LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KONSTRUKSI SARA
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK KONSTRUKSI SARANA BUDIDAYA
Oleh :
Samidi
Fandhy Okka P.
Dina Septalia L.
Soefiana Napitupulu
B0A012001
B0A012002
B0A012003
B0A012004
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBER DAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2013
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KONSTRUKSI SARANA BUDIDAYA
Oleh :
Kelompok 1
Samidi
Fandhy Okka P.
Dina Septalia L.
Soefiana Napitupulu
B0A012001
B0A012002
B0A012003
B0A012004
Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir semester mata
kuliah Teknik Konstruksi Sarana Budidaya Program Studi D-III Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan dan kelautan di Fakultas Biologi, Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto.
Diterima dan disetujui
Purwokerto, Juni 2013
Dosen Pengampu
Drs. Sugiharto, M.Si
NIP. 196003031987031004
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolam adalah merupakan suatu wadah yang sering kita lihat atau
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kolam adalah genagan air yg
kondisinya dapat dikendalikan. Biasanya kolam terbuat dari tanah, tembok,
atau beton. Kolam tanah umumnya memiliki pematang yang rapuh dan
mudah dilubangi hama seperti, kepiting sehinggah mudah bocor. Kolam
memiliki banyak manfaat bagi manusia, kolam memiliki bentuk yang
berfariasi, ada yang berbentuk segi empat, berbentuk bujur, dan ada juga
yang berbentuk bundar. Kolam pada umumnya memiliki fungsi sebagai
tempat pembudidayaan.
Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampung air dalam
jumlah tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau
hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian teknis (Susanto, 1992), kolam
merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat
manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan
budidaya dan target produksinya. Kolam selain sebagai media hidup ikan
juga harus dapat berfugsi sebagai sumber makanan alami bagi ikan, artinya
kolam harus berpotensi untuk dapat menumbuhkan makanan alami.
Awalnya kegiatan budidaya ikan dilakukan secara sederhana dengan
membangun kolam di belakang rumah untuk mencukupi kebutuhan pangan
sendiri. Namun tingginya permintaan ikan air tawar memacu perkembangan
teknik budidaya untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Saat ini
kegiatan budidaya ikan di kolam merupakan salah satu usaha dan mata
pencaharian yang menguntungkan masyarakat. Keberhasilan budidaya ikan
di kolam sangat tergantung pada beberapa faktor, yaitu faktor teknis dan
sosial-ekonomis di sekitar kolam. Faktor teknis antara lain topografi, jenis
tanah, kuantitas dan kualitas air, serta faktor pengadaan benih dan pakan
ikan; sedangkan faktor sosial ekonomi menyangkut masalah tenaga kerja
dan kondisi masyarakat di sekitar bangunan kolam.
Sekarang ini kolam sudah memiliki banyak fungsi yang bermanfaat
bagi manusia, tetapi kurangnya kesadaran dari masyarakat ataupun individu
untuk menjaga agar keberadaan kolam tetap terjaga.maka dari itu bagaimana
cara kita menjaga agar kolam itu tetap terjaga, tetap bersih, dan bagaimana
cara kita untuk mengembangakan kolam untuk masa yang akan datang.
Fungsi dan manfaat kolam diantaranya adalah sebagai berikut :
Fungsi ekologis:
(a) Habitat hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan air,
(b) Sumber plasma nutfah
Manfaat ekonomis
kolam:
(a) Menghasilkan berbagai sumber daya alam bernilai ekonomis,
(b) Meningkatkan perekonomian masyarakat,
(c) sarana pariwisata / rekreasi.
Proses pembuatan kolam
Kolam merupakan lahan basah buatan yang dapat dikelola dan diatur
langsung oleh manusia untuk kebutuhan budidaya ikan. Berdasarkan proses
pembentukannya, kolam dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu kolam
yang sengaja dibangun dan kolam yang tidak sengaja dibangun.
Tipe-tipe kolam
Tipe
Kolam berdasarkan sumber air:
(a) kolam tadah hujan,
(b) kolam mata air,
(c) kolam berperairan setengah teknis,
(d) kolam berperairan teknis.
Tipe
kolam berdasarkan kegunaannya:
(a)
kolam pemeliharaan induk,
(b)
kolam pemijahan / perkawinan,
(c)
kolam penetaan telur,
(d)
kolam pendederan,
(e)
kolam pembesaran,
(f)
kolam penumbuhan makanan alami,
(g)
kolam pengendapan,
(h)
kolam penampungan hasil.
Tipe
kolam berdasarkan aliran air:
(a) kolam air tergenang (stagnant water ponds),
(b) kolam air air mengalir / kolam air deras (running water pond).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum teknik konstruksi sarana budidaya ini adalah
1. Untuk mengetahui jenis wadah kolam.
2. Untuk mengetahui syarat wadah kolam yang baik untuk budidaya.
3. Mengetahui kondisi tanah yang baik membuat kolam.
4. Mengetahui kontruksi kolam.
II. MATERI DAN CARA KERJA
2.1 Materi
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum teknik konstruksi
sarana budidaya adalah kayu, bambu, pipa, semen, waring, batu bata, plastik
atau terpal, pipa, seng, asbes, paku, kawat, atap daun kelapa dan tali.
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Cara Pembuatan Kolam Tanah
1. Tentukan rencana lokasi kolam
2. Tentukan rencana luas kolam, supaya kualitas air stabil dan pertumbuhan
ikan optimal maka luas kolam minimal burukuran 2m x 3m, buatlah
batas-batasnya.
3. Mulailah menggali sampai kedalaman 75 cm, tanah bagian atas yang
subur disimpan dulu untuk dikembalikan lagi ke dalam kolam kalau
kolam sudah jadi, tanah hasil galian selanjutnya ditimbun dan disusun di
sepanjang batas kolam yang sudah dibuat sebelumnya, kalau ada sisa-sia
kayu atau akar sebaiknya dibuang sehingga tanggul tidak mudah bocor .
4. Tanam pralon berbentuk L di salahsatu sudut tanggul untuk saluran
pembuangan, dan disudut yang lain sebagai saluran pemasukan.
5. Buatlah jaring seukuran kolam untuk mempermudah pemanenan ikan
nantinya.
2.2.2
Cara Pembuatan Kolam Permanen
1. Tentukan rencana lokasi kolam.
2. Tentukan rencana luas kolam, supaya kualitas air stabil dan pertumbuhan
ikan optimal maka luas kolam minimal burukuran 2m x 3m, buatlah
batas-batasnya.
3. Mulailah membuat pondasi kolam dan kerangka besi untuk dinding
kolam.
4. Buatlah papan mal pondasi dan tanggul kolam untuk pengecoran dinding
kolam dan pondasi, setelah itu lakukanlah pengecoran. Untuk dasar
kolam biarkan berupa tanah.
5. Apabila ingin menghemat biaya, dinding kolam bisa juga menggunakan
batu bata atau batako, akan tetapi dinding rawan retak.
6. Tanam pralon berbentuk L di salah satu sudut tanggul untuk saluran
pembuangan, dan disudut yang lain sebagai saluran pemasukan.
7. Buatlah parit ditengah kolam yang menghubungkan antara saluran
pemasukan dan pembuangan untuk mempermudah pemanenan nantinya.
2.2.3 Cara Pembuatan Kolam Terpal
1. Tentukan rencana lokasi kolam.
2. Tentukan rencana luas kolam, supaya kualitas air stabil dan pertumbuhan
ikan optimal maka luas kolam minimal burukuran 2m x 3m dengan terpal
3m x 4m, lalu buatlah batas-batasnya.
3. Mulailah membuat tiang kolam dengan kayu, jarak antar tiang 1m.
4. Buatlah dinding kolam dengan papan dan dipaku ke tiang-tiang yang
sudah dipasang.
5. Ratakan dasar tanah sebelum terpal dimasukkan agar tidak ada bendabenda tajam yang dapat membuat terpal bocor. Masukkan terpal, ikat
atau paku tepi-tepi atasnya ke tiang-tiang kolam, lipat ujung-ujungnya.
6. Siapkan selang air untuk pemasukan dan pengeluaran air.
7. Supaya suhu air tida terlalu panas pada siang hari, sebaiknya buatkanlah
penutup dari paranet atau kalau mau lebih murah meriah yaitu dari daun
kelapa.
III. HASIL
Gambar 3.1.1 Kolam Tradisional
Gambar 3.1.2 Kolam Semi Intensif
Gambar 3.1.3 Kolam Intensif
Gambar
3.1.4 Kolam
Pemijahan
ikan Lele
IV. PEMBAHASAN
Konstruksi kolam yang akan digunakan untuk budidaya ikan sangat
dipengaruhi oleh pemilihan lokasi yang tepat. Untuk membuat kolam maka tanah
yang akan dijadikan kolam harus mampu menyimpan air atau kedap air sehingga
kolam yang akan di buat tidak bocor.Bentuk kolam yang akan digunakan untuk
membudidayakan ikan ada beberapa macam antara lain adalah kolam berbentuk
segi empat/empat persegipanjang, berbentuk bujur sangkar, berbentuk lingkaran
atau berbentuk segitiga. Dari berbagai bentuk kolam ini yang harus diperhatikan
adalah tentang persyaratan teknis konstruksi kolam. Persyaratan teknis konstruksi
suatu kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan sebaiknya
mempunyai pematang kolam. Langkah-langkah pembuatan pematang sebagai
berikut:
1.
Tanah yang akan dipergunakan untuk lokasi perkolaman harus¬lah
dibersihkan dari rumput, batuan dan segala macam kotoran organik maupun
anorganik.
2.
Pemasangan propil yaitu rangka bambu untuk mempermudah pembuatan
bentuk pematang yang dikehendaki.
3.
Tanah bagian atas setebal 15-20 cm yang biasanya merupakan lapisan
humus digali dan dikumpulkan di suatu tempat. Ini dimaksudkan agar
lapisan tanah yang subur dapat dipergunakan sebagai dasar kolam nantinya.
Lagipula apabila tanah digali biasanya lapisan tanah yang subur ini justru
akan menyebabkan kebocoran kolam apabila ikut tertimbun sebagai
pernatang.
5.
Supaya lebih memberikan jaminan kekuatan kolam, alangkah baiknya di
tanah yang akan dijadikan pematang dibuat galian dengan kedalaman 50 cm
dan lebar 50 cm sebagai poros atau sumbu pematang.
6.
Kemudian ditimbun tanah baru dari hasil penggalian tanah yang akan
dijadikan kolam.
A. Konstruksi kolam pembenihan ikan
Kolam pemeliharaan benih adalah kolam yang digunakan untuk
memelihara benih ikan sampai ukuran siap jual (dapat berupa benih atau ukuran
konsumsi). Kolam pemeliharaan biasanya dapat dibedakan menjadi kolam
pendederan dan kolam pembesaran ikan. Pada kolam semi intensif atau tradisional
sebaiknya tanah dasar kolam adalah tanah yang subur jika dipupuk dapat tumbuh
pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan..
A. Konstruksi kolam
Kontruksi kolam yang digunakan merupakan penyempurnaan dari
kontruksi sebelumnya yang menggunakan pintu monik sebagai out let. Outlet
kolam menggunakan “standing pipe”. Kontruksi ini tidak memerlukan kayu papan
untuk menutup pintu pengeluaran kolam (outlet), saat pemanenan cukup dengan
memiringkan pipa sedikit demi sedikit sehingga larva tidak terbawa arus kuat,
kematian larva dan induk pun relatif sangat sedikit. Tenaga kerja efisien dan
efektif, yaitu cukup dua orang untuk kolam dengan luas 800 m2. Konstruksi dasar
kolam dilengkapi dengan bak yaitu disebut dengan istilah kobakan berbentuk
persegi panjang dengan luas sekitar 0,5 sampai 1,5% dari luas kolam, dan
tingginya 50-70 cm. dibuat dekat outlet kolam, dengan fungsi utamanya adalah
sebagai tempat berkumpulnya induk dan larva pada saat pemanenan. Saluran
dasar kolam (kemalir) dibuat dari inlet hingga ke kobakan yang berfungsi untuk
memudahkan induk dan larva dapat berkumpul dalam kobakan pada saat panen.
B. Persiapan kolam
Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan antara lain peneplokan/
perapihan pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam dengan
kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu
pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringan di pintu pemasukan serta
pengisian kolam dengan air. Pemasangan saringan dimaksudkan untuk
menghindari masuknya ikan-ikan liar sebagai predator atau kompetitor yang dapat
mempengaruhi kuantitas hasil produksi maupun kualitas benih yang dihasilkan.
C. Pemijahan
BBAT Sukabumi mengembangkan sistem pengelolaan induk dalam satu
unit produksi benih dengan mempertimbangkan bilangan pemijah. Jumlah induk
dalam satu populasi pemijahan secara masal disebut satu paket. Satu paket induk
berjumlah 400 ekor yang terdiri dari 100 ekor jantan dan 300 ekor betina (Ne =
±133,3). Dengan induk sejumlah ini diharapkan dapat menghambat laju silang
dalam dan memungkinkan keturunannya dapat dijadikan induk kembali setelah
melalui kegiatan seleksi. Penebaran induk dilakukan pada pagi hari saat suhu
udara dan air masih rendah. Padat tebar induk adalah 1 ekor/m2, sehingga satu
paket induk sebanyak 400 ekor memerlukan lahan untuk pemijahan seluas 400
m2. Satu periode pemijahan berlangsung selama 10 hari untuk dapat dilakukan
pemanenan larva. Proses pemijahan sendiri dapat berlangsung selama delapan
periode pemijahan dengan delapan kali pemanenan larva, tanpa harus mengangkat
induk. Setelah akhir periode, induk diangkat dari kolam pemijahan dan dipelihara
secara terpisah antara jantan dan betina untuk pematangan gonad selama 15 hari.
Selanjutnya paket induk tersebut dimasukkan kembali kedalam kolam pemijahan
yang telah dipersiapkan sebelumnya.
D. Pengelolaan pakan dan air
Dosis pemberian pakan adalah 3% dari bobot biomas untuk lima hari
pertama pemijahan dan 2-2,5% untuk lima hari berikutnya sampai panen larva.
Penurunan dosis pemberian pakan ini disesuaikan dengan kondisi bahwa sebagian
induk betina sedang mengerami telur dan larva. Pakan yang diberikan harus cukup
mengandung protein ( 28-30%). Selama pemijahan debit air diatur dalam dua
tahap, yakni 5 hari pertama lebih besar 5 hari kedua. Debit air dalam 5 hari
pertama adalah dalam rangka meningkatkan kandungan oksigen dalam air,
memacu nafsu makan induk disamping mengganti air yang menguap. Dengan
demikian air yang mengalir ke kolam terlimpas ke luar kolam melalui saluran
pengeluaran. Sedangkan untuk 5 hari kedua debit air hanya dimaksudkan untuk
mengganti air yang terbuang melalui penguapan sedemikian rupa tanpa
melimpaskan air ke luar kolam. Hal ini untuk menghindari hanyutnya larva juga
menghindari limpasnya pakan alami yang terdapat di kolam pemijahan, sebagai
makanan awal bagi larva.
E. Panen larva
Panen larva dilakukan setiap sepuluh hari sekali pada pagi hari.
Tergantung luas kolam, penyurutan kolam dapat mulai disurutkan sehari
sebelumnya. Penyurutan air kolam dilakukan pertama-tama sampai setengah-nya.
Sebelum surut total, bak tempat panen larva perlu dibersihkan dari lumpur dengan
cara membuka sumbat outlet kobakan. Penyusutan secara total dilakukan sampai
air hanya tersisa pada kobakan saja. Induk dan larva akan berkumpul pada
kobakan, dan segera dilakukan pengambilan larva menggunakan scoop net.
Kemudian larva ditampung sementara dalam hapa ukuran 2 x 2 x 1 m 3 dengan
mesh size 1,0 mm. Proses pengambilan larva ini dapat dilakukan oleh dua orang.
Pemungutan larva dilakukan secara total sampai bersih termasuk yang masih
terdapat dalam sarang, dengan cara membongkar sarang dan mengarahkan larva
ke kobakan. Sarang tempat pemijahan induk nila yang berbentuk bulat di dasar
kolam perlu dihitung untuk menaksir jumlah induk yang memijah dan diratakan
kembali. Ukuran larva yang dipanen ada dua ukuran, untuk itu perlu dilakukan
sortasi menggunakan hapa mesh size 1,5 mm. Jumlah induk betina yang memijah
sebanyak 30-40% dengan perolehan larva sebanyak 60.000-80.000 ekor/paket/10
hari. Larva ukuran kecil ( 9,0 sampai 13 mm) dapat digunakan untuk tujuan
jantanisasi menggunakan pakan berhormon. Sedangkan larva ukuran besar dapat
langsung didederkan dalam wadah pendederan.
B. Konstruksi kolam pemeliharaan induk ikan
Kolam pemeliharaan induk berfungsi sebagai tempat penyimpanan induk
ikan yang akan dikawinkan atau dipijahkan, dan tempat pemeliharaan induk ikan
yang telah selesai dipijahkan. Kolam pemeliharaan induk biasanya ada dua buah,
satu untuk induk jantan dan lainnya untuk induk betina. Sistem pemasukan air
yang ideal adalah secara paralel. Jadi kolam induk jantan dan betina bisa
mendapatkan air dari pintu air masing-masing. Jika terpaksa, sistem pemasukan
airnya boleh seri. Namun, harus diingat, kolam induk betina harus berada di atas,
supaya induk betina tidak terangsang oleh sperma jantan yang keluar secara tidak
sengaja.
1. Persiapan wadah kolam induk ikan
Wadah mempunyai pematang kokoh dan tidak bocor, pintu pemasukan,
serta pintu pengeluaran yang dipasang saringan. Adanya saringan air ini baik pada
pintu pemasukan maupun pada pintu pengeluaran, untuk menghindari masuknya
ikan liar, terutama ikan predator yang dapat mengganggu proses pemijahan
bahkan dapat memangsa induk maupun larva yang dihasilkan pada kolam induk
ikan. Pengolahan dasar kolam dengan cara membalik tanah bagian dasar kolam
yang di lanjutkan dengan pengapuran dan pemupukan. Pengolahan dasar kolam
bertujuan untuk meningkatkan kesuburan dasar dan perairan kolam sebagai stok
pakan alami bagi calon induk pada kolam induk ikan. Pemberian kapur selain
dapat membunuh hama dan parasit ikan juga dapat menaikan pH dasar kolam.
Sedangkan pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang
diperlukan fitoplankton sebagai makanan zooplankton maupun ikan. Pemupukan
dasar kolam dapat digunakan pupuk kandang, pupuk hijau atau pupuk buatan.
Pemberian pupuk pada kolam induk ikandapat dilakukan dengan cara
menyebarkan pupuk ke dasar kolam dan dilanjutkan dengan pemupukan susulan
setelah 15 hari dengan cara memberikan pupuk yang dibungkus dari karung
plastik yang diberi lubang keci-kecil sehingga pupuk akan terurai secara perlahan.
2.
Pengairan kolam induk ikan
Pengairan dimaksudkan untuk menjaga kondisi lingkungan bagi induk
sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan yaitu perairan subur, cukup tersedia
oksigen terlarut ( 5 ppm), CO2 (
TEKNIK KONSTRUKSI SARANA BUDIDAYA
Oleh :
Samidi
Fandhy Okka P.
Dina Septalia L.
Soefiana Napitupulu
B0A012001
B0A012002
B0A012003
B0A012004
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBER DAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2013
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KONSTRUKSI SARANA BUDIDAYA
Oleh :
Kelompok 1
Samidi
Fandhy Okka P.
Dina Septalia L.
Soefiana Napitupulu
B0A012001
B0A012002
B0A012003
B0A012004
Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir semester mata
kuliah Teknik Konstruksi Sarana Budidaya Program Studi D-III Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan dan kelautan di Fakultas Biologi, Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto.
Diterima dan disetujui
Purwokerto, Juni 2013
Dosen Pengampu
Drs. Sugiharto, M.Si
NIP. 196003031987031004
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolam adalah merupakan suatu wadah yang sering kita lihat atau
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kolam adalah genagan air yg
kondisinya dapat dikendalikan. Biasanya kolam terbuat dari tanah, tembok,
atau beton. Kolam tanah umumnya memiliki pematang yang rapuh dan
mudah dilubangi hama seperti, kepiting sehinggah mudah bocor. Kolam
memiliki banyak manfaat bagi manusia, kolam memiliki bentuk yang
berfariasi, ada yang berbentuk segi empat, berbentuk bujur, dan ada juga
yang berbentuk bundar. Kolam pada umumnya memiliki fungsi sebagai
tempat pembudidayaan.
Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampung air dalam
jumlah tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau
hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian teknis (Susanto, 1992), kolam
merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat
manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan
budidaya dan target produksinya. Kolam selain sebagai media hidup ikan
juga harus dapat berfugsi sebagai sumber makanan alami bagi ikan, artinya
kolam harus berpotensi untuk dapat menumbuhkan makanan alami.
Awalnya kegiatan budidaya ikan dilakukan secara sederhana dengan
membangun kolam di belakang rumah untuk mencukupi kebutuhan pangan
sendiri. Namun tingginya permintaan ikan air tawar memacu perkembangan
teknik budidaya untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Saat ini
kegiatan budidaya ikan di kolam merupakan salah satu usaha dan mata
pencaharian yang menguntungkan masyarakat. Keberhasilan budidaya ikan
di kolam sangat tergantung pada beberapa faktor, yaitu faktor teknis dan
sosial-ekonomis di sekitar kolam. Faktor teknis antara lain topografi, jenis
tanah, kuantitas dan kualitas air, serta faktor pengadaan benih dan pakan
ikan; sedangkan faktor sosial ekonomi menyangkut masalah tenaga kerja
dan kondisi masyarakat di sekitar bangunan kolam.
Sekarang ini kolam sudah memiliki banyak fungsi yang bermanfaat
bagi manusia, tetapi kurangnya kesadaran dari masyarakat ataupun individu
untuk menjaga agar keberadaan kolam tetap terjaga.maka dari itu bagaimana
cara kita menjaga agar kolam itu tetap terjaga, tetap bersih, dan bagaimana
cara kita untuk mengembangakan kolam untuk masa yang akan datang.
Fungsi dan manfaat kolam diantaranya adalah sebagai berikut :
Fungsi ekologis:
(a) Habitat hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan air,
(b) Sumber plasma nutfah
Manfaat ekonomis
kolam:
(a) Menghasilkan berbagai sumber daya alam bernilai ekonomis,
(b) Meningkatkan perekonomian masyarakat,
(c) sarana pariwisata / rekreasi.
Proses pembuatan kolam
Kolam merupakan lahan basah buatan yang dapat dikelola dan diatur
langsung oleh manusia untuk kebutuhan budidaya ikan. Berdasarkan proses
pembentukannya, kolam dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu kolam
yang sengaja dibangun dan kolam yang tidak sengaja dibangun.
Tipe-tipe kolam
Tipe
Kolam berdasarkan sumber air:
(a) kolam tadah hujan,
(b) kolam mata air,
(c) kolam berperairan setengah teknis,
(d) kolam berperairan teknis.
Tipe
kolam berdasarkan kegunaannya:
(a)
kolam pemeliharaan induk,
(b)
kolam pemijahan / perkawinan,
(c)
kolam penetaan telur,
(d)
kolam pendederan,
(e)
kolam pembesaran,
(f)
kolam penumbuhan makanan alami,
(g)
kolam pengendapan,
(h)
kolam penampungan hasil.
Tipe
kolam berdasarkan aliran air:
(a) kolam air tergenang (stagnant water ponds),
(b) kolam air air mengalir / kolam air deras (running water pond).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum teknik konstruksi sarana budidaya ini adalah
1. Untuk mengetahui jenis wadah kolam.
2. Untuk mengetahui syarat wadah kolam yang baik untuk budidaya.
3. Mengetahui kondisi tanah yang baik membuat kolam.
4. Mengetahui kontruksi kolam.
II. MATERI DAN CARA KERJA
2.1 Materi
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum teknik konstruksi
sarana budidaya adalah kayu, bambu, pipa, semen, waring, batu bata, plastik
atau terpal, pipa, seng, asbes, paku, kawat, atap daun kelapa dan tali.
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Cara Pembuatan Kolam Tanah
1. Tentukan rencana lokasi kolam
2. Tentukan rencana luas kolam, supaya kualitas air stabil dan pertumbuhan
ikan optimal maka luas kolam minimal burukuran 2m x 3m, buatlah
batas-batasnya.
3. Mulailah menggali sampai kedalaman 75 cm, tanah bagian atas yang
subur disimpan dulu untuk dikembalikan lagi ke dalam kolam kalau
kolam sudah jadi, tanah hasil galian selanjutnya ditimbun dan disusun di
sepanjang batas kolam yang sudah dibuat sebelumnya, kalau ada sisa-sia
kayu atau akar sebaiknya dibuang sehingga tanggul tidak mudah bocor .
4. Tanam pralon berbentuk L di salahsatu sudut tanggul untuk saluran
pembuangan, dan disudut yang lain sebagai saluran pemasukan.
5. Buatlah jaring seukuran kolam untuk mempermudah pemanenan ikan
nantinya.
2.2.2
Cara Pembuatan Kolam Permanen
1. Tentukan rencana lokasi kolam.
2. Tentukan rencana luas kolam, supaya kualitas air stabil dan pertumbuhan
ikan optimal maka luas kolam minimal burukuran 2m x 3m, buatlah
batas-batasnya.
3. Mulailah membuat pondasi kolam dan kerangka besi untuk dinding
kolam.
4. Buatlah papan mal pondasi dan tanggul kolam untuk pengecoran dinding
kolam dan pondasi, setelah itu lakukanlah pengecoran. Untuk dasar
kolam biarkan berupa tanah.
5. Apabila ingin menghemat biaya, dinding kolam bisa juga menggunakan
batu bata atau batako, akan tetapi dinding rawan retak.
6. Tanam pralon berbentuk L di salah satu sudut tanggul untuk saluran
pembuangan, dan disudut yang lain sebagai saluran pemasukan.
7. Buatlah parit ditengah kolam yang menghubungkan antara saluran
pemasukan dan pembuangan untuk mempermudah pemanenan nantinya.
2.2.3 Cara Pembuatan Kolam Terpal
1. Tentukan rencana lokasi kolam.
2. Tentukan rencana luas kolam, supaya kualitas air stabil dan pertumbuhan
ikan optimal maka luas kolam minimal burukuran 2m x 3m dengan terpal
3m x 4m, lalu buatlah batas-batasnya.
3. Mulailah membuat tiang kolam dengan kayu, jarak antar tiang 1m.
4. Buatlah dinding kolam dengan papan dan dipaku ke tiang-tiang yang
sudah dipasang.
5. Ratakan dasar tanah sebelum terpal dimasukkan agar tidak ada bendabenda tajam yang dapat membuat terpal bocor. Masukkan terpal, ikat
atau paku tepi-tepi atasnya ke tiang-tiang kolam, lipat ujung-ujungnya.
6. Siapkan selang air untuk pemasukan dan pengeluaran air.
7. Supaya suhu air tida terlalu panas pada siang hari, sebaiknya buatkanlah
penutup dari paranet atau kalau mau lebih murah meriah yaitu dari daun
kelapa.
III. HASIL
Gambar 3.1.1 Kolam Tradisional
Gambar 3.1.2 Kolam Semi Intensif
Gambar 3.1.3 Kolam Intensif
Gambar
3.1.4 Kolam
Pemijahan
ikan Lele
IV. PEMBAHASAN
Konstruksi kolam yang akan digunakan untuk budidaya ikan sangat
dipengaruhi oleh pemilihan lokasi yang tepat. Untuk membuat kolam maka tanah
yang akan dijadikan kolam harus mampu menyimpan air atau kedap air sehingga
kolam yang akan di buat tidak bocor.Bentuk kolam yang akan digunakan untuk
membudidayakan ikan ada beberapa macam antara lain adalah kolam berbentuk
segi empat/empat persegipanjang, berbentuk bujur sangkar, berbentuk lingkaran
atau berbentuk segitiga. Dari berbagai bentuk kolam ini yang harus diperhatikan
adalah tentang persyaratan teknis konstruksi kolam. Persyaratan teknis konstruksi
suatu kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan sebaiknya
mempunyai pematang kolam. Langkah-langkah pembuatan pematang sebagai
berikut:
1.
Tanah yang akan dipergunakan untuk lokasi perkolaman harus¬lah
dibersihkan dari rumput, batuan dan segala macam kotoran organik maupun
anorganik.
2.
Pemasangan propil yaitu rangka bambu untuk mempermudah pembuatan
bentuk pematang yang dikehendaki.
3.
Tanah bagian atas setebal 15-20 cm yang biasanya merupakan lapisan
humus digali dan dikumpulkan di suatu tempat. Ini dimaksudkan agar
lapisan tanah yang subur dapat dipergunakan sebagai dasar kolam nantinya.
Lagipula apabila tanah digali biasanya lapisan tanah yang subur ini justru
akan menyebabkan kebocoran kolam apabila ikut tertimbun sebagai
pernatang.
5.
Supaya lebih memberikan jaminan kekuatan kolam, alangkah baiknya di
tanah yang akan dijadikan pematang dibuat galian dengan kedalaman 50 cm
dan lebar 50 cm sebagai poros atau sumbu pematang.
6.
Kemudian ditimbun tanah baru dari hasil penggalian tanah yang akan
dijadikan kolam.
A. Konstruksi kolam pembenihan ikan
Kolam pemeliharaan benih adalah kolam yang digunakan untuk
memelihara benih ikan sampai ukuran siap jual (dapat berupa benih atau ukuran
konsumsi). Kolam pemeliharaan biasanya dapat dibedakan menjadi kolam
pendederan dan kolam pembesaran ikan. Pada kolam semi intensif atau tradisional
sebaiknya tanah dasar kolam adalah tanah yang subur jika dipupuk dapat tumbuh
pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan..
A. Konstruksi kolam
Kontruksi kolam yang digunakan merupakan penyempurnaan dari
kontruksi sebelumnya yang menggunakan pintu monik sebagai out let. Outlet
kolam menggunakan “standing pipe”. Kontruksi ini tidak memerlukan kayu papan
untuk menutup pintu pengeluaran kolam (outlet), saat pemanenan cukup dengan
memiringkan pipa sedikit demi sedikit sehingga larva tidak terbawa arus kuat,
kematian larva dan induk pun relatif sangat sedikit. Tenaga kerja efisien dan
efektif, yaitu cukup dua orang untuk kolam dengan luas 800 m2. Konstruksi dasar
kolam dilengkapi dengan bak yaitu disebut dengan istilah kobakan berbentuk
persegi panjang dengan luas sekitar 0,5 sampai 1,5% dari luas kolam, dan
tingginya 50-70 cm. dibuat dekat outlet kolam, dengan fungsi utamanya adalah
sebagai tempat berkumpulnya induk dan larva pada saat pemanenan. Saluran
dasar kolam (kemalir) dibuat dari inlet hingga ke kobakan yang berfungsi untuk
memudahkan induk dan larva dapat berkumpul dalam kobakan pada saat panen.
B. Persiapan kolam
Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan antara lain peneplokan/
perapihan pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam dengan
kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu
pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringan di pintu pemasukan serta
pengisian kolam dengan air. Pemasangan saringan dimaksudkan untuk
menghindari masuknya ikan-ikan liar sebagai predator atau kompetitor yang dapat
mempengaruhi kuantitas hasil produksi maupun kualitas benih yang dihasilkan.
C. Pemijahan
BBAT Sukabumi mengembangkan sistem pengelolaan induk dalam satu
unit produksi benih dengan mempertimbangkan bilangan pemijah. Jumlah induk
dalam satu populasi pemijahan secara masal disebut satu paket. Satu paket induk
berjumlah 400 ekor yang terdiri dari 100 ekor jantan dan 300 ekor betina (Ne =
±133,3). Dengan induk sejumlah ini diharapkan dapat menghambat laju silang
dalam dan memungkinkan keturunannya dapat dijadikan induk kembali setelah
melalui kegiatan seleksi. Penebaran induk dilakukan pada pagi hari saat suhu
udara dan air masih rendah. Padat tebar induk adalah 1 ekor/m2, sehingga satu
paket induk sebanyak 400 ekor memerlukan lahan untuk pemijahan seluas 400
m2. Satu periode pemijahan berlangsung selama 10 hari untuk dapat dilakukan
pemanenan larva. Proses pemijahan sendiri dapat berlangsung selama delapan
periode pemijahan dengan delapan kali pemanenan larva, tanpa harus mengangkat
induk. Setelah akhir periode, induk diangkat dari kolam pemijahan dan dipelihara
secara terpisah antara jantan dan betina untuk pematangan gonad selama 15 hari.
Selanjutnya paket induk tersebut dimasukkan kembali kedalam kolam pemijahan
yang telah dipersiapkan sebelumnya.
D. Pengelolaan pakan dan air
Dosis pemberian pakan adalah 3% dari bobot biomas untuk lima hari
pertama pemijahan dan 2-2,5% untuk lima hari berikutnya sampai panen larva.
Penurunan dosis pemberian pakan ini disesuaikan dengan kondisi bahwa sebagian
induk betina sedang mengerami telur dan larva. Pakan yang diberikan harus cukup
mengandung protein ( 28-30%). Selama pemijahan debit air diatur dalam dua
tahap, yakni 5 hari pertama lebih besar 5 hari kedua. Debit air dalam 5 hari
pertama adalah dalam rangka meningkatkan kandungan oksigen dalam air,
memacu nafsu makan induk disamping mengganti air yang menguap. Dengan
demikian air yang mengalir ke kolam terlimpas ke luar kolam melalui saluran
pengeluaran. Sedangkan untuk 5 hari kedua debit air hanya dimaksudkan untuk
mengganti air yang terbuang melalui penguapan sedemikian rupa tanpa
melimpaskan air ke luar kolam. Hal ini untuk menghindari hanyutnya larva juga
menghindari limpasnya pakan alami yang terdapat di kolam pemijahan, sebagai
makanan awal bagi larva.
E. Panen larva
Panen larva dilakukan setiap sepuluh hari sekali pada pagi hari.
Tergantung luas kolam, penyurutan kolam dapat mulai disurutkan sehari
sebelumnya. Penyurutan air kolam dilakukan pertama-tama sampai setengah-nya.
Sebelum surut total, bak tempat panen larva perlu dibersihkan dari lumpur dengan
cara membuka sumbat outlet kobakan. Penyusutan secara total dilakukan sampai
air hanya tersisa pada kobakan saja. Induk dan larva akan berkumpul pada
kobakan, dan segera dilakukan pengambilan larva menggunakan scoop net.
Kemudian larva ditampung sementara dalam hapa ukuran 2 x 2 x 1 m 3 dengan
mesh size 1,0 mm. Proses pengambilan larva ini dapat dilakukan oleh dua orang.
Pemungutan larva dilakukan secara total sampai bersih termasuk yang masih
terdapat dalam sarang, dengan cara membongkar sarang dan mengarahkan larva
ke kobakan. Sarang tempat pemijahan induk nila yang berbentuk bulat di dasar
kolam perlu dihitung untuk menaksir jumlah induk yang memijah dan diratakan
kembali. Ukuran larva yang dipanen ada dua ukuran, untuk itu perlu dilakukan
sortasi menggunakan hapa mesh size 1,5 mm. Jumlah induk betina yang memijah
sebanyak 30-40% dengan perolehan larva sebanyak 60.000-80.000 ekor/paket/10
hari. Larva ukuran kecil ( 9,0 sampai 13 mm) dapat digunakan untuk tujuan
jantanisasi menggunakan pakan berhormon. Sedangkan larva ukuran besar dapat
langsung didederkan dalam wadah pendederan.
B. Konstruksi kolam pemeliharaan induk ikan
Kolam pemeliharaan induk berfungsi sebagai tempat penyimpanan induk
ikan yang akan dikawinkan atau dipijahkan, dan tempat pemeliharaan induk ikan
yang telah selesai dipijahkan. Kolam pemeliharaan induk biasanya ada dua buah,
satu untuk induk jantan dan lainnya untuk induk betina. Sistem pemasukan air
yang ideal adalah secara paralel. Jadi kolam induk jantan dan betina bisa
mendapatkan air dari pintu air masing-masing. Jika terpaksa, sistem pemasukan
airnya boleh seri. Namun, harus diingat, kolam induk betina harus berada di atas,
supaya induk betina tidak terangsang oleh sperma jantan yang keluar secara tidak
sengaja.
1. Persiapan wadah kolam induk ikan
Wadah mempunyai pematang kokoh dan tidak bocor, pintu pemasukan,
serta pintu pengeluaran yang dipasang saringan. Adanya saringan air ini baik pada
pintu pemasukan maupun pada pintu pengeluaran, untuk menghindari masuknya
ikan liar, terutama ikan predator yang dapat mengganggu proses pemijahan
bahkan dapat memangsa induk maupun larva yang dihasilkan pada kolam induk
ikan. Pengolahan dasar kolam dengan cara membalik tanah bagian dasar kolam
yang di lanjutkan dengan pengapuran dan pemupukan. Pengolahan dasar kolam
bertujuan untuk meningkatkan kesuburan dasar dan perairan kolam sebagai stok
pakan alami bagi calon induk pada kolam induk ikan. Pemberian kapur selain
dapat membunuh hama dan parasit ikan juga dapat menaikan pH dasar kolam.
Sedangkan pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang
diperlukan fitoplankton sebagai makanan zooplankton maupun ikan. Pemupukan
dasar kolam dapat digunakan pupuk kandang, pupuk hijau atau pupuk buatan.
Pemberian pupuk pada kolam induk ikandapat dilakukan dengan cara
menyebarkan pupuk ke dasar kolam dan dilanjutkan dengan pemupukan susulan
setelah 15 hari dengan cara memberikan pupuk yang dibungkus dari karung
plastik yang diberi lubang keci-kecil sehingga pupuk akan terurai secara perlahan.
2.
Pengairan kolam induk ikan
Pengairan dimaksudkan untuk menjaga kondisi lingkungan bagi induk
sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan yaitu perairan subur, cukup tersedia
oksigen terlarut ( 5 ppm), CO2 (