Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian
Setiap perusahaan tentulah menginginkan perusahaannya berkembang ke arah
yang lebih baik setiap tahunnya. Dimana laba merupakan indikator terbaik untuk
menilai kinerja sebuah perusahaan (Stice, et al., 2009). Artinya tinggi atau rendahnya
kinerja perusahaan dapat dilihat dari besar atau kecilnya laba yang diperoleh
perusahaan tersebut. Perkembangan dari setiap perusahaan tersebut dapat dinilai dari
pertumbuhan laba yang berhasil dicapai oleh perusahaan, dengan membandingkan
laba periode sekarang dengan periode sebelumnya.
Tuanakotta (2001), laba itu sendiri terbagi atas laba kotor, laba operasi dan
laba bersih. Dimana laba kotor merupakan perbedaan antara pendapatan bersih
dengan penjualan harga pokok penjualan. Laba operasi merupakan selisih antara laba
kotor dengan total beban biaya. Sedangkan laba bersih adalah angka terakhir dalam
perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan
lain-lain dan dikurangi oleh beban lain-lain. Dari ketiga laba tersebut, laba kotor
merupakan laba yang memberikan gambaran umum mengenai keuntungan yang
diperoleh suatu perusahaan dalam mengelolah bisnis inti dari perusahaan tersebut.
Perkembangan suatu perusahaan dapat dinilai dari keberhasilan perusahaan
tersebut dalam menaikkan tingkat pertumbuhan penjualan produk atau jasa setiap

tahunnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan suatu perusahaan yang
relatif stabil, maka akan mencerminkan perusahaan tersebut dapat bertumbuh kearah

Universitas Sumatera Utara

yang lebih baik. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan,
maka pendapatan akan tinggi seiring dengan laba perusahaan yang akan bertumbuh.
Dimana pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa
lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang
(Barton et al., 1989).
Timmerman dan Fikry (2014) dalam beritasatu.com membahas tentang laba
emiten consumer goods yang tumbuh moderate, dimana isi pembahasannya mengenai
laba perusahaan yang bertumbuh, volumepenjualan yang meningkat, rasio laba kotor
terhadap penjualan yang turun dan lain sebagainya. Selain itu juga dijelaskan
penyebab yang mengakibatkan pertumbuhan tersebut. Dimana dari keseluruhan
artikel tersebut dibahas pencapaian perusahaan dengan membandingkan periode
sekarang dengan periode yang lalu.
Prasetyo (2015) menulis artikel tentang emiten perkebunan kelapa sawit
dalam beritasatu.com yaitu laba emiten London Sumatera tumbuh 19 persen. Didalam
artikel tersebut Prasetyo membahas tentang laba bersih yang dicapai oleh London

Sumatera sepanjang tahun 2014 yang tumbuh sebesar 19,5 persen dibandingkan
tahun 2013, laba usaha yang tumbuh 20,9 persen dan laba kotor London Sumatera
yang meningkat 30,6 persen. Kemudian menjelaskan penyebab dari pertumbuhan
tersebut yang dipicu oleh meningkatnya harga jual rata-rata serta volume penjualan
untuk produk minyak sawit dan inti sawit. Selain itu juga, juga dibahas posisi aset
yang meningkat, posisi keuangan yang sehat dan posisi kas bersih yang positif.
Timmerman (2014) dalam beritasatu.com membahas tentang laba bersih
emiten pertambangan Bukit Asam semester satu yang naik 33 persen. Dalam artikel

Universitas Sumatera Utara

tersebut, Timmerman membahas tentang laba bersih bukit asam yang naik 33 persen
dan pendapatan naik 18 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya di semester
satu. Artikel tersebut juga membahas tentang hal-hal yang memicu pertumbuhan laba
diantaranya volume penjualan batubara yang naik 1,02 persen, harga jual rata-rata
batubara naik 17 persen, volumeproduksi yang naik 16 persen dibandingkan periode
sebelumnya. Selain itu juga dibahas tentang marjin laba bersih yang tumbuh menjadi
18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 16 persen.
Menurut Belkaoui (2001) salah satu manfaat dari data akuntansi adalah untuk
menjelaskan dan memprediksi peristiwa ekonomi. Pertumbuhan laba merupakan

salah satu dari peristiwa ekonomi yang dapat diprediksi dengan menggunakan data
akuntansi yang dianalisa dengan mengunakan alat yang dikenal dengan rasio
keuangan. Rasio keuangan tersebut secara umum dikelompokkan menjadi empat
yaitu rasio likuiditas, rasio hutang, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
Rasio

keuangan

tersebut

dapat

digunakan

oleh

pengguna

sebagai


pertimbangan dalam mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja perusahaan periode
sekarang kemudiaan membandingkannya dengan periode sebelumnya dengan tujuan
untuk memprediksi kinerja perusahaan dimasa yang akan datang (Meriewaty dan
Setyani, 2005). Setiap rasio keuangan tersebut memiliki fungsinya tersendiri dalam
menjelaskan

kemampuan

perusahaan

dalam

menjalankan

perusahaannya.

Kemampuan perusahaan tersebut akan berubah setiap periodenya dibandingkan
dengan periode sebelumnya. Perubahan tersebut umumnya dikenal dengan
pertumbuhan, baik itu pertumbuhan positif maupun negatif. Pertumbuhan dari


Universitas Sumatera Utara

kemampuan perusahaan tersebut tentulah akan berdampak kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba.
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gunawan dan
Wahyuni (2013), Mahaputra (2012), R. Adisetiawan (2011) dan Arif (2006),
menggunakan variabel rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba.
Sedangkan Meriewaty dan Setyani (2005), Wibowo dan Pujiati (2011) menggunakan
variabel rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba. Serta Fairlfield dan
Yohn (2001), dalam penelitiaan menggunakan rasio keuangan dan perubahan rasio
keuangan

itu

sendiriuntuk

memprediksi

perubahan


laba

operasi.

Dimana

pertumbuhan laba dan perubahan laba menggunakan formula perhitungan yang sama
yaitu delta dari laba.
Dwimulyani dan Shirley (2007) dalam penelitiannya menggunakan variabel
pertumbuhan rasio keuangan, pertumbuhan laba bersih dan pertumbuhan ukuran
perusahaan untuk memprediksi pertumbuhan laba usaha perusahaan. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan rasio likuiditas yang terdiri dari
pertumbuhan rasio lancar dan rasio cepat tidak berpengaruh secara signifikan.
Kemudian untuk pertumbuhan rasio leverage menujukkan bahwa pertumbuhan rasio
kewajiban terhadap total asset berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
usaha perusahaan sedangkan pertumbuhan rasio kewajiban terhadap ekuitas tidak
berpengaruh. Untuk rasio aktivitas yang terdiri dari pertumbuhan rasio perputaran
inventory dan rasio perputaran total asset tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba usaha perusahaan. Dan untuk rasio profitabilitas secara


Universitas Sumatera Utara

keseluruhan dalam bentuk konstrak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba usaha perusahaan.
Ou dan Penman (1989) dalam penelitiannya melakukan analisis laporan
keuangan dengan menggabungkan satu set besar dari item laporan keuangan dalam
sebuah rangkuman terukur yang dimana mengindikasi arah dari perubahan laba satu
tahun kedepan. Didalam penelitiannya, Ou dan Penman menggunakan 68 variabel
akuntansi yang terdiri dari rasio keuangan, perubahan dari rasio keuangan dan
perubahan dari akun akuntansi.
Ukuran

perusahaan

perusahaan

secara

tidak


langsung

menentukan

kemampuan suatu perusahaan dalam mengendalikan dan menghasilkan laba. Ukuran
perusahaan salah satunya dapat dilihat dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan,
karena aktiva menggambarkan tersedianya sumber daya untuk kegiatan perusahaan
dimana kegiatan tersebut cenderung dilakukan untuk memperoleh laba. Hal tersebut
membuktikan bahwa ukuran suatu perusahaan secara tidak langsung menentukan laba
yang diperoleh perusahaan (Dwimulyani dan Shierly, 2007).
Setiap emiten telah menerapkan good corporate governance sebagai salah
satu syarat mutlak bagi perusahaan yang berniat menawarkan sahamnya kepada
publik. Dimana mekanisme good corporate governance ditandai dengan adanya
kepemilikan instistusional, kepemilikan manajemen, keberadaaan komite audit dan
komisaris independen. Kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen yang
besar diyakani dapat membatasi perilaku manajer dalam melakukan manajemen laba
(Guna dan Herawaty, 2010)

Universitas Sumatera Utara


Kinerja perusahaan dalam hal ini pertumbuhan laba perusahaan dipengaruhi
oleh beberapa faktor dari mekanisme good corporate governance antara lain
terkonsentrasi atautidak terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba, struktur
organisasi perusahaan serta pengungkapan laporankeuangan. Kepemilikan yang
banyak terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkanpengendalian sehingga akan
meningkatkan kinerja perusahaan (Hastuti, 2005)
Emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dikelompokkan menjadi tiga
sektor utama, kemudian dipisah lagi kedalam sektor-sektor tertentu dan sub sektor
tertentu berdasarkan pengelompokkan jenis usaha utama perusahaan tersebut.
Didalam itu semua sektor tersebut, sub sektor industri perkebunan dan pertambangan
mendapat perhatian yang cukup besar dikarenakan sub sektor ini yang paling diminati
oleh pelaku pasar, hal ini didukung dari harga komoditi dan saham yang jauh lebih
menarik (www.inilah.com).
Selain sub sektor industri perkebunan dan pertambangan, pelaku pasar
terutama pihak asing sedang melirik sub sektor industri makanan dan minuman. Hal
ini dikarenakan sektor ini merupakan bagian dari kebutuhan sehari-hari dan
menyumbangkan pendapatan negara 36 persen dari pendapatan non migas. Namun
industri makanan dan minuman Indonesia mendapat tangan berat berupa standarisasi
internasional (www.bisnis.liputan6.com)
Dari paparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan,
dan Good Corporate GovernanceTerhadap Pertumbuhan Laba Kotordengan
Pertumbuhan Penjualan sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Perkebunan, Pertambangan, Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Dimana pertumbuhan rasio keuangan tersebut terdiri dari pertumbuhan
rasio lancar, pertumbuhan rasio hutang terhadap total aset, dan pertumbuhan rasio
tingkat pengembalian ekuitas.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian adalah :
1. Apakah pertumbuhan rasio lancar, pertumbuhan rasio hutang terhadap total aset,
pertumbuhan

rasio

tingkat


pengembalian

ekuitas,

pertumbuhan

ukuran

perusahaan, dan good corporate governance berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba kotor perusahaan secara simultan dan parsial ?
2. Apakah pertumbuhan penjualan dapat memoderasi hubungan antara pertumbuhan
rasio lancar, pertumbuhan rasio hutang terhadap total aset, pertumbuhan rasio
tingkat pengembalian ekuitas, pertumbuhan ukuran perusahaan, dan good
corporate governance berpengaruh terhadap pertumbuhan laba kotor perusahaan?

1.3.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-

temuan empiris tentang pengaruh pertumbuhan rasio keuangan, pertumbuhan ukuran
perusahaan, dan good corporate goverance terhadap pertumbuhan laba kotor dengan
pertumbuhan penjualan sebagai variabel pemoderasi. Secara definitif, penelitian ini
ditujukan untuk:

Universitas Sumatera Utara

1. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan rasio lancar, pertumbuhan rasio
hutang terhadap total aset, pertumbuhan rasio tingkat pengembalian ekuitas,
pertumbuhan ukuran perusahaan, dan good corporate governance berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba kotor perusahaan secara simultan dan parsial.
2. Untuk menganalisis apakah pertumbuhan penjualan dapat memoderasi pengaruh
pertumbuhan rasio lancar, pertumbuhan rasio hutang terhadap total aset,
pertumbuhan

rasio

tingkat

pengembalian

ekuitas,

pertumbuhan

ukuran

perusahaan, dan good corporate governance berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba kotor perusahaan.

1.4.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah :

1. Untuk emiten, hasil penelitian ini diharapkan membantu pihak yang
berkepentingan sebagai pedoman dan arahan untuk meningkatkan perbaikan yang
berkelanjutan dan pengambilan keputusan.
2. Untuk pengembangan bidang ilmu akuntansi, hasil penelitian ini diharapkan akan
memberikan panduan, arahan, pengetahuan mengenai pengaruh pertumbuhan
rasio keuangan, pertumbuhan ukuran perusahaan, dan good corporate governance
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba kotor perusahaan dengan pertumbuhan
penjualan sebagai variabel pemoderasi.
3. Bagi peneliti, penelitan ini merupakan pelatihan intelektual (intelectual exercise)
yang diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiah untuk meningkatkan
kompetensi keilmuan dalam disiplin yang digeluti.

Universitas Sumatera Utara

4. Calon peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan, arahan dan
referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga hasil penelitian berikutnya lebih baik
dan lebih berkembang.

1.5.Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Dwimulyani dan Shirley (2007), dengan judul analisa pengaruh pertumbuhan
rasio-rasio keuangan, laba bersih dan ukuran perusahaan terhadap prediksi
pertumbuhan laba usaha pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Beda
penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah :
1. Tahun data laporan keuangan perusahaan yang digunakan adalah Tahun 2009 –
2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berbeda dengan Dwimulyani dan
Shirley yang menggunakan data laporan keuangan perusahaan tahun 2001 – 2005
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tujuan penggunaan laporan keuangan tahun
2009 - 2013 adalah untuk mendapatkan informasi keuangan perusahaan yang
terbaru.
2. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan perkebunan, pertambangan, makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berbeda dengan
Dwimulyani dan Shirley hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Jakarta. Perluasan objek penelitian bertujuan untuk
dapat melihat konsistensi pengaruh pertumbuhan rasio keuangan terhadap
pertumbuhan

laba

kotor

pada

perusahaan

sektor

industri perkebunan,

pertambangan, makanan dan minumandi Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

3. Pada penelitian ini, peneliti menambahkan variabel independen lainnya yaitu
variabel good corporate governance yang diproyeksi dengan kepemilikan
institusional.
4. Pada

penelititan

ini,

peneliti

menambahkan

varibel

pemoderasi

yaitu

pertumbuhan penjualan. Penambahan variabel moderasi ini bertujuan untuk
melihat apakah pertumbuhan penjualan dapat memoderasi pengaruh hubungan
antara variabel independen terhadap pertumbuhan laba kotor perusahaan.
Adapun motivasi peneliti dalam melakukan replikasi penelitian adalah :
1. Penelitian

yang

menganalisis

pengaruh

pertumbuhan

rasio

keuangan,

pertumbuhan ukuran perusahaan terhadap pertumbuhan laba masih sedikit,
sehingga teori mengenai pengaruh pertumbuhan rasio keuangan, pertumbuhan
ukuran perusahaan secara spesifik terhadap pertumbuhan laba belum banyak
ditemukan. Sepanjang penelusuruan peneliti, yang banyak ditemukan adalah
pengaruh rasio keuangan, ukuran perusahaan terhadap pertumbuhan laba.
2. Good corporate governance saat ini masih dipandang sebagai sesuatu yang
berhubungan transparansi, keterbukaan informasi dan manajemen laba. Sehingga
sedikit penelitian yang menghubungkannya dengan pertumbuhan laba. Padahal
secara tidak langsung, good corporate governance membantu perusahaan untuk
melakukan pengendalian proses bisnis perusahaan yang lebih efisien dan efektif.
Oleh karena itu penulis tertarik memasukan good corporate governance sebagai
variabel independen yang diproyeksikan dengan kepemilikan institusional.
3. Media informasi saat ini lebih banyak membahas laporan posisi keuangan dan
hasil operasi perusahaan dengan cara membandingkan periode sekarang

Universitas Sumatera Utara

dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sehingga peneliti tertarik menganalisis
seberapa kuat pengaruh pertumbuhan posisi keuangan perusahaan dalam bentuk
pertumbuhan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba dengan pertumbuhan
penjualan sebagai variabel pemoderasi.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 3 73

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Pertumbuhan Investasi Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang te

0 1 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN INVESTASI Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Pertumbuhan Investasi Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufakt

0 5 15

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 15

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 2

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 22

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi Chapter III V

0 0 54

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 2 4

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 27

PENGARUH RASIO LEVERAGE, LIKUIDITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI

0 2 16