HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa dalam Menggunakan Produk Fashion Bermerek.
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN
PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN
PRODUK FASHION BERMEREK
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
INDAH KOMALA SARI
F100 090 021
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN
PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN
PRODUK FASHION BERMEREK
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
INDAH KOMALA SARI
F100 090 021
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
IITIBI]NGAN AIYTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEI\DERUNGATT
PERILAI(U KONSIJMTTX' PADA MAHASIS}VA I}ALAM
MENG'GUNAKAI\I PRODI]K FASHION BERMEREK
Diaj.kan oleh:
IndrhKomala Sari
F100 (x)0 021
Telah disetujui rmtuk dipertahankan
Di depanDewanPenguji
Telah disetujui oleh
frlr,
oruz*f"tltUyun,
l
I
I
M.Si
:
Surakarta,2T Jari20l3
HUBI]NGAI\I AITTARA KONSEP DIRI DENGAIT KECEI{DERI]NGAI\
PERILAI(U KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM
MENGGUNAKAI\I PRODUK FASHION BERMEREK
Yang Diajukan oleh
:
Indah Komala Sari
F100 090 021
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada
tanggal;27 JuIi 2013
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Dra. Zahrotul Uyun, M.Si
Penguji Pendamping
I
Drs. Mohammad Amir, M.Si
Penguji Pendamping
II
Achmad Dwityanto O, S.Psi, M.Si
27 Jtili2ot3
Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si. Psi
lv
mahasiswa
LATAR BELAKANG
Mahasiswa
sebagai
dengan
remaja
pada
umumnya. Sebagai trend setter remaja
generasi
penerus bangsa di masa depan yang
maka mahasiswa harus menampakkan
diharapkan dalam bergaul dengan
ketajaman
intelektualnya
suatu kelompok sosial, mahasiswa
kemampuan
pengendalian
diharapkan mampu menerima dan
Namun
memandang
keadaan
menunjukkan kecenderungan perilaku
dirinya agar mahasiswa terhindar dari
konsumtif masih banyak dijumpai
hal-hal negatif, salah satu bentuk
pada mahasiswa.
bagaimana
pada
realita
dan
emosi.
yang
ada
yakni
Dapat dilihat dari latar belakang
Menurut
di atas, bahwa perilaku konsumtif yang
Mahasiswa dilihat dari usianya 18-22
berlebihan berdampak hal-hal yang
tahun,
(1982)
negatif bagi mahasiswa. Fenomena–
termasuk dalam proses perkembangan
fenomena di atas mendorong peneliti
remaja akhir. Loudon & Bitta (1984)
untuk
menyatakan bahwa remaja adalah
“apakah ada hubungan antara konsep
kelompok yang berorientasi konsumtif,
diri dengan kecenderungan perilaku
karena kelompok ini suka mencoba
konsumtif pada mahasiswa dalam
hal-hal yang dianggap baru. Dari data
menggunakan
empiris
terjadi
bermerek?”.
peningkatan konsumsi wanita sebesar
Tujuan
perilaku
negatif
perilaku
mahasiswa
konsumtif.
menurut
pada
Mappiare
tahun
2001
merumuskan
masalah
produk
yaitu
fashion
penelitian
yang
29% dibanding tahun 2000 yang hanya
dilakukan adalah untuk mengetahui
sebesar 10% (BPS Indonesia, 2001).
hubungan antara konsep diri dengan
kecenderungan
Dalam kehidupan sosial pada
perilaku
mahasiswa, sudah mulai terbentuk
mahasiswa
konsep diri yang menjadi pedoman
produk
dalam
bersosialisasi.
diri
mengetahui tingkat konsep diri pada
inilah
yang
seorang
mahasiswa, untuk mengetahui tingkat
Konsep
membedakan
1
dalam
konsumtif
fashion
menggunakan
bermerek,
untuk
kecenderungan
perilaku
konsumtif
mementingkan
pada mahasiswa, untuk mengetahui
sumbangan
terhadap
efektif
konsep
kecenderungan
diri
Swastha dan Handoko (1987)
perilaku
mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang
perilaku
keinginan
untuk
sesuatu
secara
mengkonsumsi
kebudayaan, kelas social, kelompok
social
diri,
Lina & Rosyid, 1997) kecenderungan
disimpulkan
perilaku
bahwa
sebagai
konsumtif
menggunakan
kurang
mengkonsumsi
berlebihan
yaitu
Menurut
Berzonsky
(1981)
konsep diri adalah gambaran mengenai
yang
diri seseorang, baik persepsi terhadap
diri
perilaku
nyatanya
berdasarkan
maupun
harapannya.
penilaian
Brooks
membeli
dan
barang-barang
yang
(dalam Rakhmat,2005) mendefinisikan
dengan
bahwa melalui konsep diri individu
cenderung
dapat memperoleh gambaran tentang
diperhitungkan
kebutuhannya
konsumtif
didefinisikan
timbulnya
dalam
perilaku
menarik perhatian orang lain.
dapat
keinginan
memungkinkan
konformitas.
lain, kebanggaan diri, ikut-ikutan, dan
kecenderungan
konsumtif
dan
konsepdiri,
keinginan untuk berbeda dari orang
keinginan daripada kebutuhan. Dari
tersebut
persepsi,
motivasi,
aspek
dan manusia mementingkan faktor
pendapat
keluarga
Menurut Assuari (1987) bahwa aspek-
untuk
menggunakan konsumsi tanpa batas
pendapat
belajar,
sikap,
adalah
manusia
referensi,
diri terdiri dari pengamatan, disiplin
Lembaga Konsumen Indonesia (dalam
kecenderungan
dan
kemudian dari faktor intern atau dalam
menjadi konsumtif. Menurut Yayasan
konsumtif
perilaku
atau lingkungan yang terdiri dari
berlebihan dapat membuat seseorang
perilaku
mempengaruhi
konsumtif, antara lain faktor ekstern
konsumtif menurut Fromm (1998)
adalah
daripada
kebutuhan.
konsumtif pada mahasiswa
Kecenderungan
keinginan
dan
sesuatu
dimana
individu
dirinya
secara
secara
utuh.
Menurut
Lawrence (dalam Schmidt dan Cagran,
lebih
2
2008) konsep diri adalah penghargaan
sesungguhnya
terdapat
banyak
individu terhadap identitasnya sendiri.
kesamaan atau terjadi sinkronisasi
(Nurdjayadi&Zebua,2001).
Menurut Fitts (1996), konsep diri
terdiri dari faktor internal dan faktor
Menurut Dodgson dan Wood
eksternal. Faktor internal terdiri dari
(1998) menyatakan bahwa individu
keseluruhan
pribadi
yang mempunyai konsep diri negatif
sebagai kesatuan yang unik, penilaian
akan merasa dirinya selalu gagal,
seseorang terhadap identitas diri ,
merasa tidak mampu dan mempunyai
kepuasan
perilakunya.
pandangan yang buruk tentang dirinya.
Kemudian faktor-faktor konsep diri
Sebaliknya individu yang memiliki
eksternal terdiri dari physical self,
konsep
moral-ethical self, personal self, family
pandangan yang menyenangkan dan
self, social self, dan academic/work
baik tentang keadaan dirinya.
penghayatan
diri,
dan
diri
positif
mempunyai
Konsep diri seseorang dapat
self. Aspek-aspek konsep diri juga
diungkapkan oleh Berzonsky (1981)
menjadi
yaitu aspek fisik, aspek psikis, aspek
diakibatkan
sosial, aspek moral.
lingkungan sekitar. Dalam kaitannya
Mahasiswa
dengan
mengevaluasi
Bandura
konsep diri yang sudah mereka miliki
konsumsi
mahasiswa mempunyai konsep diri
remaja
Kurniawati,2009)
remaja
sebagian
besar
Mahasiswa yang merupakan bagian
inilah yang nantinya akan membentuk
dari remaja yang masih dalam masa
suatu kepribadian yang baik atau
perkembangannya cenderung bersikap
kurang baik. Seorang individu akan
hati-hati dalam menjaga hal yang
berkembang kearah positif apabila
dengan
(dalam
konsumsi
dari
orang lain dalam konteks sosial.
positif maupun negatif. Konsep diri
ideal
perilaku
pengaruh
negatif
terbentuk dengan melihat dan meniru
yang konsisten, baik itu konsep diri
yang
oleh
maupun
menyatakan bahwa tendensi perilaku
sejak kecil sampai pada akhirnya
antara
positif
dapat merusak penampilan. Untuk
yang
menunjang penampilan tersebut salah
3
satunya
mahasiswa
cenderung
remaja dalam menggunakan produk
berperilaku konsumtif.
Konsep
mahasiswa
diri
yang
akan
maupun
negatif
interaksi
yang
mahasiswa
fashion bermerek.
dimiliki
positif
Subyek dalam penelitian ini
dari
populasinya adalah mahasiswa dari dua
seorang
fakultas di masing-masing universitas
lingkungan
di Surakarta yakni UNS dan UMS
menjadi
diakibatkan
dilakukan
dengan
METODE PENELITIAN
yang berjumlah 100 orang.
sekitarnya. Kedua hal tersebut yang
membentuk seseorang untuk berpikir,
Metode yang digunakan dalam
berperasaaan dan bertindak termasuk
pengumpulan data adalah angket yang
bagaimana
terdiri
seorang
mahasiswa
dari
skala
berdasarkan
berperilaku konsumtif.
konsep
aspek-aspek
diri
yang
penelitian
dikemukakan oleh Berzonsky (1981)
yang dilakukan oleh peneliti lain yaitu
yaitu aspek fisik, psikis, moral dan
Lamarto
putri
sosial. Skala kecenderungan perilaku
merupakan pembeli potensial untuk
konsumtif yang mengacu pada aspek-
produk-produk
aspek
Berdasarkan
hasil
(1995)
remaja
bermerek
seperti
yang
dikemukakan
Assuari
dan
(1987) antara lain keinginan untuk
kosmetik. Seperti yang diungkapkan
tampak berbeda dengan orang lain,
oleh Mowen dan Minor (2002) bahwa
kebanggaan
individu membeli produk bukan untuk
menarik perhatian orang lain. Dalam
manfaat fungsional, tetapi lebih untuk
penelitian ini teknik analisis yang
nilai
digunakan
pakaian,
sepatu,
simboliknya.
mengatakan
mempengaruhi
bahwa
asesories,
Fitts
(1996)
konsep
perilaku
antara
diri
diri,
untuk
konsep
kecenderungan
seseorang
ikut–ikutan, dan
menghubungkan
diri
dengan
perilaku
konsumtif
adalah SPSS (Statistical Package For
dalam berinteraksi dengan orang lain.
Social Science) versi 16, dengan
Berdasar pendapat tersebut dapat
analisis product moment.
dilihat bahwa ada keterkaitan antara
konsep diri dengan perilaku konsumtif
4
kasikan diri konsumen pada individu
HASIL DAN PEMBAHASAN
lain. Individu biasanya memilih untuk
Berdasarkan hasil perhitungan
membeli
teknik analisis product moment dari
Pearson
diperoleh
nilai
ini juga sejalan dengan hasil penelitian
Triyaningsih (2011) bahwa remaja
0,01 ) sehingga dapat disimpulkan
hasil
menunjukkan
penelitian
adanya
putri yang membeli produk fashion
ini
dan aksesoris di toko-toko seperti baju,
hubungan
tas, sandal, sepatu dan sebagainya.
negatif yang sangat signifikan antara
Mereka tak jarang membeli produk
konsep diri dengan kecenderungan
fashion dan barang-barang yang sama
perilaku konsumtif pada mahasiswa
dengan teman-temannya atau bahkan
dalam menggunakan produk fashion
bermerek. Hal
ini
berarti
bahwa
semakin rendah konsep diri maka
semakin
tinggi
yang merupakan
cerminan dari konsep diri mereka. Hal
koefisien
korelasi -0,322 dengan p = 0,001 (p <
bahwa
produk
membanding-bandingkan
barang
kepemilikannya
barang
dengan
temannya untuk melihat barang siapa
kecenderungan
yang lebih trendy.
perilaku konsumtif pada mahasiswa
dalam menggunakan produk fashion
Hasil
penelitian
ini
sesuai
bermerek dan sebaliknya semakin
dengan
tinggi konsep diri maka semakin
Handoko (1987) perilaku konsumtif
rendah
dipengaruhi
kecenderungan
perilaku
pendapat
oleh
Swastha
beberapa
dan
faktor
konsumtif pada mahasiswa dalam
internal yang berhubungan dengan
menggunakan
fashion
perilaku konsumtif pada mahasiswa
bermerek. Hal ini sesuai dengan
salah satunya faktor konsep diri yang
pendapat Stanton & Lamarto (dalam
banyak
Meilaratri,
2004)
produk
membeli konsumen, konsumen yang
dipandang
sebagai
oleh
memandang dirinya sebagai manusia
produk
suatu
symbol
mempengaruhi
keputusan
konsumen, sehingga produk memiliki
yang
kemampuan
menginginkanp roduk yang sesuai
untuk
mengkomuni
5
berkepribadian
tinggi
tentu
dengan kepribadian itu sendiri, atau
konsep diri yang tergolong sedang atau
bagaimana orang lain memandang
cukup. Yang menunjukkan bahwa
konsumen itu sebagai pribadi yang
rata-rata subyek memiliki konsep diri
baik,
yang negatif, hal ini terlihat dari 100
itulah
konsumen
yang
yang
subyek terdapat 75 subyek yang
sudah
memiliki konsep diri sangat rendah,
memiliki gambaran yang ada pada
hal ini menandakan bahwa sebagian
dirinya sendiri dan merasa percaya diri
besar subyek yang kurang mampu
dengan apa yang sudah dipakai dalam
memahami gambaran keadaan dirinya
kesehariannya,
mahasiswa
sendiri beserta orang lain, merasa
cenderung tidak mudah terpengaruh
kurang menarik dan kurang percaya
dengan lingkungan luar. Sedangkan
diri dalam menampilkan potensi yang
mahasiswa
mampu
dimiliki dirinya dihadapan orang lain.
melihat gambaran yang ada pada
Subyek juga merasa gengsi dan kurang
dirinya, maka mahasiswa tersebut
selektif dalam memahami kebutuhan
cenderung merasa rendah diri dan
yang
mudah terpengaruh lingkungan dari
keinginannya. Kecenderungan perilaku
luar. Jika mahasiswa dapat memahami
konsumtif
gambaran dirinya dengan baik, mampu
tergolong sedang atau cukup yang
mengenali
dapat
ditunjukkan dengan prosentase 54%,
menerima dirinya, maka mahasiswa
5% kecenderungan perilaku konsumtif
akan
memiliki
yang rendah, 30% kecenderungan
pandangan yang positif tentang dirinya
perilaku konsumtif yang tinggi, dan
yang
11%
dipilih.
terhadap
diharapkan
Ketika
dapat
mahasiswa
maka
yang
dirinya
lebih
produk
kurang
sehingga
cenderung
meningkatkan
konsep
dirinya.
lebih
konsumtif
penting
yang
daripada
dimiliki
subyek
kecenderungan
yang
perilaku
tergolong
sangat
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 100
Hasil ini ditunjukkan dengan
subyek
75% konsep diri yang sangat rendah,
54
kecenderungan
22% konsep diri yang rendah, 3%
subyek
memiliki
perilaku
konsumtif
yang tergolong sedang atau cukup
6
yang menunjukkan dalam melakukan
sosial, dan kebudayaan yang dapat
aktivitas,
pendapat
mempengaruhi individu berperilaku
tergolong normal atau sedang, hal ini
sehingga menimbulkan perilaku yang
ditunjukkan
sama dilingkungan sekitarnya.
minat
dan
bahwa
mahasiswa
terkadang mengarah kecenderungan
perilaku
konsumtif
maupun
yang
merasa
biasa-biasa
yang
rendah.
Salah satu faktor yang berperan
tinggi
penting
Mahasiswa
saja
kecenderungan
dalam
kondisi
subyek
Konsep
yang
tua.
Peranan
terhadap
mencakup
kecenderungan
perilaku konsumtif , ditunjukkan oleh
perilaku
dan
lain
Simon
(dalam
tergantung
yang
didapat
sangat sedikit. Selain itu proses dalam
pengambilan
data
dan
penelitian
dilakukan di sela-sela waktu istirahat
membentuk suatu perilaku konsumtif.
sosial,
menurut
variabel
dialami individu sehingga hal tersebut
kelas
kelebihan
kelemahan yaitu referensi teori dari
motivasi, dan konformitas yang pernah
keluarga,
kekurangan,
motivasi,
Pada penelitian ini memiliki
disiplin diri, belajar, persepsi, sikap,
eksternal
pribadi,
fisik,
dari sebagian yang mereka konsumsi.
konsumtif
faktor internal seperti pengamatan,
faktor
dimensi
Sumartono, 2002) sebagian berasal
terhadap
seperti faktor internal dan eksternal,
Sedangkan
seluruh
karakteristik
diri
89,6% faktor-faktor yang memberikan
kecenderungan
sikap,
Sobur, 2003). Manifestasi dari konsep
ini berarti masih banyak terdapat
efektif
merupakan
sebagainya Irwanto dan Yatim (dalam
koefisien determinan (r2)= 0,104. Hal
sumbangan
diri
pandangan, dan keyakinan diri ini
atau
sumbangan efektif konsep diri sebesar
10,4%
konsumtif
terhadap keseluruhan dirinya. Sikap,
mengandalkan pemberian keuangan
orang
perilaku
pandangan, atau keyakinan seseorang
masih berstatus mahasiswa yang masih
dari
menentukan
pada individu adalah konsep diri.
menyikapi pergaulan yang berorientasi
kesenangan,
dalam
ujian
yakni
akhir
semester,
sehingga
konsentrasi mahasiswa dalam mengisi
kelompok
7
skala
konsep
kecenderungan
diri
dan
perilaku
skala
konsep diri yang rendah dengan
konsumtif
memberikan
kegiatan–kegiatan
kurang optimal karena konsentrasi
yang
mahasiswa fokus dengan persiapan
mahasiswa seperti penelitian dalam
ujian.
bidang akademik dan berperan aktif
KESIMPULAN
pada organisasi dan UKM yang
Berdasarkan
hasil
penelitian
signifikan
negatif
dengan
yang
positif
untuk
berada di kampus.
dapat disimpulkan bahwa konsep diri
berhubungan
bersifat
2. Subyek penelitian atau mahasiswa
sangat
Mahasiswa
kecenderungan
dapat
diharapkan
lebih
menurunkan
perilaku konsumtif pada mahasiswa
kecenderungan
dalam menggunakan produk fashion
konsumtifnya dengan cara lebih
bermerek.
selektif
dalam
SARAN
barang,
dengan cara
diharapkan
dapat
memberikan
saran-saran
kepada
mahasiswa
supaya
menurunkan
Mahasiswa
pimpinan
Universitas
membuat
diharapkan
mampu
bukan sesuai keinginan, dengan
cara membuat daftar kebutuhan.
dapat
Mahasiswa yang masih memiliki
kecenderungan
konsep diri yang rendah diharap
kan
pemberian arahan dalam berbusana
mampu
kelebihan,
di kampus yang sopan dan tidak
memperbolehkan berbusana seperti
saat nongkrong di luar kampus,
diharapkan
suatu
membeli barang sesuai kebutuhan
perilaku konsumtif dengan cara
serta
membeli
daftar pembelian sesuai kebutuhan.
1. Universitas yang bersangkutan
Kepada
perilaku
mengembangkan
dan
kegiatan
positif
akademik
dan
meningkatkan
seperti
peka
aktif
terhadap
lingkungan sekitar.
dapat
3. Peneliti selanjutnya
memeberikan bimbingan kepada
Peneliti lain yang tertarik
mahasiswa yang masih memiliki
untuk meneliti variabel perilaku
8
konsumtif
agar
& Industri. Jakarta: CV.
menyertakan
Rajawali.
variabel-variabel lain yang mungkin
dapat
mempengaruhi
Kurniawati, Meike. 2009. Kelompok
perilaku
konsumtif, baik variabel eksternal
Acuan Remaja: Faktor Konsumsi
maupun variabel internal.
Produk Food Supplement.
DAFTAR PUSTAKA
Phronesis Jurnal Ilmiah
Assuari,S. 1987. Manajemen
Psikologi Industri dan
Pemasaran. Jakarta:Rajawali.
Organisasi. Vol.11.1.hal 53-64.
Berzonsky, M.D. 1981. Adolescent
Lamarto, Y. 1995. Prinsip Pemasaran.
Development. New York: Mac
Jakarta: Erlangga.
Millan Publishing.
Lina & Rasyid, H.F. 1997. Perilaku
Badan Pusat Statistik. 2001. Survei
konsumtif berdasarkan locus of
Konsumen. Jakarta: BPS
control
Dodgson, dkk. 1998. Self Esteem and
Cognitive
Accessibility
pada
remaja
putra.
Psikologika . 04. 5-13.
of
Loudon, D. L., dkk. 1984.ConsumerBe
Strengths and Weekness After
havior .SecondEdition. New Yor
Failure. Journal of Personality
k: Mc Graw - Hill, Inc.
and Social Psychology. 75. 178-
Mappiere, A. 1982.PsikologiRemaja .
194.
Surabaya: Usaha Nasional.
Fitts, W. H. 1996. Tennesse Self-
Meilaratri, B, dkk. 2004. Konsep diri
Concept Scale. TSCS:2,Manual,
danKecenderungan Pengambilan
Second
Keputusan
Edition.
California:
Western Psychological Services.
dalam
Membeli
Pakaian pada Remaja Wanita.
Fromm, E. 1998. To have or to be.
Insight Journal. No.1. 19-27.
New York: The Chaucer Press,
Rakhmat, J. 2005. Psikologi
Ltd.
Komunikasi. Bandung: Remaja
Kartono, K. 2006. Psikologi Sosial
Rosdakarya.
Untuk Manajemen Perusahaan
9
Perilaku Konsumen. Yogyakarta:
Sabri, M. A.1993. Pengantar Psikologi
Liberty.
Umum & Perkembangan.
Triyaningsih,
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Online
Schmidt, M., & Cagran B. 2008. Self
S.L.
2011.
Dampak
Marketing
Melalui
Terhadap
Perilaku
Concept Of Students In Inclusive
Facebook
Settings. International Journal
Konsumtif Masyarakat. Jurnal
Of Special Education. 23. 1.
Ekonomi dan Kewirausahaan.
Vol.11.hal 172-177.
Sobur, A. 2003. Psikologi Umum.
Zebua, A. S & Nurdjayadi, R. D. 2001.
Bandung: Pustaka Setia.
Sumartono.
dalam
Imbas
2002.
Iklan
Terperangkap
Hubungan Antara Konformitas
Meneropong
dan Konsep Diri. Manasa . 1.13.
:
Pesan
2.
IklanTelevisi.
Bandung: Alfabeta.
Swastha, B & Handoko. H. 1987.
Manajemen Pemasaran Analisis
10
PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN
PRODUK FASHION BERMEREK
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
INDAH KOMALA SARI
F100 090 021
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN
PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN
PRODUK FASHION BERMEREK
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
INDAH KOMALA SARI
F100 090 021
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
IITIBI]NGAN AIYTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEI\DERUNGATT
PERILAI(U KONSIJMTTX' PADA MAHASIS}VA I}ALAM
MENG'GUNAKAI\I PRODI]K FASHION BERMEREK
Diaj.kan oleh:
IndrhKomala Sari
F100 (x)0 021
Telah disetujui rmtuk dipertahankan
Di depanDewanPenguji
Telah disetujui oleh
frlr,
oruz*f"tltUyun,
l
I
I
M.Si
:
Surakarta,2T Jari20l3
HUBI]NGAI\I AITTARA KONSEP DIRI DENGAIT KECEI{DERI]NGAI\
PERILAI(U KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM
MENGGUNAKAI\I PRODUK FASHION BERMEREK
Yang Diajukan oleh
:
Indah Komala Sari
F100 090 021
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada
tanggal;27 JuIi 2013
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Dra. Zahrotul Uyun, M.Si
Penguji Pendamping
I
Drs. Mohammad Amir, M.Si
Penguji Pendamping
II
Achmad Dwityanto O, S.Psi, M.Si
27 Jtili2ot3
Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si. Psi
lv
mahasiswa
LATAR BELAKANG
Mahasiswa
sebagai
dengan
remaja
pada
umumnya. Sebagai trend setter remaja
generasi
penerus bangsa di masa depan yang
maka mahasiswa harus menampakkan
diharapkan dalam bergaul dengan
ketajaman
intelektualnya
suatu kelompok sosial, mahasiswa
kemampuan
pengendalian
diharapkan mampu menerima dan
Namun
memandang
keadaan
menunjukkan kecenderungan perilaku
dirinya agar mahasiswa terhindar dari
konsumtif masih banyak dijumpai
hal-hal negatif, salah satu bentuk
pada mahasiswa.
bagaimana
pada
realita
dan
emosi.
yang
ada
yakni
Dapat dilihat dari latar belakang
Menurut
di atas, bahwa perilaku konsumtif yang
Mahasiswa dilihat dari usianya 18-22
berlebihan berdampak hal-hal yang
tahun,
(1982)
negatif bagi mahasiswa. Fenomena–
termasuk dalam proses perkembangan
fenomena di atas mendorong peneliti
remaja akhir. Loudon & Bitta (1984)
untuk
menyatakan bahwa remaja adalah
“apakah ada hubungan antara konsep
kelompok yang berorientasi konsumtif,
diri dengan kecenderungan perilaku
karena kelompok ini suka mencoba
konsumtif pada mahasiswa dalam
hal-hal yang dianggap baru. Dari data
menggunakan
empiris
terjadi
bermerek?”.
peningkatan konsumsi wanita sebesar
Tujuan
perilaku
negatif
perilaku
mahasiswa
konsumtif.
menurut
pada
Mappiare
tahun
2001
merumuskan
masalah
produk
yaitu
fashion
penelitian
yang
29% dibanding tahun 2000 yang hanya
dilakukan adalah untuk mengetahui
sebesar 10% (BPS Indonesia, 2001).
hubungan antara konsep diri dengan
kecenderungan
Dalam kehidupan sosial pada
perilaku
mahasiswa, sudah mulai terbentuk
mahasiswa
konsep diri yang menjadi pedoman
produk
dalam
bersosialisasi.
diri
mengetahui tingkat konsep diri pada
inilah
yang
seorang
mahasiswa, untuk mengetahui tingkat
Konsep
membedakan
1
dalam
konsumtif
fashion
menggunakan
bermerek,
untuk
kecenderungan
perilaku
konsumtif
mementingkan
pada mahasiswa, untuk mengetahui
sumbangan
terhadap
efektif
konsep
kecenderungan
diri
Swastha dan Handoko (1987)
perilaku
mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang
perilaku
keinginan
untuk
sesuatu
secara
mengkonsumsi
kebudayaan, kelas social, kelompok
social
diri,
Lina & Rosyid, 1997) kecenderungan
disimpulkan
perilaku
bahwa
sebagai
konsumtif
menggunakan
kurang
mengkonsumsi
berlebihan
yaitu
Menurut
Berzonsky
(1981)
konsep diri adalah gambaran mengenai
yang
diri seseorang, baik persepsi terhadap
diri
perilaku
nyatanya
berdasarkan
maupun
harapannya.
penilaian
Brooks
membeli
dan
barang-barang
yang
(dalam Rakhmat,2005) mendefinisikan
dengan
bahwa melalui konsep diri individu
cenderung
dapat memperoleh gambaran tentang
diperhitungkan
kebutuhannya
konsumtif
didefinisikan
timbulnya
dalam
perilaku
menarik perhatian orang lain.
dapat
keinginan
memungkinkan
konformitas.
lain, kebanggaan diri, ikut-ikutan, dan
kecenderungan
konsumtif
dan
konsepdiri,
keinginan untuk berbeda dari orang
keinginan daripada kebutuhan. Dari
tersebut
persepsi,
motivasi,
aspek
dan manusia mementingkan faktor
pendapat
keluarga
Menurut Assuari (1987) bahwa aspek-
untuk
menggunakan konsumsi tanpa batas
pendapat
belajar,
sikap,
adalah
manusia
referensi,
diri terdiri dari pengamatan, disiplin
Lembaga Konsumen Indonesia (dalam
kecenderungan
dan
kemudian dari faktor intern atau dalam
menjadi konsumtif. Menurut Yayasan
konsumtif
perilaku
atau lingkungan yang terdiri dari
berlebihan dapat membuat seseorang
perilaku
mempengaruhi
konsumtif, antara lain faktor ekstern
konsumtif menurut Fromm (1998)
adalah
daripada
kebutuhan.
konsumtif pada mahasiswa
Kecenderungan
keinginan
dan
sesuatu
dimana
individu
dirinya
secara
secara
utuh.
Menurut
Lawrence (dalam Schmidt dan Cagran,
lebih
2
2008) konsep diri adalah penghargaan
sesungguhnya
terdapat
banyak
individu terhadap identitasnya sendiri.
kesamaan atau terjadi sinkronisasi
(Nurdjayadi&Zebua,2001).
Menurut Fitts (1996), konsep diri
terdiri dari faktor internal dan faktor
Menurut Dodgson dan Wood
eksternal. Faktor internal terdiri dari
(1998) menyatakan bahwa individu
keseluruhan
pribadi
yang mempunyai konsep diri negatif
sebagai kesatuan yang unik, penilaian
akan merasa dirinya selalu gagal,
seseorang terhadap identitas diri ,
merasa tidak mampu dan mempunyai
kepuasan
perilakunya.
pandangan yang buruk tentang dirinya.
Kemudian faktor-faktor konsep diri
Sebaliknya individu yang memiliki
eksternal terdiri dari physical self,
konsep
moral-ethical self, personal self, family
pandangan yang menyenangkan dan
self, social self, dan academic/work
baik tentang keadaan dirinya.
penghayatan
diri,
dan
diri
positif
mempunyai
Konsep diri seseorang dapat
self. Aspek-aspek konsep diri juga
diungkapkan oleh Berzonsky (1981)
menjadi
yaitu aspek fisik, aspek psikis, aspek
diakibatkan
sosial, aspek moral.
lingkungan sekitar. Dalam kaitannya
Mahasiswa
dengan
mengevaluasi
Bandura
konsep diri yang sudah mereka miliki
konsumsi
mahasiswa mempunyai konsep diri
remaja
Kurniawati,2009)
remaja
sebagian
besar
Mahasiswa yang merupakan bagian
inilah yang nantinya akan membentuk
dari remaja yang masih dalam masa
suatu kepribadian yang baik atau
perkembangannya cenderung bersikap
kurang baik. Seorang individu akan
hati-hati dalam menjaga hal yang
berkembang kearah positif apabila
dengan
(dalam
konsumsi
dari
orang lain dalam konteks sosial.
positif maupun negatif. Konsep diri
ideal
perilaku
pengaruh
negatif
terbentuk dengan melihat dan meniru
yang konsisten, baik itu konsep diri
yang
oleh
maupun
menyatakan bahwa tendensi perilaku
sejak kecil sampai pada akhirnya
antara
positif
dapat merusak penampilan. Untuk
yang
menunjang penampilan tersebut salah
3
satunya
mahasiswa
cenderung
remaja dalam menggunakan produk
berperilaku konsumtif.
Konsep
mahasiswa
diri
yang
akan
maupun
negatif
interaksi
yang
mahasiswa
fashion bermerek.
dimiliki
positif
Subyek dalam penelitian ini
dari
populasinya adalah mahasiswa dari dua
seorang
fakultas di masing-masing universitas
lingkungan
di Surakarta yakni UNS dan UMS
menjadi
diakibatkan
dilakukan
dengan
METODE PENELITIAN
yang berjumlah 100 orang.
sekitarnya. Kedua hal tersebut yang
membentuk seseorang untuk berpikir,
Metode yang digunakan dalam
berperasaaan dan bertindak termasuk
pengumpulan data adalah angket yang
bagaimana
terdiri
seorang
mahasiswa
dari
skala
berdasarkan
berperilaku konsumtif.
konsep
aspek-aspek
diri
yang
penelitian
dikemukakan oleh Berzonsky (1981)
yang dilakukan oleh peneliti lain yaitu
yaitu aspek fisik, psikis, moral dan
Lamarto
putri
sosial. Skala kecenderungan perilaku
merupakan pembeli potensial untuk
konsumtif yang mengacu pada aspek-
produk-produk
aspek
Berdasarkan
hasil
(1995)
remaja
bermerek
seperti
yang
dikemukakan
Assuari
dan
(1987) antara lain keinginan untuk
kosmetik. Seperti yang diungkapkan
tampak berbeda dengan orang lain,
oleh Mowen dan Minor (2002) bahwa
kebanggaan
individu membeli produk bukan untuk
menarik perhatian orang lain. Dalam
manfaat fungsional, tetapi lebih untuk
penelitian ini teknik analisis yang
nilai
digunakan
pakaian,
sepatu,
simboliknya.
mengatakan
mempengaruhi
bahwa
asesories,
Fitts
(1996)
konsep
perilaku
antara
diri
diri,
untuk
konsep
kecenderungan
seseorang
ikut–ikutan, dan
menghubungkan
diri
dengan
perilaku
konsumtif
adalah SPSS (Statistical Package For
dalam berinteraksi dengan orang lain.
Social Science) versi 16, dengan
Berdasar pendapat tersebut dapat
analisis product moment.
dilihat bahwa ada keterkaitan antara
konsep diri dengan perilaku konsumtif
4
kasikan diri konsumen pada individu
HASIL DAN PEMBAHASAN
lain. Individu biasanya memilih untuk
Berdasarkan hasil perhitungan
membeli
teknik analisis product moment dari
Pearson
diperoleh
nilai
ini juga sejalan dengan hasil penelitian
Triyaningsih (2011) bahwa remaja
0,01 ) sehingga dapat disimpulkan
hasil
menunjukkan
penelitian
adanya
putri yang membeli produk fashion
ini
dan aksesoris di toko-toko seperti baju,
hubungan
tas, sandal, sepatu dan sebagainya.
negatif yang sangat signifikan antara
Mereka tak jarang membeli produk
konsep diri dengan kecenderungan
fashion dan barang-barang yang sama
perilaku konsumtif pada mahasiswa
dengan teman-temannya atau bahkan
dalam menggunakan produk fashion
bermerek. Hal
ini
berarti
bahwa
semakin rendah konsep diri maka
semakin
tinggi
yang merupakan
cerminan dari konsep diri mereka. Hal
koefisien
korelasi -0,322 dengan p = 0,001 (p <
bahwa
produk
membanding-bandingkan
barang
kepemilikannya
barang
dengan
temannya untuk melihat barang siapa
kecenderungan
yang lebih trendy.
perilaku konsumtif pada mahasiswa
dalam menggunakan produk fashion
Hasil
penelitian
ini
sesuai
bermerek dan sebaliknya semakin
dengan
tinggi konsep diri maka semakin
Handoko (1987) perilaku konsumtif
rendah
dipengaruhi
kecenderungan
perilaku
pendapat
oleh
Swastha
beberapa
dan
faktor
konsumtif pada mahasiswa dalam
internal yang berhubungan dengan
menggunakan
fashion
perilaku konsumtif pada mahasiswa
bermerek. Hal ini sesuai dengan
salah satunya faktor konsep diri yang
pendapat Stanton & Lamarto (dalam
banyak
Meilaratri,
2004)
produk
membeli konsumen, konsumen yang
dipandang
sebagai
oleh
memandang dirinya sebagai manusia
produk
suatu
symbol
mempengaruhi
keputusan
konsumen, sehingga produk memiliki
yang
kemampuan
menginginkanp roduk yang sesuai
untuk
mengkomuni
5
berkepribadian
tinggi
tentu
dengan kepribadian itu sendiri, atau
konsep diri yang tergolong sedang atau
bagaimana orang lain memandang
cukup. Yang menunjukkan bahwa
konsumen itu sebagai pribadi yang
rata-rata subyek memiliki konsep diri
baik,
yang negatif, hal ini terlihat dari 100
itulah
konsumen
yang
yang
subyek terdapat 75 subyek yang
sudah
memiliki konsep diri sangat rendah,
memiliki gambaran yang ada pada
hal ini menandakan bahwa sebagian
dirinya sendiri dan merasa percaya diri
besar subyek yang kurang mampu
dengan apa yang sudah dipakai dalam
memahami gambaran keadaan dirinya
kesehariannya,
mahasiswa
sendiri beserta orang lain, merasa
cenderung tidak mudah terpengaruh
kurang menarik dan kurang percaya
dengan lingkungan luar. Sedangkan
diri dalam menampilkan potensi yang
mahasiswa
mampu
dimiliki dirinya dihadapan orang lain.
melihat gambaran yang ada pada
Subyek juga merasa gengsi dan kurang
dirinya, maka mahasiswa tersebut
selektif dalam memahami kebutuhan
cenderung merasa rendah diri dan
yang
mudah terpengaruh lingkungan dari
keinginannya. Kecenderungan perilaku
luar. Jika mahasiswa dapat memahami
konsumtif
gambaran dirinya dengan baik, mampu
tergolong sedang atau cukup yang
mengenali
dapat
ditunjukkan dengan prosentase 54%,
menerima dirinya, maka mahasiswa
5% kecenderungan perilaku konsumtif
akan
memiliki
yang rendah, 30% kecenderungan
pandangan yang positif tentang dirinya
perilaku konsumtif yang tinggi, dan
yang
11%
dipilih.
terhadap
diharapkan
Ketika
dapat
mahasiswa
maka
yang
dirinya
lebih
produk
kurang
sehingga
cenderung
meningkatkan
konsep
dirinya.
lebih
konsumtif
penting
yang
daripada
dimiliki
subyek
kecenderungan
yang
perilaku
tergolong
sangat
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 100
Hasil ini ditunjukkan dengan
subyek
75% konsep diri yang sangat rendah,
54
kecenderungan
22% konsep diri yang rendah, 3%
subyek
memiliki
perilaku
konsumtif
yang tergolong sedang atau cukup
6
yang menunjukkan dalam melakukan
sosial, dan kebudayaan yang dapat
aktivitas,
pendapat
mempengaruhi individu berperilaku
tergolong normal atau sedang, hal ini
sehingga menimbulkan perilaku yang
ditunjukkan
sama dilingkungan sekitarnya.
minat
dan
bahwa
mahasiswa
terkadang mengarah kecenderungan
perilaku
konsumtif
maupun
yang
merasa
biasa-biasa
yang
rendah.
Salah satu faktor yang berperan
tinggi
penting
Mahasiswa
saja
kecenderungan
dalam
kondisi
subyek
Konsep
yang
tua.
Peranan
terhadap
mencakup
kecenderungan
perilaku konsumtif , ditunjukkan oleh
perilaku
dan
lain
Simon
(dalam
tergantung
yang
didapat
sangat sedikit. Selain itu proses dalam
pengambilan
data
dan
penelitian
dilakukan di sela-sela waktu istirahat
membentuk suatu perilaku konsumtif.
sosial,
menurut
variabel
dialami individu sehingga hal tersebut
kelas
kelebihan
kelemahan yaitu referensi teori dari
motivasi, dan konformitas yang pernah
keluarga,
kekurangan,
motivasi,
Pada penelitian ini memiliki
disiplin diri, belajar, persepsi, sikap,
eksternal
pribadi,
fisik,
dari sebagian yang mereka konsumsi.
konsumtif
faktor internal seperti pengamatan,
faktor
dimensi
Sumartono, 2002) sebagian berasal
terhadap
seperti faktor internal dan eksternal,
Sedangkan
seluruh
karakteristik
diri
89,6% faktor-faktor yang memberikan
kecenderungan
sikap,
Sobur, 2003). Manifestasi dari konsep
ini berarti masih banyak terdapat
efektif
merupakan
sebagainya Irwanto dan Yatim (dalam
koefisien determinan (r2)= 0,104. Hal
sumbangan
diri
pandangan, dan keyakinan diri ini
atau
sumbangan efektif konsep diri sebesar
10,4%
konsumtif
terhadap keseluruhan dirinya. Sikap,
mengandalkan pemberian keuangan
orang
perilaku
pandangan, atau keyakinan seseorang
masih berstatus mahasiswa yang masih
dari
menentukan
pada individu adalah konsep diri.
menyikapi pergaulan yang berorientasi
kesenangan,
dalam
ujian
yakni
akhir
semester,
sehingga
konsentrasi mahasiswa dalam mengisi
kelompok
7
skala
konsep
kecenderungan
diri
dan
perilaku
skala
konsep diri yang rendah dengan
konsumtif
memberikan
kegiatan–kegiatan
kurang optimal karena konsentrasi
yang
mahasiswa fokus dengan persiapan
mahasiswa seperti penelitian dalam
ujian.
bidang akademik dan berperan aktif
KESIMPULAN
pada organisasi dan UKM yang
Berdasarkan
hasil
penelitian
signifikan
negatif
dengan
yang
positif
untuk
berada di kampus.
dapat disimpulkan bahwa konsep diri
berhubungan
bersifat
2. Subyek penelitian atau mahasiswa
sangat
Mahasiswa
kecenderungan
dapat
diharapkan
lebih
menurunkan
perilaku konsumtif pada mahasiswa
kecenderungan
dalam menggunakan produk fashion
konsumtifnya dengan cara lebih
bermerek.
selektif
dalam
SARAN
barang,
dengan cara
diharapkan
dapat
memberikan
saran-saran
kepada
mahasiswa
supaya
menurunkan
Mahasiswa
pimpinan
Universitas
membuat
diharapkan
mampu
bukan sesuai keinginan, dengan
cara membuat daftar kebutuhan.
dapat
Mahasiswa yang masih memiliki
kecenderungan
konsep diri yang rendah diharap
kan
pemberian arahan dalam berbusana
mampu
kelebihan,
di kampus yang sopan dan tidak
memperbolehkan berbusana seperti
saat nongkrong di luar kampus,
diharapkan
suatu
membeli barang sesuai kebutuhan
perilaku konsumtif dengan cara
serta
membeli
daftar pembelian sesuai kebutuhan.
1. Universitas yang bersangkutan
Kepada
perilaku
mengembangkan
dan
kegiatan
positif
akademik
dan
meningkatkan
seperti
peka
aktif
terhadap
lingkungan sekitar.
dapat
3. Peneliti selanjutnya
memeberikan bimbingan kepada
Peneliti lain yang tertarik
mahasiswa yang masih memiliki
untuk meneliti variabel perilaku
8
konsumtif
agar
& Industri. Jakarta: CV.
menyertakan
Rajawali.
variabel-variabel lain yang mungkin
dapat
mempengaruhi
Kurniawati, Meike. 2009. Kelompok
perilaku
konsumtif, baik variabel eksternal
Acuan Remaja: Faktor Konsumsi
maupun variabel internal.
Produk Food Supplement.
DAFTAR PUSTAKA
Phronesis Jurnal Ilmiah
Assuari,S. 1987. Manajemen
Psikologi Industri dan
Pemasaran. Jakarta:Rajawali.
Organisasi. Vol.11.1.hal 53-64.
Berzonsky, M.D. 1981. Adolescent
Lamarto, Y. 1995. Prinsip Pemasaran.
Development. New York: Mac
Jakarta: Erlangga.
Millan Publishing.
Lina & Rasyid, H.F. 1997. Perilaku
Badan Pusat Statistik. 2001. Survei
konsumtif berdasarkan locus of
Konsumen. Jakarta: BPS
control
Dodgson, dkk. 1998. Self Esteem and
Cognitive
Accessibility
pada
remaja
putra.
Psikologika . 04. 5-13.
of
Loudon, D. L., dkk. 1984.ConsumerBe
Strengths and Weekness After
havior .SecondEdition. New Yor
Failure. Journal of Personality
k: Mc Graw - Hill, Inc.
and Social Psychology. 75. 178-
Mappiere, A. 1982.PsikologiRemaja .
194.
Surabaya: Usaha Nasional.
Fitts, W. H. 1996. Tennesse Self-
Meilaratri, B, dkk. 2004. Konsep diri
Concept Scale. TSCS:2,Manual,
danKecenderungan Pengambilan
Second
Keputusan
Edition.
California:
Western Psychological Services.
dalam
Membeli
Pakaian pada Remaja Wanita.
Fromm, E. 1998. To have or to be.
Insight Journal. No.1. 19-27.
New York: The Chaucer Press,
Rakhmat, J. 2005. Psikologi
Ltd.
Komunikasi. Bandung: Remaja
Kartono, K. 2006. Psikologi Sosial
Rosdakarya.
Untuk Manajemen Perusahaan
9
Perilaku Konsumen. Yogyakarta:
Sabri, M. A.1993. Pengantar Psikologi
Liberty.
Umum & Perkembangan.
Triyaningsih,
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Online
Schmidt, M., & Cagran B. 2008. Self
S.L.
2011.
Dampak
Marketing
Melalui
Terhadap
Perilaku
Concept Of Students In Inclusive
Settings. International Journal
Konsumtif Masyarakat. Jurnal
Of Special Education. 23. 1.
Ekonomi dan Kewirausahaan.
Vol.11.hal 172-177.
Sobur, A. 2003. Psikologi Umum.
Zebua, A. S & Nurdjayadi, R. D. 2001.
Bandung: Pustaka Setia.
Sumartono.
dalam
Imbas
2002.
Iklan
Terperangkap
Hubungan Antara Konformitas
Meneropong
dan Konsep Diri. Manasa . 1.13.
:
Pesan
2.
IklanTelevisi.
Bandung: Alfabeta.
Swastha, B & Handoko. H. 1987.
Manajemen Pemasaran Analisis
10