KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS X SMP NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.

KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS X
SMP NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN

ARTIKEL PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat S-1
Pendidikan Bahasa Indonesia

Diajukan oleh:
ERNA TRI RELAWATI
A 310 080 129

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama

: Drs. Andi Haris Prabawa, M.Hum.


NIP/NIK

: 412

Nama

: Drs. Yakub Nasucha, M.Hum

NIP/NIK

: 131409808

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:
Nama

: Erna Tri Relawati

NIM


: A310080129

Program Studi : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Judul Skripsi : Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas IX SMP N1
Kedawung Sragen.

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 28 Maret 2013

1

LISTENING SKILLS X CLASS STUDENTS NEWS
SMP STATE 1 KEDAWUNG SRAGEN
By
Erna Tri Relawati
ABSTRACT
This study aims to uncover and describe the news listening skills class X

SMP Negeri 1 Kedawung Sragen. Based on the results of the study are expected
to assist the reader in finding methods of improving the ability of listening to the
news. In addition, the benefits of this research can be used as a comparison for
other researchers in the study of listening skills in general news.
The method used in this research is descriptive quantitative method,
meaning that the data are analyzed and the results of the analysis and description
of the shape of the form of numbers. This study focuses on the ability to listen to
the news in class X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen. Data collection techniques
in this study is a test technique.
Based on the results of research on the ability of listening to news of Class
X students of SMP Negeri 1 Kedawung Sragen known that the ability to infer the
content of the news through listening to all the indicators that reflect the ability of
listening to the news graders of SMP Negeri 1 Kedawung Sragen known that the
average percentage amounted to 75.42 %, this suggests that the ability to listen
news graders of SMP Negeri 1 Kedawung Sragen either category.
Keywords: listening, news.
PENDAHULUAN
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan kecerdasan, sosial, dan
emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang keberhasilan
siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran. Pembelajaran bahasa diharapkan

mampu membantu siswa dalam mengenali dirinya sendiri, mengenali budayanya,
membantu siswa mengemukakan gagasan atau perasaannya, dan membantu siswa
dalam menerima berbagai informasi. Salah satu cara untuk dapat menerima
informasi adalah menyimak. Menyimak merupakan proses menangkap bunyibunyi bahasa yang diucapkan atau yang dibacakan orang lain dan diubah menjadi
bentuk makna untuk terus dievaluasi, ditarik kesimpulan, dan ditanggapi (Supinah
dan Suhendar, 2007:4).
Betapa penting peran menyimak dalam kehidupan sehari-hari, kiranya tidak
perlu diragukan lagi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan

2

pada berbagai kesibukan menyimak. Apalagi dalam era globalisasi seperti saat ini,
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat
dituntut untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik
melalui berbagai media, seperti radio, televisi, telepon, dan internet, maupun
melalui tatap muka secara langsung. Berbagai lembaga, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta, sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan
bidang informasi yang dibutuhkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi
melalui kegiatan rapat, ceramah, seminar, diskusi, debat, simposium, dan
sebagainya. Dalam kegiatan semacam itu, peserta dituntut untuk memiliki

keterampilan menyimak yang memadai.
Jika diperinci, minimal ada empat peran menyimak dalam kehidupan, yaitu
sebagai landasan belajar bahasa, penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan
menulis, pelancar komunikasi, dan penambah informasi. Apabila dibandingkan
dengan aktivitas berbahasa

yang lain, aktivitas menyimak selalu melebihi

kegiatan berbicara, membaca, dan menulis (hasil penelitian Paul T. Rankin:
menyimak: 42%; berbicara: 25%; membaca: 15%; menulis: 11%). Hal itu
menunjukkan bahwa menyimak mempunyai peran yang penting.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi

serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan (Tarigan, 2006:28).
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berkembang

pada awal kehidupan manusia, kemudian barulah keterampilan berbicara,
membaca dan menulis. Kegiatan menyimak ini bersifat reseptif (pemahaman),
tetapi termasuk pada kebahasaan yang aktif dan hasilnya dapat dilakukan secara
lisan atau tulisan. Menurut Michael sebagaimana dikutip oleh Suwandi (2000:
14), menyimak adalah kegiatan seseorang untuk menginterpretasi, mengevaluasi,
dan memberikan reaksi terhadap informasi yang disampaikan secara lisan. Jadi,
proses menyimak merupakan kegiatan aktif seseorang untuk menangkap dan
mengolah informasi. Menyimak bukan sekedar menerima informasi secara pasif,

3

melainkan

kegiatan

memproses

informasi.

Ketika


kegiatan

menyimak

berlangsung, akan terjadi interaksi antara informasi yang didengar dan informasi
pengetahuan awal yang dimiliki oleh si penyimak. Keduanya mengalami suatu
proses yang saling terkait sehingga diperoleh suatu pemahaman, penilaian, dan
reaksi.
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak
menuntut masyarakatnya untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan
cepat dan tepat, baik melalui radio, televisi, telepon, internet, maupun melalui
tatap muka secara langsung. Setiap informasi akan disampaikan melalui bahasa,
karena bahasa merupakan media komunikasi paling efektif yang dapat digunakan
setiap orang untuk menyampaikan keinginan, pendapat, atau isi hatinya kepada
orang lain. Begitu pun sebaliknya. Dengan demikian, bahasa adalah alat penyalur
sikap, perasaan, gagasan, emosi, dan penyalur informasi.
Dawson (Tarigan, 2006: 2) mengatakan bahwa setiap keterampilan erat
hubungannya


dengan

proses

berpikir

yang

mendasari

bahasa.

Bahasa

mencerminkan pikiran seseorang. Semakin terampil seseorang berbahasa,
semakin jelas pula jalan pikirannya.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang tercantum dalam Standar Isi terdiri
atas empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menulis, berbicara, dan
mendengarkan. Dalam sebuah pembelajaran, keterampilan mendengarkan kerap
disebut sebagai keterampilan menyimak. Tompkins (dalam Hasanah, 1999:3)

menyatakan bahwa keterampilan menyimak adalah keterampilan dasar yang perlu
diajarkan karena menyimak adalah dasar dari keterampilan berbahasa yang lain.
Oleh karena itu, keterampilan menyimak penting untuk diajarkan secara maksimal
oleh guru pengajar, sesuai yang tercantum dalam kurikulum.
Mengingat betapa penting peran menyimak dalam kehidupan manusia,
pembelajaran menyimak sebagai bagian dari pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia di SMP sudah selayaknya mendapat perhatian yang sama dengan
pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain. Pembelajaran menyimak perlu
dilaksanakan secara sungguh-sungguh sebagaimana pembelajaran keterampilan
berbahasa yang lain. Berdasarkan hal itu maka penulis tertarik untuk melakukan

4

penelitian dengan tujuan mengungkap dan mendeskripsikan kemampuan
menyimak berita siswa kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen. Berdasarkan
hasil penelitian diharapkan dapat membantu pembaca dalam menemukan metode
meningkatkan kemampuan menyimak berita. Selain itu, manfaat hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi peneliti lain dalam pengkajian
tentang kemampuan menyimak berita pada umumnya.


METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap kegiatan
awal, pelaksanaan penelitian, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal peneliti
menentukan tujuan dan manfaat penelitian. Selanjutnya, peneliti mulai
pengumpulkan data. Data yang didapat dari hasil observasi dan wawancara
terhadap guru kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.
Tahap yang kedua, yaitu pelaksanaan penelitian. Dalam tahap ini, peneliti
menganalisis data yang telah direduksi pada kegiatan awal. Ada dua pembahasan
pada tahap ini yaitu kemampuan siswa kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen
dalam menyimak berita dan mendiskripsikankendala-kendala yang dihadapi
dalam kegiatanya menyimak berita di kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.
Tahap yang ketiga yaitu kegiatan akhir kegiatan ini diisi dengan mengambil
kesimpulan dari pembahasan. Dari kesimpulan ini, penelitian yang dilakukan
sudah sesuai dengan tujuan dan manfaat penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif, artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi
dan berupa angka-angka. Penelitian ini memfokuskan pada kemampuan
menyimak berita pada siswa kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Jenis tes
yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pemberian tugas, yaitu siswa

diberi

tugas

untuk

menyimak

sebuah

rekaman

berita

kemudian

mengidentifikasikan pokok-pokok informasi yang penting dengan teknik
menjawab pertanyaan dengan mengunakan unsur 5W+1H, lalu dikembangkan
menjadi sebuah paragraf yang padu. Berita yang disajikan terdiri atas 4 buah

5

rekaman berita yaitu berita tentang kecelakaan kereta api, berita tentang lomba
animasi, berita tentang bencana alam, dan berita tentang kecelakaan mobil.
Keempat berita tersebut merupakan informasi hangat yang sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari dan mengandung unsur-unsur berita yang akan
memudahkan siswa dalam membuat paragraf. Berdasarkan instrumen tes
kemampuan yang telah ditentukan, ada beberapa aspek yang akan dinilai dari
hasil menyimpulkan isi berita yang telah dibuat oleh siswa yaitu isi simpulan,
ketepatan penggunaan ejaan, keefektifan kalimat, dan paragraf. Data yang
diperoleh dari hasil menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak dalam
bentuk paragraf ini akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengoreksi hasil tes menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak
pada sampel.
2. Memberi skor per siswa sesuai dengan indikator penilaian dan bobot penilaian
kemampuan menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak. Skor
pengoreksian yang dilakukan oleh peneliti.
X

=








× 100%



3. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolok ukur penelitian.
Tabel 1
Tolok Ukuran Penilaian
Persentase Tingkat
Kemampuan
85% - 100%
75% - 84%
60% - 74%
40% - 59%
0% - 39%
Sumber: Nurgiantoro (2001: 399).

Keterangan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali

Sebagai indikator uji kemampuan menyimpulkan berita melalui kegiatan
menyimak adalah sebagai berikut:

6

Tabel 2
Indikator Uji Kemampuan Menyimpulkan Berita Melalui Kegiatan Menyimak
No

Indikator

Deskriptor Penilaian

Skor

1.

Isi Simpulan

Isi tuliskan megandung
unsur 5W+1H, yaitu what
(apa yang terjadi), who
(siapa yang terlibat dalam
kejadian), why (mengapa
kejadian itu timbul) where
(di mana tempat kejadian itu
timbul),
when
(kapan
terjadinya), how (bagaimana
ejadiannya).
Jika salah satu unsur
5W+1H tidak dituliskan.
Jika dua unsur 5W+1H
tidak dituliskan.
Jika tiga unsur 5W+1H
tidak dituliskan.
Jika empat unsur 5W+1H
tidak dituliskan.
Jika lima unsur 5W+1H
tidak dituliskan.
Ejaan diterapkan dengan
tepat dalam penggunaan
huruf kapital, penulisan
kata, dan pemakaian tanda
baca.
Ejaan
sebagian
besar
diterapkan cukup karena di
dalam penggunaan huruf
kapital, penulisan kata, dan
pemakaian
tanda
baca
terdapat
beberapa
kesalahan.
Hampir semua penerapan
ejaan tidak tepat.
Kalimat dituliskan dengan
kesatuan gagasan, koherensi
yang baik dan kompak,
penekanan,
variasi,
paralelisme, dan penalaran.
Jika
terdapat
satu
pengurangan kriteria dari
kalimat efektif yang tidak
dituliskan.
Jika
terdapat
dua

6

2

3

Ejaan

Kalimat
Efektif

7

Skor
Maksimal
6

5
4
3
2
1
3

3

2

1
6

5

4

6

pengurangan kriteria dari
kalimat efektif yang tidak
dituliskan.
Jika
terdapat
tiga 3
pengurangan kriteria dari
kalimat efektif yang tidak
dituliskan.
Jika
terdapat
empat 2
pengurangan kriteria dari
kalimat efektif yang tidak
dituliskan.
Jika
terdapat
lima 1
pengurangan kriteria dari
kalimat efektif yang tidak
dituliskan.
4
Paragraf
Kepaduan antar kalimat 3
3
dalam paragraf tersusun
secara logis, sistematis, dan
bahasa
yang
mudah
dipahami.
Jika terdapat salah satu 2
kriteria dari paragraf yang
tidak dituliskan.
Jika terdapat dua kriteria 1
dari paragraf yang tidak
dituliskan
Sumber: Gorys Keraf, dan Nurgiantoro yang disesuaikan dengan KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi

serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan (Tarigan, 2006: 28).
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berkembang
pada awal kehidupan manusia, kemudian barulah keterampilan berbicara,
membaca dan menulis. Kegiatan menyimak ini bersifat reseptif (pemahaman),
tetapi termasuk pada kebahasaan yang aktif dan hasilnya dapat dilakukan secara
lisan atau tulisan. Menurut Michael sebagaimana dikutip oleh Suwandi (2000:
14), menyimak adalah kegiatan seseorang untuk menginterpretasi, mengevaluasi,
dan memberikan reaksi terhadap informasi yang disampaikan secara lisan. Jadi,

8

proses menyimak merupakan kegiatan aktif seseorang untuk menangkap dan
mengolah informasi. Menyimak bukan sekedar menerima informasi secara pasif,
melainkan

kegiatan

memproses

informasi.

Ketika

kegiatan

menyimak

berlangsung, akan terjadi interaksi antara informasi yang didengar dan informasi
pengetahuan awal yang dimiliki oleh si penyimak. Keduanya mengalami suatu
proses yang saling terkait sehingga diperoleh suatu pemahaman, penilaian, dan
reaksi.
Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan menyimak berita siswa
Kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Kemampuan Menyimak Berita pada Aspek Isi Simpulan
Isi simpulan merupakan isi tuliskan megandung unsur 5W+1H, yaitu
what (apa yang terjadi), who (siapa yang terlibat dalam kejadian), why
(mengapa kejadian itu timbul) where (di mana tempat kejadian itu timbul),
when (kapan terjadinya), how (bagaimana ejadiannya).
Berdasarkan hasil test tentang kemampuan menyimpulkan isi berita
melalui kegiatan menyimak pada aspek isi simpulan pada siswa kelas kelas X
SMP Negeri 1 Kedawung Sragen diketahui bahwa rata-rata siswa mempunyai
kemampuan yang baik dalam menyimpulkan isi berita melalui kegiatan
menyimak pada aspek isi simpulan dengan besar prosentase 75,83%. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata siswa tidak menuliskan salah satu unsur 5W + 1
H dalam menyimpulkan isi berita.
Dalam dunia jurnalistik, pokok-pokok itu dikenal dengan rumusan
5W+1H, yaitu singkatan dari what, when, where, who, why, dan how.
Maksudnya dalam berita disampaikan apa yang terjadi, kapan terjadi, di mana
terjadi, siapa yang mengalami, mengapa terjadi, dan bagaimana terjadinya
(Karimi, 2011:14). Saat mendengarkan suatu berita, kita pasti akan berusaha
untuk memahami informasi yang disampaikan. Hal itu dapat kita lakukan
dengan cara mengidentifikasi pokok-pokok informasi berita itu. Agar
informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik tanpa
adanya kesalahpahaman, siswa harus menguasai keterampilan menyimak,
dalam hal ini menyimak berita. kegiatan penyimakan berita merupakan

9

kegiatan menyimak intensif yaitu kegiatan menyimak yang langsung diawasi
atau dibimbing oleh guru, berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Apa saja yang
harus disimak semuanya berada di bawah komando guru. Dengan menyimak
berita, siswa dilatih secara intensif untuk mendengarkan sebuah berita secara
cermat, teliti, dan konsentrasi agar penyampaiaan isi berita yang didapatkan
tepat dan akurat.
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Made Suarsana (2010)
dengan penelitian yang berjudul “Implementasi Media Audio Konsep 5 W dan
1 H untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Memahami Berita
Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 4 Tejakula Tahun Pelajaran 2008/2009”.
Pembelajaran menggunakan media audio konsep 5 W dan 1 H yang
berkolaborasi dengan teknik diskusi terjadi peningkatan proses dan hasil
belajar yaitu: 1) perolehan tes awal menunjukkan hasil yaitu rata-rata 60,45
dana serap mencapai 60,45% dan ketuntansan mencapai 56,82%. Hasil belajar
pada siklus I memperoleh rata-rata 65,23, daya serap 65,23% dan ketuntasan
mencapai 77,27%. 2) Prestasi belajar siswa pada pembelajaran siklus II
mencapai rata-rata 78,29, daya serap 78,29%, ketuntasan klasikal mencapai
97,72%. 3) Hasil penelitian pada siklus I, keaktifan belajar siswa mencapai
rata-rata 69,32 dengan kategori cukup aktif. Pada siklus II aktivitas
pembelajaran mengalami peningkatan yiatu rata-rata 79,66 dengan kategori
aktif.
2. Kemampuan Menyimak Berita pada Aspek Ejaan
Ejaan diterapkan dengan tepat dalam penggunaan huruf kapital,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Berdasarkan hasil test tentang
kemampuan menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak pada aspek
ejaan pada siswa kelas kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen diketahui
bahwa

rata-rata

siswa

mempunyai

kemampuan

yang

baik

dalam

menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak pada aspek ejaan dengan
besar prosentase 73,33%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata ejaan sebagian
besar siswa yang diterapkan cukup karena di dalam penggunaan huruf kapital,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca terdapat beberapa kesalahan.

10

Menurut Arifin (2009: 12), bahasa Indonesia yang baik dan benar
adalah

bahasa

Indonesia

yang

digunakan

sesuai

dengan

norma

kemasyarakatan yang berlaku sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah
bahasa Indonesia meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan
kalimat, penyusunan paragraf, dan penataan penalaran. Jika kaidah ejaan
digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata diperhatikan dengan
seksama dan penataan penalaran ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa
Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang
ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baik.
Penggunaan bahasa Indonesia di media massa harus tetap berpedoman
pada kaidah-kaidah bahasa Indonesia, karena banyak kalangan yang peduli
terhadap perkembangan bahasa Indonesia dan mengharapkan media
massadapat berperan aktif dalam membantu pembinaan, pengembangan, dan
peningkatan bahasa Indonesia bagi masyarakat.
3. Kemampuan Menyimak Berita pada Aspek Kalifat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat dituliskan dengan kesatuan
gagasan, koherensi yang baik dan kompak, penekanan, variasi, paralelisme,
dan penalaran. Berdasarkan hasil test tentang kemampuan menyimpulkan isi
berita melalui kegiatan menyimak pada aspek kalimat efektif pada siswa kelas
kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen diketahui bahwa rata-rata siswa
mempunyai kemampuan yang baik dalam menyimpulkan isi berita melalui
kegiatan menyimak pada aspek kalimat efektif dengan besar prosentase
74,17%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata siswa menuliskan kalimat
dengan kesatuan gagasan, koherensi yang baik dan kompak, penekanan,
variasi, paralelisme, dan penalaran.
Putrayasa (2007 : 2) juga mengungkapkan pernyataan tentang kalimat
efektif yaitu suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, informasi,
dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya.
Ciri-ciri kalimat efektif ialah kesatuan, kehematan, penekanan, dan
kevariasian. Akhadiah, dkk. (2003 : 116) juga mengungkapkan pernyataan
tentang kalimat efektif secara jelas dan terperinci yaitu: ”Setiap gagasan

11

pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus
dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik pertama sekali
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hasil ini berarti kalimat itu harus
disusun berdasarkan kaidah–kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut
meliputi: (1) unsur- unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, (2)
aturanaturan tentang Ejaan yang Disempurnakan, (3) cara memilih kata dalam
kalimat”. Ritonga, dkk. (2005:96) juga menyatakan bahwa kesepadanan dan
kesatuan dalam kalimat efektif merupakan kemampuan struktur/bentuk suatu
bahasa mendukung gagasan pikiran yang terdapat dalam kalimat itu.
4. Kemampuan Menyimak Berita pada Aspek Paragraf
Paragraf yang baik merupakan kepaduan antar kalimat dalam paragraf
tersusun secara logis, sistematis, dan bahasa yang mudah dipahami.
Berdasarkan hasil test tentang kemampuan menyimpulkan isi berita melalui
kegiatan menyimak pada aspek paragraf pada siswa kelas kelas X SMP Negeri
1 Kedawung Sragen diketahui bahwa rata-rata siswa mempunyai kemampuan
yang baik dalam menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak pada
aspek paragraf dengan besar prosentase 78,33%. Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata siswa dalam menuliskan kaliman memiliki kepaduan antar kalimat
dalam paragraf tersusun secara logis, sistematis, dan bahasa yang mudah
dipahami.
Berita merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Berita sudah
ada sejak manusia dapat bertutur dan berkomunikasi. Saat ini, informasi
menjadi salah satu kebutuhan penting hidup manusia. Informasi telah menjadi
faktor kunci keberhasilan hidup. Banyak orang tersingkir dalam persaingan
karena kalah cepat dalam mengakses suatu informasi baru (Suryanto, 2007: 2).
Berita merupakan salah satu paparan yang berisi informasi. Sebagai paparan
suatu informasi, berita mengandung pokok-pokok informasi yang penting.
5. Kemampuan Menyimak Berita
Berdasarkan

hasil

distribusi

frekuensi

tentang

kemampuan

menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak untuk seluruh indikator
yang mencerminkan kemampuan menyimak berita siswa kelas SMP Negeri 1

12

Kedawung Sragen diketahui bahwa persentase rata-rata adalah sebesar
75,42%; hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menyimak berita siswa
kelas SMP Negeri 1 Kedawung Sragen termasuk kategori baik.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk
meningkatkan keterampilan dan kemahiran berbahasa siswa. Keterampilan
berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencangkup empat segi yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis (Tarigan, 1985:1). Keempat keterampilan tersebut
saling berkaitan. Salah satu keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan dan
dilatihkan dalam dunia pendidikan adalah keterampilan menyimak, di
samping berbicara, membaca, dan menulis, sebab menyimak merupakan
keterampilan yang harus dimiliki semua siswa agar dapat memahami bahasa
yang digunakan orang lain secara lisan.
Menyimak

merupakan

proses

mendengarkan,

mengenal,

dan

menginterpretasi lambang-lambang lisan atau ujaran. Dalam memahami isi
pembicaraan atau makna setiap kata yang disajikan, kita perlu memusatkan
perhatian secara sungguh-sungguh sehingga pesan yang disampaikan tercerna
dengan baik (Depdiknas, 2003:144). Tanpa kemampuan menyimak dengan
baik, dimungkinkan terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang dapat
menyebabkan berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan
sehari-hari. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa
keterampilan menyimak. Kemampuan menyimak merupakan bagian yang
penting dan tidak dapat diabaikan dalam pengajaran bahasa. Salah satu
kegiatan menyimak yang perlu diajarkan dan dilatihkan adalah kegiatan
menyimak berita.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan menyimak berita siswa
Kelas X SMP Negeri 1 Kedawung Sragen diketahui bahwa kemampuan
menyimpulkan isi berita melalui kegiatan menyimak untuk seluruh indikator yang

13

mencerminkan kemampuan menyimak berita siswa kelas SMP Negeri 1
Kedawung Sragen diketahui bahwa persentase rata-rata adalah sebesar 75,42%;
hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menyimak berita siswa kelas SMP
Negeri 1 Kedawung Sragen termasuk kategori baik.
Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Setiap guru Bahasa Indonesia diharapkan senantiasa menyampaikan
materi menyimak berita dengan metode yang menarik dan menyenangkan
sehingga kemampuan menyimak berita pada siswa semakin mengalami
peningkatan.
b. Menyimak berita merupakan pembelajaran yang memadukan antara fakta
dan opini, sehingga guru diharapkan dapat mengembangkan penalaran
pada siswa.
2. Bagi Siswa
a. Diharapkan memperhatikan masalah isi simpulan, ejaan, kalimat efektif
dan paragraf dalam menyimak isi berita, sehingga dalam penyampaiannya
terhindar dari kalimat-kalimat yang kurang baku.
b. Siswa diharapkan terus menghasah kemampuan menyimak berita dengan
senantiasa meperhatikan berita-berita dari media elektronik dan cetak dan
memberikan kesimpulan dari hasil menyimak.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan senantiasa untuk lebih meningkatkan
hasil penelitian dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam
upaya meningkatan kemampuan menyimak berita pada siswa.

14

DAFTAR PUSTAKA
As Haris Sumadiria, 2005. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature,
Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya
Bandung
Charnley. Mitchel V, 2001. Reporting, New York: Holt-Reinhart & Winston.
Hari Wibowo. 2007. Peningkatan Kemampuan Menyimak Melalui Pemberdayaan
Sumber Belajar pada Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Teknologi
Pendidikan. Vol. 9, No. 2 Agustus 2007.
Hasanah, Muakibatul. 1999. Bahan Ajar Perkuliahan Menyimak: menyimak dan
Strategi Pembelajarannya. Malang: IKIP.
Irkhamudin. 2012. Pengembangan Media Audio Terpadu Berbasis Internet untuk
Pembelajaran Menyimak Berita Kelas X.Skripsi.
Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
M.Sinaga Anggiat dan Sri Hadiati, 2001. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta: Lembaga AdministarsiNegara Republik Indonesia.
Milman Yusdi. 2010. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Made Suarsana. 2010. Implementasi Media Audio Konsep 5 W dan 1 H untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Memahami Berita Siswa
Kelas VII-E SMP Negeri 4 Tejakula Tahun Pelajaran 2008/2009. Jurnal
Pendidikan Kerta Mandala. Vol. 3, No. 3, Oktover 2010.
Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja.
Rosdakarya.
Newson, Doug & James A. Wollert. 1985. Media Writing, News for The Mass
Media. California: Wadsworth Publishing Company.
Poerwadarminta. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Robbins, S. 2007. Manajemen, Edisi Kedelapan, Penerbit PT Indeks: Jakarta.
Santi Sandra Dewi. 2012. Pembelajaran Mendengarkan Berita Siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Dampit Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Sarjana
Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang.

15

Sitaresmi, Nunung. 2002. Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung: Pusat Studi
Literasi.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.
Suhendar dan Pien Supinah. 2007. MKDU Bahasa Indonesia. Bandung: Pionir
Jaya.
Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta: Sebelas Maret.
University Press
Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
Tarigan, Henry Guntur. 2006. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Wahyudi, J.B. 1991. Komunikasi Jurnalistik. Bandung: Penerbit alumni. Cetakan
Pertama.
Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

16

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

PENDAYAGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRISDI SMP NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN Pendayagunaan Media Pembelajaran Bahasa Inggris Di SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.

0 4 14

PENDAYAGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRISDI SMP NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN Pendayagunaan Media Pembelajaran Bahasa Inggris Di SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.

0 3 14

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN Penggunaan Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kedawung Kabupaten Sragen Tahunpelajaran 2011/2012.

0 2 12

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN Penggunaan Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kedawung Kabupaten Sragen Tahunpelajaran 2011/2012.

0 3 17

KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.

0 1 14

PENDAHULUAN Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kedawung Sragen.

0 3 8

PEMBINAAN SISWA PRAKERIN DI SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN Pembinaan Siswa Prakerin Di SMK Negeri 1 Kedawung Sragen.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENYIMAK BERITA DAN MEMBACA SURAT KABAR DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAKEM.

2 4 147

BIODATA SISWA PRAKERIN Buku siswa

0 1 11