Dampak kebijakan dividen terhadap volatilitas harga saham perusahaan LQ 45 di BEI

(1)

i

DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 di BEI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

JULFI FAJRIHAN NIM: 206081003950

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 di BEI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Julfi Fajrihan 206081003950

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. DR. Ahmad Rodoni Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19770122 2003121 1 001

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

iii

Hari ini Kamis, Tanggal 16 Bulan September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Julfi Fajrihan NIM: 206081003950 dengan judul skripsi “DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 di BEI. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 September 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Penguji I Penguji II

Prof. DR. Ahmad Rodoni Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Herni Ali HT,SE., MM


(4)

iv

Hari ini Rabu, Tanggal 07 Bulan Tujuh Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Julfi Fajrihan NIM: 206081003950 dengan judul skripsi “DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 di BEI. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Juli 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Penguji I Penguji II

DR. Yahya Hamja, MM Indo Yama Nasarudin, SE., MAB NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19741127 200112 1 002

Penguji III

Suhendra, S.Ag, MM NIP. 19711206 200312 1 001


(5)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Julfi Fajrihan

Tempat/Tanggal Lahir : Purwodadi, 1 Juni 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Benda Barat 12 Blok D39/10a

Pamulang Permai II - Tangerang Selatan

Telp : 085691500521 / 02185496801

Email : julfifajrihan@yahoo.com

PENDIDIKAN

Tahun 1993-1994 : TK Islam Puspa Negara Tahun 1994-2000 : SDN Pondok Benda I Tahun 2000-2003 : SLTP Waskito 4 Tahun 2003-2006 : SMAN I Pamulang

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun 2001-2002 : Seksi kesenian OSIS Waskito 4

Tahun 2007-2008 : Seksi Penelitian dan Pengembangan BEM FEIS Non Reguler


(6)

vi ABSTRACT

This research has purposes : To analyze the influence between Dividen Payout Ratio, Dividend Yield, Earning Volatility, Firm Size, DAR and Growth In Assets partially and simultaneously to Stock Price volatility in LQ-45 companies, and to analyze independent Variable which most dominant to Stock Price volatility. This research is using multiple regression analysis. Data used in this study used inusing secondary data which is obtained from the Indonesian Stock Exchange. The chosen sample in this research is that all the company which is registered in Indonesian Stock Exchange which include in LQ-45 categories which have a dividend payment start from year 2005 until year 2009. The result of this research showing if there is an influence simultaneously in Dividend Payout Ratio, Dividend Yield, Earning Volatility, Firm Size, DAR, and Growth In Assets Variable to Stock Price Volatility. The conclution of this research shows if the Dividend Payout Ratio and dividend Yield has a significant influence partially to Stock Price Volatility. Where as Earning Volatility, Firm Size, DAR, Growth In Assets Variable is not really has a significant influence. The most dominant variabel which has a big influence in Stock Price Volatility is Dividend Payout Ratio.

Keyword : Dividend Yield, Dividend Payout ratio, Earning Volatility, Firm Size, DAR, and Growth In Assets, Stock Price Volatility.


(7)

vii ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan: Menganalisa pengaruh secara parsial dan simultan antara Dividen Payout Ratio, Dividen Yield, Volatilitas Earning, Firm Size, DAR dan Growth In Asset terhadap Volatilitas Harga Saham pada perusahaan LQ-45, dan Menganalisa variabel independen yang paling dominan terhadap Volatilitas Harga Saham. Penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kategori LQ-45 yang melakukan Pembayaran Dividen mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel Dividen Payout Ratio, Dividen Yield, Volatilitas Earning, Firm Size, DAR dan Growth In Asset terhadap Volatilitas Harga Saham. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Dividend Payout Ratio dan Dividen Yield berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Volatilitas Harga Saham. Sedangkan variabel Volatilitas Earning, Firm Size, DAR, growth in asset tidak berpengaruh signifikan. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Volatilitas Harga Saham adalah Dividen Payout Ratio.

Kata kunci: Dividen Yield, Dividen Payout Ratio,Volatilitas Earning, Firm Size, DAR dan Growth In Asset,Volatilitas Harga Saham


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan ni’mat iman, ni’mat islam serta ni’mat sehat wal’afiat sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada baginda alam junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Beliau adalah penutup para nabi, rasul yang amanah serta bagi para keluarga, sahabat dan kita semua sebagai pengikutnya, dengan harapan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta . dengan judul skripsi “Dampak Kebijakan Dividen Terhadap Volatilitas Harga Saham Perusahaan LQ 45 di BEI”.

Skripsi yang telah penulis selesaikan ini merupakan salah satu dari

banyaknya ni’mat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Atas segala do’a, motivasi, serta arahan dari berbagai pihak merupakan modal utama bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak dan Mamah yang telah memberikan dukungan selama ini baik berupa moril dan materi. Semoga Allah SWT selalu melindungi, melimpahkan rahmat-NYA serta meninggikan derajat kalian. Amiin.

2. Bapak. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(9)

ix

5. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu akademis selama ini, semoga ilmu yang telah kalian berikan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi saya khususnya dan umumnya orang lain.

6. Angga, Pakde, Bude, om, tante dan Saudara-saudara semuanya yang gak bisa disebut satu persatu. Terma kasih atas dukungannya selama ini. Walaupun kadang suka lupa dan bingung silsilah keluarga.

7. Seluruh staf karyawan dan karyawati Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis

“Mba Ani, Mpo Heny, Mas Ajis, Mas Heri, Mas Alfred, Pak Sukmadi dan lain-lain”. Terima kasih atas layanan dan bantuannya di akademik walaupun suka lama.

8. Temen-temen anak-anak manajemen B “ Prima, Anggi P, Ade, Ali (belajar maen kartu dulu lw pada biar bisa ngalahin gw haha.) Kiki (buruan lo kerjain skripsi biar bisa ikut kloter berikutnya), Anggi S (wah curang lo nggi, nyolong start), Faisal, Alamsyah, Restu, Umar (kuliah yang bener lo kong, inget umur), Bukhori, Apung, Renal, Febrian, Yadih, Rosim, Muzakir, Ririn, Nurul, Rika, Purwanti, Lia, Rheina (say password.hehe), Luthfi” terima kasih udah berjuang bersama selama kuliah. Semoga perjuangan selama kuliah dapat dikenang selalu dan persahabatan kita akan selalu terjalin dengan baik.

9. Temen-temen dari kelas lain “Devi dan Khania (udah bantuin dan jelasin hal-hal yang gw gak tau tentang skripsi), Ale (buruan skripsi le, udah di tantang Taufik Hidayat lo.haha) dan anak-anak manajemen A yang gak bisa disebut satu persatu. Khoir (Terima kasih udah bantuin SPSS), Ibol (nongkrong terus sama anak manajemen B). Temen-temen SD, SMP, SMA, Les, Ngaji, temen-temen maen gw dari dari kecil, iwan (geber terus may), tio , danto.

10.Buat Gustav (my ride), udah setia nganterin kemana-mana dari awal kuliah. Panas-panasan, hujan-hujanan, pokoknya tiada lawan.

11.Terima kasih juga untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu karena dengan segala keterbatasan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.


(10)

x

Akhinya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan skripsi ini kepada semua pihak yang berkepentingan, dengan harapan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya.

Jakarta, September 2010


(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGUJIAN KOMPREHENSIF ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 9

C. Tujuan dan Manfaat ... 9

BAB II Tinjauan Pustaka... 11

A. Volatilitas harga saham... 11

B. Pengertian Dividen... 15

1.Dividen... 15

2.Teori Tentang Dividen... 17

3.Pembayaran Dividen... 20

4.Faktor - faktor yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Dividen... 21

5.Macam-macam Dividen………... 24

C. Dividend Yield ... 26


(12)

xii

E. Volatiltas earning ( Earning volatility) ... 28

F. Hutang Jangka Panjang (Long-term Debt) ... 29

G. Ukuran Perusahaan (Firm Size) ... 34

H. Pertumbuhan Aset (Growth in asset) ... 36

I. Penelitian Terdahulu... 37

J. Hipotesis... 39

K. Kerangka pemikiran... 40

BAB III Metode Penelitian... 43

A. Ruang Lingkup Penelitian... 43

B. Metode Penetuan Sampel... 43

C. Metode Pengumpulan Data... 44

D. Metode Analisis ... 45

E. Operasional Variabel Penelitian... 48

BAB IV Analisis dan Pembahasan... 53

A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 53

B. Sejarah Objek Penelitian... 62

C. Hasil Dan Pembahasan... 63

1. Deskriptif Data... 63

2. Pengujian Asumsi Klasik... 74

3. Uji Signifikansi... 78

4. Analisis Regresi Linier Berganda... 81

D. Interpretasi... 83

BAB V Kesimpulan dan Implikasi... 87

A. Kesimpulan... 87

B. Saran dan Implikasi... 87


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

4.1 Perusahaan Objek Penelitian 63

4.2 Dividend Yield 64

4.3 Dividend Payout Ratio 66

4.4 Volatilitas Earning 67

4.5 Firm Size 68

4.6 Debt to Assets Ratio 70

4.7 Growth In Assets 71

4.8 Volatilitas Harga Saham 73

4.9 Hasil Pengujian Multikolinearitas 75

4.10 Hasil Pengujian Autokolerasi 76

4.11 Hasil Pengujian Uji t 78

4.12 Hasil Pengujian Uji F 80

4.13 Hasil Pengujian Adj R Square 81


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran 42

4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia 54

4.2 Pengujian Normalitas Data 74


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Dividend Yield 94

2 Dividend Payout Ratio 94

3 Volatilitas Earning 95

4 Firm Size 95

5 Debt to Assets Ratio 95

6 Growth in asset 95

7 Volatilitas Harga Saham 97

8 Descriptive Statistics 98

9 Histogram 98

10 Normal P-P plot of regression

strandardize residual 99

11 scatter plot 99

12 Residuals Statistics 100

13 Uji t 100

14 Uji F 101


(16)

DAMPAK KEBIJAKAIT DIWDEN TERHADAP VOLATILITAS IIARGA sArrAM PERUSAHAAhT LQ 4s di BEr

' Skripsi

Diaiukan Kepada I'akultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Mehenuhi Syarat-Syarat UntukMeraih Gelar Sarjana Ekonomi

OIeh: JUE X'airihan 206081003950

Dibawah Bimbingan

Pembimbingl Pembimbingll

*oom"':#ffTKil"*'

T]NTVERSITAS ISLAM I\TEGERI SYARIF' HIDAYATT]LLAH JAKARTA

1431H/2010M Prof. DR Alimad Rodoni


(17)

Hari ini Kamis, Tanggal 16 Bulan September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Slaipsi atas nama Julfi Fajrihan NIM: 206081003950 dengan judul slcripsi *DAMPAK KEBIJAKAI{ DWIDEN TERHADAP YOLATILITAS IIARGA SAIIAM PERUSAIIAAI\I LQ 45 di BEI. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jrrrusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri OIllD Syarif Hidayatullatr

Jakarta-Jakaxt4 16 September 2010

Tim Pcnsuii Uiiqn Skriosi

Penguji I Penguji II

,-/ t

_ L f f i

Prof. DR. Ahmad frdoni Indo Yama Nasaruddin. SE.. MAB

@

Penguii Ahli I

Prcf. Dr. AbdulHamid.MS

Penguji AhIi n

HsmiA|iHTSE..MM


(18)

Hari ini Rabu, Tanggal 07 Bulan Tujuh Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilalnrkan Ujian Kornprehensif atas nama Julfi Fajrihan NIM: 206081003950 dengan judul skripsi {'DAMPAK KIBIJAKAI\I DWIDEN TERIIADAP YOLATILITAS IIARGA SAIIAM PERUSAHAAI\ LQ 45 di BEI. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (US{) Syarif Hidayatultah Jakarta

Jakarta 07 Juli 2010

Tim Penguii Uiian Komprehensif

Penguji II

DR Yahva Hamia" MM iltrP.19490602 197803 I 001

Pengnji III

h&wffi-Sufiendra. S.As. MM NIP. 197112M 200312 I {ill

lV Pcnguji I


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan (return) di masa yang akan datang (Halim, 2005:4). Investasi dibagi kedalam dua kelompok, yaitu investasi pada aset-aset keuangan (financial assets) dan investasi pada aset-aset riel (real assets). Investasi pada aset-aset keuangan dapat dilakukan di pasar modal dan pasar uang, sedangkan investasi pada aset-aset riel dilakukan dengan membeli atau mendirikan asset-aset riel seperti membeli tanah atau rnendirikan pabrik.

Salah satu bentuk investasi di pasar modal adalah saham. Investor saham dapat mengharapkan return dalam bentuk dividen dan atau capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang artinya setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga sejumlah saham yang dimiliki investor bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.


(20)

2 Sedangkan Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual, dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli, capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan di pasar sekunder.

Pasar modal sangat sensitif terhadap peristiwa ataupun informasi yang beredar disekitarnya. Peristiwa ataupun informasi dapat memotivasi investor untuk bereaksi apakah menjual atau membeli saham, sehingga memicu terjadinya volatilitas harga saham. Dalam berinvetasi saham, investor tidak boleh terpaku hanya akan return yang akan dihasilkan. tetapi juga harus memperhatikan segala resiko yang melekat dalam bermain saham. Hal ini tentu akan membuat investasi saham lebih aman. Risiko yang dapat menyebabkan penyimpangan tingkat pengembalian investasi dapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu Systematic risk dan Unsystematic risk.

Systematic risk disebut juga risiko pasar karena berkaitan dengan perubahaan yang terjadi di pasar secara keseluruhan, risiko ini terjadi karena kejadian diluar kegiatan perusahaan. Seperti resiko inflasi, resiko nilai tukar mata uang, resiko tingkat suku bunga.

Unsystematic risk merupakan risiko spesifik perusahaan karena tergantung dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystematic risk antara lain : risiko industri, operating laverage risk dan lain-lain. Risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada banyak sekuritas dengan pembentukan portofolio, unsystematic risk disebut juga diversible risk.

Dalam kaitannya dengan dunia pasar modal, resiko pasar merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh para pelaku pasar seperti trader, baik yang


(21)

3 melakukan daily trading ataupun frequent trading. Risiko pasar ini erat kaitannya dengan ketersediaan data dan informasi pada pasar finansial. Volatilitas harga saham dan pergerakan harga di pasar modal pun menjadi fokus atas terjadinya risiko pasar ini. Dalam mengontrol dan mengurangi risiko pasar yang dapat terjadi, para pelaku pasar dapat melakukan pengukuran volatilitas atau tingkat risiko dari aset-aset keuangan yang mereka perdagangkan, seperti saham, nilai tukar, komoditi, indeks, portofolio, dan lain sebagainya.

Salah satu cara meminimalisir resiko dalam bermain saham adalah dengan melihat besar resiko dari saham tersebut. Besarnya nilai resiko dari saham bisa dilihat dengan menggunakan indikator Beta. Nilai Beta ini diperoleh dari hasil regresi time series antara harga saham dengan IHSG dalam rentang waktu tertentu. Semakin besar Beta menunjukan resiko makin besar. Hal ini karena ketika pasar (IHSG) bergerak sedikit maka harga saham akan berubah cukup besar, atau lebih volatile.

Menurut Alwi (2003) bahwa Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham dari suatu perusahaan go public menjadi fenomena umum yang sering dilihat di lantai bursa efek yang tidak banyak orang yang mengerti atau banyak yang masih bingung mengapa harga saham suatu perusahaan bisa berfluktuasi secara drastis pada periode tertentu. Sebagai salah satu instrument ekonomi ada faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga saham di suatu bursa efek, baik harga saham individual maupun harga saham gabungan misalnya IHSG dan indeks LQ45, yaitu faktor internal (lingkungan mikro) dan eksternal (lingkungan makro).


(22)

4 Berdasarkan penelitian Septi uli rahmi (2009) yang berjudul Analisis perbandingan kinerja pasar modal syariah dan konvensional di Indonesia dengan pendekatan volatilitas return (studi kasus saham JII dan LQ45 di BEI tahun 2006 - 2008), menjelaskan bahwa saham syariah yang tergabung dalam JII memiliki kinerja relative lebih baik pada persistensi jangka pendek, sedangkan saham konvensional atau LQ45 relative lebih baik pada persistensi jangka panjang.

Konsep beta sangat membantu investor dalam melakukan keputusan investasi. Jika investor menduga saham akan naik atau bullish , maka investor akan memilih saham dengan beta yang tinggi sehingga returnnya akan tinggi. Sebaliknya ketika investor mempunyai ekspektasi saham akan turun atau bearish, sebaiknya investor menjaga investasinya dengan saham yang mempunyai beta kecil sehingga penurunan harga saham tidak akan terlalu besar.

Atas dasar pertimbangan resiko tersebut, pokok perhatian penulis adalah apakah kebijakan dividen yang dijalankan oleh perusahaan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan, mengingat informasi yang beredar di pasar modal dapat mempengaruhi investor dan berdampak fluktuasinya harga saham. Kebijakan dividen yang menghasilkan tingkat dividen yang semakin bertambah dari tahun ke tahun akan meningkatkan kepercayaan para investor, dan secara tidak langsung memberikan informasi kepada para investor bahwa kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba perusahaan semakin meningkat. Informasi yang demikian akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahaan di pasar modal, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.


(23)

5 Volatilitas harga saham memang diartikan sebagai resiko, karena ketidak pastian yang dimiliki investor akan masa depan. (Brigham dan Houston,2009). Banyak faktor - faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Seperti kondisi makro ekonomi dan mikro ekonomi suatu negara, kondisi keuangan perusahaan, informasi yang beredar di pasar modal dan sebagainya. Penilaian wajar saham dan prediksi harga pasar merupakan aktivitas penting bagi pelaku pasar modal. Para pelaku pasar modal seperti investor, broker, dan emiten akan menggunakan perbandingan antara nilai wajar dan harga saham pasar sebagai dasar pengambilan keputusan ( Elton & Gruber, 1995). Investor akan menggunakan perbandingan antara nilai wajar dan harga pasar untuk keputusan kapan beli dan kapan jual.

Penelitian ini mengadaptasi pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh nishat dan chaudhari (2003) di Pakistan tentang dividend policy and stock price volatility. Berdasarkan penelitian yang dilakukan nishat dan chaudhari pada bursa efek karachi, menjelaskan dividend yield dan dividend payout ratio memiliki dampak yang signifikan pada volatilitas harga saham pada bursa pakistan. Pada periode keseluruhan firm size dan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap volatilitas harga saham. Dan earning volatility adalah negatif dan signifikan hanya selama periode reformasi.

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Investor juga memperhatikan tingkat Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan. Rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam


(24)

6 perusahaan sebagai sumber pendanaan. Rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio) adalah persentase dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham (Jogiyanto,2000:252)

Apabila dividend yield dari perusahaan yang efisien semakin tinggi maka semakin besar kemungkinan saham itu dinilai tinggi. Hal ini akan membuat investor mau menanamkan dananya pada saham tersebut, sehingga permintaan akan saham tersebut naik pada akhirnya menyebabkan harga saham akan naik juga.

Earning Volatility digunakan untuk mengukur tingkat resiko bisnis dan potensi kebangkrutan perusahaan. Perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang besar cenderung memiliki rasio hutang yang rendah. Volatilitas keuntungan tidaklah selalu harus diartikan sebagai resiko (Brigham dan Houston,2009). Kita harus memikirkan penyebab dari volatilitas tersebut sebelum menarik kesimpulan mengenai apakah volatilitas menunjukkan adanya resiko. Beberapa perusahaan mengalami fluktuasi tersebut mengikuti pola-pola siklus atau musiman. Sehingga volatilitas tidak akan menjadi bagian yang signifikan dari resiko. Hal ini tidak akan menjadi kekhawatiran dari para investor, sehingga harga saham perusahaan tidak akan terpengaruh.

Bradley, Jarrel dan Kim (1984); Friend dan Lang(1988); Long dan Malitz (1985), menemukan bahwa semakin tinggi volatilitas earnings maka leverage akan semakin rendah. Volatilitas earnings yang tinggi akan meningkatkan biaya kebangkrutan (agency cost of debt) sehingga leverage yang digunakan dalam


(25)

7 rangka pengendalian agency cost of equity akan berkurang (Crutchley dan Hansen, 1989).

Menurut Francis (1986) dan Elton and Gruber (1995), perusahaan besar mengalami resiko yang lebih sedikit dibanding dengan perusahaan lebih kecil. Dengan kata lain, perusahaan besar mengalami risiko yang lebih kecil. hal ini dikarenakan perusahaan kecil bekerja kurang efektif dan efisien dibanding dengan perusahaan besar (Cheng F Lee dan Josepha E Finnerty 1991)

Fama dan French (1992) meneliti mengenai beta pasar atau prediksi CAPM terhadap pengaruh positif beta pasar terhadap rata-rata return saham dan menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh pengaruh beta pasar terutama setelah dilakukan perhitungan yang bervariasi terhadap beta yang berhubungan dengan firm size.

Variabel pertumbuhan aktiva (growth in assets) didefinisikan sebagai perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan positif dengan Beta. Dengan alasan semakin cepat tingkat atau laju pertumbuhannya menggunakan dana untuk membiayai kebutuhan pertumbuhannya berarti semakin besar dana yang digunakan dan menyebabkan tingginya resiko yang akan dihadapi. variabel asset growth didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari aktiva total (Hartono, 2000).

Krisis global yang sudah terasa sejak tahun 2007 lalu, menyebabkan fluktuasi harga saham di bursa efek Indonesia meningkat. Hal ini menambah tingkat resiko dalam investasi di pasar modal. Tidak terkecuali perusahaan


(26)

8 tergolong indeks LQ45 yang merupakan perusahaan teraktif dan memiliki likuiditas yang tinggi.

Hal yang paling mencolok dari krisis global di dunia adalah di amerika yang merupakan negara dengaa ekonomi terkuat. Ini antara lain ditandai kasus kebangkrutan sejumlah perusahaan otomotif besar, seperti General Motor (GM), Ford, dan Chrysler atau yang lebih dikenal The Big Three. Pada 2008, pangsa penjualan The Big Three di AS untuk pertama kalinya akan berada di bawah 50 persen. Kurangnya inovasi di bidang teknologi, desain, biaya, imaji, dan unsur lainnya menjadi penyebab penurunan penjualan mobil keluaran The Big Three.

Seiring dengan pelemahan kinerja tiga perusahaan raksasa itu, pangsa pasar mereka pun kini semakin menurun. Dan sebaliknya, pangsa pasar pabrikan otomotif dari Jepang mengalami peningkatan. Pada 2008, tingkat penjualan mobil di AS mengalami kemerosotan yang drastis. Berdasarkan laporan Auto Observer, selama tahun 2008, seluruh The Big Six (The Big Three plus Honda, Nissan, dan Toyota) melaporkan penurunan penjualan.

Dari kondisi ini kita bisa melihat betapa besarnya dampak krisis global terhadap terhadap perusahaan - perusahaan. Beberapa perusahaan mengalami penurunan penjualan bahkan sampai bangkrut, tetapi beberapa peusahaan justru mengalami kenaikan penjualan. Hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor apakah saham perusahaan yang dimilikinya masih menguntungkan atau tidak dan lebih selektif dalam menentukan dimana investor akan menanamkan modalnya.


(27)

9 Meskipun Indonesia tidak terlalu merasakan dampak dari krisis global, tetapi resiko dari berfluktuasinya harga saham menjadi pertimbangan yang harus dilakukan oleh investor.

Berdasarkan latar berlakang diatas apakah kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan LQ 45 berdampak pada volatilitas harga saham. Oleh sebab itu Penulis meneliti tentang “Dampak Kebijakan Dividen Terhadap Volatilitas Harga Saham Perusahaan LQ45 di BEI”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini mencakup, sebagai berikut : 1. Apakah dividend yield, dividend payout ratio, firm size, debt to asset ratio,

earning volatility, growth in asset berpengaruh terhadap volatilitas harga saham secara simultan dan parsial?

2. Variabel independend manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap volatilitas harga saham?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini mencakup, sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh dividend yield, dividend payout ratio, firm size, debt to asset ratio, earning volatility, growth in asset secara simultan dan parsial terhadap volatilitas harga saham.


(28)

10 b. Menganalisis variabel independend yang paling dominan berpengaruh

terhadap volatilitas harga saham. 2. Manfaat penelitian

a. Bahan masukan bagi perusahaan dalam mengkaji ulang kebijakan dividen yang diterapkannya, serta diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan kebijakan dividen dimasa yang akan datang

b. Menambah wawasan bagi pembaca untuk mengetahui pengaruh dari menetukan kebijakan dividen yang dijalankan.

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi para investor sebelum menanamkan modalnya di perusahaan sektor industri manufaktur.

d. Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan mengenai praktek pasar modal khususnya yang berkaitan dengan dampak kebijakan dividen dan volatilitas harga saham perusahaan.


(29)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Volatilitas Harga Saham ( Stock Price Volatility)

Varians yang berubah seiring dengan perubahan waktu umumnya disebut volatilitas. Volatilitas mengukur banyaknya fluktuasi underlying asset dalam satu periode. Volatilitas harga saham memang diartikan sebagai resiko, karena ketidak pastian yang dimiliki investor akan masa depan. (Brigham dan Houston,2009). Pada dasarnya volatilitas dapat dilihat sebagai kecepatan perubahan dalam pasar, meskipun lebih tepatnya disebut kebingungan pasar.

Terdapat 2 jenis volatilitas pada faktor-faktor yang mempengaruhinya (Karina,2006 dalam Chadijah) yaitu:

1. Transistory Volatility adalah volatilitas yang bersifat sementara karena ada ketidak seimbangan arus order, seperti kepemilikan pasar, ekspektasi yang berlebihan, ada pihak tertentu yang berspekulasi membeli atau menjual komoditas dalam jumlah besar.

2. Fundamental Volatility adalah volatilitas yang di sebabkan karena faktor fundamental seperti bencana alam, kegagalan panen, dan serangan hama. Menurut Alwi (2003,87) bahwa Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham dari suatu perusahaan go public menjadi fenomena umum yang sering dilihat di lantai bursa efek yang tidak banyak orang yang mengerti atau banyak yang masih bingung mengapa harga saham suatu perusahaan bisa berfluktuasi


(30)

12 secara drastis pada periode tertentu. Sebagai salah satu instrument ekonomi ada faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga saham di suatu bursa efek, baik harga saham individual maupun harga saham gabungan misalnya IHSG dan indeks LQ45, yaitu faktor internal (lingkungan mikro) dan eksternal (lingkungan makro).

Lingkungan Mikro yang mempengaruhi volatilitas harga saham dan indeks harga saham antara lain ;

1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, produk baru, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan.

2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang, sekuritas yang hybrid, leasing, kesepakatan kredit, pemecahan saham, penggabungan saham, pembelian saham, joint venture dan lainnya.

3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board ofdirector announcements), seperti perubahan dan penggantian direksi, manajemen dan struktur organisasi.

4. Pengumuman penggabungan pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisi dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

5. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan pengembangan, penutupan usaha dan lainnya.


(31)

13 6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi

baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun dan setelah akhir tahun fiskal, EPS, DPS, PER, NPM, ROA, ROE, dan lain-lain.

Sedangkan Lingkungan Makro yang mempengaruhi volatilitas harga saham dan indeks harga saham antara lain ;

1. Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.

2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume / harga saham perdagangan, pembatasan / penundaan trading.

4. Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya volatilitas harga saham di bursa efek suatu negara.

5. Berbagai issue, baik dari dalam dan luar negeri, seperti issue lingkungan hidup, hak azazi manusia, kerusuhan massal, yang berpengaruh terhadap perilaku investor.

Sebagai suatu konsep, volatilitas sangat sederhana dan intuitif. Menurut (sigit dan Bambang, 2006 dalam Rahmi 2009) volatilitas mengukur variabilitas atau


(32)

14 disperse disekitar suatu tedensi pusat (central tedency). Lebih spesifik untuk suatu aset tertentu, volatilitas mengukur seberapa jauh harga sekarang dari aset tersebut menyimpang dari harga rata-rata masa lalu. Semakin besar penyimpangan berarti semakin besar voaltilitasnya. Sebaliknya, apabila harga hampir tidak pernah berubah berarti volatilitas rendah. Volatilitas dipandang sebagai ukuran resiko,dan return yang paling akurat. semakin tinggi volatilitas semakin tinggi pula resiko dan juga return.

Ukuran volatilitas return saham yang paling umum digunakan adalah simpangan baku (Standar deviasi) dari perubahan harga, yang mengukur disperse dari return saham. Pengetahuan mengenai simpangan baku dari return saham sangat penting karena menunjukan peluang terjadinya nilai-nilai return yang ekstrim. Bila nilai simpangan baku besar berarti volatilitas juga besar, yang mengimplikasikan peluang terjadinya return yang positif atau negatif juga besar.

Volatilitas mengukur kecepatan perubahan harga suatu saham. Semakin tinggi volatilitas, maka kemungkinan naik atau turunnya harga saham akan semakin besar. Perhitungan volatilitas akan dilakukan dengan metode statistik untuk memperoleh simpangan baku (standard deviasi).

Standar deviasi merupakan alat pengukur volatilitas dari suatu varian yang memiliki penyebaran yang konstan (homokedastik). Standar deviasi adalah ukuran lebar disperse titik tengah distribusi profitabilitas, yakni jarak rata-rata dari perubahan return terhadap nilai mean sebagai puncak dari distribusi. Standar deviasi adalah akar kuadrat dari varian (Rahmi, 2009).


(33)

15 B. Pengertian Dividen

1. Dividen

Dividen menurut Weston dan Copeland (2005) dalam buku Rodoni dan Ali adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada pemegang saham dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya.

Pengertian dividen dalam undang-undang PPh Pasal 4 Ayat (1) 2008:

”pengertian dividen adalah dividen dengan nama dan dalam bentuk apa

pun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. Kata-kata “dengan nama dan dalam

bentuk apapun” memberikan makna yang luas bagi dividen yang misalnya tidak terikat pada nama dividen atau bentuk uang.”

Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Secara teoritis perubahan harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Marzuki Usman mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah dividend yield, price earning ratio dan nilai buku (Marzuki Usman, 1990:155).

Menurut Bharbatosh Banerje (2008), kebijakan dividen yaitu:

Dividend decision comprises one of the major decision areas of financial management. Dividend policy is the plan of action adopted by the board of directors of company whenever a dividend decison is made.It may be referred to as the policy relating to the amount to profits to be distributed to the equity shareholder in proportion of their holdings.


(34)

16 Peirson and Bird's (1998), menjelaskan kebijakan dividen adalah:

An important aspect of mangement's decisions on these distributions is dividen policy which determines how much of a company's profit will be paid to shareholders as dividends and how muh will be retained.

Kebijakan dividen penting karena dua alasan yaitu pertama, pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham, dengan demikian akan berpengaruhpula dengan perdagangan saham. Kedua, pendapatan yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri (equity capital) yang terbesardan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan.

Kedua alasan tersebut merupakan dua sisi kepentingan perusahaan yang agak kontroversial. Agar kedua kepentingan itu dapat terpenuhi secara optimal, manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan teliti kebijakan dividen yang harus dipilih.

Banyak perusahaan yang menyadari adanya dua hal tentang reaksi investor atas dividen:

a. Tingkat dividen absolut akan dikurangi hanya jika ada indikasi bahwa penurunan laba akan terjadi pada periode yang relative lama.

b. Penurunan harga saham berhubungan dengan penurunan tingkat dividen absolut.

Dampak positif utama terhadap harga saham adalah untuk menjaga target rasio pembayaran dividen sepanjang wakru. Jadi, pembagian dividen sangat erat hubungannya dengan investasi dana yang ada dalam perusahaan.


(35)

17 2. Teori Tentang Dividen

Ada berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen antara lain : a. Teori “ Dividen Tidak Relevan “ dari Modigliani dan Miller

Mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh suhartono (2004), yang mendukung Modigliani dan Miller (MM) , nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak ( EBIT ) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan.

Beberapa ahli menyoroti asumsi tidak adanya pajak. Jika ada pajak maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains

(kenaikan harga saham) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih

suka menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada

capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui

atau di nikmati. Dengan kata lain, investor lebih untung karena dapat menunda pembayaran pajak. Investor lebih suka bila perusahaan menetapkan DPR yang rendah, menginvestasikan kembali keuntungan dan menaikkan nilai perusahaan atau harga saham.

b. Teori “ The Bird in the Hand

Brigham, et al. (1999) dalam ariwibowo (2007). Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada


(36)

18 capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (KS) adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. KS adalah keuntungan dari dividen (dividend yield ) ditambah keuntungan dari capital gains (capital gains yield).

Modigliani dan Miller menganggap bahwa argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu kesalahan (MM menggunakan istilah

The Bierd in the hand Fallacy “). Menurut MM, pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama.

c. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan

capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat

menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan

dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan

dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividen

lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.

Jika manajemen percaya bahwa teori “ Dividen tidak relevan “


(37)

19 berapa besar dividen yang harus dibagi, Jika mereka menganut teori “The Bird in the Hand“, mereka harus membagi seluruh EAT dalam bentuk dividen. Dan bila manajemen cenderung mempercayai teori perbedaan pajak (Tax Differential Theory), mereka harus menahan seluruh EAT atau DPR = 0 %. Jadi ke 3 teori yang telah dibahas mewakili kutub – kutub ekstrim dari teori tentang kebijakan dividen. d. Teori “ Signaling Hypothesis

Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan suatu “ sinyal “ kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dividen masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit dividen waktu mendatang.

Seperti teori dividen yang lain , teori “Signaling Hypotesis“ ini juga

sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek “sinyal“ atau disebabkan karena efek “sinyal“ dan preferensi terhadap dividen.


(38)

20 e. Teori “ Clientele Effect “.

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu Dividend payout Ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

Jika ada perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanjut usia dikenai pajak lebih ringan) maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebalinya kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen yang besar.

Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari “Clientele“ ini ada. Tapi menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih baik dari dividen kecil, demikian sebaliknya. Efek “Clientele“ ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka

3. Pembayaran Dividen

Berkaitan dengan pengakuan dan pembayaran dividen ada tiga hal penting dalam laporan dividen formel (A. Haryono Yusuf: 75) yaitu :


(39)

21 a. Tanggal pengumuman (Announcement Date)

Tanggal pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara formal mengumumkan dibagikannya dividen

b. Tanggal pencatatan (Record Date)

Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana pemilik saham ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen akan dibagikan

c. Tanggal pembayaran (Paymnet Date)

Tanggal ini dividen dibayarkan kepada pemegang saham. Setelah dividen dibayarkan kas di debet dan piutang dieliminasi. Dan pembayaran dividen akan dikenakan pajak penghasilan.

Dari ketiga tanggal yang berkaitan dengan pembayaran dividen tersebut yang paling penting adalah tanggal pengumuman dividen. Karena pemegang saham dihadapkan pada pilihan untuk menjual kepemilikan sahamnya atau menahannya. Pengambilan keputusan tersebut dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah dividen. Jika dividen yang diterima kecil dibanding capital gain, maka kemungkinan besar pemegang saham memilih untuk menjualnya kembali.

4. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Dividen. Menurut Awat (1998) yang di kutip dari penelitian Dhailami (2006), terdapat beberapa faktor yang ikut menentukan kebijakan dividen suatu perusahaan, faktor-faktor tersebut adalah:


(40)

22 a. Dividend Payout Ratio industri di mana perusahaan itu berada. Artinya, perusahaan tidak boleh mengabaikan kebijakan dividen perusahaan pesaing.

b. Pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan mengalami pertumbuhan, maka jumlah pembayaran dividen dapat dinaikkan. Sebab dengan adanya tambahan pendapatan maka dividen dan laba ditahan juga bertambah.

c. Stabilitas pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan tidak stabil maka manajer segan untuk mengurangi jumlah pembayaran dividen.

d. Kesempatan investasi yang tersedia. Apabila terdapat kesempatan investasi maka diperlukan banyak tambahan dana. Tambahan dana yang tak punya biaya tunai adalah dana intern, yaitu laba ditahan.

e. Jika tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu proyek baru adalah tinggi, pada umumnya pemegang saham bersedia menerima capital gain melalui kenaikkan harga saham. Dengan demikian, hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan pada suatu proyek baru dan jumlah pembayaran dividen adalah negatif.

f. Ketersediaan dan biaya alternatif sumber dana. Apabila biaya modal pinjaman tinggi, maka penggunaan laba ditahan akan semakin menarik.

g. Preferensi pemegang saham dan keleluasaan untuk menyimpang dari maksimisasi kemakmuran.

h. Harapan mengenai kondisi bisnis pada umumnya. Pada waktu inflasi mungkin laba cenderung naik sehingga manajemen dapat menaikkan


(41)

23 pembayaran dividen. Dengan demikian, dalam keadaan inflasi, pendanaan melalui pinjaman akan lebih menarik, bandingkan dengan menggunakan laba ditahan.

i. Pembatasan-pembatasan yang diberikan kreditur. Kadang-kadang para kreditur bisa memberikan batasan mengenai jumlah pembayaran dividen yang boleh dilakukan perusahaan. Tindakan ini biasanya dilakukan agar perusahaan mampu mengarahkan usahanya dalam pelunasan hutang. Menurut Hanafi (2004:375) faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen terdiri dari:

a. Kesempatan investasi

Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV positif.

b. Likuiditas dan Profitabilitas

Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham.


(42)

24 c. Akses ke pasar keuangan

Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik, perusahaan bisa membayarkan dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

d. Stabilitas pendapatan

Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas dimasamendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas dimasa mendatang membatasi kemampuan perusahaan membayar dividen yang tinggi.

e. Pembatasan-pembatasan.

Seringkali kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen membatasi pembayaran dividen dalam situasi tertentu, atau rasio likuiditas tertentu, atau perusahaan tidak bisa membayarkan dividen sebelum dividen untuk pemegang saham preferen dibayar. Dalam situasi normal, atau baik, pembatasan semacam itu tidak berpengaruh banyak terhadap kemampuan perusahaan membayarkan dividennya. Tetapi dalam situasi buruk dimana aliran kas lebih kecil, pembatasan tersebut akan mempengaruhi pembayaran dividen oleh perusahaan.

5. Macam-macam dividen

Menurut Baridwan (2003: 434) dividen yang dibagikan kapada para pemegang saham bias berupa:


(43)

25 a. Cash dividen

Yang dimaksud cash dividen adalah dividen dalam bentuk kas.Dividen jenis ini paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibagikan tergantung dari pembatasan pembatasan oleh undang-undang, konrtrak-kontrak dari jumlah uang tunai yang dimiliki dan tersedia dalam perusahaan.

b. Property Dividend (Aktiva dividen selain kas)

Property dividen biasa disebut sebagai dividen barang yaitu, dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Aktiva yagn dibagikan bias berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, barang dagangan atau aktiva lain.

c. Scrip Dividend (dividen utang)

Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagikan itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak mencukupi. Sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan scrip dividens yaitu tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan dating. scrip dividens ini mungkin berbunga, mungkin juga tidak.

d. Liquidating dividend (Dividen likuidasi)

Yang dimaksud dengan dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Dividen ini tercatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca di laporkan sebagai pengurangan modal saham.


(44)

26 e. Stock dividen (Dividen Saham)

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham yang dimilikinya.

C. Dividend Yield

Dividend Yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan harga saham sekarang (Jones, 2004:41). Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen dari total return

Total Return = Yield + Price Change

Apabila perusahaan dapat memperoleh laba yang besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu membagikan dividen yang makin besar. Dengan meningkatnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang juga diiringi dengan semakin besarnya dividen yang dibagikan hal ini akan menyebabkan harga saham akan meningkat. Hal ini dikarenakan banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan laba, sehingga demand akan saham tersebut meningkat.

Jika investor bermaksud menyimpan saham selamanya, ia mengharapkan dividen saham. Jika investor bermaksud menjual saham dikemudian hari, ia mengharapkan dividen saham dan keuntungan akibat kenaikan harga saham. Ini berarti apabila dividend yield dari perusahaan yang efisien semakin tinggi maka semakin besar kemungkinan saham itu dinilai tinggi. Hal ini akan membuat investor mau menanamkan dananya pada saham tersebut, sehingga permintaan


(45)

27 akan saham tersebut naik pada akhirnya menyebabkan harga saham akan naik juga.

Dividend Yield (DY) dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: DY = Dividen yang Dibayarkan

Harga Saham Sekarang

Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase. Sedangkan untuk mengukur besarnya perubahan yang terjadi digunakan formula sebagai berikut:

DDY = DY1– DY0

DY0

Dimana : DY1 : Dividend yield saat t

DY0 : Dividend yield saat t-1

D. Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen per share

dengan earning per share. Definisi Dividend Payout Ratio menurut Van Horne &

Machowicz Jr. (1998:483) Dividend Payout Ratio adalah:

Annual cash dividends divided by annual earnings; or alternatively Dividend per Share divided by Earning per Share. The ratio indicates the percentage of a company’s earnings that’spaid out to shareholder in cash.”

DPR digunakan untuk mengukur berapa rupiah yang diberikan kepada pemegang saham dari keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurang pajak. Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang

saham ”equity investors”, sedangkan laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Setiap perusahaan selalu ingin adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut


(46)

28 disatu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham dilain pihak, tetapi tujuan tersebut selalu bertentangan. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti bahwa bagian dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen makin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang

saham sebagai ”cash dividend” disebut dividen payout ratio.

Selain jumlah dividen yang dibagikan perusahaan, investor juga memperhatikan tingkat Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan. Rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio) adalah persentase dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham (Jogiyanto,2000:252)

DPR memberikan gambaran tingkat pembagian dividen terhadap Net income yang diperoleh perusahaan. Semakin mapan suatu perusahaan pada umumnya memiliki tingkat DPR yang semakin tinggi.

Rumus :

DPR = Total Dividend Net Income

E. Earning Volatility

Variabel ini di gunakan untuk mengukur tingkat resiko bisnis dan potensi kebangkrutan perusahaan. Perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang besar cenderung memiliki rasio hutang yang rendah sehingga di harapkan akan memiliki koefisien terhadap rasio hutang .


(47)

29 Bradley, Jarrel dan Kim (1984); Friend dan Lang(1988); Long dan Malitz (1985), menemukan bahwa semakin tinggi volatilitas earnings maka leverage akan semakin rendah. Volatilitas earnings yang tinggi akan meningkatkan biaya kebangkrutan (agency cost of debt) sehingga leverage yang digunakan dalam rangka pengendalian agency cost of equity akan berkurang (Crutchley dan Hansen, 1989).

Volatilitas keuntungan tidaklah selalu harus diartikan sebagai resiko (Brigham dan Houston,2009). Kita harus memikirkan penyebab dari volatilitas tersebut sebelum menarik kesimpulan mengenai apakah volatilitas menunjukkan adanya resiko. Beberapa perusahaan mengalami fluktuasi tersebut mengikuti pola-pola siklus atau musiman. Sehingga volatilitas tidak akan menjadi bagian yang signifikan dari resiko. Hal ini tidak akan menjadi kekhawatiran dari para investor, sehingga harga saham perusahaan tidak akan terpengaruh.

Menurut Riyanto (1995) dalam penelitian laili hidayati, menyatakan bahwa apabila ada aktiva perusahaan yang peka resiko, maka perusahaan harus lebih banyak membelanjai dengan modal sendiri, modal yang tahan resiko, dan sedapat mungkin mengurangi pembelanjaan dengan modal asing atau modal yang takut resiko. Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa makin lama modal harus diikatkan, makin tinggi derajat resikonya, makin mendesak keperluan akan pembelanjaan seluruhnya atau sebagian besar dengan modal sendiri.

F. Hutang Jangka Panjang (Long-term Debt)

Rasio hutang terhadap total aktiva, yang umumnya disebut sebagai rasio hutang (debt ratio), akan mengukur presentase dari dana yang diberikan oleh


(48)

30 kreditor. Total hutang meliputi kewajiban lancar dan hutang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio total hutang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likudasi. Pemegang saham di lain pihak, mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena ia akan memperbesar ekspektasi keuntungan (Brigham dan Houston,2009).

Hutang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana. Apabila dana ini akan digunakan untuk investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan hasil dalam jangka panjang seperti misalnya untuk pembuatan gedung atau pembelian mesin-mesin, maka dana yang dibutuhkan sebaiknya diperoleh dari hutang jangkapanjang atau modal sendiri.

Hutang jangka panjang adalah semua hutang dan kewajiban yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun. Hutang terdiri dari pinjaman-pinjaman jangka panjang kredit investasi dari pinjaman hipotek. Istilah asing kredit bank umum jangka panjang disebut long term loan. Sedangkan mengucurkan kredit jangka panjang untuk mendanai perluasan usaha yang dibangun debitur disebut project financing.

Sumber pendanaan jangka panjang terdiri dari :

1. Saham Biasa (common stock)

Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan, pemegang saham memperoleh pendapatan dari dividen dan capital again ( selisih antara harga jual

dengan harga beli).

Berbeda dengan obligasi, saham tidak membayar pendapatan yang tetap. berbeda dengan bunga, dividen tidak harus dibayarkan apabila perusahaan


(49)

31 tidak mempunyai kas, tetapi perusahaan memerlukan kas tersebut untuk ekspansi, perusahaan juga tidak harus membayar dividen.

2. Modal Ventura

Modal ventura adalah bentuk penyertaan modal perusahaan dari perusahaan pembiayaan kepada yang membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan yang diberi modal sering dsebut sebagai investe, sedangkan perusahaan pembiayaan yang memberi dana disebut sebagai venture capitalist atau pihak invetor. Bentuk pembiayaan ini berbeda dengan utang bank. Utang bank mengharuskan membayar periodenya. Apabila perusahaan bangkrut, pemegang untuk memperoleh prioritas lebih tinggi dibandingkan pemegang saham dalam distribusi pembagian kas dari penjualan aset likuiditas. Penghasilan modal ventura sama seperti penghasilan saham biasa, yaitu dari dividen (kalau dibagikan) dan dari nilai saham dipegang (capital gain).

3. Obligasi

Obligasi merupakan instrumen yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dijual ke investor. Penjualan bisa dilakukan bursa keuangan dan dicatatkan (public placemen) atau bisa langsung dijual ke investor potensial (private placement). Struktur obligasi pada umumnya relatif sederhana. Perusahaan mengeluarkan surat berharga (surat utang) yang menjanjikan pembayaran pada periode tertentu.

Penerbit obligasi adalah si peminjam atau debitur, sedangkan pemegang obligasi adalah pemberi pinjaman atau kreditur dan kupon obligasi adalah bunga pinjaman yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur.


(50)

32 Berikut ini adalah fitur terpenting dalam suatu obligasi.

a. Nilai nominal atau nilai utang pokok , yaitu nilai yang harus dibayar bunganya oleh penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo.

b. Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada saat penjualan perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh penerbit adalah setelah dikurangi dengan biaya-biaya penerbitan.

c. Tanggal jatuh tempo, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat tersebut penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi.

d. Kupon yaitu suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang obligasi.

e. Tanggal kupon yaitu tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada pemegang obligasi.

f. Dokumen resmi yaitu suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci hak-hak dari pemegang saham.

4. Pinjaman dari lembaga keuangan

Pinjaman lengsung dari lembaga keuangan biasanya mempunyai beberapa karakteristik, yaitu adanya amortisasi dan adanya jaminan. Kebanyakan pinjaman langsung bisa dibayar dengan cara amortisasi, yang berarti pinjaman dilunasi secara bertahap.

kelebihan pinjaman langsung, yaitu:

a.Pinjaman tidak perlu proses pendaftran dan evaluasi yang panjang seperti halnya jika perusahaan akan menerbitkan obligasi.


(51)

33 b.Waktu yang diperlukan bisa lebih singkat dibandingkan dengan penerbitan

obligasi.

kelemahan pinjaman langsung, yaitu:

a.Bunga pinjaman langsung bisa lebih tinggi dibandingkan dengan bunga obligasi.

b.Pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh pemberi pinjaman ( lembaga keuangan) barangkali akan mengurangi fleksibilitas perusahaan.

c.Karena biaya investigasi yang cukup tinggi, lembaga keuangan barang membatasi pinjaman minimum yang bisa diberikan.

d.dibandingkan dengan penerbitan obligasi mempunyai kurang "visible". 5. saham preferen

Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi mempunyai karakteristik obligasi. Pemegang saham preferen memperoleh dividen. Tetapi dividen tersebut seperti bunga, yaitu besarnya tetap. Biasanya besarnya sejumlah presentase tertentu dari nilai nominal saham preferen untuk setiap periode.

keuntungan saham preferen yaitu:

a. Karena saham preferen bukan merupakan utang, penggunaan utang bisa dilakukan oleh perusahaan.

b.Berbeda dengan utang, jika dividen saham tidak dibayarkan, perusahaan tidak dibangkrutkan.

c.kendali atas perusahaan biasanya masih ditangani pemegang saham sehingga hak suara pemegang saham tidak berkurang jika saham preferen diterbitkan.


(52)

34 meskipun saham preferen mempunyai manfaat seperti telah dijelaskan, saham preferen juga mempunyai kelemahan dari sudut pandang perusahaan. kelemahan utama adalah berbeda dengan utang, dividen yang dibayarkan kepada pemegang sahanm preferen akan diperlakukan sebagai pembayaran earning.

G. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Menurut Cooke sebagaimana dikutip oleh Harianto dan Sudomo (2001:181), salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan prediksi laba adalah besaran perusahaan karena skala ekonomi yang berbeda-beda. Skala ekonomi tinggi menyebabkan perusahaan dapat menghasilkan produk dengan tingkat biaya rendah. Tingkat biaya rendah merupakan unsur untuk mencapai laba yang diinginkan sesuai standar yang dituangkan dalam bentuk ramalan. Sehubungan dengan hal itu, skala ekonomi tinggi menyebabkan biaya informasi untuk membuat ramalan menjadi turun. Jadi, perusahaan yang mempunyai skala ekonomi tinggi bisa membuat ramalan yang tepat karena kemungkinan dapat mempunyai data dan informasi yang cukup lengkap.

Menurut Francis (1986) dan Elton and gruber (1995), perusahaan besar mengalami resiko yang lebih sedikit dibanding dengan perusahaan lebih kecil. Dengan kata lain, perusahaan besar mengalami risiko yang lebih kecil. hal ini dikarenakan perusahaan kecil bekerja kurang efektif dan efisien dibanding dengan perusahaan besar.

Fama dan French (1992) meneliti mengenai beta pasar atau prediksi CAPM terhadap pengaruh positif beta pasar terhadap rata-rata return saham dan


(53)

35 menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh pengaruh beta pasar terutama setelah dilakukan perhitungan yang bervariasi terhadap beta yang berhubungan dengan firm

size.

Perusahaan besar lebih mempunyai pengendalian terhadap pasar. Oleh karena itu, perusahaan besar mempunyai tingkat daya saing yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil (Harianto dan Sudomo, 2001:182). Keputusan investasi yang dilakukan di pasar modal pada dasarnya merupakan proses yang berorientasi informasi, di mana informasi digunakan sebagai bahan untuk memprediksi ramalan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan besar bisa membuat ramalan laba yang lebih tepat dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Menurut Moh’d Perry dan Rinbey sebagaimana dikutip oleh Susilowati (2000), besaran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan natural log of sales. Sales dalam hal ini dilihat dari besarnya revenue pada laporan keuangan yang diterbitkan. Dalam penelitian ini, besaran perusahaan diukur dengan besarnya penjualan, karena besarnya penjualan lebih mencerminkan besarnya aktifitas perusahaan serta besarnya kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Pihak investor cenderung menyoroti besarnya perusahaan dari sisi penjualan karena peningkatan penjualan dari tahun ke tahun berarti perusahaan semakin besar dan keuntungan yang akan diperoleh juga akan semakin besar.

Total aktiva dipilih sebagai proxy ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relative lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji, 2005). Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva dibagi besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva


(54)

36 (Hartono, 2000:254). Ukuran perusahaaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dantingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka.

H. Pertumbuhan Aset (Growth in asset)

Menurut Eko Wahyudi dan Baidori (2008), semakin besar growth in assets maka dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham semakin rendah sebaliknya semakin rendah growth in net assets maka dividen yang dibayarkan oleh perusahaan semakin besar. Growth in assets yang besar akan menurunkan pembayaran dividen kepada pemegang saham karena pengelola perusahaan memanfaatkan laba yang diperoleh perusahaan untuk aktivitas pendanaan internal peluang investasi yang ada. Kesignifikanan pengaruh growth in net assets menunjukkan bahwa perusahaan dengan investment opportuniry lebih menyukai menggunakan dana internal sebagai sumber pendanaan. Rozeff (1982:249) menyatakan bahwa perusahaan akan membayar dividen yang rendah ketika mengalami atau mengantisipasi pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi karena pertumbuhan ini membutuhkan investment enpenditures yang lebih tinggi. Hal yang sama diungkapkan oleh Martin, dkk. (1999:459) bahwa perusahaan yang mempunyai peluang investasi maka rasio pembayaran dividen akan turun karena pihak manajemen lebih suka menggunakan dana internal dalam mendanai Investasi.

Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) didefinisikan sebagai perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi


(55)

37 mempunyai hubungan positif dengan Beta. Dengan alasan semakin cepat tingkat atau laju pertumbuhannya menggunakan dana untuk membiayai kebutuhan pertumbuhannya berarti semakin besar dana yang digunakan dan menyebabkan tingginya resiko yang akan dihadapi. variabel asset growth didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari aktiva total (hartono, 2000). Penelitian ini diukur dengan persentase perubahan aktiva dari suatu periode tahun ke-t dikurangi dengan periode tahun ke- t-1 dibagi dengan periode tahun ke- t-1.

bentuk matematisny adalah sebagai berikut:

Asseth growth = total aktiva t - total aktiva t-1

total aktiva t-1

Sesuai perhitungan asset growth per tahun tersebut, kemudian dihitung rata – rata pertumbuhan aktiva dengan membagi total asset growth selama periode pengamatan dibagi banyaknya tahun pengamatan.

T

average growth = ∑ growth

t=1 .

T

I. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Septi uli rahmi (2009) yang berjudul Analisis perbandingan kinerja pasar modal syariah dan konvensional di Indonesia dengna pendekatan volatilitas return (studi kasus saham JII dan LQ45 di BEI tahun 2006 - 2008), menjelaskan bahwa saham syariah yang tergabung dalam JII memiliki kinerja relative lebih baik pada persistensi jangka pendek, sedangkan saham konvensional atau LQ45 relative lebih baik pada persistensi jangka panjang.


(56)

38 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh I.Roni setyawan (2006) yang berjudul Deteksi perbandingan volatilitas harga serta reaksi earning terhadap return dan harga saham sektor LQ45, dengan variabel ekses volatilitas, discount rate, earning, dan harga saham menjelaskan bahwa investor lebih memperhatikan eksese volatilitas harga dibandingkan dengan ekses volatilitas earning. Walaupun harus diakui bahwa mereka tetap menaruh minat positif terhadap kualitas earning yang dihasilkan oleh emiten LQ45.

Menurut Anton (2006) hasil penelitian saham LQ45 menunjukkan bahwa return saham di Indonesia memiliki permasalahan time varying volatility, tetapi tidak terjadi leverage effect pada volatilitas return saham, serta return saham tidak dipengaruhi oleh volume perdagangan. Ternyata pasar modal Indonesia termasuk pasar bentuk lemah.

Berdasarkan penelitian Todi Kurniawan yang berjudul volatilitas harga saham (Analisis atas Jakarta Islamic index) menjelaskan Shariah stock screening sejauh ini adalah pencapaian terbaik dalam hal Islamisasi pasar modal terutama pasar saham. Akan tetapi saham saham yang tergabung dalam indeks ini tidak akan pernah bisa bebas dari dinamisasi pasar yang salah satunya adalah volatilitas. Di pasar saham ini para pemain akan“easy come easy go”. Mereka akan dengan sangat mudah melakukan apapun yang mereka inginkan. Akan sangat sulit sekali untuk mengasumsikan mereka memiliki niat yang sama untuk melakukan investasi dengan cara yang Islami. Sehingga selama para pemain yang ada di pasar tidak memiliki paradigma keIslaman yang kuat Islamic index hanyalah sebuah index yang hanya bisa memberi mereka keuntungan atau kerugian.


(57)

39 Menurut nishat dan chaudhari (2003) yang berjudul dividen policy and stock price volatility menjelaskan bahwa menjelaskan kebijakan dividen ( dividend yield dan dividend payoyt ratio ) memiliki dampak yang signifikan pada volatilitas harga saham bursa Pakistan. Size dan leverage berpengaruh positif dan signifikan pada volatilitas harga saham. Earning volatility berdampak negatif dan sinifikan pada volatilitas harga saham.

Menurut Shamsher Mohamad dan Annuar md Naher yang berjudul Factors Associated with Stock Price Volatility and Evaluation of Gordon's Share Valuation Model on the Kuala Lumpur Stock Exchange, Penemuan kajian menunjukkan Berkenaan dengan penerapan model Gordon dalam menilai saham, temuan ini menunjukkan bahwa model memegang baik. . Untuk kedua nilai buku dan nilai pasar versi k, model memegang serta F-statistik signifikan pada tingkat 5 persen R-squared disesuaikan sekitar 70 persen. Tanda-tanda variabel dividen dan pertumbuhan laba berada di arah di prediksi dan signifikan pada tingkat kepercayaan 0,05.

Namun untuk ukuran nilai pasar k, variabel tingkat pertumbuhan dividen tidak signifikan tidak sama nol. ini berarti bahwa model gordon dengan nilai buku ukuran k dapat dipercaya digunakan oleh investor terhadap nilai harga saham biasa dari perusahaan yang terdaftar di KLSE dalam upaya mereka untuk mengidentifikasi kesalah harga saham

J. Hipotesis

Untuk merumuskan permasalahan mengenai dampak kebijakan dividen (dividend yield, dividend payout ratio, firm size, Debt to asset Ratio, growth in


(58)

40 asset, earning volatility) terhadap volatilitas harga saham pada perusahaan LQ 45 di BEI, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ho : b1 = 0 : Dividend payout ratio, Dividend yield, Dividend payout

ratio, Size, Debt to asset Ratio, Growth in asset tidak terdapat pengaruh secara parsial terhadap volatilitas harga saham.

Ha : b1 ≠ 0 : Dividend payout ratio, Dividend yield, Dividend payout

ratio, Size, Debt to asset Ratio, Growth in asset terdapat pengaruh secara parsial terhadap volatilitas harga saham. 2. Ho : b2 = 0 : Dividend yield, dividend payout ratio, earning volatility,

longterm debt, size, growth in asset tidak terdapat pengaruh Secara simultan terhadap volatilitas harga saham.

Ha : b2 ≠ 0 : Dividend yield, dividend payout ratio, earning volatility,

longterm debt, size, growth in asset terdapat pengaruh Secara simultan terhadap volatilitas harga saham.

K. Kerangka pemikiran

Pasar modal merupakan sarana untuk mempertemukan dua pihak yang berkepentingan. Pihak pertama adalah perusahaan, sebagai pihak yang membutuhkan dana dan pihak kedua adalah investor sebagai pihak yang kelebihan dana. Pasar modal merupakan sarana invetasi yang sangat menguntungkan, tetapi besar pula resiko yang akan diterima.


(59)

41 Masalah dari kebijakan dividen adalah jika pendapatan perusahaan turun atau rugi pada suatu periode tertentu maka dividen yang diberikan akan menjadi rendah atau tidak ada. Karena dividen merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan datang maka mungkin dapat berdampak buruk terhadap harga saham.

Hal ini bisa menjadi sinyal bagi para investor mengenai investasinya pada saham perusahaan tersebut. Sehingga resiko kerugian yang dihadapi bisa di minimalisir. Hal seperti ini tentunya akan berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel dividend yield,dividend payout ratio, firm size, long term debt, earning volatility, growth in asset sebagai variabel independent untuk mengetahui dampak atau pengaruhnya terhadap harga saham.


(60)

42 Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran Perusahaan LQ45

DY

Harga saham Hitung volatilitas dengan standar deviasi

DPR

Kebijakan dividen

DA

Uji normalitas EV

Uji asumsi klasik

SIZE

Uji model regresi

GROWTH

Kesimpulan

BEI Laporan keuangan

Multikolineritas Autokorelasi

Uji regresi berganda heterokedastis


(1)

96

Debt to Assets Ratio

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005

2006

2007

2008

2009

ANTM

0,53

0,41

0,27

0,21

0,21

ASII

0,48

0,54

0,50

0,50

0,45

BBCA

0,89

0,90

0,91

0,91

0,90

BBRI

0,89

0,89

0,90

0,91

0,91

AALI

0,15

0,19

0,21

0,18

0,19

BDMN

0,87

0,88

0,88

0,90

0,84

BLTA

0,75

0,62

0,84

0,76

0,74

BMRI

0,91

0,90

0,91

0,91

0,91

BUMI

0,88

0,85

0,50

0,60

0,66

INDF

0,68

0,65

0,63

0,67

0,64

TINS

0,44

0,52

0,33

0,34

0,33

TLKM

0,52

0,52

0,48

0,52

0,50

UNSP

0,61

0,64

0,45

0,47

0,48

UNTR

0,61

0,59

0,55

0,51

0,42

Growth In Asset

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005

2006

2007

2008

2009

ANTM

0,06

0,14

0,65

(0,15)

(0,02)

ASII

0,20

0,23

0,10

0,27

0,06

BBCA

0,01

0,18

0,23

0,13

0,11

BBRI

0,16

0,26

0,32

0,21

0,12

AALI

8,52

(0,89)

0,53

0,22

0,20

BDMN

0,15

0,21

0,09

0,20

(0,07)

BLTA

0,81

0,04

1,52

0,21

(0,05)

BMRI

0,60

0,02

0,19

0,12

0,02

BUMI

0,20

0,38

0,17

1,19

0,09

INDF

(0,06)

0,09

0,83

0,34

0,03

TINS

0,14

0,26

0,45

0,15

(0,14)

TLKM

0,10

0,21

0,09

(0,89)

9,43

UNSP

0,11

0,43

1,42

0,09

0,09


(2)

97

Volatilitas Harga Saham

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005

2006

2007

2008

2009

ANTM

0,08

0,11

0,33

0,18

0,08

ASII

0,09

0,04

0,07

0,22

0,08

BBCA

0,05

0,04

0,04

0,17

0,09

BBRI

0,08

0,07

0,05

0,18

0,07

AALI

0,08

0,07

0,08

0,20

0,06

BDMN

0,07

0,05

0,07

0,24

0,11

BLTA

0,09

0,07

0,11

0,27

0,11

BMRI

0,07

0,08

0,06

0,25

0,08

BUMI

0,26

0,06

0,11

0,22

0,20

INDF

0,10

0,08

0,07

0,15

0,09

TINS

0,19

0,17

0,13

0,46

0,11

TLKM

0,04

0,49

0,04

0,11

0,05

UNSP

0,06

0,08

0,08

0,28

0,15


(3)

98

LAMPIRAN

UJI REGRESI LINIER BERGANDA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

VOLATILITAS HARGA SAHAM 3.55000E1 20.351085 70

DIVIDEN YIELD 3.55000E1 20.321332 70

DIVIDEN PAYOUT RATIO 3.55000E1 20.321332 70

VOLATILITAS EARNING -.0085 .26708 70

FIRM SIZE 31.04 1.517 70

DAR 3.55000E1 20.325076 70


(4)

(5)

100

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 11.04966 78.53844 3.55000E1 11.686205 70 Residual -3.939557E1 4.915161E1 .000000 16.661311 70

Std. Predicted Value -2.092 3.683 .000 1.000 70

Std. Residual -2.259 2.819 .000 .956 70

a. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA SAHAM

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.356 55.653 1.803 .076

DIVIDEN YIELD .659 .151 .658 4.377 .000 .471 2.125

DIVIDEN PAYOUT RATIO .703 .146 .702 4.812 .000 .499 2.002 VOLATILITAS EARNING .030 8.557 .092 .822 .414 .844 1.185

FIRM SIZE .072 1.890 .154 1.096 .277 .536 1.867

DAR .015 .142 .015 .108 .914 .527 1.896

GROWTH IN ASSET .012 .115 .012 .105 .917 .804 1.244


(6)

101

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9423.149 6 1570.525 5.166 .000a

Residual 19154.351 63 304.037

Total 28577.500 69

a. Predictors: (Constant), GROWTH IN ASSET, FIRM SIZE, DIVIDEN PAYOUT RATIO, VOLATILITAS EARNING, DAR, DIVIDEN YIELD

b. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA SAHAM

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .574a .330 .266 17.436666 1.562

a. Predictors: (Constant), GROWTH IN ASSET, FIRM SIZE, DIVIDEN PAYOUT RATIO, VOLATILITAS EARNING, DAR, DIVIDEN YIELD