Kerja Sama Bilateral Ekonomi dan Perdaga (1)

PAPER KERJA SAMA BILATERAL
INDONESIA – VIETNAM
2000-2012
DI BIDANG EKONOMI DAN PERDAGANGAN

KELOMPOK 11
13.7851
Riznabela
Sari Kurnia

(30)

13.7864

Sandy Pradana

(32)

13.7878

Sri Karina Putri BR, Karo-karo


(34)

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
Jl. Otto Iskandardinata No. 64C Jakarta Timur 13330
Tel. (021)8508812,8191437 Fax.8197577 Email: [email protected]

1

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR...................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................


1

1.1
1.2
1.3
1.4

Identifikasi Masalah...............................................................................
Perumusan Masalah................................................................................
Tujuan Penelitian....................................................................................
Metodologi..............................................................................................

1
1
2
2

BAB II ANALISIS NERACA PERDAGANGAN INDONESIA
TERHADAP VIETNAM 2000-2012.............................................
2.1 Analisis Ekspor.......................................................................................

2.2 Analisis Impor........................................................................................

3
3
5

BAB III ANALISIS KERJASAMA INDONESIA-VIETNAM................

8

3.1

Potensi dan Peluang Kerjasama..........................................................
8
3.1.1..........................................................................................Potensi
Kerjasama................................................................................
8
3.1.2..........................................................................................Peluang

3.2


Kerjasama................................................................................
Kelebihan dan Kelemahan Indonesia dan Vietnam............................

8
9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................

11

4.1 Kesimpulan.............................................................................................
4.2 Saran.......................................................................................................

11
11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
KATA PENUTUP.........................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................


iv
v
vi

2

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Identifikasi Masalah
Berdasarkan Neraca Perdagangan Indonesia terhadap Vietnam, Indonesia
mengalami surplus pada tahun 2000 hingga tahun 2010, namun mengalami
defisit perdagangan pada tahun 2011 dan 2012. Menurut Prof. Sardono Sukirno
(dalam bukunya yang berjudul “Makroekonomi” edisi ke 3), Surplus adalah
keadaan dimana nilai ekspor lebih besar dari pada nilai impor. Defisit dalam
neraca perdagangan memberi gambaran bahwa nilai impor melebihi nilai ekspor.
Defisit dapat mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan masalah
pengangguran yang lebih serius. Masalah lain yang ditimbulkan adalah

kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara tersebut dalam
jangka panjang. Dengan kata lain defisit perdangan Indonesia dalam neraca
perdangangannya terhadap Vietnam pada tahun 2011 dan 2012 merupakan suatu
masalah.

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan dalam neraca perdagangan
Indonesia terhadap Vietnam, beberapa masalah yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut.
1. Apa penyebab defisit dalam neraca perdangan Indonesia terhadap Vietnam
pada tahun 2011 dan 2012 ?
2. Apa komoditi utama yang mempengaruhi defisit perdagangan Indonesia
terhadap Vietnam pada tahun 2011 dan tahun 2012 ?
3. Bagaimana tindakan yang dapat diambil pemerintah dalam rangka
memulihkan keadaan tersebut ?
4. Apa peluang atau potensi yang dapat dimanfaatkan oleh kedua negara,
terutama Indonesia untuk memperoleh keuntungan dalam kerjasama ekonomi

dan perdagangan ?

3

1.3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan kerjasama
antara Indonesia dan Vietnam dalam Perdagangan dan Ekonomi, dan mengetahui
penyebab masalah yang terdapat pada neraca perdagangan Indonesia terhadap
Vietnam, serta melakukan analisis untuk menemukan solusi yang dapat dilakukan
untuk mengatasinya.
1.4

Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan data sekunder.
Data dikumpulkan dan dianalisis melalui studi pustaka yang diperoleh dari
perpustakaan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS),

serta artikel penunjang lainnya yang kami peroleh dari hasil browsing dari internet.

4

BAB II
ANALISIS NERACA PERDAGANGAN
INDONESIA TERHADAP VIETNAM
2000-2012
2.1 Analisis Ekspor
Perkembangan nilai Ekspor Indonesia terhadap Vietnam relative meningkat selama
periode 2000-2012. Hanya saja terdapat penurunan nilai ekspor pada tahun 2009 dan
tahun 2012.

Grafik 1. Perkembagan Nilai Ekspor Indonesia Terhadap Vietnam selama
periode 2000-2012
sumber : BPS, Foreign Trade of Indonesia (diolah)
Penurunan Nilai ekspor pada tahun 2009 sebesar 218,7 juta US $ atau 13,07% dari
tahun sebelumnya dikarenakan krisis ekonomi yang melanda beberapa negara di
eropa, sehingga mempengaruhi kegiatan ekonomi global. Sedangkan penurunan pada
tahun 2012 sebesar 80,5 US $ atau mengalami penurunan 3,42 % dari tahun

sebelumnya.

5

Apa bila dilihat dari jenis barang, ekspor Indonesia ke Vietnam didominasi oleh
produk industri, seperti bahan kimia yang terdiri atas obat-obatan, tekstil, otomotif,
kertas dan produk dari kertas, Minyak nabati, peralatan elektronik, dan sebagainya.

Grafik 2. Perkembagan Nilai Ekspor Indonesia Terhadap Vietnam selama
periode 2000-2012
sumber : BPS, Foreign Trade of Indonesia (diolah)

Dalam hal ini bahan kimia mendominasi ekspor Indonesia ke Vietnam, yaitu 15 %
dari total ekspor non migas Indonesia ke Vietnam. Diikuti kertas dan barang dari
kertas 13%, tekstil 6%, minyak nabati 6%, serta otomotif 5%. Sementara produk
pertanian seperti buah-buahan memiliki peran 2%, ikan 2%, tembakau 1%.

6

Komoditas ekspor berupa barang-barang industri tersebut menunjukkan bahwa

Indonesia sedang beralih dari sektor pertanian menuju sektor industri.
Untuk melengkapi analisis terhadap nilai ekspor Indonesia ke Vietnam untuk
mengetahui apa penyebab defisit perdagangan Indonesia terhadap Vietnam pada
tahun 2011 dan 2012, maka dilakukan analisis terhadap komoditi ekspor utama
Indonesia ke Vietnam. Dalam hal ini kami mengambil sampel komoditi kertas dan
produk dari kertas sebagai sampel karena memiliki proporsi yang besar terhadap total
ekspor Indonesia dan tersedia data yang lengkap mengenai perkebangan komoditi
tersebut pada Data Statistik Indonesia yang diterbitkan oleh BPS.

Berdasarkan
pada grafikNilai
3, perkebangan
Indonesia ke Vietnam
Grafik 3. Perkembagan
Ekspor Kertasnilai
dan ekspor
produk kertas
dari kertas
selama
periode

2000 selama
hingga periode
2010 menunjukkan
Indonesia
ke Vietnam
2000-2012 kecenderungan yang meningkat,
tetapi mengalami penurunan pada tahun 2011 dan pada tahun 2012. Dalam hal ini
Sumber : BPS, Data Statistik Indonesia (diolah)
kita dapat menyimpulkan bahwa defisit perdagangan Indonesia terhadap Vietnam
yang terjadi pada tahun 2011 dan 2012 adalah penurunan terhadap nilai ekspor
komoditi utama Indonesia yang di dominasi oleh produk Industri.
2.2 Analisis Impor
Dalam perkembangannya,, Impor Indonesia dari Vietnam selama periode 2000-2012

7

menunjukkan perkembangan yang tidak stabil. Namun, terjadi peningkatan yang
sangat drastis pada tahun 2011 dan berlanjut pada tahun 2012.

Peningkatan pada tahun 2011 senilai 1240,6 juta US $ atau naik 108% dari tahun
Grafik 4. Perkembagan Nilai Impor Indonesia dari Vietnam selama periode 2000sebelumnya mengikuti peningkatan Impor beras Indonesia dari Vietnam yang juga
2012
meningkat drastis pada tahun 2011.

Grafik 5. Perkembangan Nilai Impor Beras Indonesia dari Vietnam Selama

8

Periode 2000-2012
Sumber: BPS, Data Statistik Indonesia (diolah)

Berdasarkan grafik 5, perkembangan nilai impor beras Indonesia dari Vietnam selama
periode 2000-2012 menunjukkan fluktuasi, perkembangan yang sangat tidak stabil.
Peningkatan yang sangat drastis pada terjadi pada tahun 2011, yaitu senilai 713574,4
juta US $ atau peningkatan 306% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 Impor
beras Indonesia terhadap Vietnam mengalami penurunan. Namun penurunan dalam
impor beras tidak mengubah keadaan, karena meskipun impor beras turun pada tahun
2012, komoditi utama lainnya seperti kopi, peralatan telekomunikasi, dan sepatu
mengalami kenaikkan yang sangat besar.

Grafik 6. Perkembangan Komoditi Impor utama Indonesia dari Vietnam (Selain
Beras)

Periode 2000-2012

Sumber: BPS, Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, IMPOR (diolah)

Selama periode 2000-2010 keempat komoditi tersebut hampir tidak memiliki
peran pada total impor. Hal ini sejalan dengan keadaan Neraca perdagangan
Indonesia bahwa selama periode tersebut Indonesia mengalami surplus. Sedangkan

9

pada tahun 2011 dan 2012 keempat komoditi tersebut mengalami kenaikkan yang
cukup besar.
Maka dapat disimpulkan bahwa Defisit dalam perdagangan Indonesia terhadap
Vietnam yang terjadi pada tahun 2011 dan 2012 disebabkan oleh kenaikkan yang
sangat drastis pada nilai impor Beras, serta Impor komoditi lainnya pada tahun
tersebut.

10

BAB III
ANALISIS KERJASAMA
INDONESIA-VIETNAM
3.1 Potensi dan Peluang Kerjasama
3.2.1 Potensi Kerjasama
Berdasarkan analisis terhadap neraca perdagangan Indonesia terhadap Vietnam,
disimpulkan bahwa defisit perdagangan Indonesia disebabkan karena peningkatan
nilai impor yang sangat drastis. Sedangkan nilai ekspor mengalami penurunan walau
tidak terlalu besar dan tidak terlalu berpengaruh atau dapat dikatakan cenderung
stabil. Peningkatan nilai impor yang sangat drastis dipengaruhi oleh peningkatan
impor beras sebagai komoditi kebutuhan pangan serta komoditi impor lainnya yang
terdiri atas bahan mentah.
Secara bilateral, kedua Negara dapat memanfaatkan potensi pasar masingmasing. Vietnam sebagai salah satu pengekspor beras terbesar di dunia dapat
menjadikan pasar Indonesia sebagai Negara tujuan ekspor utama. Dengan jumlah
penduduk terbesar ke-empat dunia, Indonesia memiliki kebutuhan pangan yang besar
sehingga pasar Indonesia memiliki potensi besar bagi Vietnam untuk memperoleh
keuntungan. Oleh karena itu, secara ekonomi kerjasama dengan Vietnam membantu
Indonesia dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pangan sehingga
kelangkaan dapat dihindari. Mengingat produksi beras dalam negeri tidak mencukupi
kebutuhan beras Indonesia. Selain komoditi untuk pemenuhan kebutuhan pangan,
ekspor Vietnam ke Indonesia juga berupa bahan mentah yang nantinya dapat menjadi
nilai tambah bagi Indonesia sebagai Negara industri yang sedang berkembang.
3.2.2 Peluang Kerjasama
Jika kita menganalisis nilai Impor Indonesia dari Vietnam adalah didominasi oleh
barang kebutuhan pangan dan bahan mentah. Menurut menteri perdagangan Gita
Wirjawan (dalam IpotNews 18/9 2012), hal ini bukanlah suatu masalah. Impor bahan
baku dan penolong tersebut akan menjadi produk yang memiliki nilai tambah bagi

11

Indonesia. Vietnam bisa mengonsumsi kembali produk olahan Indonesia, yang
berbahan baku dari miliknya. yang sangat dibutuhkan Indonesia adalah meningkatkan
produktivitas untuk membuahkan produk-produk bernilai tambah.
Komoditi kopi dapat dikatakan komoditi yang sangat potensial bagi kedua
negara. tetapi belum dioptimalkan (Kompas.com 6/12 2013). Dengan luas
perkebunan kopi yang mencapai 1,2 juta hektar, bukan tidak mungkin Indonesia
dengan kerjasamanya dengan Vietnam yang juga merupakan pengekspor kopi
terbesar setelah brasil dapat melewati brasil sebagai penguasa penjualan kopi global.
Luas lahan perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektare dengan
produktifitas hanya 760 kilogram per hektare. Sementara, luas lahan perkebunan kopi
di Brasil hanya 650.000 hektare dengan produktifitasnya mencapai 6 hingga 7 ton per
hektare. Begitu pula dengan Vietnam yang luas lahannya hanya 420.000 hektare,
tetapi produktifitasnya mencapai 3 sampai 4 juta ton per hektare.
Dengan bekerjasama dengan Vietnam, Indonesia dapat meningkatkan produksi
dan mutu komoditi ekspornya. Kopi misalnya, Terdapat berbagai macam varians kopi
di Indonesia. Dengan melakukan revitalitas antara kopi Indonesia dan Vietnam,
diharapkan varians kopi yang dihasilkan bermutu tinggi.
3.2 Kekuatan dan Kelemahan antara Indonesia dan Vietnam
Pasar yang Potensial
Indonesia memiliki pasar yang menjanjikan bagi negara lain untuk
berinvestasi. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar menjadi faktor
penarik tersendiri bagi negara lain untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Produktivitas
Secara geografis Indonesia memiliki lahan yang lebih luas dari Vietnam
untuk sektor pertanian. Namun masalah produktivitas adalah kendala yang
dihadapi oleh Indonesia. Indonesia belum mampu mengoptimalkan potensi lahan
yang dimiliki.
Walaupun sama-sama negara agraris, Vietnam lebih Produktif dari Indonesia
di sektor pertanian. Vietnam merupakan pengekspor beras terbesar di dunia dan

12

menempati

urutan

kedua

dalam

mengekspor

kopi.

Vietnam

mampu

mengoptimalkan potensi alam yang dimilikinya.
Teknologi
Teknologi pertanian yang dimiliki Vietnam dapat dikatakan lebih maju dari
pada Indonesia. Perkebunan Kopi misalnya, Vietnam mampu mengoptimalkan
lahannya dalam menghasilkan kopi jauh lebih banyak dari Indonesia.
Dari segi Industri, Teknologi Indonesia justru lebih berkembang. Terbukti
dengan komoditi ekspor Indonesia yang didominasi oleh produk Industri. Seperti
kendaraan bermotor, produk kimia seperti obat-obatan, dan sebagainya.

13

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Bebarapa hal yang dapat penulis simpulkan dari beberapa uraian diatas adalah
sebagai berikut.
a) Indonesia mengalami defisit dalam neraca perdagangannya terhadap Vietnam
pada tahun 2011 dan 2012. Penyebab utama dari defisit tersebut adalah
Kenaikkan dalam nilai Impor yang sangat drastis pada tahun 2011 dan
berlanjut pada tahun 2012.
b) Kenaikkan Impor yang sangat drastis dipengaruhi oleh kenaikkan yang
sangat besar dalam impor beras pada tahun tersebut.
c) Produktivitas pertanian serta mutu produksi yang rendah dapat dikatakan
merupakan kelemahan dari Indonesia.
d) Indonesia menguasai pasar Vietnam melalui sektor Industri, sedangkan
Vietnam menguasai pasar Indonesia melalui sektor pertanian.
e) Ekspor Indonesia ke Vietnam di dominasi oleh produk industry, sedangkan
Vietnam didominasi oleh komoditi kebutuhan dan bahan mentah.
f) Komoditi impor Indonesia dari Vietnam yang berupa barang mentah dapat
menjadi nilai tambah bagi Indonesia.
g) Kerjasama antar kedua negara dapat saling menguntungkan kedua negara
dalam meningkatkan mutu produksi. Seperti komoditi kopi yang memiliki
potensi sangat besar bagi kedua negara.
4.2 Saran
Defisit dalam perdagangan merupakan masalah jangka panjang yang harus
diselesaikan. Oleh karena itu masalah defisit dalam perdagangan hendaknya dapat
segera teratasi demi menjaga kestabilan dalam keadaan perdagangan ekonomi dan
dapat menjaga prospek investasi negara lain terhadap Indonesia. Berikut beberapa
hal yang dapat diusahakan oleh pemerintah :

14

Meningkatkan Produktifitas
Masalah produktivitas dalam negeri harus segera diperbaiki, guna mencegah
peningkatan impor bahan pangan, terutama terhadap negara Vietnam. Dalam hal
ini kami menyarankan agar pemerintah memberikan bantuan bagi petani untuk
peningkatan teknologi. Dengan teknologi penggarapan lahan yang lebih canggih
diharapkan produktivitas pertanian akan meningkat. Kerja sama dengan negara
Vietnam dalam mengembangkan teknologi pertanian merupakan suatu hal yang
tepat. Mengingat saat ini secara produktivitas Vietnam jauh lebih unggul dari
Indonesia.
Meningkatkan Kualitas Produk
Kualitas produk adalah salah satu hal yang dipertimbangkan oleh negara lain
untuk menerima produk dalam negeri. Komoditi ekspor utama seperti tekstil dan
sebagainya perlu ditingkatkan kualitasnya. Kualitas produk akan mempengaruhi
selera konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini sesuai dengan apa
yang diungkapkan mankiw dalam bukunya principles of Economic, bahwa selera
konsumen terhadap produk dalam negeri dan luar negeri dapat mempengaruhi
besarnya ekspor dan impor.

15

DAFTAR PUSTAKA
Error: Reference source not foundBPS.(2000-2012). Statistik Perdagangan Luar
Negeri Indonesia, EXPORT jilid II. Jakarta : BPS
BPS.(2000-2012). Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, IMPORT jilid II
dan III. Jakarta : BPS
BPS. (2000-2012). Data Statistik Indonesia. Jakarta :BPS
http://www.kemendag.go.id
http://www.wikipedia.com
http://yulindaa.wordpress.com/2012/06/01/neraca-perdagangan-internasional-tulisansoftskill-akuntansi-internasional/
http://www.republika.co.id
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/11/13/indonesia-menuju-aseaneconomy-community--610189.html
http://widdyawr.wordpress.com/2013/08/30/indonesia-dan-vietnam-mampumenguasai-pangsa-pasar-kopi/

16

KATA PENUTUP
Demikian paper mengenai “Kerjasama Bilateral antara Indonesia dan Vietnam
di Bidang Ekonomi dan Perdagangan” ini. semoga dapat memberikan manfaat dan
kontribusi positif bagi pembaca.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga paper ini
bisa diselesaikan, termasuk pihak-pihak yang telah memberikan masukkan/
tanggapan, terutama dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi, bapak R. Dwi Harwin
Koesmaryo yang telah banyak membimbing kami selama proses perkuliahan.
Kami meyakini bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam paper ini. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari para
pembaca.
Jakarta,

17

Februari 2014