STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG.

(1)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

PROYEK AKHIR

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salahsatu persyaratan kelulusan mata kuliah Proyek Akhir

Oleh:

Bayu Banjar Purnama 1004599

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO JUSUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

Studi Instalasi Cahaya Panggung

Pertunjukan Gedung Kesenian Sunan

Ambu STSI Bandung

Oleh

Bayu Banjar Purnama

Sebuah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahlimadya pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Bayu Banjar Purnama 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN PROYEK AKHIR

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Menyetujui,

Tim Pembimbing Proyek Akhir

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Elih Mulyana, M.Si Ir.Chris Timotius K.K., MM

NIP. 1 9 6 4 0 4 1 7 1 9 9 2 0 2 1 N I P .

1 9 5 1 0 6 3 0 1 9 8 2 0 3 1

M e n g e t a h u i ,

K e t u a P r o g r a m S t u d i D i p l o m a I I I T e k n i k E l e k t r o

D a n d h i K u s w a r d h a n a , S . P d , M T N I P . 1 9 8 0 0 6 2 3 2 0 0 8 1 2 1 0 0 2

K e t u a J u r u s a n

P e n d i d i k a n T e k n i k E l e k t r o


(4)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu


(5)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penerangan menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari – hari, karena untuk menjalani aktifitas pada keadaan cahaya yang kurang terutama pada malam hari. Semua aktifitas manusia tidak lepas dari sistem penerangan mulai dari aktifitas di rumah, kantor, sekolah, dan lain – lain. Dalam dunia seni pertunjukan sistem penerangan atau instalasi cahaya sangat diperlukan untuk mendukung setiap acara yang dipentaskan, karena kita tidak mungkin menonton suatu pertunjukan seni dalam keadaan panggung yang gelap. Oleh karena itu instalasi cahaya pada panggung pertunjukan sangatlah penting, dari aspek estetika dan keamanannya harus terjaga.

Untuk instalasi cahaya pada panggung pertunjukan tidak sama dengan instalasi cahaya pada umumnya karena tidak memakai standar intensitas penerangan, jadi menggunakan standar khusus untuk panggung pertunjukan yang disesuaikan dengan kebutuhan pementasan itu sendiri. Penelitian ini mengambil contoh pada pertunjukan drama tari, dalam perhitungan intensitas penerangan maksimal adalah 381 w/m² atau sama dengan 16000 lux. Untuk pemakaiannya disesuaikan dengan kebutuhan pementasan. Jumlah titik cahaya 51 titik cahaya disesuaikan dengan kebutuhan pementasan. Lampu yang digunakan adalah floodlight, scoop, fresnel, profile, pebble convex, follow spot, PAR, dan efek. Total daya lampu adalah 43850 watt dengan jumlah lampu yang terpasang 51 buah. Ini dibagi menjadi 3 grup dimmer. Satu dimmer mempunyai 12 channel, per 1 phase ada 4 channel, 1 channel beban maksimalnya adalah 2000 watt, jadi beban tiap phase adalah 8000 watt, dan beban maksimal untuk 1 dimmer adalah 24000 watt. Pembatas arus yang digunakan pada tiap channel adalah 10 A, dan pembatas arus untuk 1 dimmer yang berdaya 3 phase adalah 100 A.


(6)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

Abstract

Lighting becomes very important in daily life - today, due to undergo activity in poor light conditions, especially at night. All human activities can not be separated from lighting systems ranging from activities in the home, office, school, and others - others. In the world of performance art lighting system or installation of light is needed to support each event staged, because we can not possibly watch a state of the art performance in a dark stage. Therefore, the installation of light on the stage is very important, from the aesthetic and safety aspects must be maintained.

To install the light on the stage is not the same as the installation of light in general for not wearing the standard light intensity, so use a special standard for stage performances tailored to the needs of the play itself. This study takes a sample of the dance drama performances, in the calculation of maximum illumination intensity is 381 W / m² or equal to 16000 lux. To use customized to the needs of staging. The number of light points 51 points of light adapted to the needs of staging. The lights used are floodlight, scoop, fresnel, profile, pebble convex, follow spot, NYC, and effects. The total power is 43850 watt light bulbs attached to the amount of 51 pieces. It is divided into 3 groups dimmer. One has a 12-channel dimmer, per 1 phase there are 4 channels, one channel maximum load is 2000 watts, so the load of each phase is 8000 watts, and maximum load for one dimmer is 24000 watts. Current limiters are used in each channel is 10 A, and limiting the current to 1 dimmer 3 phase power is 100 A.


(7)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 2

1.3 Pembatasan Masalah ……… 2

1.4 Tujuan Penelitian ………. 3

1.5 Jadwal Kegiatan ……….. 3

1.6 Metode Penelitian ……… 3

1.7 Sistematika Penulisan ……….. 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Cahaya 2.1.1 Pengantar ……….. 6


(8)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

2.1.2 Satuan –satuan cahaya ………. 8

2.2 PHB (Perlengkapan Hubung Bagi) ……….. 13

2.2.1 Fungsi PHB ………... 15

2.3 Komponen –komponen PHB ……….. 16

2.4 MCB (Miniature Circuit Breaker) ……… 17

2.5 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) ……….. 19

2.6 Penghantar/Konduktor ………... 21

2.7 Kabel DMX 512 (Digital Multiplex) ……… 23

2.8 Dimmer ………. 24

2.9 Armatur Lampu Untuk Panggung Pertunjukan ……… 25

BAB III METODE PEMBAHASAN 3.1 Metode Pembahasan ………. 34

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ……… 35

3.3 Prosedur Instalasi Cahaya Panggung Pertunjukan ……… 35

3.4 Blok Diagram ……… 36

3.5 Flow Chart ……… 37

3.6 Gambar Situasi Lapangan ………. 39

3.7 Spesifikasi Lampu ………. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Jenis Lampu dan Armatur ………. 46


(9)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

4.2 Intensitas Penerangan Yang Dibutuhkan ……….. 49

4.3 Instalasi Lampu Panggung Pertunjukan ……… 55

4.4 Perhitungan Luas Penampang Konduktor dan Jenis Kabel ………. 57

4.5 Daya ………. 58

4.5 Perhitungan MCB ………61

4.6 Rekapitulasi Daya ………. 64

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ………... 66

5.2 Saran ………. 67


(10)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan teknologi didasari oleh perkembangan zaman yang semakin pesat, dimana peradaban manusia berkembang karena peran teknologi. Listrik merupakan bagian dari teknologi yang memegang peranan penting untuk kemajuan zaman. Dalam ilmu kelistrikan berkembang juga ilmu – ilmu lain yang berhubungan dengan listrik tentunya, antara lain ilmu tentang pembangkitan energi listrik, penyampaian energi listrik, distribusi energi listrik, dan instalasi listrik. Banyak bidang didunia ini yang memerlukan ilmu kelistrikan sebagai kebutuhannya.

Didunia hiburan peran teknologi sangat besar, dari mulai panggung pertunjukan sampai dunia pertelevisian. Dalam panggung pertunjukan ada beberapa jenis dan karakter panggungnya, tipe panggung proscenium, arena, dan campuran. Masing – masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Untuk panggung tipe proscenium diperlukan suatu gedung untuk membangun panggungnya karena tipe panggung proscenium adalah dikenal dengan akustiknya yang baik. Disamping itu gedung panggung proscenium tak lepas dari instalasi cahayanya, dari mulai instalasi untuk pencahayaan gedung itu sendiri dan instalasi cahaya untuk pencahayaan ketika ada pertunjukan.

Penulis tertarik untuk melakukan analisa instalasi cahaya untuk panggung pertunjukan, tipe panggung yang akan dianalisa adalah tipe panggung proscenium yang terdapat pada salah satu universitas di Bandung. Universitas yang memiliki panggung tipe ini adalah STSI Bandung. Karena panggung tipe proscenium dibangun dalam gedung tertutup, dibutuhkan instalasi cahaya yang baik dan benar untuk


(11)

2

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

mendukung setiap acara yang diselenggarakannya dan mencegah hubung singkat dan kerusakan pada alat – alat pertunjukan.

Untuk instalasi cahayanya gedung pertunjukan seperti ini memerlukan beberapa jenis lampu, dari mulai lampu biasa 20 watt untuk penerangan biasa, hingga lampu berdaya 1000 watt untuk pencahayaan pada panggung yang disesuaikan pada kebutuhan pertunjukannya. Oleh karena itu instalasi cahaya sangatlah penting, seperti pemasangan pengaman untuk mencegah kerusakan pada lampu pertunjukan yang harganya sangat mahal dan untuk menjaga keamanan gedung itu sendiri, menentukan lux didaerah penonton dan menentukan tata letak lampu untuk pertunjukan. Untuk menentukan tata letak lampu pada panggung memerlukan estetika karena berhubungan dengan acara yang akan deselenggarakannya. Jenis lampunya pun berbeda – beda fungsinya, ada yang untuk menyinari dan menerangi

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah tersebut, yaitu:

1. Berapa intensitas penerangan yang diperlukan pada panggung pertunjukan?

2. Berapakah jumlah titik cahaya yang diperlukan untuk instalasi panggung pertunjukan bertipe proscenium?

3. Jenis lampu apa yang cocok untuk digunakan pada instalasi cahaya panggung pertunjukan bertipe proscenium?

4. Berapakah daya yang digunakan?

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Mengingat luasnya pembahasan mengenai Studi Instalasi Cahaya pada panggung pertunjukan ini, penulis hanya membatasi pelaksanaan studi yang diambil di gedung kesenian Sunan Ambu STSI Bandung dan hanya membahas pada daerah panggung pertunjukannya saja yang bertipe panggung proscenium.


(12)

3

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Yang menjadi tujuan penulisan laporan ini adalah untuk lebih mengerti tentang Instalasi Cahaya Pada Panggung Pertunjukan dengan menggunakan cara yang sesuai dengan prosedur kelistrikan dan tidak lepas dari unsur estetika. Secara terperinci tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengatahui intensitas penerangan yang diperlukan pada panggung pertunjukan bertipe proscenium.

2. Untuk mengetahui jumlah titik cahaya yang diperlukan untuk instalasi panggung pertunjukan bertipe proscenium.

3. Untuk mengetahui jenis lampu yang cocok untuk instalasi cahaya panggung pertunjukan.

4. Untuk mengetahui daya yang digunakan pada instalasi cahaya panggung pertunjukan.

1.5 JADWAL KEGIATAN

KEGIATAN BULAN

I II III IV V

1. Studi Pustakadan Survey

2. Perencanaan dan Pembuatan layout 3. Analisa data yang didapat

4. Penyusunan Laporan

Tabel 1.1 tabel jadwal kegiatan

1.6 METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan oleh penulis dalam penulisan laporan ini adalah: 1. Study literatur, yang meninjau dari berbagai referensi dan sumber

literatur yang menunjang untuk mendapatkan data tertulis sebagai teori dasar dan konsep dari permasalahan yang dibahas.


(13)

4

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

2. Tinjauan pustaka, browsing di internet dan memperlajari sejumlah buku kelistrikan, instalasi cahaya, dan diktat perkuliahan yang dapat memberi konstribusi bagi masalah yang sedang dianalisis. Dengan demikian, tinjauan pustaka dimaksudkan untuk memperoleh data yang dapat menunjang pendapat penulis dalam penelitian ini.

3. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung ke lapangan.

1.7 STRUKTUR ORGANISASI TUGAS AKHIR

Dalam penyusunan dan penulisan laporan ini penulis akan mengklasifikasikan sistematika penulisan laporan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, maksud dan tujuuan dari penulisan laporan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan teori – teori dasar tentang Perencanaan Instalasi Cahaya Pada Gedung Kesenian, stadarisasi yang ada pada instalasi listrik.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Bab ini berisi informasi hasil pengambilan data tentang fungsi ruang dan bagian – bagian pada gedung.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pembahasan tentang analisis data pada panggung pertunjukan Gedung Kesenian Sunan Ambu STSI Bandung, untuk menentukan intensitas cahaya dan tata letak lampu.


(14)

5

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang mengutarakan kesimpulan yang berupa pernyataan ringkas. Bab ini juga mengutarakan tentang saran dan anjuran.


(15)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PEMBAHASAN

3.1. Metode Pembahasan

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah :

1. Study literature, yaitu penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian. Salah satu sumber acuan di mana peneliti dapat menggunakannya sebagai penunjuk informasi dalam menelusuri bahan bacaan adalah dengan menggunakan buku referensi. Buku-buku referensi ini dapat berisi uraian singkat atau penunjukan nama dari bacaan tertentu. Bahan dari buku referensi tidaklah untuk dibaca dari halaman pertama sampai tamat, hanya bagian yang penting dan yang diinginkan saja.

2. Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Banyaknya periode observasi yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasilobservasi itu akan digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang relatif sama.


(16)

35

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu yang digunakan dalam pengambilan data tugas akhir ini dilakukan pada tanggal 13 Juni 2014. Lokasi yang dijadikan studi instalasi cahaya panggung pertunjukan ini adalah gedung kesenian Sunan Ambu STSI Bandung.

Gambar 3.1 denah panggung pertunjukan

3.3. Prosedur Instalasi Cahaya Panggung Pertunjukan

Instalasi cahaya panggung pertunjukan diperlukan pada setiap pertunjukan seni yang akan diselenggarakan, maka dari itu instalasi cahaya sangat penting agar mendukung setiap pertunjukan yang diselenggarakan, selain instalasinya yang harus baik dan benar harus juga diperhatikan estetikanya. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku. Mengintalasi cahaya panggung pertunjukan terdiri dari:


(17)

36

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

1. Survey lapangan

a. Mengukur luas lokasi atau panggung yang akan di instalasi.

b. Menentukan jarak lokasi instalasi ke gardu terdekat.

c. Menggambar layout panggung.

d. Menentukan titik lampu dan jumlah lampu.

3.4. Blok Diagram

Blok diagram adalah diagram dari sebuah sistem, di mana bagian utama atau fungsi yang diwakili oleh blok yang dihubungkan dengan garis, yang menunjukkan hubungan dari blok.

3.4.1 Blok Diagram Instalasi Lampu Panggung Pertunjukan


(18)

37

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

Gambar di atas menunjukan proses dari sebuah awal mula sumber listrik yang berasal dari PLN sampai menuju ke lampu panggung, yang diawali dari listrik PLN yang dilanjutkan kepada kotak PHB yang berisi dari pengelompokan beban beban daya dari lampu – lampu panggung kemudian masuk ke dimmer untuk pengontrolan lampu dan dilanjutkan ke pemasangan lampu panggung.

3.5. Flow Chart

Flow chart ‘diagram alir’ telah dikenal luas dan umum digunakan untuk menggambarkan alur proses atau langkah-langkah secara berurutan. Banyak digunakan antara lain untuk menggambarkan proses bisnis, langkah-langkah penyelesaian masalah, atau Standard Operational Procedure (SOP).


(19)

38

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu


(20)

39

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3 Flow chart

Gambar di atas menunjukan proses dari sebuah studi instalasi cahaya pada panggung pertunjukan. Mula – mula mencari lokasi untuk melakukan penelitian, dan kemudian melakukan obsevasi. Setelah mendapatkan lokasi untuk penelitian kemudian mendiskusikannya dengan dosen pembimbing, untuk pembuatan laporan dan apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan melakukan observasi ke lapangan. Setelah selesai mendapatkan data area tersebut dilanjutkan dengan menentukan hal-hal yang harus diperhatikan seperti: menentukan jenis lampu, menentukan titik cahaya, menentukan jumlah armature, menentukan intensitas penerangan yang dibutuhkan, jenis pentanahan yang digunakan dan jenis kabel yang digunakan untuk instalasi cahaya pada panggung pertunjukan tersebut. Setelah menentukan dan mendapatkan data-data tersebut maka di diskusikan kembali dengan dosen pembimbing apakah data-data tersebut sudah memenuhi syarat di dalam PUIL dan SNI? Jika sudah cocok dan tidak ada masalah maka dilanjutkan dengan analisa data hasil penelitian yang sudah dirancang tadi.setelah semuanya sudah baik dan memenuhi syarat, maka diteruskan dengan pengerjaan laporan tugas akhir.

3.6. Gambar Situasi Lapangan

Gambar ini menunjukan dengan jelas panggung pertunjukan yang ada di gedung kesenian Sunan Ambu STSI Bandung


(21)

40

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

3.6.1 Panggung terlihat dari depan

Gambar 3.4 gambar panggung tampak depan

Keterangan:

Proscenium atau disebut juga pelengkung proscenium atau bingkai proscenium adalah dinding permanen yang memisahkan bagian pentas dari bagian tempat duduk penonton.

Drapery berfungsi sebagai suatu hiasan.

Curtain merupkan garis tirai, garis khayal ini berada dibelakang Teaser.


(22)

41

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

Border merupakan pembatas yang terbuat dari kain. Dapat dinaik turunkan. Fungsinya untuk memberikan batasan area permainan yang digunakan.

Drop adalah dekorasi paling belakang yang digantungkan. Bahan ini identik dengan cyclorama.

Tormentor adalah wing terdepan, tidak bisa diputar/dibalikan, tormentor dan teaser bisa disebut juga sebagai bingkai kedua yang diperlukan untuk memperkecil ukuran proscenium pentas.

Wing adalah bagian kanan dan kiri panggung yang tersembunyi dari penonton, biasanya digunakan para aktor menunggu giliran sesaat sebelum tampil.

Apron adalah daerah yang terletak didepan layer atau perseis di depan bingkai proscenium.


(23)

42

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6 gambar panggung tampak depan

Ukuran Satuan

lebar 10

panjang 14

luas 140


(24)

43

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

3.6.2. Floor Plan Proscenium

Gambar 3.7 floor plan proscenium


(25)

44

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

3.7. Spesifikasi lampu untuk panggung pertunjukan

Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu dibawah 1000 watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt keatas. Sedangkan discharge adalah lampu yang hanya bias dioprasikan secara manual seperti lampu followspot.

EFISIENSI CAHAYA BERBAGAI LAMPU

No Jenis Lampu Umur Lampu Pencahayaan

(jam) (Lumen/watt)

1 LAMPU PIJAR

Pijar biasa 1000 8,0 s/d 11,5

Pijar sorot, reflektor dalam 2000 11,5 s/d 13 Pijar berisi gas krypton 2500 10,5 s/d 15,9 Pijar dengan silverbowl 1000 16,5 s/d 20

2 LAMPU HALOGEN

(Pijar)

Standar USA > 2000 14 s/d 20

Japan (misal merk EYE) > 1500 15 s/d 20 3 LAMPU NEON (TL)

Phillip TL, tabung,

coolwhite > 7500 60 s/d 80

Phillip SL, cool white > 5000 47 s/d 50 EYE FLO 65 series (Japan) 5000 63 4 LAMPU MERCURY

Philip MLL (Tanpa trafo) --- 19 s/d 28

Philip HPL --- 40 s/d 60

Westinghouse > 15000 40 s/d 43

EYE Multi Metal (Japan) > 16000 40 s/d 60

5 LAMPU METL


(26)

45

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

Philip HPIT --- 80 s/d 83

Silvania Metalarc (USA) > 7500 80 s/d 100 EYE Multi Metal (Japan) > 9000 80 s/d 100

6 LAMPU

NATRIUM/SODIUM

Philip SON --- 100 s/d 118

General Electric (USA) > 15000 80 s/d 140 EYE Sunluc ACE (Japan) > 24000 80 s/d 138

Tabel 3.2 tabel efesiensi cahaya berbagai lampu

Sumber Asosiasi Propesional Elektrikal daerah Jawa Barat MATERI PENYEGARAN/PENGEMBANGAN AHLI MUDA ELEKTRIKAL


(27)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Untuk instalasi cahaya pada panggung pertunjukan tidak sama dengan instalasi cahaya pada umumnya karena tidak memakai standar intensitas penerangan. Jadi menggunakan standar khusus untuk panggung pertunjukan yang disesuaikan dengan kebutuhan pementasan itu sendiri. Intensitas penerangan diautr oleh dimmer yang di operasikan oleh operator tata cahaya, jadi ketika ada pementasan intesitas penerangan berubah – ubah sesuai dengan kebutuhan panggung. Untuk titik cahaya yang dibutuhkan tidak ada perhitungan standar karena disesuaikan dengan acara yang diselenggarakan, pementasan konser musik akan berbeda jumlah titik cahayanya dengan pementasan drama tari, dan juga akan berbeda dengan pementasan theater, dan seterusnya. Instalasi cahaya pada panggung pertunjukan STSI Bandung sudah memenuhi standar keamanan, untuk standar intensitas penerangan, jumlah titik cahaya, dan penempatan lampu disesuaikan dengan kebutuhan pementasan itu sendiri.

1.2Saran

Instalasi cahaya pada panggung pertunjukan tidak hanya mementingkan estetikanya saja tetapi juga harus mementingkan keamanan yang ada seperti pengaman arus lebih dan kabel yang digunakan, agar aman untuk digunakan dan tidak merusak perangkat lain.


(28)

70

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

AJ Watkins. (2004). Perhitungan Instalasi Listrik volume 2. Penerbit Erlangga

Arayana S, Bambang. (2013). Tata Teknik Pentas Menuju Seni Pertunjukan Yang Berkualitas. Bandung: Pelatihan Tata Pentas Seni Pertunjukan, BPKTKK DISPARBUD PROVINSI JAWA BARAT.

Badan Standarisasi Nasional SNI 04-0225-2000. (2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, Yayasan PUIL, Jakarta.

Gebookee. (2012). Perencanaan Instalasi Gedung Bertingkat, [Online]. Tersedia: http://www.gobookee.net/perencanaan -instalasi-listrik-gedung-bertingkat. [09 Juni 2013]

Hasbullah. (2009). Komponen Instalasi Listrik, [Online]. Tersedia: http://www.file.upi.edu.co.id [09 Juni 2013]

Hidayat K, Yayat. (2007). Pengantar Workshop Tata Cahaya. Bandung: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung.

Ratnata, I Wayan. (2011). Bahan Ajar Mata Kuliah Teknik Instalasi Listrik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(29)

71

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu


(30)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

AJ Watkins. (2004). Perhitungan Instalasi Listrik volume 2. Penerbit Erlangga

Badan Standarisasi Nasional SNI 04-0225-2000. (2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, Yayasan PUIL, Jakarta.

Gebookee. (2012). Perencanaan Instalasi Gedung Bertingkat, [Online]. Tersedia: http://www.gobookee.net/perencanaan -instalasi-listrik-gedung-bertingkat. [09 Juni 2013]

Hasbullah. (2009). Komponen Instalasi Listrik, [Online]. Tersedia: http://www.file.upi.edu.co.id [09 Juni 2013]

Van Harten. P., E. Setiawan, Ir., 1980, Instalasi Arus Kuat 2, Jakarta

Ratnata, I Wayan. (2011). Bahan Ajar Mata Kuliah Teknik Instalasi Listrik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hidayat K, Yayat. (2007). Pengantar Workshop Tata Cahaya. Bandung: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung.

Arayana S, Bambang. (2013). Tata Teknik Pentas Menuju Seni Pertunjukan Yang Berkualitas. Bandung: Pelatihan Tata Pentas Seni Pertunjukan, BPKTKK DISPARBUD PROVINSI JAWA BARAT.


(1)

3.7. Spesifikasi lampu untuk panggung pertunjukan

Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu dibawah 1000 watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt keatas. Sedangkan discharge adalah lampu yang hanya bias dioprasikan secara manual seperti lampu followspot.

EFISIENSI CAHAYA BERBAGAI LAMPU

No Jenis Lampu Umur Lampu Pencahayaan

(jam) (Lumen/watt)

1 LAMPU PIJAR

Pijar biasa 1000 8,0 s/d 11,5

Pijar sorot, reflektor dalam 2000 11,5 s/d 13 Pijar berisi gas krypton 2500 10,5 s/d 15,9 Pijar dengan silverbowl 1000 16,5 s/d 20

2 LAMPU HALOGEN

(Pijar)

Standar USA > 2000 14 s/d 20

Japan (misal merk EYE) > 1500 15 s/d 20

3 LAMPU NEON (TL)

Phillip TL, tabung,

coolwhite > 7500 60 s/d 80

Phillip SL, cool white > 5000 47 s/d 50

EYE FLO 65 series (Japan) 5000 63

4 LAMPU MERCURY

Philip MLL (Tanpa trafo) --- 19 s/d 28

Philip HPL --- 40 s/d 60

Westinghouse > 15000 40 s/d 43

EYE Multi Metal (Japan) > 16000 40 s/d 60

5 LAMPU METL


(2)

45

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

Philip HPIT --- 80 s/d 83

Silvania Metalarc (USA) > 7500 80 s/d 100 EYE Multi Metal (Japan) > 9000 80 s/d 100

6 LAMPU

NATRIUM/SODIUM

Philip SON --- 100 s/d 118

General Electric (USA) > 15000 80 s/d 140 EYE Sunluc ACE (Japan) > 24000 80 s/d 138

Tabel 3.2 tabel efesiensi cahaya berbagai lampu

Sumber Asosiasi Propesional Elektrikal daerah Jawa Barat MATERI PENYEGARAN/PENGEMBANGAN AHLI MUDA ELEKTRIKAL


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Untuk instalasi cahaya pada panggung pertunjukan tidak sama dengan instalasi cahaya pada umumnya karena tidak memakai standar intensitas penerangan. Jadi menggunakan standar khusus untuk panggung pertunjukan yang disesuaikan dengan kebutuhan pementasan itu sendiri. Intensitas penerangan diautr oleh dimmer yang di operasikan oleh operator tata cahaya, jadi ketika ada pementasan intesitas penerangan berubah – ubah sesuai dengan kebutuhan panggung. Untuk titik cahaya yang dibutuhkan tidak ada perhitungan standar karena disesuaikan dengan acara yang diselenggarakan, pementasan konser musik akan berbeda jumlah titik cahayanya dengan pementasan drama tari, dan juga akan berbeda dengan pementasan theater, dan seterusnya. Instalasi cahaya pada panggung pertunjukan STSI Bandung sudah memenuhi standar keamanan, untuk standar intensitas penerangan, jumlah titik cahaya, dan penempatan lampu disesuaikan dengan kebutuhan pementasan itu sendiri.

1.2Saran

Instalasi cahaya pada panggung pertunjukan tidak hanya mementingkan estetikanya saja tetapi juga harus mementingkan keamanan yang ada seperti pengaman arus lebih dan kabel yang digunakan, agar aman untuk digunakan dan tidak merusak perangkat lain.


(4)

70

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A J Watkins. (2004). Perhitungan Instalasi Listrik volume 2. Penerbit Erlangga

Arayana S, Bambang. (2013). Tata Teknik Pentas Menuju Seni Pertunjukan Yang

Berkualitas. Bandung: Pelatihan Tata Pentas Seni Pertunjukan, BPKTKK

DISPARBUD PROVINSI JAWA BARAT.

Badan Standarisasi Nasional SNI 04-0225-2000. (2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, Yayasan PUIL, Jakarta.

Gebookee. (2012). Perencanaan Instalasi Gedung Bertingkat, [Online]. Tersedia: http://www.gobookee.net/perencanaan -instalasi-listrik-gedung-bertingkat. [09 Juni 2013]

Hasbullah. (2009). Komponen Instalasi Listrik, [Online]. Tersedia: http://www.file.upi.edu.co.id [09 Juni 2013]

Hidayat K, Yayat. (2007). Pengantar Workshop Tata Cahaya. Bandung: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung.

Ratnata, I Wayan. (2011). Bahan Ajar Mata Kuliah Teknik Instalasi Listrik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(5)

(6)

Bayu Banjar Purnama, 2014

STUDI INSTALASI CAHAYA PANGGUNG PERTUNJUKAN GEDUNG KESENIAN SUNAN AMBU STSI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A J Watkins. (2004). Perhitungan Instalasi Listrik volume 2. Penerbit Erlangga

Badan Standarisasi Nasional SNI 04-0225-2000. (2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, Yayasan PUIL, Jakarta.

Gebookee. (2012). Perencanaan Instalasi Gedung Bertingkat, [Online]. Tersedia: http://www.gobookee.net/perencanaan -instalasi-listrik-gedung-bertingkat. [09 Juni 2013]

Hasbullah. (2009). Komponen Instalasi Listrik, [Online]. Tersedia: http://www.file.upi.edu.co.id [09 Juni 2013]

Van Harten. P., E. Setiawan, Ir., 1980, Instalasi Arus Kuat 2, Jakarta

Ratnata, I Wayan. (2011). Bahan Ajar Mata Kuliah Teknik Instalasi Listrik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hidayat K, Yayat. (2007). Pengantar Workshop Tata Cahaya. Bandung: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung.

Arayana S, Bambang. (2013). Tata Teknik Pentas Menuju Seni Pertunjukan Yang

Berkualitas. Bandung: Pelatihan Tata Pentas Seni Pertunjukan, BPKTKK