Internal Audit Audit Operasional dan Aud (8)

AUDIT INTERNAL
Menurut Mulyadi (2002:29), audit intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan
(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan
apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,
menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan
efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi
yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Tujuan Audit Internal
Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah membantu semua pimpinan
perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengan memberikan
analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem
pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya
serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu
mahal.
b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen.
c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi
dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan
penyalahgunaan.

d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat
dipercaya.
e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
manajemen.
f. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektifitas.
Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal
Fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan
keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan, kemudian memberikan
hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan
dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindak selanjutnya.
Ruang lingkup audit internal meliputi pemeriksaan dan evaluasi yang memadai serta
efektifitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan
tanggungjawab yang dibebankan.
Wewenang dan Tanggung Jawab Auditor Internal
a. Memberikan informasi dan saran-saran kepada manajemen atas kelemahankelemahan yang ditemukannya.

b. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaan untuk mencapai
tujuan audit dan tujuan organisasi atau perusahaan.
Kedudukan dan Peran Auditor Internal

ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu:
a. Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan (sejajar dengan bagian
akuntansi keuangan),
b. Bagian internal audit merupakan staf direktur utama,
c. Bagian internal audit merupakan staf dari dewan komisaris,
d. Bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit director.
Peranan auditor internal dalam menemukan indikasi terjadinya kecurangan dan melakukan
investigasi terhadap kecurangan, sangat besar. Jika auditor internal menemukan indikasi dan
mencurigai terjadinya kecurangan di perusahaan, maka ia harus memberitahukan hal tersebut
kepada top management. Jika indikasi tersebut cukup kuat, manajemen akan menugaskan
suatu tim untuk melakukan investigasi. Tim tersebut biasanya terdiri dari internal auditor,
lawyer, investigator, security dan spesialis dari luar atau dalam perusahaan (misalkan ahli
komputer, ahli perbankan dan lain-lain). Hasil investigasi tim harus dilaporkan secara tertulis
kepada top management yang mencakup fakta, temuan, kesimpulan, saran dan tindakan
perbaikan yang perlu dilaporkan.
Pendekatan-pendekatan yang Dilakukan Auditor Internal
a. Audit Komprehensif, Audit komprehensif merupakan perluasan yang dilakukan GAO
atas audit terhadap aktivitas operasi.
b. Audit Berorientasi Manajemen, penelaahan atas semua aktivitas sesuai dengan
perspektif manajer atau konsultan manajemen. Audit berorientasi manajemen

dibedakan dari jenis-jenis lainnya berdasarkan cara pandangnya, bukan dari segi
prosedur audit.
c. Audit Partisipatif, proses yang melibatkan bantuan klien dalam mengumpulkan data,
mengevaluasi operasi, dan mengoreksi masalah. Jadi audit ini merupakan kemitraan
untuk menyelesaikan masalah, sehingga terkadang disebut audit kemitraan.
d. Audit Program, penelaahan atas seluruh program, baik perusahaan publik maupun
privat, untuk menentukan apakah manfaat yang diinginkan telah tercapai.
Program Audit Internal
Program audit internal merupakan perencanaan prosedur dan teknik-teknik pemeriksaan yang
ditulis secara sistematis untuk mencapai tujuan pemeriksaan secara efisien dan efektif. Selain
itu berfungsi sebagai alat perencanaan yang juga penting untuk mengatur pembagian kerja.
Memonitor jalannya kegiatan pemeriksaan.
Keunggulan program audit antara lain sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Meratanya pembagian kerja diantara auditor .
Program audit yang rutin hasilnya lebih baik dan menghemat waktu.

Program audit memilih tujuan yang penting saja.
Program audit yang telah digunakan dapat menjadi pedoman untuk tahun berikutnya.

e. Program audit menampung pandangan manajer atas mitra kerja.
f. Program audit memberikan kepastian bahwa ketentuan umum akuntansi telah
dijalankan.
g. Penanggungjawab pelaksanaan audit jelas.
Kelemahan program audit antara lain:
a. Tanggungjawab audit pelaksanaan terbatas pada program audit saja.
b. Sering menimbulkan hambatan untuk berpikiran kreatif dan membangun.
c. Kegiatan audit menjadi monoton.
Pelaksanaan Audit Internal
a. Perencanaan Audit
Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan kegiatan
audit intenal, perencanaan dibuat bertujuan untuk menentukan objek yang akan
diaudit/prioritas audit, arah dan pendekatan audit, perencanaan alokasi sumber daya dan
waktu, dan merencanakan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses audit.
b. Pengujian dan Pengevaluasian Informasi
Pada tahap ini audit intern haruslah mengumpulkan, menganalisa, menginterprestasi dan
membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit.

c. Penyampaian Hasil Pemeriksaan
Laporan audit internal ditujukan untuk kepentingan manajemen yang dirancang untuk
memperkuat pengendalian audit intern, untuk menentukan ditaati tidaknya
prosedur/kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
d. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Audit intern terus menerus meninjau/melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan
bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang
tepat.

AUDIT OPERASIONAL
Audit Operasional adalah proses yang sistematis untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas
kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, dan
keekonomisan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manjemen serta
melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi tersebut beserta
rekomendasi untuk perbaikan.
Menurut (Amin Wijaya Tunggal, 2001), meskipun terdapat beberapa perbedaan dari definisi
audit operasional seperti telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa audit operasional
merupakan:
1. Proses yang sistematis


2. Menilai operasi organisasi
3. Efektifitas, efisiensi dan ekonomi operasi
4. Melaporkan kepada orang yang tepat
5. Rekomendasi atau perbaikan
Audit operasional bermanfaat sebagai berikut :
Laporan audit manajemen dapat dijadikan sebagai informasi pelengkap dari laporan
keuangan perusahaan. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika laporan audit kinerja
ini menjadi wajib disediakan oleh perusahaan.
a. Penyelenggaran perusahaan akan makin transparan sehingga pihak luar perusahaan
dapat mengikuti perkembangan perusahaan dengan lebih baik.
b. Audit manajemen akan memicu perusahaan untuk berhati-hati dalam mengelola
perusahaan.
c. Kepentingan masyarakat (terutama investor) makin terlindungi sehingga iklim
investasi dan usaha akan makin kondusif.
Audit Operasional memiliki keterbatasan yaitu :
Menurut Nugroho Widjayanto (1985:23-24) ada beberapa keterbatasan audit operasional:
a. Waktu, waktu menjadi factor yang sangat membatasi, karena auditor harus
memberikan informasi kepada manajemen secara cepat atau setidaknya tepat waktu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sebaiknya audit operasional dilakukan
secara teratur untuk menjamin bahwa permasalahan yang penting tidak menjadi

kronis dalam perusahaan.
b. Keahlian auditor, kurangnya pengetahuan banyak dikeluhkan para auditor operasional
karea tidak mungkin bagi seorang auditor mengetahui dan menguasai berbagai
disiplin bisnis. Auditor operational hanya lebih ahli dalam bidang audit daripada
dalam bidang bisnis.
c. Biaya, biaya juga merupakan salah satu factor pembatas, karena itu tentu saja biaya
audit harus lebih kecil dari jumlah yang dapat dihemat. Oleh karena itu, auditor harus
mengabaikan masalah kecil yang mungkin dapat memakan biaya jika diselidiki lebih
lanjut.
Tahap-tahap Audit Operasional
1.
2.
3.
4.
5.

Memilih auditee
Merencanakan audit
Melaksanakan audit
Melaporkan temuan kepada manajemen

Melakukan tindak lanjut

Standar Audit Operasional meliputi :
1. Standar Umum

Yaitu Standar Umum Pertama (Persyaratan Kemampuan atau Keahlihan), Standar
Umum Kedua (Independensi), Standar Umum Ketiga (Penggunaan Kemahiran Secara
Cermat dan Seksama), dan Standar Umum Keempat (Pengendalian Mutu)
2. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja
Yaitu Standar Pekerjaan Lapangan Pertama (Perencanaan), Standar Pekerjaan
Lapangan Kedua (Supervisi), Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga, dan Standar
Pekerjaan Lapangan Keempat (Dokumentasi Pemeriksaan)
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja
Yaitu Standar Pelaporan Pertama (Bentuk) , Standar Pelaporan Kedua (Isi Laporan),
Standar PelaporanStandar Pelaporan Ketiga, danStandar Pelaporan Keempat
(Penerbitan dan Pendistribusian Laporan Hasil Pemeriksaan).
AUDIT KEUANGAN PEMERINTAH
Audit sektor publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk
mengetahui pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana
masyarakat(publicmoney)yang bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian program,

fungsi ataukegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara. Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) yang
bertugas melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara
sebagaimana UU No. 15 tahun 2004 atau dikenal dengan UU Pemeriksaan Keuangan
Negara.Pemeriksaan yang menjadi tugas BPK-RI meliputi pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab mengenai keuangan negara.Pemeriksaan tersebut mencakup seluruh unsur
keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara. Secara garis besar, lingkup pemeriksaan meliputi APBN,
APBD, BUMN, BUMD, dan kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan
fasilitas pemerintah.
Auditor pemerintah regional dan pusat melakukan audit operasional, yang seringkali menjadi
bagian dalam pelaksanaan audit keuangan. Kelompok auditor pemerintah yang paling dikenal
adalah BPK, namun auditor pemerintah lainnya juga harus melakukan audit keuangan dan
operasional. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah oleh BPK untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan daerah telah disajikan secara wajar dalam
semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Hasil akhir dari
proses audit BPK memberikan pendapat/opini kewajaran informasi keuangan yang disajikan

dalam Laporan Keuangan Daerah. Opini merupakan pernyataan profesional sebagai
kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada kriteria:
a.

Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);

b.

Kecukupan pengungkapan;

c.

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; dan

d.

Efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI).

Ada empat jenis opini yang dapat diberikan oleh BPK, yaitu:

1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP.
2. Wajar Dengan Pengecualian (WDP), memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP, kecuali untuk
dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
3. Tidak Wajar (TW), memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP.
4.
Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Memberikan Pendapat (TMP) atau
Disclaimermenyatakan bahwa pemeriksa tidak menyatakan opini atas laporan keuangan.
Pemeriksaan keuangan negara adalah meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan
negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan keuangan
Negara mencakup beberapa pemeriksaan yaitu;
a.

b.

c.

Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan. Pemeriksaan
keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai
(reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang
terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta aspek efektivitas. Dalam
melakukan pemeriksaan kinerja, pemeriksa juga menguji kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan serta pengendalian intern.
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu bertujuan untuk memberikan simpulan atas
suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu dapat bersifat:
eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agreedupon procedures). Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain
pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan
pemeriksaan atas sistem pengendalian intern.

Pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksudkan di atas didasarkan pada suatu
standar pemeriksaan. Standar dimaksud disusun oleh BPK dengan mempertimbangkan
standar di lingkungan profesi audit secara internasional. Sebelum standar dimaksud
ditetapkan, BPK perlu mengkonsultasikannya dengan pihak pemerintah serta dengan
organisasi profesi di bidang pemeriksaan, seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Untuk pemeriksaan keuangan, UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
mensyaratkan laporan keuangan Pemerintah Pusat/Daerah untuk diaudit oleh BPK-RI
sebelum disampaikan kepada DPR/DPRD. Audit oleh BPK-RI tersebut merupakan proses
identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif,
dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.

Dalam pelaksanaan auditnya, BPK bebas dan mandiri dalam penentuan objek
pemeriksaan, perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan, penentuan waktu dan metode
pemeriksaan, serta penyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan.Meskipun demikian,
BPK-RI menerima masukan dari lembaga perwakilan dan masyarakat apabila terdapat
indikasi penyimpangan yang ditemui berkaitan dengan pengelolaan keuangan
negara/daerah. Untuk itu, BPK-RI setiap tahun menganggarkan belanja pemeriksaan atas
permintaan (on-call audit) yang akan dilaksanakan apabila ada permintaan dari DPRD
maupun masyarakat.