T BIO 1402352 Chapter3

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk quasy experimental
design, karena banyak faktor dan subjek penelitian yang tidak dapat dikontrol atau
dikendalikan (Fraenkel & Wallen, 2009). Desain penelitian yang digunakan
adalah pretest posttest control group design. Dimana kedua kelas yang berbeda,
yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan pretest terlebih dahulu
untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik
sebelum menerima perlakuan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan posttest
untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran
metakognisi peserta didik setelah menerima perlakuan. Perlakuan yang diberikan
yaitu kelas kontrol menggunakan buku sekolah elektronik dan kelas eksperimen
menggunakan bahan ajar berbasis kontruktivis-metakognitif.

Tabel 3.1. Desain Penelitian
Pretest Posttest Control Groups Design
Kelompok
Kontrol
Eksperimen


Pretest
O
O

Perlakuan
X1
X2

Postest
O
O

(Fraenkel & Wallen, 2009)
Keterangan:
X1 : Kelas kontrol (menggunakan buku sekolah elektronik)
X2 : Kelas eksperimen (menggunakan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif)
O : Tes awal (pretest)
O : Tes akhir (posttest)


Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

28
Tabel 3.2. Analisis Perbandingan Buku Sekolah Elektronik dengan Bahan Ajar
Berbasis Konstruktivis Metakognitif
Aspek yang
dibandingkan

Badan tulisan

Kegiatan
belajar

Penilaian diri


Buku BSE

Berisi kumpulan
materi yang
mengarahkan
peserta didik
untuk menyerap
berbagai
informasi dengan
cara menghafal.

Terdapat kegiatan
belajar berupa
tugas individu dan
tugas kelompok
seperti
menggambar
bagian-bagian dan
menjelaskan
fungsi organ

reproduksi dan
mencari literatur
tentang
inseminasi dan
bayi tabung.

Tidak ada
penilaian diri.

Karakteristik
Bahan Ajar Berbasis
Konstruktivis-Metakognitif
Berisi materi dan kegiatan belajar
yang
dapat
memberikan
kesempatan peserta didik untuk
membangun pengetahuanya sendiri
melalui pengalaman belajar dan
memfasilitasi peserta didik untuk

memberdayakan pengetahuan dan
keterampilan
metakognisinya.
Selain itu terdapat info bio, web
bio, dan istilah sains yang dapat
memperkaya pengetahuan peserta
didik.
Terdapat kegiatan belajar seperti
pada bagian awal bahan ajar,
peserta
didik
berkesempatan
menuliskan
ketertarikannya
terhadap
materi
yang
akan
dipelajari dan hubungannya dengan
kehidupan sehari-hari, serta peserta

didik menuliskan pengetahuan yang
telah dimilikinya dengan menjawab
beberapa
pertanyaan
sebelum
mendapatkan materi baru. Selain
itu, peserta didik juga melakukan
strategi
metakognitif
dalam
kegiatan
belajarnya,
membuat
jurnal
belajar
untuk
dapat
menyadari dan mengontrol proses
berpikirnya melalui pertanyaanpertanyaan yang ada, membuat
rangkuman

secara
mandiri,
melakukan
kegiatan
diskusi,
melakukan kegiatan cipta ide untuk
berlatih membuat atau merancang
sesuatu
sehingga
bisa
merencanakan, memonitor, dan
mengevaluasi hasil belajarnya dan
berlatih mengerjakan soal-soal yang
dapat memberikan kesempatan
peserta didik untuk membangun
pengetahuanya sendiri melalui
pengalaman
belajar
dan
memfasilitasi peserta didik untuk

memberdayakan pengetahuan dan
keterampilan metakognisinya.
Ada kegiatan penilaian diri melalui
pertanyaan-pertanyaan dalam jurnal
belajar dan kegiatan cipta ide yang
dapat memberdayakan pengetahuan
dan
keterampilan
metakognisi
peserta didik. Peserta didik dapat
menyedari kekuatan dan kelemahan

Hasil Perbandingan

Hanya berisi kumpulan
materi yang cenderung
mengarahkan peserta didik
untuk menyerap berbagai
informasi
dengan

cara
menghafal sehingga peserta
didik
kurang
diberi
kesempatan
membangun
pengetahuanya
sendiri
melalui pengalaman belajar.

Belum
dapat
memberdayakan
kemandirian dan keaktifan
peserta
didik
karena
kurangnya kegiatan untuk
mendukung aktivitas atau

proses belajar peserta didik.
Kegiatan belajar hanya
berupa tugas individu dan
tugas kelompok seperti
menggambar bagian-bagian
dan menjelaskan fungsi
organ
reproduksi
dan
mencari literatur tentang
inseminasi dan bayi tabung
sehingga kegiatan belajar
yang dilakukan peserta
didik belum memfasilitasi
untuk
memberdayakan
pengetahuan
dan
keterampilan
metakognisinya.


Belum ada penilaian diri
sehingga peserta didik
belum dapat menyadari
kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya dalam
belajar.

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29
yang dimilikinya dalam belajar.
Aspek yang
dibandingkan

Latihan soal

Gambar

Karakteristik
Bahan Ajar Berbasis
Buku BSE
Konstruktivis-Metakognitif
Berisi latihan soal
dalam bentuk pilihan
Berisi latihan soal dalam bentuk
ganda dan esai. Soal
pilihan ganda dan esai. Soal
yang ditampilkan C1
yang ditampilkan C1 - C5.
dan C2. Latihan soal
Latihan soal digunakan peserta
digunakan
peserta
didik sebagai evaluasi hasil
didik sebagai evaluasi
belajar yang diperolehnya.
hasil belajar yang
diperolehnya.
Gambar tidak
Gambar
dibuat
berwarna
berwarna dan tidak
sehingga menarik dan jelas.
jelas.

Hasil Perbandingan

Latihan soal yang ada
kurang
memberdayakan
kemampuan berpikir peserta
didik.

Gambar belum menarik
karena tidak berwarna dan
tidak jelas.

B. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas, yaitu bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik.
2. Variabel terikat, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan metakognisi
peserta didik dan kesadaran metakognisi peserta didik dengan menggunakan
bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif.

C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta didik SMA Negeri 1 Bojonegara, Kabupaten Serang kelas
XI IPA tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari empat kelas yang sedang
menempuh mata pelajaran biologi materi sistem reproduksi manusia.

2. Sampel
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan sebanyak dua kelas yaitu XI IPA 1 (kelas kontrol) sebanyak 25
peserta didik dan kelas XI IPA 2 (kelas eksperimen) sebanyak 26 peserta
didik yang diambil dari populasi dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Peneliti ingin melihat efektivitas penggunaan bahan ajar yang
digunakan dalam penelitian dengan sampel yang diajar oleh guru yang
sama, sehingga peningkatan pengetahuan dan keterampilan metakognisi
peserta didik dapat dilihat dari efektivitas penggunaan bahan ajar bukan
dari pengaruh guru dalam proses pembelajaran.

D. Definisi Operasional
Untuk menghindari berbagai penafsiran ganda, maka diberikan definisi
operasional beberapa istilah terkait tentang penelitian ini. Berikut definisi
operasionalnya:
1. Bahan ajar berbasis konstruktivis-metakogitif merupakan buku. Bahan ajar
dibuat

berdasarkan

karakteristik

konstruktivis-metakogitif.

Karakter

konstruktivis menuntut peserta didik mengkonstruksi sendiri konsep melalui
jalur asimilasi dan akomodasi. Peserta didik dapat memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman belajar yang mereka lakukan,
sehingga konsep maupun prinsip biologi menjadi bermakna melalui proses
metakognitif. Karakter metakognitif melatihkan kemandirian belajar peserta
didik, sehingga peserta didik dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang
dimilikinya. Bahan ajar tidak hanya berisi mengenai konsep tetapi terdapat
aktivitas belajar (strategi metakognitif, jurnal belajar, merangkum, kegiatan
diskusi, kegiatan cipta ide, dan latihan soal-soal) didalamnya yang berpotensi
memberdayakan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran metakognisi
peserta didik.
2. Metakognisi merupakan pengetahuan, kesadaran dan kontrol seseorang
terhadap proses dan hasil berpikirnya dalam melakukan suatu tindakan.
Metakognisi

mencakup

pengetahuan

dan

keterampilan

metakognisi.

Pengetahuan dan keterampilan metakognisi diukur dengan tes uraian terkait
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31
konsep sistem reproduksi manusia dan mengacu pada indikator masingmasing komponen yang dinilai dalam bentuk skor. Kesadaran metakognisi
diukur dengan kuesioner Metacognitive Awareness Inventory yang mengacu
pada indikator masing-masing komponen. Penafsiran nilai masing-masing
komponen dilihat dari nilai inventori yang diperoleh.
3. Pengetahuan metakognisi merupakan kesadaran berpikir seseorang tentang
proses berpikirnya sendiri yang berkaitan dengan pengetahuan strategi,
pengetahuan tugas kognitif, dan pengetahuan diri dalam memecahkan
masalah.
4. Keterampilan metakognisi merupakan ketrampilan berpikir seseorang untuk
menyadari proses berpikirnya sendiri yang berkaitan dengan perencanaan,
monitoring dan evaluasi dalam memecahkan masalah.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Tes Pengetahuan dan Keterampilan Metakognisi
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengetahuan dan
keterampilan metakognisi peserta didik terkait konsep sistem reproduksi manusia.
Pengetahuan dan keterampilan metakognisi diukur dengan menggunakan tes
uraian. Tes ini diujikan pada saat pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk
mengetahui pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik sebelum
diberi perlakuan dengan penggunaan bahan ajar berbasis konstruktivismetakognitif. Sedangkan posttest diujikan untuk mengetahui pengetahuan dan
keterampilan metakognisi peserta didik setelah diberi perlakuan. Untuk
mengusahakan agar pebandingan hasil tes dapat diandalkan, maka pretest dan
posttest dilakukan dengan menggunakan perangkat tes yang sama. Tes ini
dikembangkan berdasarkan indikator pengetahuan dan keterampilan metakognisi
yang diadaptasi dari Anderson dan Krathwohl (2001); Schraw dan Dennison
(1994). Kisi-kisi instrumen tes uraian pengetahuan dan keterampilan metakognisi
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1, hlm. 116 dan instrumen tes uraian
pengetahuan dan keterampilan metakognisi dapat dilihat pada Lampiran 2, hlm.
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32
119. Adapun kisi-kisi tes uraian pengetahuan dan keterampilan metakognisi
sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Uraian Pengetahuan dan Keterampilan Metakognisi
No

Kemampuan
Metakognisi

1.

Pengetahuan
Metakognisi

Sub Komponen
Kemampuan
Metakognisi
Pengetahuan strategi

Pengetahuan tugas
kognitif
Pengetahuan diri
2

Keterampilan
Metakognisi

Merencanaan
Monitoring
Evaluasi

Indikator Sub Komponen
Kemampuan Metakognisi

Nomor
Soal

Memahami dan membaca soal yang
diberikan, dan memilih ide pokok
seperti hal yang diketahui
Pengungkapan
alasan
dalam
menyelesaikan masalah
Keyakinan diri tentang tidak adanya
kesalahan dalam pemahaman
Merencanakan apa yang ingin
dilakukan
Pengungkapan kesadaran saat tahu
dan tidak tahu sesuatu
Menilai hasil pengetahuan yang
diperoleh

1

2
3
4
5
6

Rubrik penskoran dapat dilihat pada Lampiran 3, hlm. 122. Rambu-rambu
jawaban yang digunakan dalam penskoran merupakan analisis jawaban hasil uji
coba instrumen. Adapun kriteria penskoran tes uraian yang digunakan peneliti
ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4. Kriteria Penskoran Tes Uraian Metakognisi
Skor
4

3

2

1
0















Kriteria
Jawaban metakognisi yang dipaparkan logis
Jawaban konsep sesuai dengan pertanyaan dan lengkap
Bahasa runtut
Jawaban metakognisi yang dipaparkan logis
Jawaban kosep sesuai dengan pertanyaan tetapi kurang lengkap
Bahasa runtut
Jawaban metakognisi yang dipaparkan kurang logis
Jawaban konsep sesuai dengan pertanyaan tetapi hubungannya
tidak jelas
Bahasa tidak runtut
Jawaban metakognisi yang dipaparkan kurang logis
Jawaban konsep hampir tidak sesuai dengan pertanyaan
Bahasa tidak runtut
Tidak ada jawaban

(dikembangkan dari Diella, 2014)

2. Kuesioner Metacognitive Awareness Inventory (MCAI)
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33
Metacognitive Awareness Inventory (MCAI) merupakan instrumen yang
diadaptasi oleh Cooper & Urena (2009) untuk mendukung pengetahuan dan
keterampilan metakognisi peserta didik dalam bentuk kuesioner. MCAI ini dibuat
untuk mengukur kesadaran metakognitif, yaitu kelemahan dan kekuatan
pengetahuan metakognitif (pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural dan
pengetahuan

kondisional)

dan

keterampilan

metakognitif

(keterampilan

merencanakan, keterampilan monitoring, dan keterampilan evaluasi). Kuesioner
MCAI diujikan pada saat pretest dan posttest. Untuk mengusahakan agar
pebandingan hasil kuesioner dapat diandalkan, maka pretest dan posttest
menggunakan perangkat kuesioner yang sama. Kisi-kisi instrumen MCAI secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4, hlm. 125 dan instrumen MCAI dapat
dilihat pada Lampiran 5, hlm. 126. Adapun kisi-kisi MCAI sebagai berikut:
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Metacognitive Awareness Inventory (MCAI)
Pengetahuan
Metakognisi

Pengetahuan
Deklaratif

Pengetahuan
Prosedural

Pengetahuan
Kondisional

Keterampilan
Metakognisi
Perencanaan

Indikator
a. Pengetahuan faktual siswa yang diperlukan
sebelum dapat memproses atau
menggunakan pemikiran kritis berkaitan
dengan topic
b. Mengetahui pengetahuan tentang
keterampilan sumber daya intelektual dan
kemampuan sebagai seorang pembelajar
c. Siswa dapat memperoleh pengetahuan
melalui presentasi, demonstrasi, dan diskusi
a. Penerapan pengetahuan dengan tujuan
menyelesaikan prosedur atau proses
b. Pengetahuan tentang bagaimana
menerapkan prosedur pembelajaran
(misalnya strategi)
c. Siswa membutuhkan proses serta
mengetahui kapan harus menerapkan
proses dalam berbagai situasi
d. Siswa dapat memperoleh pengetahuan
melalui penemuan dan pemecahan masalah
a. Penentuan keadaan dalam proses yang
spesifik atau mentransferkan keterampilan
b. Penerapan pengetahuan deklaratif dan
prosedural pada kondisi tertentu
c. Siswa dapat memperoleh pengetahuan
melalui simulasi

Indikator
Perencanaan, penetapan tujuan, dan

Nomor
Soal

Bentuk
Pertanyaan

1

Positif

2, 3, 6

Positif

4, 5

Positif

7

Positif

8

Positif

9

Positif

10

Positif

11, 12

Positif

13

Positif

14

Positif

Nomor Soal
15, 16, 17, 18,

Bentuk
Pertanyaan
Positif

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

Monitoring
Evaluasi

mengalokasikan sumber daya sebelum
belajar
Penilaian pembelajaran atau
penggunaan strategi
Analisis kinerja dan efektivitas strategi
setelah belajar

19, 20
21, 22, 24, 25,
26, 30

Positif

23, 27, 28, 29

Positif

Penafsiran nilai inventori kesadaran metakognitif yang digunakan peneliti
ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.6. Penafsiran Nilai Inventori Kesadaran Metakognitif
Interval

Keputusan

0-25

Belum
berkembang

26-50

Mulai
berkembang

51-75

Sudah
berkembang

76-100

Berkembang
sangat baik

Penafsiran
Belum mampu memisahkan apa yang dipikirkan, bagaimana
cara dalam berpikir, dan belum mempunyai perencanaan yang
baik dalam belajar.
Sudah mampu bagaimana cara melakukan sesuatu, dapat
dimotivasi dengan memberikan dukungan terhadap cara
berpikirnya.
Mampu memahami cara berpikirnya, sadar sebagai pemikir
dan dapat membedakan elaborasi input dan output dari proses
berpikir dan mampu belajar mandiri.
Menggunakan kemampuan metakognisi secara teratur untuk
mengatur proses berpikir belajarnya secara mandiri. Dapat
merefleksikan proses berpikirnya, serta mampu menilai diri
dalam belajar.

Green, 2008 (dalam Rahmi, 2015)

3. Bahan Ajar Berbasis Konstruktivis-Metakognitif
Bahan ajar yang menarik dan berpotensi memberdayakan pengetahuan dan
keterampilan metakognisi adalah bahan ajar yang berbasis aktivitas, salah satunya
adalah bahan ajar yang berorientasi pada pembelajaran konstruktivis-metakogitif.
Bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif mempunyai dua karakter, yaitu
karakter konstruktivis dan karakter metakognitif. Karakter konstruktivis menuntut
peserta didik mengkonstruksi sendiri konsep melalui jalur asimilasi dan
akomodasi. Peserta didik dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman belajar yang mereka lakukan. Belajar merupakan proses
pengkonstruksian suatu pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang telah
dimiliki, sehingga konsep maupun prinsip biologi menjadi bermakna melalui
proses metakognitif. Peserta didik bertanggung jawab terhadap proses belajarnya.
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35
Karakter metakognitif dapat melatih kemandirian belajar peserta didik. Peserta
didik

dapat

memiliki

kesadaran

dengan

menetapkan

tujuan

belajar,

mempertimbangkan sumber belajar yang akan digunakan dan dapat diakses.
Peserta didik merencanakan belajarnya dengan memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas belajar, merencanakan waktu belajar
dalam bentuk jadwal, menentukan skala prioritas dalam belajar, dan
mengorganisasikan materi pelajaran. Peserta didik juga dapat memonitor dan
merefleksikan belajarnya dengan melakukan refleksi terhadap proses belajar dan
memantau proses belajar melalui pertanyaan.
Metakognisi

meliputi

pengetahuan

dan

keterampilan

metakognisi.

Pengetahuan metakognisi (pengetahuan strategi, pengetahuan tugas kognitif,
pengetahuan diri) dan keterampilan metakognisi (keterampilan perencanaan,
keterampilan monitoring, keterampilan evaluasi). Metakognisi terdiri dari enam
aspek yaitu pengetahuan strategi, pengetahuan tugas kognitif, pengetahuan diri,
keterampilan perencanaan, keterampilan monitoring, dan keterampilan evaluasi.
Bahan ajar berupa buku peserta didik yang dikembangkan merujuk pada buku
acuan standar “Biology Concepts and Connections” (Campbell, et al., 2008).
Bahan

ajar

mengkonstruksi

berbasis

konstruktivis-metakognitif

pengetahuan

peserta

didik

dan

memiliki
dapat

fitur

dalam

memberdayakan

pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Pada bagian awal bahan
ajar, peserta didik berkesempatan menuliskan ketertarikannya terhadap materi
yang akan dipelajari dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, serta peserta
didik menuliskan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan menjawab beberapa
pertanyaan sebelum mendapatkan materi baru. Selain itu, peserta didik juga
melakukan strategi metakognitif dalam kegiatan belajarnya, membuat jurnal
belajar untuk dapat menyadari dan mengontrol proses berpikirnya, membuat
rangkuman secara mandiri, melakukan kegiatan cipta ide untuk berlatih membuat
atau merancang sesuatu dan berlatih mengerjakan soal-soal. Dalam bahan ajar
juga terdapat info bio, web bio, dan istilah sains. Tujuannya adalah untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik, agar mereka dapat selalu mengikuti
perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi khususnya bidang biologi. Pada
Gambar 3.1. disajikan fitur bahan ajar berbasis konstruktivis-metkognitif.
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36
Bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif ini memiliki perbedaan dengan
buku sekolah elektronik yang hanya berisi kumpulan materi yang cenderung
mengarahkan peserta didik untuk menyerap berbagai informasi dengan cara
menghafal sehingga peserta didik kurang diberi kesempatan membangun
pengetahuanya

sendiri

melalui

pengalaman

belajarnya,

belum

dapat

memberdayakan kemandirian dan keaktifan peserta didik karena kurangnya
kegiatan untuk mendukung aktivitas atau proses belajar peserta didik, kegiatan
belajar hanya berupa kegiatan individu dan kegiatan kelompok sehingga kegiatan
belajar yang dilakukan peserta didik belum memfasilitasi untuk memberdayakan
pengetahuan dan keterampilan metakognisinya, belum ada penilaian diri sehingga
peserta didik tidak difasilitasi untuk menyadari kelebihan dan kelemahan yang
dimilikinya dalam belajar, latihan soal-soal yang ada kurang memberdayakan
kemampuan berpikir peserta didik, selain itu gambar tidak berwarna serta tidak
jelas.
1.

Aktivasi Skemata Awal
Digunakan untuk mengetahui ketertarikan peserta didik terhadap materi
yang akan dipelajari. Kegiatan ini dapat membuat peserta didik
mengkonstruk sendiri pengetahuan yang dimilikinya sebelum kegiatan
belajar. Mereka juga dapat menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya
dengan kehidupan sehari-hari. Aktivasi skemata awal terdapat pada halaman
depan bahan ajar sebelum memasuki materi.

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

2.

Strategi Metakognitif
Digunakan untuk memberdayakan metakognisi peserta didik yaitu dengan
melakukan strategi untuk menyadari dan mengontrol proses berpikirnya
yang dilakukan pada setiap topik yang dipelajari. Dengan cara menggaris
bawahi dan menyeleksi ide utama dari buku dan membuat peta konsep.

3.

Cek Kemampuan
Digunakan sebagai dasar bagi guru untuk dapat mengembangkan
pengetahuan peserta didik. Peserta didik dapat menghubungkan pengetahuan
awal yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru yang didapatkan,
sehingga peserta didik dapat mengkonstruksi suatu pengetahuan berdasarkan
pengetahuan yang telah dimilikinya.

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

4.

Jurnal Belajar
Digunakan untuk memperkuat kemampuan reflektif yang dimiliki oleh
peserta didik. Jurnal belajar ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan
mengajak peserta didik untuk berlatih mengontrol dan menyadari proses
berpikirnya. Jurnal belajar terdapat pada setiap akhir topik yang dipelajari
sehingga peserta didik dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang
dimilikinya dalam belajar.

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

5. Kegiatan Cipta Ide
Kegiatan cipta ide ini akan mengajak peserta didik untuk berlatih membuat
atau merancang sesuatu untuk merencanakan, memantau dan mengevaluasi
tujuan pembelajarannya. Kegiatan cipta ide menekankan pada aktivasi
skemata awal yang telah dimiliki peserta didik kemudian dikaitkan dengan
sebuah fenomena yang menimbulkan konflik kogntif, sehingga peserta didik
membuat

pertimbangan

untuk

melakukan

perencanaan

terhadap

pembentukan konsepnya. Setelah melakukan perencanaan, peserta didik
melakukan pembentukan konsep. Hal ini akan menimbulkan pengalaman
yang bermakna bagi peserta didik dalam kegiatan belajar dan menghasilkan
pengetahuan baru.

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

6. Kegiatan Diskusi
Kegiatan diskusi dapat membuat peserta didik mengkonstruk sendiri
pengetahuannya. Peserta didik dapat saling berdialog, saling bertukar
pikiran, sehingga dalam prosesnya peserta didik akan menemukan sendiri
konsepnya. Belajar merupakan proses mengubah pengetahuan awal
pembelajar sehingga sesuai dengan konsep yang diyakini “benar”.

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

7.

Kolom Rangkuman dan Latihan Soal
Kolom rangkuman yang dibuat kosong dapat melatih peserta didik untuk
memahami konsep yang telah dimilikinya dengan menggunakan bahasa dan
kata-kata peserta didik sendiri. Latihan soal digunakan untuk mengevaluasi
hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Kolom rangkuman dan
latihan soal terdapat pada setiap akhir topik yang dipelajari.

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43
8.

Info Biologi
Info Biologi ini dapat digunakan oleh peserta didik untuk memberikan
tambahan pengetahuan kepada peserta didik mengenai peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada sistem reproduksi manusia, sehingga peserta didik tidak
hanya belajar melalui kumpulan materi yang terdapat dalam bahan ajar.

9.

Web Biologi
Web biologi ini berisi situs internet yang dapat dimanfaatkan peserta didik
untuk mendapatkan informasi yang lebih luas. Peserta didik dapat mencari
tahu mengenai siklus menstruasi melalui link yang telah disediakan,
sehingga dapat menambah wawasan mereka mengenai siklus menstruasi
yang dialami oleh wanita usia produktif.

10. Istilah Sains/Glosarium
Digunakan untuk memberikan penjelasan istilah-istilah biologi yang
penting. Peserta didik dapat dengan mudah memahami istilah biologi yang
terdapat dalam organ reproduksi manusia misalnya. Glosarium terdapat
dalam setiap topik pembelajaran.

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

Gambar 3.1. Fitur Bahan Ajar Berbasis Konstruktivis Metakognitif

F. Analisis Uji Coba Instrumen
Suatu tes mempunyai ciri yang baik apabila alat pengukur tersebut memenuhi
persyaratan tes, yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda
(Arikunto, 2007). Instrumen yang digunakan untuk mengambil data pada subjek
penelitian, dilakukan analisis butir soal dengan tujuan untuk mengetahui
kelayakan instrumen tersebut untuk digunakan pada penelitian. Analisis butir soal
dilakukan dengan bantuan program Anates Versi 4.0™ (untuk tes uraian
pengetahuan dan keterampilan metakognisi) dan program software SPSS™ 20.0.
untuk kuesioner kesadaran metakognisi) kemudian diinterpretasikan. Adapun
hasil uji coba dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil Uji Coba Tes Uraian Pengetahuan dan Keterampilan Metakognisi
Instrumen tes uraian pengetahuan dan keterampilan metakognisi disusun
berdasarkan indikator komponen pengetahuan dan keterampilan metakognisi
terkait konsep sistem reproduksi manusia. Rambu-rambu jawaban yang
digunakan dalam penskoran merupakan analisis jawaban yang didapatkan dari
hasil uji coba instrumen. Dari 6 soal yang diuji coba semua soal dapat
digunakan. Diperoleh hasil analisis uji coba instrumen tes uraian pengetahuan
dan keterampilan metakognisi peserta didik sebagai berikut:

Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45
Tes Uraian Pengetahuan dan Keterampilan Metakognisi
No
Butir
Asli
1
2
3
4
5
6

DP(%)

T.
Kesukaran

Korelasi

Sign. Korelasi

25.00
29.17
66.67
29.17
16.67
33.33

Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang

0.441
0.471
0.826
0.754
0.494
0.409

Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Signifikan

Reliabilitas

Ket.

0,69

Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai

(Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6, hlm. 128)

2. Hasil Uji Coba Kuesioner MCAI (Metacognitive Awareness Inventory)
Instrumen kuesioner diadaptasi dari Cooper & Urena (2009). MCAI
(Metacognitive Awareness Inventory) terdiri dari 33 soal yang diuji coba dan
hanya 30 soal yang dapat digunakan sebagai instrumen kuesioner dalam
penelitian. Diperoleh hasil analisis uji coba instrumen kuesioner kesadaran
metakognisi peserta didik sebagai berikut:

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen
Kuesioner Kesadaran Metakognisi
Skor
Total

Kategori

Reliabilitas

Kategori

Ket.

No Item
Digunakan

Item 1 Pearson Correlation

.545**

Valid

Digunakan

1

Item 2 Pearson Correlation

.617**

Valid

Digunakan

2

Item 3 Pearson Correlation

.715**

Valid

Digunakan

3

Item 4 Pearson Correlation

.765**

Valid

Digunakan

4

Item 5 Pearson Correlation

.617**

Valid

Digunakan

5

Item 6 Pearson Correlation

.422*

Valid

Digunakan

6

Item 7 Pearson Correlation

.677**

Valid

Digunakan

7

Digunakan

8

Digunakan

9

Digunakan

10

Tidak digunakan

-

Item 8 Pearson Correlation

.474*

Valid

Item 9 Pearson Correlation

.677**

Valid

Item 10 Pearson Correlation

.765**

Valid
Tidak

Sangat
0,932

tinggi/
Reliabel

Item 11 Pearson Correlation

.306

Item 12 Pearson Correlation

.617**

Valid

Digunakan

11

Item 13 Pearson Correlation

.474*

Valid

Digunakan

12

Item 14 Pearson Correlation

.449*

Valid

Digunakan

13

Item 15 Pearson Correlation

.435*

Valid

Digunakan

14

Valid

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46
Tidak

Item 16 Pearson Correlation

.351

Digunakan

15

Item 17 Pearson Correlation

.765**

Item 18 Pearson Correlation

.677**

Valid

Digunakan

16

Valid

Digunakan

17

Item 19 Pearson Correlation

.133

Tidak digunakan

-

Item 20 Pearson Correlation

.545**

Valid

Digunakan

18

Item 21 Pearson Correlation

.715**

Valid

Digunakan

19

Item 22 Pearson Correlation

.617**

Valid

Digunakan

20

Item 23 Pearson Correlation

.715**

Valid

Digunakan

21

Item 24 Pearson Correlation

.629**

Valid

Digunakan

22

Item 25 Pearson Correlation

.500*

Valid

Digunakan

23

Item 26 Pearson Correlation

.581*

Valid

Digunakan

24

Item 27 Pearson Correlation

.500*

Valid

Digunakan

25

Item 28 Pearson Correlation

.715**

Valid

Digunakan

26

Item 29 Pearson Correlation

.765**

Valid

Digunakan

27

Item 30 Pearson Correlation

.617**

Valid

Digunakan

28

Item 31 Pearson Correlation

.545*

Valid

Digunakan

29

Item 32 Pearson Correlation

.500*

Valid

Digunakan

30

Tidak digunakan

-

Item 33 Pearson Correlation

Valid

Tidak
Valid

-.003**

Tidak
Valid

(Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7, hlm. 129)

3. Hasil Uji Coba Keterbacaan Bahan Ajar Berbasis Konstruktivis-Metakognitif
Instrumen

penilaian

kualitas

bahan

ajar

berbasis

konstruktivis-

metakognitif untuk siswa diadaptasi dari Achyani (2010). Dari 15 pertanyaan
yang diajukan kepada 26 orang siswa dalam bentuk angket. Meliputi 5
pertanyaan aspek materi, 7 pertanyaan aspek penyajian, dan 3 pertanyaan
aspek bahasa/ketrbacaan. Instrumen penilaian kualitas bahan ajar oleh peserta
didik secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8, hlm. 132. Diperoleh ratarata hasil tiap aspek yaitu sebagi berikut:
Tabel 3.9. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Keterbacaan Bahan Ajar Berbasis
Konstruktivis-Metakognitif Siswa SMA
Aspek
Penilaian

No Butir
Penilaian

Persentase Skor
Ideal Per Butir

Aspek Materi

1
2
3

68 %
78 %
85 %

Keterangan
Penilaian
Per Butir
Baik
Baik
Sangat baik

Presentase
Skor Ideal
Per Aspek

Keterangan
Penilaian
Per Aspek

73%

Baik

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

Aspek
Penyajian

Aspek Bahasa
Jumlah

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

66 %
67 %
76 %
80 %
74 %
72 %
73 %
76 %
80 %
64 %
63 %
73 %

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

15

73 %

Baik

76%

Baik

46%

Cukup baik

69%

Baik

(Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hlm. 134)
Instrumen penilaian kualitas bahan ajar berbasis konstruktivismetakognitif untuk siswa diadaptasi dari komponen penilaian aspek kelayakan
isi dan penyajian bahan ajar oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dari 51 pertanyaan diajukan kepada 2 orang guru biologi dalam bentuk
angket. Meliputi 17 pertanyaan kelayakan isi, 12 aspek kelayakan penyajian,
13 pertanyaan kelayakan bahasa, dan 9 pertanyaan kelayakan kontekstual.
Instrumen penilaian kualitas bahan ajar oleh guru secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 10, hlm. 137. Diperoleh rata-rata hasil tiap aspek sebagai
berikut:

Tabel 3.10. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Keterbacaan Bahan Ajar Berbasis
Konstruktivis-Metakognitif Guru Biologi SMA
Aspek
Penilaian

No Butir
Penilaian

Persentase Skor
Ideal Per Butir

Keterangan
Penilaian
Per Butir
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Presentase
Skor Ideal
Per Aspek

Keterangan
Penilaian
Per Aspek

1
75 %
2
75 %
3
75 %
4
62,5 %
5
75 %
6
75 %
7
50 %
8
75 %
Aspek
9
62,5 %
71%
Baik
Kelayakan Isi
10
75 %
11
75 %
12
75 %
13
62,5 %
14
75 %
15
75 %
16
75 %
17
75 %
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

Aspek
Kelayakan
Bahasa

Aspek
Kelayakan
Penyajian

Aspek
Penilaian
Kontekstual

Jumlah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
2
3
4
5
6
7
8
9

75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
75 %
62,5 %
75 %
75 %
62,5 %
75 %
75 %

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

10

62,5 %

Baik

11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9

75 %
75 %
62,5 %
75 %
75 %
75 %
62,5 %
75 %
75 %
75 %
75 %

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

51

73 %

Baik

75%

Baik

72%

Baik

72%

Baik

73 %

Baik

(Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11, hlm. 140)
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memeroleh data dalam penelitian ini dilakukan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Kajian pustaka, yaitu berupa pengumpulan materi-materi atau teori-teori yang
relevan dengan masalah yang diteliti. Hasil kajian pustaka dijadikan sebagai
landasan atau acuan dalam melakukan penelitian.
2. Menetapkan objek yang diteliti.
3. Pembuatan

instrumen

penelitian

yaitu

tes

uraian

pengetahuan

dan

keterampilan metakognisi peserta didik dan kuesioner MCAI (Metacognitive
Awareness Inventory).
4. Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49
5. Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen berupa
penggunaan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan metakognisi
peserta didik. Sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan penggunaan
buku yang digunakan di sekolah.
6. Memberikan posttest kapada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
mendapatkan perlakuan. Hai ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dan
keterampilan serta kesadaran metakognisi peserta didik setelah diberi
perlakuan.
7. Membandingkan dua nilai rata-rata (pretest dan posttest kelas eksperimen
dengan kelas kontrol) dengan menggunakan uji independent sample t-test
SPSS versi 20.0 for windows.
8. Menguji efektivitas bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik
dengan menggunakan uji effect size.

H. Teknik Analisis Data
1. Data Pengetahuan dan Keterampilan dan Kesadaran Metakognisi
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data mentah yang belum
memiliki makna. Berikut adalah langkah-langkah analisis data untuk tes
pengetahuan dan keterampilan metakognisi dan kuesioner kesadaran metakognisi
peserta didik. Analisi data yang diuji secara statistika dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut:
a. Menskor tiap lembar jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban.
b. Menghitung nilai pretest dan posttest yang diperoleh peserta didik pada
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen sesuai dengan rubrik
penilaian. Sebelum melakukan analisis dan pengolahan data, nilai yang
diperoleh dari pertanyaan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran
metakognisi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Nilai =



��

(Arikunto, 2007)

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

c. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menguji N-gain hasil pretest dan
posttest masing-masing kelompok (kontrol dan eksperimen). Rekapitulasi Ngain pengetahuan dan keterampilan metakognisi secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 12, hlm. 143 dan rekapitulasi N-gain kesadaran metakognisi
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13, hlm. 146. Rumus N-gain
sebagai berikut:
�−� �

=

� �
� �

� − � � ��

− � � ��
(Arikunto, 2007)

Tabel 3.11. Kategori Indeks Gain
Keterangan
G > 0,7
0,3 < G ≤0,7
G ≤ 0,3

Arti
Tinggi
Sedang
Rendah

Analisis dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program/software analisis statistik SPSS™ 20.0. Taraf
kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95%.
d. Dengan menggunakan software SPSS™ 20.0. dilakukan uji prasyarat terlebih
dahulu. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah
dilakukan uji prasyarat, dilanjutkan dengan uji hipotesis atau uji perbedaan
rata-rata.
1) Uji Normalitas
Uji Kolmogorov-Smirnov dengan keterangan adalah sama dengan Uji
Liliefors, uji normalitas yang sangat direkomendasikan untuk jumlah sampel
kecil (n < 50). Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria
pengujiannya adalah “jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka data berdistribusi
normal”. Jika kedua data kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan
pengujian homogenitas data dengan menggunakan uji Levene’s pada SPSS 20.
2) Uji homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari beberapa
populasi sama atau tidak. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51
kriteria pengujiannya adalah “jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka varian data
berdistribusi homogen”
3) Uji Perbedaan Rata-rata
Untuk menguji kesamaan dua rata-rata pretest atau dua rata-rata posttest,
ada tiga alternatif yang bisa dilakukan, antara lain:
a) Jika data dari kedua kelas tersebut normal dan homogen, maka digunakan
uji independent sample t-test, dengan langkah-langkah dan kriteria sebagai
berikut:
(1) Merumuskan hipotesis pengujian kesamaan nilai rata-rata pretest atau
nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, sebagai
berikut:
H0 : Tidak berbeda signifikan antara pengetahuan dan keterampilan
metakognisi antara peserta didik

kelas kontrol dengan kelas

eksperimen.
H1 : Berbeda signifikan antara pengetahuan dan keterampilan
metakognisi antara peserta didik kelas kontrol dengan kelas
eksperimen.
(2) Menghitung uji kesamaan dua rata-rata data pretest atau dua rata-rata
data posttest dengan menggunakan uji independent sample t-test pada
SPSS 20.
(3) Melihat nilai signifikansi pada uji independent sample t-test, dengan
menggunakan taraf signifikansi 5 % (α= 0,05), kriteria pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima.
Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak.
b) Jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka masih
digunakan uji independent sample t-test, akan tetapi untuk membaca hasil
dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Not Asumed
(diasumsikan varians tidak sama), dengan langkah-langkah dan kriteria
pengujiannya sama seperti pada bagian a).
c) Jika salah satu atau kedua data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
berdistribusi normal, maka tidak diuji homogenitasnya, tetapi digunakan
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52
uji statistik non-parametrik dengan uji Mann-Whitney pada SPSS 20,
dengan langkah-langkah dan kriteria pengujiannya sama seperti pada
bagian a).

2. Analisis Efektivitas Bahan ajar berbasis Konstruktivis-Metakognitif
Ketika menolak hipotesis nol (H0) terkait dengan adanya perbedaan antara
rata-rata kelompok sampel, kita dapat menyimpulkan bahwa kita benar-benar
memperoleh perbedaan yang sesungguhnya. Namun, untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh tersebut, dapat dilakukan dengan menghitung effect size (Dunst, et
al., 2014). Effect size merupakan suatu ukuran dari besar kekuatan hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat, dengan demikian kita dapat mengetahui
dari intervensi berupa perlakuan dalam penelitian terhadap variabel terikat dalam
penelitian tersebut. Rumus effect size sebagai berikut:
d=

(ME – Mc)
(SDE2 . NE - 1) + (SDc 2. Nc – 1)
NE + Nc - 2

Keterangan:
d
= effect Size
ME
= skor rata-rata pada kelas eksperimen
Mc
= skor rata-rata pada kelas kontrol
SDE
= standar deviasi pada kelas eksperimen
SDC
= standar deviasi pada kelas kontrol
NE
= jumlah sampel pada kelas eksperimen
NC
= jumlah sampel pada kelas eksperimen

Hasil analisis efektivitas pengguanaan bahan ajar berbasis konstruktivismetakognitif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran
metakognisi peserta didik secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 14, hlm.
151. Untuk menginterpretasikan tingkat pengaruh berdasarkan hasil perhitungan
effect size dapat digunakan kategori sebagai berikut:
Tabel 3.12. Katergori Effect Size
Nilai

Arti

d ≥ 0,80

berpengaruh besar

Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53
0,20 ≤ d < 0,80

berpengaruh sedang

d < 0,20

berpengaruh kecil

(Dunst, et al., 2014)

3. Pengolahan Angket Bahan Ajar Berbasis Konstruktivis-Metakognitif
Adapun hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi, guru biologi, dan siswa
didasarkan pada kategori tingkat kelayakan bahan ajar yang dikembangkan oleh
Achyani (2010), dengan ketentuan:
a. Penilaian dalam bentuk skor kualitatif yang terbagi dalam empat tingkatan,
yaitu: sangat baik (SB), baik (B), Kurang (K), dan sangat kurang (SK).
b. Bila skor dikonversi menggunakan angka maka SB=4, B=3, K=2, dan SK=1.
c. Perolehan skor dihitung dengan rumus:

=

� �� � �


��





d. Hasil perhitungan berupa presentase kemudian dikelompokkan berdasarkan
kriteria interpretasi skor tingkat kelayakan bahan ajar sebagai berikut:
0%-20% = Tidak baik
21%-40% = Kurang baik
41%-60% = Cukup baik
61%-80% = Baik
81%-100% = Sangat baik

I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, memiliki beberapa
tahapan. Tahapan tersebut meliputi:
1. Tahap persiapan
a. Melakukan kajian pustaka dan merumuskan masalah penelitian.
b. Penyusunan proposal penelitian diikuti dengan seminar proposal
penelitian.
c. Melakukan revisi proposal penelitian dengan dosen pembimbing.
d. Menyusun bahan ajar, instrumen tes uraian pengetahuan dan keterampilan
metakognisi dan kuesioner kesadaran metakognisi, sebagai berikut:
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54
1) Penyusunan Bahan Ajar
a) Pengembangan bahan ajar tahap awal dilakukan dengan berpedoman
pada perencanaan tujuan, pokok bahasan, pembelajaran konsruktivismetakognitif, format dan visualisasi isi bahan ajar, dan prosedur terkait
pengembangan bahan ajar.
b) Produk

awal

bahan

ajar

berbasis

konstruktivis-metakognitif

dikembangkan berdasarkan identifikasi kompetensi dasar yang
menjadi tuntutan dalam pembelajaran materi sistem reproduksi
manusia yang diturunkan dari kurikulum.
c) Kemudian mengidentifikasi materi pelajaran sistem reproduksi
manusia dari berbagai sumber belajar.
d) Pengembangan bahan ajar berdasarkan pada sumber belajar yaitu dari
Biologi Campbell materi sistem reproduksi manusia yang disusun
berdasarkan tuntutan dari kompetensi dasar dalam pembelajaran yang
diturunkan dari kurikulum dan dikembangkan dalam bentuk proposisi
tulisan yang mengandung kalimat penting dan bermakna.
e) Setelah membuat proposisi, kemudian menyusun proposisi tersebut
dalam struktur materi berdasarkan pada sumber belajar yaitu dari
Biologi Campbell materi sistem reproduksi manusia yang berupa
wacana tertulis dan dikembangkan dari kompetensi dasar yang menjadi
tuntutan dalam pembelajaran yang diturunkan dari kurikulum.
Selanjutnya, membuat instrumen berupa soal uraian untuk mengetahui
konsepsi awal peserta didik yang berasal dari struktur materi tersebut.
Tujuannya adalah agar peserta didik dapat mengkonstruk sendiri
pengetahuannya.
f) Melakukan uji coba instrumen konsepsi awal peserta didik, kemudian
melakukan rekapitulasi uji soal konsepsi awal peserta didik.
Selanjutnya dijadikan acuan dalam membuat struktur makro dan
melakukan judgement proposisi struktur makro dengan mengetahui
mana sajakah proposisi yang akan dimasukkan dalam penyusunan
bahan ajar (data secara lengkap ada pada Lampiran 15, hlm. 153) dan
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55
disesuaikan dengan karakteristik metakognisi yang dikembangkan
(data secara lengkap ada pada Lampiran 16, hlm. 157).
g) Setelah di judgement, membuat desain bahan ajar berupa buku
meliputi:
(1) Halaman depan terdiri dari komponen: 1) nama penulis bahan ajar
yaitu Niken Dwi Hapsari, 2) judul bahan ajar yaitu Bahan Ajar
Biologi Berbasis Konstruktivis-Metakognitif Sistem Reproduksi
Manusia, 3) sasaran pengguna bahan ajar yaitu untuk siswa SMA
dan MA kelas XI, dan 4) gambar ilustrasi terkait isi bahan ajar
sistem reproduksi manusia.
(2) Lembar identitas bahan ajar berisi tentang penulis dan pihak-pihak
yang berperan dalam pengembangan bahan ajar, diantaranya
memuat: 1) judul bahan ajar yaitu Bahan Ajar Biologi Berbasis
Kemampuan

Konstruktivis-Metakognitif

Sistem

Reproduksi

Manusia, 2) sasaran pengguna bahan ajar yaitu untuk siswa SMA
dan MA kelas XI, 3) ilustrasi gambar, 4) penulis, 5) pembimbing,
6) validator yang terdiri dari 2 orang guru biologi yang berperan
dalam validasi produk bahan ajar.
(3) Kata

pengantar

memuat

kebutuhan

peserta

didik

dalam

mempelajari objek kajan biologi dan informasi tentang peran bahan
ajar berbasis konstruktivis-metakognitif pada materi sistem
reproduksi manusia dalam memfaslitasi kebutuhan siswa dalam
mempelajari biologi.
(4) Daftar isi memuat letak setiap bagian bahan ajar yang ditunjukkan
dengan nomor halaman untuk memudahkan pengguna.
(5) Sekilas isi bahan ajar memuat gambaran umum isi bahan ajar yang
menjelaskan

1)

hamalan

awal,

2)

pendahuluan,

3)

tujuan

pembelajaran, 4) aktivasi skemata awal, 5) strategi metakognisi, 6)
cek kemampuan, 7) badan tulisan, 8) aktivitas siswa, 9) jurnal belajar,
10) daftar istilah 8) rangkuman, 9) latihan soal, 10) daftar pustaka.
(6) Badan tulisan yang disusun guru berdasarkan hasil proposisi makro
dan mikro (analisis sumber belajar dari Biologi Campbell materi
Niken Dwi Hapsari, 2016
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI
BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF
Universitas