S PJKR 1204349 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian
3.1.1

Lokasi
Lokasi merupakan salah satu bagian penting yang harus dirincikan

mengenai alamat lengkap tempat penelitian

tersebut. Hal ini ditunjang oleh

pendapat Nasution (2003, hlm. 43) “lokasi penelitian menunjukan pada pengertian
tempat atau lokasi penelitian yang dirincikan oleh adanya unsur yaitu pelaku,
tempat kegiatan yang dapat diobservasi.” Lokasi penelitian bertempat di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Lembang yang terletak di jln. Raya Lembang no.
357.
3.1.2

Populasi
Untuk memperoleh pemecahan masalah tentu diperlukan adanya data.


Data termaksud diperoleh dari objek penelitian atau populasi yang diselidiki.
populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. bisa berupa orang, objek ataupun
benda alam yang lain. Misalnya akan melakukan penelitian di sebuah perkantoran
(A) maka perkantoran tersebut dikatakan populasi artinya kita akan melakukan
penelitian di perkantoran (A) tetapi masih belum jelas apa yang akan kita teliti,
apakah kariawannya, kinerjanya, peralatan kerjanya dan lain-lain yang bisa
dijadikan penelitian. menurut sugiyono (2014, hlm 117) ”Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik klesimpulannya”. Berdasarkan hal di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
populasi adalah keseluruhan obyek dan subyek dalam suatu penelitian yang
digunakan sebagai bahan pengukuran untuk pemecahan suatu masalah yang telah
ditetapkan. Populasi pada penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler taekwondo yang berjumlah 50 orang.

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL

BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

28

3.1.3

Sampel
Untuk mempermudah penelitian maka menggunakan sampel penelitian

represntatif (mewakili), bila sample tidak representatif maka ibarat orang buta
disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang badan gajah,
maka ia menyimpulkan bahwa gajah itu seperti tembok yang sangat besar. Satu
orang lagi memegang ekor, maka ia menyimpulkan bahwa gajah itu seperti tali
yang sangat kecil.maka ibarat orang buta itu yang membuat kesimpulan salah
tentang gajah.
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber
informasi/data. Sampel yang akan diambil sebagai percobaan harus diperhatikan.

Sampel adalah perwakilan dari populasi yang menjadi sebagai acuan dari sebuah
penelitain. Hal ini ditunjang oleh pendapat Sugiyono (2012, hlm. 118) bahwa:
“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu.”
Penelitian sampel boleh dilakukan jika keadaan subjek didalam sebuah
populasi benar-benar homogen. Sehubungan dengan maksud peneliti untuk
melakukan penelitian sampel maka dari jumlah populasi tersebut penulis
menentukan kriteria pengambilan sampel.
Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang
sedang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo yang berjumlah 50 orang siswa dari
populasi tersebut akan dijadikan sampel sebanyak 50 orang siswa. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan ialah teknik sampling jenuh. Menurut
Sugiono (2014, hlm. 124) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Hal ini digunakan sebagai
acauan sebuah populasi bersifat homogen. Misalnya jumlah siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler adalah 50 orang maka 50 orang tersebut semuanya
dijadikan sampel penelitian


Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

Tabel 3.1
Presentase Populasi dan Sampel
POPULASI
SAMPEL
Siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler taekwondo yang

50 orang

memiliki keterampilan yang sama

siswa


(sebanyak 50 orang siswa)

Sampel yang berjumlah 50 orang akan dibagi menjadi dua kelompok.
karena sample memiliki kemampuan yang sama rata yaitu siswa yang baru masuk
tingkat sabuk kuning yang belum mahir mempraktekan taegeuk 1. Jadi saat
pembagian kelompok siswa di ranking dengan menggunakan teknik pembagian
menggunakan teknik ordinal pairing.
Jumlah sampel yang diberi treatment terdiri dari 25 orang siswa yang
menggunakan gaya mengajar komando, dan 25 orang siswa sisanya menggunakan
gaya mengajar guided discovery. Kemudian terlebih dahulu dilakukan tes awal
yaitu tes awal ketermpilan poomsae taegeuk 1.

3.2 Variabel penelitian
Setiap penelitian mempunyai objek yang dijadikan sasaran dalam
penelitian. objek tersebut sering disebut dengan gejala, sedangkan gejala-gejala
yang menunjukan variasi baik dari jenis maupun tingkatnya disebut variable yang
disimbolkan dengan (X). dalam penelitian ini terdapat tiga variable yaitu dua
variable bebas dan satu variable terikat sebagai berikut :
1. Variable bebas

Sugiono (2014, hal. 61) variable bebas adalah “ merupakan variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variable dependen (terikat)”. Adapun variable bebas dalam penelitian ini
yaitu :
a. Gaya mengajar komando (X1)
b. Gaya mengajar guided discovery (X2)
Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

2. Variable terikat
adalah variable yang dipengaruhi oleh variable lain yang dilambangkan
dengan (Y). adapun variable terikat dalam penelitian ini adalah
keterampilan gerak poomse dalam pembelajaran taekwondo

3.3 Metode dan dsain penelitian
3.3.1


Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara sebagai langkah-langkah yang dipilih untuk

membantu menemukan pemecahan suatu masalah yang akan diteliti. Metode
penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam sebuah penelitian yang
diharapkan metode penelitian yang digunakan tepat pada suatu obyek yang
diteliti. Metode adalah salah satu langkah yang dilaksanakan guna mencapai
sebuah tujuan yang ditetapkan, sedangkan penelitian bertujuan sebagai cara untuk
menjabarkan, mengungkapkan, menjelaskan, menggambarkan dan menyimpulkan
suatu hasil pemecahan dari masalah melalui berbagai cara sesuai dengan prosedur
penelitian yang dipiih. “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (sugiono, 2014,
hlm. 3). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah sebuah langkah dasar sebagai pemecahan suatu masalah guna mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaannya.
Tujuan penelitian bermaksud untuk mengetahui pengaruh penerapan gaya
mengajar komando dan gaya mengajar guided discovery terhadap peningkatan
hasil belajar siswa. Sugiono (2014, hal.107) “metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan”. Dalam hal ini penulis memilih menggunakan metode penelitian
eksperimen, karena pada dasarnya metode penelitian eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mencari hasil penelitian melalui treatment
(perlakuan) tertentu yang diberikan dalam beberapa kali pertemuan yang sudah
ditentukan. Juliantine dkk. Pemberian perlakuan atau treatmen yang dilakukan
yaitu memiliki frekuensi 12 kali pertemuan dan disetiap pertemuannya sesuai
Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

dengan ketentuan yang telah dianjurkan oleh Tite Juliantine (2007, hal.3.5)
“Sebagai percobaan yang mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan
dalan frekuensi belajar atau latihan tiga hari per minggu. Sedangkan lamanya
belajar atau latihan paling sedikit empat sampai dengan enam minggu”.
3.3.2

Dsain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan agar proses

penelitian terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sudjana dan Ibrahim
(2009, hlm. 196) menjelaskan, “Rencana penelitian atau usulan penelitian atau
reseach proposal adalah rancangan yang menggambarkan atau menjelaskan apa
yang hendak diteliti dan sebagaimana penelitian dilaksanakan”. Pada penelitian
ini langkah langkah yang disusun adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian
b. Mengumpulkan data dan pelaksanaan tes
c. Mengolah data
d. Menganalisis data
e. Menetapkan kesimpulan
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan desain
penelitian yaitu pretest-postest control group design. Mengenai desain ini
Sugiyono (2014, hlm. 112) menggambarkan sebagai berikut:

R O1

X1


R O2

R O3

X2

R O4

Gambar 3.1
Desain Penelitian Pretest-Postest Control Group Design
(dalam Sugiyono 2014, , hlm. 112)

Keterangan:
R
O1
O2
O3
O4

: Kelompok eksperimen 1 dan 2

: Tes Awal (Pre-test) kelompok eksperimen 1
: Tes Akhir (Post-test) kelompok eksperimen 1
: Tes awal (pre-test) kelompok eksperimen 2
: Tes Akhir (Post-test) kelompok eksperimen 2

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

X1
X2

: Gaya mengajar komando Eksperimen 1
: Gaya mengajar guided discovery Eksperimen 2

Dengan desain penelitian yang telah dikemukakan diatas, proses penelitian
akan terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan penelitian desain, tes
dilakukan dua kali O1 dan O3 sebagai tes awal dan sesudah diberikan perlakuan
dilakukan O2 dan O4 sebagai tes akhir. Tanda X1 adalah kelompok yang
diberikan perlakuan yaitu penerapan gaya mengajar komando dan X2 adalah
kelompoik yang yang diberikan prilaku yaitu penerapan gaya mengajar guided
discovery
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan
poomse taegeuk 1 yang diukur ialah penguasaan gerak poomsae taegeuk 1 sesuai
dengan kriteria penilaian poomse dalam World Taekwondo Federation tahun
2015. Prosedur penelitian merupakan salah satu bagian paling penting dalam
penelitian, karena prosedur penelitian akan memudahkan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian. Adapun prosedur penelitian dalam upaya
pengambilan data, peneliti akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

POPULASI

SAMPEL
Tes Awal Keterampilan
poomse (taegeuk 1)
KELOMPOK B

KELOMPOK A

(GAYA GUIDED

(GAYA KOMANDO)

Tes Akhir Keterampilan

DISCOVERY)

POOMSE (TAEGEUK 1)
Pengolahan Data
Analisis Data

Kesimpulan
Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

Gambar 3.2
Langkah-Langkah Penelitian
3.4 Posedur penelitian
Adapun prosedur penelitian dalam upaya pengambilan data, penelitian
akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tahapan Pertama
A. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian
B. Menentukan tempat yang akan dijadikan tempat pelaksanaan
penelitian
C. Menghubungi pihak sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian
D. Membuat surat izin penelitian
E. Menentukan populasi dan sampel penelitian.
2. Tahapan Kedua
A. Memberikan pretest pada sampel penelitian yang berjumlah 50 orang
untuk mengetahui keadaan awal.
B. Membagi kelompok dari hasil ranking dengan menggunakan teknik
ordinal pairing.
C. Memberikan perlakuan pada sampel penelitian yang sudah dibagi
menjadi dua kelompok. Yaitu 25 orang yang diberi perlakuan dengan
gaya mengajar komando dan 25 orang yang diberi perlakuan dengan
menggunakan gaya mengajar guided discovery.
D. Memberikan posttest pada sampel penelitian untuk mengetahui apakah
ada pengaruh terhadap keterampilan poomse

setelah diberikan

perlakuan.
3. Tahapan Ketiga
A. Mengolah dan menganalisis data
B. Menganalisis hasil penelitian
C. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan
data untuk menjawab permasalahan penelitian

3.5 Instrumen Penelitian

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

Instrumen penelitian adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur sebuah penelitian yang diamati untuk memperoleh atau mengetahui
hasil data-data informasi yang akan diteliti guna mencapai tujuan dalam penelitian
tersebut. Hal ini ditunjang dengan pendapat menurut Emory 1985 (dalam
Sugiyono, 2014, hlm 133) “instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai
variable yang diteliti. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes keterampilan
poomse taegeuk 1 sebagai alat pengumpulan datanya:
3.5.1

Kriteria Penilaian

Nomor poom junbi :
a. Gerakan badan dan kaki : kaki kanan tetap, geser kaki kiri ke kiri dan
pandangan tetap kedepan.
b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : naranhi soegi
c. Gerakan tangan : kibon jumbi
Nomor poom 1
a. Gerakan badan dan kaki : gunakan kaki kanan sebagai poros, putar tubuh
hadap kiri, dan gerakan kaki kiri ke kiri
b. Sikap kuda – kuda ( soegi ) : Oen ap soegi
c. Gerakan tangan : oen palmok arae maki
Nomor poom 2
a. Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kiri tetap, gerakkan kaki kanan
maju satu langkah ke depan.
b. Sikap kuda – kuda ( soegi ) : Oreun ap soegi.
c. Gerakan tangan : oreun jumeok momtong bandae jireugi.
Nomor poom 3
a. Gerakan badan dan kaki : gerakan kaki kiri sebagai poros, putar (balik)
tubuh ke kanan, gerakan kaki kanan ke arah kanan.
b. Sikap kuda – kuda (soegi) : Oreun ap soegi.
a. Gerakan tangan : oreun palmok arae makki.
Nomor poom : 4
a. Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kanan tetap, gerakkan kaki kiri
maju satu langkah ke depan arah kanan.
b. Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap soegi.
Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

c. Gerakan tangan : Oen jumeok momtong bandae jireugi.
Nomor poom : 5
a. Gerakan badan dan kaki : dengan menggunakan kaki kanan sebagai poros,
putar tubuh hadap ke kiri.
b.

gerakkan kaki kiri satu langkah ke depan.

c. Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap kubi.
d. Gerakan tangan : oen palmok arae makki.
Nomor poom 6
a. Gerakan badan dan kaki : dengan posisi kedua kaki tetap.
b. Sikap kuda – kuda (seogi) : oen ap kubi.
c. Gerakan tangan : Oreun jumeok momtong baro jireugi.
Nomor poom 7
a. Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kiri sebagai poros, hadap tubuh ke
kanan, gerakkan kaki kanan kea rah kanan.
b. Sikap kuda-kuda (seogi) : oreon ap soegi.
c. Gerakan tangan : oen bakat palmok momtong an makki.
d. Catatan : tarik kaki kanan.
Nomor poom :8
a. Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan tetap, gerakkan kaki kiri satu
langkah ke depan.
b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oen ap seogi.
c. Gerakan tangan : oreun jumeok momtong baro jierugi.
Nomor poom 9
a. Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kanan sebagai poros, putar (balik)
tubuh ke kiri dan gerakan kaki kiri ke kiri.
b. Sikap kuda-kuda (seogi) : one ap seogi
c. Gerakan tangan : Oen bakkat palmok momtong an makki.
Nomor poom 10
a. Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kiri tetap, gerakkan kaki kanan
satukah ke depan arah kiri.
b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreon ap soegi.
c. Gerakan tangan : Oen jumeok momtong baro jierugi.
Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

Nomor poom 11
a. Gerakan badan dan kaki : Dengan menggunakan kaki kiri sebagai poros,
putar tubuh hadap ke kanan gerakkan kaki kiri satu langkah ke depan.
b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreon ap kubi.
c. Gerakan tangan : Oreun palmok arae makki.
Nomor poom : 12
a. Gerakan badan dan kaki : Dengan posisi kedua kaki tetap.
b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreun ap kubi.
c. Gerakan tangan : Oen jumeok momtong baro jierugi.
Nomor poom 13
a. Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kanan sebagai poros, hadap tubuh
ke kiri, gerakkan kaki kiri kea rah kiri.
b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oen ap soegi.
c. Gerakan tangan : Oen palmok eolgoel makki.
Nomor poom 14
a. Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kiri tetap, lakukan momtong ap
chagi kaki kanan dan jatuhkan kaki kanan di depan.
b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreun ap soegi.
c. Gerakan tangan : Oreun jumeok momtong bandae jireugi.
d. Catatan : Pukulan dilakukan segera setelah kaki kanan mendarat.
Nomor poom 15
a. Gerakan badan dan kaki : Dengan menggunakan kaki kiri sebagai poros,
putar (balik) tubuh ke kanan, dan gerakkan kaki kanan ke arah kanan.
b. Sikap kuda – kuda (seogi) : oreon ap soegi.
c. Gerakan tangan : Oen palmok elgeol makki.
Nomor poom 16
a. Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan tetap, lakukan momtong ap
chagi kaki kiri, dan jatuhkan kaki kiri di depan.
b. Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap soegi.
c. Gerakan tangan : Oen jumeok momtong bandae jireugi.
d. Catatan : pukulan dilakukan segera setelah kaki kanan mendarat.
Nomor poom 17
Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

a. Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan sebagai poros, putar tubuh
ke kanan, dengan menggerakan kaki kiri.
b. Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap kubi.
c. Gerakan tangan : Oen palmok arae makki.
Nomor poom 18
a. Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kiri tetap, gerakkan kaki kanan
maju satu langkah ke depan.
a. Sikap kuda – kuda (seogi) : oreun ap kubi.
b. Gerakan tangan : oreun jumeok momtong bandae jireugi.
c. Catatan : kihap saat melakukan pukulan terakhir.
Nomor poom keuman
a. Gerakan badan dan tangan : Dengan kaki kanan sebagai poros, putar
(balik) tubuh ke kiri, tarik kembali kaki kiri ke posisi awal, pandangan dan
badan hadap ke arah depan.
b. Sikap kuda-kuda (seogi) : naranhi soegi.
c. Gerakan tangan : kibon-junbi
3.5.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrument penelitian dirancang agar instrument penelitian

tersebut agar peneliti lebih mudah memberikan skor sesuai dengan masing-masing
bentuk kriterianya. Kisi-kisi instrument penelitian ini dituangkan melalui tabel
berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kriteria Penilaian Keterampilan poomsae taegeuk 1
NOMOR
SKOR
Poom junbi
 Gerakan badan dan kaki : kaki kanan tetap, geser kaki kiri ke
kiri dan pandangan tetap kedepan.
 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : naranhi soegi
 Gerakan tangan : kibon jumbi

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

Poom 1
 Gerakan badan dan kaki : gunakan kaki kanan sebagai poros,
putar tubuh hadap kiri, dan gerakan kaki kiri ke kiri
 Sikap kuda – kuda ( soegi ) : Oen ap soegi
 Gerakan tangan : oen palmok arae maki

Poom 2
 Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kiri tetap, gerakkan
kaki kanan maju satu langkah ke depan.
 Sikap kuda – kuda ( soegi ) : Oreun ap soegi.
 Gerakan tangan : oreun jumeok momtong bandae jireugi.
Poom 3
 Gerakan badan dan kaki : gerakan kaki kiri sebagai poros,
putar (balik) tubuh ke kanan, gerakan kaki kanan ke arah
kanan.
 Sikap kuda – kuda (soegi) : Oreun ap soegi.
 Gerakan tangan : oreun palmok arae makki.
Poom 4
 Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kanan tetap, gerakkan
kaki kiri maju satu langkah ke depan arah kanan.
 Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap soegi.
 Gerakan tangan : Oen jumeok momtong bandae jireugi.

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

Poom 5
 gerakan badan dan kaki : dengan menggunakan kaki kanan
sebagai poros, putar tubuh hadap ke kiri. gerakkan kaki kiri
satu langkah ke depan.
 Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap kubi.
 Gerakan tangan : oen palmok arae makki

Poom 6
 Gerakan badan dan kaki : dengan posisi kedua kaki tetap.
 Sikap kuda – kuda (seogi) : oen ap kubi.
 Gerakan tangan : Oreun jumeok momtong baro jireugi.
Poom 7
 Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kiri sebagai poros,
hadap tubuh ke kanan, gerakkan kaki kanan kea rah kanan.
 Sikap kuda-kuda (seogi) : oreon ap soegi.
 Gerakan tangan : oen bakat palmok momtong an makki.
Poom 8
 Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan tetap, gerakkan
kaki kiri satu langkah ke depan.
 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oen ap seogi.
 Gerakan tangan : oreun jumeok momtong

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

Poom 9
 Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kanan sebagai poros,
putar (balik) tubuh ke kiri dan gerakan kaki kiri ke kiri.
 Sikap kuda-kuda (seogi) : one ap seogi
 Gerakan tangan : Oen bakkat palmok momtong an

makki.

Poom 10
 Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kiri tetap, gerakkan
kaki kanan satukah ke depan arah kiri.
 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreon ap soegi.
 Gerakan tangan : Oen jumeok momtong baro jierugi.
Poom 11
 Gerakan badan dan kaki : Dengan menggunakan kaki kiri
sebagai poros, putar tubuh hadap ke kanan gerakkan kaki kiri
satu langkah ke depan.
 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreon ap kubi.
 Gerakan tangan : Oreun palmok arae makki
Poom 12
 Gerakan badan dan kaki : Dengan posisi kedua kaki tetap.
 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreun ap kubi.
 Gerakan tangan : Oen jumeok momtong baro jierugi.
Poom 13
Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

 Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kanan sebagai poros,
hadap tubuh ke kiri, gerakkan kaki kiri kea rah kiri.
 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oen ap soegi.
 Gerakan tangan : Oen palmok eolgoel makki.
Poom 14
 Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kiri tetap, lakukan
momtong ap chagi kaki kanan dan jatuhkan kaki kanan di
depan.
 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreun ap soegi.
 Gerakan tangan : Oreun jumeok momtong bandae jireugi
Poom 15
 Gerakan badan dan kaki : Dengan menggunakan kaki kiri
sebagai poros, putar (balik) tubuh ke kanan, dan gerakkan
kaki kanan ke arah kanan.
 Sikap kuda – kuda (seogi) : oreon ap soegi.
 Gerakan tangan : Oen palmok elgeol makki.
Poom 16
 Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan tetap, lakukan
momtong ap chagi kaki kiri, dan jatuhkan kaki kiri di depan.
 Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap soegi.
 Gerakan tangan : Oen jumeok momtong bandae jireugi.
Poom 17
 Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan sebagai poros,

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

putar tubuh ke kanan, dengan menggerakan kaki kiri.
 Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap kubi.
 Gerakan tangan : Oen palmok arae makki.
Poom 18
 Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kiri tetap, gerakkan
kaki kanan maju satu langkah ke depan.
 Sikap kuda – kuda (seogi) : oreun ap kubi.
 Gerakan tangan : oreun jumeok momtong bandae jireugi.
Poom keuman
 Gerakan badan dan tangan : Dengan kaki kanan sebagai
poros, putar (balik) tubuh ke kiri, tarik kembali kaki kiri ke
posisi awal, pandangan dan badan hadap ke arah depan.
 Sikap kuda-kuda (seogi) : naranhi soegi.
 Gerakan tangan : kibon-junbi
JUMLAH SKOR
Keterangan : setiap nomor poom memiliki skor 1-3 dan skor maksimal adalah 60
apabila kriterial yang harus dicapai terpenuhi semua.
3.6 Uji Instrumen
Menurut sugiono (2014, hlm.148) “instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan poomse
taegeuk 1.
Setelah instrumen disusun, instrumen tidak langsung diberikan kepada
sample yang akan diteliti dikarenakan instrumen tersebut belum pernah di uji
validitasnya. Instrument terlebih dahulu dicoba untuk mengetahui tingkat validitas
Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

dan reabilitasnya. Hanya butir tes yang memenuhi syaratlah yang akan digunakan
sebagai alat pengumpul data.
Uji coba instrumen dilaksanakan di smp 29 Bandung, yang bukan
merupakan sample dari penelitian ini . Berikut ini adalah hasil data tes
keterampilan poomse taegeuk 1 di smp 29 bandung dengan sample 40 orang siswa

No

Tabel 3.3 hasil uji validitas instrumen
rhitung
r tabel
Keterangan

poom
Junbi

0,368

0,312 Valid

1

0,395

0,312 Valid

2

0,614

0,312 Valid

3

0,399

0,312 Valid

4

0,452

0,312 Valid

5

0,361

0,312 Valid

6

0,386

0,312 Valid

7

0,412

0,312 Valid

8

0,484

0,312 Valid

9

0,386

0,312 Valid

10

0,328

0,312 Valid

11

0,400

0,312 Valid

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

12

0,400

0,312 Valid

13

0,574

0,312 Valid

14

0,555

0,312 Valid

15

0,361

0,312 Valid

16

0,414

0,312 Valid

17

0,484

0,312 Valid

18

0,404

0,312 Valid

Keuman

0,364

0,312 Valid

Berdasarkan perhitungan analisis validitas instrument dari setiap nomor
butir poom yang berjumlah 20 gerakan, semua butir dinyatakan valid dikarenakan
r hitung > dari r tabel yang artinya dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
untuk tes keterampilan poomse. Setelah ini Kemudian dilakukan uji reabilitas
dengan menggunakan rumus alpha cronbach sebagai berikut :
2
 K   Si 

r1  
1 
St 2  ( Abduljabbar & darajat 2014, hlm.69)
 K  1 

Keterangan :

r1 = Reabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan
Si 2 : jumlah varians butir soal/item
St 2 : varians total
Lalu dilanjutkan melakukan hitung uji t sebagai berikut :

t

r n2
1 r2

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

thitung

Tabel 3.4 hasil uji reliabilitas instrumen
ttabel
Keterangan

4,50

1,684

Reliable

Dari hasil uji reliabilitas diatas dinyatakan reliable dikarenakan nilai t
hitung adalah 4,50 > dari t tabel sebesar 1,684 maka dinyatakan reliable

3.7 Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Uji Validitas
Menurut arikunto (2006, hlm. 168) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. menurut
sugiono (2014 hlm. 363) “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti”.dengan demikian data yang valid adalah data”yang tidak berbeda” antara
data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek penelitian.
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur, contohnya untuk mengukur tinggi badan seseorang menggunakan
meteran sebagai instrumentnya, berbeda dengan pengukuran berat badan.
Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
analisis butir tes. Jika diuraikan, langkah kerja yang dilakukan dalam rangka
mengukur validitas instrumen tes adalah sebagai berikut :
a) Mengumpulkan data hasil uji coba
b) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya
lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa
kelengkapan pengisisan butir tes.
c) Memberikan skor (scoring) terhadap butir-butir yang perlu diberi skor.

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46

d) Membuat tabel pembantu untuk mendapat skor-skor pada butir yang
diperoleh untuk setiap sampel. Dilakukan untuk mempermudah
perhitungan/pengolahan data selanjutnya.
e) Menghitung jumlah skor butir yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
f) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir
tes.Untuk menguji validitas tiap butir tes maka skor-skor yang ada
pada butir

yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y).

Sedangkan untuk mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data
digunakan persamaan korelasi product moment dengan angka kasar
yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

rxy 

N  XY -  X  Y 

N  X

2



  X  N  Y 2   Y 
2

2



Keterangan :
rxy : koefisien korelasi
X : skor tiap butir angket dari tiap responden
Y : skor total
∑X : jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden
∑Y : jumlah skor total seluruh butir angket dari tiap responden
N : banyaknya data
g) Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil
perhitungan (r hitung) dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat
dalan tabel (r tabel).
h) Membuat kesimpulan. Nilai rhitung yang diperoleh akan dikonsultasikan
dengan harga r product moment pada tabel pada taraf signifikansi 0,05.
Bila rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan valid.
Secara teknik uji validitas di atas menggunakan bantuan aplikasi
Microsoft office excel 2010.
3.7.2

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas sama pentingnya dengan uji validitas, karena uji reliabilitas

berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. contohnya
timbangan adalah alat untuk mengukur berat badan manusia yang sudah
Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

ditentukan kapasitas maksimal beratnya. Apabila dipakai untuk mengukur berat
badan satu ekor gajah yang sangat besar tentu saja tidak mungkin timbangan
tersebut menahan beban diluar batas kapasitasnya. Artinya timbangan tersebut
tidak akan reliable untuk gajah. Hal ini ditunjang oleh pendapat Arikunto (2010,
hlm. 221) mengemukakan bahwa “reliabilitas adalah suatu instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik”. Untuk mencari reabilitas instrument angket dengan rentan
skornya antara 1sampai dengan 5 adalah menggunakan rumus alpha. Pernyataan
ini didukung oleh Arikunto (2006, hal.196) “ rumus alpha digunakan untu
mencari reabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0”. Adapun rumus alpha
cronbach adalah sebagai berikut :
2
 K   Si 


r1  
1


St 2 
 K  1 

Keterangan :
K = banyaknya butir pertanyaan
Si 2 : jumlah varians butir soal/item
St 2 : varians total
Adapun rumus untuk varians total dan varians item yang terdapat dalam rumus
alpha cronbach sebagai berikut:
Rumus varians total :

St 2 

 t 2 (  ) 2

n
n 2 (Abduljabar & Darajat 2014, hlm.69)
Keterangan :

St 2

: varians total
 t : jumlah perolehan skor seluruh responden
2

 t 2 : junlah kuadrat dari perolehan skor seluruh responden
N
: banyaknya responden atau banyaknya data
Rumus varians item :

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

St 2 

JK
JKi
 2S
n
n (Abduljabar & Drajat 2014, hlm. 69)

Ketarangan :
St 2 : varians item
JKi : jumlah kuadrat seluruh skor item
JK S : jumlah kuadrat subjek
N
: banyaknya responden atau banyaknya data

3.7.3

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen.

Selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian ini. Tujuan
analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat
dimengerti dan ditafsirkan.
3.7.4

Menghitung Rata- Rata (Mean)
Menghitung skor rata-rata sampel menggunakan rumus sebagai berikut :
̅=

̅

n
3.7.5



= skor rata-rata yang dicari
= jumlah nilai data
= jumlah sampel

Simpangan Baku (Standar Deviation)
Simpangan baku (standar deviation) adalah suatu nilai yang menunjukan

tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan rata-ratanya.
Simbol simpangan baku populasi (σ atau σn) sedangkan simbol simpangan baku
untuk sampel (s, sd, atau σn-1)
Rumus untuk kelompok kecil :
S=



̅

Arti rumus :
S

n
3.7.6

̅

= Simpangan baku yang dicari
= Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
= Jumlah sampel

Uji Normalitas

Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

Penulis menggunakan uji normalitas untuk mengetahui normal tidaknya
suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan
pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Penulis menggunakan uji
normalitas liliefors. Langkah kerja uji normalitas liliefors. Langkah-langkah uji
normalitas liliefors dalam Darajat dan Abduljabar (2014, hlm. 125) adalah sebagai
berikut :
1.

Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai
terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.
2. Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi
3. Mencari Luas Zi pada tabel Z
4. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 –
luas daerah, sedangkan untuk luas daerah negatif maka 0,5 + luas
daerah.
5. S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n
6. Hasil pengurangan F(Zi) – S(Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi)
7. Mencari data atau nilai tertinggi, tanpa melihat sebagai nilai L0
8. Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :
a. Jika L0 ≥ Ltabel, tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak
berdistribusi normal
b. Jika L0 ≤ Ltabel, terima H0 artinya data berdistribusi normal
9. Mencari nilai Ltabel, membandingkan L0 dengan Lt
10. Membuat kesimpulan
Uji normalitas ini menggunakan bantuan aplikasi Microsoft office
excel 2010.
3.7.7

Uji Homogenitas
Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah untuk

mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji
statistika yang akan digunakan adalah Microsoft Office Excel. Kriteria yang
peneliti gunakan adalah Fh > Ft, maka H0 menyatakan varians homogen ditolak
dalam hal lainnya diterima.
Rumus uji statisik yang digunakan adalah :

Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians :
1) Inventarisasi data
Arista Helpia, 2016
PENGARUH PENERAPAN GAYA KOMANDO DAN GAYA GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL
BELAJAR POOMSE DALAM PEMBELAJARAN TAEKWONDO DI SMP NEGERI 1 LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

2) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat.
3) Membuat hipotesis statistik.
4) Mencari Fhitung.
5) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.
6) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
7) Kesimpulan.
Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut :
a. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan penelitian
b. Gunakan statistik uji yang tepat
c. Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul
d. Berikan kesimpulan
e. Menentukan ρ (ρ-value)
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang
diajukan dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam penelitian
ini menggunakan uji t. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan.
Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan Uji t
Statistik uji yang digunakan adalah

t=



̅

̅

dengan s = sgab = √
Keterangan :
̅ = Rata - rata skor pretest kelas eksperimen
̅ = Rata – rata skor pretest kelas kontrol
= Simpangan baku kelas eksperimen
= Simpangan baku kelas kontrol
Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dk =
dan peluang (

). H0 diterima jika