Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya
(Umar Husein, 2003:63) dalam Irsyad (2011). Penelitian asosiatif yang dimaksud
yaitu apakah corporate governance, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan
berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006).Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2011.Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
berjumlah 141 perusahaan.Menurut Erlina dan Mulyani (2007), “sampel adalah
bagian

populasi


yang

digunakan

untuk

memperkirakan

karakteristik

populasi”.Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling.Menurut

Jogiyanto

(2004)”purposive

sampling


adalah

teknik

pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Adapun Kriteria yang
digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009- 2011,
2.tidak delisting pada periode pengamatan,
3. melaporkan laporan keuangan secara berturut di BEI tahun 2009-2011.
Sesuai dengan kriteria di atas, maka jumlah sampel yang terpilih adalah
sebanyak 15 (lima belas) perusahaan. Tahun amatan yang digunakan adalah 3 (tiga)
tahun berturut-turut dari tahun 2009 – 2011, sehingga jumlah sampel yang
diobservasi adalah sebanyak 45 sampel.

3.3 Jenis dan Sumber Data
Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan tahun 2009-2011. Data

sekunder adalah data yang telah di kumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
di publikasikan kepada masyarakat pengguna data (Erlina, 2008).
Berdasarkan waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data pooling data yaitu gabungan dari data cross section dan
time series. Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dan situs www.idx.co.id.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan
pengolahan lebih lanjut seperti keuangan tahunan.Data diperoleh dari media
internet melalui situs www.idx.co.id berupa bentuk laporan keuangan yang
dipublikasikan dan melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD), untuk

Universitas Sumatera Utara

melihat laporan keuangan dan data-data yang terkait dengan perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
3.5 Definisi Operasional Variabeldan Pengukuran
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel di ukur sehingga peneliti dapat mengetahui baik atau buruk pengukuran

tersebut. Definisi operasional dari variabel terikat dan variabel bebas yang
dijadikan indikator empiris dari penelitian ini adalah:
3.5.1 Manajemen laba
Manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan –
pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai
tingkat laba yang diinginkan (Belkaoui, 2004). Menurut McNichols (2000) dalam
Isnanta (2008), menurutnya ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk
proksi manajemen laba: (1) pendekatan yang mendasarkan pada model agregat
akrual, model Jones dan modified Jones, (2) pendekatan yang mendasarkan pada
model spesifik akrual, misal McNichols (1998), dan (3) pendekatan berdasarkan
distribusi frekuensi, fokusnya adalah perilaku laba yang dikaitkan dengan spesifik
benchmark dimana praktik manajemen laba dapat dilihat dari banyaknya frekuensi
perusahan yang melaporkan laba di atas atau di bawah benchmark, misal
Burgstahler dan Dichev (1997) serta Myers dan Skinner (1999). Hasil kajian
McNichols (2000) juga menyarankan bahwa agar riset mengenai manajemen laba
untuk menggunakan model spesifik akrual dan distribusi frekuensi. Manajemen
laba dalam penelitian ini diukur dengan dasar rasio akrual kerja dengan
pendapatan (penjualan) berdasarkan penelitian McNichols (2000) dan Girsang

Universitas Sumatera Utara


(2010), yang secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Manajemen Laba=Modal Kerja t
Pendapatan t
Akrual Modal Kerja= AL –

HL -KAS

Keterangan :
ΔAL = Perubahan aktiva lancar pada periode t
ΔHL = Perubahan hutang lancar pada periode t
ΔKas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
Data akrual modal kerja dapat diperoleh langsung dari laporan arus kas
aktivitas operasi, sehingga investor dapat langsung memperoleh data tersebut
tanpa melakukan perhitungan yang rumit.
3.5.2 Ukuran dewan komisaris
Variabel ukuran dewan komisaris diukur dengan jumlah total anggota
dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari
eksternal perusahaan sampel.
UDK = Jumlah total anggota dewan komisaris

3.5.3 Proporsi dewan komisaris
Proporsi

dewan komisaris diukur dengan persentase jumlah dewan

komisaris independen yang ada dalam perusahaan terhadap jumlah total komisaris
yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel. Beasley (1996)
dalam Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan bahwa masuknya dewan
komisaris yang berasal dari luar perusahaan meningkatkan efektivitas dewan
tersebut dalam mengawasi manajemen untuk mencegah kecurangan laporan
keuangan.

Universitas Sumatera Utara

PDK = jumlah dewan komisaris independen
jumlah total komisaris
3.5.4 Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang diukur dari jumlah total asset
perusahaan sampel yang ditransformasi dalam bentuk logaritma natural.
SIZE = Log Total Aset

3.5.5 Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional adalah jumlah persentase hak suara yang
dimiliki oleh institusi (Beiner et al, 2003 dalam Ujiyanto & Pramuka, 2007).
Moh’d et al. (1998) dalam Pratana dan Mas’ud (2003) menyatakan bahwa
investor institusional merupakan pihak yang dapat memonitor agen dengan
kepemilikannya yang besar, sehingga motivasi manajer untuk mengatur laba
menjadi berkurang. Kepemilikan institusional dalam penelitian ini menggunakan
indikator jumlah saham yang dimiliki institusi (perusahaan asuransi, bank, dana
pensiun, dan sebagainya) dari seluruh modal saham yang beredar.
KI = jumlah saham yang dimiliki oleh institusi
jumlah total saham biasa
3.5.6 Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen
perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh
manajemen (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).Menurut Faisal (2004) kepemilikan
manajerial adalah persentase saham yang dimiliki oleh eksekutif dan
direksi.Indikator yang digunakan adalah jumlah saham yang dimiliki manajemen
dari seluruh modal saham perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


KM = jumlah saham yang dimiliki direksi dan komisaris
jumlah total saham biasa
3.5.7 Kepemilikan konsentrasi
Dalam tipe kepemilikan seperti ini timbul dua kelompok pemegang saham,
yaitu controlling interest (kepemilikan saham pengendalian) dan minorit interest
(kepemilikan

saham

minoritas)

(shareholders).Konsentrasi

kepemilikan

diproksikan dengan jumlah kepemilkan terbesar oleh individu (Nuryaman,
2008).Variabel kepemilikan konsentrasi diukur dengan mengurutkan pemegang
saham terbesar dari perusahaan.
KK = jumlah saham yang dimiliki pemegang saham terbesar

jumlah total saham biasa
Tabel 3.1
Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukuran
No.

1.

2.

3.

Nama
Variabel

Manajemen
Laba

Ukuran
Dewan
Komisaris


Komposisi
Dewan
Komisaris

Defenisi
Operasional
Potensi
penggunaan
manajemen akrual
dengan tujuan
memperoleh
keuntungan
pribadi
Jumlah
keseluruhan
dewan komisaris
dalam masingmasing
perusahaan
sampel

Persentase
anggota dewan
komisaris yang
berasal dari luar
perusahaan dari
seluruh ukuran

Pengukuran

Skala

Manajemen Laba = Modal Kerja t
Pendapatan t
Akrual Modal Kerja= AL –

Rasio

HL - KAS

UDK = Jumlah total anggota dewan
komisaris

Rasio

KDK = Jumlah dewan komisarisindependen
Jumlah total komisaris

Rasio

Universitas Sumatera Utara

4.

Ukuran
Perusahaan

5.

Kepemilikan
Institutioanal

6.

Kepemilikan
Manajerial

7.

Kepemilikan
Konsentrasi

anggota dewan
komisaris
perusahaan
Jumlah total asset
SIZE = Log Total Aset
perusahaan
sampel
Persentase
kepemilikan
KI = Jumlah Saham Yang Dimiliki Oleh
saham perusahaan
InstitusiJumlah Total Saham Biasa
oleh institusi
bisnis tertentu
Persentase jumlah
saham yang
KM = Jumlah Saham yang Dimilik
dimiliki
Direksi dan Komisaris
manajemen dari
Jumlah Total Saham Biasa
seluruh modal
saham perusahaan
Persentase jumlah
saham yang
dimiliki
KK= Jumlah Saham yang Dimiliki
pemegang saham
Pemegang Saham Terbesar
terbesar dari
Jumlah Total Saham Biasa
seluruh modal
saham perusahaan

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan software statistik, yaitu SPSS 18.Peneliti
melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian
hipotesis.
3.6.1 Pengujian asumsi klasik
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakahdalam suatu model
regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

Universitas Sumatera Utara

ataumendekati normal.Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal.Namun demikian, dengan hanya melihat histogram
hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk sampel yang kecil jumlahnya.Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plooting
data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal,
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2005:110). Cara lain untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik. Uji statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorovk-Smirnov (1 sample K-S)
dengan signifikansi 5%. Data yang normal adalah data yang memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2005:114).
b. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen.Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen(Ghozali, 2005:91).
Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai variance
inflation factor (VIF)tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1
maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

Universitas Sumatera Utara

c. Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya.Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas.Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk menguji adanya heterokedastisitas, menurut Ghozali (2005:105)
dapat dilihat dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel independen yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID.Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
ada

membentuk

pola

tertentu

yang

teratur,

maka

telah

terjadi

heterokedastisitas.Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang
menyebar maka tidak terjadi heterokedastisitas.
d. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1.Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time
series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.
Tabel 3.2
Nilai Durbin Watson
No.
Nilai d
Keterangan
1
0 < d < dL
Ada autokorelasi
2
dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada kesimpulan
3
dU < d < 4 – dU
Tidak ada autokorelasi
4
4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL
Tidak ada kesimpulan
5
4 – dL < d < 4
Ada autokorelasi
Sumber: (Ghozali, 2005: 96)

Universitas Sumatera Utara

3.7 Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah metode regresi berganda.Metode regresi berganda yaitu metode
statistik untuk menguji hubungan antara beberapa variabel bebas terhadap satu
variabel terikat. Model yang digunakan dalam regresi berganda untuk melihat
pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan
terhadap manajemen laba dalam penelitian ini adalah
Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + Ɛ
Keterangan :
Y

= Manajemen Laba

A

= Konstanta

b1, b2, b3, b4, b5, b6

= Koefisien Regresi

X1

= Ukuran Dewan Komisaris

X2

= Komposisi Dewan Komisaris

X3

= Ukuran Perusahaan

X4

= Kepemilikan Institutional

X5

= Kepemilikan Manajerial

X6

= Kepemilikan Konsentrasi

Ɛ

= Faktor Pengganggu

3.8 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan denganuji signifikansi regresi secara parsial
(Uji-t), uji signifikansi seluruh koefisien regresi simultan (Uji-F), dan koefisien
determinasi.
a. Uji t (uji secara parsial)
Uji t dilakukan untuk menguji setiap variabel independen (kepemilikan

Universitas Sumatera Utara

institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan) apakah mempunyai pengaruh atau tidak
terhadap variabel dependen (pengungkapan tanggung jawab sosial).
Dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan df = (N-k) dimana
N adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep dengan
kriteria uji adalah :
Jika t hitung > t tabel (α, N-k), maka Ho ditolak.
Jika t hitung < t tabel (α, N-k), maka Ho diterima.
b. Uji F (uji secara simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
(kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial,
komite audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan) mempunyai pengaruh yang
sama terhadap variabel dependen (pengungkapan tanggung jawab sosial).
Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan
(degree of freedom) df = (N-k) dan (k-1) dimana N adalah jumlah observasi, k
adalah jumlah variabel termasuk intersep.
Kriteria uji yang digunakan adalah :
Jika F hitung > F tabel (α, k-1, N-k), maka Ho ditolak.
Jika F hitung < F tabel (α, k-1, N-k), maka Ho diterima.
c. Koefisien determinasi (R2)
Menurut Situmorang et al. (2010:144) koefisien determinasi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independent atau predictornya. Range nilai dari

Universitas Sumatera Utara

R2 adalah 0-1. 0 ≤ R2 ≤ 1.Semakin mendekati nol berarti model tidak baik
atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin
mendekati satu model semakin baik.
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independent
ditambah ke dalam model maka R2 akan meningkat walaupun variabel tersebut
tidak berpengaruh secara signifikan ke dalam model.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan
menggunakan software SPSS. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya pada populasi dan sampel penelitian, didapat 17 perusahaan
manufaktur yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan
diamati selama periode 2009-2011 (lampiran 1).
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis statistik deskriptif
Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai
maximum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabelvariabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan
berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2009 sampai
tahun 2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel penelitian ini terdiri
Ukuran Dewan Komisaris (UDK), Proporsi Dewan Komisaris (PDK), Ukuran
Perusahaan (Size), Kepemilikan Institutional (KI), Kepemilikan Manajerial (KM),
Kepemilikan Konsentrasi (independent variabel) dan Manajemen Laba sebagai

Universitas Sumatera Utara

variabel terikat (dependent variabe). Statistik deskriptif dari variabel tersebut
selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

UDK

45

3.00

10.00

5.7556

1.59766

PDK

45

.000

.600

.33856

.152433

SIZE

45

416.00

20525.00

5739.2667

5794.80547

KI

45

.002

.552

.16987

.166516

KM

45

.00000

.95600

.0638720

.24094576

KK

45

.093

.997

.59993

.262002

ML

45

-.575

.305

-.00160

.106135

Valid N
45
(listwise)
Sumber: Lampiran
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan sebagai berikut
1. VariabelUkuranDewanKomisaris (UDK) memilikinilai minimum 3 orang,
maksimum 10 orang, mean (nilai rata-rata) 5.75 orang danstandardeviasi
1.59766.
2. VariabelProporsiDewanKomisaris

(PDK)

memiliki

minimum

0%,

maksimum 60%, mean (nilai rata-rata) 60% danstandardeviasi 0.152433
3. VariabelUkuran Perusahaan (SIZE) memiliki minimumRp. 416 milyar,
maksimumRp. 20,525 milyardanstandardeviasiRp. 5,794 milyar.
4. VariabelKepemilikan

Institutional

(KI)

memilikiminimum

0.002,

maksimum 0.552,mean (nilai rata-rata) 0.16987 danstandardeviasi0.166516.

Universitas Sumatera Utara

5. VariabelKepemilikanManajerial (KM) memiliki minimum 0.00, maksimum
0.956, mean (nilai rata-rata) 0.638720danstandardeviasi 0.24094576.
6. VariabelKepemilikanKonsentrasi

(KK)

memiliki

minimum

0.093,

maksimum 0.997, mean (nilai rata-rata) 0.59993 danstandartdeviasi
0.262002.
7. VariabelManajemenLaba (ML) memiliki minimum -0,0575, maksimum
0.305, mean (nilai rata-rata) -0.00160 danstandartdeviasi 0.106135.
4.2.2 Uji asumsi klasik
Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi berganda
adalah dipenuhinya semua asumsi klasik agar hasil pengujian bersifat efisien dan
tidak bias. Menurut Ghozali (2005:123), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah
berdistribusinormal,

non-multikolinearitas,

non-autokorelasi

dan

non-

heterokedastisitas.
4.2.2.1 Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang
dilakukan untuk melihat normalitas adalah menggunakan grafik histogram,
normal probability plot, dan uji kolmogorov-smornov (K-S). Grafik histogram
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Dalam normal probability plot, jika distribusi data residual normal maka
garis

yang

menggambarkan

data

sesungguhnya

akan

mengikuti

garis

diagonalnya.Berikut adalah hasil analisis grafik variabel pengganggu atau residual
dalam model regresi berganda yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1
Grafik Histogram

Gambar 4.2
Grafik Normal Plot

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan
normal probability plot, tampak bahwa histogram memberikan pola distribusi
yang mencengkekanan sedangkan pada grafik normal probability plot terlihat
bahwa titik–titik menjauhi garis diagonalnya. Hal ini menunjukkan bahwa
datatidak terdistribusi secara normal dan model regresi yang di uji dengan
menggunakan grafik tersebut tidakmemenuhi asumsi normalitas.
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini juga menggunakan uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
1. Jika Z hitung (Kolmogrov Smirnov) < Z tabel (1,96) atau angka signifikan >
signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.
2. Jika Z hitung (Kolmogrov Smirnov) > Z hitung (1,96) atau angka signifikansi <
signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Tabel 4.2
Nonparametric-test Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N

45
a

Normal Parameters

Mean
Std. Deviation

.0000000
.09374528

Most Extreme

Absolute

.144

Differences

Positive

.140

Negative

-.144

Kolmogorov-Smirnov Z

.967

Asymp. Sig. (2-tailed)

.307

a. Test distribution is Normal.

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2tailed)) sebesar 0.307> nilai signifikan 0,05 dan Z hitung (Kolmogrov Smirnov)
0,967< Z tabel (1,96). Hasil uji normalitas dengan menggunakan Nonparametik-test
Kolmogrov Smirnov menunjukan data terdistribusi secara normal. Untuk
mengobati agar data terdistribusi secara normal adalah dengan melakukan regresi
dengan persamaan semilog yaitu variabel dependen dalam bentuk logaritma
natural dan variable independen dalam bentuk aslinya atau tidak berubah. Berikut
adalah hasil yang diperoleh setelah melakukan persamaan semilog:

Gambar 4.3
Grafik Histogram LN_Manajemen Laba

Gambar 4.4
Grafik Normal Plot LN_Manajemen Laba

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3
Nonparametric-test Kolmogorov-Smirnov LN_ML
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LN_Manajemen_Laba
N

28

Normal Parametersa

Most Extreme Differences

Mean

-3.8867

Std. Deviation

1.36969

Absolute

.202

Positive

.132

Negative

-.202

Kolmogorov-Smirnov Z

1.071

Asymp. Sig. (2-tailed)

.202

a. Test distribution is Normal.

Hasil uji normalitas yang diperoleh setelah melakukan regresi dengan
menggunakan persamaan semilog, pada grafik histogram tampak bahwa residual
terdistribusi secara normal dan tidak menceng ke kanan atau ke kiri. Pada grafik
normal probability plot, tampak titik–titik menyebar dan mendekati garis
diagonalnya. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Sedangkan
pada Uji Kolmogorov-Smirnov, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig.
(2-tailed)) sebesar 0,202> nilai signifikan 0,05 dan Z hitung (Kolmogrov Smirnov)
1,071< Z tabel (1,96) yang berarti bahwa residual terdistribusi secara normal.
4.2.2.2 Uji multikolinieritas
Uji

multikolonieritas

bertujuan

untuk

menguji

apakah

model

regresiditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi

Universitas Sumatera Utara

dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off
yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance
< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
Tabel 4.4
Koefisien
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1

Tolerance

VIF

UDK

.376

2.663

PDK

.890

1.124

SIZE

.600

1.666

KI

.547

1.827

KM

.578

1.729

KK

.462

2.163

a. Dependent Variable: LN_Manajemen_Laba

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala multikolonieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai
tolerance setiap variabel > 0,1dan nilai VIF kelima variabel independen dari signifikansi 0,05 yang berarti
variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
4.2.4.2 Uji koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square (R2) dikatakan
baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square (R2) berkisar antara 0 sampai1. Apabila
nilai R Square (R2) semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen
mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabelvariabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin
terbatas.
Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R
Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi (diatas 0,5). R squarememiliki
kelemahan yaitu nilai R Square (R2) akan meningkat setiap ada penambahan satu
variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Dalam kenyataannya nilai adjustedR
Square dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif.
Jika dalam uji empiris didapat nilai adjustedR Square negatif, maka nilai
adjustedRSquare dianggap Nol.
Tabel 4.9
HasilKoefisienDeterminasi
Model Summaryb

Universitas Sumatera Utara

Model

R

R Square

.507a

1

Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

.257

.245

1.33853

2.301

a. Predictors: (Constant), KK, SIZE, KM, KDK, KI, UDK
b. Dependent Variable: LN_Manajemen_Laba

Pada tabel 4.9 Output SPSS memiliki nilai koefisien determinasi yang
sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,245. Artinya 24.5% variabel
dependen

manajemenlaba

dijelaskan

oleh

variabel

independen

ukurandewankomisaris, proporsidewankomisarisindependen, ukuranperusahaan,
kepemilikaninstitusional, kepemilikanmanajerial, dankepemilikankonsentrasi, dan
sisanya 75.5% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.
Standar Error of Estimate (SEE) adalah sebesar 1.33853 yang mana semakin
besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel
dependen.

4.2.4.3 Uji parsial (t-test)
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian statistik t
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh setiap variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Cara melakukan uji t
adalah dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan jika
signifikansi < 0,05 maka variabel independen secara parsial memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen. Jika signifikansinya > 0,05 maka variabel independen
secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.7
berikut menunjukkan hasiluji t:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.10
HasilUjiParsial (t-test)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Coefficients

Std. Error

Beta

-2.207

2.234

UDK

-.321

.298

PDK

4.608

SIZE

t

Sig.
-.988

.334

-.331

-1.077

.294

1.864

.493

2.473

.022

3.786E-5

.000

.149

.614

.546

-2.199

2.335

-.239

-.942

.357

KM

.225

1.877

.030

.120

.906

KK

-2.146

1.408

-.422

-1.525

.142

KI

a. Dependent Variable: LN_Manajemen_Laba

Tabel 4.10 menunjukan hasil pengujian statistik t sehingga dapat
menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.

Berdasarkan hasil

diatas dapat dilihat bahwa variabel ukurandewankomisaris, ukuran perusahaan,
kepemilikaninstitusional, kepemilikanmanajerialdankepemilikankonsentrasitidak
memiliki pengaruh signifikan terhadapmanajemenlaba karena kelima variabel
tersebut masing-masing memiliki signifikansi sebesar 0.294, 0.546, 0.357, 0.906
dan

0.142yang

lebih

besar

dari

0,05.

Sedangkan

variabel

proporsidewankomisarismemiliki signifikansi sebesar 0,022 dimana signifikan
variabel tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial
variabel proporsidewankomisarisberpengaruh signifikan terhadapmanajemenlaba.
4.3 Pembahasan
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

pengaruh

proporsidewankomisaris (PDK),ukuranperusahaan(SIZE), ukuran dewankomisaris

Universitas Sumatera Utara

(UDK),

kepemilikan

institusional(KI),

kepemilikanmanajerial

(KM),

kepemilikankonsentrasi (KK) terhadap manajemenlaba perusahaan baik secara
simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalahproporsidewankomisaris

(PDK),ukuranperusahaan(SIZE),

ukuran

dewankomisaris (UDK), kepemilikan institusional(KI), kepemilikanmanajerial
(KM), kepemilikankonsentrasi (KK) dan variabel dependen dalam penelitian ini
adalah manajemenlaba (ML).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 dimana jumlah populasi yang
digunakan adalah sebanyak 141 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah 15 sampel dengan 45 data penelitian.
Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik
(normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji
hipotesis (uji simultan, uji parsial dan uji koefisien determinasi).
4.3.1 Pengaruh parsial
a. Pengaruhukurandewankomisaristerhadapmanajemenlaba
Hasil pengujian antara variabel ukuran dewan komisaris terhadap
manajemen laba menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara
ukuran dewan komisaris terhadap manajemen laba perusahan yang dapat
dilihat dari nilai signifikansi jauh di atas 0.05yakni 0.294. Artinya besar
kecilnya ukuran dewan komisaris ternyata tidak mampu mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara

tindakan manajemen laba dalam perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan Ujiyantho dan Pramuka (2007), yakni jumlah
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba atau bukan
faktor utama yang menjadi penentu efektivitas monitoring manajemen laba
dalam perusahaan. Akan tetapi efektivitas mekanisme pengendalian
tergantung pada nilai, norma dan kepercayaan yang diterima dalam suatu
organisasi serta peran dewan komisaris dalam aktivitas monitoring terhadap
manajemen (Oliver, 2004 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Hal ini tidak
mendukung hasil penelitian yang dilakukan Nasution dan Setiawan (2007)
yang

menunjukkan

bahwa

ukuran

dewan komisaris

mempengaruhi

dilakukannya tindakan manajemen laba dalam perusahaan, yang berarti
bahwa semakin besar jumlah dewan komisaris, akan semakin besar pula
tindakan manajemen laba, karena semakin kurang efektif monitoring yang
dapat dilakukan dewan komisaristerhadap manajemen dalam pengelolaan
laba. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan berbedanya alat ukur yang
digunakan untuk mengukur manajemen laba dalam sektor industri yang
berbeda.
b. Pengaruhproporsidewankomisarisindependenterhadapmanajemenlaba
Hasil pengujian antara variabel proporsidewankomisarisindependen
terhadap manajemen laba menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
antarakomposisidewankomisarisindependen

terhadap

manajemen

laba

perusahan yang dapat dilihat dari nilai signifikansi dibawah 0.05yakni
0.022.Hal

Universitas Sumatera Utara

iniberartimakinbanyakkomisarisindependendalamperusahaanberhasilmengura
ngimanajemenlaba

yang

terjadi.Hal

inimenunjukkanbahwakomisarisindependentelahefektifdalammenjalankantan
ggungjawabnyamengawasikualitaspelaporankeuangan
membatasimanajemenlaba

di

demi

perusahaan.

Hal

tersebutdisebabkankarenadenganmakinbanyakanggota komisarisindependen,
maka

proses

pengawasan

yang

dilakukandewaninimakinberkualitasdenganmakinbanyaknyapihakindependen
dalamperusahaan

yang

menuntutadanyatransparansidalampelaporankeuanganperusahaan.
Hasilpenelitianinikonsistendenganhasilpenelitian
dilakukanNasutiondanSetiawan

yang
(2007)

yang

menunjukkanbahwakeberadaankomisarisindependenmampumengurangidilak
ukannyatindakanmanajemenlaba.
c. Pengaruhukuranperusahaan terhadapmanajemenlaba
Berdasarkan hasil penelitian, variabel ukuran perusahaan terbukti tidak
signifikan terhadapmanajemen laba.Hal inidapatdilihatdarinilai
signifikansiatas 0.05 yakni 0.546.Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setyawan (2007) yang
menemukan hubungan negatif tidak signifikan antara ukuran perusahaan
dengan manajemen laba.
d. Pengaruhkepemilikan institutional terhadapmanajemenlaba
Berdasarkan

hasil

pengujian

yang

dilakukan

antara

variabel

kepemilikan institusional dengan manajemen laba, variabel kepemiikan

Universitas Sumatera Utara

institusional tidakberpengaruhsignifikan

terhadap

manajemen

laba.Hal

inidapatdilihatdarinilaisignifikan yang lebihbesardari 0.05 yakni 0.357.
e. Pengaruhkepemilikanmenejerialterhadapmanajemenlaba
Berdasarkan

hasil

pengujian,

variabel

kepemilikan

manajerial

tidakberpengaruh signifikan terhadap manajmen laba.Arah koefisien negatif
menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan manajerial yang dimiliki
perusahaan, maka semakin kecil manajemen laba yang dilakukan perusahaan.
Dengan adanyakepemilikan saham yang dimiliki oleh manajer maka manajer
akan bertindak selaras dengan kepentingan pemegang saham sehingga dapat
memperkecil perilaku oportunis manajer. Dalam kepemilikan saham yang
rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oprtunistik
manajer akan meningkat (Shleifer dan Vishny, 1986) dalam Herawaty (2008).
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Ujiyantho dan Pramuka
(2007), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
kepemilikan manajerial merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengurangi manajemen laba perusahaan.
f. Pengaruhkepemilikankonsentrasiterhadapmanajemenlaba
Berdasarkan hasil pengujian, variabel kepemilikan konsentrasi tidak
signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini bermakna bahwa kepemilikan
saham terkonsentrasi dapat berperan mengurangi persoalan keagenan, sebab
konsentrasi kepemilikan dapat menjadikan pemegang saham pada posisi yang
kuat untuk dapat mengendalikan manajemen secara efektif, sehingga

Universitas Sumatera Utara

mendorong manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham. Konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme internal
pendisiplinan manajemen, sebagai salah satu mekanisme yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas monitoring, karena dengan
kepemilikan yang besar menjadikan pemegang saham memiliki akses
informasi yang cukusignifikan untuk mengimbangi keuntungan informasional
yang dimiliki manajemen. Jika ini dapat diwujudkan maka manajemen laba
dapat dikurangi. Hal ini konsisten dengan penelitian Nuryaman (2008) yang
menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif terhadap
manajemen laba.
4.3.2Pengaruh simultan
Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran dewan komisaris, proporsi
dewan komisaris independen, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, dan kepemilikan konsentrasi secara simultan tidak
mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba yang menjadi variabel
dependen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar 1.212 dengan nilai
probabilitas 0,339. Probabilitas 0,339 jauh lebih besar dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian tidak
berpengaruh secara simultan.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Hasilpengolahan data di atas memberikankesimpulansebagaiberikut:
1. Secarasimultan,

corporate

governance

proporsidewankomisarisindependen),
strukturkepemilikan

(kepemilikaninstitusional,

(ukurandewankomisaris,
ukuranperusahaan,
kepemilikanmanajerial,

kepemilikankonsentrasi)

tidak

memberpengaruhsignifikanterhadapdilakukannyapraktekmanajemenlabapad
aperusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI dalamtahunpenelitian.
2. Secaraparsial,
hasilpenelitianmenunjukkanbahwahanyaproporsidewankomisarisindepende
n

yang

mempunyaipengaruhterhadapdilakukannyapraktekmanajemenlabapadaperus
ahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI.
3. Secaraparsial,

hasilpenelitianmenunjukkanbahwaukurandewankomisaris,

ukuranperusahaan,

kepemilikaninstitusional,

kepemilikanmanajerial,

dankepemilikankonsentrasitidakmempunyaipengaruhterhadapdilakukannyap
raktekmanajemenlabapadaperusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI.
5.2 KeterbatasanPeneliti
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan yang perlu diperbaiki
maupun dikembangkan dalam penelitian-penelitian berikutnya.Keterbatasan
dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI sebagai sampel sehingga hasil penelitian tidak dapat mewakili kondisi
seluruh perusahaan.
2. Periode pengamatan yang singkat selama tiga tahun (2009-2011)
menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas,
3. Penelitian

ini

memiliki

keterbatasan

yaitu

variabel

independen

(ukurandewankomisaris,
komposisidewankomisarisindependen,ukuranperusahaan,
kepemilikanmanajerial, kepemilikan institutional, kepemilikankonsentrasi)
hanya dapat menjelaskan variabel dependen (manajemenlaba) sebesar
24.5% sedangkan sisanya diterangkan oleh faktor yang lain diluar
penelitian.
5.3 Saran
Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan
beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :
1. Peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel tidak hanya menggunakan
sampel perusahaan manufaktur tetapi dapat mencakup seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Peneliti selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan laporan tahunan
(annual report) saja dalam memperoleh data praktikmanajemenlaba yang
dilakukan perusahaan, tetapi dapat memperluas cakupan dengan melihat
dari laporan yang ada di website perusahaan, media cetak dan elektronik.

Universitas Sumatera Utara

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode pengamatan yang
lebih lama sehingga akan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk
memperoleh

kondisi

yang

sebenarnya

mengenaipengaruhmanajemenlabapada perusahaan manufaktur.
4. Menggunakanalatukurmanajemenlain

yang

ada,

lebihrelevanuntukmemprediksifaktor-faktor

yang
yang

mempengaruhidilakukannyatindakanmanajemenlaba.
5. NilaiAdjusted

R

Square

yang

relative

mengindikasikanbahwavariabel

kecilhanyasebesar

24.5%
yang

digunakandalampenelitianinihanyamempengaruhimanajemenlabasebesar
24.5% saja. Makauntukpenelitianselanjutnyaperlumenambahkan variable
lain yang tidakdigunakandalampenelitianini.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 67 129

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 34

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, ENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 14

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 0 39