pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi (1)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang yang berprofesi dalam bidang administrasi mempunyai pengetahuan
yang tinggi tentang organisasi daripada orang yang berprofesi non-administratif.
Organisasi menjadi adik dari administrasi sebagai sebagai sebuah bidang studi,
sebaliknya administrasi masih dalam naungan politik.(Waldo,1961). Terjadinya
interaksi dengan karakteristik masing-masing serta banyak kepentingan yang
membentuk gaya hidup, pola perilaku, dan etika kerja, yang kesemuanya akan
mencirikan kondisi suatu organisasi. Sehinggan setiap individu atau anggota dalam
organisasi tidak lepas dari hakekat nilai-nilai budaya yang dianutnya, yang akhirnya
akan saling melengkapi antara perangkat organisasi, teknologi, sistem, strategi dan
gaya hidup kepemimpinan.
Setiap organisasi yang terbentuk pasti mempunyai tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai. Suatu organisasi akan berhasil dalam mencapai tujuan dan sasarannya akan
sangat tergantung pada manajernya (pimpinan). Peran mkepemimpinan memiliki
posisi strategis dalam suatu organisasi. Kepemimpinan adalah sebuah abstraksi cara
seseorang dalam mempengaruhi perilaku bawahannya atau anggotanya agar mau
bekerjasama dan bekerja secara produktif dalam mencapai tujuannya. Disamping itu
seorang pemimpin harus mempunyai gaya kepemimpinan guna mengendalikan
organisasi tersebut. Gaya kepemimpinan merupakan kunci dalam manajemen
yang memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu usaha
(Handoko, 2001).
Dalam organisasi publik, bawahan atau anggota bekerja selalu tergantung pada
pimpinan. Namun pada kenyataannya seseorang bekerja dan melakukan tugas serta
bertanggung jawab pada pekerjannya, sering dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan
dari manajer (pimpinan) organisasi tersebut. Para pemimpin dapat mempengaruhi
motivasi kerja dalam suatu organisasi.. Motivasi adalah dorongan, upaya dan
keinginan yangada di dalam diri manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta
mengarahkan perilaku untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik dalam lingkup
1
pekerjaannya (Hakim, 2006). Dengan kemampuan yang dimiliki oleh pimpinan,
dapat mempengaruhi dan memotivasi pegawainya melakukan pekerjaan sesuai
dengan apa yang diarahkan dan diingan dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk
mencapai tujuan itu maka peranan gaya kepemimpin untuk menciptakan motivasi
kerja anggotanya yang tinggi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh organisasi.
Pada makalah ini akan diulas bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi
dalam mencapai tujuan organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi?
2. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dalam mencapai tujuan organisasi?
3. Bagaimana pengaruh motivasi dalam mencapai tujuan organisasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan organisasi.
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dalam mencapai tujuan
organisasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi dalam mencapai tujuan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Organisasi
2
2.1.1 Pengertian Organisasi
Organisasi menurut Simon adalah sebagai sebuah level kelompok manusia
yang bisa di atas kelompok primer (pekerjaan tatap muka skala kecil atau
kelompok keluarga yang menjadi unit dasar dari hubungan manusia) dan di
bawah entitas yang disebut “institusi”. Organisasi menurut Argyris adalah
strategi besar yang dibuat individu untuk meraih target untuk melibatkan upaya
banyak pihak
Organisasi merupakan sebagai wadah atau tempat dimana orang-orang
yang mempunyai tujuan yang sama berkumpul dan membentuk suatu
kelompok, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumberdaya organisasi (uang,
material, mesin, metode, lingkungan, sarana dan prasarana dan lain lain) secara
efisien dak efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kerjasama
yang dimaksud adalah kerjasama yang terarah dalam pencapaian tujuan.
2.1.2 Tujuan Organisasi
Penyerapan Tujuan (The Pervasion of Purpose)
Tujuan yang ingin ditunjukkan oleh suatu organisasi akan terlihat pada
kebijakan yang mereka terapkan ke setiap anggotanya. Lain halnya
organisasi yang besar dan kompleks setingkat nasional, hal semacam ini akan
diperlihatkan secara terbuka, bahkan seringkali disinggung dengan ungkapan
retoris. Dalam setiap tahapnya, tujuan (organisasi) dapat dinyatakan dengan
dua cara yaitu :
a. Disampaikan secara terbuka dan efisien sesuai dengan nilai yang ada,
terkecuali keadaan politik saat itu memang tidak memungkinkan.
b. Ada juga yang menyampaikan tujuan (organisasi) justru lebih banyak
menyembunyikan daripada menjelaskan secara gamblang maksud tujuannya,
penuh tipu daya.
2.2 Gaya kepemimpinan
2.2.1 pengertian kepemimpinan dan gaya kepemimpinan
Dalam suat organisasi kepemimpinan (leadership) merupakan suatu
factor yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan suatu organisasi,
dengan kepemimpinan yang baik dan dapat memotivasi bawahannya ,
3
proses manajemen akan berjalan lancar dan bergairah dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen,
karena kepemimpinan
merupakan
kemampuan
yang
dimiliki
seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan
dan sasaran (Sholeha dan Suzy, 1996). Kemudian Handoko (2003)
mengemukakan
bahwa
kepemimpinan ialah
kemampuan
yang
dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja
mencapai
tujuan
dan
sasaran.
Sedangkan
Robbins
(2008)
mengartikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok kearah tercapainya tujuan.
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laki yang dirancang
sedemikian rupa untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan
tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu (soleha dan suzy, 1996).
Sedangkan mulyadi dan veithzal Rivai (2009) menerangkan bahwa gaya
kepemimpinan merupakan pola perilaku dan sering diterapkan oleh
seseorang pemimpin dalam rangka mencapai sasaran organisasi.
Menurut Robbins (2006) terdapat empat gaya kepemimpinan yaitu
sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan kharismatik
2. Gaya kepemimpinan transaksional
3. Gaya kepemimpinan transformasional
4. Gaya kepemimpinan vsioner
2.3 Motivasi
Motivasi adalah reaksi yang timbul dari dalam diri seseorang sebagai dorongaan
karena adanya rangsangan dari luar yang mempengaruhi untuk memenuhi tujuan
tertentu. Motivasi diartikan sebagia suatu sikap(attitude) seorang pemimpin dan
karyawan terhadap situasi kerja(situation) di lingkungan organisasinya. Motivasi
diartikan suatu sikap (attiude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja
(situation) dilingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro)
terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya
jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerja akan menunjukan
kerja yang rendah, situsi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan
4
kerja, fasilitas kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi
kerja.
Ada berbagai teori yang dapat kita gunakan untuk memahami motivasi, antara
lain yaitu :
A. Teori Motivasi Herzberg
Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg dalam tahun 1959, berdasarkan
atas penelitian yang dilakukan terhadap 250 responden pada sembilan buah
perusahaan di Pittsburg. Hasil penelitiannya dikembangkan suatu gagasan
bahwa ada 2 (dua) rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang didalam
pekerjaannya.
1. Faktor Motivator, yaitu faktor yang berperan sebagai motivasi terhadap
Aparat Pemerintah Desa yakni yang mampu memuaskan dan mendorong
orang untuk bekerja dengan baik, faktor ini terdiri dari :
a. Achievement (keberhasilan pelaksanaan)
b. Recognition ( pengakuan )
c. The work itself ( pekerjaan itu sendiri)
d. Responsibilities (tanggung jawab)
e. Advancement ( pengembangan atau kemajuan)
Serangkaian faktor ini menggambarkan hubungan seseorang dengan apa
yang dikerjakannya, yakni kandungan kerjaannya, prestasi pada tugasnya,
penghargaan atas prestasi kerjanya dan peningkatan dalam tugasnya.
2. Faktor Hygiene, faktor ini pada dasarnya adalah hubungan kerja dengan
lingkungan dimana seseorang bekerja. Faktor ini apabila tidak dipenuhi
dapat menimbulkan ketidakpuasan Aparat Pemerintah Desa. Faktor-faktor
tersebut adalah :
a. Company policy and administration (kebijaksanaan dan administrasi
b.
c.
d.
e.
perusahaan)
Technical supervisor (supervisi)
Interpersonal supervision (hubungan antar pribadi)
Working condition kondisi kerja
Wages (upah / gaji)
B. Teori Maslow
Teori pada maslow lebih dikenal dengan teori Hirarki Kebutuhan Maslow.
Menurut mangkunegara (2000: 63), konsep teorimya menjelaskan suatu
hirarki kebutuhan yang menunjukkan adanya lima tingkatan kebutuhan
5
manusia. Kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk
mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tersebut, setelah yang lebih rendah
sebelumnnya telah dipuaskan Hirarki lima kebutuhan dasar manusia adalah:
1.
Kebutuhan fisiologikal (faali)
Kebutuhan yang timbul berdasarkan kondisi fisiologikal badan
individu, seperti kebutuhan untuk makanan dan minuman, kebutuhan
akan
udara segar (oksigen).
Kebutuhan fisiologikal
merupakan
kebutuhan primer atau kebutuhan dasar, yang harus dipenuhi. Jika
kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka individu berhenti eksistensinya.
2. Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan ini masih sangat dekat dengan masih sangat dekat dengan
kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk
dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik. Dalam pekerjaan, individu
menjumpai kebutuhan ini dalam ‘bentuk asing’ sewaktu menjadi
tenaga kerja baru, atau sewaktu pindah kekota baru.
3. Kebutuhan sosial
Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta
kasih, rasa memiliki (belonging). Setiap orang ingin menjadi anggota
kelompok sosial, ingin mempunyai teman, kekasih. Dalam pekerjaan
individu menjumpai kelompok informal yang merupakan kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan sosial seorang tenaga kerja.
4.
Kebutuhan harga diri (esteem needs)
Kebutuhan harga diri meliputi dua jenis:
a. Yang mencakup faktor-faktor internal, seperti kebutuhan harga
diri, kepercayaan diri, otonomi dan kompetensi
b. Yang
mencakup
faktor-faktor
eksternal,
kebutuhan
yang
menyangkut reputasi seperti mencakup kebutuhan untuk dikenali dan
diakui (recognition), dan status Kebutuhan harga diri ini dapat terungkap
dalam keinginan untuk dipuji dan keinginan untuk diakui prestasi
kerjanya. Keinginan untuk didengar dan dihargai pandangannya.
5.
Kebutuhan aktualisasi diri
6
Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan
yang dirasakan dimiliki. Kebutuhan ini mencakkup kebutuhan untuk
menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya
secara penuh. Kebutuhan ini menekankan kebebasan dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya
C. Teori david Mc Clelland
Hasil penelitian David Mc Clelland cs mengembangkan suatu konsep
yang berhubungan dengan upaya bagaimana dapat mencapai keberhasilan
seseorang. Teorinya disebut: "Achievement Motivation Theory",
menurutnya orang yang mempunyai kebutuhan untuk dapat mencapai
keberhasilan dalam pekerjaannya atau berhasil mencapai sesuatu,
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a
Mereka menentukan tujuan secara wajar (tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah). Namun tujuan tersebut cukup
merupakan Challenge (tantangan) untuk dicapai dengan baik
dan tepat.
b
Mereka menentukan tujuan yang sekiranya mereka yakin sekali
akan dapat dicapai dengan baik dan tepat.
c
Mereka senang dengan pekerjaan tersebut dan merasa sangat
"concerned" atau berkepentingan dengan keberhasilannya
sendiri.
d
Mereka lebih suka bekerja dalam pekerjaan yang dapat
memberikan gambaran bagaimana keadaan pekerjaanya.
7
2.4 pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi dalam mencapai tujuan organisasi
2.4.1 Pengaruh gaya kepemimpinan dalam mencapai tujuan organisasi
Gaya Kepemimpinan mengandung arti kemampuan mempengaruhi,
menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu (Abi
Sujak, 2000: 56). Dengan demikian dari seorang pemimpin dapat
berpengaruh terhadap kinerja para anggota organisasi. Banyak penelitian
tentang kepemimpinan telah menguji antara kepemimpinan dengan kinerja
mengatakan bahwa teori tentang kepemimpinan telah di kembangkan untuk
menjelaskan bagaimana perilaku seorang pemimpin dapat mempengaruhi
dan memotivasi bawahannya agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2.4.2
Pengaruh motivasi dalam mencapai tujuan organisasi
Menurut Nawawi (2003) suasana batin atau psikologi seseorang pekerja
sebagai individu dalam masyarakat, organisasi atau peruahaan dalam
lingkunga
kerjanya,
sangat
besar
pengaruhnya
pada
pelaksanaan
8
pekerjaannya. Suasana batin terlihat dalam semangat atau gairah kerja yang
menghasilkan kegiatan kerja sebagai dorongan bagi pencapaian tujuan
bisnis
organsasi
perusahaab
tempatnya
bekerja.
Dari
psikologis
kenyataannya menunjukkan bahwa gairah atau ketidak semangatan seorang
pekerja dalam melaksanakan pekerjaanna sangat dipengaruhi oleh motivasi
kerja yang mendorongnya. Dengan kata lain setiap pekejaan memerlukan
motivasi yang kuat agar bersedia melaksanakan pekerjaan dan mampu
menciptakan kinerja yang tinggi secara bersemangat, bergairah dan
berdedikasi.
BAB III
PENUTUP
2.2 Kesimpulan
Organisasi merupakan sebagai wadah atau tempat dimana orang-orang yang
mempunyai tujuan yang sama berkumpul dan membentuk suatu kelompok, bekerjasama
secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali dalam
memanfaatkan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuann dan sasarannya. Suatu
organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya apabila didalam organisasi tersebut
mempunyai pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang mampu mempengaruhi dan
memotivasi bawahannya agar mampu mencapai tujuan dan sasarannya yang telah
ditetapkan.
9
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang yang berprofesi dalam bidang administrasi mempunyai pengetahuan
yang tinggi tentang organisasi daripada orang yang berprofesi non-administratif.
Organisasi menjadi adik dari administrasi sebagai sebagai sebuah bidang studi,
sebaliknya administrasi masih dalam naungan politik.(Waldo,1961). Terjadinya
interaksi dengan karakteristik masing-masing serta banyak kepentingan yang
membentuk gaya hidup, pola perilaku, dan etika kerja, yang kesemuanya akan
mencirikan kondisi suatu organisasi. Sehinggan setiap individu atau anggota dalam
organisasi tidak lepas dari hakekat nilai-nilai budaya yang dianutnya, yang akhirnya
akan saling melengkapi antara perangkat organisasi, teknologi, sistem, strategi dan
gaya hidup kepemimpinan.
Setiap organisasi yang terbentuk pasti mempunyai tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai. Suatu organisasi akan berhasil dalam mencapai tujuan dan sasarannya akan
sangat tergantung pada manajernya (pimpinan). Peran mkepemimpinan memiliki
posisi strategis dalam suatu organisasi. Kepemimpinan adalah sebuah abstraksi cara
seseorang dalam mempengaruhi perilaku bawahannya atau anggotanya agar mau
bekerjasama dan bekerja secara produktif dalam mencapai tujuannya. Disamping itu
seorang pemimpin harus mempunyai gaya kepemimpinan guna mengendalikan
organisasi tersebut. Gaya kepemimpinan merupakan kunci dalam manajemen
yang memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu usaha
(Handoko, 2001).
Dalam organisasi publik, bawahan atau anggota bekerja selalu tergantung pada
pimpinan. Namun pada kenyataannya seseorang bekerja dan melakukan tugas serta
bertanggung jawab pada pekerjannya, sering dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan
dari manajer (pimpinan) organisasi tersebut. Para pemimpin dapat mempengaruhi
motivasi kerja dalam suatu organisasi.. Motivasi adalah dorongan, upaya dan
keinginan yangada di dalam diri manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta
mengarahkan perilaku untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik dalam lingkup
1
pekerjaannya (Hakim, 2006). Dengan kemampuan yang dimiliki oleh pimpinan,
dapat mempengaruhi dan memotivasi pegawainya melakukan pekerjaan sesuai
dengan apa yang diarahkan dan diingan dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk
mencapai tujuan itu maka peranan gaya kepemimpin untuk menciptakan motivasi
kerja anggotanya yang tinggi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh organisasi.
Pada makalah ini akan diulas bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi
dalam mencapai tujuan organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi?
2. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dalam mencapai tujuan organisasi?
3. Bagaimana pengaruh motivasi dalam mencapai tujuan organisasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan organisasi.
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dalam mencapai tujuan
organisasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi dalam mencapai tujuan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Organisasi
2
2.1.1 Pengertian Organisasi
Organisasi menurut Simon adalah sebagai sebuah level kelompok manusia
yang bisa di atas kelompok primer (pekerjaan tatap muka skala kecil atau
kelompok keluarga yang menjadi unit dasar dari hubungan manusia) dan di
bawah entitas yang disebut “institusi”. Organisasi menurut Argyris adalah
strategi besar yang dibuat individu untuk meraih target untuk melibatkan upaya
banyak pihak
Organisasi merupakan sebagai wadah atau tempat dimana orang-orang
yang mempunyai tujuan yang sama berkumpul dan membentuk suatu
kelompok, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumberdaya organisasi (uang,
material, mesin, metode, lingkungan, sarana dan prasarana dan lain lain) secara
efisien dak efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kerjasama
yang dimaksud adalah kerjasama yang terarah dalam pencapaian tujuan.
2.1.2 Tujuan Organisasi
Penyerapan Tujuan (The Pervasion of Purpose)
Tujuan yang ingin ditunjukkan oleh suatu organisasi akan terlihat pada
kebijakan yang mereka terapkan ke setiap anggotanya. Lain halnya
organisasi yang besar dan kompleks setingkat nasional, hal semacam ini akan
diperlihatkan secara terbuka, bahkan seringkali disinggung dengan ungkapan
retoris. Dalam setiap tahapnya, tujuan (organisasi) dapat dinyatakan dengan
dua cara yaitu :
a. Disampaikan secara terbuka dan efisien sesuai dengan nilai yang ada,
terkecuali keadaan politik saat itu memang tidak memungkinkan.
b. Ada juga yang menyampaikan tujuan (organisasi) justru lebih banyak
menyembunyikan daripada menjelaskan secara gamblang maksud tujuannya,
penuh tipu daya.
2.2 Gaya kepemimpinan
2.2.1 pengertian kepemimpinan dan gaya kepemimpinan
Dalam suat organisasi kepemimpinan (leadership) merupakan suatu
factor yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan suatu organisasi,
dengan kepemimpinan yang baik dan dapat memotivasi bawahannya ,
3
proses manajemen akan berjalan lancar dan bergairah dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen,
karena kepemimpinan
merupakan
kemampuan
yang
dimiliki
seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan
dan sasaran (Sholeha dan Suzy, 1996). Kemudian Handoko (2003)
mengemukakan
bahwa
kepemimpinan ialah
kemampuan
yang
dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja
mencapai
tujuan
dan
sasaran.
Sedangkan
Robbins
(2008)
mengartikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok kearah tercapainya tujuan.
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laki yang dirancang
sedemikian rupa untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan
tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu (soleha dan suzy, 1996).
Sedangkan mulyadi dan veithzal Rivai (2009) menerangkan bahwa gaya
kepemimpinan merupakan pola perilaku dan sering diterapkan oleh
seseorang pemimpin dalam rangka mencapai sasaran organisasi.
Menurut Robbins (2006) terdapat empat gaya kepemimpinan yaitu
sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan kharismatik
2. Gaya kepemimpinan transaksional
3. Gaya kepemimpinan transformasional
4. Gaya kepemimpinan vsioner
2.3 Motivasi
Motivasi adalah reaksi yang timbul dari dalam diri seseorang sebagai dorongaan
karena adanya rangsangan dari luar yang mempengaruhi untuk memenuhi tujuan
tertentu. Motivasi diartikan sebagia suatu sikap(attitude) seorang pemimpin dan
karyawan terhadap situasi kerja(situation) di lingkungan organisasinya. Motivasi
diartikan suatu sikap (attiude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja
(situation) dilingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro)
terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya
jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerja akan menunjukan
kerja yang rendah, situsi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan
4
kerja, fasilitas kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi
kerja.
Ada berbagai teori yang dapat kita gunakan untuk memahami motivasi, antara
lain yaitu :
A. Teori Motivasi Herzberg
Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg dalam tahun 1959, berdasarkan
atas penelitian yang dilakukan terhadap 250 responden pada sembilan buah
perusahaan di Pittsburg. Hasil penelitiannya dikembangkan suatu gagasan
bahwa ada 2 (dua) rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang didalam
pekerjaannya.
1. Faktor Motivator, yaitu faktor yang berperan sebagai motivasi terhadap
Aparat Pemerintah Desa yakni yang mampu memuaskan dan mendorong
orang untuk bekerja dengan baik, faktor ini terdiri dari :
a. Achievement (keberhasilan pelaksanaan)
b. Recognition ( pengakuan )
c. The work itself ( pekerjaan itu sendiri)
d. Responsibilities (tanggung jawab)
e. Advancement ( pengembangan atau kemajuan)
Serangkaian faktor ini menggambarkan hubungan seseorang dengan apa
yang dikerjakannya, yakni kandungan kerjaannya, prestasi pada tugasnya,
penghargaan atas prestasi kerjanya dan peningkatan dalam tugasnya.
2. Faktor Hygiene, faktor ini pada dasarnya adalah hubungan kerja dengan
lingkungan dimana seseorang bekerja. Faktor ini apabila tidak dipenuhi
dapat menimbulkan ketidakpuasan Aparat Pemerintah Desa. Faktor-faktor
tersebut adalah :
a. Company policy and administration (kebijaksanaan dan administrasi
b.
c.
d.
e.
perusahaan)
Technical supervisor (supervisi)
Interpersonal supervision (hubungan antar pribadi)
Working condition kondisi kerja
Wages (upah / gaji)
B. Teori Maslow
Teori pada maslow lebih dikenal dengan teori Hirarki Kebutuhan Maslow.
Menurut mangkunegara (2000: 63), konsep teorimya menjelaskan suatu
hirarki kebutuhan yang menunjukkan adanya lima tingkatan kebutuhan
5
manusia. Kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk
mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tersebut, setelah yang lebih rendah
sebelumnnya telah dipuaskan Hirarki lima kebutuhan dasar manusia adalah:
1.
Kebutuhan fisiologikal (faali)
Kebutuhan yang timbul berdasarkan kondisi fisiologikal badan
individu, seperti kebutuhan untuk makanan dan minuman, kebutuhan
akan
udara segar (oksigen).
Kebutuhan fisiologikal
merupakan
kebutuhan primer atau kebutuhan dasar, yang harus dipenuhi. Jika
kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka individu berhenti eksistensinya.
2. Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan ini masih sangat dekat dengan masih sangat dekat dengan
kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk
dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik. Dalam pekerjaan, individu
menjumpai kebutuhan ini dalam ‘bentuk asing’ sewaktu menjadi
tenaga kerja baru, atau sewaktu pindah kekota baru.
3. Kebutuhan sosial
Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta
kasih, rasa memiliki (belonging). Setiap orang ingin menjadi anggota
kelompok sosial, ingin mempunyai teman, kekasih. Dalam pekerjaan
individu menjumpai kelompok informal yang merupakan kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan sosial seorang tenaga kerja.
4.
Kebutuhan harga diri (esteem needs)
Kebutuhan harga diri meliputi dua jenis:
a. Yang mencakup faktor-faktor internal, seperti kebutuhan harga
diri, kepercayaan diri, otonomi dan kompetensi
b. Yang
mencakup
faktor-faktor
eksternal,
kebutuhan
yang
menyangkut reputasi seperti mencakup kebutuhan untuk dikenali dan
diakui (recognition), dan status Kebutuhan harga diri ini dapat terungkap
dalam keinginan untuk dipuji dan keinginan untuk diakui prestasi
kerjanya. Keinginan untuk didengar dan dihargai pandangannya.
5.
Kebutuhan aktualisasi diri
6
Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan
yang dirasakan dimiliki. Kebutuhan ini mencakkup kebutuhan untuk
menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya
secara penuh. Kebutuhan ini menekankan kebebasan dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya
C. Teori david Mc Clelland
Hasil penelitian David Mc Clelland cs mengembangkan suatu konsep
yang berhubungan dengan upaya bagaimana dapat mencapai keberhasilan
seseorang. Teorinya disebut: "Achievement Motivation Theory",
menurutnya orang yang mempunyai kebutuhan untuk dapat mencapai
keberhasilan dalam pekerjaannya atau berhasil mencapai sesuatu,
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a
Mereka menentukan tujuan secara wajar (tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah). Namun tujuan tersebut cukup
merupakan Challenge (tantangan) untuk dicapai dengan baik
dan tepat.
b
Mereka menentukan tujuan yang sekiranya mereka yakin sekali
akan dapat dicapai dengan baik dan tepat.
c
Mereka senang dengan pekerjaan tersebut dan merasa sangat
"concerned" atau berkepentingan dengan keberhasilannya
sendiri.
d
Mereka lebih suka bekerja dalam pekerjaan yang dapat
memberikan gambaran bagaimana keadaan pekerjaanya.
7
2.4 pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi dalam mencapai tujuan organisasi
2.4.1 Pengaruh gaya kepemimpinan dalam mencapai tujuan organisasi
Gaya Kepemimpinan mengandung arti kemampuan mempengaruhi,
menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu (Abi
Sujak, 2000: 56). Dengan demikian dari seorang pemimpin dapat
berpengaruh terhadap kinerja para anggota organisasi. Banyak penelitian
tentang kepemimpinan telah menguji antara kepemimpinan dengan kinerja
mengatakan bahwa teori tentang kepemimpinan telah di kembangkan untuk
menjelaskan bagaimana perilaku seorang pemimpin dapat mempengaruhi
dan memotivasi bawahannya agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2.4.2
Pengaruh motivasi dalam mencapai tujuan organisasi
Menurut Nawawi (2003) suasana batin atau psikologi seseorang pekerja
sebagai individu dalam masyarakat, organisasi atau peruahaan dalam
lingkunga
kerjanya,
sangat
besar
pengaruhnya
pada
pelaksanaan
8
pekerjaannya. Suasana batin terlihat dalam semangat atau gairah kerja yang
menghasilkan kegiatan kerja sebagai dorongan bagi pencapaian tujuan
bisnis
organsasi
perusahaab
tempatnya
bekerja.
Dari
psikologis
kenyataannya menunjukkan bahwa gairah atau ketidak semangatan seorang
pekerja dalam melaksanakan pekerjaanna sangat dipengaruhi oleh motivasi
kerja yang mendorongnya. Dengan kata lain setiap pekejaan memerlukan
motivasi yang kuat agar bersedia melaksanakan pekerjaan dan mampu
menciptakan kinerja yang tinggi secara bersemangat, bergairah dan
berdedikasi.
BAB III
PENUTUP
2.2 Kesimpulan
Organisasi merupakan sebagai wadah atau tempat dimana orang-orang yang
mempunyai tujuan yang sama berkumpul dan membentuk suatu kelompok, bekerjasama
secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali dalam
memanfaatkan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuann dan sasarannya. Suatu
organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya apabila didalam organisasi tersebut
mempunyai pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang mampu mempengaruhi dan
memotivasi bawahannya agar mampu mencapai tujuan dan sasarannya yang telah
ditetapkan.
9