HAM Sejarah Teori dan Dinamikanya dalam
1
HAM: Sejarah,Teori, dan Dinamikanya
dalam Pergaulan Negara-negara
dua kutub peradaban yaitu Barat dan
Oleh : Agung Mazkuri
meyakini ada relativitas HAM, sedangkan
Timur hingga sekarang ini. Timur lebih
Barat
Sejarah:
Pergulatan
HAM
dalam
Lintasan Waktu
meyakininya
(dengan
menyederhanakannya) sebagai nilai yang
bersifat universal. Perbedaan pandangan
Membicarakan Hak Asasi Manusia
ini bisa dipahami dari perspektif sejarah
(HAM) berarti membicarakan dimensi
yang panjang masing-masing peradaban
kehidupan manusia dalam berbagai aspek
yang melatarbelakanginya. Barat yang
secara holistik. Pendekatan hukum alam
terpengaruhi paham judeo-christian dan
yang menjadi keyakinan mayor saat ini
penempatan individu lebih tinggi yang
mengemukakan bahwa Hak Asasi Manusia
bebas berkehendak dari kebiasaan kolektif
sendiri bersumber bukan dari otoritas
masyarakatnya,
negara
menempatkan antara kepentingan pribadi
atau
melainkan
pemberian
berdasar
masyarakat,
kepada
martabat
sedangkan
Timur
dan kolektif yang harus seimbang.
manusia itu sendiri. Lebih lanjut, dalam
Terakumulasi dari sejarah kelam
sejarah umat manusia, hak yang bersifat
Perang Dunia
inherent ini sering dilanggar oleh otoritas
masyarakat global pun tumbuh terhadap
negara, misalnya hak untuk hidup, hak
pentingnya
kebebasan dan hak milik berdasar kontrak
memperjuangkan nilai-nilai tersebut demi
sosial pada awal mula pemahaman nilai-
keberlangsungan dan mengeliminir setiap
nilai
era
tindakan semena-mena terhadap eksistensi
kontemporer, cakupan pemahaman apa
manusia. Dalam lintasan waktu, pada
yang merupakan HAM lebih luas lagi,
tanggal 10 Desember 1948, umat manusia
termasuk diantaranya hak atas akses
telah menorehkan tonggak sejarah akan
pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial.
kemanusiaan berupa lahirnya Deklarasi
dasar.
Sedangkan
Sebagaimana
dalam
tersebut,
menyuarakan
kesadaran
dan
oleh
Universal Hak Asasi Manusia/DUHAM
beberapa ahli Barat, HAM dikatakan
(Universal Declaration of Human Rights).
bersifat universal karena rasa sakit tindak
Meski deklarasi tak memiliki kekuatan
tunduk
hukum
pada
dikatakan
II
relativitas
budaya,
ini
mengikat
bagi
negara-negara,
merupakan salah satu alasan yang sering
paling tidak deklarasi ini merupakan
dikemukakan.
Pun begitu, perdebatan
landasan moral dan merupakan ‘embrio’
terkait masalah universalitas HAM sendiri
bagi lahirnya beberapa kovenan dan
masih jadi perdebatan yang aktual antara
protokol tentang kemanusiaan di kemudian
2
hari yang memiliki kekuatah hukum
Komunisme1
mengikat bagi Negara-negara Pihak.
penyelarasan
Ketika
dunia
mengalami
fase
kehidupan;
lebih
menekankan
pada
segala
aspek
dan
sosio-
dalam
sosio-politik
bipolar antara blok Timur yang menganut
ekonomi, sedangkan Demokrasi lebih
ideologi Sosialis-Komunis dan Barat yang
menekankan
pada
penghormatan
dan
Demokratis-Kapitalis, fase dimana jamak
pengelolaan
atas
nilai-nilai
yang
kita kenal dengan istilah Cold War, HAM
bertentangan dalam masyarakat, toleransi
sekali lagi tak mendapat tempat sebagai
dalam bidang sosio-politik tapi tidak
agenda utama dalam kebijakan politik luar
menjadikan aspek ekonomi sebagai bagian
negeri bagi negara-negara kuat yang
integral HAM.
bertikai tersebut. Masing-masing Blok
Apa yang dipahami Barat tersebut
hanya berpikir bagaimana menghentikan
bisa dipahami karena sistem ekonomi
pengaruh komunisme di belahan dunia
negara-negara blok Barat saat itu yang
ketiga paska terjadinya dekolonialisasi dan
menganut leissez-faire, dimana negara
bagaimana
hanya sebagai penjaga malam, negara
menarik
mereka
ke
blok
masing-masing pihak.
bersifat pasif, dalam arti; negara tidak ikut
Pihak Barat dan Timur mengalami
campur urusan ekonomi masyarakatnya.
diskresi. Barat yang kapitalis bertitik tolak
Negara hanya akan ikut campur ketika ada
dan cenderung menekankan pembatasan
konflik antar warga negaranya. Negara
kekuasaan negara, kebebasan berekspresi
direpresentasikan sebagai ‘wasit’.
(mencakup berekpresi dalam beragama),
mengeluarkan
politik.
pikiran
Sedangkan
dan
partisipasi
Timur
lebih
Paska
runtuhnya
ideologi
komunisme dan akumulasi dari dampak
sistem
ekonomi
leissez-faire
berupa
menekankan pentingnya jaminan atas hak-
ketimpangan yang semakin meruncing
hak dasar yang bersifat ekonomi (termasuk
antar sesama warga negara di berbagai
pentingnya distribusi SDA dan profit yang
negara Eropa yang berubah ke fase
adil, baik dalam skala regional-domestik
industrisalisasi, terutama di Inggris setelah
dan/atau antar negara-negara), perdamaian,
terjadi Revolusi Industri Inggris dan
keamanan dan ketertiban internasional
dengan menempatkan negara sebagai locus
utama atas apa yang ingin dicapai tersebut.
1
Perlu dipahami, meski KomunismeSosialisme merupakan ideologi yang lahir dari
ajaran-ajaran Marx, tapi ada perbedaan mendasar
terhadap Leninisme dan Stalinisme, dua aliran
ideologi Komunis yang dikembangkan oleh dua
tokoh Bolshevik yang menggulingkan Tsar Rusia
yang korup tersebut. Paham Leninisme inilah yang
dipahami mayoritas Masyarakat Indonesia hingga
dewasa ini paska 65.
3
Revolusi
Perancis,
konsep
negara
(welfarestate/welfarstaat),
ketatanegaraan
muncullah
lagi perusahaan transnasionalnya yang
kesejahteraan
terdapat di Negara-negara berkembang
yaitu
sistem
dalam hal kontrak. Pertanyaannya; adakah
beorientasi
masing-masing Negara di dunia ini yang
sebuah
mau ketika mereka telah memegang
maka
yang
bagaimana
mencipatakan
masyarakat nasional yang tidak timpang
hegemoni global?
dalam hal ekonomi, negara dalam hal ini
Kembali ke masa perang dingin,
dituntut aktif berperan dalam kehidupan
perbedaan perspektif antara Barat dan
masyarakatnya dalam berbagai aspek,
Timur atas memahami HAM tersebut (dan
negara lebih pro-aktif. Konsep Negara
tentu
Kesejahteraan ini sebenarnya adalah nilai-
dibelakangnya)
nilai
Negara-negara
yang
diadopsi
dari
nilai-nilai
saja
kepentingan
telah
Dunia
politik
menempatkan
Ketiga
sebagai
Sosialisme-Marxis. Maka sejak muncul
Proxy War, di Eropa ada Jerman Barat dan
paham kesejahteraan ini, dalam konteks
Timur, di Asia Ada Korea Utaradan
nasional domestik telah mencapai titik
Selatan, dan kawasan Asia Tengara ada
mapan secara teoretik-ideologis dalam
pertikaian
konteks domestik bagi masing-masing
pimpinan Ho Chin Min yang Komunis
negara, tetapi masih menjadi ‘pekerjaan
melawan
rumah’ dalam ruang lingkup internasional
merupakan
hingga saat ini. Ini bisa dipahami karena
Amerika. Sementara di Indonesia sendiri
dalam pergaulan dan hukum internasional
imbas dari perang dingin adalah Peristiwa
saat ini, negara merupakan subyek hokum
1965,
dominan dan memiliki
berdimensi konflik lokal di sisi lain.
kedaulatannya
Vietnam
Vietnam
negara
meskipun
Utara
dibawah
Selatan
yang
boneka
peristiwa
buatan
ini
juga
masing-masing.
Sebagaimana kita ketahui bersama,
HAM dalam Teori
70 persen kekayaan dunia terpusat di
HAM merupakan fenomena yang
Barat. Untuk menjadikan dunia yang adil
muncul dan mendapat tempat tersendiri
dan berperikemanusiaan demi terwujudnya
paska Perang Dingin dalam masyarakat
HAM (yang katanya universal), maka
internasional.
tidak bisa tidak perlunya ada reformasi
sekarang ini yang mana internet memiliki
dalam tubuh PBB dan lembaga-lembaga
pengaruh besar dalam mengkampanyekan
turunannya, semisal Bank Dunia dan IMF
hal tersebut. HAM telah berpenetrasi
dan itikad baik negara-negara maju dalam
melintasi
kebijakan politik luar negerinya, terlebih
negara. Bahkan, sebuah konstitusi yang
Terlebih
batas-batas
lagi,
portal
di
era
yuridiksi
4
baik harus diukur dengan sejauh mana
memiliki
landasan
bernegara
tersebut
hidup
mengakomodir
nilai-nilai
kemanusiaan
kecenderungan
social
untuk
secara damai dalam harmoni
bersama dengan yang lain, apapun yang
sejalan dengan sifat alamiah tersebut
yang mendasar.
Membicarakkan HAM berarti kita
adalah rasional. Untuk menghindari hal-
tidak bisa lepas membicarakan kata ‘Hak’,
hal yang bertentangan dengan sifat-sifat
Hak yang dalam bahasa Inggris disebut
alamiah tersebut, maka masing-masing
‘right’, menurut Jack Donelly dalam kata
manusia mengikatkan diri dalam kontrak
right tersebut memiliki 2 dimensi; (1) hak
social guna menyepakati pembentukan
berarti rechtitude yang menekankan aspek
komunitas dan badan politik (negara; red).
normatif:, bertalian erat terhadap standard
Nah, jika kita melihat pada filsafat
of conduct yang menitikberatkan pada
yang menjadi titik anjak atas doktrin
kewajiban;
dan
entlitements,yaitu
(2)
hokum
alam
seseorang mengklaim suatu hak jika aspek
universalitas
pertama terpenuhi.
kerancuan
ini
atas
HAM
pembenaran
menimbulkan
sistematika
dalam
tataran
Dari sini, menurut hemat penulis
keilmuan yang hingga sekarang sering
bahwa sistematisasi pemikiran keilmiahan
digugat kaum positivisme, yaitu kaum
atas konsep universalitas HAM mengalami
penganut bahwa hak asasi itu tidak ada,
kekacauan sistematika argumentasi. Hak
melainkan hak-hak setiap orang itu adalah
muncul
pemberian sebuah institusi.
bersamaan
dengan
kewajiban
Lebih jauh, negara – dari bentuk
ataupun adanya kontrak social. Sedangkan
kontrak sosial yang merupakan terms yang
yang
bersifat local, dalam arti Negara. Meski
kompleks di era modern ini – adalah
diakui bahwa pendekatan HAM tidak
fenomena
memiliki pemikiran sistematis sebagai
peradaban manusia demi mengejar nilai-
sebuah studi ilmiah (Malcom N. Shaw QC;
nilai utilitas yang didambakan, karena
2012).
nilai-nilai HAM tersebut hanya bisa
Pemahaman
HAM
yang
kita
paling
sederhana
dan
hingga
keniscayaan
dikonkretisasi
hukum alam pada awalnya, legitimasi
disebut Negara agar efektif dalam masing-
HAM adalah legitimasi moral. Hal ini
masing
sebagaimana diungkapkan oleh Grotius
manapun.
(Belanda) ataupun John Locke (Inggris) –-
hubungan internasional dalam memotret
sebagai
HAM;
pemikir hukum
alam– bahwa; Secara alami, manusia itu
komunitas
Ada
di
lembaga
dalam
pahami saat ini berakar pada filsafat
‘pioneer-nya’
melalui
yang
belahan
beberapa
yang
bumi
pendekatan
5
1. Aliran liberalisme-idealis, aliran
konteks
kedaulatannya,
akan
ini juga jamak dikenal kaum
tetapi hal ini bukan berarti HAM
utopis dan/atau aliran Wilshonian.
tidak mendapat tempat secara
–
absolut. Dalam arti, kepentingan
Disebut
utopis
karena
sebagaimana
para
aliran
meski
ini,
memiliki
hidup
penentang
manusia
dalam
dan
warga
Negara
sendiri menempati prioritas.
ingin
3. Aliran Marxisme, meski sudah
sebuah
runtuh 2 periode lalu, dalam kritik
kecenderungan
damai
nasional
komunitas, manusia di sisi lain
Marxis
juga punya insting mengalahkan
aliran
yang
yang
pihakk kapitalis saat itu dikatakan
dikatan Thomas Hobbes ataupun
tidak memiliki preseden historis
bertolak belakang teori psiko-
dan
analis Sigmund Freud. Kaum
(menggantung di awing-awang)
Idealis percaya diri bahwa dunia
dan
internasional bisa dikondisikan
dampak
damai.
ekonomi. Pandangan aliran ini
lain
sebagaimana
terhadap
idealis
pendekatan
yang
terlampau
nyatanya
diyakini
idealistik
tak
memberi
perbaikan
di
sector
2. Aliran Realis, pandangan aliran
menganggap bahwa manusia lahir
ini bertitik tolak bahwa struktur
tidak dengan hak-hak alamiahnya,
dunia ini anarkis karena setiap
manusia yang lahir terikat oleh
Negara
kedaulatan
lingkungan sosialya yang mana
masing-masing dan tidak ada satu
lingkungan social itulah yang
norma pun yang member tempat
memberinya hak. Beranjak dari
terhormat untuk Negara tertentu.
pemikiran
Disamping itu, setiap Negara
berkeyakinan
mencoba
mendominasi
dimiliki setiap orang adalah hak
pihak lain dalam berbagai hal;
pemberian Negara dimana dia
hegemoni budaya, social, politik,
berada.
memiliki
untuk
militer, dan –tentu saja- ekonomi
Cara pandang realis inilah
direduksi
atau
banyak
kepentingan
para
yang
Menurut marxisme lagi,
individu
dioegang
Marxis
hak-hak
hak-hak
menempati piramida teratas.
yang
inilah
itu
harus
dilebur
untuk
Negara
sebagai
pemangku masing-masing Negara
representasi kepentingan kolektif.
dalam
Disamping itu, untuk menghindari
melihat
HAM
diluar
6
terkapitalnya suatu kekayaan pada
problematika
seseorang yang mana jika ini
kedaulatan Negara.
terjadi maka individu tersebut
3. Pendekatan
kesetaraan
dan
proletarian,
HAM
akan memiliki tawar terhadap
selalu dipandag dari perspektif
kebijakan Negara.
pertentangan kelas. Konflik hak
adalah refleksi dari pembagian
Selain
itu
ada
beberapa
cara
pandang berbeda yang coba diketengahkan
oleh Steven Lukes dalam membicarakan
kerja dan distribusi ekonomi yang
timpang da tidak adil.
4. Pendekatan
libertarian
(
atau
pendekatan Kapitalis; penulis),
HAM (Hamid Awaludin; 2012: 67);
1. Pendekatan utilitarians, secara
pendekatan
ini
menjadikan
singkat dikatakan bahwa HAM
analisa cost and benefits sebagai
adalah
yang
hal fundamental. Pendekatan ini
menghadirkan atau memberikan
sangat tidak mempercayai Negara
kebahagiaan
sebagai penegak HAM.
sesuatu
stinggi-tingginya
kepada sebanyak-banyak orang.
5. Pendekatan
Bila hal ini tercapai maka HAM
(pendekatan
sudah ada dan berjalan.
Lukes
2. Pendekatan
communitarians,
Egalitrian
Lukes
sendiri),
mengatakan
mengutamakan
bahwa
prinsip
pandangan ini memakai titik pijak
kebebasan, adanya hukum yang
filsafatnya pada adanya prinsip-
tegak,
prinsip dan nilai-nilai khusus
bagi siapapun, tanpa memandang
yang
ras, agama, etnis seseorang
dipakai
oleh
komuitas-
persamaan
kesempatan
komunitas tertentu. Maka, bagi
perspektif ini, tidak ada nilai-nilai
Potret kasuistis ; HAM dalam Dinamika
yang berlaku lebih universal.
Politik Internasional
Pendekatan inilah yang diyakini
Pertarungan
dinamika
politik
HAM.
global akan dikendalikan oleh mereka
Konsep HAM yang komunitarian
yang memiliki berbagai akses sumber
ini banyak dijadikan acuan oleh
daya, kita sering disuguhi tentang berita
Negara-negara dunia ketiga yang
bagaimana media-media Barat menulis
mana
pemilihan
artikel tentang (misalnya) hukuman mati di
yang
Iran tetapi mereka seperti lupa dengan apa
diantaranya
yang terjadi di Arab Saudi dalam hal yang
penganut
relativisme
dalam
pendekatan
mempengaruhi
faktor
7
sama. Barat selalu menempatkan standar
ganda dalam dalam permasalahan di
Negara-negara dunia ketiga, tak terkecuali
dengan gerakan disintegrasi yang ada di
Indonesia, sementara disisi lain mereka
berakting tidak tahu terhadap masalah
(misalnya); konflik Pattani-Thailand yang
merupakan
konflik
peninggalan
kolonialisme.
Kita masih memiliki ingatan utuh
tentang invasi pimpinan U.S terhadap Irak
tanpa mandat dari DK PBB. Toh, nyatanya
senjata biologis tersebut tak pernah bisa
dibuktikan.
Pelanggaran-pelanggaran
seperti ini merupakan tindak pidana dalam
hokum internasional yang mana imbasnya
tentu
pada
Sebagaimana
kemanusiaan
Galtung
itu
katakan
sendiri.
dalam
pendekatakan normatif; “Pada umumnya
pelanggaran HAM banyak terjadi karena
struktur
ekonomi
dan
politik
dunia
sekarang ini. Karena itu, pendekatan legalposifistik
(aturan
hokum/hitam
diatas
putih; red) tak ada gunanya”. Pernyataan
galtung ini jika kita jeli juga bisa untuk
memotret aksi terorisme yang ramai
sekarang ini.
HAM: Sejarah,Teori, dan Dinamikanya
dalam Pergaulan Negara-negara
dua kutub peradaban yaitu Barat dan
Oleh : Agung Mazkuri
meyakini ada relativitas HAM, sedangkan
Timur hingga sekarang ini. Timur lebih
Barat
Sejarah:
Pergulatan
HAM
dalam
Lintasan Waktu
meyakininya
(dengan
menyederhanakannya) sebagai nilai yang
bersifat universal. Perbedaan pandangan
Membicarakan Hak Asasi Manusia
ini bisa dipahami dari perspektif sejarah
(HAM) berarti membicarakan dimensi
yang panjang masing-masing peradaban
kehidupan manusia dalam berbagai aspek
yang melatarbelakanginya. Barat yang
secara holistik. Pendekatan hukum alam
terpengaruhi paham judeo-christian dan
yang menjadi keyakinan mayor saat ini
penempatan individu lebih tinggi yang
mengemukakan bahwa Hak Asasi Manusia
bebas berkehendak dari kebiasaan kolektif
sendiri bersumber bukan dari otoritas
masyarakatnya,
negara
menempatkan antara kepentingan pribadi
atau
melainkan
pemberian
berdasar
masyarakat,
kepada
martabat
sedangkan
Timur
dan kolektif yang harus seimbang.
manusia itu sendiri. Lebih lanjut, dalam
Terakumulasi dari sejarah kelam
sejarah umat manusia, hak yang bersifat
Perang Dunia
inherent ini sering dilanggar oleh otoritas
masyarakat global pun tumbuh terhadap
negara, misalnya hak untuk hidup, hak
pentingnya
kebebasan dan hak milik berdasar kontrak
memperjuangkan nilai-nilai tersebut demi
sosial pada awal mula pemahaman nilai-
keberlangsungan dan mengeliminir setiap
nilai
era
tindakan semena-mena terhadap eksistensi
kontemporer, cakupan pemahaman apa
manusia. Dalam lintasan waktu, pada
yang merupakan HAM lebih luas lagi,
tanggal 10 Desember 1948, umat manusia
termasuk diantaranya hak atas akses
telah menorehkan tonggak sejarah akan
pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial.
kemanusiaan berupa lahirnya Deklarasi
dasar.
Sedangkan
Sebagaimana
dalam
tersebut,
menyuarakan
kesadaran
dan
oleh
Universal Hak Asasi Manusia/DUHAM
beberapa ahli Barat, HAM dikatakan
(Universal Declaration of Human Rights).
bersifat universal karena rasa sakit tindak
Meski deklarasi tak memiliki kekuatan
tunduk
hukum
pada
dikatakan
II
relativitas
budaya,
ini
mengikat
bagi
negara-negara,
merupakan salah satu alasan yang sering
paling tidak deklarasi ini merupakan
dikemukakan.
Pun begitu, perdebatan
landasan moral dan merupakan ‘embrio’
terkait masalah universalitas HAM sendiri
bagi lahirnya beberapa kovenan dan
masih jadi perdebatan yang aktual antara
protokol tentang kemanusiaan di kemudian
2
hari yang memiliki kekuatah hukum
Komunisme1
mengikat bagi Negara-negara Pihak.
penyelarasan
Ketika
dunia
mengalami
fase
kehidupan;
lebih
menekankan
pada
segala
aspek
dan
sosio-
dalam
sosio-politik
bipolar antara blok Timur yang menganut
ekonomi, sedangkan Demokrasi lebih
ideologi Sosialis-Komunis dan Barat yang
menekankan
pada
penghormatan
dan
Demokratis-Kapitalis, fase dimana jamak
pengelolaan
atas
nilai-nilai
yang
kita kenal dengan istilah Cold War, HAM
bertentangan dalam masyarakat, toleransi
sekali lagi tak mendapat tempat sebagai
dalam bidang sosio-politik tapi tidak
agenda utama dalam kebijakan politik luar
menjadikan aspek ekonomi sebagai bagian
negeri bagi negara-negara kuat yang
integral HAM.
bertikai tersebut. Masing-masing Blok
Apa yang dipahami Barat tersebut
hanya berpikir bagaimana menghentikan
bisa dipahami karena sistem ekonomi
pengaruh komunisme di belahan dunia
negara-negara blok Barat saat itu yang
ketiga paska terjadinya dekolonialisasi dan
menganut leissez-faire, dimana negara
bagaimana
hanya sebagai penjaga malam, negara
menarik
mereka
ke
blok
masing-masing pihak.
bersifat pasif, dalam arti; negara tidak ikut
Pihak Barat dan Timur mengalami
campur urusan ekonomi masyarakatnya.
diskresi. Barat yang kapitalis bertitik tolak
Negara hanya akan ikut campur ketika ada
dan cenderung menekankan pembatasan
konflik antar warga negaranya. Negara
kekuasaan negara, kebebasan berekspresi
direpresentasikan sebagai ‘wasit’.
(mencakup berekpresi dalam beragama),
mengeluarkan
politik.
pikiran
Sedangkan
dan
partisipasi
Timur
lebih
Paska
runtuhnya
ideologi
komunisme dan akumulasi dari dampak
sistem
ekonomi
leissez-faire
berupa
menekankan pentingnya jaminan atas hak-
ketimpangan yang semakin meruncing
hak dasar yang bersifat ekonomi (termasuk
antar sesama warga negara di berbagai
pentingnya distribusi SDA dan profit yang
negara Eropa yang berubah ke fase
adil, baik dalam skala regional-domestik
industrisalisasi, terutama di Inggris setelah
dan/atau antar negara-negara), perdamaian,
terjadi Revolusi Industri Inggris dan
keamanan dan ketertiban internasional
dengan menempatkan negara sebagai locus
utama atas apa yang ingin dicapai tersebut.
1
Perlu dipahami, meski KomunismeSosialisme merupakan ideologi yang lahir dari
ajaran-ajaran Marx, tapi ada perbedaan mendasar
terhadap Leninisme dan Stalinisme, dua aliran
ideologi Komunis yang dikembangkan oleh dua
tokoh Bolshevik yang menggulingkan Tsar Rusia
yang korup tersebut. Paham Leninisme inilah yang
dipahami mayoritas Masyarakat Indonesia hingga
dewasa ini paska 65.
3
Revolusi
Perancis,
konsep
negara
(welfarestate/welfarstaat),
ketatanegaraan
muncullah
lagi perusahaan transnasionalnya yang
kesejahteraan
terdapat di Negara-negara berkembang
yaitu
sistem
dalam hal kontrak. Pertanyaannya; adakah
beorientasi
masing-masing Negara di dunia ini yang
sebuah
mau ketika mereka telah memegang
maka
yang
bagaimana
mencipatakan
masyarakat nasional yang tidak timpang
hegemoni global?
dalam hal ekonomi, negara dalam hal ini
Kembali ke masa perang dingin,
dituntut aktif berperan dalam kehidupan
perbedaan perspektif antara Barat dan
masyarakatnya dalam berbagai aspek,
Timur atas memahami HAM tersebut (dan
negara lebih pro-aktif. Konsep Negara
tentu
Kesejahteraan ini sebenarnya adalah nilai-
dibelakangnya)
nilai
Negara-negara
yang
diadopsi
dari
nilai-nilai
saja
kepentingan
telah
Dunia
politik
menempatkan
Ketiga
sebagai
Sosialisme-Marxis. Maka sejak muncul
Proxy War, di Eropa ada Jerman Barat dan
paham kesejahteraan ini, dalam konteks
Timur, di Asia Ada Korea Utaradan
nasional domestik telah mencapai titik
Selatan, dan kawasan Asia Tengara ada
mapan secara teoretik-ideologis dalam
pertikaian
konteks domestik bagi masing-masing
pimpinan Ho Chin Min yang Komunis
negara, tetapi masih menjadi ‘pekerjaan
melawan
rumah’ dalam ruang lingkup internasional
merupakan
hingga saat ini. Ini bisa dipahami karena
Amerika. Sementara di Indonesia sendiri
dalam pergaulan dan hukum internasional
imbas dari perang dingin adalah Peristiwa
saat ini, negara merupakan subyek hokum
1965,
dominan dan memiliki
berdimensi konflik lokal di sisi lain.
kedaulatannya
Vietnam
Vietnam
negara
meskipun
Utara
dibawah
Selatan
yang
boneka
peristiwa
buatan
ini
juga
masing-masing.
Sebagaimana kita ketahui bersama,
HAM dalam Teori
70 persen kekayaan dunia terpusat di
HAM merupakan fenomena yang
Barat. Untuk menjadikan dunia yang adil
muncul dan mendapat tempat tersendiri
dan berperikemanusiaan demi terwujudnya
paska Perang Dingin dalam masyarakat
HAM (yang katanya universal), maka
internasional.
tidak bisa tidak perlunya ada reformasi
sekarang ini yang mana internet memiliki
dalam tubuh PBB dan lembaga-lembaga
pengaruh besar dalam mengkampanyekan
turunannya, semisal Bank Dunia dan IMF
hal tersebut. HAM telah berpenetrasi
dan itikad baik negara-negara maju dalam
melintasi
kebijakan politik luar negerinya, terlebih
negara. Bahkan, sebuah konstitusi yang
Terlebih
batas-batas
lagi,
portal
di
era
yuridiksi
4
baik harus diukur dengan sejauh mana
memiliki
landasan
bernegara
tersebut
hidup
mengakomodir
nilai-nilai
kemanusiaan
kecenderungan
social
untuk
secara damai dalam harmoni
bersama dengan yang lain, apapun yang
sejalan dengan sifat alamiah tersebut
yang mendasar.
Membicarakkan HAM berarti kita
adalah rasional. Untuk menghindari hal-
tidak bisa lepas membicarakan kata ‘Hak’,
hal yang bertentangan dengan sifat-sifat
Hak yang dalam bahasa Inggris disebut
alamiah tersebut, maka masing-masing
‘right’, menurut Jack Donelly dalam kata
manusia mengikatkan diri dalam kontrak
right tersebut memiliki 2 dimensi; (1) hak
social guna menyepakati pembentukan
berarti rechtitude yang menekankan aspek
komunitas dan badan politik (negara; red).
normatif:, bertalian erat terhadap standard
Nah, jika kita melihat pada filsafat
of conduct yang menitikberatkan pada
yang menjadi titik anjak atas doktrin
kewajiban;
dan
entlitements,yaitu
(2)
hokum
alam
seseorang mengklaim suatu hak jika aspek
universalitas
pertama terpenuhi.
kerancuan
ini
atas
HAM
pembenaran
menimbulkan
sistematika
dalam
tataran
Dari sini, menurut hemat penulis
keilmuan yang hingga sekarang sering
bahwa sistematisasi pemikiran keilmiahan
digugat kaum positivisme, yaitu kaum
atas konsep universalitas HAM mengalami
penganut bahwa hak asasi itu tidak ada,
kekacauan sistematika argumentasi. Hak
melainkan hak-hak setiap orang itu adalah
muncul
pemberian sebuah institusi.
bersamaan
dengan
kewajiban
Lebih jauh, negara – dari bentuk
ataupun adanya kontrak social. Sedangkan
kontrak sosial yang merupakan terms yang
yang
bersifat local, dalam arti Negara. Meski
kompleks di era modern ini – adalah
diakui bahwa pendekatan HAM tidak
fenomena
memiliki pemikiran sistematis sebagai
peradaban manusia demi mengejar nilai-
sebuah studi ilmiah (Malcom N. Shaw QC;
nilai utilitas yang didambakan, karena
2012).
nilai-nilai HAM tersebut hanya bisa
Pemahaman
HAM
yang
kita
paling
sederhana
dan
hingga
keniscayaan
dikonkretisasi
hukum alam pada awalnya, legitimasi
disebut Negara agar efektif dalam masing-
HAM adalah legitimasi moral. Hal ini
masing
sebagaimana diungkapkan oleh Grotius
manapun.
(Belanda) ataupun John Locke (Inggris) –-
hubungan internasional dalam memotret
sebagai
HAM;
pemikir hukum
alam– bahwa; Secara alami, manusia itu
komunitas
Ada
di
lembaga
dalam
pahami saat ini berakar pada filsafat
‘pioneer-nya’
melalui
yang
belahan
beberapa
yang
bumi
pendekatan
5
1. Aliran liberalisme-idealis, aliran
konteks
kedaulatannya,
akan
ini juga jamak dikenal kaum
tetapi hal ini bukan berarti HAM
utopis dan/atau aliran Wilshonian.
tidak mendapat tempat secara
–
absolut. Dalam arti, kepentingan
Disebut
utopis
karena
sebagaimana
para
aliran
meski
ini,
memiliki
hidup
penentang
manusia
dalam
dan
warga
Negara
sendiri menempati prioritas.
ingin
3. Aliran Marxisme, meski sudah
sebuah
runtuh 2 periode lalu, dalam kritik
kecenderungan
damai
nasional
komunitas, manusia di sisi lain
Marxis
juga punya insting mengalahkan
aliran
yang
yang
pihakk kapitalis saat itu dikatakan
dikatan Thomas Hobbes ataupun
tidak memiliki preseden historis
bertolak belakang teori psiko-
dan
analis Sigmund Freud. Kaum
(menggantung di awing-awang)
Idealis percaya diri bahwa dunia
dan
internasional bisa dikondisikan
dampak
damai.
ekonomi. Pandangan aliran ini
lain
sebagaimana
terhadap
idealis
pendekatan
yang
terlampau
nyatanya
diyakini
idealistik
tak
memberi
perbaikan
di
sector
2. Aliran Realis, pandangan aliran
menganggap bahwa manusia lahir
ini bertitik tolak bahwa struktur
tidak dengan hak-hak alamiahnya,
dunia ini anarkis karena setiap
manusia yang lahir terikat oleh
Negara
kedaulatan
lingkungan sosialya yang mana
masing-masing dan tidak ada satu
lingkungan social itulah yang
norma pun yang member tempat
memberinya hak. Beranjak dari
terhormat untuk Negara tertentu.
pemikiran
Disamping itu, setiap Negara
berkeyakinan
mencoba
mendominasi
dimiliki setiap orang adalah hak
pihak lain dalam berbagai hal;
pemberian Negara dimana dia
hegemoni budaya, social, politik,
berada.
memiliki
untuk
militer, dan –tentu saja- ekonomi
Cara pandang realis inilah
direduksi
atau
banyak
kepentingan
para
yang
Menurut marxisme lagi,
individu
dioegang
Marxis
hak-hak
hak-hak
menempati piramida teratas.
yang
inilah
itu
harus
dilebur
untuk
Negara
sebagai
pemangku masing-masing Negara
representasi kepentingan kolektif.
dalam
Disamping itu, untuk menghindari
melihat
HAM
diluar
6
terkapitalnya suatu kekayaan pada
problematika
seseorang yang mana jika ini
kedaulatan Negara.
terjadi maka individu tersebut
3. Pendekatan
kesetaraan
dan
proletarian,
HAM
akan memiliki tawar terhadap
selalu dipandag dari perspektif
kebijakan Negara.
pertentangan kelas. Konflik hak
adalah refleksi dari pembagian
Selain
itu
ada
beberapa
cara
pandang berbeda yang coba diketengahkan
oleh Steven Lukes dalam membicarakan
kerja dan distribusi ekonomi yang
timpang da tidak adil.
4. Pendekatan
libertarian
(
atau
pendekatan Kapitalis; penulis),
HAM (Hamid Awaludin; 2012: 67);
1. Pendekatan utilitarians, secara
pendekatan
ini
menjadikan
singkat dikatakan bahwa HAM
analisa cost and benefits sebagai
adalah
yang
hal fundamental. Pendekatan ini
menghadirkan atau memberikan
sangat tidak mempercayai Negara
kebahagiaan
sebagai penegak HAM.
sesuatu
stinggi-tingginya
kepada sebanyak-banyak orang.
5. Pendekatan
Bila hal ini tercapai maka HAM
(pendekatan
sudah ada dan berjalan.
Lukes
2. Pendekatan
communitarians,
Egalitrian
Lukes
sendiri),
mengatakan
mengutamakan
bahwa
prinsip
pandangan ini memakai titik pijak
kebebasan, adanya hukum yang
filsafatnya pada adanya prinsip-
tegak,
prinsip dan nilai-nilai khusus
bagi siapapun, tanpa memandang
yang
ras, agama, etnis seseorang
dipakai
oleh
komuitas-
persamaan
kesempatan
komunitas tertentu. Maka, bagi
perspektif ini, tidak ada nilai-nilai
Potret kasuistis ; HAM dalam Dinamika
yang berlaku lebih universal.
Politik Internasional
Pendekatan inilah yang diyakini
Pertarungan
dinamika
politik
HAM.
global akan dikendalikan oleh mereka
Konsep HAM yang komunitarian
yang memiliki berbagai akses sumber
ini banyak dijadikan acuan oleh
daya, kita sering disuguhi tentang berita
Negara-negara dunia ketiga yang
bagaimana media-media Barat menulis
mana
pemilihan
artikel tentang (misalnya) hukuman mati di
yang
Iran tetapi mereka seperti lupa dengan apa
diantaranya
yang terjadi di Arab Saudi dalam hal yang
penganut
relativisme
dalam
pendekatan
mempengaruhi
faktor
7
sama. Barat selalu menempatkan standar
ganda dalam dalam permasalahan di
Negara-negara dunia ketiga, tak terkecuali
dengan gerakan disintegrasi yang ada di
Indonesia, sementara disisi lain mereka
berakting tidak tahu terhadap masalah
(misalnya); konflik Pattani-Thailand yang
merupakan
konflik
peninggalan
kolonialisme.
Kita masih memiliki ingatan utuh
tentang invasi pimpinan U.S terhadap Irak
tanpa mandat dari DK PBB. Toh, nyatanya
senjata biologis tersebut tak pernah bisa
dibuktikan.
Pelanggaran-pelanggaran
seperti ini merupakan tindak pidana dalam
hokum internasional yang mana imbasnya
tentu
pada
Sebagaimana
kemanusiaan
Galtung
itu
katakan
sendiri.
dalam
pendekatakan normatif; “Pada umumnya
pelanggaran HAM banyak terjadi karena
struktur
ekonomi
dan
politik
dunia
sekarang ini. Karena itu, pendekatan legalposifistik
(aturan
hokum/hitam
diatas
putih; red) tak ada gunanya”. Pernyataan
galtung ini jika kita jeli juga bisa untuk
memotret aksi terorisme yang ramai
sekarang ini.