Hubungan antara olahraga dengan prestasi belajar pada siswa SMK Teknologi Informasi dan Komputer Darussalam, Medan

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto , 2003).

2.2 Konsep Dasar Prestasi Belajar
2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986) memberikan pengertian
prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar
sebagaimana yang dinyatakan dalam data.”
Selanjutnya Winkel (1996) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”
Menurut S. Nasution (1996) prestasi belajar adalah, “ kesempurnaan yang
dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi 3 aspek yakni : kogniti, affektif dan psikomotor,
sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu

memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”.

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1.) Faktor dari dalam diri anak didik (intern)
Sehubungan dengan faktor intern ini ada 3 tingkat yang perlu dibahas menurut
Slameto (2003) yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelehaan.
I.

Faktor jasmani

Universitas Sumatera Utara

Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor
kesehatan dan faktor cacat tubuh. Pertama, faktor kesehatan. Sehat berarti
dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas
dari penyakit. Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses
belajar siswa, jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan
kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya. Kedua, cacat
tubuh, adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah
buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain (Slameto, 2003).

II.

Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya terdapat tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah :
1) Inteligensi
2) Perhatian
3) Minat
4) Bakat
5) Motif
6) Kematangan
7) Kelelahan

III.

Fakor kelelahan
Ada dua macam faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa,yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan ini
dapat mempengaruhi prestasi belajar dan agar siswa belajar dengan baik
haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya
seperti lemah lunglainya tubuh. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang
bebas dari kelelahan rohani seperti memikirkan masalah yang berarti tanpa
istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa tidak sesuai dengan minat

Universitas Sumatera Utara

dan perhatian. Ini semua besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian
prestasi belajar siswa.

2) Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)
Faktor ekstern yang berpengaruh terhaap prestasi belajar dapatlah dikelompokkan
menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat
(Slameto, 2003).
I.

Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara

orang tua memdidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga
dan keadaan ekonomi keluarga.

II.

Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standart pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah.

III.

Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekterna yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi kerana keberadaannya siswa dalam
masyarakat. Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar adalah
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat.


2.3 Olahraga
2.3.1 Pengertian Olahraga
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta
dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti
berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).
Menurut Soekarno, Olahraga adalah alat untuk melaksanakan tiga tujuan
revolusi Indonesia, yaiut: Negara Kesatuan RI yang kuat, masyarakat adil dan
makmur, dan tata dunia baru. Dengan kata lain, Olahraga adalah alat untuk
melaksanakan ampera (amanat penderitaan rakyat). Olahraga adalah suatu bentuk
aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh
berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Aktifitas
fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan
energi (pembakaran kalori). Olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok
dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang
diperlukan dalam melakukan tugasnya.


2.3.2 Klasifikasi Olahraga
Tubuh kita perlu memecahkan gula dan menjadikan glikogen untuk menjadikan
sunber tenaga pada tubuh. Apabila, oxygen cukup untuk melakukan proses
tersebut, itu dikatakan sebagai respiratori aerobik ; apabila melakukan sesuatu
aktivitas berat dengan kekurangan oxygen adalah dikataan sebagai respiratori
anarobik (Ng, 2013)
1)

Olahraga Aerobik

Olahraga aerobic memecahkan lemak dengan bantuan oxigen dan karbohidrat
untuk menjadikan sumber tenaga pada kontraksi otot. Olahraga aerobic, tidak
memerlukan kontraksi yang kuat dan cepat seperti dalam olahraga anerobik.
Contoh olahraga aerobic adalah, berjalan, berjalan marathon, berenang, jogging
dan sebagainya (Ng, 2013).

Universitas Sumatera Utara

2)


Olahraga Anaerobik

Olahraga anaerobik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat
dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Olahraga anaerobic memerlukan energy yang
banyak. Karena itu, pada respiratori anerobik, karbohidrat dipecahkan dan
menjadi sumber energi pada otot dan sistem saraf. Namun, ini hanya berlaku
beberapa saat hingga 3 menit sahaja, karena respiratori anaerobic tidak dapat
memproduksikan energi dengan cepat untuk kebutuhan tubuh. Apabila aktivitas
anaerobik dilakukan lebih daripada 30 saat, laktat, yaitu hasil daipada
metabolisme karbohidrat, mula berakumulasi di otot. Kondisi ini mengakibatkan
kelelahan otot yang beratdan menurunkan kontraksi otot (Ng, 2013) .
Menurut American Heart Association (2007) menganjurkan angkat beban
hendaknya dilakukan setelah latihan aerobik dan hanya sebagai pelengkap
sifatnya untuk penampilan yang baik bagi tubuh kita. Latihan aerobik dan
anaerobik hendaknya dilakukan secara teratur dan tidak usah berlama-lama
sehingga over-exchausted yang malah berbahaya karena dapat menimbulkan
serangan jantung mendadak.

2.3.3


Manfaat Olahraga
1) Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Olahraga yang dilakukan dengan teratur, akan meningkatkan fungsi hormonhormon dalam tubuh di mana hormon-hormon ini mampu meningkatkan daya
tahan tubuh (Maggdalena, 2014).

2) Meningkatkan Fungsi Otak
Keteraturan dalam berolahraga dapat membantu meningkatkan konsentrasi,
kreativitas, dan kesehatan. Dengan olahraga, jumlah oksigen di dalam darah akan
meningkat sehingga memperlancar aliran darah menuju otak. Hal tersebut yang
berperan dalam meningkatkan fungsi otak (Maggdalena, 2014).
Menurut Charles Hillman, profesor di University of Illonois, olahraga aerobik bisa
memperbaiki aspek kognisi dan prestasi. Pada studinya menemukan, olahraga

Universitas Sumatera Utara

yang sedang (dewasa, selama 30 menit dan anak, selama 20 menit),
mengakibatkan peningkatan prestasi dari 5-10 % (Maggdalena, 2014).
Olahraga yang berat, bisa meningkatkan kekuatan otak dan kemampuan berpikir.

Itu dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh National Cheng Kung
University di Taiwan dengan tikus yang lari secepat mungkin. Pada studi yang

dilakukan di Swedish, berlari bisa meningkat aktivitas saraf yang terlibat dalam
meningkatkan memori dan belajar. Pertumbuhan sel otak yang tepat digambarkan
oleh peneliti-peniliti di Amerika, yang memeriksa sampel jaringan otak tikus
tersebut. Hasilnya adalah, olahraga telah merangsang pertumbuhan sel-sel otak
yang baru di hipokampus, rata-rata 6,000 sel otak baru per millimeter kubik
(6,000/mm³). Proses ini disebut “neurogenesis” (Healthline, 2013).

3) Mengurangi Stres
Stres dapat terjadi pada siapa saja. Dengan olahraga, seseorang dapat dibantu
untuk mengatasi emosinya dan mengurangi kegelisahan sehingga mengurangi
stres yang ada.Penelitian yang dilaporkan dalam Anxiety, Stress and Coping: An
International Journal tahun 2008 mencatat bahwa olahraga bisa menjadi alat yang

potensial untuk mengatasi gejala-gejala kecemasan (Maggdalena, 2014).
Dalam penelitian tersebut partisipan yang rutin berolahraga memiliki indeks
kecemasan yang lebih rendah dibanding orang yang tidak pernah olahraga. Hal ini
menunjukkan bahwa olahraga mungkin bisa menjadi pengobatan yang layak

untuk kecemasan dan stres (Maggdalena, 2014).
Menurut dr. Hendra Sutardhio (2002), akivitas bioenergi dan aliran darah ke otak
akan meningkatkan sekresi endorphin, yang dapat menghilangkan rasa nyeri ,
menciptakan suasana gembira dan juga relaksasi, sehingga akan memberikan
ketenangan dan menghilangkan stress. Senam bionergi adalah suatu latihan yang
dapat mengaktifkan arus bioenergi (energy hidup atau energy vital), sehingga
tercapai keseimbangan dan keharmonian aliran arus tersebut.
4) Meningkat sistem transportasi oksigen

Universitas Sumatera Utara

Menurut Holmgren (1967), secara keseluruhan, sistem transportasi oksigen dapat
diukur secara efektif dengan pengambilan oksigen maksimal. Perbaikan dalam
penyerapan oksigen makimam(Vo2 max) dengan pelatihan fisik akan perbaikan
fungsi jantung. Penyerapan oksigen adalah jumlah oksigen dimetabolismkan oleh
tubuh untuk memenuhi tuntutan beban kerja yang diberikan. Penyerapan oksigen
maksimal adalah pengukuran yang ditandai batas atas kapasitas kerja aerobik pada
manusia. Banyak penelitian telah menunjukkan peningkatan Vo2 max pada
individu pada program pelatihan jenis endurence seperti berjalan, jogging,
berenang, atau bersepeda. Peningkatan konsumsi oksigen menunjukkan kapasitas

ditingkatkan dari sistem sirkulasi untuk mengangkut oksigen. Kapasitas
transportasi oksigen besar membutuhkan fungsi yang optimal dari komponen
sistem kardiovaskular untuk mempertahankan curah jantung yang tinggi dan
untuk mendistribusikan secara memadai ke seluruh tubuh. (Ryan dan Aliman,
1974)

5) Menurunkan Kolesterol
Saat olahraga, tubuh bergerak dan membantu tubuh membakar kalori yang ada
sehingga menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja. Hal tersebut
juga membantu tubuh mengurangi tertimbunnya lemak dalam tubuh.Olahraga
yang teratur juga dapat membakar kolesterol LDL dan trigliserida serta
meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Hal ini sangat membantu tubuh tetap
fit dan mengurangi resiko darah tinggi, stroke, kegemukan, dan penyakit
jantung(Maggdalena, 2014).
Jenis olahraga yang dianjurkan untuk mengurangi kolesterol adalah jenis
olahraga yang menggerakkan otot-otot pada paha, kaki, lengan, dan pinggul.
Contohnya,

senam

aerobik,

jalan

kaki,

joging,

berenang,

dan

bersepeda.(Maggdalena, 2014).
Semua jenis olahraga sebenarnya baik untuk menjaga kesehatan tubuh dan
mengurangi kolesterol asalkan dilakukan dengan disiplin dan teratur sehingga
membantu otot-otot tubuh terlatih dan bekerja dengan baik (Maggdalena, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Yang penting diingat, olahraga yang teratur juga harus dibarengi dengan
pola hidup sehat dengan menjaga pola makan yang baik tidak merokok, dan
cukup istirahat. Orang yang mempunyai gaya hidup tidak merokok, berolahraga
secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih
tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang bergaya hidup
sebaliknya (Maggdalena, 2014).

2.3.4 Waktu Terbaik untuk Olahraga
Menurut Jessica Matthews, seorang ahli fisiologi olahraga ,“Waktu terbaik untuk
berolahraga adalah ketika Anda bisa melakukannya secara konsisten.Berikut ini 6
waktu yang tepat untuk berolahraga :

1)

Sore hari

Sebuah hasil penelitian mengungkapkan bahwa salah satu waktu yang tepat untuk
olahraga adalah ketika matahari akan terbenam atau di sore hari sekitar pukul 4
dan 5 sore, dimana suhu tubuh manusia diketahui berada pada tingkat tertinggi.
Pada waktu tersebut, latihan yang maksimal bisa membuat otot lebih fleksibel
sehingga menghasilkan kekuatan pada tingkat tertinggi (Matthews, 2014).

2)

Pagi Hari

Sebuah studi kecil di Mollen Clinic, Arizona, AS, membuktikan bahwa 75%
latihan di pagi hari, para pasien di klinik „terjebak‟ dengan rutinitas yang baik
tersebut, dibandingkan yang hanya 25% olahraga di sore hari “memulai hari
dengan pembakaran kalori yang tinggi, dan mendapatkan energi yang maksimal
dari metabolisme tubuh yang baik dalam membantu meningkatkan energi untuk
melakukan aktivitas seharian,” ujar Jenn Burke, Fitness manager di Crunch
Gyms, Los Angels ( Matthews, 2014).

3)

Ketika Terserang Flu

Universitas Sumatera Utara

Melakukan olahraga ketika sakit itu memang tidak dianjurkan, tetapi jika hanya
terserang flu ringan, latihan kecil dirumah bisa membantu mengurangi gejala
tersebut. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Thomas G. Weidner, PhD., dan
rekannya dari Ball State University, AS, menemukan bahwa bahan kimia alami
dalam tubuh yang meningkatkan suasana hati akan dilepaskan oleh tubuh selama
berolahraga sehingga dapat membantu mengobati gejala flu. Jessica Matthews
menyarankan melakukan yoga atau berjalan di treadmill selama 20 menit di
tambah dengan stretching( Matthews, 2014).

4)

Ketika Masa „Haid‟ Tiba

Menurut, Stacy Sims, PhD., seorang ahli fisiologi olahraga dari Stanford
Prevention Research Center, mengungkapkan bahwa masa haid mungkin adalah
waktu terbaik untuk meningkatkan intensitas olahraga. Hasil penelitian yang
dilakukan Stacy menunjukan adanya perubahan hormon selama haid yang dapat
membuat seorang wanita merasa lebih kuat dan membantu menghilangkan rasa
sakit lebih cepat (Matthews, 2014).

5)

Olahraga Pada Jam Istirahat Kantor

Selain dapat menghilangkan stres dan meningkatkan mood, olahraga saat waktu
istirahat kantor juga menawarkan banyak manfaat positif untuk kinerja seseorang
seperti misalnya, meningkatkan ketajaman mental, manajemen waktu dan
produktivitas. Menurut Jessica Matthews, jalan cepat selama 5-10 menit disekitar
gedung kantor bisa menjadi alternatif baik jika tidak cukup waktu untuk pergi ke
gym pada jam istirahat kantor ( Matthews, 2014).

6)

Ketika Merasa Lelah

Menurut Jenn Burke, melakukan olahraga saat merasa lelah sehabis beraktivitas
seharian dapat membantu membangkitkan energi yang lebih kuat daripada yang
dihasilkan setelah tidur siang. Burke menyarankan untuk melakukan beberapa sesi

Universitas Sumatera Utara

olahraga selama 20 menit seperti, jogging di sekitar rumah atau cardio dance
didalam rumah. Hal ini juga bagus untuk jam biologis di malam hari sehingga
akan mendapatkan kualitas tidur yang baik( Matthews, 2014).

Universitas Sumatera Utara