Pengaruh Dividen Perlembar Saham Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 Tahun 2011-2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Telaah Literatur

2.1.1 Saham
Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan
tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).
Perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu :
1. Saham Biasa
Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka
menanggung risiko dan mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi
perusahaan jelek, mereka tidak menerima dividen. Dan sebaliknya, pada
saat kondisi perusahaan baik, mereka dapat memperoleh dividen yang lebih
besar bahkan saham bonus. Pemegang saham biasa ini memiliki hak suara

dalam RUPS (rapat umum pemegang saham) dan ikut menentukan
kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa
akan membagi sisa aset perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang
saham preferen.

6
Universitas Sumatera Utara

2. Saham Preferen
Selain saham biasa kita juga mengenal adanya saham preferen. Sesuai
namanya, saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran
dividen dibanding saham biasa.

2.1.2 Penilaian Harga Saham
Dividen perusahaan merupakan pencerminan atas current performance
(kinerja perusahaan sekarang) dan future prospect (prospek dimasa depan).
Earnings merupakan pencerminan prestasi perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan. Earnings berasal dari dividend (pembagian keuntungan perusahaan)
dan capital gain (kenaikan harga saham dihitung pada saat saham di jual
dikurangi saat saham di beli). Aset memperlihatkan harta yang dimiliki oleh

sebuah perusahaan, makin tinggi aset makin berkembang perusahaan tersebut.

Dividend model

Dividend growth model

D
P0 = ---------k

D1
P0 = -------k-g

P0

= intrinsic value/theoretical value/expected value (nilai intrinsik/nilai
ekspektasi)

D

= Dividend


D1

= Dividend pada tahun ke 1= D0 (1 + g)

k

= required return (return yang diinginkan)

g

= dividend growth

7
Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Definisi Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid
dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi.
Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas

perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari
dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan
selalu berubah.
Beberapa kriteria - kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat
masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah :
a. Kriteria yang pertama adalah :
1. berada di TOP 95 % dari total rata – rata tahunan nilai transaksi saham di pasar
reguler,
2. berada di TOP 90 % dari rata – rata tahunan kapitalisasi pasar.

b. Kriteria yang kedua adalah :
1. merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industri
BEJ sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya,
2. merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi (Tjiptono, 2001, p.
95-96).

Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai
kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan
kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi


8
Universitas Sumatera Utara

kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :
1. masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (ratarata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir),
2. ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan
terakhir),
3. telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan,
4. keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan setiap enam
bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada saham yang
sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi
syarat. Pemilihan saham - saham LQ 45 harus wajar, oleh karena itu BEJ
mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas,
dan Profesional di bidang pasar modal. (factbook 1997, Jakarta Stock Exchange).
Faktor –faktor yang berperan dalam pergerakan Indeks LQ 45, yaitu :
1. tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio investasi di
pasar keuangan Indonesia,
2. tingkat toleransi investor terhadap risiko, dan

3. saham – saham penggerak indeks (index mover stocks) yang notabene
merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di BEJ.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45 adalah :
1. penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak
mentah dunia, dan

9
Universitas Sumatera Utara

2. penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zone
positif.
Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk
menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer
investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan
harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.

2.1.4 Teori Kebijakan Dividen
Teori Kebijakan Dividen Berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan
dividen antara lain :
1.


Teori Dividen Tidak Relevan
Modigliani dan Miller (MM) berpendapat, nilai suatu perusahaan tidak

ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi ditentukan oleh laba
bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Menurut MM, dividen
adalah tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham. Menurut MM kenaikan nilai perusahaan
dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau
earning power dari asset perusahaan.
Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah
seperti :
a. pasar modal sempurna dimana para pemegang saham rasional,
b. tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru,
c. tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan. d.

10
Universitas Sumatera Utara

Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu.

Beberapa ahli menentang pendapatan MM tentang dividen tidak relevan
dengan menunjukkan adanya biaya emisi saham baru yang akan mempengaruhi
nilai perusahaan. Modal sendiri dapat berasal dari laba ditahan dan menerbitkan
saham biasa baru. Jika modal sendiri berasal dari laba ditahan, biaya modal sendiri
sebesar Ks (Biaya modal sendiri dari laba ditahan). Tapi bila berasal dari saham
biasa baru, biaya modal sendiri adalah Ke (biaya modal sendiri dari saham
biasa baru). Jika ada pajak maka penghasilan pemegang saham dari dividen dan dari
capital gains (kenaikan harga saham) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak
untuk dividen dan capital gains adalah sama, pemegang saham cenderung lebih suka
menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru
dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui.
2.

Teori The Bird in The Hand
Teori The Bird in The Hand Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya

modal sendiri perusahaan akan naik jika Dividend Payout rendah karena pemegang
saham lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Gordon dan Lintner
menyatakan bahwa, pemegang saham memandang dividend yield lebih pasti dari
pada capital gains yield. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi pemegang saham, biaya

modal sendiri dari laba ditahan (Ks) adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan
pemegang saham pada saham. Ks adalah keuntungan dari dividen (dividend yield)
ditambah keuntungan dari capital gains (capital gains yield).
3.

Teori Perbedaan Pajak
Teori Perbedaan Pajak ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy.

11
Universitas Sumatera Utara

Menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital
gains, para pemegang saham lebih menyukai capital gains karena dapat menunda
pembayaran pajak. Oleh karena itu pemegang saham mensyaratkan suatu tingkat
keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi,
capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend yield rendah, capital
gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas capital gains,
perbedaan ini akan makin terasa.
2.1.5 Dividen
Dividen adalah nilai pendapatan bersih perusahan setelah pajak dikurangi

dengan laba ditahan (retained earning) yang disimpan sebagai cadangan bagi
perusahaan (Ang, 1997). Perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat
akan menerbitkan laporan keuangan. Dalam laporan keuangan, tertulis beberapa
keuntungan perusahaan pada tahun bersangkutan, kemudian dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS) akan diputuskan besarnya dividen yang akan diterima
oleh para pemegang saham.
Kebijakan dividen menentukan pembagian laba antara pembayaran kepada
pemegang saham dan investasi kembali perusahaan. Kebijakan dividen melibatkan
keputusan

apakah

akan

membagikan

laba

atau


menahannya

untuk

diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan (Copeland, 1997). Dalam pembagian
dividen perusahaan mempertimbangkan proporsi pembagian antara pembayaran
kepada pemegang saham dan diinvestasikan dalam perusahaan. Disatu sisi, laba
ditahan (retained earning) merupakan salah satu sumber pendanaan yang sangat
signifikan bagi pertumbuhan perusahaan, tetapi disisi lain dividen merupakan

12
Universitas Sumatera Utara

aliran kas (asset) yang dibagikan pada pemegang saham.
Berdasarkan bentuk dividen yang dibayarkan, dividen dapat dibedakan atas
dua jenis: (Ang, 1997).
1.

Dividen Tunai (Cash Dividend)
Merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai. Nilai suatu

dividen sesuai dengan nilai tunai yang diberikan. Tujuan emiten untuk
memberikan dividen dalam bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja
saham di bursa efek, yang juga merupakan return kepada para pemegang
saham,
2.

Dividen Saham (Stock Dividend)
Dividen saham merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham

dengan proporsi tertentu. Dividen yang diberikan dalam bentuk saham,
disamping tujuan yang sama dengan dividen tunai juga bertujuan untuk
meningkatkan likuiditas perdagangan saham di bursa efek. Disamping itu
pemberian dividen dalam bentuk saham kadang-kadang juga diberikan karena
memperhatikan likuiditas keuangan perusahaan. Direksi menilai bahwa
likuiditas keuangan perusahaan tidak memungkinkan pembayaran dividen
dalam bentuk tunai sehingga diputuskan dibayarkan dalam bentuk saham baru
(dividen saham).
Pada waktu pengumuman dividen, ada beberapa jenis tanggal yang
perlu diperhatikan: (Ang, 1997).
1.

Tanggal Pengumuman (Announcement Date)
Tanggal pengumuman dividen merupakan tanggal resmi pengumuman oleh

13
Universitas Sumatera Utara

emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadual pembayaran dividen yang
akan dilakukan.
2.

Tanggal Cum Dividen (Cum Dividend Date)
Tanggal cum dividen merupakan tanggal hari akhir perdagangan saham
yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai
maupun dividen saham.

3.

Tanggal Ex Dividen (Ex Dividend Date)
Tanggal ex dividen merupakan tanggal dimana perdagangan saham
tersebut sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen.

4.

Tanggal Pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham (Date of Record)
Tanggal dimana seseorang harus terdaftar sebagai pemegang saham
perusahaan publik atau emiten, sehingga dia mempunyai hak
memperoleh dividen yang diperuntukkan bagi pemegang saham.

5.

Tanggal Pembayaran (Payment Date)
Tanggal pembayaran merupakan tanggal dimana dividen dibayarkan
kepada pemegang saham.

2.1.6 Kandungan Informasi Dividen
Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan
dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen.
Menurut teori sinyal, dividen dipakai sebagai suatu signal oleh perusahaan. Jika
perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan, aliran

14
Universitas Sumatera Utara

kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat di mana dividen yang
meningkat tersebut bisa dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan
dividen. Pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan dividen tersebut.
Hal sebaliknya akan terjadi jika perusahaan merasa prospek di masa mendatang
menurun, perusahaan akan menurunkan pembayaran dividennya. Pasar akan
merespon negatif pengumuman tersebut.

2.1.7 Return Individual
Return individual adalah tingkat keuntungan harian untuk masing-masing
saham. Return individual ini merupakan persentase dari harga saham pada saat ini
dibagi harga saham pada saat sebelumnya. Formulasi (Manurung 1997) adalah

Rit  Ln

Pt
Pt 1

dimana :
Pt

= harga saham i pada periode t

Pt-1

= harga saham i pada periode t-1

2.2

Review Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak pada
periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian dan objek
penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung
penelitian ini.

15
Universitas Sumatera Utara

No.

1.

2.

Nama
Variabel
Peneliti
Penelitian
Terdahulu
Nurmala
Variabel
(2006)
Independen
Dividen

Pahlevi
(2008)

3.

4.

Deitiana
(2011)

Istanti
(2013)

Kesimpulan Penelitian

Peneliti
menggunakan
analisis
: korelasi Spearman Rank dengan
menggunakan data sampel tiga
perusahaan selama lima tahun
Variabel Dependen: berturut-turut dari tahun 1996-2000.
Harga Saham
Berdasarkan pengujian hipotesis
ketiga perusahaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dividen tidak
berpengaruh terhadap harga saham
Variabel
Peneliti mengambil sampel 14
Independen :
perusahaan yang membayar dividen
Pengumuman
meningkat dan menurun.
Dividen
Hasil penelitian tersebut adalah
Variabel Dependen : pengumuman
dividen
dapat
Harga Saham
mempengaruhi harga saham di sekitar
ex-dividend date perusahaan sektor
keuangan di BEI pada tahun 2008
Variabel
Peneliti melakukan penelitian tentang
Independen :
pengaruh
rasio
keuangan,
Dividen
pertumbuhan penjualan, dan dividen
terhadap harga saham.
Dari hasil perhitungan, dilihat angka
Variabel Dependen : signifikansi sebesar 0,758 maka H4
Harga Saham
tidak terdukung, artinya tidak ada
pengaruh variabel dividen terhadap
variabel harga saham.
Variabel
Penelitian melakukan penelitian
Independen :
pengaruh kebijakan dividen terhadap
Dividen
harga saham pada perusahaan LQ 45.
Variabel Dependen Dari
hasil
penelitian
dapat
:
disimpulkan bahwasanya terdapat
Harga Saham
pengaruh kebijakan dividen terhadap
harga saham LQ45 di Bursa Efek
Indonesia.

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015

16
Universitas Sumatera Utara

Nurmala (2006) melakukan penelitian pengaruh dividen terhadap harga
saham perusahaan-perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan otomotif yang telah go publik di Bursa Efek Jakarta. Hal
ini dapat dilihat dari hasil regresi selama periode penelitian, pengaruh dividen
tersebut sangat kecil sekali. Pembayaran atas dividen tidak perlu dilakukan,
karena tidak akan berpengaruh terhadap kemakmuran para pemegang saham dan
juga tidak akan menaikkan harga saham suatu perusahaan. Dengan demikian,
perusahaan harus mempunyai rencana investasi yang menguntungkan untuk
dilaksanakan sepanjang tahun.
Pahlevi (2008) melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia dengan
menggunakan 14 sampel perusahaan yang membayar dividen meningkat dan
menurun. Hasil penelitian tersebut adalah pengumuman dividen dapat
mempengaruhi harga saham di sekitar ex-dividend date perusahaan sektor
keuangan di BEI pada tahun 2008
Deitiana

(2011)

melakukan

penelitian

pengaruh

rasio

keuangan,

pertumbuhan penjualan dan dividen terhadap harga saham. Dari hasil perhitungan,
dilihat angka signifikansi sebesar 0,758 maka H4 tidak terdukung, artinya tidak
ada pengaruh variabel dividen terhadap variabel harga saham.
Istanti (2013) melakukan penelitian pengaruh kebijakan dividen terhadap
harga saham pada perusahaan LQ 45. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwasanya terdapat hubungan dan pengaruh kebijakan dividen terhadap harga
saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

17
Universitas Sumatera Utara

2.3

Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara
variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen.
Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan
penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti
dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan
masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori, maka dapat dibuat
kerangka konseptual atas penelitian ini yang digambarkan pada Gambar 2.1.

Harga Saham
(Y)

Dividen
(X)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

18
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan kerangka konseptual, terlihat bahwa hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab akibat). Di
mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu Dividen meningkat (X)
akan mempengaruhi variabel dependen pergerakan harga saham (Y).
Motivasi pemegang saham untuk menginvestasikan dalam bentuk saham
adalah untuk mendapatkan keuntungan lebih, dari yang ditawarkan oleh dunia
perbankan. Dalam mengambil keputusan investasi, pemegang saham haruslah
menganalisa berbagai macam informasi yang relavan dengan peluang investasi
mereka. Berdasarkan teori – teori yang telah diketengahkan sebelumnya
terungkap bahwa prospek keuntungan yang mungkin didapatkan oleh pemegang
saham tidak hanya bersumber dari dividen namun juga berasal dari capital gain.
Pengumuman dividen sebagai sarana informasi bagi para pemegang saham
memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga saham, para pemegang saham
memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga saham. Para pemegang saham akan
bereaksi positif jika pembayaran dividen meningkat diluar estimasi mereka.
Sebaliknya, pemegang saham memberikan reaksi negatif jika ternyata perusahaan
menurunkan pembayaran dividen. Kebijakan dividen yang diambil perusahaan
akan mencerminkan kinerja maupun prospek perusahaan yang bersangkutan. Oleh
karena itu penurunan dividen dipandang oleh kalangan pemegang saham sebagai
imbas dari kinerja perusahaan yang buruk. Peningkatan dividen merupakan suatu
indekasi performa perusahaan yang baik serta dengan sendirinya memiliki
prospek cerah di mata para pemegang saham.

19
Universitas Sumatera Utara

Persepsi pemegang saham seperti yang terjadi selama in menyebabkan
perusahaan menghadapi pilihan yang dilematis. Di satu sisi, perusahaan ingin
mempertahankan citra yang baik di mata

pemegang saham, di sisi lain

perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk mengembangkan usahanya dengan
konskuensi menurunkan pembayaran dividen, yang tentu saja akan direspon
secara negatif oleh pasar.
Menurut Miller dan Rock (1985) Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
jika pemegang saham mengharapkan dividen perusahaan meningkat sebesar 9%
/tahun dan hal tersebut terjadi, maka harga saham tidak akan meningkat secara
mencolok. Hal tersebut terjadi karena pasar telah mengangtisipasinya. Namun
harga saham akan meningkat secara signifikan jika dividen yang diumumkan
perusahaan, meningkat jauh di luar perhitungan para pemegang saham. Hal
sebaliknya juga akan terjadi jika dividen yang diumumkan tidak sesuai dengan
harapan pemegang saham.
Fakta yang timbul menunjukkan bahwa peningkatan dividen secara
siknifikan, akan meningkatkan harga saham sekaligus mengidikasikan bahwa
agregat, pemegang saham memberikan apresiasi yang lebih positif terhadap
dividen ketimbang capital gain. Namun demikian Miller dan Modigliani
mengajukan argument yang berbeda. Mereka mengungkapkan fakta – fakta bahwa
pihak perusahaan selalu ragu untuk meningkatkan dividen kecuali jika perusahaan
mempredisikan keuntungan yang meningkat secara permanen. Berdasarkan hal
tersebut Miller dan Modigliani mengambil kesimpulan bahwa peningkatan
dividen merupakan signal kepada pemegang saham sehubungan dengan prediksi

20
Universitas Sumatera Utara

keuntungan yang diperkirakan akan meningkat. Lebih lanjut Miller dan
Modigliani menyatakan reaksi pemegang saham pada perubahan dividen. Dalam
argumennya

mereka

menyatakan

bahwa

suatu

perusahaan

menentukan

pembayaran dividen dengan motivasi untuk menarik minat pemegang saham.
Pada prinsipnya, pemegang saham terdiri dari pemegang saham jangka panjang
dan pendek, dimana pemegang saham jangka panjang mengharapkan pendapatan
yang stabil dan hal tersebut tercermin dalam rasio pembayaran dividen perusahaan
yang tinggi. Sebaliknya, pemegang saham jangka pendek akan cenderung memilih
perusahaan yang memiliki rasio pembayaran dividen rendah sebab hal ini
menggambarkanbahwa pihak manajemen perusahaan mengambil kebijikan untuk
melakukan ekspansi usaha / peningkatan kinerja usaha.

2.3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Zikmund (1991) “a hypothesis is a proportion that is
empirically testable”. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang harus diuji
kebenarannya. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka hipotesis
penelitan ini adalah Dividen Perlembar Saham berpengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan LQ 45 periode 2011-2014.

21
Universitas Sumatera Utara