T BJPG 1202106 Chapter5

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka simpulan dari penelitian ini yang merupakan jawaban dari rumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Ungkapan yang digunakan untuk mengungkapkan maaf dalam bahasa Jepang
terbagi menjadi empat kelompok ungkapan maaf yang masing-masingnya dapat
digunakan dengan cara pengungkapan berbeda, empat kelompok tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Moushiwake arimasen: ungkapan maaf ini muncul sebanyak 12 % dari
keseluruhan data ungkapan maaf dalam penelitian ini. Terdapat juga
penutur yang menggunakan ungkapan maaf ini menjadi moushiwake
arimasen deshita sebagai ungkapan maaf atas perbuatan yang sudah
dilakukan di masa lampau. Ungkapan ini merupakan ungkapan maaf paling
sopan dibandingkan dengan ungkapan maaf lainnya.
b. Sumimasen: ungkapan maaf ini merupakan ungkapan yang paling banyak
digunakan oleh penutur bahasa Jepang, yaitu sebanyak 40 % dari
keseluruhan ungkapan maaf yang didapat. Ungkapan maaf juga banyak
digunakan dengan cara pengungkapan yang berbeda, seperti sumimasen

deshita untuk mengungkapkan maaf atas kesalahan yang dilakukan di masa
lampau, chotto sumimasen digunakan untuk meminta maaf ketika ingin
meminta bantuan, dan sumanai ungkapan maaf ini digunakan oleh seorang
pemilik perusahaan yang meminta maaf kepada karyawannya karena akan
menutup pabriknya, untuk itu yang perlu diperhatikan ungkapan maaf ini
digunakan oleh atasan kepada bawahannya, sebaiknya tidak digunakan
pada situasi sebaliknya.

Desy Wulandary, 2016
ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA
INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

127

128

c. Gomennasai: ungkapan maaf ini hanya digunakan satu kali dari 24
ungkapan maaf yang muncul dalam film. Ungkapan ini juga dilakukan
hanya kepada sesama rekan kerja yang cukup akrab, tidak digunakan

ketika mengungkapkan maaf kepada atasan.
d. Shitsurei shimashita: situasi yang ditunjukan dalam film, ungkapan maaf
ini digunakan ketika memasuki ruangan. Selain itu, terdapat juga ungkapan
maaf shitsurei itashimashita, yang digunakan ketika meminta maaf atas
kesalahan yang telah lalu.
2. Ungkapan yang digunakan untuk mengungkapkan maaf dalam bahasa
Indonesia yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Maaf: ungkapan maaf ini merupakan satu-satunya ungkapan maaf langsung
dalam bahasa Indonesia yang didapat dari data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini. Hanya saja penggunaan ungkapan tersebut dapat digunakan
dalam beberapa cara untuk membedakan tingkat kesantunan, yaitu sebagai
berikut:
1. Maaf diikuti kata sapaan, untuk memberikan kesan lebih sopan kepada
lawan tutur, penutur banyak menggunakan kata sapaan seperti Pak, Bu,
Mas, dan lain-lain, contoh: Maaf Pak
2. Penambahan verba sebelum kata maaf, dengan menambahkan verba
minta atau mohon ini menunjukan ungkapan maaf yang lebih santun,
digunakan pada acara formal, kepada orang yang disegani, contoh:
Minta maaf, mohon maaf.
3. Maaf diikuti partikel, penggunaan partikel pada ungkapan maaf ini juga

berfungsi untuk memperhalus ungkapan maaf, contoh: Maaf ya
b. Sorry: meskipun ungkapan maaf ini merupakan ungkapan maaf dalam
bahasa Inggris, namun ada juga penutur Indonesia yang menggunakan
ungkapan maaf ini untuk mengungkapkan maaf.

Desy Wulandary, 2016
ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA
INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

129

c. Aduh : ungkapan ini bukan merupakan ungkapan maaf langsung, namun
digunakan untuk mengungkapkan rasa penyesalan ketika tidak bisa
membantu atau menolak permintaan mitra tutur.

Desy Wulandary, 2016
ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA
INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


130

3. Persamaan fungsi dan strategi permintaan maaf dalam bahasa Jepang dan
bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi ungkapan maaf dalam tindak tutur meminta maaf bahasa Jepang dan
bahasa Indonesia memiliki persamaan, yaitu digunakan untuk tujuan
sebagai berikut:
1. Mengungkapkan maaf atas kesalahan penutur
2. Menolak permintaan atau tawaran dari mitra tutur
3. Meminta sesuatu atau meminta pertolongan kepada mitra tutur
b. Persamaan antara tindak tutur permintaan maaf dalam bahasa Jepang dan
bahasa Indonesia, yaitu:
1. Menggunakan strategi meminta maaf yang sama, yaitu a)strategi
permintaan maaf langsung, b) penjelasan situasi, c) pengakuan tanggung
jawab, d) tawaran pergantian/perbaikan. Dari keempat strategi yang
digunakan tersebut, keduanya lebih banyak menggunakan strategi
permintaan maaf langsung dan penjelasan situasi ketika melakukan
tindak tutur meminta maaf.
2. Penutur maaf baik dalam bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia lebih

banyak dilakukan oleh karyawan yang berstatus sebagai bawahan, yaitu
sampai dengan 50%. Sedangkan atasan yang melakukan tindak tutur
meminta maaf hanya < 10% saja. Hal ini karena bawahan berusaha
untuk menjaga muka di hadapan atasannya sehingga kesadaran untuk
meminta maaf lebih tinggi.
4. Perbedaaan strategi tindak tutur permintaan maaf dalam bahasa Jepang dan
bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a. Mengenai fungsi ungkapan maaf dalam tindak tutur bahasa Jepang dan
bahasa Indonesia tidak terdapat perbedaan, keduanya memiliki fungsi yang
sama.
b. Meskipun secara umum strategi meminta maaf yang digunakan dalam
bahasa Jepang dan bahasa Indonesia sama. Namun, terdapat beberapa
Desy Wulandary, 2016
ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA
INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

131

perbedaan antara tindak tutur meminta maaf bahasa Jepang dan bahasa

Indonesia, yaitu:
1. Penutur Indonesia lebih memilih strategi ungkapan maaf langsung
disertai penjelasan situasi ketika meminta maaf kepada atasan,
sedangkan penutur Jepang lebih banyak menggunakan strategi
permintaan maaf langsung saja.
2. Banyaknya strategi penjelasan situasi kepada atasan menandakan bahwa
penutur Indonesia menggunakan kesantunan positif, sedangkan penutur
Jepang

menggunakan

kesantunan

negatif

karena

lebih

sedikit


memberikan penjelasan kepada atasan.
Terdapat beberapa situasi permintaan maaf dalam film Jepang dan film
Indonesia yang tidak sama, namun situasi yang tidak ditemukan dalam film Jepang
ataupun film Indonesia bukan berarti tidak pernah terjadi di masyarakat penutur
bahasa tersebut. Faktor penyebab perbedaan ini besar kemungkinan disebabkan
karena kurangnya sumber data berupa film Jepang dan film Indonesia.
Yang perlu diperhatikan dari hasil penelitian ini, bukanlah bahasa mana yang
lebih baik dalam menggunakan strategi ketika melakukan tindak tutur meminta
maaf, tetapi untuk lebih memahami bagaimana ungkapan maaf dan juga
penggunaan strategi meminta maaf dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia
agar dapat mengurangi kesulitan-kesulitan yang dihadapi para pembelajar terutama
yang masih pemula. Dengan mengetahui persamaan dan perbedaan antara tindak
tutur meminta maaf bahasa Jepang dan bahasa Indonesia maka pengajar dapat
menyampaikannya dalam pembelajaran, sehingga pada saat mengungkapkan maaf
dalam kedua bahasa tersebut pembelajar diharapkan dapat menggunakan ungkapan
maupun strategi sesuai dengan yang biasa digunakan oleh penutur aslinya.
Dalam penelitian ini tentunya masih banyak sekali kekurangan, dan butuh
untuk lebih disempurnakan kembali. Untuk itu berikut ini adalah beberapa saran
yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya.


Desy Wulandary, 2016
ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA
INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

132

Desy Wulandary, 2016
ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA
INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

133

B. Saran
Dalam penelitian ini karena kelalaian dan juga keterbatasan kemampuan
peneliti maka masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam melakukan
analisis kontrastif tindak tutur meminta maaf bahasa Jepang dan bahasa Indonesia
yang bersumber dari film Jepang dan film Indonesia. Oleh karena itu, untuk

peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini, salah
satunya dengan cara sebagai berikut:
1. Mencari perbandingan situasi yang belum berhasil didapatkan dalam film
Jepang, yaitu situasi permintaan maaf saat tidak bisa membantu orang, situasi
saat memotong pembicaraan orang lain, dan situasi saat menolak untuk
berdiskusi/bicara dengan orang lain.
2. Mencari perbandingan situasi yang belum ditemukan dalam film Indonesia
yaitu situasi saat mohon undur diri dari sebuah pertemuan, perkumpulan atau
pembicaraan.
3. Mencari lebih banyak lagi film Jepang dan film Indonesia yang berlatar
belakang dunia pekerjaan, untuk bisa mendapatkan lebih banyak lagi situasi
yang memungkinkan terjadinya tindak tutur meminta maaf.
4. Lebih spesifik lagi mengontraskan penggunaan ungkapan maaf atau strategi
meminta maaf tidak hanya berdasarkan status dalam pekerjaan tetapi juga
berdasarkan jenis kelamin.

Desy Wulandary, 2016
ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA
INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu