Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Landasan Teori

2.1.1.

Pertumbuhan Laba
Chariri dan Ghozali (2003) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa

karakteristik antara lain sebagai berikut:
1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,
2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan
pada periode tertentu,
3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus
tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,
4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan
5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan
biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan
laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja
perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian
proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter
penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba(Warsidi dan Pramuka,
2000).
��������ℎ�� ���� =

���� ��ℎ�� � − ���� ��ℎ�� �−1
���� ��ℎ�� �−1

Universitas Sumatera Utara

Menurut Angkoso (2006), menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain:
1. Besarnya perusahaan
Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang
diharapkan semakin tinggi.
2. Umur perusahaan
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan

laba, sehingga ketepatannya masih rendah.
3. Tingkat leverage
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung
memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.
4. Tingkat penjualan
Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di
masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.
5. Perubahan laba masa lalu
Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh
di masa mendatang.
Menurut Angkoso (2006), ada dua macam analisis untuk menentukan
pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, tetapi dalam
penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental.
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari
suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan

Universitas Sumatera Utara

adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan

keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam company analysis para analis
akan menganalisis laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan rasio
keuangan. Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di
masa

yang

akan

datang

dengan

mengestimasi

faktor

fundamental

yang


mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan
kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan.
2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan
pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi
pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di
masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan.

2.1.2 Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa
lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang
(Barton et al.1989). Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan
daya saing perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan suatu perusahaan
akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam menandai
kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan
tinggi,maka akan mencerminkan pendapatan

meningkat sehingga pembayaran


deviden cenderung meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Swastha dan Handoko (2011), pertumbuhan atas penjualan
merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan/atau jasa
perusahan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat
digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa suatu perusahaan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan kearah
yang lebih baik jika terdapat peningkatan yang konsisten dalam aktivitas utama
operasinya. Jadi pertumbuhan yang terjadi dalam perusahaan sering dikatakan
sebagai tingkat pertumbuhan penjualan.
Menurut Higgins (2003), mengatakan bahwa pertumbuhan diperoleh dari dua
sumber yaitu peningkatan volume dan naiknya harga, karena seluruh biaya variabel,
current assets dan current liabilities mempunyai tendensi dengan penjualan, jadi
semua itu merupakan suatu ide yang baik untuk melihat pertumbuhan didasarkan
pada penjualan perusahaan.
Menurut Brigham dan Huston (2006) berpendapat bahwa perusahaan dengan
penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman

dan menangung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan
dengan penjualannya yang tidak stabil. Home dan Machowicz (2005) mengemukakan
teori bahwa tingkat pertumbuhan penjualan adalah hasil perbandingan antara selisih
penjualan tahun berjalan dan penjualan di tahun sebelumnya dengan penjualan di
tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan penjualan dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
��������ℎ�� ��������� =

��������� ��ℎ�� � − ��������� ��ℎ�� �−1
��������� ��ℎ�� �−1

Universitas Sumatera Utara

2.1.3.

Jenis – Jenis Rasio Keuangan
Pada umumnya rasio keuangan dikelompokkan menjadi 4 kelompok antara

lain sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas

Menurut Harahap (2009), rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk dapat
memenuhi kewajibannya yang sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus
mempunyai alat-alat untuk membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya
harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar
berupa kewajiban-kewajiban lancar. Mengenai rasio-rasio likuiditas sebagaimana
yang diutarakan, dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban
lancar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
������� ����� =

����� ������
��������� ������

Rasio ini merupakan cara untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan

untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, dengan pedoman 2:1 atau 200% ini
adalah rasio minimum yang akan dipertahankan oleh suatu perusahaan. Menurut
Fahmi (2011), kondisi perusahaan yang memiliki current ratio yang baik adalah

dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namunjika current ratio terlalu
tinggi juga dianggap tidak baik karena dapat mengindikasikan adanya masalah seperti

Universitas Sumatera Utara

jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan
sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over
investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang tak
tertagih.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persedian, karena persedian
memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun
kenyataannya persediaan lebih likuid dari pada piutang. Menurut Fahmi (2011),
apabila menggunakan rasio ini maka dapat dikatakan bahwa jika suatu perusahaan
memilik quick ratio sebesar kurang dari 100 % atau 1 : 1, hal ini dianggap kurang
baik tingkat likuiditasnya. Adapun parameter perhitungan rasio cepat adalah :
����� ����� =

����� ������ − ����������

��������� ������

2. Rasio Leverage/Hutang

Menurut Harahap (2009), rasio leverage merupakan rasio yang mengukur
seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Setiap penggunaan utang
oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan pengembalian. Rasio ini dapat
digunakan untuk melihat seberapa resiko keuangan perusahaan. Mengenai rasio-rasio
leverage sebagaimana yang diutarakan, dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Rasio Hutang Terhadap Total Aset (Debt To Total Assets Ratio)

Universitas Sumatera Utara

Menurut Syamsuddin (2006), debt to total assets ratio digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang.
Semakin tinggi rasioini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang
digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan. Adapun parameter perhitungan adalah :
���� �� ����� ����� ����� =


����� ���������
����� ����

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt To Equity Ratio)
Menurut Fahmi (2011), rasio hutang terhadap ekuitas menunjukkan sampai

sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutangnya terhadap pihak luar. Debt to
Equity ratio yang semakin besar menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal
dari hutang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Adapun
parameter perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas adalah :
���� �� ������ ����� =
3. Rasio Aktivitas

����� ���������
����� �������

Menurut Harahap (2009), rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang
dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian, dan kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan

penjualan dengan berbagai elemen aset. Elemen aset sebagai pengguna dana
seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif
dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut, karena rasio
aktivitas umunya diukur dari perputaran masing-masing elemen aset. Mengenai rasiorasio aktivitas sebagaimana yang diutarakan, dapat diuraikan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara harga pokok penjualan dengan ratarata persediaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
��������� �������� =

����� ����� ���������
���� − ���� ���������

Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus

persediaan normal. Menurut Harahap (2009), semakin besar rasio ini semakin baik
karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.
b. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aset. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
����� ������ �������� =

���������
����� �����

Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. Menurut
Harahap (2009), semakin besar rasio ini semakin baik karena perusahaan tersebut
dianggap efektif dalam mengelola asetnya.
4. Rasio Profitabilitas
Menurut Harahap (2009), rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya. Mengenai rasio-rasio profitabilitas sebagaimana yang diutarakan, dapat
diuraikan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

a. Tingkat Pengembalian Aset (Return On Assets)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
������ �� ������ =

���� �����ℎ
����� �����

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila

diukur dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2009), semakin besar rasionya semakin
bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang
dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan laba.
b. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
������ �� ������ =

���� �����ℎ
�������

Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari

modal pemilik. Menurut Harahap (2009), semakin besar rasionya semakin bagus
karena dianggap kemampuan perusahaan yang efektif dalam menggunakan
ekuitasnya untuk menghasilkan laba.

2.1.4.

Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan besar

kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, logsize, nilai
pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3
kategori yang didasarkan kepada total aset perusahaan yaitu perusahaan besar (large

Universitas Sumatera Utara

firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm)
(Machfoedz, 1994).
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya
total aset yang dimiliki perusahaan. Aset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk
aktivitas operasional perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil
operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan,
dimungkinkan pihak kreditor tertarik menanamkan dananya ke perusahaan (Weston
dan Brigham, 1994).
Total

aktiva

dipilih

sebagai

proksi

ukuran

perusahaan

dengan

mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai
market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji dan
Sularto, 2007). Jika nilai dari total aktiva, penjualan, atau modal itu besar, maka
digunakan natural logaritma dari nilai tersebut (Miswanto dan Husnan, 1999).

2.1.5.

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)
Kaen (2003) menyatakan corporate governance pada dasarnya menyangkut

masalah siapa (who) yang seharusnya mengendalikan jalannya kegiatan korporasi dan
mengapa (why) harus dilakukan pengendalian terhadap jalannya kegiatan korporasi.
Yang dimaksud dengan siapa adalah para pemegang saham, sedangkan mengapa
adalah karena adanya hubungan antara pemegang saham dengan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak-pihak utama dalam corporate governance
adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan

Universitas Sumatera Utara

lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator,
lingkungan, serta masyarakat luas.
Menurut Maksum (2005), berbagai keuntungan yang diperoleh dengan
penerapan good corporate governance antara lain :
1. Dengan good corporate governance proses pengambilan keputusan akan
berlangsung secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang
optimal, dapat meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang lebih
sehat.
2. Good corporate governance akan memungkinkan dihindarinya atau sekurangkurangnya dapat diminimalkan tindakan penyalahgunaan wewenang oleh pihak
direksi dalam pengelolaan perusahaan.
3. Nilai perusahaan di mata investor akan meningkat sebagai akibat dari
meningkatnya kepercayaan mereka kepada pengelola perusahaan tempat mereka
berinvestasi.
4. Bagi para pemegang saham, dengan peningkatan kinerja sebagaimana disebut
pada poin satu, dengan sendirinya juga akan menaikan nilai saham mereka dan
juga nilai dividen yang akan mereka terima. Bagi Negara ini juga akanmenaikan
jumlah pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan yang berarti akan terjadi
peningkatan penerimaaan Negara dari sektor pajak.
5. Karena dalam praktik good corporate governance, karyawan ditempatkan sebagai
salah satu stakeholder yang seharusnya dikelola dengan baik oleh perusahaan,
maka motivasi dan kepuasan kerja karyawan juga diperkirakan akan meningkat.

Universitas Sumatera Utara

6. Dengan baiknya pelaksanaan good corporate governance, maka tingkat
kepercayaan para stakeholders kepada perusahaan akan meningkat sehingga citra
positif perusahaan akan naik. Hal ini tentu saja dapat menekan biaya yang timbul
akibat tuntutan stakeholders kepada perusahaan.
7. Penerapan good corporate governance yang konsisten juga akan meningkatkan
kualitas laporan keuangan perusahaan. Manajemen cendrung untuk tidak
melakukan rekayasa terhadap laporan keuangan, karena adanya kewajiban untuk
mematuhi berbagai aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku dan penyajian
informasi secara transparan.
Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance, pada dasarnya
memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.
Secara umum, penerapan prinsip good corporate governance secara konkret menurut
Organisation for Economic Co- Operation and Develovment/OECD (2004), memiliki
tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut :
1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing,
2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah,
3. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi
perusahaan,
4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholders terhadap perusahaan;
5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
Prinsip-prinsip utama dari good corporate governance yang menjadi
indikator, sebagaimana ditawarkan oleh Organisation for Economic Co- Operation
and Develovment/OECD (2004) adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Transparency/Disclosure (Transparansi/Keterbukaan)
Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat pada
waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan,
serta pemegang kepentingan. Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis,
perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang
mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan
oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan
keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
2. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem pengawasan
yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, direksi, dan
pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap
manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Perusahaan
harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar.
Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan
kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

Universitas Sumatera Utara

3. Responsibility (Responsibilitas)
Responsibilitas adalah adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen,
pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para
pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggungjawab
merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya
tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang kekuasaan, menjadi
profesional dan menjunjung etika dan memelihara bisnis yang sehat.
4. Independency (Independensi)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas good corporate governance, perusahaan
harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak
saling mendominasi dan tidak dapat diinter-vensi oleh pihak lain. Independen
diperlukan untuk menghindari adanya potensi konflik kepentingan yang mungkin
timbul oleh para pemegang saham mayoritas. Mekanisme ini menuntut adanya
rentang kekuasaan antara komposisi komisaris, komite dalam komisaris, dan pihak
luar seperti auditor. Keputusan yang dibuat dan proses yang terjadi harus obyektif
tidak dipengaruhi oleh kekuatan pihak-pihak tertentu. Prinsip-prinsip transparansi,
keadilan, akuntabilitas, responsibilitas dan independen good corporate governance
dalam mengurus perusahaan, sebaiknya diimbangi dengan good faith (bertindak atas
itikad baik) dan kode etik perusahaan serta pedoman good corporate governance,
agar visi dan misi perusahaan yang berwawasan internasional dapat terwujud.
5. Fairness (Keadilan)
Prinsip keadilan merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi seluruh
pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham

Universitas Sumatera Utara

asing dari kecurangan, dan kesalahan perilaku insider. Dalam melaksanakan
kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan
kesetaraan.
2.1.6.

Mekanisme Good Corporate Governance
Mekanisme good corporate governance ditandai dengan adanya kepemilikan

instistusional, kepemilikan manajemen, keberadaaan komite audit dan komisaris
independen (Guna dan Herawaty, 2010). Adapun penjelasan dari mekanisme good
corporate governance itu sendiri antara lain sebagai berikut :
1. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh investor institusional, seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan
asuransi, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya (Juniarti dan
Sentosa, 2009). Istilah investor institusional mengacu kepada investor yang
dilengkapi dengan manajemen profesional yang melakukan investasi atas nama pihak
lain, baik sekelompok individu maupun sekelompok organisasi (Brancato, 1997).
2. Kepemilikan Manajemen
Kepemilikan manajemen adalah saham yang dimiliki oleh manajemen secara
pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan
berserta afiliasinya (Susiana dan Herawaty, 2007).
3. Komite Audit
Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang
lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas

Universitas Sumatera Utara

khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang
bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya
dari manajemen (Tugiman, 1995)
4. Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak terafiliasi dengan
manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta
bebas dari hubungan bisnis dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak sema-mata demi
kepentingan perusahaan (KNKG, 2006)

2.2.

Review Peneliti Terdahulu
Berikut ini akan diuraikan penelitian terdahulu yang relevan untuk dijadikan

sebagai landasan hipotesis penelitian ini, yaitu penelitian yang menghubungkan
pengaruh pertumbuhan rasio keuangan, pertumbuhan ukuran perusahaan dan
penerapan good corporate governance terhadap pertumbuhan laba kotor perusahaan
dengan pertumbuhan penjualan sebagai variabel pemoderasi.
Gunawan dan Wahyuni (2013), Mahaputra (2012), R. Adisetiawan (2011),
dan Arif (2006) menggunakan rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba
perusahaan. Pada Penelitian Gunawan dan Wahyuni (2013) diperoleh hasil bahwa
Total Asset Turnover dan Inventory Turnover berpengaruh signifikan positif terhadap
pertumbuhan laba, Fixed Asset Turnover berpengaruh signifikan negatif terhadap
pertumbuhan laba, sedangkan Current Ratio, Debt To Asset Ratio, dan Debt To
Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Universitas Sumatera Utara

Pada penelitian yang dilakukan Mahaputra (2012), menunjukkan bahwa
Current Ratio, Total Asset Turnover dan Profit Margin berpengaruh signifikan positif
terhadap pertumbuhan laba, sedangkan Debt To Equity Ratio berpengaruh signifikan
negatif terhadap pertumbuhan laba. R Adisetiawan (2011), membuktikan bahwa Net
Profit Margin berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba, Operationg
Income To Total Liablities berpnegaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan
laba, sedangkan untuk Working Capital To Total Asset, Current Liabilites To
Inventory, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Arif (2006) menunjukkan bahwa seluruh rasio
yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari Debt Ratio, Assets Management
Ratio, Earning Ratio, dan Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
Wibowo

dan Pujiati (2011),

menggunakan

rasio

keuangan

untuk

memprediksi perubahan laba pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
Singapura (SGX). Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa untuk emiten
BEI, rasio lancar dan profit margin berpengaruh signifikan, sedangkan perputaran
total aktiva, total hutang terhadap total asset, return on assets, return on equity tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Untuk emiten yang terdaftar
disingapura perputaran total aktiva dan profit margin berpengaruh signifikan,
sedangkan untuk rasio lancar, total hutang terhadap aset, return on assets, dan return
on equity tidak berpengaruh signifkan terhadap perubahan laba. Untuk emiten
gabungan

BEI dan SGX, rasio lancar dan total hutang terhadap total aset

berpengaruh signifikan, sedangkan untuk perputaran total aktiva, profit margin,

Universitas Sumatera Utara

return on assets, dan return on equity tidak berpengaruh siginfikan terhadap
perubahan laba.
Meriewaty dan Setyani (2005) menunjukkan bahwa rasio keuangan yang
berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja untuk Earning After Tax adalah
rasio Total Debt To Total Capital Asset, Total Asset Turnover, dan Return On
Investment. Sedangkan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap perubahan kinerja
untuk Operating profit adalah Current Ratio.
Penelitian yang dilakukan Dwimulyani dan Shirley (2007) menggunakan
variabel pertumbuhan rasio keuangan, pertumbuhan laba bersih dan pertumbuhan
ukuran perusahaan untuk memprediksi pertumbuhan laba usaha perusahaan. Hasil
dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan rasio likuiditas yang terdiri
dari pertumbuhan rasio lancar dan rasio cepat tidak berpengaruh secara signifikan.
Kemudian untuk pertumbuhan rasio leverage menujukkan bahwa pertumbuhan rasio
kewajiban terhadap total asset berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
usaha perusahaan sedangkan pertumbuhan rasio kewajiban terhadap ekuitas tidak
berpengaruh. Untuk rasio aktivitas yang terdiri dari pertumbuhan rasio perputaran
inventory dan rasio perputaran total asset tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba usaha perusahaan. Dan untuk rasio profitabilitas secara
keseluruhan dalam bentuk konstrak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba usaha perusahaan.
Fairlfield dan Yohn (2001) dalam penelitiaan menggunakan asset turnover
dan profit margin untuk memprediksi perubahan profitabilitas. Dalam penelitiaannya
dibuat beberapa model yang digunakan untuk memprediksi perubahan dari

Universitas Sumatera Utara

profitabilitas, dimana profitabilitas tersebut terdiri dari return on net operating
changes dan operating income changes. Hasil penelitian untuk return on net
operating changes menunjukkan bahwa asset turnover dan asset turnover changes
berpengaruh signifikan positif, sedangkan profit margin berpengaruh signifikan
negatif, profit margin changestidak berpengaruh signifikan, dan interaction of asset
turnover changes with profit margin changes berpengaruh signifikan positif. Dan
hasil penelitian untuk operating income changes menunjukkan bahwa return on net
operating, return on net operating changes, net operating asset changes, asset
turnover changes berpengaruh signifikan positif, sedangkan asset turnover dan profit
margin, profit margin changes tidak berpengaruh signifikan.
Tabel 2.1. Tabel Review Peneliti Terdahulu
Tahun/Nama
Peneliti
Ade Gunawan
dan Sri Fitri
Wahyuni
(2013)

Judul
Penelitian
Pengaruh
Rasio
Keuangan
Terhadap
Pertumbuhan
Laba Pada
Perusahaan
Perdagangan
di Indonesia

Variabel

Hasil Penelitian

Variabel
dependen :
Pertumbuhan
Laba

1. Uji parsial (uji t),
a. Ada pengaruh yang signifikan positif
Total Asset Turnover terhadap
pertumbuhan laba.
b. Ada pengaruh yang signifikan negatif
Fixed Asset Turnover terhadap
pertumbuhan laba.
c. Ada pengaruh yang signifikan positif
Inventory Turnover terhadap
pertumbuhan laba.
d. Tidak ada pengaruh signifikan antara
Current Ratio terhadap pertumbuhan
laba.
e. Tidak ada pengaruh signifikan antara
Debt To Asset Ratio terhadap
pertumbuhan laba.
f. Tidak ada pengaruh signifikan Debt To
Equity Ratio terhadap pertumbuhan laba.
2. Uji simultan (uji F),
Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover,
Inventory Turnover, Current Ratio, Debt To
Asset Ratio, dan Debt To Equity Ratio secara
bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba.

Variabel
independen :
Total Asset
Turnover;
Fixed Asset
Turnover;
Inventory
Turnover;
Current
Ratio; Debt
To Asset
Ratio; Debt
To Equity
Ratio

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1.
Tahun/Nama
Peneliti
I Nyoman
Kusuma
Adnyana
Mahaputra
(2012)

R.
Adisetiawan
(2011)

Judul
Penelitian
Pengaruh
Rasio-Rasio
Keuangan
Terhadap
Pertumbuhan
Laba Pada
Perusahaan
Manufaktor
yang terdaftar
di BEI

Analisis
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
dalam
Memprediksi
Pertumbuhan
Laba.

Variabel

Hasil Penelitian

Variabel
dependen :
Pertumbuhan
Laba.

1. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,80 atau
80 % yang berarti bahwa 80 % variasi
pertumbuhan laba dipengaruhi oleh Current
Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets
Turnover,Profit Margin sedangkan sisanya
20% dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Uji parsial (uji t),
a. Current Ratio berpengaruh signifikan
positif terhadap pertumbuhan laba.
b. Debt to Equtiy Ratio berpengaruh
signifikan negatif terhadap pertumbuhan
laba.
c. Total Assets Turnover berpengaruh
signifikan positif terhadap pertumbuhan
laba.
d. Profit Margin berpengaruh signifikan
positif terhadap pertumbuhan laba
3. Uji Simultan (Uji F), seluruh variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.

Variabel
independen :
Current
Ratio; Debt to
Equtiy Ratio;
Total Assets
Turnover;
Profit
Margin.

Variabel
dependen :
Pertumbuhan
laba setelah
pajak.
Variabel
independen :
Working
Capital to
Total Asset;
Current
Liabilites to
Inventory;
Operating
Income to
Total
Liabilities;
Total Asset
Turnover; Net
Profit Margin;
Gross Profit
Margin.

1. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,044
atau 4,4 %.
2. Uji parsial (uji t),
a. Net Profit Margin berpengaruh
signifikan positif terhadap pertumbuhan
laba.
b. Operating Income to Total Liabilities
berpengaruh signifikan negatif terhadap
pertumbuhan laba.
c. Working Capital to Total Asset, Current
Liabilities to Inventory, Total Asset
Turnover, Gross Profit Margin tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
3. Uji simultan (Uji F), Seluruh variabel
independen secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1.
Tahun/Nama
Peneliti
Susi
Dwimulyani
dan Shirley
(2007)

Abubakar
Arif (2006)

Judul
Penelitian
Analisis
Pengaruh
Pertumbuhan
Rasio-Rasio
Keuangan,
Laba Bersih
dan Ukuran
Perusahan
terhadap
Prediksi
Pertumbuhan
Laba Usaha
Pada
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di
BEJ

Analisis
Rasio
Keuangan
Untuk
Memprediksi
Pertumbuhan
Laba Pada
Perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar
di BEJ

Variabel
Variabel
dependen :
Pertumbuhan
Laba Usaha.
Variabel
independen :
Pertumbuhan
rasio
kemampulaba
an;
pertumbuhan
rasio
likuiditas;
pertumbuhan
rasio
aktivitas;
pertumbuhan
rasio
efisiensi dan
efekivitas;
pertumbuhan
rasio
solvabilitas;
pertumbuhan
rasio laba
bersih;
pertumbuhan
ukuran
perusahaan.
Variabel
dependen :
Pertumbuhan
Laba
Variabel
independen :
Debt ratio,
asset
management
ratio,
earnings
ratio,
liquidity
ratio.

Hasil Penelitian
1. Dengan analisis regresi berganda.
a. Uji parsial (uji t),
 Pertumbuhan rasio laba kotor atas
penjualan berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba usaha
perusahaan satu tahun kedepan.
 Pertumbuhan rasio kewajiban atas
total aktiva berpengaruh signifikan
positif terhadap pertumbuhan laba
usaha satu tahun kedepan.
 Pertumbuhan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan positif
terhadap pertumbuhan laba usaha
satu tahun kedepan.
b. Uji simultan (uji F), seluruh variabel
independen dapat memprediksi
pertumbuhan laba usaha perusahaan satu
tahun kedepan.

2. Dengan analisis AMOS, pertumbuhan rasio
kemampuanlabaan, pertumbuhan laba bersih
dan pertumbuhan ukuran perusahaan dapat
memprediksi pertumbuhan laba usaha
perusahaan satu tahun kedepan.

1. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh
sebesar 7,7%.
2. Berdasarkan analisis regresi : seluruh rasio
keuangan yang digunakan dalam penelitian
ini tidak berpengaruh secara signifikan untuk
memprediksi pertumbuhan laba untuk
periode satu tahun mendatang.
3. Berdasarkan analisis AMOS : Debt Ratio
berpengaruh secara signifikan untuk
memprediksi pertumbuhan laba untuk
periode satu tahun kedepan pada perusahaan
manufaktur.

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1.
Tahun/Nama
Peneliti
Dian
Meriewaty
dan Astuti
Yuli Setyani
(2005)

Patricia M.
Fairfield and
Teri
Lombardi
Yohn (2001)

Judul
Penelitian
Analisis Rasio
Keuangan
Terhadap
Perubahan
Kinerja Pada
Perusahaan di
Industri Food
and Beverages
yang terdaftar
di BEJ

Using Asset
Turnover and
Profit Margin
to Forecast
Changes in
Profitability

Variabel
Variabel dependen :
Perubahan Earning
After Tax, Perubahan
Operating Profit
Variabel Independen :
Current Ratio, Quick
Ratio, Working Capital
to Total Asset, Debt to
Equity Ratio, Total
Debt to Total Capital
Asset, Long Term Debt
to Equity Ratio, Total
Asset Turnover,
Inventory Turnover,
Average Day’s,
Working Capital
Turnover, Gross Profit
Margin , Net Profit
Margin, Return On
Investment, Return On
Equity.

Variabel Dependen :
Return On Net
Operating Assets
Change, Operating
Income Changes
Variabel independen :
Return on Net
Operating, Net
Operating Changes,
Return On Net
Operating Changes,
Asset Turnover, Profit
Margin, Asset
Turnover Changes,
Profit Margin
Changes, Interaction
of Asset Turnover
Changes with Profit
Margin Changes.

Hasil Penelitian
1.

2.

Rasio Keuangan yang berpengaruh
signifikan terhadap perubahan kinerja
(untuk Earning after Tax) adalah rasio
Total Debt To Total Capital Asset,
Total Asset Turnover, dan Return On
Investment.
Sedangkan rasio keuangan yang
berpengaruh signifikan terhadap
perubahan kinerja (untuk Operating
Profit) adalah Current Ratio.

Untuk Return On Net Operating Asset
Changes :
 Asset Turnover berpengaruh
signifikan positif dan Profit Margin
berpengaruh signifikan negatif.
 Asset Turnover Changes
berpengaruh signifikan positif, Profit
Margin Changes tidak berpengaruh
signifikan, dan Interaction of Asset
Turnover Changes with Profit
Margin Changes berpengaruh
signifikan positif.
2. Untuk Operating Income Changes :
 Return On Net Operating Asset
berpengaru h signifikan positif, Net
Operating Assets Changes
berpengaruh signifikan positif,
Return On Net Operating Asset
Changes berpengaruh signifikan
positif.
 Asset Turnover dan Profit Margin
tidak berpengaruh signifikan.
 Asset Turnover Changes
berpengaruh signifikan positif,
sedangkan Profit Margin Changes
tidak berpengaruh signifikan.

1.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 3 73

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Pertumbuhan Investasi Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang te

0 1 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN INVESTASI Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Pertumbuhan Investasi Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufakt

0 5 15

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 15

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 2

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi Chapter III V

0 0 54

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 2 4

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 27

PENGARUH RASIO LEVERAGE, LIKUIDITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI

0 2 16