PROFIL PENGOBATAN PENDERITA and KAJIAN R
PROFIL PENGOBATAN PENDERITA & KAJIAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI
RUANGAN MELATI
Identitas Penderita:
Data Demografi
Nama
:
Usia
:
Alamat
Jawa Barat
Status Pasien
Ruang Rawat
Sub Bagian
:
No. Rekam Medik :
Tgl. Masuk
:
Tgl. Keluar
:
Status Pulang
:
Dokter
:
Apoteker
:
Ny. N
27 tahun 2 bulan 2 hari
: Ciawi Tali Rt/Rw 04/09 Citeureup Cimahi Utara Cimahi: Tidak Mampu
: Ruang Melati/Kamar 204.5
Penyakit Dalam
000942345
20-03-2010
dr. F.FA
R W, S.Si,.A
Data Klinis Awal:
Kesadaran
: compos mentis (cm)
Tekanan Darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 100 x /menit
Respirasi
: 32 x/menit
Suhu
: 37º C
Gizi
:Tinggi
:Berat Badan : 45 Kg
Alasan Masuk RS/ Kaluhan Utama: Sesak Nafas
Anamnesa:
Ny. Dahlia seorang pasien usia 27 tahun, sejak 3 hari mengeluh akan sesak
nafas yang dirasakan terus menerus, makin lama bertambah berat, tidak berkurang
dengan istirahat, keluhan disertai dengan demam, batuk tanpa disertai dengan
dahak. Sesak telah dirasakan dari 1 minggu yang lalu. Pada saat itu, pasien
berobat ke ke rumah sakit poli penyakit dalam bagian ginjal di RSU Cibabat. Tiga
hari kemudian kembali diperiksa, langsung dirujuk ke RSUP Bandung. Keluhannya
pusing , perut mual, edema kaki, setelah dilakukan USG diketahui bagian ginjalnya
mengecil. Sehingga langsung diberi obat darbepoetin alpha, diltiazem, asam folat,
calsium carbonat, natrium bicarbonate dan furosemid. Pasien dianjurkan untuk
menjadi pasien rawat inap di Ruang Intermediat Wing (RIW). Keluhan sesak nafas,
diketahui sejak dirawat, frekuensi detak jantung tidak stabil karena tekanan
darahnya 180/110 lalu dipindahkan ke Ruang Melati untuk perawatan lebih lanjut.
Diagnosis Utama:
Gangguan ginjal kronik dan glomerulus akut, asidosis metabolik, edema paru
dan hiperkalemia, leukositoria asimptomatik, hipertensi dengan ganguan hati dan
gangguan saluran cerna dengan peradangan.
Tindakan:
- Pemeriksaan Hematologi
- Pemeriksaan Index Eritro
- Pemeriksaan Kimia Urine dan Mikroskopis Urine
- Pemeriksaan GFR, USG ginjal VU
- Pemeriksaan Fisik Pasien
Pengobatan:
- Diltiazem 3 x 30 mg PO
- Calos 3 x 1 PO
- Bicnat 3 x 1 PO
- Asam folat 1 x 5 mg PO
- Antibiotik = Ampicillin 4 x 1g IV, Furosemid 1 x 40 mg IV
- Kalitake 3 x 1 sach PO, OBH Syr 3 x 1 Sdm
F. LANGKAH – LANGKAH DALAM PHARMACEUTICAL CARE
1. Langkah 1
Menilai kebutuhan terapi obat pasien dan mengidentifikasi masalah terapi
obat secara aktual potensial.
Mengidentifikasi Masalah Terapi Obat
No
.
1
Tipe Drug Therapy Problem
Deskripsi
Indikasi yang tidak ditangani –
masalah actual
2
Mengalami interaksi obat
dengan obat – masalah aktual
3
Pilihan obat yang kurang tepat
Tidak diberikan terapi obat pada
keluhan batuk kering dan sesak
napas.
- Pemberian diltiazem dan
furosemide secara bersamaan
- Pemberian diltiazem dengan
bisoprolol
- Pemberian amlodipine dengan
bisoprolol.
Pemberian OBH syrup pada pasien
– masalah actual
4
Gagal menerima obat
tidak sesuai dengan indikasi pasien
yang sesak napas dan batuk tidak
berdahak
Pemberian Darbopoetin Alpha pada
pasien yang tidak mampu, sehingga
obat tidak terjangkau.
2. LANGKAH 2
Mengembangkan rencana pengobatan untuk menyelesaikan dan atau
mencegah timbulnya masalah-masalah yang berhubungan dengan terapi obat.
No
.
1
2
Tipe Drug
Therapy Problem
Indikasi yang tidak
ditangani – masalah
actual
Mengalami interaksi
obat dengan obat –
masalah aktual
3
Pilihan obat yang
kurang tepat –
masalah actual
4
Gagal menerima
obat
Deskripsi
Prioritas
Tidak diberikan terapi
obat pada keluhan batuk
kering dan sesak napas.
- Pemberian
diltiazem dan
furosemide secara
bersamaan
- Pemberian
diltiazem dengan
bisoprolol
- Pemberian
amlodipine dengan
bisoprolol.
Pemberian OBH syrup
pada pasien tidak sesuai
dengan indikasi pasien
yang sesak napas dan
batuk tidak berdahak
Pemberian Darbopoetin
Alpha pada pasien yang
tidak mampu, sehingga
obat tidak terjangkau.
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
3. LANGKAH 3
Pengembangan rencana pharmaceutical care
No.
Deskripsi
Prioritas
1
Tidak diberikan terapi
obat pada keluhan batuk
kering dan sesak napas.
Tinggi
Tujuan Terapi
Mengurangi
gejala batuk
dan sesak
nafas
Usulan
Tindakan
Pemberian
obat batuk
kering berupa
Dextromethorp
an
2
3
4
-
Pemberian
diltiazem dan
furosemide secara
bersamaan
- Pemberian
diltiazem dengan
bisoprolol
- Pemberian
amlodipine dengan
bisoprolol.
Pemberian OBH syrup
pada pasien tidak sesuai
dengan indikasi pasien
yang sesak napas dan
batuk tidak berdahak
Pemberian Darbopoetin
Alpha pada pasien yang
tidak mampu, sehingga
obat tidak terjangkau.
Tinggi
Tinggi
Sedang
Menghindari
efek yang
tidak
diinginkan
karena
interaksi obat
RUANGAN MELATI
Identitas Penderita:
Data Demografi
Nama
:
Usia
:
Alamat
Jawa Barat
Status Pasien
Ruang Rawat
Sub Bagian
:
No. Rekam Medik :
Tgl. Masuk
:
Tgl. Keluar
:
Status Pulang
:
Dokter
:
Apoteker
:
Ny. N
27 tahun 2 bulan 2 hari
: Ciawi Tali Rt/Rw 04/09 Citeureup Cimahi Utara Cimahi: Tidak Mampu
: Ruang Melati/Kamar 204.5
Penyakit Dalam
000942345
20-03-2010
dr. F.FA
R W, S.Si,.A
Data Klinis Awal:
Kesadaran
: compos mentis (cm)
Tekanan Darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 100 x /menit
Respirasi
: 32 x/menit
Suhu
: 37º C
Gizi
:Tinggi
:Berat Badan : 45 Kg
Alasan Masuk RS/ Kaluhan Utama: Sesak Nafas
Anamnesa:
Ny. Dahlia seorang pasien usia 27 tahun, sejak 3 hari mengeluh akan sesak
nafas yang dirasakan terus menerus, makin lama bertambah berat, tidak berkurang
dengan istirahat, keluhan disertai dengan demam, batuk tanpa disertai dengan
dahak. Sesak telah dirasakan dari 1 minggu yang lalu. Pada saat itu, pasien
berobat ke ke rumah sakit poli penyakit dalam bagian ginjal di RSU Cibabat. Tiga
hari kemudian kembali diperiksa, langsung dirujuk ke RSUP Bandung. Keluhannya
pusing , perut mual, edema kaki, setelah dilakukan USG diketahui bagian ginjalnya
mengecil. Sehingga langsung diberi obat darbepoetin alpha, diltiazem, asam folat,
calsium carbonat, natrium bicarbonate dan furosemid. Pasien dianjurkan untuk
menjadi pasien rawat inap di Ruang Intermediat Wing (RIW). Keluhan sesak nafas,
diketahui sejak dirawat, frekuensi detak jantung tidak stabil karena tekanan
darahnya 180/110 lalu dipindahkan ke Ruang Melati untuk perawatan lebih lanjut.
Diagnosis Utama:
Gangguan ginjal kronik dan glomerulus akut, asidosis metabolik, edema paru
dan hiperkalemia, leukositoria asimptomatik, hipertensi dengan ganguan hati dan
gangguan saluran cerna dengan peradangan.
Tindakan:
- Pemeriksaan Hematologi
- Pemeriksaan Index Eritro
- Pemeriksaan Kimia Urine dan Mikroskopis Urine
- Pemeriksaan GFR, USG ginjal VU
- Pemeriksaan Fisik Pasien
Pengobatan:
- Diltiazem 3 x 30 mg PO
- Calos 3 x 1 PO
- Bicnat 3 x 1 PO
- Asam folat 1 x 5 mg PO
- Antibiotik = Ampicillin 4 x 1g IV, Furosemid 1 x 40 mg IV
- Kalitake 3 x 1 sach PO, OBH Syr 3 x 1 Sdm
F. LANGKAH – LANGKAH DALAM PHARMACEUTICAL CARE
1. Langkah 1
Menilai kebutuhan terapi obat pasien dan mengidentifikasi masalah terapi
obat secara aktual potensial.
Mengidentifikasi Masalah Terapi Obat
No
.
1
Tipe Drug Therapy Problem
Deskripsi
Indikasi yang tidak ditangani –
masalah actual
2
Mengalami interaksi obat
dengan obat – masalah aktual
3
Pilihan obat yang kurang tepat
Tidak diberikan terapi obat pada
keluhan batuk kering dan sesak
napas.
- Pemberian diltiazem dan
furosemide secara bersamaan
- Pemberian diltiazem dengan
bisoprolol
- Pemberian amlodipine dengan
bisoprolol.
Pemberian OBH syrup pada pasien
– masalah actual
4
Gagal menerima obat
tidak sesuai dengan indikasi pasien
yang sesak napas dan batuk tidak
berdahak
Pemberian Darbopoetin Alpha pada
pasien yang tidak mampu, sehingga
obat tidak terjangkau.
2. LANGKAH 2
Mengembangkan rencana pengobatan untuk menyelesaikan dan atau
mencegah timbulnya masalah-masalah yang berhubungan dengan terapi obat.
No
.
1
2
Tipe Drug
Therapy Problem
Indikasi yang tidak
ditangani – masalah
actual
Mengalami interaksi
obat dengan obat –
masalah aktual
3
Pilihan obat yang
kurang tepat –
masalah actual
4
Gagal menerima
obat
Deskripsi
Prioritas
Tidak diberikan terapi
obat pada keluhan batuk
kering dan sesak napas.
- Pemberian
diltiazem dan
furosemide secara
bersamaan
- Pemberian
diltiazem dengan
bisoprolol
- Pemberian
amlodipine dengan
bisoprolol.
Pemberian OBH syrup
pada pasien tidak sesuai
dengan indikasi pasien
yang sesak napas dan
batuk tidak berdahak
Pemberian Darbopoetin
Alpha pada pasien yang
tidak mampu, sehingga
obat tidak terjangkau.
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
3. LANGKAH 3
Pengembangan rencana pharmaceutical care
No.
Deskripsi
Prioritas
1
Tidak diberikan terapi
obat pada keluhan batuk
kering dan sesak napas.
Tinggi
Tujuan Terapi
Mengurangi
gejala batuk
dan sesak
nafas
Usulan
Tindakan
Pemberian
obat batuk
kering berupa
Dextromethorp
an
2
3
4
-
Pemberian
diltiazem dan
furosemide secara
bersamaan
- Pemberian
diltiazem dengan
bisoprolol
- Pemberian
amlodipine dengan
bisoprolol.
Pemberian OBH syrup
pada pasien tidak sesuai
dengan indikasi pasien
yang sesak napas dan
batuk tidak berdahak
Pemberian Darbopoetin
Alpha pada pasien yang
tidak mampu, sehingga
obat tidak terjangkau.
Tinggi
Tinggi
Sedang
Menghindari
efek yang
tidak
diinginkan
karena
interaksi obat