HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Suarakarta.
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU
KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
RAHAJENG MIRNAJAR ARTANINGTYAS
F 100110030
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU
KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Psikologi
Diajukan Oleh :
RAHAJENG MIRNAJAR ARTANINGTYAS
F 100 110 030
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBIINGAN ANTARA KONSEP DIRI I}ENGAN PERILAKU
KONSIIMTIF PADA IUAHASISWI UXTVNNSMAS
MSURAKARTA
Diajrrkan Oleh:
RAHA.IENG MIRNA.IAR ARTANINGTYAS
r
100 110 030
,
Telah disehdui unhrk dipertahankan
Di depan DewanPenguji
SE., SJsL, MSi
Suakrta,
7
Septemb€r2Ols
HALA.MAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU
KONSUMTIX' PADA MAHASISWI T]NIVERSITAS MUHAMMADTYAH
ST'RAKARTA
Yang Diajulon Oleh
:
RAHA.IENG IVIIRNAJAR ARTAI\IINGTYAS
f,'100 110 030
Telah dipertahankan di depan Dewag Penguji
Padatanggal 10 Oktober 2015
dan dinyatakan telatr
Penguji Utama
Yudhi Satria Restu, SE., S.Psi., MSi
Penguji Kedua
Drs. Mohammed
Amir. M.Si
Penguji Ketiga
Achmad Ilwityanto O., S.Psi., M.Si
Surakart4
19 Oktober 2015
lV
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU
KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Rahajeng Mirnajar Artaningtyas
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Kartasura Tromol Pos 1
Surakarta, Jawa Tengah
Rahajengma@gmail.com
Abstrak
Para Mahasiswi yang baru memasuki jenjang perkuliahan ini
merupakan para remaja akhir yang sedang mencari jati diri mereka.
Mahasiswa lebih mudah terpancing oleh rayuan-rayuan para produsen yang
menawarkan berbagai macam barang dan jasa yang memicu para remaja
hingga berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif sendiri bukan hanya
karena ingin memenuhi kebutuhan namun berlebih adalah untuk memenuhi
keinginan yang berlebihan. Hal tersebut bisa dikendalikan atau dihilangkan
sejak dini dengan menanamkan konsep diri yang positif yang akan
menciptakan citra diri yang positif pula seperti optimis, sehingga remaja
atau mahasiswi tidak mudah terpengaruh oleh rayuan atau bujukan dari
produsen dan dapat menyesuaikan dengan keadaan ekonomi keluarga dan
sekelilingnya.Penelitian ini bertujuan1) Untuk mengetahui hubungan antara
konsep diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2) Untuk mengetahui tingkat konsep diri pada
mahasiswi , 3) Untuk mengetahui tingkat perilaku konsumtif, 4) Untuk
mengetahui sumbangan efektif konsep diri terhadap perilaku konsumtif
pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 120 orang. Pengambilan sampel
dalm penelitian ini menggunakan teknik incidental sampling. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu skala konsep diri dan skala
perilaku konsumtif. Analisis data menggunakan teknik korelasi product
moment dengan program SPSS versi 19 for windows program.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil rxy = -0.389 dengan p =
0,000 (p < 0,01) yang berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara
konsep diri dengan perilaku konsumtif. Sumbangan Efektif atau kontribusi
konsep diri terhadap perilaku konsumtif yaitu sebesar 18,2 % yang
ditunjukkan dengan koefisien determinasi r2 = 0,3892 . Tingkat konsep diri
mahasisiwi tergolong tinggi dan tingkat perilaku konsumtif mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Surakarta tergolong rendah.
Kata Kunci : Konsep Diri, Perilaku Konsumtif, Mahasiswi
menjadi pusat perhatian, barang-
PENDAHULUAN
barang tersebut di atas pasti mereka
Pada zaman yang serba ada ini,
setiap
orang
dapat
beli
memenuhi
perilaku
masing. Tidak terkecuali juga para
yang baru
dunia perkuliahan
sudah
lama
menjalani
tidak
yang
aman
karena
keinginan
kebutuhan semata-mata, tetapi juga
keinginan
ini merupakan para remaja akhir
untuk
memuaskan
kesenangan yang didasari faktor
yang sedang mencari jati diri mereka
emosi
.Mahasiswa yang sebagian besar
(Utami
dan
Sumaryono,
2008).
masih dalam tanggung jawab orang
segala
dapat
produk bukan lagi untuk memenuhi
baru memasuki jenjang perkuliahan
dalam
konsumtif
konsumen dalam membeli suatu
jenjang
perkuliahan. Para Mahasiswi yang
tua
mahal
menimbulkan kecemasan dan rasa
memasuki
ataupun
harganya
(Wahidin, 2014). Secara psikologis
kebutuhan dan keperluannya masing-
mahasiswi
walaupun
Hal tersebut menjadi masalah
pemenuhan
kebutuhan hidup, diharapkan lebih
ketika
selektif dalam mengambil keputusan
sebenarnya wajar pada remaja itu di
untuk
dapat
lakukan secara berlebihan, pepatah
keuangan dengan
“lebih besar pasak dari pada tiang”,
baik agar terhindar dari perilaku
terkadang apa yang dituntut oleh
boros, serta mengatur agar segala
remaja diluar kemampuan orang
kebutuhan
tuanya sebagai sumber dana. Hal ini
membeli
memanagement
barang,
tidak
berdasarkan
kecenderungan
keinginan melainkan juga karena
menyebabkan
memang kebutuhan utama.
mengeluh
anaknya
tua
mulai
ini perilaku tadi telah menimbulkan
pakaian, sepatu handphone model
masalah ekonomi pada keluarganya.
terbaru, kaum remaja sudah tidak
menghiraukan
saat
orang
memasuki dunia remaja, dalam hal
Seringkali demi mendapatkan
lagi
banyak
yang
Masalah lebih besar lagi terjadi
kondisi
apabila pencapaian tingkat financial
perekonomian orang tua mereka.
itu dilakukan dengan segala macam
Asalkan bisa terlihat keren dan
cara yang tidak baik, mulai dari
1
sampai
tindakan yang terlihat secara nyata
menggunakan cara instan seperti
dalam mendapatkan, mengkonsumsi
korupsi, mencuri dan sebagainya
(menggunakan) dan menghabiskan
yang akhirnya perilaku konsumtif
barang hasil industri dan jasa tanpa
bukan
batas dan lepas kendali yang ditandai
bekerja
yang
berlebihan
saja
ekonomi,
memiliki
tapi
juga
dampak
dengan
psikologis,
kehidupan
mewah
dan
sosiologis bahkan etika (Aryanto,
berlebihan. Lubis (Sumartono, 2002)
2007).
mengatakan
Dapat
dilihat
dari
yang
sudah
didasarkan
yang
rasional,
yang sudah mencapai taraf tidak
rasional lagi. Sedangkan Yayasan
peneliti
Lembaga
merumuskan masalah yaitu “apakah
Konsumen
(Sumartono,
ada hubungan konsep diri dengan
perilaku
perilaku konsumtif pada mahasiswi
Universitas
lagi
melainkan karena adanya keinginan
mahasiswa. Fenomena - fenomena
mendorong
tidak
pertimbangan
berlebihan
berdampak hal-hal yang negatif bagi
diatas
perilaku
konsumtif adalah suatu perilaku yang
latar
belakang diatas, bahwa perilaku
konsumtif
bahwa
2002)
mengatakan
konsumtif
kecenderungan
Muhammadiyah
Indonesia
adalah
manusia
untuk
menggunakan konsumsi tanpa batas
Surakarta?”.
dan manusia lebih mementingkan
Tujuan
penelitian
yang
faktor
dilakukan adalah untuk mengetahui
keinginan
dari
pada
faktor
yang
kebutuhan.
hubungan antara konsep diri dengan
Ada
perilaku konsumtif pada mahasiswi
Universitas
mempengaruhi perilaku konsumtif
Muhammadiyah
terhadap produk fashion.
Surakarta, untuk mengetahui tingkat
faktor
konsep diri pada mahasiswi, untuk
mengetahui
tingkat
beberapa
eksternal
yang
Pertama
meliputi,
kebudayaan, kelas sosial, kelompok
perilaku
sosial
konsumtif pada mahasisiwi.
dan
kelompok
referensi,
keluarga. Kedua faktor internal yaitu
Menurut Parma (2007) perilaku
motivasi,
konsumtif pada remaja putri adalah
kepribadian,
2
pengamatan,
konsep
diri,
belajar,
sikap
(Swastha
&
Handoko,
Muhammadiyah
1987).
Surakarta
yang
Menurut Lina dan Rasyid (1997),
berjumlah 120 orang. Metode yang
ada tiga aspek perilaku konsumtif
digunakan dalam pengumpulan data
yaitu pembelian impulsif, pembelian
adalah skala yang terdiri dari skala
tidak rasional dan pembelian boros.
konsep
Burns
konsep
(1993)
diri
evaluasi,
product moment.
dan
PEMBAHASAN
kecenderungan berperilaku. Menurut
Williarn
D.
Brooks
perilaku
windows program dengan analisis
tentang dirinya sendiri dan terdiri
kepercayaan,
skala
digunakan adalah SPSS versi 19 for
pandangan
keseluruhan yang dimiliki individu
dari
dan
konsumtif. Teknik analisis data yang
menyatakan
adalah
diri
Berdasarkan
(Jalaluddin,
hasil
2013), mendefinisikan konsep diri
perhitungan diperoleh nilai koefisien
sebagai pandangan dan perasaan kita
korelasi sebesar rxy = -0.389 dengan
tentang diri kita. Persepsi tentang diri
p = 0,000 (p < 0,01) yang berarti ada
ini boleh bersifat psikologi, sosial
hubungan negatif yang signifikan
dan fisik. Menurut Anita Taylor
antara konsep diri dengan perilaku
(Jalaluddin,
dua
konsumtif. Artinya semakin tinggi
yaitu
konsep diri mahasiswi maka akan
komponen kognitif disebut dengan
semakin rendah perilaku konsumtif
citra diri (self image) dan komponen
dan
afektif
konsep diri mahasiswi maka semakin
komponen
2013)
konsep
disebut
harga
ada
diri
diri
(self
tinggi
esteem).
sebaliknya
perilaku
dilakukan
Menurut Fitts (dalam Burns,
semakin
rendah
konsumtif
mahasiswi.
yang
Dengan
1997) aspek-aspek konsep diri adalah
demikian hipotesis yang penulis
konsep diri fisik, psikis, sosial, moral
ajukan dapat diterima.
etik, dan keluarga.
Hasil
penelitian
ini
didukung pendapat Swastha dan
METODE PENELITIAN
Handoko (1987) perilaku konsumtif
Subjek dalam penelitian ini
adalah
mahasisiwi
dipengaruhi oleh beberapa faktor
Universitas
3
internal yang berhubungan dengan
hiperkritis cenderung merasa tidak
perilaku konsumtif pada mahasiswa
disukai orang lain dan pesimistis
salah satunya faktor konsep diri yang
terhadap kompetisi. Konsep diri yang
banyak
keputusan
negatif bisa ada karena pandangan
membeli konsumen, konsumen yang
seseorang terhadap dirinya yang
memandang dirinya sebagai manusia
tidak
yang berkepribadian tinggi tentu
kestabilan dan keutuhan diri, hal ini
menginginkan produk yang sesuai
sering
dengan kepribadian itu sendiri, atau
menyebabkan
bagaimana orang lain memandang
menyesuaikan diri. Mahasiswa yang
konsumen itu sebagai pribadi yang
memiliki konsep diri positif dapat
baik,
diharapkan
memahami dan menerima sejumlah
konsumen terhadap produk yang
fakta yang bermacam-macam tentang
dipilih.
dirinya sendiri baik yang merupakan
mempengaruhi
itulah
yang
Menurut
Calhoun
teratur,
terjadi
kekurangan
dan
tidak
memiliki
pada
remaja
ketidakmampuan
maupun
kelebihan.
Acocella (Ghufron, 2014) ciri konsep
Pandangan yang positif terhadap diri
diri yang
sendiri, akan membantu mahasiswa
positif adalah yakin
terhadap kemampuan dirinya sendiri
terhindar
dari
dalam mengatasi masalah, merasa
termasuk perilaku konsumtif dan
sejajar dengan orang lain menerima
tidak mudah terpengaruh lingkungan
pujian tanpa rasa malu, sadar bahwa
pergaulan,
setiap orang memilki keragaman
meningkatkan konsep diri kearah
serta
hal-hal
lebih
negatif
dapat
yang lebih positif.
perasaan, hasrat dan perilaku yang
tidak disetujui oleh masyarakat serta
Berdasarkan analisis variabel
mampu mengembangkan diri karena
konsep diri dapat diketahui nilai
sanggup
aspek-
rerata empirik (RE) sebesar 101,6
aspek kepribadian yang buruk dan
dan rerata hipotetik (RH) sebesar 85
berupaya mengubahnya. Sementara
yang berarti konsep diri subjek
itu, ciri konsep diri yang negatif
tergolong tinggi. Hal ini dapat
adalah peka terhadap kritik, responsif
diinterpretasikan
terhadap
dalam penelitian ini memiliki tingkat
mengungkapkan
pujian,
memiliki
sikap
4
bahwa
subjek
konsep diri yang baik. Ditunjukkan
KESIMPULAN
pula denan persentase 76,67 % (92
orang)
untuk
mahasiswi
Berdasarkan hasil pem-
yang
bahasan yang telah diuraikan, dapat
memiliki konsep diri yang tinggi,
23,33
%
(28
orang)
disimpulakan bahwa:
untuk
1. Ada hubungan negatif yang
mahasisiwa yang memiliki konsep
signifikan antara konsep diri
diri yang sedang. Analisis variabel
dengan perilaku konsumtif yang
perilaku konsumtif termasuk dalam
kategori
empirik
rendah
(RE)
dengan
51,58
dan
ditunjukkan dengan koefisien
rerata
korelasi (r) sebesar 0,389 dengan
rerata
sig = 0,00 ; p < 0,01, yang
hipotetik (RH) 60. Hal ini dapat
diinterpretasikan
bahwa
menunjukkan
perilaku
Surakarta
konsep diri dengan perilaku
Muhammadiyah
tergolong
konsumtif
rendah.
dimiliki
subjek
perilaku
kecenderungan
perilaku
semakin
2.
tinggi
perilaku
Konsep
diri
yang
dimiliki
Universitas
Muhammadiyah
tergolong tinggi. Sumbangan efektif
Surakarta
tergolong tinggi
yang diberikan konsep diri sebesar
3.
18,2 % terhadap perilaku konsumtif.
Perilaku
konsumtif
dilakukan
Sedangkan 81,8 % ditentukan oleh
seperti
rendah
mahasiswi
% kecenderungan perilaku konsumtif
lain
semakin
konsumtif yang dilakukan.
perilaku
konsumtif sangat rendahn dan 3,33
faktor
dan
konsep diri mahasiswi maka
konsumtif yang rendah 8,33 % (10
orang)
konsumtif
sebaliknya
51,67 % (62 orang), 36,67 % (44
kecenderungan
mahasiswi.
mahasiswi maka semakin tinggi
tergolong
sedang atau cukup dengan persentase
orang)
pada
Semakin rendah konsep diri
Kecenderungan perilaku konsumtif
yang
hubungan
negatif yang signifikan antara
konsumtif yang dilakukan mahasiswi
Universitas
ada
Universitas
motivasi,
yang
mahasisiwi
Muhammadiyah
Surakarta tergolong rendah
konformitas, kepribadian, lingkungan
4.
keluarga dan sosial.
Besar
sumbangan
efektif
konsep diri terhadap perilaku
5
konsumtif yaitu sebesar 18,2
konsep diri agar tetap positif
2
% yang ditunjukkan dengan r .
dengan
menerima
segala
kekurangan ataupun kelebihan
diri
SARAN
Berdasarkan
diatas,
maka
penelitian
peneliti
sendiri,
mengembangkan
dapat
lebih
diri,
tetap
optimis, selalu bersyukur dengan
memberi saran kepada:
apa yang telah dimiliki, konsep
1.
diri positif membantu diri untuk
Universitas
Mumammadiyah
Surakarta
bersikap
Kepada pimpinan Universitas
Muhammadiyah
dan
sehingga
berfikir
positif
dapat bijak dalam
Surakarta
menggunakan uang dan memilah
diharapkan dapat memberikan
milih kebutuhan agar terhindar
pengetahuan tentang perilaku
dari perilaku konsumtif .
konsumtif, dampak dari hal
tersebut,dan
3. Peneliti selanjutnya
memberikan
Bagi peneliti lain yang tertarik
kegiatan-kegiatan atau aktivitas
pada variabel perilaku konsumtif
yang bersifat
dapat
mengadakan
positif
seperti
kegiatan
amal,
menyertakan
variabel
lain
variabel-
yang
mungkin
lebih menanamkan pola hidup
mempengaruhi variabel perilaku
yang
konsumtif
baik
menghimbau mahasiswa untuk
eksternal
maupun
hidup hemat, dapat menabung
Lebih
demi masa depan dan rajin
kecenderungan
bersedekah sehingga mahasiswa
konsumtif dari berbagai faktor
dapat
mempertahankan
tidak hanya dari faktor konsep
konsep diri yang positif dan
diri. Diharapkan pada peneliti
mengontrol perilaku konsumtif.
selanjutnya
sederhana
tetap
2. Mahasiswi
dengan
Universitas
agar
dapat
subjek
faktor
internal.
perbedaan
perilaku
dapat
membuat
formulasi aitem yang lebih tepat
Muhammadiyah Surakarta
Kepada
melihat
dari
sehingga respon yang di dapat
disarankan
sesuai dengan yang diharapkan.
mempertahankan
6
Analisis Perilaku Konsumen.
Yogyakarta : Liberty.
DAFTAR PUSTAKA
Aryanto, Ary. (2007). Hubungan
Antara Konsep Diri Dan
Konformitas
Kelompok
Dengan Perilaku Konsumtif
Pada Remaja Putri. Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Surakarta: Fakultas Psikologi
UMS
Utami, F. A., dan Sumaryono.
(2008). “Pembelian Impulsif
Ditinjau Dari Kontrol Diri dan
Jenis Kelamin Pada Remaja”.
Jurnal Psikologi Proyeksi. 3 :
46-57
Wahidin, Darto. (2014). Pola
Konsumtif Remaja D i Mal Sebagai
Refleksi Bentuk Gaya Hidup. Suara
Indonesia Untuk Perubahan (23
Februari 2015)
http://www.siperubahan.com/read/62
6/Pola-Konsumtif-Remaja-di-MalSebagai-Bentuk-Refleksi-GayaHidup
Burn. 1993. Konsep Diri Teori
Pengukuran
Perkembangan
dan Perilaku. Jakarta :Arcan
Ghufron, M. Nur & Rini Risnawati.
(2014). Teori-Teori Psikologi.
Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
Lina & Rosyid, H.F. (1997).
Perilaku konsumtif berdasar
Locus Of Control Pada
Remaja Putri, dalam Jurnal
Psikologika No. 4 Thn. II
1997.
Parma,
Sintiche,
A.
(2007).
Hubungan Antara Konsep Diri
Dengan Perilaku Konsumtif
Remaja Putri Dalam Pembelian
Kosmetik Melalui Katalog Di
SMA Negeri 1 Semarang.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Semarang: UNDIP.
Rakhmat, Drs. Jalaluddin. (2013).
Psikologi
Komunikasi.
Bandung Rosdakarya.
Sumartono. (2002). Terperangkap
dalam iklan. Bandung: Cv.
Alfabeta.
Swastha, B & Handoko. H.
(1987).Manajemen Pemasaran
7
KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
RAHAJENG MIRNAJAR ARTANINGTYAS
F 100110030
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU
KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Psikologi
Diajukan Oleh :
RAHAJENG MIRNAJAR ARTANINGTYAS
F 100 110 030
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBIINGAN ANTARA KONSEP DIRI I}ENGAN PERILAKU
KONSIIMTIF PADA IUAHASISWI UXTVNNSMAS
MSURAKARTA
Diajrrkan Oleh:
RAHA.IENG MIRNA.IAR ARTANINGTYAS
r
100 110 030
,
Telah disehdui unhrk dipertahankan
Di depan DewanPenguji
SE., SJsL, MSi
Suakrta,
7
Septemb€r2Ols
HALA.MAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU
KONSUMTIX' PADA MAHASISWI T]NIVERSITAS MUHAMMADTYAH
ST'RAKARTA
Yang Diajulon Oleh
:
RAHA.IENG IVIIRNAJAR ARTAI\IINGTYAS
f,'100 110 030
Telah dipertahankan di depan Dewag Penguji
Padatanggal 10 Oktober 2015
dan dinyatakan telatr
Penguji Utama
Yudhi Satria Restu, SE., S.Psi., MSi
Penguji Kedua
Drs. Mohammed
Amir. M.Si
Penguji Ketiga
Achmad Ilwityanto O., S.Psi., M.Si
Surakart4
19 Oktober 2015
lV
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU
KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Rahajeng Mirnajar Artaningtyas
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Kartasura Tromol Pos 1
Surakarta, Jawa Tengah
Rahajengma@gmail.com
Abstrak
Para Mahasiswi yang baru memasuki jenjang perkuliahan ini
merupakan para remaja akhir yang sedang mencari jati diri mereka.
Mahasiswa lebih mudah terpancing oleh rayuan-rayuan para produsen yang
menawarkan berbagai macam barang dan jasa yang memicu para remaja
hingga berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif sendiri bukan hanya
karena ingin memenuhi kebutuhan namun berlebih adalah untuk memenuhi
keinginan yang berlebihan. Hal tersebut bisa dikendalikan atau dihilangkan
sejak dini dengan menanamkan konsep diri yang positif yang akan
menciptakan citra diri yang positif pula seperti optimis, sehingga remaja
atau mahasiswi tidak mudah terpengaruh oleh rayuan atau bujukan dari
produsen dan dapat menyesuaikan dengan keadaan ekonomi keluarga dan
sekelilingnya.Penelitian ini bertujuan1) Untuk mengetahui hubungan antara
konsep diri dengan perilaku konsumtif pada mahasiswi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2) Untuk mengetahui tingkat konsep diri pada
mahasiswi , 3) Untuk mengetahui tingkat perilaku konsumtif, 4) Untuk
mengetahui sumbangan efektif konsep diri terhadap perilaku konsumtif
pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 120 orang. Pengambilan sampel
dalm penelitian ini menggunakan teknik incidental sampling. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu skala konsep diri dan skala
perilaku konsumtif. Analisis data menggunakan teknik korelasi product
moment dengan program SPSS versi 19 for windows program.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil rxy = -0.389 dengan p =
0,000 (p < 0,01) yang berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara
konsep diri dengan perilaku konsumtif. Sumbangan Efektif atau kontribusi
konsep diri terhadap perilaku konsumtif yaitu sebesar 18,2 % yang
ditunjukkan dengan koefisien determinasi r2 = 0,3892 . Tingkat konsep diri
mahasisiwi tergolong tinggi dan tingkat perilaku konsumtif mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Surakarta tergolong rendah.
Kata Kunci : Konsep Diri, Perilaku Konsumtif, Mahasiswi
menjadi pusat perhatian, barang-
PENDAHULUAN
barang tersebut di atas pasti mereka
Pada zaman yang serba ada ini,
setiap
orang
dapat
beli
memenuhi
perilaku
masing. Tidak terkecuali juga para
yang baru
dunia perkuliahan
sudah
lama
menjalani
tidak
yang
aman
karena
keinginan
kebutuhan semata-mata, tetapi juga
keinginan
ini merupakan para remaja akhir
untuk
memuaskan
kesenangan yang didasari faktor
yang sedang mencari jati diri mereka
emosi
.Mahasiswa yang sebagian besar
(Utami
dan
Sumaryono,
2008).
masih dalam tanggung jawab orang
segala
dapat
produk bukan lagi untuk memenuhi
baru memasuki jenjang perkuliahan
dalam
konsumtif
konsumen dalam membeli suatu
jenjang
perkuliahan. Para Mahasiswi yang
tua
mahal
menimbulkan kecemasan dan rasa
memasuki
ataupun
harganya
(Wahidin, 2014). Secara psikologis
kebutuhan dan keperluannya masing-
mahasiswi
walaupun
Hal tersebut menjadi masalah
pemenuhan
kebutuhan hidup, diharapkan lebih
ketika
selektif dalam mengambil keputusan
sebenarnya wajar pada remaja itu di
untuk
dapat
lakukan secara berlebihan, pepatah
keuangan dengan
“lebih besar pasak dari pada tiang”,
baik agar terhindar dari perilaku
terkadang apa yang dituntut oleh
boros, serta mengatur agar segala
remaja diluar kemampuan orang
kebutuhan
tuanya sebagai sumber dana. Hal ini
membeli
memanagement
barang,
tidak
berdasarkan
kecenderungan
keinginan melainkan juga karena
menyebabkan
memang kebutuhan utama.
mengeluh
anaknya
tua
mulai
ini perilaku tadi telah menimbulkan
pakaian, sepatu handphone model
masalah ekonomi pada keluarganya.
terbaru, kaum remaja sudah tidak
menghiraukan
saat
orang
memasuki dunia remaja, dalam hal
Seringkali demi mendapatkan
lagi
banyak
yang
Masalah lebih besar lagi terjadi
kondisi
apabila pencapaian tingkat financial
perekonomian orang tua mereka.
itu dilakukan dengan segala macam
Asalkan bisa terlihat keren dan
cara yang tidak baik, mulai dari
1
sampai
tindakan yang terlihat secara nyata
menggunakan cara instan seperti
dalam mendapatkan, mengkonsumsi
korupsi, mencuri dan sebagainya
(menggunakan) dan menghabiskan
yang akhirnya perilaku konsumtif
barang hasil industri dan jasa tanpa
bukan
batas dan lepas kendali yang ditandai
bekerja
yang
berlebihan
saja
ekonomi,
memiliki
tapi
juga
dampak
dengan
psikologis,
kehidupan
mewah
dan
sosiologis bahkan etika (Aryanto,
berlebihan. Lubis (Sumartono, 2002)
2007).
mengatakan
Dapat
dilihat
dari
yang
sudah
didasarkan
yang
rasional,
yang sudah mencapai taraf tidak
rasional lagi. Sedangkan Yayasan
peneliti
Lembaga
merumuskan masalah yaitu “apakah
Konsumen
(Sumartono,
ada hubungan konsep diri dengan
perilaku
perilaku konsumtif pada mahasiswi
Universitas
lagi
melainkan karena adanya keinginan
mahasiswa. Fenomena - fenomena
mendorong
tidak
pertimbangan
berlebihan
berdampak hal-hal yang negatif bagi
diatas
perilaku
konsumtif adalah suatu perilaku yang
latar
belakang diatas, bahwa perilaku
konsumtif
bahwa
2002)
mengatakan
konsumtif
kecenderungan
Muhammadiyah
Indonesia
adalah
manusia
untuk
menggunakan konsumsi tanpa batas
Surakarta?”.
dan manusia lebih mementingkan
Tujuan
penelitian
yang
faktor
dilakukan adalah untuk mengetahui
keinginan
dari
pada
faktor
yang
kebutuhan.
hubungan antara konsep diri dengan
Ada
perilaku konsumtif pada mahasiswi
Universitas
mempengaruhi perilaku konsumtif
Muhammadiyah
terhadap produk fashion.
Surakarta, untuk mengetahui tingkat
faktor
konsep diri pada mahasiswi, untuk
mengetahui
tingkat
beberapa
eksternal
yang
Pertama
meliputi,
kebudayaan, kelas sosial, kelompok
perilaku
sosial
konsumtif pada mahasisiwi.
dan
kelompok
referensi,
keluarga. Kedua faktor internal yaitu
Menurut Parma (2007) perilaku
motivasi,
konsumtif pada remaja putri adalah
kepribadian,
2
pengamatan,
konsep
diri,
belajar,
sikap
(Swastha
&
Handoko,
Muhammadiyah
1987).
Surakarta
yang
Menurut Lina dan Rasyid (1997),
berjumlah 120 orang. Metode yang
ada tiga aspek perilaku konsumtif
digunakan dalam pengumpulan data
yaitu pembelian impulsif, pembelian
adalah skala yang terdiri dari skala
tidak rasional dan pembelian boros.
konsep
Burns
konsep
(1993)
diri
evaluasi,
product moment.
dan
PEMBAHASAN
kecenderungan berperilaku. Menurut
Williarn
D.
Brooks
perilaku
windows program dengan analisis
tentang dirinya sendiri dan terdiri
kepercayaan,
skala
digunakan adalah SPSS versi 19 for
pandangan
keseluruhan yang dimiliki individu
dari
dan
konsumtif. Teknik analisis data yang
menyatakan
adalah
diri
Berdasarkan
(Jalaluddin,
hasil
2013), mendefinisikan konsep diri
perhitungan diperoleh nilai koefisien
sebagai pandangan dan perasaan kita
korelasi sebesar rxy = -0.389 dengan
tentang diri kita. Persepsi tentang diri
p = 0,000 (p < 0,01) yang berarti ada
ini boleh bersifat psikologi, sosial
hubungan negatif yang signifikan
dan fisik. Menurut Anita Taylor
antara konsep diri dengan perilaku
(Jalaluddin,
dua
konsumtif. Artinya semakin tinggi
yaitu
konsep diri mahasiswi maka akan
komponen kognitif disebut dengan
semakin rendah perilaku konsumtif
citra diri (self image) dan komponen
dan
afektif
konsep diri mahasiswi maka semakin
komponen
2013)
konsep
disebut
harga
ada
diri
diri
(self
tinggi
esteem).
sebaliknya
perilaku
dilakukan
Menurut Fitts (dalam Burns,
semakin
rendah
konsumtif
mahasiswi.
yang
Dengan
1997) aspek-aspek konsep diri adalah
demikian hipotesis yang penulis
konsep diri fisik, psikis, sosial, moral
ajukan dapat diterima.
etik, dan keluarga.
Hasil
penelitian
ini
didukung pendapat Swastha dan
METODE PENELITIAN
Handoko (1987) perilaku konsumtif
Subjek dalam penelitian ini
adalah
mahasisiwi
dipengaruhi oleh beberapa faktor
Universitas
3
internal yang berhubungan dengan
hiperkritis cenderung merasa tidak
perilaku konsumtif pada mahasiswa
disukai orang lain dan pesimistis
salah satunya faktor konsep diri yang
terhadap kompetisi. Konsep diri yang
banyak
keputusan
negatif bisa ada karena pandangan
membeli konsumen, konsumen yang
seseorang terhadap dirinya yang
memandang dirinya sebagai manusia
tidak
yang berkepribadian tinggi tentu
kestabilan dan keutuhan diri, hal ini
menginginkan produk yang sesuai
sering
dengan kepribadian itu sendiri, atau
menyebabkan
bagaimana orang lain memandang
menyesuaikan diri. Mahasiswa yang
konsumen itu sebagai pribadi yang
memiliki konsep diri positif dapat
baik,
diharapkan
memahami dan menerima sejumlah
konsumen terhadap produk yang
fakta yang bermacam-macam tentang
dipilih.
dirinya sendiri baik yang merupakan
mempengaruhi
itulah
yang
Menurut
Calhoun
teratur,
terjadi
kekurangan
dan
tidak
memiliki
pada
remaja
ketidakmampuan
maupun
kelebihan.
Acocella (Ghufron, 2014) ciri konsep
Pandangan yang positif terhadap diri
diri yang
sendiri, akan membantu mahasiswa
positif adalah yakin
terhadap kemampuan dirinya sendiri
terhindar
dari
dalam mengatasi masalah, merasa
termasuk perilaku konsumtif dan
sejajar dengan orang lain menerima
tidak mudah terpengaruh lingkungan
pujian tanpa rasa malu, sadar bahwa
pergaulan,
setiap orang memilki keragaman
meningkatkan konsep diri kearah
serta
hal-hal
lebih
negatif
dapat
yang lebih positif.
perasaan, hasrat dan perilaku yang
tidak disetujui oleh masyarakat serta
Berdasarkan analisis variabel
mampu mengembangkan diri karena
konsep diri dapat diketahui nilai
sanggup
aspek-
rerata empirik (RE) sebesar 101,6
aspek kepribadian yang buruk dan
dan rerata hipotetik (RH) sebesar 85
berupaya mengubahnya. Sementara
yang berarti konsep diri subjek
itu, ciri konsep diri yang negatif
tergolong tinggi. Hal ini dapat
adalah peka terhadap kritik, responsif
diinterpretasikan
terhadap
dalam penelitian ini memiliki tingkat
mengungkapkan
pujian,
memiliki
sikap
4
bahwa
subjek
konsep diri yang baik. Ditunjukkan
KESIMPULAN
pula denan persentase 76,67 % (92
orang)
untuk
mahasiswi
Berdasarkan hasil pem-
yang
bahasan yang telah diuraikan, dapat
memiliki konsep diri yang tinggi,
23,33
%
(28
orang)
disimpulakan bahwa:
untuk
1. Ada hubungan negatif yang
mahasisiwa yang memiliki konsep
signifikan antara konsep diri
diri yang sedang. Analisis variabel
dengan perilaku konsumtif yang
perilaku konsumtif termasuk dalam
kategori
empirik
rendah
(RE)
dengan
51,58
dan
ditunjukkan dengan koefisien
rerata
korelasi (r) sebesar 0,389 dengan
rerata
sig = 0,00 ; p < 0,01, yang
hipotetik (RH) 60. Hal ini dapat
diinterpretasikan
bahwa
menunjukkan
perilaku
Surakarta
konsep diri dengan perilaku
Muhammadiyah
tergolong
konsumtif
rendah.
dimiliki
subjek
perilaku
kecenderungan
perilaku
semakin
2.
tinggi
perilaku
Konsep
diri
yang
dimiliki
Universitas
Muhammadiyah
tergolong tinggi. Sumbangan efektif
Surakarta
tergolong tinggi
yang diberikan konsep diri sebesar
3.
18,2 % terhadap perilaku konsumtif.
Perilaku
konsumtif
dilakukan
Sedangkan 81,8 % ditentukan oleh
seperti
rendah
mahasiswi
% kecenderungan perilaku konsumtif
lain
semakin
konsumtif yang dilakukan.
perilaku
konsumtif sangat rendahn dan 3,33
faktor
dan
konsep diri mahasiswi maka
konsumtif yang rendah 8,33 % (10
orang)
konsumtif
sebaliknya
51,67 % (62 orang), 36,67 % (44
kecenderungan
mahasiswi.
mahasiswi maka semakin tinggi
tergolong
sedang atau cukup dengan persentase
orang)
pada
Semakin rendah konsep diri
Kecenderungan perilaku konsumtif
yang
hubungan
negatif yang signifikan antara
konsumtif yang dilakukan mahasiswi
Universitas
ada
Universitas
motivasi,
yang
mahasisiwi
Muhammadiyah
Surakarta tergolong rendah
konformitas, kepribadian, lingkungan
4.
keluarga dan sosial.
Besar
sumbangan
efektif
konsep diri terhadap perilaku
5
konsumtif yaitu sebesar 18,2
konsep diri agar tetap positif
2
% yang ditunjukkan dengan r .
dengan
menerima
segala
kekurangan ataupun kelebihan
diri
SARAN
Berdasarkan
diatas,
maka
penelitian
peneliti
sendiri,
mengembangkan
dapat
lebih
diri,
tetap
optimis, selalu bersyukur dengan
memberi saran kepada:
apa yang telah dimiliki, konsep
1.
diri positif membantu diri untuk
Universitas
Mumammadiyah
Surakarta
bersikap
Kepada pimpinan Universitas
Muhammadiyah
dan
sehingga
berfikir
positif
dapat bijak dalam
Surakarta
menggunakan uang dan memilah
diharapkan dapat memberikan
milih kebutuhan agar terhindar
pengetahuan tentang perilaku
dari perilaku konsumtif .
konsumtif, dampak dari hal
tersebut,dan
3. Peneliti selanjutnya
memberikan
Bagi peneliti lain yang tertarik
kegiatan-kegiatan atau aktivitas
pada variabel perilaku konsumtif
yang bersifat
dapat
mengadakan
positif
seperti
kegiatan
amal,
menyertakan
variabel
lain
variabel-
yang
mungkin
lebih menanamkan pola hidup
mempengaruhi variabel perilaku
yang
konsumtif
baik
menghimbau mahasiswa untuk
eksternal
maupun
hidup hemat, dapat menabung
Lebih
demi masa depan dan rajin
kecenderungan
bersedekah sehingga mahasiswa
konsumtif dari berbagai faktor
dapat
mempertahankan
tidak hanya dari faktor konsep
konsep diri yang positif dan
diri. Diharapkan pada peneliti
mengontrol perilaku konsumtif.
selanjutnya
sederhana
tetap
2. Mahasiswi
dengan
Universitas
agar
dapat
subjek
faktor
internal.
perbedaan
perilaku
dapat
membuat
formulasi aitem yang lebih tepat
Muhammadiyah Surakarta
Kepada
melihat
dari
sehingga respon yang di dapat
disarankan
sesuai dengan yang diharapkan.
mempertahankan
6
Analisis Perilaku Konsumen.
Yogyakarta : Liberty.
DAFTAR PUSTAKA
Aryanto, Ary. (2007). Hubungan
Antara Konsep Diri Dan
Konformitas
Kelompok
Dengan Perilaku Konsumtif
Pada Remaja Putri. Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Surakarta: Fakultas Psikologi
UMS
Utami, F. A., dan Sumaryono.
(2008). “Pembelian Impulsif
Ditinjau Dari Kontrol Diri dan
Jenis Kelamin Pada Remaja”.
Jurnal Psikologi Proyeksi. 3 :
46-57
Wahidin, Darto. (2014). Pola
Konsumtif Remaja D i Mal Sebagai
Refleksi Bentuk Gaya Hidup. Suara
Indonesia Untuk Perubahan (23
Februari 2015)
http://www.siperubahan.com/read/62
6/Pola-Konsumtif-Remaja-di-MalSebagai-Bentuk-Refleksi-GayaHidup
Burn. 1993. Konsep Diri Teori
Pengukuran
Perkembangan
dan Perilaku. Jakarta :Arcan
Ghufron, M. Nur & Rini Risnawati.
(2014). Teori-Teori Psikologi.
Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
Lina & Rosyid, H.F. (1997).
Perilaku konsumtif berdasar
Locus Of Control Pada
Remaja Putri, dalam Jurnal
Psikologika No. 4 Thn. II
1997.
Parma,
Sintiche,
A.
(2007).
Hubungan Antara Konsep Diri
Dengan Perilaku Konsumtif
Remaja Putri Dalam Pembelian
Kosmetik Melalui Katalog Di
SMA Negeri 1 Semarang.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Semarang: UNDIP.
Rakhmat, Drs. Jalaluddin. (2013).
Psikologi
Komunikasi.
Bandung Rosdakarya.
Sumartono. (2002). Terperangkap
dalam iklan. Bandung: Cv.
Alfabeta.
Swastha, B & Handoko. H.
(1987).Manajemen Pemasaran
7