Realitas masyarakat indonesia saat ini

Realitas Masyarakat Desa
dan Kota Serta
Hubungannya
Fenomena realitas masyarakat saat ini

IK-1
41814177

Realitas Masyarakat Desa dan Kota Serta Hubungannya
Masyarakat bisa didefinisikan sebagai kelompok orang yang terorganisasi karena
memiliki tujuan bersama. Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling
bergaul atau saling berinteraksi secara tetap memiliki kepentingan yang sama.
Masyarakat terbentuk karena manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan
keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Hal itu
menjadikan banyak hal yang terjadi dalam lingkungan masyarakat, banyak terjadi
fenomena-fenomena atau budaya dalam lingkungan masyarakat, kali ini saya akan
menuliskan tentang fenomena yang terjadi pada masyarakat desa dan kota.
Melihat fenomena yang ada, dapat kita lihat di media atau realita secara langsung,
fenomena pertumbuhan atau kehidupan masyarakat
dan desa sudah lah
mengalami pergeseran nilai yang signifikan, antara saaat ini atau sepuluh tahun

yang lalu atau berapa puluh tahun yang lalu, fenomena-fenomena ini timbul karena
ada eksplorasi globalisasi msyarakat desa, yang terpengaruh dengan budaya kota,
hal ini mereka dapat dari proses urbanisasi atau media yang mereka konsumsi
sehari-hari, perkembangan komunikasi digital yang cukup pesat di perkotaan pun
menular ke pedesaan walau akses atau fasilitas komunikasi di pedesaan tidak
secanggih dan selengkap di perkotaan, itu terbukti dan dapat mudah kita jumpai
melalui jejaring sosial misalnya, sudah banyak pengguna jejaring sosial, baik
facebook, twitter atau yang lain nya itu berasal dari pedesaan, kita sudah tidak
dapat membedakan orang yang dari kota atau pedesaan.
Dengan perkembangan tersebut, memiliki dampak positif dan negative, berikut
beberapa contoh dampak postitif dan negatif dan perkembangan globalisasi diruang
lingkupo masyarakt pedesaan.
a. Dampak positif
Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, mempermudah dalam distribusi
ekonomi dan komunikasi, serta perkembanganan ilmu pengetahuan dan
informasi.
b. Dampak negative
Menimbulkan perubahan gaya hidup yang yang menhgarah ke masyarakat
konsumtif komersial, masyarakat akan minder jika tidak menggunakan
pakaian yang bermerk contohnya, terjadi kesenjangan sosial dan budaya,

menjadi arena persaingan sosial ayng mengakibatkan kumpulan atau
organisasi baru ayng berdasarkan kelas ekonomi, cenderung yang
mempunyai ekonomi yang rendah akan jauh dari dari masyarakt yang
memiliki ekonomi lebih tinggi. Hal itu kaan menjadi di kotak-kotakan nya
golongan tersebut, meninggalkan budaya kebersamaan dalam masyarakt
desa. Selain itu juga sebagai imperialisme, proses globalisasi emmabawa
serta budaya barat, serta kecenderungan melecehkan dan meninggalkan
budaya traditional.
Dilihat dari berbagai aspek, perkembangan globalisasi yang menyebabkan
pergeseran dalam masyarakat pedesaan tersebut memiliki banyak dampak positif
dan negatif, semuanya berimbang namun sampai sekarang pun masih menjadi
problema tersendiri di Negara ini. Bagaimana atau kemana kita akan memilih
melawan arus globalisasi, menjadi masyarakat yang kuno seperti dulu atau
FISENA HARDIYANTO

Page 1

Realitas Masyarakat Desa dan Kota Serta Hubungannya
berkembang maju lalu meninggalkan kebudayaan tradisional yang menjadi harta
karun yang kita miliki, gotong royong misalnya, budaya yang melekat dan identic

dengan masyarakat ini pun harus berangsur punah karena tergerus oleh gaya hidup
yang mereka dapat dari kota.
Semua kembali dan bergantun dengan persepsi masing-masing, meliaht semua
fenomena yang ada kita membutuh kan jalan keluar, atau membutuhkan sebuah
komitmen untuk menuju masa depan, pertanyaan bertahan atau melawan seharus
nya segera terjawab, demi kelangsungan hidup yang lebih baik, serta kelancaran
dalam perkembangan masyarakat. Seharusnya dari sekarang kita sudah memiliki
tujuan kita harus kemana atau bagaimana, kita memang sulit bahkan tidak mungkin
untuk melawan perkembangan globalisasi, karena kemudian harus kita akui bahwa
kita juga membtuhkan itu. Sebagai perkembangan pengetahuan, pendidikan, dan
informasi. Kita tidak mungkin terpenjara dalam ruang lingkup yang kuper, dengan
hal yang monoton dan itu itu saja. Dan saya piker masyarakt desa juga butuh
mengeksplorasi daya kreatifitas mereka, melalui globalisasi mereka dapat
menyalurkan konsep, ide kreatif, atau mengenalkan budaya mereka.
Atau juga dengan adanya perkembangan globalisasi, masyarakat pedesaan juga
dapat mempermudah komunikasi mereka, mereka tidak perlu jalan kaki atau
berkirim surat untuk menyampaikan informasi, dengan ada nya teknologi yang baru
saat ini, mreka dapat berkatifitas komunikasi lebih mudah.
Disisi lain, masyarakt desa juga harus memiliki komitmen bahwa, mereka harus
menanamkan nilai nilai kebudayaan yang mereka miliki, memepertahankan culture

yang selama ini menjadi kekayaan tersendiri, mereka boleh mengikuti
perkembangan globalisasi, tapi mereka harus kuat dan mempertahan kebudayaan
mereka.
Hubungan Desa-kota, hubungan pedesaan-perkotaan.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya
terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka
saling membutuhkan. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar untuk berbagai
jenis pekerjaan, desa juga menjadi suplai beberapa macam makanan pokok berupa
hasil perkebunan atau peternakan, begitu juga dengan kota, menurut penduduk
desa, kota adalah sumber dari kehidupan atau penghasilan, beberapa hasil
tanaman mereka, kreatifitas budaya, peternakan atau jasa mereka dapat di
gunakan di kota, mereka akan mendapatkan hasil dari sana.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang,
karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh
dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa
caar, seperti:



Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan
dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua
kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;

FISENA HARDIYANTO

Page 2

Realitas Masyarakat Desa dan Kota Serta Hubungannya


Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak
kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat
kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;



Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa.
Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi;




ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang
bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut
kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir
tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan
yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang
memang akan mengkota.

Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan
dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi
yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula
dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
(soekanto,1969:123 ).
Contohnya : Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan
lahan pertanian, Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern,
Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan, berbagai
alasan masyarakat yang merasa tidak mampu mencari penghasilan di desa,

Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
b) Sebab-sebab Urbanisasi
Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya (Push factors), Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk
desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
Contohnya : Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak
pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan, Dikota lebih banyak
kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri
kerajinan, Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih
mudah didapat, Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi
dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya, Kota
memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau
untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
Urbanisasi tersebut kemudian menghasilkan budaya-budaya baru di Indonesia ini,
contohnya Mudik. Mudik menjadi kata-kata yang ditunggu selama bulan Ramadhan
karena mudik adalah tradisi pulang ke desa untuk sementara waktu dan membawa
simbol-simbol tersendiri bagi para pemudik. Selain sarat akan ranah sosial dan
religius, mudik identik dengan fenomena ekonomi. Maksudnya selain berkumpul
dengan keluarga, ada bentuk pamer status yang dalam hal ini bersifat ekonomi.
Mudik adalah taruhan keberhasilan pemudik. Akan ada rasa malu bagi pemudik

yang pulang dengan tangan kosong. Maka kita lihat banyak pemudik yang tidak
sengaja memoles dirinya dengan simbol peningkatan status ekonomi. Namun
penonjolan status tersebut memberi dampak lanjutan bagi penduduk desa lainnya
FISENA HARDIYANTO

Page 3

Realitas Masyarakat Desa dan Kota Serta Hubungannya
bahwa kota adalah jalan menuju kehidupan yang lebih baik. Melihat banyaknya
penduduk desa yang mudik menunjukkan kesenjangan sosial antara desa dan kota.
Pembangunan yang lebih dititikberatkan pada kota menimbulkan anggapan bahwa
kota adalah lambang kemakmuran dan desa sebagai simbol keterbelakangan. Kota
kemudian menjadi sumber pemikat bagi penduduk desa yang menjadikan
kemapanan ekonomi. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi.
Urbanisasi mengakibatkan ketidakmerataan penduduk di desa maupun kota dan hal
ini pada awalnya disebabkan oleh tidak meratanya pembangunan antara desa
maupun kota. Karena kemudian penduduk yang desa yang tinggal di kota pulang
kedesa lalu kembali kekota membawa beberapa penduduk desa lainya untuk
bekerja atau mencari kerja di kota.
Bagaimanapun, mudik merupakan fenomena sosial yang hanya ada di Indonesia.

Coba lihat aja di negara lain tidak ada yang namanya mudik. Memang mereka juga
punya Ramadhan, tapi Ramadhan mereka tidak diwarnai dengan mudik, Dibilang
membanggakantidak, Dibilang memalukan juga tidak, justru menjadi ciri khas
tersendiri dari Indonesia, lalu bagaimana mengantisipasi semua itu dari dampak
negative di kota atau di desa?
Kemudian semua fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat ini menjadi
“PR” bersama antara pemerintah dan kesadaran masyarakat itu sendiri, tidak
mungkin membebankan kepada pemerintah yang mempunyai banyak tugas dan
tanggung jawab, karena masyarakat juga seharus nya menyadari apa yang mereka
lakukan dan memahami apa yang seharusnya mereka perlu lakukan. Menjadi
masyarakat yang peduli atau masyarakat yang tidak perduli sebenar nya bukan
pilihan, sudah semestinya masyarakat harus peduli kepada lingkungan nya, dan
peduli dengan sosialnya, marilah menjadi masyarakat yang peduli dan berbudaya,
terima kasih.

FISENA HARDIYANTO

Page 4