T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Konformitas Negatif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga T1 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
korelasional. Menurut Arikunto (2006), penelitian korelasi bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan
tersebut. Berarti dalam penelitian ini dicari adanya hubungan antara Tingkat
Kecerdasan Emosi Dan Konformitas Negatif Pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 1
Salatiga. Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan variasi
dalam sebuah bentuk variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut
dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.
3.2. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang
memiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi untuk mengetahui atau
menentukan munculnya variabel lain (terikat). Variabel terikat adalah himpunan
sejumlah gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang
berfungsi untuk menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel yang
lain yang disebut variabel bebas. Dalam penelitian ini kecerdasan emosi sebagai
variabel bebas dan konformitas negatif sebagai variabel terikat dapat ditunjukkan
dalam gambar dibawah ini.
26
Y
X
: Kecerdasan Emosi
Y
: Konformitas Negatif
: Korelasi / Hubungan
3.3. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah penegasan arti dari konstrak atau
variabel penelitian Kerlinger, dalam Hapsari (2007) variabel operasional itu
adalah sebagai berikut:
3.3.1. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah kemampuan serta kompetensi yang dimiliki
manusia dalam kaitannya mengekspresikan emosi secara akurat, penilaian dan
pemahaman terhadap perasaan-perasaan dalam dirinya dan orang lain,
penggunaan perasaan dalam memperlancar kinerja, serta mengatur emosi yang
berpengaruh
terhadap
keberhasilan
seseorang
dalam
memenuhi
proses
perkembangan dirinya.
3.3.2. Konformitas Negatif
Konformitas negatif adalah kecenderungan seseorang menampilkan
perilaku menyimpang dari aturan masyarakat tertentu karena disebabkan oleh
tekanan dari kelompok maupun organisasi yang didasarkan pada kekompakan
yang dianggap memiliki kekuatan serta kekuasaan yang merujuk pada suatu
kesepakatan yang dibuat oleh kelompok agar ditaati bersama-sama sebagai wujud
loyalitas sesama anggota kelompok.
27
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Arikunto (2006), menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan
sebagai subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS
SMAN 1 Salatiga yang terdiri dari tiga kelas berjumlah 70 orang siswa.
3.4.2. Sampel
Sugiyono (2004), menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Pengambilan sampel
penelitian ini adalah sampel keseluruhan.
Teknik sampel keseluruhan adalah teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel diambil keseluruhan dari populasi (Sugiyono, 2004). Pada
penelitian ini sampelnya adalah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga yang
berjumlah 70 siswa.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
pengukuran psikologi berupa skala Kecerdasan Emosi siswa dan Skala
Konformitas Negatif. Pengambilan data dilakukan pada siswa kelas XI IPS
SMAN 1 Salatiga sesuai dengan jumlah sampel yang ditentukan. Kemudian siswa
tersebut diminta untuk mengisi skala sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
bukan keadaan yang dianggap wajar.
28
3.5.1. Skala Kecerdasan Emosi
Penelitian ini menggunakan instrumen Wong & Law (Law, Wong & Song,
2004) yang dinamai WLEIS (Wong and Law Emotional Intelligence Scale) yang
mengacu pada definisi berdimensi empat yang mengadopsi dari teori Salovey dan
Mayer dengan deskripsi sebagai berikut.
Kisi-kisi Skala Kecerdasan Emosional adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kisi-Kisi Skala Kecerdasan Emosional
No
.
Dimensi
1. SEA (Self
Emotional
Appraisal)
2. OEA
(OthersEmotional
Appraisal)
3. UOE
(Use of
Emotion)
4. ROE
(Regulation
of Emotion)
Indikator
1. Saya punya alasan kuat mengapa saya memiliki
perasaan-perasaan tertentu hampir sepanjang waktu.
2. Saya sangat paham tentang perasaan-perasaan saya
sendiri.
3. Saya sungguh memahami apa yang kurasakan.
4. Saya selalu tahu apakah saya senang atau susah.
1. Saya selalu dapat mengenali perasaan-perasaan
teman saya berdasarkan perilakunya.
2. Saya mampu mengamati dengan baik perasaanperasaan orang-orang lain.
3. Saya peka dengan perasaan dan emosi orang-orang
lain.
4. Saya sangat paham dengan perasaan-perasaan
orang-orang di sekitar saya.
1. Selalu tetapkan tujuan bagi diriku sendiri lalu saya
berupaya berbuat yang terbaik untuk mencapainya.
2. Saya selalu mengatakan kepada diriku sendiri bahwa
saya orang yang berkemampuan atau berkompetensi.
3. Saya orang yang mampu memotivasi diri sendiri.
4. Saya akan selalu mendorong diri berbuat yang
terbaik.
1. Saya cakap mengendalikan emosi sehingga saya
dapat menangani situasi sulit dengan rasional.
2. Saya sangat mampu mengendalikan perasaanperasaan saya sendiri.
3. Saya selalu dapat segera mendinginkan emosi saya
ketika saya sedang amat marah.
4. Saya punya kendali yang bagus atas perasaanperasaan saya sendiri.
No
Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
29
3.5.2. Skala Konformitas Negatif
Skala konformitas teman sebaya menurut Sears (1999) yaitu kekompakan,
kesepakatan dan ketaatan. Jawaban dari setiap pertanyaan dalam skala ini yaitu
sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, maka teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Dengan skala likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2009).
Tabel 2. Kisi-Kisi Skala Konformitas Negatif
Aspek
Indikator
F
UF
Kekompakan
Memiliki kekuatan yang menyebabkan
remaja tertarik dan tetap menjadi
anggota kelompok, disebabkan perasaan
suka antar kelompok. Harapan mendapat
manfaat dari keanggotaannya, semakin
besar memperoleh manfaat semakin
besar kesetiaan mereka sehingga makin
kompak kelompok tersebut.
Pendapat kelompok memiliki tekanan
yang kuat sehingga menjadi anggotanya
royal.
Anggota kelompok harus menyesuaikan
pendapatnya
dengan
pendapat
kelompok.
Tekanan dari kelompoknya membuatnya
rela melakukan tindakan walaupun ada
angotanya yang tidak menginginkan.
Ketaatan tinggi maka konformitas juga
tinggi.
Total
1,7,19
,13,25
4,16,1
0,22,2
8
10
11,5,2
3,17,2
9
2,8,20
,14,26
10
3,15,9
,21,27
6,18,1
2,24,3
0
10
15
15
30
Kesepakatan
Ketaatan
Total
30
3.6. Uji Coba Instrumen
Peneliti melakukan uji coba instrumen dengan menyebarkan skala
kecerdasan emosi dan skala konformitas negatif pada 30 siswa kelas XI IPS
SMAN 1 Salatiga. Uji instrumen ini dilakukan untuk mengetahui validitas item
dan reliabilitas instrumen tersebut.
3.6.1. Uji Validitas
Menurut Azwar (2012) Validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Untuk mengukur validitas item instrumen
menggunakan rumus statistic Corected item –total correlation dengan bantuan
SPSS 20.0 for windows. Untuk menentukan validitas item digunakan acuan
menurut Ali (1984) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika
koefisien korelasi teruji dengan batas bawahnya sama dengan 0,20 (validitas
rendah). Berikut ini adalah kreteria untuk menentukan validitas item menurut Ali
(1984), sebagai berikut:
1.
0,00-0,20
: tidak ada validitas
2.
0,20-0,40
: validitas rendah
3.
0,40-0,60
: validitas sedang
4.
0,60-0,80
: validitas tinggi
5.
0,80-1,00
: validitas sempurna
Dari uji validitas 16 item pernyataan dalam skala kecerdasan emosi
dinyatakan semua valid dengan hasil minimal 0,919 dan 30 item pernyataan
31
dalam skala konformitas negatif dinyatakan semua valid dengan hasil minimal
0,833 sesuai dengan acuan Ali (1984).
3.6.2. Uji Reliabilitas
Azwar (2012) mengemukakan reliabilitas berasal dari kata reliability yang
mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam
konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau keajegan jawaban
responden terhadap pernyataan dalam instrument digunakan teknik Cronbach’s
Alpa dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows. Untuk mengetahui tingkat
reliabilitas instrument menggunakan kreteria yang dikemukakan oleh George dan
Mallery (dalam Azwar, 2012) sebagai berikut:
α>0,9
= Istimewa
0,8
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
korelasional. Menurut Arikunto (2006), penelitian korelasi bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan
tersebut. Berarti dalam penelitian ini dicari adanya hubungan antara Tingkat
Kecerdasan Emosi Dan Konformitas Negatif Pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 1
Salatiga. Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan variasi
dalam sebuah bentuk variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut
dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.
3.2. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang
memiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi untuk mengetahui atau
menentukan munculnya variabel lain (terikat). Variabel terikat adalah himpunan
sejumlah gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang
berfungsi untuk menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel yang
lain yang disebut variabel bebas. Dalam penelitian ini kecerdasan emosi sebagai
variabel bebas dan konformitas negatif sebagai variabel terikat dapat ditunjukkan
dalam gambar dibawah ini.
26
Y
X
: Kecerdasan Emosi
Y
: Konformitas Negatif
: Korelasi / Hubungan
3.3. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah penegasan arti dari konstrak atau
variabel penelitian Kerlinger, dalam Hapsari (2007) variabel operasional itu
adalah sebagai berikut:
3.3.1. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah kemampuan serta kompetensi yang dimiliki
manusia dalam kaitannya mengekspresikan emosi secara akurat, penilaian dan
pemahaman terhadap perasaan-perasaan dalam dirinya dan orang lain,
penggunaan perasaan dalam memperlancar kinerja, serta mengatur emosi yang
berpengaruh
terhadap
keberhasilan
seseorang
dalam
memenuhi
proses
perkembangan dirinya.
3.3.2. Konformitas Negatif
Konformitas negatif adalah kecenderungan seseorang menampilkan
perilaku menyimpang dari aturan masyarakat tertentu karena disebabkan oleh
tekanan dari kelompok maupun organisasi yang didasarkan pada kekompakan
yang dianggap memiliki kekuatan serta kekuasaan yang merujuk pada suatu
kesepakatan yang dibuat oleh kelompok agar ditaati bersama-sama sebagai wujud
loyalitas sesama anggota kelompok.
27
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Arikunto (2006), menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan
sebagai subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS
SMAN 1 Salatiga yang terdiri dari tiga kelas berjumlah 70 orang siswa.
3.4.2. Sampel
Sugiyono (2004), menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Pengambilan sampel
penelitian ini adalah sampel keseluruhan.
Teknik sampel keseluruhan adalah teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel diambil keseluruhan dari populasi (Sugiyono, 2004). Pada
penelitian ini sampelnya adalah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga yang
berjumlah 70 siswa.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
pengukuran psikologi berupa skala Kecerdasan Emosi siswa dan Skala
Konformitas Negatif. Pengambilan data dilakukan pada siswa kelas XI IPS
SMAN 1 Salatiga sesuai dengan jumlah sampel yang ditentukan. Kemudian siswa
tersebut diminta untuk mengisi skala sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
bukan keadaan yang dianggap wajar.
28
3.5.1. Skala Kecerdasan Emosi
Penelitian ini menggunakan instrumen Wong & Law (Law, Wong & Song,
2004) yang dinamai WLEIS (Wong and Law Emotional Intelligence Scale) yang
mengacu pada definisi berdimensi empat yang mengadopsi dari teori Salovey dan
Mayer dengan deskripsi sebagai berikut.
Kisi-kisi Skala Kecerdasan Emosional adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kisi-Kisi Skala Kecerdasan Emosional
No
.
Dimensi
1. SEA (Self
Emotional
Appraisal)
2. OEA
(OthersEmotional
Appraisal)
3. UOE
(Use of
Emotion)
4. ROE
(Regulation
of Emotion)
Indikator
1. Saya punya alasan kuat mengapa saya memiliki
perasaan-perasaan tertentu hampir sepanjang waktu.
2. Saya sangat paham tentang perasaan-perasaan saya
sendiri.
3. Saya sungguh memahami apa yang kurasakan.
4. Saya selalu tahu apakah saya senang atau susah.
1. Saya selalu dapat mengenali perasaan-perasaan
teman saya berdasarkan perilakunya.
2. Saya mampu mengamati dengan baik perasaanperasaan orang-orang lain.
3. Saya peka dengan perasaan dan emosi orang-orang
lain.
4. Saya sangat paham dengan perasaan-perasaan
orang-orang di sekitar saya.
1. Selalu tetapkan tujuan bagi diriku sendiri lalu saya
berupaya berbuat yang terbaik untuk mencapainya.
2. Saya selalu mengatakan kepada diriku sendiri bahwa
saya orang yang berkemampuan atau berkompetensi.
3. Saya orang yang mampu memotivasi diri sendiri.
4. Saya akan selalu mendorong diri berbuat yang
terbaik.
1. Saya cakap mengendalikan emosi sehingga saya
dapat menangani situasi sulit dengan rasional.
2. Saya sangat mampu mengendalikan perasaanperasaan saya sendiri.
3. Saya selalu dapat segera mendinginkan emosi saya
ketika saya sedang amat marah.
4. Saya punya kendali yang bagus atas perasaanperasaan saya sendiri.
No
Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
29
3.5.2. Skala Konformitas Negatif
Skala konformitas teman sebaya menurut Sears (1999) yaitu kekompakan,
kesepakatan dan ketaatan. Jawaban dari setiap pertanyaan dalam skala ini yaitu
sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, maka teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Dengan skala likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2009).
Tabel 2. Kisi-Kisi Skala Konformitas Negatif
Aspek
Indikator
F
UF
Kekompakan
Memiliki kekuatan yang menyebabkan
remaja tertarik dan tetap menjadi
anggota kelompok, disebabkan perasaan
suka antar kelompok. Harapan mendapat
manfaat dari keanggotaannya, semakin
besar memperoleh manfaat semakin
besar kesetiaan mereka sehingga makin
kompak kelompok tersebut.
Pendapat kelompok memiliki tekanan
yang kuat sehingga menjadi anggotanya
royal.
Anggota kelompok harus menyesuaikan
pendapatnya
dengan
pendapat
kelompok.
Tekanan dari kelompoknya membuatnya
rela melakukan tindakan walaupun ada
angotanya yang tidak menginginkan.
Ketaatan tinggi maka konformitas juga
tinggi.
Total
1,7,19
,13,25
4,16,1
0,22,2
8
10
11,5,2
3,17,2
9
2,8,20
,14,26
10
3,15,9
,21,27
6,18,1
2,24,3
0
10
15
15
30
Kesepakatan
Ketaatan
Total
30
3.6. Uji Coba Instrumen
Peneliti melakukan uji coba instrumen dengan menyebarkan skala
kecerdasan emosi dan skala konformitas negatif pada 30 siswa kelas XI IPS
SMAN 1 Salatiga. Uji instrumen ini dilakukan untuk mengetahui validitas item
dan reliabilitas instrumen tersebut.
3.6.1. Uji Validitas
Menurut Azwar (2012) Validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Untuk mengukur validitas item instrumen
menggunakan rumus statistic Corected item –total correlation dengan bantuan
SPSS 20.0 for windows. Untuk menentukan validitas item digunakan acuan
menurut Ali (1984) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika
koefisien korelasi teruji dengan batas bawahnya sama dengan 0,20 (validitas
rendah). Berikut ini adalah kreteria untuk menentukan validitas item menurut Ali
(1984), sebagai berikut:
1.
0,00-0,20
: tidak ada validitas
2.
0,20-0,40
: validitas rendah
3.
0,40-0,60
: validitas sedang
4.
0,60-0,80
: validitas tinggi
5.
0,80-1,00
: validitas sempurna
Dari uji validitas 16 item pernyataan dalam skala kecerdasan emosi
dinyatakan semua valid dengan hasil minimal 0,919 dan 30 item pernyataan
31
dalam skala konformitas negatif dinyatakan semua valid dengan hasil minimal
0,833 sesuai dengan acuan Ali (1984).
3.6.2. Uji Reliabilitas
Azwar (2012) mengemukakan reliabilitas berasal dari kata reliability yang
mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam
konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau keajegan jawaban
responden terhadap pernyataan dalam instrument digunakan teknik Cronbach’s
Alpa dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows. Untuk mengetahui tingkat
reliabilitas instrument menggunakan kreteria yang dikemukakan oleh George dan
Mallery (dalam Azwar, 2012) sebagai berikut:
α>0,9
= Istimewa
0,8