PENGALOKASIAN DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM BELANJA PADA PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG.

(1)

PENGALOKASIAN DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM BELANJA PADA PEMERINTAH

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH:

PANGERAN HIBATUL AZIZI NIM. 708532064

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam mari kita hadiahkan keharibaan junjungan yang mulia Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafa’atnya di yaumil akhir nanti. Amiin Ya Rabbal’alamin. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Negeri Medan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Judul Skripsi ini adalah “Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang”.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, yang disebabkan adanya keterbatasan kemampuan, pengalaman dan pengetahuan penulis baik materi, teknik penyusunan maupun hasil analisisnya. Oleh karena itu, penulis akan dan masih terus belajar untuk menigkatkan kemampuan dan memperbaiki diri lebih baik lagi di masa mendatang. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak berupa dukungan moril, materil, spiritual maupun administrasi. Pertama saya ucapkan terima kasih yang terdalam kepada kedua orangtuaku H. Lahmuddin Maru dan Hj. Margianti, terima kasih untuk semua kasih sayang, doa, pengorbanan serta dukungan


(5)

yang sangat besar kepada penulis. Tidak lupa juga ucapan terima kasih teruntuk Ummi Juli, Bunda Tuti dan Om Inggit atas dukungan serta doanya.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Medan.

3. Bapak Drs. H. Thamrin, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Surbakti Karo-karo, M.Si, Ak, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. La Ane, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dan juga sebagai Dosen Penguji saya yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Drs. Djihen Ginting, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

7. Bapak OK Sofyan Hidayat, SE, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing skripsi saya yang telah bersedia meluangkan waktu, kesempatan dan tempat untuk memberikan masukan dan membimbing saya selama penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.


(6)

8. Bapak Chandra Situmeang, SE, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji saya yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini. 9. Bapak Baginda Thomas Harahap, SH, selaku Kepala Seksi Penyusunan

Kebijakan Keuangan Daerah yang telah memberikan arahan, bimbingan dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan daerah.

10.Paklek Yaqub dan Bang Usman selaku aparatur pemerintahan yang telah membantu dalam segala urusan pemrosesan penelitian.

11.Bapak dan Ibu Dosen Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi, Khususnya di Jurusan Akuntansi.

12.Bang Riki yang selalu membantu dalam pengurusan dan kelengkapan berkas-berkas saya dan memberikan motivasi kepada saya hingga terselesaikannya skripsi ini.

13.Buat teman-teman terbaik saya selama kuliah di Akuntansi Pemerintahan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terkhusus buat teman-teman saya Syahrial Rambe, Rusdi Harahap, Ikhlas Dalimunthe, Dwita, Diyen, Dinda, Anggi, Suci dan Endang yang sudah banyak membantu saya dalam segala urusan skripsi. 14.Untuk sahabat-sahabat saya Ari Swanda, Ahmad Zaki, Ahmad Safi’i, Ade

Prawira dan Wijinigrum atas dukungan serta kebersamaannya saat saya mengalami kebosanan.

15.Dan semua pihak yang memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada saya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semuanya


(7)

Akhirnya dengan kerendahan hati penulis merasa bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa program studi Akuntansi.

Medan, Maret 2013 Penulis,

Pangeran Hibatul Azizi NIM. 708532064


(8)

(9)

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Penelitian Terdahulu ... 27 4.1. Jumlah Desa, Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk per Kecamatan ... 35 4.2. Perbandingan Realisasi dan Anggaran 2009-2011 ... 41 4.3. Peranan DAU dan PAD dalam Pendapatan Pemerintah Kabupaten Deli

Serdang ... 44 4.4. Pengalokasian Dana Alokasi Umum dalam Belanja ... 46 4.5. Pengalokasian Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja ... 48


(11)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Ringkasan APBD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009-2011 Lampiran II : Administrasi


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Faktor keuangan merupakan faktor utama yang merupakan sumber daya finansial bagi pembiayaan penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Dalam rangka penyelenggaraan tersebut, kepada daerah diberi kewenangan untuk memungut pajak/retribusi dan mengelola sumber daya alam. Sumber dana bagi daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Tugas Pembantuan. Beberapa sumber langsung dikelola oleh Pemerintah Daerah melalui APBD, sedangkan yang lain dikelola oleh Pemerintah Pusat melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah.

Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengatakan bahwa Pemerintah daerah berhak untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut azas otonomi daerah dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat tercapainya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta semua masyarakat, serta juga meningkatkan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada daerah serta pemberian hak dan kewajiban untuk


(14)

menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah. (La Mente, 2010:201).

Penerapan prinsip good governance pada masa reformasi menuntut adanya perubahan paradigma berpikir dan bertindak bagi semua elemen birokrasi Pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah. Perubahan paradigma tersebut diarahkan untuk menghasilkan suatu manajemen keuangan Pemerintah yang transparan, dapat dipertanggung jawabkan dan efektif yang mendukung peningkatan peran serta masyarakat dan supremasi hukum di bidang keuangan negara dan meningkatkan kinerja pemerintah. Pesatnya pembangunan daerah yang menyangkut perkembangan kegiatan fiskal yang membutuhkan alokasi dana dari Pemerintah Daerah yang terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan membutuhkan tersedianya dana yang besar untuk membiayai kegiatan tersebut. Belanja pemerintah daerah yang oleh Pemerintah Daerah dilaporkan dalam APBD merupakan kegiatan rutin pengeluaran kas daerah untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasi dalam pemerintahan. Dengan belanja yang semakin meningkat maka dibutuhkan dana yang besar pula agar belanja untuk pemerintah daerah dapat terpenuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut, maka diharapkan pelayanan terhadap masyarakat menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Realitas menunjukkan tidak semua daerah mampu untuk lepas dari Pemerintah Pusat, dikarenakan belum adanya kemandirian dalam memenuhi kegiatan fiskalnya akibat masih banyak daerah yang memiliki potensi fiskal yang kecil namun memiliki kebutuhan fiskal yang besar. Maka dalam kenyataannya,


(15)

Pemerintah Pusat tidak dapat lepas tangan begitu saja terhadap kebijakan otonominya. Hal ini tidak hanya terlihat dalam konteks kerangka hubungan politis dan wewenang daerah, namun juga terlihat dalam hubungan keuangan antara pusat dan daerah. Pada akhirnya pemerintah akan melakukan transfer dana. Transfer dana ini berupa dana perimbangan. Dana perimbangan adalah pengeluaran alokatif anggaran Pemerintah Pusat untuk Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk keperluan Pemerintah Daerah. (Kuncoro, 2007) juga menyebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah hanya mampu membiayai belanja Pemerintah Daerah paling tinggi sebesar 20%. Kemandirian bagi daerah belum sepenuhnya terlaksana, karena mereka masih menggantungkan dengan adanya aliran dana dari Pemerintah Pusat, khususnya Dana Alokasi Umum. Dana Perimbangan ini terdapat berbagai macam, yaitu Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil. Dana yang biasanya ditransfer dari Pemerintah Pusat adalah Dana Alokasi Umum. Pada kenyataannya proporsi dana alokasi umum terhadap penerimaan daerah masih yang tertinggi dibandingkan dengan penerimaan daerah yang lain, termasuk PAD.

Menurut Halim, ketimpangan ekonomi antara satu Provinsi dengan Provinsi lain tidak dapat dihindari dengan adanya desentralisasi fiskal. Disebabkan oleh minimnya sumber pajak dan sumber daya alam yang kurang dapat digali oleh Pemerintah Daerah. Untuk menanggulangi ketimpangan tersebut, Pemerintah Pusat berinisiatif untuk memberikan subsidi berupa dana alokasi umum kepada daerah. Bagi daerah yang tingkat kemiskinanya lebih tinggi, akan diberikan dana alokasi umum lebih besar dibanding daerah yang kaya dan


(16)

begitu juga sebaliknya. Selain itu untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penugasaan pajak antara pusat dan daerah telah diatasi dengan adanya kebijakan bagi hasil dan Dana Alokasi Umum minimal sebesar 26% dari Penerimaan Dalam Negeri. Dana Alokasi Umum akan memberikan kepastian bagi daerah dalam memperoleh sumber pembiayaan untuk membiayai kebutuhan pengeluaran yang menjadi tanggung jawab masing-masing daerah.

Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa dana alokasi umum memiliki jumlah yang sangat signifikan sehingga semua pemerintah daerah menjadikannya sebagai respon Pemerintah terhadap aspirasi daerah untuk mendapatkan sebahagian kontrol yang lebih besar terhadap keuangan Negara.

Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kewenangan daerah. Apalagi dengan adanya otonomi daerah, Pemerintah dituntut untuk mengelola keuangan daerah secara baik dan efektif. Fenomena umum yang dihadapi oleh sebagian besar pemerintahan daerah di Indonesia dibidang keuangan daerah adalah kecilnya peranan/kontribusi Pendapatan Asli Daerah di dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dengan kata lain peranan/kontribusi penerimaan yang berasal dari Pemerintah Pusat dalam bentuk sumbangan dan bantuan, bagi hasil pajak dan bukan pajak, mendominasi susunan APBD.

Menteri Dalam Negeri mengisyaratkan bahwa untuk tujuan efektivitas dan pengelolaan dana yang dikelolanya, Pemerintah Daerah diwajibkan menyiapkan laporan keuangan daerah sebagai bagian dari laporan pertanggung jawaban kepala


(17)

daerah. Oleh karena itu setiap Pemerintah Daerah diharuskan menyusun laporan pertanggung jawaban keuangan daerah yang meliputi neraca daerah, laporan perhitungan APBD, nota perhitungan APBD dan laporan aliran kas. Dari laporan ABPD dapat dianalisis sumber dan penggunaan dana oleh Pemerintah Daerah selama satu tahun fiskal, sumber dana tersebut tercantum dalam APBD yang mencakup transfer dana perimbangan Pemerintah Pusat.

Kebijakan desentralisasi ditujukan untuk mewujudkan kemandirian daerah. Pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat. Kemampuan daerah untuk menyediakan pendanaan yang berasal dari daerah sangat tergantung pada kemampuan merealisasikan potensi ekonomi tersebut menjadi bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang mampu menciptakan perguliran dana untuk pembangunan daerah yang berkelanjutan. (Mentayani, Hayati, Rusmanto, 2012:58).

Alokasi dana alokasi umum dilaksanakan seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah sejak adanya Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagaimana telah diubah dengan undang - undang Nomor 33 Tahun 2004. Dalam undang-undang No. 33 Tahun 2004 tersebut diterangkan bahwa untuk pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat akan mentransfer dana perimbangan. “Dana Perimbangan tersebut terdiri dari Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum dan bagian daerah dari bagi hasil pajak dan bukan pajak” (Darmayuda, Isbah, Pailis. 2009:28-29). Dimana di samping dana perimbangan tersebut Pemerintah Daerah memiliki sumber pendapatan sendiri berupa PAD, pinjaman daerah, sumbangan dan bantuan, serta penerimaan pembangunan.


(18)

Dana alokasi umum memegang peranan yang sangat dominan dibanding sumber dana lain seperti dana alokasi khusus maupun dana penyeimbang. Untuk itu diharapkan dana alokasi umum dapat digunakan secara efektif dan efesien untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat sebagai tujuan dari desentralisasi yaitu untuk mempercepat pembangunan dan pemerataan hasil pembangunan, di samping tetap memaksimalkan potensi daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Adanya transfer dana ini bagi Pemerintah Daerah merupakan sumber pendanaan dalam melaksanakan kewenangannya, sedangkan kekurangan pendanaan diharapkan dapat digali melalui sumber pendanaan sendiri yaitu PAD. Namun kenyataannya, transfer dari Pemerintah Pusat merupakan sumber dana utama Pemerintah Daerah untuk membiayai operasi utamanya sehari-hari atau belanja daerah, yang oleh Pemerintah Daerah dilaporkan diperhitungkan dalam APBD. Harapan Pemerintah Pusat pada dana transfer tersebut dapat digunakan secara efektif dan efisien oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pelayanaan kepada masyarakat. Kebijakan penggunaan dana tersebut sudah seharusnya pula dilakukan secara transparan dan akuntabel. Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Sedangkan dana penyeimbang adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001


(19)

tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh Sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua, serta untuk penyeimbang kekurangan dana alokasi umum untuk beberapa daerah.

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan/penerimaan asli daerah yang diperoleh dari sumber ekonomi daerah itu sendiri. Diupayakan agar PAD ini digunakan secara optimal dan mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pelayanan publik. Pendapatan Asli Daerah setiap daerah berbeda-beda. Daerah yang memiliki kemajuan dibidang industri dan memiliki kekayaan alam yang melimpah cenderung memiliki PAD jauh lebih besar dibanding daerah lainnya, begitu juga sebaliknya. Karena itu terjadi ketimpangan Pendapatan Asli Daerah. Disatu sisi ada daerah yang sangat kaya karena memiliki PAD yang tinggi dan disisi lain ada daerah yang tertinggal karena memiliki PAD yang rendah. Menurut Halim (2009) permasalahan yang dihadapi daerah pada umumnya berkaitan dengan penggalian sumber-sumber pajak dan retribusi daerah yang merupakan salah satu komponen dari PAD masih belum memberikan konstribusi signifikan terhadap penerimaan daerah secara keseluruhan. Kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan yang lemah. Hal tersebut dapat mengakibatkan kebocoran-kebocoran yang sangat berarti bagi daerah. Distribusi pajak antar daerah sangat timpang karena basis pajak antar daerah sangat bervariasi. Peranan pajak dan retribusi daerah dalam pembiayaan yang sangat rendah dan bervariasi. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan yang sangat besar dalam jumlah penduduk, keadaan geografis (berdampak pada biaya relatif mahal)


(20)

dan kemampuan masyarakat, sehingga dapat mengakibatkan biaya penyediaan pelayanan kepada masyarakat sangat bervariasi. Dengan adanya otonomi daerah ini berarti Pemerintah Daerah dituntut untuk lebih mandiri, tak terkecuali juga mandiri dalam masalah financial. Meski begitu Pemerintah Pusat tetap memberi dana bantuan yang berupa Dana Alokasi Umum yang di transfer ke Pemerintah Daerah.

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Erwin (2008). Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya terletak pada sampel tempat penelitian. Jika sebelumnya penelitian dilakukan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Karo, penelitian ini dilakukan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada demografi, yaitu jumlah penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi, luas wilayah serta besarnya perolehan dana alokasi umum dan pendapatan asli daerah. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang berperan merencanakan, melaksanakan dan meangawasi pembangunan di wilayahnya serta sarana dan prasarana dalam pelayanan publik. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang memiliki sarana dan prasarana transportasi, di samping itu didukung oleh sarana dan prasarana lainnya seperti listrik, telekomunikasi dan air bersih. Sebagai pelaksana tugas pembangunan dan mensejahterakan masyarakat, diharapkan berkomitmen atas tanggung jawab terhadap kewajibannya, harus bekerja dengan baik dan apakah sudah efektif dan efesien dalam pemanfaatan dana alokasi dari pemerintah pusat. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang: “Pengalokasian


(21)

Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Belanja Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Perimbangan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

2. Bagaimana pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah dengan Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja pada Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam belanja pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang?”.


(22)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja pada Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pengalaman dan bahan masukan bagi penulis dalam pemahaman bidang Akuntansi Sektor Publik pada umumnya dan Akuntansi Keuangan Daerah pada khususnya.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk melihat efektivitas dan kinerja keuangan Pemerintah Daerah dalam mengelola sumber dana untuk digunakan membiayai aktivitas Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam penyusunan APBD.

3. Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti sejenis untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.


(23)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan uraian tentang Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Penerimaan yang berasal dari Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah sangat mempengaruhi kegiatan belanja daerah dengan tujuan pemerataan dalam mensejahterakan masayarakat di Kabupaten Deli Serdang. b. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang masih bergantung pada Dana Alokasi

Umum yang bersumber dari dana transfer Pemerintah Pusat akibat minimnya pendapatan yang diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah dalam memenuhi kebutuhan fiskalnya.

c. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang berusaha mengoptimalkan penerimaan pendapatan daerah, dapat dilihat dari penerimaan Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah yang mengalami peningkatan dari tahun 2009 s/d 2011.

d. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang lebih memprioritaskan pengalokasian Dana Alokasi Umum ke belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Sedangkan pengalokasian Pendapatan Asli Daerah


(24)

2

diprioritaskan ke belanja bagi hasil dan belanja bantuan keuangan, belnja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis bahas sebelumnya, maka penulis menawarkan beberapa saran sesuai dengan topik yang dibahas dalam skripsi ini yaitu:

a. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang perlu lebih optimal dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sehingga tidak hanya bergantung dari Dana Alokasi Umum yang menjadi sumber utama pendapatan daerah oleh karena itu Pemerintah Daerah harus mampu untuk mengoptimalkan penerimaan dan potensi yang ada antara lain dapat berupa perubahan tata cara pemungutan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparat pelaksana pendapatan daerah, sehingga dapat melaksanakan efisiensi pembelanjaan yang bisa mengurangi defisit pada APBD.

b. Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan data yang bersifat kuisoner, sehingga masih ada kemumgkinan kelemahan-kelemahan yang ditemukan, seperti pengukuran tingkat kinerja yang dimiliki pegawai pemerintahan Kabupaten Deli Serdang.

c. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melengkapi dan menambah variabel yang bervariasi dengan variabel independen lainnya.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian. Ilmu Ekonomi. Konsep Pendapatan Asli Daerah.

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2177328-konsep-pendapatan-asli-daerah-pad/ (25 November 2012)

Damang. Hukum Tata Negara. Pengertian Pendapatan Asli Daerah.

http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-asli-daerah.html (9

Desember 2012)

Darmayuda, Isbah, Pailis. 2009. Pengaruh Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil SDA Terhadap PDRB Sumatera Utara. Jurnal Ekonomi Vol 7 No 2 Agustus 2009.

Fakultas Ekonomi, 2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Universitas Negeri Medan.

Ginting, Erwin. 2008. Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Dalam Belanja Pada Pemerintah Kabupaten Karo.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta. Isdijoso, Brahmantio. 2002. Analisis Kebijakan Fiskal Pada Era Otonomi Daerah

( Studi Kasus di Sektor Pendidikan Kota Surakarta).

Julitawati, Darwanis dan Jalaluddin, 2012. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Jurnal Akuntansi Vol 1 No 1 Agustus 2012.

Kuncoro, Mudrajad, Ph.D, 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, edisi 3, Erlangga, Kaliurang.

Lazio, Sonny. 2012. Pengertian Dan Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah.

http://sonnylazio.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-sumber-sumber-pendapatan.html (16 September 2012)

Mentayani, Hayati dan Rusmanto, 2012. Flypapper Effect pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah pada Kota Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Spread Vol 2 No 1 April 2012.

Mente, 2010. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam Menunjang Pelaksanaan Otonomi Daerah di Makassar. Jurnal Economic Resources Vol 11 No 31 Juni 2010.


(26)

Nugraeni, 2011. Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Prediksi Belanja Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Vol 8 2011.

Pratiwi, Novi. 2007. Pengaruh Dana Alokasi Umum Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Prediksi Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota di Indonesia.

Rahmawati, Nur Indah. 2010. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Alokasi Belanja Daerah.

Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah Dalam Otonom, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Setiawan, Anjar. 2010. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Pada Provinsi Jawa Tengah).

Setiyawati dan Hamzah, 2007. Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK dan Belanja Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran: Pendekatan Analisis Jalur. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 4 No. 2 Desember 2007.


(1)

Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Belanja Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Perimbangan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

2. Bagaimana pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah dengan Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja pada Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam belanja pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang?”.


(2)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja pada Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pengalaman dan bahan masukan bagi penulis dalam pemahaman bidang Akuntansi Sektor Publik pada umumnya dan Akuntansi Keuangan Daerah pada khususnya.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk melihat efektivitas dan kinerja keuangan Pemerintah Daerah dalam mengelola sumber dana untuk digunakan membiayai aktivitas Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam penyusunan APBD.

3. Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti sejenis untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.


(3)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan uraian tentang Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Penerimaan yang berasal dari Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah sangat mempengaruhi kegiatan belanja daerah dengan tujuan pemerataan dalam mensejahterakan masayarakat di Kabupaten Deli Serdang. b. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang masih bergantung pada Dana Alokasi

Umum yang bersumber dari dana transfer Pemerintah Pusat akibat minimnya pendapatan yang diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah dalam memenuhi kebutuhan fiskalnya.

c. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang berusaha mengoptimalkan penerimaan pendapatan daerah, dapat dilihat dari penerimaan Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah yang mengalami peningkatan dari tahun 2009 s/d 2011.

d. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang lebih memprioritaskan pengalokasian Dana Alokasi Umum ke belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Sedangkan pengalokasian Pendapatan Asli Daerah


(4)

2

diprioritaskan ke belanja bagi hasil dan belanja bantuan keuangan, belnja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis bahas sebelumnya, maka penulis menawarkan beberapa saran sesuai dengan topik yang dibahas dalam skripsi ini yaitu:

a. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang perlu lebih optimal dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sehingga tidak hanya bergantung dari Dana Alokasi Umum yang menjadi sumber utama pendapatan daerah oleh karena itu Pemerintah Daerah harus mampu untuk mengoptimalkan penerimaan dan potensi yang ada antara lain dapat berupa perubahan tata cara pemungutan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparat pelaksana pendapatan daerah, sehingga dapat melaksanakan efisiensi pembelanjaan yang bisa mengurangi defisit pada APBD.

b. Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan data yang bersifat kuisoner, sehingga masih ada kemumgkinan kelemahan-kelemahan yang ditemukan, seperti pengukuran tingkat kinerja yang dimiliki pegawai pemerintahan Kabupaten Deli Serdang.

c. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melengkapi dan menambah variabel yang bervariasi dengan variabel independen lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian. Ilmu Ekonomi. Konsep Pendapatan Asli Daerah.

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2177328-konsep-pendapatan-asli-daerah-pad/ (25 November 2012)

Damang. Hukum Tata Negara. Pengertian Pendapatan Asli Daerah. http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-asli-daerah.html (9 Desember 2012)

Darmayuda, Isbah, Pailis. 2009. Pengaruh Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil SDA Terhadap PDRB Sumatera Utara. Jurnal Ekonomi Vol 7 No 2 Agustus 2009.

Fakultas Ekonomi, 2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Universitas Negeri Medan.

Ginting, Erwin. 2008. Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Dalam Belanja Pada Pemerintah Kabupaten Karo.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta. Isdijoso, Brahmantio. 2002. Analisis Kebijakan Fiskal Pada Era Otonomi Daerah

( Studi Kasus di Sektor Pendidikan Kota Surakarta).

Julitawati, Darwanis dan Jalaluddin, 2012. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Jurnal Akuntansi Vol 1 No 1 Agustus 2012.

Kuncoro, Mudrajad, Ph.D, 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, edisi 3, Erlangga, Kaliurang.

Lazio, Sonny. 2012. Pengertian Dan Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah. http://sonnylazio.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-sumber-sumber-pendapatan.html (16 September 2012)

Mentayani, Hayati dan Rusmanto, 2012. Flypapper Effect pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah pada Kota Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Spread Vol 2 No 1 April 2012.

Mente, 2010. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam Menunjang Pelaksanaan Otonomi Daerah di Makassar. Jurnal Economic Resources Vol 11 No 31 Juni 2010.


(6)

Nugraeni, 2011. Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Prediksi Belanja Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Vol 8 2011.

Pratiwi, Novi. 2007. Pengaruh Dana Alokasi Umum Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Prediksi Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota di Indonesia.

Rahmawati, Nur Indah. 2010. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Alokasi Belanja Daerah.

Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah Dalam Otonom, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Setiawan, Anjar. 2010. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Pada Provinsi Jawa Tengah).

Setiyawati dan Hamzah, 2007. Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK dan Belanja Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran: Pendekatan Analisis Jalur. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 4 No. 2 Desember 2007.


Dokumen yang terkait

Pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Belanja Pada Pemerintahan Kabupaten Karo

13 325 66

Pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Belanja Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu

1 40 81

Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Dalam Belanja Pemerintah Kota Di Sumatera Utara

3 30 131

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN

0 6 78

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PENGALOKASIAN BELANJA DAERAH PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PENGALOKASIAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA BARAT.

0 1 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Empiris Pada Kabupaten atau Kota di Sumatera).

0 0 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Provinsi Jawa T

0 1 15

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA Pengaruh Anggaran Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

0 1 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Jaw

0 0 14

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Ko

0 1 14