Preferensi dan keputusan masyarakat kecamatan Karawaci dalam menyalurkan zakat

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)

Oleh:

Lisna Nety Herawati

NIM: 107046102396

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Oleh:

Lisna Nety Herawati NIM: 107046102396

Pembimbing

Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP 195505051982031012

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

iv

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya kepada kita semua, karena hanya atas karunia-Nya skripsi yang berjudul “Preferensi dan

Keputusan Masyarakat Kecamatan Karawaci dalam Menyalurkan Zakat” ini dapat terselesaikan, dan juga kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dengan kata “iqra” Beliau telah membawa semua ummatnya ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan serta dorongan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, dan juga selaku dosen pembimbing, yang telah mencurahkan pengetahuan dan pengalamannya selama masa bimbingan.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag.,MA., Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah memberikan tuntunan dan arahannya selama ini. 3. LINMAS Kota Tangerang dan Kecamatan Karawaci yang telah memberikan kesempatan

untuk melakukan penelitian di Kecamatan Karawaci.

4. Pimpinan Perpustakaan Utama maupun Fakultas Syariah dan Hukum, yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.

5. Ayahanda Ahmad Bajuri Djamal dan Ibunda Ida Farida yang telah memberikan semua kasih sayang dan doanya dengan tulus. Kakanda Redi Kurniawan, Ananda Husniawan, Hasanudin, Awaludin, dan Adinda Robiatul Adawiyah yang telah terlibat dalam proses penulisan skripsi ini.


(5)

v

7. Sahabat-sahabat seperjuangan yang tidak pernah henti memberikan motivasi.

8. Rekan-rekan Perbankan Syariah angkatan 2007 kelas A yang telah membantu selama proses perkuliahan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan kontribusi kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis.

Menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 25 Mei 2011


(6)

vi

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

D. Review Studi Terdahulu ... 10

E. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN TEORI A. Preferensi ... 16

B. Zakat ... 23

C. Tempat Pembayaran Zakat ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian ... 35

B. Jenis Penelitian ... 35

C. Jenis dan Sumber Data ... 36

D. Metode Pengumpulan Data ... 36

E. Metode Pengambilan Sampel ... 38

F. Metode Analisis Data ... 40


(7)

vii

B. Alasan-alasan Responden Dalam Memilih Tempat Penyaluran Zakat ... 47

C. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

D. Preferensi Masyarakat dalam Menyalurkan Zakat ... 56

E. Keputusan Masyarakat dalam Menyalurkan Zakat ... 65

F. Uji Regresi Sederhana ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(8)

viii

1.2 Perbedaan Antar Kajian Terdahulu dengan Penulis Teliti ... 12

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 45

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 46

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Bulanan ... 46

4.6 Pemilihan Tempat Penyaluran Zakat ... 47

4.7 Uji Validitas Pertanyaan Preferensi Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat ... 49

4.8 Uji Validitas Ulang Preferensi Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat ... 51

4.9 Uji Reliabilitas Preferensi Masyarakat ... 52

4.10 Uji Validitas Pertanyaan Keputusan Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat ... 53

4.11 Uji Validitas Ulang Keputusan Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat ... 54

4.12 Uji Reliabilitas Keputusan Masyarakat ... 55

4.13 Preferensi Masyarakat Terhadap Lokasi Pembayaran Zakat Dekat Dengan Tempat Tinggal ... 56

4.14 Preferensi Masyarakat Terhadap Angkutan Umum Menuju Lokasi Pembayaran Zakat Mudah Diperoleh ... 57

4.15 Preferensi Masyarakat Terhadap Tempat Pembayaran Zakat Tidak Rumit Birokrasinya ... 57


(9)

ix

4.18 Preferensi Masyarakat Terhadap Pencatatan Pembayaran Zakat Dilakukan Dengan Teliti ... 59 4.19 Preferensi Masyarakat Terhadap Informasi Perihal Zakat Yang Senantiasa Disampaikan

Dengan Baik ... 60 4.20 Preferensi Masyarakat Terhadap Pelayanan Di Tempat Pembayaran Zakat Cepat 61 4.21 Preferensi Masyarakat Terhadap Lingkungan Tempat Pembayaran Zakat Bersih 62 4.22 Preferensi Masyarakat Terhadap Tersedianya Fasilitas Yang Memadai Di Lokasi

Pembayaran Zakat ... 62 4.23 Preferensi Masyarakat Terhadap Pengelola Zakat Memiliki Sikap Amanah ... 63 4.24 Preferensi Masyarakat Terhadap Transparansi Pada Laporan Penyaluran Zakat ... 64 4.25 Ketelitian Muzakki Dalam Membayar Zakat ... 65 4.26 Kepercayaan Muzakki Terhadap Pengelola Zakat ... 65 4.27 Gaya Hidup Menentukan Keputusan Pemilihan Tempat Pembayaran Zakat ... 66 4.28 Adat atau Tradisi Menentukan Keputusan Pemilihan Tempat Pembayaran Zakat 67 4.29 Efisien Waktu dan Tenaga Menentukan Keputusan Pemilihan Tempat Pembayaran Zakat

... 67 4.30 Profesi Menentukan Keputusan Pemilihan Tempat Pembayaran Zakat ... 68 4.31 Lokasi Dekat Menentukan Keputusan Pemilihan Tempat Pembyaran Zakat ... 69 4.32 Akuntabilitas Dari Pengelola Zakat Menentukan Keputusan Pemilihan Tempat


(10)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat merupakan salah satu nilai instrumental dalam ekonomi Islam. Karena, selain memiliki nilai hubungan yang bersifat vertikal juga horisontal. Bersifat vertikal adalah zakat dimaksudkan hubungan ibadah antara manusia dengan Allah. Sedangkan horisontal maksudnya adalah hubungan antara manusia dengan manusia yang lain atau dengan lingkungan masyarakatnya. Dengan adanya wajib zakat bagi yang mampu, maka diharapkan akan ada kepedulian dari

kaum yang dianggap “mampu” untuk membantu para saudaranya yang masih di

bawah kemiskinan sehingga akan membantu mengurangi jumlah masyarakat yang di bawah garis kemiskinan di Indonesia.

Dilihat dari aspek sejarah pemberlakuan syariat zakat diterapkan secara efektif pada tahun ke-2 H1. Eksistensi zakat pada masa itu adalah sebagai ibadah bagi muzakki dan sumber pendapatan Negara dalam pengelolaannya, Nabi terlibat secara langsung memberikan contoh dan petunjuk pelaksanaan. Pengumpulan zakat di zaman Rasulullah Saw dan yang kemudian diteruskan oleh para sahabatnya, dilakukan dengan cara para petugas mengambil zakat dari

para muzakki, atau muzakki sendiri secara langsung menyerahkan zakatnya pada

1

Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: Centre for Enterpreneurship Development, 2005), h. 28.


(11)

Bait al-Mal, lalu oleh para petugasnya (amil zakat) didistribusikan kepada para

mustahiq yang tergabung dalam ashnaf tsamaniyah (delapan golongan yang

berhak menerima zakat)2.

Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dalam dekade terakhir. Pertumbuhan pesat OPZ secara umum ditopang oleh kinerja yang mengesankan sehingga kepercayaan publik terus meningkat. Legitimasi sosial yang tinggi ini pada gilirannya kemudian mendorong pertumbuhan OPZ secara signifikan. Manajemen organisasi yang modern-profesional, inovasi pendayagunaan zakat secara efektif-produktif, dan dengan didukung transparansi yang memadai melalui disclosure informasi keuangan dan operasional, nampak menjadi faktor utama yang membentuk kepercayaan publik ini.

Berdasarkan Laporan Tahunan BAZNAS 2008, hingga akhir tahun 2007 dana ZISWAF nasional yang berhasil dikumpulkan mencapai 361 milyar rupiah. Jumlah ini sedikit menurun dibandingkan penerimaan tahun sebelumnya. Akan tetapi, sesungguhnya pertumbuhan tahunan penghimpunan dana ZISWAF sepanjang periode 2002 – 2007 cukup besar dengan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 44%. Pertumbuhan tertinggi terjadi dari tahun 2004 ke tahun 2005, yang bertepatan dengan periode terjadinya berbagai bencana nasional di tanah air antara lain gempa bumi dan tsunami di Aceh. Solidaritas yang tinggi

2

Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 221


(12)

sebesar 97%. Bahkan untuk BAZNAS, dana perolehan di tahun 2005 naik sepuluh kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.3

Tabel 1.1 Pengumpulan Dana ZISWAF Nasional, 2004-2007

Sumber : Diolah dari Laporan Tahunan BAZNAS 2008

Namun demikian, potensi dana zakat yang sangat besar, masih belum tergali secara optimal dan belum mampu mengangkat kesejahteraan kelompok miskin di negeri ini dan keluar dari jurang kemiskinan. Selain masalah dalam perilaku penderma yang masih amat karikatif, yaitu berorientasi jangka pendek dan interpersonal, masalah utama lainnya adalah masih rendahnya kapasitas dan skala usaha OPZ. Meski OPZ besar mampu menunjukkan kinerja yang mengesankan, namun sebagian besar OPZ masih memiliki kapasitas yang rendah dan skala usaha yang minim. Hal ini berimplikasi pada rendahnya kinerja

3

Yusuf Wibisono dkk, Menggagas Arsitektur Zakat Indonesia (Ciputat: Indonesia Magnificence of Zakat, 2010), h. 31.

NAMA LEMBAGA

Penerimaan ZISWAF (Ribuan Rupiah)

2002 2003 2004 2005 2006 2007

BAZNAS 921.048 2.700.073 3.322.092 31.406.810 28.316.016 26.900.629

BAZDA 11.589.000 14.177.132 18.412.132 30.301.714 114.406.553 102.629.312

LAZ 55.680.209 68.405.946 128.354.888 233.986.019 230.613.161 219.412.453


(13)

pengelolaan zakat dan pada gilirannya kemudian, persepsi dan kepercayaan publik pada OPZ.4

Kehadiran UU No. 38/1999 telah mendorong jumlah OPZ meningkat pesat. Sejak keluarnya UU ini, lembaga-lembaga amil zakat tumbuh bak cendawan di musim hujan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Hingga kini setidaknya terdapat BAZNAS dan 18 LAZ tingkat nasional, 33 BAZ tingkat provinsi, dan 429 BAZ tingkat kecamatan, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) berbasis instansi dan perusahaan, hingga amil-amil tradisional-individual berbasis masjid dan pesantren. Euforia reformasi pasca jatuhnya rezim orde baru dan kelonggaran yang diberikan UU ini, memberi kontribusi besar bagi kemunculan OPZ-OPZ ini.5

Disatu sisi, jumlah OPZ yang besar ini positif karena dunia filantropi Islam kemudian menggeliat menjadi sangat dinamis karena adanya iklim persaingan. Namun di sisi lain, kecenderungan ini menjadi berpotensi menimbulkan masalah, terutama terkait tata kelola dan kepercayaan masyarakat, karena tumbuhnya ribuan lembaga amil ini tidak diikuti dengan keberadaan koordinasi dan sinergi antar OPZ dalam pengelolaan zakat karena ketiadaan rencana strategis yang mengintegrasikan OPZ dalam satu kesatuan gerak yang terpadu. Hal ini membuat aktivitas penghimpunan dan pendayagunaan zakat berjalan secara tidak efisien dengan efektivitas yang tidak optimal. Sebagai

4

Yusuf Wibisono dkk, Menggagas Arsitektur Zakat Indonesia, h. 175. 5


(14)

sendiri tanpa sinergi dan dengan skala yang terbatas. Tak jarang pula, karena lemahnya koordinasi, di satu wilayah penerima manfaat terdapat beberapa program sejenis dengan sasaran mustahik yang relatif sama.

Jumlah OPZ yang sangat banyak ini secara jelas juga mengindikasikan inefisiensi dunia zakat nasional terkait penghimpunan dana zakat yang relatif masih kecil, yang hingga kini masih di bawah Rp 1 trilyun per tahun. OPZ besar menunjukkan efisiensi yang tinggi, yang terlihat dari rasio biaya operasional yang rendah terhadap penghimpunan dana. Namun secara keseluruhan, pengelolaan zakat tidak efisien karena mayoritas OPZ beroperasi pada skala usaha yang terlalu kecil. Jika kita tidak memperhitungkan BAZ tingkat kecamatan, dan dengan asumsi jumlah LAZ daerah sekitar 25 OPZ, maka jumlah OPZ nasional saat ini diperkirakan lebih dari 500 OPZ. Dengan asumsi sana zakat terhimpun sekitar Rp 1 trilyun per tahun, maka setiap OPZ rata-rata hanya mengelola dana sekitar Rp 2 milyar.6

Terlepas dari potensi masyarakat membayar zakat yang cukup besar, hingga kini sebagian besar masyarakat belum membayar zakat melalui lembaga. Studi PIRAC (2007) menunjukkan bahwa dari 55% populasi muslim Indonesia yang menjadi muzakki, hanya 7,2% dari muzakki yang membayar zakat melalui lembaga. Hal ini secara jelas menunjukkan masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat pada OPZ dan belum terbangunnya pemahaman di masyarakat

6


(15)

bahwa pengelolaan zakat melalui lembaga akan lebih berdayaguna dan berhasilguna.7

Secara empiris, permasalahan dalam pengelolaan zakat oleh pemerintah dapat dianggap masalah kepercayaan publik. Di sebagian besar negara Muslim kontemporer, birokrasi secara umum dipersepsikan korup dan lemah, sehingga kepercayaan publik terhadap pemerintah cenderung rendah. Hal ini melemahkan upaya penghimpunan zakat oleh institusi pemerintah. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja penghimpunan dan pendayagunaan dana zakat lebih banyak ditentukan oleh legitimasi dan reputasi lembaga pengumpul, bukan oleh sentralisasi kelembagaan oleh pemerintah.

Dalam pengelolaan zakat, rencana strategis merupakan suatu unsur yang tidak dipisahkan. Ada beberapa alasan tentang hal itu. Pertama adalah kepercayaan. Didalam masyarakat kita, kepercayaan menjadi barang asing dan mahal. Kepercayaan tidak bisa diukur dengan kata-kata, apalagi dari orang yang dikatakan dapat dipercaya. Kepercayaan akan muncul jika orang lain yang menyampaikan. Oleh sebab itu, kepercayaan butuh lama untuk diraih. Orang-orang yang mengelola zakat adalah salah satu kuncinya. Lembaga zakat akan dipercaya jika pengelolaannya benar-benar sesuai dengan kemauan masyarakat, yakni lembaga yang jujur, amanah dan profesional.

Sampai saat ini, tidak sedikit muncul Badan Amil zakat, yang berada ditingkat pusat, wilayah, daerah dan bahkan ditingkat desa, baik yang dibentuk

7


(16)

seringkali zakat kurang mencapai sasaran dan hasilnya pun tidak maksimal dikarenakan dalam pengelolaannya tidak terorganisir dengan baik. Masyarakat seringkali menyalurkan zakatnya secara langsung tanpa melalui lembaga amil, dengan alasan dapat tersalurkan secara langsung. Problem penting yang sedang dihadapi lembaga penerima zakat adalah bahwa para muzakki lebih suka menyerahkan zakatnya kepada mustahiq secara langsung. Mereka merasa nyaman melakukan itu karena mereka langsung memberikan kepada yang berhak. Jika diserahkan kepada lembaga, mereka ragu akan ketersalurannya. Namun dengan cara seperti itu justru tidak akan membantu kaum miskin, karena lebih bersifat konsumtif sehingga berapapun uang yang dizakatkan akan tidak bermanfaat banyak karena tidak produktif.8

Melihat pemaparan di atas mengenai pembayaran zakat, masyarakat masih belum percaya dengan pengelolaan zakat oleh pemerintah, dan mereka lebih senang langsung membayar ke mustahiq, hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal. Maka dari itu, peneliti berusaha meneliti kecenderungan masyarakat dalam membayar zakat dan faktor-faktor apa saja yang menetukan keputusan mereka dalam membayar zakat, dengan judul PREFERENSI DAN KEPUTUSAN MASYARAKAT KECAMATAN KARAWACI DALAM MENYALURKAN ZAKAT.

8


(17)

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat sangat luasnya pembahasan ini, maka penulis merasa perlu untuk memberikan batasan dan perumusan masalah terhadap objek yang dikaji, adapun masalah yang dibatasi adalah sebagai berikut:

1. Penelitian pada pembayaran zakat langsung ke mustahiq, Lembaga Amil Zakat Swasta/Amil Masjid, Badan Amil Zakat.

2. Penelitian di 5 Kelurahan di Kecamatan Karawaci: a. Kelurahan Margasari,

b. Kelurahan Bugel, c. Kelurahan Sumur Pacing, d. Kelurahan Cimone, e. Kelurahan Pabuaran.

Dan mengenai rumusan masalah penulis mengarahkan persoalan antara lain sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa yang menentukan preferensi masyarakat dalam menyalurkan zakat?

2. Faktor-faktor apa yang menentukan keputusan masyarakat dalam

menyalurkan zakat?

3. Apakah preferensi berpengaruh terhadap keputusan masyarakat dalam menyalurkan zakat?


(18)

Sejalan dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, maka penulisan skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis faktor-faktor yang menentukan preferensi masyarakat dalam menyalurkan zakat.

2. Menganalisis faktor-faktor yang menentukan keputusan masyarakat dalam menyalurkan zakat.

3. Mengetahui pengaruh preferensi dengan keputusan masyarakat dalam menyalurkan zakat.

Adapun kegunaan dari penulisan skripsi ini diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat akademis

Penulisan skripsi diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa bahan bacaan perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, khususnya di Fakultas Syari’ah dan Hukum Jurusan Perbankan Syari’ah.

2. Manfaat praktis

Penulisan skripsi juga diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi lembaga amil zakat, dan badan amil zakat mengenai preferensi masyarakat dalam menyalurkan zakat, preferensi tersebut semoga menjadi


(19)

pelajaran dan sebuah masukan dalam meningkatkan kinerja lembaga amil zakat maupun badan amil zakat.

3. Masyarakat umum

Penulisan skripsi ini juga bertujuan agar masyarakat mempunyai wawasan yang luas mengenai tempat penyaluran zakat, agar kita tidak berpikir karikatif, yaitu berorientasi jangka pendek dan interpersonal. Lalu dapat memilah dan memilih tempat penyaluran zakat yang profesional, sehingga dana zakat yang tersalurkan bersifat produktif bukan konsumtif.

4. Review Studi Terdahulu

Tinjauan penulis terhadap kajian terdahulu dalam konteks topik yang diangkat penelitian ini, dapat dikemukakan sebagai berikut:

Judul : Preferensi Muzakki Dalam Menyaluran Zakat Penelitian Di Kel. Merjosari Kec. Lowok Waru Kota Malang.

Penulis : M. Fatta Antariksa

Tahun : 2009

Tempat : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Kesimpulan : Preferensi muzakki terhadap lembaga amil zakat bentukan masyarakat (Takmir Masjid). Preferensi muzakki terhadap badan amil zakat ini karena praktis, kedekatan jarak antara rumah Muzakki dengan lembaga, kedua, adanya sebuah tradisi


(20)

yang tidak mengerti (awam) akan syariat zakat serta bagaimana harta zakat disalurkan. Preferensi Muzakki terhadap BAZ bentukan pemerintah, kepercayan pada lembaga ini seringkali dilakukan oleh Muzakki yang berprofesi sebagai pegawai pemerintah serta menganggap bahawa lembaga yang di dalam naungan hukum itu lebih profesional. Preferensi Muzakki

secara langsung tipologi yang ketiga ini seringkalli dilakukan oleh tokoh agama, ustadz dan sebagian masyarakat Merjosari yang mengerti tentang syariat zakat dan bagaimana menyalurkannya. Pengumpulan data dalam skripsi ini menggunakan wawancara, analisis datanya menggunakan

editing, classifying, verifying, interpretasi dan concluding.

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, yang membedakan antara penelitian yang terdahulu dengan yang penulis teliti ialah sebagai berikut:


(21)

Tabel 1.2

Perbedaan Antar Kajian Terdahulu dengan Penulis Teliti

Peneliti/ Universitas M. Fatta Antariksa/ UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penulis

Lisna Nety Herawati/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Judul Penelitian Preferensi Muzakki

Dalam Menyaluran Zakat (Studi Analisis di Kel. Merjosari Kec. Lowok Waru Kota Malang)

Preferensi dan

Keputusan Masyarakat

Kecamatan Karawaci

Dalam Menyalurkan

Zakat

Objek Penelitian Masyarakat (muzakki) Masyarakat (muzakki)

Tempat Penelitian Kel. Merjosari Kec.

Lowok Waru Kota

Malang

5 Kelurahan di

Kecamatan Karawaci

Kota Tangerang

Tahun Penelitian 2009 2011

Metode Analisis

Data

Editing, classifying,

verifying, interpretasi

dan concluding

Regresi sederhana

Metode

Pengumpulan Data

Wawancara kepada 15 responden

Kuesioner/angket kepada 100 responden


(22)

berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah ada. Dimana dalam penelitian kali

ini diberi judul “Preferensi dan Keputusan Masyarakat Kecamatan Karawaci Dalam Menyalurkan Zakat” meneliti bagaimana kecenderungan muzakki dalam menyalurkan zakat, studi kasus di Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, lalu analisis data menggunakan regresi, pengolahan data menggunakan SPSS versi 16.


(23)

5. Sistematika Penulisan

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Terdiri dari: Preferensi, Zakat dan Tempat Pembayaran Zakat.

BAB III METODE PENELITIAN

Terdiri dari: Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Metode Pengambilan Sampel, Metode Pengolahan dan Analisis Data, Definisi Operasional Variabel.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Terdiri dari: Karakteristik Responden, Alasan-alasan Responden, Uji Validitas dan Reliabilitas, Preferensi Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat, Keputusan Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat, dan Uji Regresi Sederhana.


(24)

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian, dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.


(25)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Preferensi

1. Pengertian Preferensi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia preferensi adalah hak untuk didahulukan dan diutamakan dari pada yang lain; prioritas; pilihan; kecenderungan; kesukaan.1

Dalam penjelasan lain, Preferensi adalah seperangkat objek yang dinilai sesuai atau mendekati kesesuaian dengan persyaratan yang dikehendaki oleh konsumen. Konsep utamanya adalah menggunakan gambar secara geometrik.2 Preferensi juga didefinisikan sebagai sebuah konsep, yang digunakan pada ilmu sosial, khususnya ekonomi. Ini mengasumsikan pilihan ralitas atau imajiner antara alternatif-alternatif dan kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan, kepuasaan, gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada. Lebih luas lagi, bisa dilihat sebagai sumber dari motivasi. Di ilmu kognitif, preferensi individual memungkinkan pemilihan tujuan/goal.3

1

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1100.

2Titis Shinta Dhewi, Analisis Penentuan Posisi Merek Mobil Jenis City Car Berdasarkan Persepsi dan

Preferensi Konsumen di Kota Malang, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Oktober, 2005.

3Pengertian Preferensi, artikel diakses pada 18 April dari http://id.wikipedia.org/wiki/Preferensi


(26)

Tujuan pemasaran suatu perusahaan adalah memenuhi dan melayani kebutuhan serta keinginan konsumen, namun untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen tidaklah mudah. Oleh karenanya untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan yang mereka inginkan salah satunya dengan memahami keinginan, persepsi, dan preferensi serta perilaku pelanggan yang menjadi sasaran mereka.

Group referensi adalah aspek lingkungan sosial mikro bagi konsumen. Interaksi sosial dengan group referensi sering terjadi secara langsung dan bertatap muka, yang mana dapat memberikan pengaruh langsung pada tanggapan afeksi, kognisi, dan perilaku pada strategi pemasaran. Group referensi melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar pembanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta menyatakan perilaku seseorang.

Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktifitas merasakan atau penyebab keadaaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu maka akan timbul persepsi.


(27)

2. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh:4 a. Faktor Budaya

Budaya adalah penyebab dasar keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku manusia sebagian besar merupakan hasil proses belajar. Sewaktu tumbuh dalam suatu masyarakat seorang anak belajar mengenai nilai persepsi, keinginan dan perilaku dasar dari keluarga dan lembaga penting lainnya.

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya dapat didefinisikan sebagai kreativitas manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya. Kebudayaan merupakan suatu hal yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan norma yang berlaku pada masyarakat.5

Pemasar selalu berusaha mengenali pergeseran budaya untuk menemukan produk baru yang diinginkan, misalnya meningkatnya keinginan akan waktu luang menyebabkan semakin tingginya permintaan akan produk dan jasa yang praktis, seperti adanya fasilitas ATM dalam perbankan.

4Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran Terjemahan, (Jakarta: PT. Indeks, 2004),

h. 200.

5

Murai dan Kencana, Ekonomi Manajeral dan Strategi Bersaing (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 11.


(28)

b. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, peran sosial dan status yang melingkupi konsumen tersebut.

Kelompok adalah orang-orang di sekeliling kita, baik secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi sikap dan perilaku.6 Kelompok referensi memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Diantaranya adalah kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat. Sedangkan kelompok sekunder cenderung pada interaksi yang kurang berkesinambungan.

c. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti:

1) Umur dan tahap siklus hidup

Perilaku seseorang dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Orang dewasa biasanya mengalami perubahan tertentu ketika mereka menjalani hidupnya.

6

M. Tufiq Amir, Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005) h. 50.


(29)

2) Pekerjaan, misalnya pegawai pemerintah, kebanyakan mereka mendukung segala bentuk usaha pemerintah demi kesejahteraan rakyat, tak terkecuali tentang pengaturan zakat.

3) Situasi ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan, dan hartanya. 4) Gaya hidup

Gaya hidup seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan, juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang.

5) Kepribadian dan konsep diri.

Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

d. Faktor Sikap dan Keyakinan

Sikap didefinisikan sebagai suatu penilaian seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional dimana tindakannya lebih cenderung pada objek atau ide. Sikap dapat pula diartikan sebagai kesiapan seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitas. Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, keyakinan berpengaruh pada perilaku konsumen. Dimana sikap dan keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merek dan pelayanan.


(30)

3. Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan (perilaku). Pengambilan keputusan konsumen merupakan proses kombinasi pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

Proses keputusan pemilihan pembayaran zakat terdiri dari kejadian berikut ini yakni:

Berdasarkan gambar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

Muzakki yang merasa nyaman atau puas akan terus melakukan pembayaran

zakat dengan cara tersebut karena mereka telah mempercayai cara pembayaran zakat yang mereka pilih, begitupun sebaliknya muzakki yang tidak puas akan menghentikan pembayaran zakat melalui cara yang bersangkutan.

4. Macam-macam preferensi a. Preferensi Individu

Preferensi atas sekumpulan benda atau jasa apa saja itu terang saja bisa berbeda-beda. Walaupun berbeda-beda, di mata para ekonom (utamanya ekonom neoklasik) dasar keputusan manusia atas pilihan-pilihan yang berbeda itu, adalah sama.

Mengenali Cara Pembayaran

Pencarian Informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan memilih

Perilaku pasca


(31)

Maksudnya, saat harus bikin atau ambil keputusan, manusia, entah tua atau muda, entah lelaki atau perempuan, entah mukim di kota atau di desa, manusia hanya mengacu pada dirinya sendiri.

b. Preferensi Sosial

Kerjasama bersyarat itu patut digolongkan sebagai preferensi sosial. Pokok yang disebut belakangan ini terkait dengan bagaimana orang menyusun urutan atau ranking untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain, saat berhadapan dengan urusan pembagian materi yang berbeda-beda. Dalam bahasa sehari-hari, ini soal bagi-membagi sesuatu untuk diri seeorang dan untuk orang lain.

Ibarat sebuah keluarga yang punya anak banyak, perilaku self

interested hanya satu dari sekian anggota keluarga. Bukan satu-satunya.

Dalam keluarga itu, tidak semua orang egois. Ada orang yang altruistik, yang membantu orang tanpa syarat, tak peduli apapun tindakan atau tanggapan orang lain itu atas bantuannya. Ada pula sosok yang resiprokal, yang bekerjasama saat orang lain bekerjasama, dan menghukum mereka yang tdak bekerjasama walaupun ia mesti merugi gara-gara ongkos hukumannya itu.


(32)

B. Zakat

1. Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu

al-barakatu ‘keberkahan’, al-namaa ‘pertumbuhan dan perkembangan’, ath

-thaharatu ‘kesucian’, dan ash-shalahu ‘keberesan’. Sedangkan secara istilah,

meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi yang sedikit berbeda antara satu dan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan pengertian menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan baik.7 Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surah at-Taubah: 103















Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Q.S. At-Taubah: 103)

7


(33)

2. Syarat Wajib Mengeluarkan Zakat

Pembayar zakat (muzakki) adalah mereka yang mengakui zakat sebagai kewajiban dan membayarkannya pada waktu dan jumlah yang telah ditentukan.8

Menurut para ahli hukum Islam, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kewajiban zakat dapat dibebankan pada harta yang dipunyai oleh seorang muslim. Syarat-syarat itu adalah9:

a. Pemilikan yang pasti, artinya sepenuhnya berada dalam kekuasaan yang punya, baik kekuasaan pemanfaatan maupun kekusaan menikmati hasilnya; b. Berkembang, artinya harta itu berkembang, baik secara alami berdasarkan

sunnatullah maupun bertambah karena ikhtiar atau usaha manusia;

c. Melebihi kebutuhan pokok, artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup wajar sebagai manusia;

d. Bersih dari hutang, artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu bersih dari hutang, baik hutang kepada Allah (nazar, wasiat) maupun hutang kepada sesama manusia;

e. Mencapai nisab, artinya mencapai jumlah minimal yang wajib dikeluarkan zakatnya;

8

Yasin Ibrahim al-Syaikh, Kitab Zakat: Hukum: Tata Cara dan Sejarah (Bandung: Marja, 2008), h. 31.

9


(34)

f. Mencapai haul, artinya harus mencapai waktu tertentu pengeluaran zakat, biasanya dua belas bulan atau setiap kali setelah menuai atau panen.

3. Manfaat dan Hikmah Zakat

Zakat mengandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya (mustahiq), harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan. Hikmah dan manfaat tersebut antara lain tersimpul sebagai berikut:10

a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki.

b. Zakat merupakan hak mustahiq, maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka, terutama fakir miskin, ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak.

c. Sebagai pilar amal bersama antara orang-orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah.

10


(35)

d. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi.

e. Zakat untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita usahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

f. Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan.

g. Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orang-orang yang beriman untuk berzakat, berinfak, dan bersedekah menunjukkan bahwa ajaran Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja san berusaha sehingga memiliki harta kekayaan yang disamping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya, juga berlomba-lomba menjadi muzakki.

C. Tempat Pembayaran Zakat

Model penyaluran zakat itu ada dua. Pertama, diserahkan secara langsung, dari muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) ke mustahiq (Pihak yang berhak menerima zakat) tanpa perantara. Kedua, diserahkan melaui lembaga zakat baik milik pemerintah (BAZ) atau pengelola swasta (LAZ). Jadi, muzakki tidak memberikan langsung kepada mustahiq, tapi dikelola lembaga sebagai perantara.


(36)

1. Penyaluran Secara Langsung.

Penyerahan secara langsung adalah muzakki menyerahkan zakatnya langsung kepada mustahiq (orang yang berhak menerima). Pada prinsipnya,

dibenarkan oleh Syari’at Islam apabila seseorang yang berzakat langsung memberikan sendiri zakatnya kepada para mustahiq dengan syarat mustahiq

sejalan dengan Firman Allah swt dalam surat at-Taubah: 60.

                                          

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. At-Taubah 60)

Akan tetapi, sejalan dengan firman Allah tersebut, tentu akan lebih utama jika zakat itu disalurkan lewat amil zakat yang amanah, bertanggung jawab, dan terpercaya. Ini dimaksudkan agar distribusi zakat tepat sasaran sekaligus menghindari penumpukan zakat pada mustahiq tertentu yang kita kenal sementara mustahiq lainnya karena kita tidak mengenalnya tidak mendapatkan haknya.11

11


(37)

Adapun golongan penerima zakat adalah sebagai berikut:12

a. Fakir ialah orang yang tidak berharta dan tidak mempunyai mata pencaharian/penghasilan atau usaha tetap guna mencukupi kebutuhan hidupnya (nafkah), sedangkan yang menanggung atau menjaminnya tidak ada.

b. Miskin ialah orang-orang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, meskipun ia mempunyai pekerjaan atau usaha tetap, tetapi hasil usaha itu belum dapat mencukupi kebutuhannya, dan orang yang menanggung atau menjamin juga tidak ada.

c. Amil ialah orang atau lembaga atau badan yang bertugas mengurus zakat

baik menerima, menyalurkan atau mengelola zakat.

d. Muallaf ialah orang yang diharapkan kecenderungan hati dan keyakinannya

untuk beriman atau tetap beriman kepada Allah dan mencegah agar mereka tidak berbuat jahat bahkan diharapkan mereka akan membela atau menolong kaum muslimin.

e. Riqab ialah budak yang sedang berusaha membebaskan dirinya dari

majikannya. Perkembangan pengertian budak ialah golongan atau bangsa yang sedang membebaskan diri dari eksploitasi pihak lain.

f. Gharim ialah orang yang karena kesulitan hidupnya terlilit hutang sehingga

tidak dapat membayar hutangnya. Pengertian ini berkembang pada orang

12

Direktorat Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pengelolaan Zakat, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2009), h. 36.


(38)

yang dinyatakan pailit dalam usahanya sehingga ia dalam kesulitan memenuhi keperluan hidupnya di samping kewajiban hutang yang harus dibayar.

g. Sabilillah ialah orang yang dalam segala usaha untuk kejayaan agama

Islam. Oleh karena itu sabilillah dapat diartikan pula sebagai usaha perorangan atau badan yang bertujuan untuk kepentingan kejayaan agama atau kepentingan umum.

h. Ibnu Sabil ialah orang yang kehabisan ongkos dalam perjalanan (bukan

maksiat), baik karena tidak mencukupi, atau karena kehilangan atau dirampas.

2. Penyaluran Melalui Lembaga

a. Lembaga Zakat Milik Negara (BAZ)

Di era reformasi, pemerintah berupaya menyempurnakan sistem pengelolaan zakat di tanah air agar potensi zakat dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi bangsa yang terpuruk akibat resesi ekonomi dunia dan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia. Untuk itulah pada tahun 1999, pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, kemudian diikuti Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, serta keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Berdasarkan undang-undang Nomor 38 tahun 1999 ini,


(39)

pengelolaan zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk oleh pemerintah yang terdiri dari masyarakat dan unsur pemerintah untuk tingkat kewilayahan dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dikelola oleh masyarakat yang terhimpun dalam berbagai ormas (Organisasi Masyarakat) Islam, yayasan, dan institusi lainnya.

Dalam Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 dijelaskan prinsip pengelolaan zakat secara profesional dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. Pemerintah dalam hal ini berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada muzakki,

mustahiq, dan pengelola zakat. Sebagai konsekuensi Undang-Undang,

pemerintah (tingkat pusat sampai tingkat daerah) wajib menfasilitasi tebentuknya lembaga pengelolaan zakat, yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk tingkat pusat dan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) untuk tingkat daerah. BAZNAS dibentuk berdasarkan Kepres no. 8/2001, tanggal 17 Januari 2001. Ruang lingkup BAZNAS berskala nasional yaitu Unit Pengumpulan Zakat (UPS) di Departemen, BUMN, Konsulat Jendral dan Badan Usaha Milik Swasta berskala nasional, sedangkan BAZDA ruang lingkup kerjanya diwilayah propinsi tersebut.

Badan Amil Zakat Daerah Provinsi dibentuk dengan Keputusan Gubernur yang susunan kepengurusannya diusulkan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan berkedudukan di Ibukota Provinsi. Sedangkan Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten/ Kota dibentuk dengan Keputusan


(40)

Bupati/ Walikota yang susunan kepengurusannya diusulkan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Kabupaten/ Kota dan berkedudukan di Ibukota Kabupaten/ Kota. Dan Badan Amil Zakat Daerah Kecamatan dibentuk dengan Keputusan Camat yang susunan kepengurusannya diusulkan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kecamatan dan berkedudukan di Ibukota Kecamatan. Sesuai Undang-Undang pengelolaan zakat, hubungan BAZNAS dengan Badan Amil Zakat lain bersifat kordinatif, konsultatif, dan informatif. BAZNAS dan dan bazda-bazda bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ), baik yang bersifat nasional maupun daerah.

Dengan demikian, maka Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat telah melahirkan paradigma baru pengelolaan zakat yang antara lain mengatur bahwa pengelolaan zakat dilakukan oleh satu wadah, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk oleh pemerintah bersama masyarakat dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat yang terhimpun dalam ormas maupun yayasan-yayasan. Dengan lahirnya paradigma baru ini, maka semua Badan Amil Zakat harus segera menyesuaikan diri dengan amanat Undang-Undang yakni pembentukannya berdasarkan kewilayahan pemerintah Negara mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupatan/kota dan kecamatam. Sedangkan untuk desa/ kelurahan, masjid, lembaga pendidikan dan lain-lain dibentuk dibentuk unit pengumpulan zakat.13

13

Direktorat Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pengelolaan Zakat, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2009), h. 90.


(41)

Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat, apalagi yang memiliki kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa keuntungan14, antara lain: 1) Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat;

2) Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.

3) Untuk mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat;

4) Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintahan yang Islami.

Di Indonesia, pengelolaan zakat diatur berdasarkan Undang-undang No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dengan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 38 tahun 1999 dan Keputusan Direktut Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Dalam Bab II Pasal 5 undang-undang tersebut dikemukakan bahwa pengelolaan zakat bertujuan:

1) Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama.

2) Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

14


(42)

3) Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.

b. Lembaga Zakat Swasta (LAZ) 1) Organisasi Sosial

Lembaga Zakat Swasta (LAZ) merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh oleh masyarakat sehingga tidak memilki afiliansi dengan BAZ. BAZ dan LAZ masing-masing berdiri sendiri dalam pengelolaan zakat.15

2) Organisasi Masyarakat

Selain organisasi sosial yang membentuk lembaga zakat, organisasi agama pun juga membentuk kepanitiaan ( kelembagaan) dalam pengelolaan zakat, salah satunya adalah lembaga takmir masjid. Takmir Masjid yang sering dijumpai di masyarakat Indonesia adalah merupakan organisasi keislaman yang bertempat di Masjid yang berfungsi untuk menjaga, melindungi, melestarikan, dakwah, serta menampung segala keluhan-keluhan (masalah keagamaan) masyarakat tak terkecuali dalam menampung

I’tikad baik dari penduduk dalam mengeluarkan zakat, seperti mengatur

sirkulasi atau penyaluran zakat terhadap mustahiq secara merata dan adil.

15


(43)

Terdapat beberapa alasan mengapa kita membayar zakat melalui amil zakat:16

a) Amil berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara para pembayar zakat (muzakki) dan masyarakat yang menerima zakat (mustahik). Hal ini penting mengingat Islam sangat menganjurkan menjaga martabat dan harga diri para mustahik selain tentunya mendorong para muzakki untuk lebih ikhlas beramal.

b) Amil membantu secara proaktif mengingatkan muzakki untuk menunaikan kewajiban zakat-nya sekaligus membantu menghitung berapa jumlah kewajiban zakat para muzakki.

c) Amil akan bisa lebih dalam, cermat, lengkap dan teliti dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasi mustahik agar penyaluran dan pendayagunaan zakat direalisasikan secara baik dan efektif.

d) Dibutuhkan amil agar muzakki tak merasa masih memiliki zakatnya.

e) Muzakki memang bukan amil. Muzakki yang menempatkan dirinya sebagai amil cenderung menempatkan mustahik sebagai obyek sehingga

mustahik-lah yang kemudian ‘dipaksa’ mengantri pembagian zakat, bukan sang

muzakki yang menyambangi para mustahik.

16

Yusuf Wibisono dkk, Menggagas Arsitektur Zakat Indonesia (Ciputat: Indonesia Magnificence of Zakat, 2010), h. 14


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Karawaci, Luas Kecamatan Karawaci adalah 13,475 Km2, Jumlah Penduduk : 141.832 Jiwa, Kepadatan Penduduk : 10.521,66 Jiwa/Km2, Masyarakat Kota Tangerang bersifat heterogen dengan jenis mata pencaharian yang bervariasi. Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian di sektor industri 43,88%, perdagangan 30,5% dan jasa 25,62%. Jumlah fasilitas pendidikan di daerah Kecamatan Karawaci TK 17, SD 65, SMP 14, dan SMA 14. Fasilitas kesehatan Rumah Sakit 1, Puskesmas 4, Rumah Sakit Bersalin 2, Poliklinik 12. Jumlah Kelurahan ada 16 yaitu Kelurahan Pasar Baru, Kelurahan Sumur Pacing, Kelurahan Pabuaran Tumpeng, Kelurahan Pabuaran, Kelurahan Bojong Jaya, Kelurahan Gerendeng, Kelurahan Karawaci Baru, Kelurahan Bugel, Kelurahan Koang Jaya, Kelurahan Nusa Jaya, Kelurahan Margasari, Kelurahan Sukajadi, Kelurahan Karawaci, Kelurahan Cimone, Kelurahan Nambo Jaya, dan Kelurahan Cimone Jaya.1

B. Jenis Penelitian

Penelitian mengenai preferensi dan keputusan masyarakat dalam menyalurkan zakat ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menggambarkan karakteristik dari

1

Badan Pusat Statistik Kota Tangerang 2005 35


(45)

variabel dalam suatu situasi.2 Tujuan dari penelitian deskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diteliti. Data dikumpulkan dengan cara peneliti menyebar kuesioner sebanyak 100 buah kepada masyarakat di 5 Kelurahan (Margasari, Bugel, Cimone, Sumur Pacing, dan Pabuaran) pada Kecamatan Karawaci Kota Tangerang, penentuan muzakki dibantu oleh aparat dan amil setempat.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak tertentu yang berhubungan dengan penelitian. Data diperoleh dengan cara:

a. Jumlah penduduk sumber dari Badan Pusat Statistik Kota Tangerang data diambil melalui Kesbang LINMAS Kota Tangerang dan Kecamatan Karawaci.

b. Studi kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data dengan membaca literature yang berhubungan dengan obyek penelitian.

D. Metode Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket), yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

2


(46)

Dalam penyusunan kuesioner ini penulis menggunakan Likert Scale, di mana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai perilaku, objek, orang, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenal sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.3

Skala Likert dikembangkan oleh Rensis Likert dan memiliki kategori 1 sampai dengan 5 dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.4 Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu diberi nilai:

Sangat setuju diberi nilai : 5

Setuju diberi nilai : 4

Netral diberi nilai : 3

Tidak setuju : 2

Sangat tidak setuju : 1

Dengan menggunakan ukuran yang mempunyai interval tersebut sudah memungkinkan untuk mengukur tingkatan preferensi masyarakat dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.

Pengambilan data pun dengan cara dokumenter berupa data-data yang telah dipublikasikan oleh Kecamatan Karawaci.

3

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 178. 4


(47)

E.Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel

nonprobabilitas sampling (sampling non peluang). Dengan metode ini artinya

masyarakat Kecamatan Karawaci memiliki peluang yang tidak sama untuk dijadikan sampel sehingga hanya masyarakat yang telah ditentukan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Jumlah masyarakat sebagai respon yang diamati sebanyak 100 orang untuk memudahkan dalam analisis dengan asumsi kenormalan, dan pembatasan sampel karena penulis menggunakan metode

purposive sampling.

Sampel yang diambil berasal dari 5 kelurahan (20 responden dari Kelurahan Margasari, 20 responden dari Kelurahan Bugel, 20 responden dari Kelurahan Cimone, 20 responden dari Kelurahan Sumur Pacing, dan 20 responden dari Kelurahan Pabuaran) di Kecamatan Karawaci, pemilihan kelurahan berdasarkan sistem acak, responden adalah yang biasa melakukan pembayaran zakat di BAZ, amil zakat masjid, atau yang langsung ke mustahiq. Oleh karena itu, metode yang paling memungkinkan adalah dengan metode purposive sampling, artinya teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian). Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan tersebut.5

5


(48)

Pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Responden merupakan muzakki yang membayar zakat baik langsung ke

mustahiq, LAZ swasta, atau Badan Amil Zakat. Informasi data muzakki

dibantu oleh amil daerah setempat.

2. Responden mudah ditemui dan bersedia diwawancarai serta diminta penjelasan terkait dengan pertanyaan yang diberikan.

3. Keterbatasan dalam pengambilan sampel yang berhubungan dengan waktu, tenaga, biaya, dan lain-lain.

4. Usia antara 25 – 60 tahun, yaitu bahwa masyarakat kelas donatur pada umumnya adalah kelas usia dewasa yang telah bekerja atau memiliki sumber penghasilan.6

5. Berpenghasilan menengah ke atas (berkisar ≥ Rp 3.000.000/bulan), yaitu bahwa masyarakat donatur adalah kelas masyarakat berpenghasilan menengah ke atas, karena untuk beramal dengan mengeluarkan zakat, maka mereka harus memiliki penghasilan atau kekayaan minimal telah mencapai nishab. Jadi masyarakat donatur adalah masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.7

6

Direktorat Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Departemen Agama RI, 2009), h. 85.


(49)

F. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu penelitian dikatakan valid bila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas isi adalah validitas yang mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrument dengan tujuan yang diteliti.8 Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan peneliti. Untuk uji validitas penulis menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% yakni > 0,284 dengan melihat corrected item-total correlation.

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan, ketepatan, ketelitian sebuah instrument. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukura yang mampu memberikan hasil ukur (reliabel). Konsep reabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.9 Suatu instrumen

dikatakan reliabel bila tingkat signifikansi ≥ 0,284 (5%), pengujian reliabel

juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode alpha cronbach, dimana batasan reliabilitas sudah ditentukan:

a. Koefisien alpha mendekati 1  sangat baik b. Koefisien alpha di atas 0,8  baik

c. Koefisien alpha di bawah 0,6  tidak baik/tidak reliabel

8

Burhan Nurgiyantoro, Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004) h. 337.

9


(50)

2. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya10. Hipotesa dari penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh antara preferensi (X) dan keputusan masyarakat dalam menyalurkan zakat (Y)

Ha : Ada pengaruh antara preferensi (X) dan keputusan masyarakat dalam menyalurkan zakat (Y).

3. Regresi sederhana

Regresi linier sederhana mengestimasikan besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier, yang melibatkan satu variabel bebas sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel terikat. Metode yang digunakan dalam regresi sederhana kali ini adalah dengan melihat nilai siginifikansi level (sig). Jika nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak.

10


(51)

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Independent (preferensi)

a. Lokasi adalah posisi tempat pembayaran zakat.

b. Birokrasi adalah Organisasi yang memiliki aturan dan prosedur ketat sehingga cenderung kurang fleksibel. Ciri lainnya adalah biasanya terdapat banyak formulir yang harus dilengkapi dan pendelegasian wewenang harus dilakukan sesuai dengan hirarki kekuasaan.11

c. Mekanisme maksudnya proses pembayaran zakat.

d. Fasilitas adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap sebagai suatu alat. fasilitas biasanya dihubungkan dalam pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun organisasi tertentu.12

e. Amanat adalah dapat dipercaya, dalam hal ini maksudnya pengelola zakat dapat dipercaya baik dari segi penyalurannya maupun pencatatannya. f. Transparansi maksudnya sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua

proses-proses pengelolaan zakat, dari pertanyaan-pertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan pengelolaan zakat, pelaporan maupun penyebaran informasi pengelola zakat di dalam kegiatan melayani.13

11

Pengertian Birokrasi, artikel di akses pada 4 Mei 2011 pada http://id.wikipedia.org/wiki/Birokrasi

12

Pengertian Fasilitas, artikel ini diakses 4 Mei 2011 pada http://id.wikipedia.org/wiki/Fasilitas 13

Yusuf Wibisono dkk, Indonesia Zakat & Development report 2010 (Ciputat: Indonesia Magnificence of Zakat, 2010), h. 22.


(52)

2. Variabel Dependent (keputusan)

a. Kepercayaan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.14

b. Gaya hidup, maksudnya seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan, juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang.

c. Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.15

d. Profesi Pekerjaan, misalnya pegawai pemerintah, kebanyakan mereka mendukung segala bentuk usaha pemerintah demi kesejahteraan rakyat, tak terkecuali tentang pengaturan zakat.

e. Akuntabilitas (tanggung jawab) maksudnya kewajiban pengelola zakat untuk tanggap atas kebutuhan publik dan kemampuan publik untuk meminta pertanggungjawaban pengelola zakat.16

14

Pengertian Kepercayaan, artikel diakses pada 4 Mei 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kepercayaan

15

Pengertian Adat, artikel diakses pada 4 Mei 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Adat_istiadat

16

Yusuf Wibisono dkk, Indonesia Zakat & Development report 2010 (Ciputat: Indonesia Magnificence of Zakat, 2010), h. 22.


(53)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Setelah kuesioner disebarkan kepada 100 orang responden maka dilakukanlah identifikasi terhadap responden yang menjadi sampel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

Pria 67 67

Wanita 33 33

Total 100 100

Dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa responden berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh pria sebesar 67 muzakki atau 67% sedangkan wanita 33 muzakki

33%.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persen

25-34 tahun 43 43

35-44 tahun 38 38

45-54 tahun 19 19

Total 100 100


(54)

Pada tabel 4.2 responden berdasarkan usia didominasi pada usia 25-34 tahun sebesar 43 muzakki atau 43%, disusul dengan muzakki dengan usia 35-44 tahun sebesar 38 muzakki atau 38%, dan terakhir muzakki dengan usia 45-54 tahun sebesar 19 muzakki atau 19%.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persen

Tidak Sekolah - -

SD/ Sederajat 1 1

SMP/Sederajat 4 4

SMA/Sederajat 27 27

Perguruan Tinggi 68 68

Total 100 100

Melihat tabel 4.3 bahwa responden berdasarkan tingkat pendidikan didominasi pada tingkat pendidikan perguruan tinggi sebesar 68 muzakki atau 68%, disusul muzakki pada tingkat pendidikan SMA/sederajat sebesar 27

muzakki atau 27%, lalu muzakki pada tingkat pendidikan SMP/sederajat sebesar 4

muzakki atau 4%, dan muzakki pada tingkat pendidikan SD/sederajat 1 muzakki


(55)

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persen

Wiraswasta 20 20

Pegawai 79 79

Petani - -

Buruh - -

Lainnya (Ibu Rumah Tangga) 1 1

Total 100 100

Berdasarkan tabel 4.4 yang terlihat pekerjaan muzakki didominasi oleh pegawai sebesar 79 muzakki atau 79%, disusul muzakki yang bekerja sebagai wiraswasta sebesar 20 muzakki atau 20%, dan muzakki pada pekerjaan yang lain yakni sebaga ibu rumah tangga sebesar 1 muzakki atau 1%.

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Bulanan

Penghasilan Frekuensi Persen

Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 77 77

Rp 4.000.001 – Rp 5.000.000 22 22

≥ Rp 5.000.001,- 1 1

Total 100 100

Pada tabel 4.5 responden berdasarkan penghasilan per-bulan didominasi pada muzakki dengan penghasilan Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000,-/bulan sebesar


(56)

5.000.000,- sebesar 22 muzakki atau 22%, dan muzakki yang berpenghasilan ≥

Rp 5.000.001,- sebesar 1 muzakki atau 1%.

Tabel 4.6 Pemilihan Tempat Penyaluran Zakat

Tempat Penyaluran Zakat Frekuensi Persen

Mustahiq 33 33

LAZ Swasta 38 38

Badan Amil Zakat (Pemerintah) 29 29

Total 100 100

Dari tabel 4.6 kita melihat bahwa responden yang memilih tempat penyaluran zakat didominasi oleh muzakki yang membayar zakat melalui LAZ Swasta sebesar 38 muzakki atau 38%, disusul muzakki membayar zakat langsung

ke mustahiq sebesar 33 muzakki atau 33%, dan muzakki yang membayar zakat

melalui BAZ sebesar 29 muzakki atau 29%.

B. Alasan-alasan Responden Dalam Memilih Tempat Penyaluran Zakat

Setelah menyebarkan kuesioner dan menanyakan alasan-alasan responden dalam memilih tempat penyaluran zakatnya jawaban mereka beragam, diantaranya:


(57)

1. Alasan responden yang membayar zakat langsung ke mustahiq: a. Lebih Familiar karena berada di daerah sendiri.

b. Lebih percaya diserahkan langsung, karena sudah jelas orangnya. c. Lebih gampang dari pada lembaga, karena bayar langsung tidak rumit. d. Lebih enak langsung ke orangnya karena tahu bahwa zakat itu

benar-benar sampai pada yang berhak. e. Lebih dekat dengan rumah.

2. Alasan responden yang membayar zakat melalui LAZ swasta a. Sudah menjadi tradisi

b. Jika bayar perorangan dikhawatirkan tumpang tindih dan hanya berpusat pada beberapa mustahiq saja.

c. Lembaga dari tahun ke tahun membuat responden nyaman. d. Perhitungan zakatnya lebih jelas.

e. Percaya sama amil karena mereka sudah punya data-data mustahiq, jadi tidak perlu repot-repot untuk mengurusnya.

3. Alasan responden yang membayar zakat melalui BAZ

a. Profesi sebagai pejabat pemerintah yang mempunyai tuntutan untuk selalu mendukung segala bentuk usaha pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

b. Lebih percaya karena berada dalam naungan hukum. c. Lebih profesional dalam mengelola zakat.


(58)

C. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Pertanyaan Preferensi Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat

Untuk uji validitas penulis menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% yakni > 0,284 dengan melihat corrected item-total correlation.

Tabel 4.7 Uji Validitas Pertanyaan Preferensi Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat

Pertanyaan Nilai Total Hubungan

Setiap Pertanyaan

Keterangan

Lokasi dekat Tingkat signifikansi 0,816 Valid

Angkutan umum mudah Tingkat signifikansi 0,506 Valid

Birokrasi tidak rumit Tingkat signifikansi 0,688 Valid

Mekanisme mudah Tingkat signifikansi 0,818 Valid

Layanan sopan dan ramah Tingkat signifikansi 0,313 Valid

Ketelitian dalam pencatatan Tingkat signifikansi 0,877 Valid Informasi perihal zakat

disampaikan dengan baik

Tingkat signifikansi 0,797 Valid

Pelayanan cepat Tingkat signifikansi 0,827 Valid

Tempat rapih Tingkat signifikansi – 0,180 Tidak Valid

Tempat bersih Tingkat signifikansi 0,643 Valid

Fasilitas memadai Tingkat signifikansi 0,699 Valid

Sikap pengelola zakat

amanah

Tingkat signifikansi 0,901 Valid


(59)

Hasil uji validitas pertanyaan preferensi yang dilihat dari corrected item-total

correlation adalah:

a. Pertanyaan lokasi dekat korelasi terhadap total bernilai 0,816, angkutan umum bernilai 0,506, birokrasi bernilai 0,688, mekanisme pembayaran bernilai 0,818, pelayanan sopan bernilai 0,313, ketelitian bernilai 0,877, sosialisasi bernilai 0,797, cepat bernilai 0,827, kebersihan tempat 0,643, fasilitas bernilai 0,699, sikap amanah bernilai 0,901 dan transparansi bernilai 0,843. Dengan demikian nilai korelasi setiap item pertanyaan terhadap totalnya bernilai > 0, 284, maka butir pertanyaan tersebut telah valid.

b. Pertanyaan kerapihan tempat korelasi terhadap total bernilai - 0,180 berarti < 0,284, maka pertanyaan tersebut tidak valid. Jika terdapat item pertanyaan yang tidak valid, maka item pertanyaan akan dikeluarkan, kemudian akan dilakukan pengujian ulang dengan mengeluarkan item pertanyaan yang tidak valid tersebut.


(60)

Tabel 4.8 Uji Validitas Ulang Pertanyaan Preferensi Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat

Setelah melakukan uji validitas ulang didapatkan hasil pertanyaan lokasi dekat korelasi terhadap total bernilai 0,819, angkutan umum bernilai 0,515, birokrasi bernilai 0,680, mekanisme pembayaran bernilai 0,830, pelayanan sopan bernilai 0,314, ketelitian bernilai 0,883, sosialisasi bernilai 0,800, cepat bernilai 0,830, kebersihan tempat 0,645, fasilitas bernilai 0,707, sikap amanah bernilai 0,911 dan transparansi bernilai 0,842. Dengan demikian nilai korelasi setiap item pertanyaan terhadap totalnya bernilai > 0, 284, maka butir pertanyaan tersebut telah valid.

Pertanyaan Nilai Total Hubungan

Setiap Pertanyaan

Keterangan

Lokasi dekat Tingkat signifikansi 0,819 Valid

Angkutan umum mudah Tingkat signifikansi 0,515 Valid

Birokrasi tidak rumit Tingkat signifikansi 0,680 Valid

Mekanisme mudah Tingkat signifikansi 0,830 Valid

Layanan sopan dan ramah Tingkat signifikansi 0,314 Valid

Ketelitian dalam pencatatan Tingkat signifikansi 0,883 Valid

Informasi perihal zakat

disampaikan dengan baik

Tingkat signifikansi 0,800 Valid

Pelayanan cepat Tingkat signifikansi 0,830 Valid

Tempat bersih Tingkat signifikansi 0,645 Valid

Fasilitas memadai Tingkat signifikansi 0,707 Valid

Sikap pengelola zakat amanah Tingkat signifikansi 0,911 Valid


(61)

2. Uji Reliabilitas Pertanyaan Preferensi Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat. Pengujian reliabel dapat dilakukan dengan menggunakan metode alpha

cronbach, dimana batasan reliabilitas sudah ditentukan:

a. Koefisien alpha mendekati 1  sangat baik b. Koefisien alpha di atas 0,8  baik

c. Koefisien alpha di bawah 0,6  tidak baik/tidak reliabel

Jika pertanyaan preferensi yang telah valid kita uji reliabilitas, maka hasilnya sebagai berikut.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.771 13

Melihat alpha cronbach dari hasil uji reliabilitas tersebut, didapatkan hasil r alpha sebesar 0,771 atau > 0,6 (nilai patokan reliabilitas) sehingga instrumen penelitian reliabel.


(62)

3. Uji Validitas Pertanyaan Keputusan Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat

Seperti uji validitas yang telah dilakukan sebelumnya, untuk kali inipun penulis menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% yakni > 0,284 dengan melihat corrected item-total correlation.

Tabel 4.10 Uji Validitas Pertanyaan Keputusan Masyarakat dalam Menyalurkan Zakat

Hasil uji validitas pertanyaan keputusan yang dilihat dari corrected item-total

correlation adalah:

Pertanyaan Nilai Total Hubungan

Setiap Pertanyaan

Keterangan

Ketelitian dalam memilih Tingkat signifikansi 0,406 Valid

Kepercayaan terhadap amil zakat

Tingkat signifikansi 0,425 Valid

Gaya hidup Tingkat signifikansi 0,372 Valid

Adat Tingkat signifikansi 0,765 Valid

Efisien Tingkat signifikansi 0,605 Valid

Profesi Tingkat signifikansi 0,549 Valid

Pengetahuan Tingkat signifikansi 0,151 Tidak Valid

Lokasi Dekat Tingkat signifikansi 0,445 Valid

Pemilihan tempat penyalur zakat

Tingkat signifikansi 0,167 Tidak Valid


(1)

MenelitiCar a

Kepercayaa

n Gayahidup Adat Efisien Profesi

Pengetahu an LokasiDeka t Pemilihan Akuntabilita s TOTAL Pearson Correlation

1 -.136 .150 .367** .168 .207* -.105 .179 -.064 .175 .406**

Sig.

(2-tailed) .177 .137 .000 .094 .039 .300 .075 .528 .082 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

-.136 1 .117 .360** .380** .076 .037 .157 -.056 .187 .425**

Sig.

(2-tailed) .177 .245 .000 .000 .454 .714 .119 .583 .063 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.150 .117 1 .351** .376** .211* .028 .135 .026 .833** .372**

Sig.

(2-tailed) .137 .245 .000 .000 .036 .782 .181 .797 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.367** .360** .351** 1 .520** .354** -.057 .176 -.060 .479** .765**

Sig.

(2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .576 .081 .555 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.168 .380** .376** .520** 1 .282** -.119 .097 .003 .380** .605**

Sig.

(2-tailed) .094 .000 .000 .000 .004 .239 .337 .976 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.207* .076 .211* .354** .282** 1 -.080 .423** -.103 .295** .549**

Sig.

(2-tailed) .039 .454 .036 .000 .004 .431 .000 .307 .003 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

-.105 .037 .028 -.057 -.119 -.080 1 -.174 .025 .038 .151

Sig.

(2-tailed) .300 .714 .782 .576 .239 .431 .083 .802 .705 .132

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.179 .157 .135 .176 .097 .423** -.174 1 -.052 .197* .445**

Sig.

(2-tailed) .075 .119 .181 .081 .337 .000 .083 .604 .050 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

-.064 -.056 .026 -.060 .003 -.103 .025 -.052 1 .019 .167

Sig.

(2-tailed) .528 .583 .797 .555 .976 .307 .802 .604 .851 .098

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.175 .187 .833** .479** .380** .295** .038 .197* .019 1 .459**

Sig.

(2-tailed) .082 .063 .000 .000 .000 .003 .705 .050 .851 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.406** .425** .372** .765** .605** .549** .151 .445** .167 .459** 1

Sig.

(2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .132 .000 .098 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel Uji Validitas Keputusan Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat

Profesi Pengetahu an LokasiDeka t Pemilihan Akuntabilita s TOTAL Correlations MenelitiCar a Kepercayaa n Gayahidup Adat Efisien


(2)

(3)

MenelitiCar a

Kepercayaa

n GayaHidup Adat Efisien Profesi

LokasiDeka t

Akuntabilita

s TOTAL

Pearson Correlation

1 -.136 .150 .367** .168 .207* .179 .175 .426**

Sig.

(2-tailed) .177 .137 .000 .094 .039 .075 .082 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

-.136 1 .117 .360** .380** .076 .157 .187 .448**

Sig.

(2-tailed) .177 .245 .000 .000 .454 .119 .063 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.150 .117 1 .351** .376** .211* .135 .833** .651**

Sig.

(2-tailed) .137 .245 .000 .000 .036 .181 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.367** .360** .351** 1 .520** .354** .176 .479** .801**

Sig.

(2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .081 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.168 .380** .376** .520** 1 .282** .097 .380** .655**

Sig.

(2-tailed) .094 .000 .000 .000 .004 .337 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.207* .076 .211* .354** .282** 1 .423** .295** .584**

Sig.

(2-tailed) .039 .454 .036 .000 .004 .000 .003 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.179 .157 .135 .176 .097 .423** 1 .197* .473**

Sig.

(2-tailed) .075 .119 .181 .081 .337 .000 .050 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.175 .187 .833** .479** .380** .295** .197* 1 .739**

Sig.

(2-tailed) .082 .063 .000 .000 .000 .003 .050 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pearson Correlation

.426** .448** .651** .801** .655** .584** .473** .739** 1

Sig.

(2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Tabel Uji Validitas Ulang Keputusan Masyarakat Dalam Menyalurkan Zakat

Profesi

LokasiDeka t

Akuntabilita s

TOTAL

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

MenelitiCar a

Kepercayaa n

GayaHidup

Adat


(4)

(5)

Lokasi Dekat Angkutn Umum birokrasi mekanisme sopan teliti sosialisasi cepat Rapih bersih Fasilitas Sifat Amanah transparan total x

1 3 5 2 2 4 2 2 4 2 3 3 2 2 36

2 4 5 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 38

3 4 5 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 44

4 4 5 4 2 4 4 4 3 5 3 3 2 3 46

5 3 2 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 41

6 3 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 5 51

7 3 4 4 5 4 4 4 5 2 4 4 5 5 53

8 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 32

9 3 2 4 2 4 4 4 4 3 3 3 2 4 42

10 4 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 2 2 33

11 4 2 3 2 4 2 2 2 4 4 4 2 2 37

12 3 5 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 44

13 3 2 2 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 41

14 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 2 2 33

15 4 2 5 3 4 2 3 2 4 3 3 3 2 40

16 4 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 35

17 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 45

18 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 46

19 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 44

20 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 53

21 2 2 4 2 4 3 2 2 4 3 3 2 2 35

22 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 47

23 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 48

24 5 4 2 5 4 4 4 5 2 4 4 5 5 53

25 4 4 4 4 4 4 4 5 1 4 4 4 5 51

26 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 53

27 5 4 4 5 4 4 4 5 2 4 4 5 5 55

28 2 3 2 2 4 2 2 2 4 3 3 2 2 33

29 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 48

30 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 50

31 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 48

32 2 3 3 2 4 2 3 2 4 3 3 2 2 35

33 2 4 2 2 4 2 2 2 5 4 4 2 2 37

34 2 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 2 36

35 5 4 3 5 4 4 3 5 4 4 4 5 5 55

36 2 3 2 2 3 2 2 2 4 3 3 2 2 32

37 2 3 2 2 4 2 2 2 4 3 3 2 2 33

38 2 3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 2 2 36

39 2 3 2 4 4 2 2 2 4 3 3 2 2 35

40 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 49

41 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 45

42 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 45

43 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 47

44 2 4 2 3 4 1 2 2 4 4 3 2 2 35

45 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 43

46 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 41

47 2 3 2 4 4 3 2 2 4 3 3 2 2 36

48 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 52

49 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 55

50 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 43

51 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 45

52 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 47

53 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 47

54 2 3 2 4 3 2 2 2 4 3 3 2 2 34

55 2 3 2 2 3 2 2 4 5 3 3 2 4 37

56 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 46

57 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 48

58 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 49

59 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 50

60 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 49

61 2 3 3 2 4 2 3 2 4 3 3 2 2 35

62 2 3 2 2 4 2 2 4 4 3 3 2 4 37

63 2 3 2 2 4 2 2 2 4 3 2 2 2 32

64 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 46

65 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 44

66 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 47

67 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 49

68 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 45

69 2 3 2 2 4 2 2 4 4 3 3 2 4 37

70 1 4 2 1 3 2 2 2 4 4 3 1 2 31

71 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 48

72 2 4 2 2 4 2 2 2 4 4 4 2 2 36

73 4 4 4 4 5 4 4 2 3 4 4 4 2 48

74 2 3 2 2 3 2 2 2 4 3 3 2 2 32

75 2 3 2 2 4 2 2 2 4 3 3 2 2 33

76 2 3 2 2 4 2 2 2 4 3 3 2 2 33

77 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 49

78 5 4 3 5 4 4 3 5 4 4 4 5 5 55

79 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 56

80 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 53

81 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 55

82 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 52

83 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 4 5 51

84 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 46

85 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 49

86 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 51

87 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 50

88 5 4 3 5 4 4 3 4 3 4 4 5 4 52

89 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 47

90 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 50

91 3 3 2 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 34

92 2 4 2 2 4 3 2 2 3 4 4 2 2 36

93 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 49

94 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 54

95 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 52

96 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 54

97 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 54

98 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 52

99 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 46

100 5 3 4 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 52

Preferensi Muzakki Responden


(6)

meneliti kepercayaan gaya hidup adat efisien profesi pengetahuan lokasi dekat pemilihan akuntabilitas total

1 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 36

2 5 5 4 5 5 4 3 4 3 4 37

3 4 5 3 4 4 3 3 4 3 3 33

4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 3 35

5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 36

6 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 31

7 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 31

8 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 34

9 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 39

10 5 5 3 4 4 3 4 4 4 3 36

11 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 38

12 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37

13 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 38

14 4 5 3 5 4 3 4 4 5 3 38

15 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 36

16 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 38

17 4 5 4 5 4 3 4 3 4 4 36

18 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 36

19 4 5 3 5 4 3 4 4 4 3 37

20 4 3 4 3 4 3 5 3 4 4 32

21 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 40

22 5 4 3 5 4 4 4 4 4 3 38

23 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 34

24 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 32

25 4 4 3 3 4 2 4 3 5 3 32

26 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 34

27 4 5 3 3 3 2 5 4 4 3 34

28 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 39

29 4 4 3 3 3 3 5 3 4 3 32

30 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 33

31 4 4 2 3 3 4 5 3 4 2 33

32 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 37

33 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 38

34 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 39

35 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 30

36 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 38

37 4 5 3 5 4 3 5 4 2 3 35

38 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 36

39 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 35

40 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 39

41 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 39

42 5 4 3 5 4 3 4 3 5 3 37

43 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 39

44 5 5 4 4 4 3 4 4 3 4 36

45 4 5 4 4 4 3 5 3 4 4 35

46 4 5 4 3 4 4 5 4 3 4 35

47 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 38

48 4 4 3 3 4 3 5 3 4 3 34

49 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 33

50 5 4 3 4 4 3 4 3 4 3 34

51 4 5 4 4 4 3 5 3 4 4 35

52 4 5 4 5 4 3 5 3 4 4 36

53 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 35

54 4 5 4 5 4 4 5 4 3 4 37

55 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 36

56 4 5 4 5 4 3 5 3 4 4 36

57 4 5 5 5 4 3 5 3 4 5 37

58 5 4 4 5 4 3 5 3 4 4 37

59 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 39

60 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 37

61 5 4 4 5 3 3 4 4 4 4 35

62 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 36

63 4 4 4 4 4 4 2 5 3 4 34

64 5 5 4 5 4 3 4 4 3 4 37

65 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 40

66 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 35

67 5 4 3 5 4 4 3 3 4 3 35

68 4 5 4 5 4 3 4 3 4 4 35

69 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 38

70 5 4 4 5 3 3 5 4 3 4 36

71 5 4 5 5 5 3 4 4 5 5 39

72 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 38

73 4 5 3 4 5 3 4 3 4 3 37

74 4 5 3 5 4 3 4 4 3 3 37

75 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 36

76 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 36

77 5 4 3 5 4 3 4 4 4 3 37

78 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 30

79 4 5 3 4 4 3 4 3 4 3 35

80 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 33

81 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 34

82 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 33

83 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4 34

84 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 38

85 4 4 3 3 3 4 4 4 5 3 35

86 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 34

87 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 38

88 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 32

89 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 35

90 5 4 4 5 4 3 4 3 4 4 36

91 5 4 3 5 4 4 4 4 3 4 37

92 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 37

93 4 4 4 2 3 4 5 4 4 3 34

94 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 33

95 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 34

96 5 4 4 2 4 3 4 4 4 2 33

97 4 5 3 3 3 2 4 4 4 3 32

98 5 4 3 3 3 4 5 5 5 4 38

99 4 4 4 5 4 3 4 3 4 3 36

100 3 4 3 2 4 3 5 4 4 3 34

Responden