Hukum HAM dan Demokrasi dalam Islam

Makalah Presentasi
Agama Islam
KU 2061

Hukum HAM dan Demokrasi dalam Islam

Kelompok 1:
Sausan Atika Maesara

(15308031)

Wahyu Putra Ramadhan

(15308032)

Wilman Fathurochman

(15308033)

Gery Margana


(15308034)

Sigit Edi Purnomo

(15308043)

Program Studi Teknik Lingkungan
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
Institut Teknologi Bandung
2010

I.

Tujuan

1. Makalah agama ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi dalam mata kuliah Agama
Islam
2. Mempelajari pandangan Islam dalam urusan Hukum, HAM, dan demokrasi

II.


Latar Belakang

Hukum adalah komponen yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat, dan pada
dasarnya hukum itu adalah masyarakat itu sendiri. Setiap tingkah laku masyarakat selalu
di monitor oleh hukum, baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis.
Negara Indonesia adalah Negara hukum yang memiliki penduduk mayoritas beraga islam,
secara sengaja maupun tidak sengaja hal tersebut mempengaruhi terbentuknya suatu
aturan hukum yang berlandaskan atas agama Islam.
Berbagai masalah yang ada di dalam Negara Indonesia tidak semuanya dapat diselesaikan
berdasarkan hukum umum yang telah ada, namun tetap memerlukan hukum yang secara
filosofis dan sosiologis tertanam dalam hati dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan di buatnya aturan Hukum Islam di Indonesia
adalah:
1. Masyarakat Indonesia yang berketuhanan. (sisi filosofis).

2. Mayoritas penduduk Indonesia beraga Islam. (sisi sosiologis).

3. Berdasarkan catatan sejarah yang telah dibukukan oleh Departemen Agama yang
berjudul “Seabad Peradilan Agama di Indonesia”, menjelaskan bahwa Pengadilan Agama

sudah ada di Indonesia sejak abad ke-16. (sisi historis).

4.

Merupakan

produk

politik

yang

dibuat

oleh

pemerintah.

Membicarakan tentang masalah Hukum Islam di Indonesia pada dasarnya adalah
membicarakan salah satu aspek kehidupan masyarakat Indonesia itu sendiri, kita akan

1

memasuki sebuah perbincangan yang kompleks sekalipun Hukum Islam menempati
posisi yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa
sekarang.
Selain itu, perbincangan tentang Hukum Islam di Indonesia sebagaimana halnya juga
dengan Hukum Islam di berbagai kawasan dunia akan selalu menampakkan diri sebagai
Hukum yang bersifat universal dengan daya jangkau untuk semua tempat dan segala
zaman tetapi pada lain pihak Hukum Islam juga dituntut untuk menampakkan diri dengan
wajahnya yang khas Hukum Islam Indonesia masa kini. Perbincangan kita tentang
Hukum Islam tentunya akan lebih banyak diarahkan pada aspek yang kedua. Berkenaan
dengan hal yang pertama Hukum Islam dengan sifat keuniversalannya sudah cukup
banyak dikaji dan dibahas orang.
“Hukum Islam Indonesia masa kini” adalah merupakan sebuah label yang diberikan pada
ketentuan-ketentuan Hukum Islam yang berlaku di Indonesia dan sekaligus menampilkan
corak khas ke-Indonesiaannya. Sistem dan budaya Indonesia akan lebih terefleksi di
dalamnya sehingga Hukum Islam dimaksud untuk beberapa bagian tertentu baik
menyangkut kaidah hukumnya maupun pola pemikiran yang mendasarinya akan
menunjukkan beberapa perbedaan dengan Hukum Islam yang berlaku dilain tempat
seperti Saudi Arabia, Mesir, Iran, Pakistan dan lain-lain sekalipun sifat dasar yang sama

karena bersumberkan pada sumber yang sama yaitu AI Quran dan Sunnah.
Berbeda dengan Demokrasi, Islam berasal dari Allah SWT, yang telah diwahyukan-Nya
kepada rasul-Nya Muhammad SAW. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut hawa nafsunya, ucapannya itu tiada lain
hanya berupa wahyu yang diwahyukan.” (QS. An-Najm : 3-4)
Islam dibangun di atas landasan Aqidah Islam, yang mewajibkan pelaksanaan perintah
dan larangan Allah –yakni hukum-hukum syara’ yang lahir dari Aqidah Islam– dalam
seluruh urusan kehidupan pribadi, masyarakat dan kenegaraan. Aqidah ini menerangkan
bahwa manusia tidak berhak membuat peraturan hidupnya sendiri. Manusia hanya
berkewajiban menjalani kehidupan menurut peraturan yang ditetapkan Allah SWT untuk
manusia.

2

Islam menyatakan bahwa kedaulatan adalah di tangan syara’, bukan di tangan umat.
Sebab, Allah SWT sajalah yang layak bertindak sebagai Musyarri’ (pembuat hukum).
Umat secara keseluruhan tidak berhak membuat hukum, walau pun hanya satu hukum.
Allah SWT berfirman :
“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.” (QS. Al An’aam: 57)
Dalam Islam seorang muslim wajib terikat dengan hukum syara’ dalam segala

perbuatannya. Tidak bisa bebas dan seenaknya. Terikat dengan hukum syara’ bagi seorang
muslim adalah wajib dan sekaligus merupakan pertanda adanya iman padanya. Allah
SWT berfirman :
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu (Muhammad) hakim (pemutus) terhadap perkara yang mereka
perselisihkan.” (QS. An Nisaa’: 65)

III.

Rumusan Masalah

Dalam pembuatan makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
IV.

Apakah definisi dari demokrasi itu?

Bagaimana islam memandang demokrasi?
Apakah definisi dari HAM (Hak Asasi Manusia) itu?
Bagaimanakah HAM dalam pandangan islam?
Bagaimana hukum dalam pandangan islam?
Ruang Lingkup

Makalah ini membahas:
1.
2.
3.
4.
5.

V.

3

Mendefinisikan arti dari demokrasi
Pandangan Islam tentang demokrasi
Definisi HAM

Pandangan HAM dalam Islam
Pandangan Islam tentang hukum

Pembahasan

Definisi Hukum, Ham, dan Demokrasi
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum
Agama dan hukum Adat. Karena:
– Eropa: Jajahan Hindia-Belanda
– Agama: Mayoritas Islam
– Adat: Berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
Pengertian Hukum Syari’at Islam


Syariat Islam adalah ajaran Islam yang membicarakan amal manusia baik sebagai
makluk ciptaan Allah maupun hamba Allah.



Al Quran Surat Al Ahzab ayat 36 mengajarkan bahwa sekiranya Allah dan Rasul-Nya

sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil
ketentuan lain.

Sumber Hukum Islam
1. Al Qur’an
2. As Sunnah (Al-Hadits)
3. Ijma’ yaitu kesepakatan para mujtahid dalam suatu masa setelah wafatnya Rasulullah
SAW.
Pengertian HAM
Secara Umum:


Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam
kandungan dan merupakan pemberian dari Tuhan.HAM Berlaku secara universal.



Tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal
28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1


Dalam Islam:
4



Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum
dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang
tidak boleh diabaikan. Rasulullah saw pernah bersabda: "Sesungguhnya darahmu,
hartamu dan kehormatanmu haram atas kamu." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka
negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan
mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak ini.

Pengertian Demokrasi Secara Umum
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut. Pada intinya, yang banyaklah yang menang dan yang banyak
dianggap sebagai suatu kebenaran.
"Many forms of Government have been tried, and will be tried in this world of sin and woe.
No one pretends that democracy is perfect or all-wise. Indeed, it has been said that
democracy is the worst form of government except all those other forms that have been tried

from time to time."
—Winston Churchill (Hansard, November 11, 1947)
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan
politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and
balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif,
lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan
lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan
menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh
masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang
diwakilinya (konstituante) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif,
selain sesuai hukum dan peraturan.
5

Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya
pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak
wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang
berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua
warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih
presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas.
Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin
negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara
langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya
dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi.
Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi
meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu
adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih
pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara.
Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati
umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal,
narapidana atau bekas narapidana).
stilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang tepatnya diutarakan di Athena kuno pada
abad ke-5 SM. Negara tersebut dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah
sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan
dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik
suatu negara.

6

Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara
umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica dengan kekuasaan negara yang
diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika faktafakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak
mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut
pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan
anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan
untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada
mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan
mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan
lembaga negara tersebut.
Saat ini arti demokrasi sendiri sudah banyak tercemar oleh kosakata humanisme yang
mengarah pada konsep liberalis semata. Secara harafiah demokrasi disamakan dengan
kebebasan yang tanpa batas. Harus diingat bahwa konsep demokrasi yang membebaskan
mensyaratkan "kedewasaan" penggunanya. Demokrasi bukanlah ideologi yang memberikan
ruang tak terbatas terhadap setiap keinginan dan kepentingan rakyat karena terlalu bebasnya
unjuk kepentingan dengan alih-alih demokrasi akan menyebabkan perbenturan kepentingankepentingan itu sendiri.
Di luar itu, demokrasi mensyaratkan suatu konstitusi yang benar-benar kokoh dan sehat
supaya dapat mengakomodasi kepentingan seluruh rakyat secara positif dan tidak saling
berbenturan. Negara-negara yang sukses dengan konsep demokrasi bukan berarti negara yang
memberikan kebebasan kepada warga negaranya sebebas-bebasnya secara harafiah. Negara
demokrasi yang sukses adalah sebuah negara dengan konstitusi yang kokoh, jelas, sehat, dan
menjunjung nilai-nilai dasar yang mutlak tidak terbantahkan kebenarannya. Karena
demokrasi memberi ruang kepada rakyatnya untuk memberikan "suara" dan mengungkapkan
kepentingannya masing-masing, diperlukanlah suatu kedewasaan dimana setiap rakyat sadar
7

bahwa mereka tidak mungkin memperjuangkan kepentingan mereka jika itu melanggar hak
dan kepentingan mendasar dari orang lain. Kemungkinan terjadinya perbenturan kepentingan
inilah yang harus dijaga oleh konstitusi yang kokoh dan sehat sehingga demokrasi dapat
dijalankan dengan sehat dan memberikan rasa aman bagi setiap warga negara. Saat konstitusi
semacam itu sudah terbentuk, maka setiap warga negara dapat memperjuangkan
kepentingannya dengan jelas dan dalam suatu bentuk yang pasti dan terjamin dalam
konstitusi.
Demokrasi sendiri seringkali terjegal oleh prinsip dimana kepentingan manusia dianggap
tidak terbatas dan sangat sulit untuk dikonsolidasikan. Oleh karena itu, suatu konstitusi harus
dibuat sesuai dengan pilihan karakter kebangsaan yang dipilih secara sadar dan mantab
sebagai suatu identitas kebangsaan. Konstitusi tersebut disusun dan dipilih oleh "suara"
rakyat sebagai simbol karakter mereka sebagai suatu bangsa yang berbeda satu sama lainnya
selain juga mencerminkan cita-cita mereka sebagai suatu bangsa. Sebagai contoh, demokrasi
Amerika dan demokrasi Indonesia adalah suatu bentuk demokrasi yang berbeda secara
konstitusional. Misal, demokrasi Amerika berkomitmen pada hak-hak individu sebagai suatu
bangsa, sedangkan demokrasi Indonesia sejak terbentuknya berkomitmen pada persatuan dan
kesatuan berbagai suku, agama, dan ras sebagai satu bangsa. Namun keduanya sama-sama
meletakkan sistem pemerintahannya dalam kondisi parlementer dimana rakyat dianggap
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dan penentu nasibnya sendiri yang diwakilkan pada
sekelompok wakil rakyat hanya saja dengan kepentingan, batasan, dan arah pergerakan
bangsanya yang berbeda. Secara mudahnya, demokrasi Amerika menjamin setiap warga
Amerika "bergerak" bebas sebagai seorang Amerika, sedangkan demokrasi Indonesia
menjamin setiap warga Indonesia "bergerak" bebas sebagai seorang Indonesia.
Dalam Islam ada yang dikenal dengan istilah Syura atau musyawarah. Yang merupakan
derivasi (kata turunan) dari kata kerja ‘syawara’. Dan kata ‘syawara’ mempunyai beberapa
makna, antara lain memeras madu dari sarang lebah; memelihara tubuh binatang ternak saat
membelinya; menampilkan diri dalam perang. Dan makna yang dominan adalah meminta
pendapat dan mencari kebenaran.
Dan secara terminologis, syura bermakna “memunculkan pendapat-pendapat dari orangorang yang berkompeten untuk sampai pada kesimpulan yang paling tepat.” (NizhamulHukmi Fil-Islam, Dr. ‘Arif Khalil, hal. 236)

8

Meminta pendapat dan mencari kebenaran adalah salah satu prinsip dalam demokrasi yang
dianut sebagian besar bangsa di dunia. Didalam Islam bermusyawarah untuk mencapai
mufakat adalah hal yang disyariatkan.
“Dan orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Asy-syura: 36)
Dengan ayat itu, kita memahami bahwa Islam telah memposisikan musyawarah pada tempat
yang agung. Syari’at Islam yang lapang ini telah memberinya tempat yang besar dalam dasardasar tasyri’ (yurisprudensi). Ayat itu memandang sikap komitmen kepada hukum-hukum
syura dan menghiasi diri dengan adab syura sebagai salah satu faktor pembentuk kepribadian
Islam, dan termasuk sifat-sifat mukmin sejati. Dan lebih menegaskan urgensi syura, ayat di
atas menyebutkannya secara berdampingan dengan satu ibadah fardhu ‘ain yang tidaklah
Islam sempurna dan tidak pula iman lengkap kecuali dengan ibadah itu, yakni shalat, infak,
dan menjauhi perbuatan keji.
Hal tersebut menunjukan bahwa, Islam secara langsung menerapkan prinsip pengambilan
keputusan;musyawarah yang menjadi sendi utama dalam demokrasi modern (dari, oleh dan
untuk kepentingan rakyat).
Yang menjadi poin penting dalam demokrasi bukan sistem trias politiknya, yang membagi
pemerintahan kedalam tiga lembaga (eksekutif, yudikatif dan legislatif), melainkan sisitem
checks and balances yang berlangsung dalam pemerintahan itu. Tentunya agar bisa berjalan
maka, harus ada keterbukaan dari masing-masing elemen dalam pemerintahan itu. Dan
keterbukaan itu dapat diwujudkan dalam sebuah bentuk musyawarah yang efisien, efektif dan
egaliter. Tentu saja tujuan adalah kesejahteraan rakyat.
Pengertian Demokrasi Indonesia


Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintahnegara tersebut.

9

Pengertian Demokrasi dalam Islam
Konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan
Islam
1. Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama.

2. Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya.

3. Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah.

4. Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi pertimbangan utama
dalam musyawarah.
5. Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihadi; bukan pada persoalan yang
sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan Sunah.

6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-nilai agama.
7. Hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga.

Contoh Kasus


Nenek Divonis 1,5 Bulan karena Mencuri Kakao di Purwokerto



Majelis hakim Pengadilan Negeri Purwokerto, Jawa Tengah, menjatuhkan vonis satu
bulan 15 hari kepada seorang, Aminah, 55, yang didakwa mencuri tiga buah kakao.
"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa selama satu bulan 15 hari dengan ketentuan
tidak usah terdakwa jalani kecuali jika terdakwa dijatuhi pidana lain selama tiga bulan
masa percobaan," kata Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto Muslich Bambang
Lukmanto saat membacakan vonis di pengadilan setempat, Kamis (19/11).

10

VI.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan


Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme pemerintahan negara yang menjunjung



tinggi kedaulatan rakyat.
Demokrasi menurut Islam dapat diartikan seperti musyawarah, mendengarkan
pendapat orang banyak untuk mencapai keputusan dengan mengedepankan nilai –




nilai keagamaan.
HAM adalah hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia ada di dalam kandungan.
HAM dalam Islam didefinisikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu dan kew



ajiban bagi negara dan individu tersebut untuk menjaganya
Hukum menurut Islam dapat diartikan sebagai hukum yang terdapat dalam sumbersumber seperti Al-Quran dan Al-Hadist.

Saran


Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara demokrasi di



Indonesia dan demokrasi Islam dan dapat melihat sisi baik dan buruknya.
Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat memahami pentingnya HAM dalam



kehidupan kita dan kewajiban kita untuk menjaganya.
Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara hukum islam dan
hukum yang berlaku di Indonesia dan dapat melihat perbedaannya.

VII.

Daftar Pustaka

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
2.
3.
4.
5.

http://pastipanji.wordpress.com/2008/06/29/demokrasi-dalam-islam/
http://www.angelfire.com/id/sidikfound/ham.html
http://materitarbiyah.wordpress.com/2008/02/01/hukum-dalam-islam/
http://www.idrusramadius.co.cc/2009/10/makna-demokrasi-dalam-pandanganislam.html

11

12