.Si selaku
Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan banyak waktunya untuk
memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Selain itu penulis
juga menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berpa moril, spiritual maupun

materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Dra. Sumardjijati, M.Si selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih untuk segala
ilmunya.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Kedua Orang Tuaku dan adik, yang selalu memberikan dukungan pada
penyelesaian Skripsi ini.
6. Laki-laki yang selalu menyemangati aku dalam menyelesaikan skripsi ini,
Yuda terima kasih atas doa dan dukungannya.
7. Teman-teman yang tak henti-henti menemani aku, chipoe dan yussy juga

terima kasih atas dukungannya. Penulis menyadari bahwa di dalam proposal
ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi
ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga proposal
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan penulis pada
khususnya.

Surabaya, 16 April 2012

Penulis

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................


i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................

ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................

v

ABSTRAKSI .................................................................................................. vii
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .........................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah.........................................................

1

1.2

Perumusan Masalah .............................................................. 11

1.3

Tujuan Penelitian .................................................................. 12

1.4

Kegunaan Penelitian ............................................................. 12

KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 13
2.1

Landasan Teori ..................................................................... 13
2.1.1 Pengertian Persepsi .................................................... 13
2.1.2 Jenis Persepsi ............................................................ 15
2.1.3 Karakteristik Persepsi ................................................ 17
2.1.4 Komponen Persepsi ................................................... 18
2.1.5 Proses Terjadinya Persepsi ......................................... 20
2.1.6 Hal-hal yang Mempengaruhi Persepsi ........................ 22
2.1.7 Sejarah Perkembangan Situs Jejaring Sosial .............. 25
2.1.8 Situs Jejaring Sosial Facebook.................................... 26
2.1.9 Sejarah Narkotika ...................................................... 27
2.1.10 Penggolongan Dalam Narkotika dan Psikotropika ..... 29
2.1.11 Sejarah Ganja ............................................................ 31
2.1.12 Organisasi LGN ....................................................... 34
2.1.13 Profil LGN Dalam Situs Jejaring Sosial Facebook ...... 36
2.1.14 Wacana Ganja Bukan Narkotika ................................ 39
2.1.15 Konsep Mahasiswa .................................................... 41
2.1.16 Teori Depedensi Efek Komunikasi Massa ................. 42
v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2

Kerangka Berpikir ................................................................. 43

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 46
3.1 Definisi Operasional ................................................................ 46
3.2 Definisi Konseptual .................................................................. 48
3.2.1

Persepsi ........................................................................ 48

3.2.2

Mahasiswa .................................................................. 48

3.2.3

Akun LGN Di Facebook .............................................. 49

3.3 Informan Penelitian ................................................................. 50
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 51
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 53
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................... 53
4.1.1

Gambaran Umum Universitas Di Surabaya ................. 53

4.1.2

Gambaran Umum Akun LGN Di Facebook .................. 55

4.2 Penyajian Data ........................................................................ 55
4.2.1

Informan Pertama ........................................................ 57

4.2.2

Informan Kedua ........................................................... 57

4.2.3

Informan Ketiga .......................................................... 58

4.2.4

Informan Keempat ....................................................... 58

4.2.5

Informan Kelima .......................................................... 59

4.2.6

Informan Keenam......................................................... 59

4.2.7

Informan Ketujuh ......................................................... 59

4.3 Analisa Data ............................................................................ 60
4.3.1

Persepsi Mahasiswa Di Surabaya Terhadap Akun LGN Di
Facebook...................................................................... 61

4.4 Pembahasan ............................................................................ 73
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 78
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 78
5.2 Saran

................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini media komunikasi dan informasi berkembang
sangat pesat, bebas tanpa batas. Perkembangan informasi ini bergerak sangat
signifikan,

dengan

adanya

perkembangan

teknologi

informasi

serta

komunikasi manusia sudah tidak lagi menitik beratkan istilah batas, jarak,
ruang maupun waktu. Fenomena lain dari globalisasi media komunikasi dan
informasi ditandai dengan adanya internet di kalangan masyarakat.
Belakangan ini masyarakat sudah sangat jarang sekali mempermasalahkan
cara berkomunikasi tatap muka (face to face) dan bercakap secara lisan namun
mereka mulai beralih pada komunikasi berupa tulisan.
Dengan ditunjang media komunikasi yang serba canggih baik berupa
telepon genggam atau yang biasa juga disebut dengan istilah handphone
ataupun media-media lain yang dilengkapi dengan fasilitas internet
didalamnya.

Pada

dasarnya

handphone

merupakan

media

dalam

berkomunikasi jarak jauh, namun seiring perkembangan tekhnologi, fasilitas
internet juga memiliki peranan penting sebagai sumber informasi dengan
jaringan yang tersebar hingga keseluruh bagian dunia.
Media internet merupakan salah satu alternatif

dalam menjalin

komunikasi dari sebagian masyarakat yang sadar akan kebutuhan teknologi
serta kebutuhan informasi yang tinggi. Hal itu turut serta mempengaruhi

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

kemajuan yang sangat cepat dalam bidang teknologi. Dan hasilnya seseorang
akan dapat dengan mudah mengakses informasi penting tentang fenomena
kejadian di belahan dunia lain tanpa harus berada langsung di tempat tersebut.
Padahal untuk mencapai tempat tersebut diperlukan biaya serta waktu yang
tidak sedikit, namun dengan konektifitas dari sebuah internet itulah yang dapat
menjadikan informasi dapat diperoleh dengan murah, singkat, dan pastinya
akurat. Dampak dari internet itu sendiri turut mengubah bentuk masyarakat
dunia, dari masyarakat dunia lokal menjadi masyarakat dunia global. Sebuah
dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan teknologi dan informasi
yang begitu cepat dan besar dalam mempengaruhi peradaban umat manusia.
Dalam proses pertukaran pesan (informasi) ini internet tidak hanya
melibatkan beberapa orang saja, namun juga jutaan manusia dari seluruh
belahan dunia. Dari internet inilah kemudian tumbuh interaksi antara manusia
satu dengan yang lainnya, hingga dibentuknya suatu situs jejaring sosial. Situs
jejaring sosial sendiri merupakan sebuah struktur sosial yang dibentuk dari
simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat
dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,
keturunan, ataupun yang lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial)
Berbicara mengenai internet pasti tidak luput dari dampak-dampak yang
ditimbulkan oleh media tersebut. Dilihat dari segi positif, internet memiliki
peranan sebagai media penyebaran informasi, sebagai sarana untuk
mengembangkan ketrampilan dan sosial, memperluas jaringan pertemanan,
dan lain sebagainya. Sedangkan dampak negatif yang terlihat akibat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

penggunaan media internet antara lain : kecanduan situs jejaring sosial seperti
Facebook, Twitter, Myspace yang menjadikan aktivitas keseharian semakin
berkurang. Dampak lainnya adalah kerusakan fisik yang juga memungkinkan
untuk terjadi, misalkan terlalu lama di depan layar mengakibatkan lensa mata
semakin minus. Dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh internet adalah
kejahatan dunia maya atau yang biasa disebut dengan cyber crime.
(http://gmild.wordpress.com/2009/11/04/situs-jejaring-sosial-sosialnetworking/)
Perkembangan organisasi informasi semisalnya kita sebut dengan situs
jejaring sosial, yang kini banyak sekali pengguna yang kini banyak sekali
pengguna yang bergabung dalamnya. Situs jejaring sosial merupakan suatu
cakupan dari sistem software yang memungkinkan pengguna dapat
berinteraksi dan berbagai data dengan pengguna yang lain dalam skala besar.
Banyak sekali contoh-contohnya dan mungkin saja sangat familiar dan ikut
bergabung dalam organisasi jejaring sosial tersebut seperti facebook, twitter,
friendster, myspace, fupri, koprol dan lain sebagainya.
Dalam jejaring sosial ini orang tidak hanya bertukar informasi saja,
namun baik gambar, foto, video atau bahkan tidak jarang digunakan sebagai
media untuk berorganisasi. Salah satu contoh adalah situs jejaring sosial yang
saat ini banyak digemari oleh masyarakat yakni Facebook. Facebook adalah
sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang diluncurkan pada 2004 yang
dioperasikan dan dimiliki oleh Facebook, Inc. Pada Januari 2011, Facebook
memiliki lebih dari 600 juta pengguna aktif. Pengguna dapat membuat profil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman bertukar pesan, termasuk
pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbaharui profilnya. Selain itu
pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna yang memiliki tujuan
tertentu, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi,
ataupun karakteristik lainnya. Facebook memungkinkan setiap orang berusia
minimal

13

tahun

menjadi

pengguna

terdaftar

di

situs

ini.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook)
Seiring dengan perkembangan waktu serta peningkatan jumlah
pengguna dari Facebook, fungsi dan kegunaan dari facebook itu sendiri ikut
bertambah. Seperti yang kita tahu awal perkembangan dari munculnya
facebook yakni untuk menambah jumlah pertemenan, namun belakangan
banyak pihak-pihak yang memanfaatkan jejaring sosial Facebook sebagai
media berorganisasi, beriklan atau bahkan sarana untuk mencari dukungan.
Salah satu contoh yang saat ini sedang hangat dibicarakan yakni Lingkar
Ganja Nusantara (LGN). LGN merupakan salah satu organisasi yang
memanfaatkan situs jejaring sosial facebook untuk mecari dukungan atas
legalisasi ganja di Indonesia. LGN lahir dari Grup Dukung Legalisasi Ganja
(DLG) di Facebook pada tanggal 04 Januari 2008, Grup ini mengangkat isu
pohon ganja dalam kaitannya dengan aspek sosial, budaya, hukum, medis
industry, agama, dan lain-lainnya. Pada tahun 2011, anggota DLG mencapai
42.000 dan kemudian grup ini ditutup oleh pihak yang tidak diketahui oleh
LGN. (http://www.legalisasiganja.com)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Grup dukung legalisasi ganja di facebook berusaha mewadahi,
merekam, memfokuskan, menyebarkan, dan memperjuangkan usaha-usaha
atas legalisasi ganja dari jutaan rakyat yang mencintai ganja sebagai konsumsi
hiburan yang lebih sehat dibandingkan dengan tembakau dan alkohol. Grup
ini juga berusaha mensosialisasikan informasi mengenai beragam manfaat dan
potensi dari tanaman ganja baik digunakan untuk sandang, pangan, papan,
obat-obatan maupun sebuah energy terbaru. Kualitas dan kuantitas serat dari
batang tanaman ganja yang lebih tinggi sebagai sumber serat untuk
menggantikan pohon kayu yang memiliki potensi untuk mengurangi
permintaan kayu, penebangan-penebangan liar dan perusakan hutan di
Nusantara. Potensi serat kulit batang ganja yang lebih tinggi kualitas serta
kuantitas perhektarnya dari kapas, berpotensi menjadi sumber tekstil baru
menggantikan perkebunan kapas yang rakus akan pupuk dan pestisida serta
merusak kesuburan tanah. Kandungan asam lemak tak jenuh, protein, vitamin
E dalam minyak biji ganja yang lebih tinggi dari susu, telur ataupun daging
dalam kuantitas yang setara telah menempatkan biji ganja sebagai sumber
nutrisi sereal terlengkap di dunia.
Pada grup dukung legalisasi ganja ini dijelaskan pula kandungan zat
psikoaktif yang memabukkan dari daun bunga ganja telah dikonfirmasi oleh
dunia medis yang memiliki keunggulan dalam mengobati kanker, tumor,
melindungi sel syaraf, membunuh bakteri penyebab TBC, berfungsi sebagai
antibiotic yang lebih ampuh dari penisilin, berguna dalam pengobatan
penderita AIDS, memperlambat laju kerusakan dan memperbaiki syaraf dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

penderita Alzheimer, Parkinson, ALS (amyotrophic lateral sclerosis), MS
(multiple sclerosis), mengobati glukoma, meningkatkan ketajaman gejala
epilepsy, depresi dan puluhan kegunaan medis lain.
Menurut LGN Ganja sendiri merupakan masalah politik dan ekonomi,
bukan masalah kesehatan apalagi masalah moral. Hukum dan Undang-Undang
yang tidak adil bagi mereka yang pro-marijuana telah membuat lebih dari
28,8% dari seluruh tahanan penghuni penjara di negeri ini (data BNN,
Desember 2009) adalah pengguna narkoba yang seharusnya di tempatkan di
rehabilitasidengan pengawasan serta perawatan yang sesuai. Namun dalam
kenyataannya para pengguna Ganja hanya menjadi proyek basah bagi
kepolisian, kejaksaan dan institusi pengadilan yang sering kali memvonis
pengguna ganja lebih tinggi dari kasus pembunuhan, pencurian, perdagangan
manusia, pembalakan hutan, korupsi dana rakyat bahkan lebih tinggi dari
kasus penistaan agama. Mereka menganggap bahwa pengguna ganja juga
merupakan seorang manusia biasa yang butuh keadilan dan penegakan atas
Hak Asasi Manusia di tanah air Indonesia. Adapun visi dan misi dari LGN itu
sendiri yakni :
a. Visi : Menjadikan pohon ganja sebagai salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan seluas-luasnya bagi kehidupan masyarakat Indonesia dan
umat manusia pada umumnya
b. Misi : Melakukan penelitian terkait dengan pohon ganja, melakukan
upaya pendidikan untuk menciptakan kesadaran kritis pada masyarakat,
melakukan advokasi serta memperjuangkan terpenuhnya hak asasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

manusia yang berkeadilan, terkait dengan pemanfaatan pohon ganja,
membangun komunitas yang peduli dengan pemanfaatan pohon ganja.
Sedangkan kampanye anti narkotika yang menjelaskan bahwa ganja
adalah zat yang berbahaya serta dapat menyebabkan kecanduan fisik, merusak
sel-sel syaraf, menganggu proses berpikir secara permanen, atau bahkan dapat
menyebabkan kematian akibat overdosis adalah kebohongan media public
serta propaganda dari BNN (Badan Narkotika Nasional) yang memiliki dasar
ilmiah. Propaganda ini dirasakan sangat tidak sesuai karena mereka berasumsi
bahwa propaganda ini disebarkan atas tekanan dunia internasional melalui
PBB dari AS yang ingin menyembunyikan berbagai keunggulan, manfaat,
maupun potensi dari ganja itu sendiri (diakses melalui forum Dukung
Legalisasi Ganja di facebook).
Namun bagi sebagian masyarakat ganja merupakan hal yang tabu untuk
diperbincangkan. Karena memang tidak diragukan lagi bahwa pengguna ganja
dapat ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia ini. Selain tiu
dijelaskan bahwa adiksi ataupun kecanduan terhadap ganja adalah sama saja
seperti adiksi pada kokain, alkohol, maupun heroin serta zat lain yang dapat
menyebabkan ketergantungan. Penggunaannya biasanya dimulai dengan
eksperimen atau coba-coba saja. Namun dengan bertambahnya frekuensi
penggunaan, lam kelamaan banyak zat yang diperlukan untuk menciptakan
sebuah efek euphoria terhadap zat aktif yang terdapat di dalam ganja. Hal ini
akan mengakibatkan berkembangnya toleransi fisik, emosional, dan psikologis
secara bersamaan kemudian didefinisikan sebagai kecanduan ganja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Selain itu wacana atas legalisasi ganja di Indonesia mengalami
penolakan keras dari beberapa pejabat pemerintah dan sekelompok
masyarakat penggiat drug war. Setelah aksi GMM 2011 yang sukses di gelar
Lingkar Ganja Nusantara pada tanggal 07 Mei 2011, pejabat, tokoh, organisasi
masyarakat dan beberapa organisasi massa serentak melayangkan protes
penolakan terhadap wacana legalisasi pemanfaatan tanaman ganja bagi
kesehatan dan industry yang disingkat dengan istilah “Legalisasi Ganja”.
Mereka umumnya memberikan argumen yang seragam yakni bahwa ganja
sangat berbahaya terutama untuk generasi muda dan ganja jelas dilarang
dalam UU Narkotika No. 35 tahun 2009.
Pada saat ini memberlakukan hukum ilegalitas menggunakan ganja
masih ibarat jalan di tempat. Pemerintah terkesan belum beranjak dari
banykanya pelobi yang meminta pencabutan Undang-Undang Pajak Marijuana
tahun 1937. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melegalkan penggunaan
ganja dan propagasi akan selalu memiliki oposisi yang controversial. Jika
pemerintah tidak memungkinkan penggunaan dan propagasi marijuana akan
selalu ada celah yang akan digunakan oleh pecandu narkoba dan pelaku untuk
dapat

membuat

uang

dari

pencabutan

larangan

tersebut.

(http://id.hicow.com/legalitas-ganja/Indonesia/aids-1448865.html)
Kenyataan yang sama dijelaskan bahwa masyarakat memfokuskan diri
pada UU Narkotika yakni UU No. 35 tahun 2009 mengenai penggolongan
ganja sebagai narkotika golongan pertama

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

“Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika telah
memberikan harapan baru bagi bangsa ini untuk terus memerangi
peredaran dan penyalahgunaan Narkoba” (Jurnal BNN, 2009)

Yang dimaksud dengan “Narkotika Golongan 1” adalah Narkotika yang
hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi dalam
mengakibatkan ketergantungan” (UU NO. 35 pasal 6 ayat 1 tahun 2009).

Dari Undang-Undang inilah sebagian masyarakat berharap agar
penuntasan masalah mengenai zat adiktif yang terkandung dalam narkotika
dapat segera dimusnahkan dari Indonesia. Untuk sebagian orang yang pro
marijuana,

ganja

merupakan

zat

yang

perlu

dilegalisasikan

agar

keberadaannya dapat menguntungkan mereka. Tetapi tidak sedikit pula pihakpihak yang menentang keberadaan ganja ini. Terutama dari pihak orang tua,
ganja dianggap dapat merusak moral bangsa dengan memanfaatkan remaja
baik pelajar maupun mahasiswa sebagai sasaran empuk. Terbukti dalam setiap
event yang gencar dilaksanakan oleh LGN belakangan ini terdapat mahasiswamahasiswa yang aktif sebagai pembicaranya.
Penolakan yang dilakukan kelompok masyarakat atau ormas anti napza
dapat terlihat dari kampanye-kampanye yang diperlihatkan di berbagai
kesempatan agar dapat disaksikan oleh semua pihak. Dari tindakan tersebut
terlihat jelas bahwa mereka sangat membenci tanaman ganja, dan memberikan
bukti-bukti ilmiah mengenai tanaman ganja. Mereka menjelaskan pula bahwa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

tanaman ganja itu sendiri sebenarnya adalah ciptaan Tuhan yang seharusnya
tidak disalahgunakan dan dimanfaatkan berbagai pihak ke arah yang negatif.
Demikian pula dengan pernyataan Mentri Sosial (Mensos), Salim Segaf Al
Jufri yang menolak legalisasi ganja karena akan berdampak sosial, terutama
bagi generasi muda. Beliau cenderung tidak sepakat karena khawatir akan
disalahgunakan dan dampaknya akan negatif nantinya.
Adapun ketertarikan peneliti dalam memilih forum dukung legalisasi
ganja dalam Lingkar Ganja Nusantara di facebook dikarenakan masih banyak
kita temui para pengguna ganja yang keberadaannya mungkin tidak terlalu
banyak diketahui orang serta fenomena dari zat adiktif yang terkandung dalam
ganja yang masih tabu untuk diperbincangkan. Undang-Undang tentang
bahaya narkotikapun seolah-olah hanya menjadi sebuah aturan yang
memprihatinkan, terbukti bahwa wacana tentang dukungan terhadap legalisasi
ganja ini siap untuk di propagandakan di seluruh lapisan masyarakat
Indonesia.
Penentuan mahasiswa sebagai responden dalam penelitian ini
dikarenakan dari awal terbentuknya Lingkar Ganja Nusantara hingga saat ini
organisasi tersebut menjadikan mahasiswa sebagai pembicaranya. Mahasiswa
seolah-olah dituntut sebagai pihak yang paling berperan aktif dalam
pelegalisasian ganja tersebut. Selain itu mahasiswa cenderung mudah untuk
dipengaruhi karena kebanyaka dari mahasiswa yang berperan diddalamnya
merupakan mahasiswa yang notabene usianya masih labil dan mudah untuk
dihasut. Selain itu alasan peneliti memilih mahasiswa sebagai responden

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

karena penyebaran narkotika dalam kampus juga dianggap sebagai momok
bagi sebagian mahasiswa yang menentang keberadaan dari narkotika itu
sendiri.
Sedangkan pemilihan kota Surabaya sebagai lokasi penelitian
dikarenakan Surabaya merupakan ibu kota Jawa Timur dimana terjadi banyak
urbanisasi atau perpindahan pelajar yang ingin menuntut ilmu dari desa ke
Surabaya, dan selain itu kota Surabaya merupakan kota metropolitan kedua di
Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Dan sampai saat ini,
Surabaya masih menjadi daerah yang potensial untuk penjualan narkoba serta
sebagai tempat transit para pengedar narkoba baik ganja, morphin, kokain, dan
lainnya.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui persepsi
mahasiswa di Surabaya terhadap Akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN”
dalam situs jejaring sosial facebook.

1.2 Per umusan Masalah
Dari uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
yakni mengenai bagaimana persepsi mahasiswa di Surabaya terhadap Akun
Lingkar Ganja “LGN” dalam situs jejaring sosial Facebook ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimanakah
persepsi mahasiswa di Surabaya terhadap Akun Lingkar Ganja “LGN” dalam
situs jejaring sosial Facebook .

1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis
maupun secara praktis.
1. Kegunaan teoritis yakni untuk dapat menambah wacana serta memberikan
informasi dan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi
sebagai bahan masukan maupun referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan praktis yakni untuk dapat memberikan masukan pada Badan
Narkotika Nasional (BNN) dan Gerakan Anti Narkotika (GERANAT)
sebagai lembaga atau badan yang menanggulangi pemberantasan
penyebaran narkotika di Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Per sepsi
Persepsi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh

gambaran

mengenai

sesuatu

melalui

tahap

pemilihan,

pengelolahan, dan pengertian dari informasi mengenai sesuatu tersebut.
Tindakan seseorang ajan sesuatu hal banyak dipengaruhi oleh hal tersebut.
Dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
(2001:167), Mulyana mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses internal
yang

memungkinkan

kita

untuk

memilih,

mengorganisasikan

serta

menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan dari proses tersebut dapat
mempengaruhi perilaku kita nantinya. Persepsi merupakan sebuah inti dari
komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat maka tidak akan memungkinkan
kita berkomunikasi secara efektif. Dari persepsilah yang menentukan kita
untuk memiliki suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi
derajat kesamaan persepsi antara individu, dan sebagai konsekuensinya maka
semakin cenderung membentuk suatu kelompok budaya ataupun kelompok
identitas. Berikut ini beberapa pengertian persepsi yang didefinisikan oleh
beberapa pakar komunikasi untuk memperjelas pengertian dari persepsi itu
sendiri, antara lain :

13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14
1) Rudolf R. Verdeber
“Persepsi adalah suatu proses dalam menafsirkan informasi indrawi”.
2) J.Cohen
“Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai
penerimaan objek eksternal. Persepsi adalah pengetahuan yang tampak
mengenai apa yang ada diluar sana”.
3) Brian Fellows
“Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme dalam
menerima dan menganalisis sebuah informasi”.
4) Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken
“Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk menggali sebuah
rangsangan”.
5) Joseph A. Devito
“Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya
stimulus yang dapat mempengaruhi indera kita”. (Mulyana, 2001: 167-168)
Dari pengertian-pengertian mengenai persepsi diatas pada dasarnya
telah disimpulkan oleh Dedy Mulyan dengan sempurna, seperti yang dituliskan
sebelumnya. Dan dari pengertian-pengertian persepsi diatas juga dapat
diketahui bahwa persepsi merupakan inti dari sebuah komunikasi, sedangkan
penafsiran atau interpretasi merupakan inti dari persepsi yang identik dengan
penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Liliweru dalam
bukunya yang berjudul Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya (2003:137)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15
menyatakan bahwa persepsi yang dimiliki oleh seseorang merupakan frame of
reference seseorang yang dapat menjadi sebuah saringan untuk menyaring
pesan yang dikirim dan disandi balik. Persepsi disebut inti dari komunikasi
karena jika persepsi itu sendiri sifatnya tidak akurat maka tidak akan tercipta
pula sebuah komunikasi yang efektif. Persepsilah yang menentukan seseorang
memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Jadi dapat disimpulkan
secara sederhana bahwa untuk membentuk sebuah persepsi maka setiap
individu harus melakukan tahap atau proses pemilihan, pengorganisasian, serta
penginterpretasian sebagai stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal, yang
selanjutnya

mengungkapkan

pandangan,

pendapat,

ataupun

tanggapan

mengenai hal tersebut.

2.1.2 J enis Per sepsi
Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:171), Deddy
Mulyana mengemukakan bahwa pada dasarnya persepsi manusia terbagi
menjadua yakni :
1. Persepsi terhadap objek lingkungan fisik
Persepsi tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan fisik
seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera seseorang
menipu diri orang tersebut. Hal tersebut disebabkan karena :
a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang seperti keadaan
cuaca yang membuat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16
peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan ke
dalam air akan terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut
berposisi lurus. Hal inilah yang biasa disebut dengan ilusi.
b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan
orang lain
c. Budaya yang berbeda
d. Suasana psikologis yang berbeda juga dapat menimbulkan perbedaan
persepsi seseorang dengan orang lain didalam mempersepsikan suatu
objek.
2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial
Yang dimaksud dengan persepsi sosial adalah proses menangkap arti objekobjek sosial dan kejadian yang dialami seseorang didalam lingkungan orang
tersebut. Sedangkan menurut Brehm dan Kassin, persepsi sosial adalah
penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia dalam memahami
orang lain. Persepsi sosial dikatakan lebih sulit dan kompleks disebabkan
karena :
a. Manusia bersikap dinamis oleh karena itu persepsi terhadap manusia
dapat berubah dari waktu ke waktu dan lebih cepat dari pada persepsi
terhadap objek.
b. Persepsi sosial tidak hanya menanggapi sifat-sifat yang tampak dari
luar, namun juga sifat-sifat ataupun alasan-alasan internalnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17
c. Persepsi sosial bersifat interaktif karena pada saat seseorang
mempersepsikan orang lain,maka orang lain tersebut tidak diam saja
melainkan turut mempersepsikan orang tersebut.

2.1.3 Karakter Per sepsi
Menurut Busch dan Houston (1985) yang dikutip oleh Ujang Sumarwan
(2000:113), karakteristik persepsi dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Bersifat selektif
Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas atau kemampuan
mereka dalam memperoleh semua informasi dari lingkungan. Seseorang
pasti berhadapan dengan sub kumpulan yang terbatas dari objek-objek
maupun perisriwa yang banyak sekali dalam lingkungan mereka.
Masyarakat

cenderung

memperhatikan

aspek

lingkungan

yang

berhubungan dengan urusan pribadi mereka. Mereka mengesampingkan
urusan-urusan lain yang tidak memiliki kaitan dengan urusan pribadi
mereka.
2. Terorganisir dan teratur
Suatu perangsang atau pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari
perangsang lain. Rangsangan-rangsangan dikelompokan ke dalam suatu
pola ataupun informasi yang membentuk keseluruhan, Jadi ketika
seseorang memperhatikan sesuatu, perangsang harus berusaha untuk
mengatur. Stimulus adalah apa yang dirasakan dan arti yang terdapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18
didalamnya adalah fungsi dari perangsang tersebut atau pendorong itu
sendiri.
3. Subyektif
Persepsi merupakam fungsi dari factor pribadi hal-hal yang berasal dari
sifat penikmat atau perasa, kebutuhan, nilai-nilai, motif, pengalaman,
masa lalu, pola pikir, dan kepribadian seseorang dalam individu dalam
memainkan sebuah peran dala persepsi.

2.1.4 Komponen Persepsi
Seperti telah diuraikan pada sub-bab sebelumnya bahwa inti dari
komunikasi adalah persepsi, sedangkan inti dari persepsi itu sendiri adalah
interpretasi atau penafsiran. Berikut ini penguraian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan persepsi selain dari penafsiran itu sendiri. Adapun hal-hal
yang berhubungan dengan persepsi atau komponen dari persepsi antara lain :
1. Penginderaan (Sensasi)
Penginderaan dapat ditangkap melalui alat-alat indera kita antara lain :
a. Mata sebagai indera penglihatan dalam menyampaikan pesan
nonverbal ke otak untuk kemudian diinterpretasikan. Otak menerima
kira-kira dua pertiga pesan melalui rangsangan visual sehhingga dapat
dikatakan penglihatan sebagai indera yang paling utama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19
b. Telinga sebagai indera pendengaran juga dalam menyampaikan pesan
nonverbal ke otak untuk kemudian ditafsirkan dan suara ini dapat
diterima dari semua arah.
c. Hidung sebagai indera penciuman
d. Kulit sebagai indera peraba
e. Lidah sebagai indera pengecap maupun perasa
2. Atensi
Dalam proses persepsi, atensi sangat tidak terhindarkan sebab sebelum
seseorang memberikan respon atau menafsirkan kejadian ataupun
rangsangan apapun, orang tersebut terlebih dahulu memperhatikan
kejadian atau rangsangan tersebut. Dalam hal ini rangsangan yang
menarik perhatian seseorang akan dianggap lebih penting oleh orang
tersebut, dari pada rangsangan yang tidak menarik perhatiannya.
Rangsangan yang tidak menarik perhatian seseorang akan cenderung
diabaikan oleh orang tersebut.
3. Interpretasi
Interpretasi sebuah pesan yang diperoleh seseorang melalui salah satu atau
lebih indera orang tersebut merupakan tahap terpenting dalam proses
persepsi. Namun tidak semua pesan atau rangsangan yang ditangkap oleh
indera seseorang akan diinterpretasikan semuanya oleh orang tersebut,
karena berbagai alasan antar lain : tidak sesuai dengan kepentingannya,
keterbatasan kemampuan panca indera dalam menangkap rangsangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20
yang terlampau banyak dalam satu waktu yang sama, dan tidak semua
rangsangan memiliki daya tarik yang sama bagi orang tersebut. (Mulyana,
2001:168-170)
Tubbs dan Moss dalam bukunya Human Communication (2003:39-40)
mengemukakan bahwa komponen persepsi terdiri dari seleksi atau selektif,
organisasi dan penafsiran. Persepsi adalah suatu proses aktif dimana setiap
orang

memperhatikan,

mengorganisasikan,

dan

menafsirkan

semua

pengalamannua secara selektif. Pemilihan stimuli tersebut bergantung pada
minat,

motivasi,

keinginan,

dan

harapan.

Manusia

cenderung

mengorganisasikan stimuli secara efektif, berarti bahwa stimuli diurutkan dan
disajikan dalam sebuah gambaran yang menyeluruh, lengkap, dan dapat
diindera. Stimuli dipersepsi dan diorganisasi secara selektif, selanjutnya stimuli
ditafsirkan secara selektif pula. Artinya stimuli diberikan makna secara unik
oleh orang yang menerimanya sesuai masa lalu, asumsi perilaku, suasana hati,
dan harapan orang tersebut. Oleh Mulyana (2001:169) dikatakan bahwa tiga
tahap ataupun komponen persepsi baik sensasi, atensi, dan interpretasi atau
seleksi (mencakup sensasi dan atensi), organisasi dan interpretasi pada dasarnya
adalah sama.

2.1.5 Proses Terjadinya Persepsi
Proses persepsi secara umum terbagi dalam empat tahap, yakni :
1. Perhatian dan Seleksi (Attention and Selection)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21
Pemilihan secara selektif hanya memberikan kesempatan pada proporsi
yang kecil dari seluruh informasi yang ada. Proses seleksi ini berasal dari
proses yang terkontrol, yaitu individu secara sadar memutuskan informasi
mana yang akan diperhatikan dan mana yang diabaikan.
2. Organisasi (Organization)
Pada tahap ini seluruh informasi yang telah masuk seleksi pada tahap
sebelumnya akan diorganisasikan. Adapun cara untuk mengorganisasi
informasi secara efisien adalah schema. Schema adalah kerangka kognitif
yang menggambarkan pengetahuan yang diorganisasi dengan pemberian
konsep atau stimulus yang dibangun melalui pengalaman.
3. Interpretasi (Interpretation)
Setelah perhatian digambarkan pada stimulus tertentu dan informasi telah
diorganisasi maka individu akan mencoba untuk memperoleh jawaban
tentang makna dari informasi tersebut. Tahap ini sangat dipengaruhi oleh
causal attribution, yaitu sebuah percobaan untuk menjelaskan mengapa
sesuatu itu terjadi seperti itu.
4. Pencarian Kembali (Retrieval)
Informasi yang telah disimpan dalam memori harus dicari kembali bila
informasi tersebut digunakan. Individu akan lebih mudah mendapatkan
kembali informasi yang telah tersimpan bila telah terskema dan
terorganisir.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22
Jadi proses persepsi diawali dengan perhatian dan seleksi terhadap
informasi yang ada, kemudian informasi yang telah terseleksi tersebut tersebut
diorganisir, setelah itu mulailah tahap interpretasi yaitu individu mencoba
memahami makna informasi tersebut. Ketika individu membutuhkan
informasi tersebut, maka dilakukan tahap pencarian kembali. (Schermerhorn,
1994:153-155)

2.1.6 Hal-hal Yang Mempengaruhi Persepsi
Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:176),
Mulyana menjelaskan bahwa setiap orang memiliki gambaran yang berbeda
mengenai realitas disekelilingnya. Berikut ini beberapa prinsip penting
mengenai persepsi terutama yang berkaitan dengan persepsi sosial, yang dapat
dikatakan bahwa prinsip-prinsip ini mempengaruhi persepsi yang dilakukan
manusia antara lain :
1. Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas
(sosial) yang telah dipelajaru sebelumnya. Menurut Gudy Kunst dan Kim
dalam Mulyana (2001:158) bahwa persepsi manusia terhadap hal-hal itu
berdasarkan pengalaman dan pembelajaran masa lalu mereka berkaitan
dengan orang, objek atau kejadian yang serupa. Ketiadaan pengalaman
terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan membuat seseorang
akan menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23
pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat seseorang terbiasa merespon
suatu objek dengan cara tertentu, sehingga seseorang sering kali gagal
mempersepsikan perbedaan yang sama dalam suatu objek lain yang mirip.
Manusia cenderung memperlakukan objek tersebut seperti sebelumnya,
padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut.
2. Persepsi bersifat selektif
Jika setiap saat seseorang diserbu dengan jutaan rangsangan indrawi dan
diharuskan menafsirkan rangsangan tersebut semuanya, pastilah seseorang
tersebut

tidak

kemampuan

mampu

indrawi

melakukannya,

setiap

orang

sebab

dalam

adanya

menangkap

keterbatasan
rangsangan

disekitarnya. Faktor utama yang mempengaruhi selektifitas adalah atensi,
dimana atensi ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a. Faktor internal seperti :
1) Faktor biologis antara lain rasa lapar dan haus, yang berhubungan
dengan kebutuhan
2) Faktor fisiologis yaitu bentuk fisik yang tampak
3) Faktor sosial seperti : gender, agama, tingkat pendidikan,
pekerjaan, pengalaman, penghasilan, peranan, status sosial, masa
lalu ataupun kebiasaan
b. Faktor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi dan
harapan. Faktor eksternal adalah atribut-atribut objek yang dipersepsi
seperti gerakan, kontras, kebaruan, ataupun perulangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24
3. Persepsi bersifat dugaan
Sama seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena seseorang
tidak mungkin memperoleh rincian yang jelas melalui kelima inderanya.
Proses persepsi yang bersifat dugaan ini memungkinkan seseorang
menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari sudut
pandang manapun. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan informasi
yang

diperoleh

melalui

alat-alat

indera

yang

dimiliki

manusia,

menyebabkan terjadinya ruang kosong sehingga perlu menciptakan persepsi
yang bersifat dugaan agar dapat menyediakan informasi yang lengkap bagi
ruang kosong tersebut.
4. Persepsi bersifat evaluatif
Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang perlu
melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan kepentingannya ketika
melakukan interpretasi pesan, seseorang harus melakukan evaluasi pesan
berdasarkan pengalaman terdahulu yang pernah dialaminya, begitu pula
setelah melakukan interpretasi pesan seseorang akan tetap melakukan
evaluasi berdasarkan pengalaman yang pernah dialami terdahulu untuk
mencocokan apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi bersifat
pribadi dan subjektif.
5. Persepsi bersifat kontekstual
Setiap rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Mulyana dalam bukunya
Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001-191) menyatakan bahwa dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25
semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan
salah satu pengaruh yang paling kuat. Dalam mengorganisasikan suatu
objek, seseorang bia