Antara islam kinerja dan aturan wajib ma

Tugas Etika Bisnis islam
IFFAH WARDATUN HAMRO
MS
10.22.167
Antara Islam, Kinerja dan Aturan Wajib Makan Siang

Latar Belakang
Memasuki era globalisasi, isu mengenai etika bisnis menjadi begitu penting. Ada yang
berpendapat bahwa globalisasi mungkin akan mengurangi sejumlah kebebasan bagi indiviu dan
organisasi bisnis dalam hal pembuatan keputusan bisnis. Hal ini membuat perusahaan tidak
akan bisa menggunakan kebebasan manajerialnya dalam cara apapun yang akan menempatkan
mereka pada ketidakunggulan kompetitif.
Beberapa orang masih menganggap bahwa kriteria kinerja adalah untung-rugi dalam
bentuk uang. Beberapa praktisi bisnis, ahli ekonomi, dan lainnya mengatakan bahwa angkaangka merupakan cara yang tepat untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja. Mereka
memandang bisnis adalah bagaimana mencetak laba yang besar dan meningkatkan pendapatan
bisnis adalah bagaimana mencetak laba yang besar dan meningkatkan pendapatan setiap tahun.
Laba yang tinggi merupakan tanda kesuksesan, dan sebaliknya laba yang lebih rendah
mengindikasikan kinerja yang buruk.1
Dalam kurun waktu belakangan ini, isu mengenai etika bisnis telah menggugah
kesadaran banyak pihak, terutama para pelaku bisnis, untuk tidak mengabaikan permasalahan
etika dalam bisnisnya. Fred David (2006) menyatakan bahwa etika yang baik akan

menghasilkan bisnis yang baik. Hal ini bisa difahami bahwa salah satu tujuan etika adalah
membangun kepercayaan di antara para stakeholder.
Hubungan antara etika bisnis dengan kinerja finansial telah menjadi isu penting dalam
dunia bisnis selama kurang lebih 25 tahun.2 Meskipun sejumlah peneliti telah menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang positif antara etika dan kinerja finansial, sedikit peneliti lainnya
menemukan bahwa hubungan antara keduanya bisa jadi terbukti atau tidak terbukti. Reginald
Jones, menyatakan bahwa kinerja organisasi dengan etika sangat berhubungan. Evaluasi dan
refleksi etika merupakan kriteria kinerja dan menentukan ukuran dari sisi ekonomi maupun non

1
2

A. Riawan Amin, Menggagas Manajemen Syariah (Jakarta: Salemba Empat, 2010), hal. 15
R. M. Roman, et al., The Relationship Between Social and Financial Performance; Repainting a Portrait,1999

ekonomi yang akan digunakan dan bagaimana cara menggunakannya. Kinerja perusahaan
terbentuk melalui kualitas pertimbangan etika, komunikasi, dan aksi dari setiap level,
manajemen dan oleh bagaimana kinerja top excecutive dalam mengelola nilai-nilai tersebut.
Sementara itu sebuah studi selama dua tahun yang dilakukan the performance group, sebuah
konsorsium yang terdiri atas volvo, unilever, monsanto, imperial chemical industry

menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan dan peningkatan
environmental compliance bisa menaikkan earning per share perusahaan, mendongkrak
keuntungan, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak atau persetujuan investasi.
Selain mempengaruhi kinerja finansial perusahaan, etika di suatu perusahaan juga
mempengaruhi kehidupan sosial di lingkungan perusahaan yang bisa berdampak pada kinerja
perusahaan secara umum. Schwepker, Scott, dan Anurson menemukan bahwa terdapat
hubungan positif antara penerapan etika dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja kru terdiri atas
beberapa dimensi seperti kepuasan terhadap kompensasi, atasan, promosi, rekan kerja, dan lainlain. Organisasi yang etikanya terkonstitusionalkan mungkin tidak akan menekan krunya untuk
menghasilkan laba yang tidak masuk akal, sehingga sebagai hasilnya diharapkan kru akan puas
dengan kerja mereka. Alasan logis lainnya adalah ketika etika di organisasi telah
terkonstitusionalkan, kru dari organisasi tersebut diharapkan akan diperlakukan dengan adil
dalam hal kompensasi, promosi, maupun penyelesaian konflik. Dengan demikian, melalui etika
organisasi diharapkan kru akan mendapatkan kepuasan kerja sehingga mereka akan berkineja
lebih produktif dalam mendukung tujuan perusahaan.
Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap
karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda - beda dalam mengerjakan tugasnya.
Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas unjuk kerjanya berdasarkan kinerja dari
masing - masing karyawan. Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri
terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga.
Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan

memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung
pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti
bahwa kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan
penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode waktu tertentu.
(Timpe, 1993, p. 3).

Kinerja baik dipengaruhi oleh dua faktor :

1. Internal (pribadi)
Kemampuan tinggi, Kerja keras
2. Eksternal (lingkungan)
Pekerjaan mudah, Nasib baik, Bantuan dari rekan – rekan, pemimpin yang baik3

Analisis Kondisional
Dalam meningkatkan keuntungan perusahaan, kinerja dan produktivitas karyawan
mutlak dijaga dan ditingkatkan. Penilaian kinerja yang seperti apa, ternyata perlu banyak
pertimbangan, karena kinerja lebih mengukur kualitas karyawan, bukan hasil produktivitasnya.
Pegawai yang dinilai turun kinerjanya dapat dikenai sanksi bahkan pemberhentian bekerja.
Perusahaan-perusahaan yang ada banyak yang memberlakukan kontrak yang tidak
sesuai dengan syariat islam. Misalnya dalam hal pakaian (seragam), waktu istirahat yang

dipersempit, dan lain-lain. Ternyata ada salah satu kontrak yang baik bagi pegawai namun
dipaksakan untuk muslim sehingga mengganggu ibadah pegawai muslim. Seperti yang dialami
karyawan muslim di Perancis. Akibat berpuasa di bulan Ramadhan, 4 karyawan kontrak
beragama Islam dari Kota Gennevilliers, sebelah barat daya Prancis malah dipecat. Keempat
pegawai keturunan Aljazair itu adalah pekerja kontrak di fasilitas kemah musim panas Kota
Gennevilliers. Di hari pertama Ramadan, 20 Juli lalu, mereka enggan menyantap makan siang
dan langsung menemani anak-anak beraktivitas di bumi perkemahan itu, seperti dilansirBBC,
Selasa (31/7). 4
Pengawas taman akhirnya mengetahui kalau mereka berpuasa dan melaporkan kejadian
itu ke Balai Kota. Pihak Balai Kota dianggap menyalahi kontrak dan langsung dipecat. Wali
Kota Gennevilliers Jacques Bourgoin menilai keputusan mereka berpuasa saat jam kerja
membahayakan orang lain. Sang Walikota beranggapan seharusnya pekerja itu tahu kalau
bekerja tanpa mengisi perut bisa membahayakan anak-anak. Wahana di kemah musim panas itu
berisi banyak fasilitas bermain dan memang butuh pengawasan instruktur, seperti dayung kano
dan flying fox.5

3

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/kinerja-karyawan-definisi-faktor-yang.html
http://www.ceritamu.com/Cerita-Umum-dan-Peristiwa/Artikel/Empat-Karyawan-Kontrak-di-Prancis-DipecatKarena-B.aspx

5
Ibid

4

Dewan kota berdalih, seorang anak terluka tahun lalu karena kelalaian seorang
intrukstur muslimah yang tidak konsentrasi. Dewan kota beralasan bahwa mereka yang
berpuasa tidak memiliki konsentrasi penuh yang diperlukan guna memastikan kegiatan kamp
itu sesuai dengan prosedur keamanan yang telah ditetapkan. 6
Paper ini mengangkat kasus karyawan yang dipecat karena melanggar kontrak yang
mewajibkan karyawan makan siang. Pemecatan ini beralasan bahwa tidak makan siang dapat
menurunkan kinerja dan membahayakan customer lalu berujung pada berkurangnya
keuntungan perusahaan.

Perspektif Islam
Kontrak merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan bisnis. Semua bentuk
sistem ekonomi mengenal konrak. Apalagi kapitalisme, yang dalam setiap operasi bisnisnya
membutuhkan kepastian usaha. Kepastian hanya dapat tercipta jika ada hukum yang jelas, atau
kesepakatan yang dilindungi hukum. Kepastian inilah yang menjamin dalam kontrak. Dalam
islam kontrak merupakan penentu sah atau tidaknya perjanjian itu, karena kontrak merupakan

cara untuk menyampaikan maksud dari semua yang melakukan kontrak.7
Kontrak merupakan salah satu cara untuk memastikan tujuan dari muamalah tercapai.
Dengan adanya kontrak orang-orang yang melakukannya dapat mengatur dan menentukan
perjanjian untuk mencapai kemaslahatan bersama dan menghindarkan perkara-perkara yang
bisa membawa kemudharatan. Kontrak juga salah satu proses yang mesti dilakukan bagi orang
yang menjalankan aktivitas bersama dalam pekerjaan untuk menghilangkan hal-hal yang
merugikan kontrak itu dilakukan dalam bentuk tertulis ataupun terdapat sanksi.

Prinsip-prinsip kontrak dalam islam
1. Keadilan
2. Maslahat dan manfaat
6

http://ramadhan.republika.co.id/berita/ramadhan/puasa-mancanegara/12/08/01/m82e82-karena-berpuasa-muslim-

prancis-dipecat-dari-pekerjaannya
7

(http://journal.uii.ac.id/index.php/JHI/article/viewFile/2622/2376)


3. Tidak ada unsur penipuan atau manipulasi
4. Memenuhi kesepakan yang telah disepakati bersama
Kontrak kerja yang dibuat oleh pengusaha muslim harus sesuai dengan syariat.
Perkaranya, kasus di atas bukan dilakukan oleh pebisnis muslim, perusahaannya bukan
perusahaan islami, bahkan berada di negara yang mayoritasnya non muslim, sehingga topik
pelanggaran etika bisnis ini merupakan hal yang sangat jelas bagi kita. Dalam pandangan islam,
jelas tujuan berdirinya perusahaan dan niat mendirikan perusahaan harusnya didasari karena
melaksanakan syariat islam. Tujuan berbisnis, yakni memperoleh qimah maddiyah (nilai
materi) bukan berarti harus menggunakan prinsip ekonomi konvensional yakni melakukan
segala cara demi keuntungan, dengan sedikit modal tapi untung besar.
Sebuah bisnis, dan amal apapun jika diniati karena Allah dan dilakukan sesuai tuntunan
syariat Allah, maka itulah ihsanul amal, amal yang baik, bisnis yang baik. Maka seorang
muslim hendaknya senantiasa menggunakan prinsip-prinsip islam dalam menjalankan
bisnisnya, bukan menjadi sekuler yakni memisahkan agama dari kehidupan termasuk
memisahkan aturan agama dari bisnis.
Perusahaan kafir yang memecat karyawannya karena melanggar kontrak kerja wajib
makan siang, didasari pada orientasi keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan akan
berkurang apabila karyawan yang berpuasa akan kurang konsentrasi dalam bekerja sehingga
dapat membahayakan customer dan mengurangi value pelayanannya. Sejatinya yang dilakukan
wali kota paris bukan hanya itu, tapi memang karena islamophobia, kebencian terhadap islam.


Kesimpulan
Kaum kafir tidak akan berhenti menghalangi islam. Dalam hal etika bisnis saja mereka
tidak dapat menunjukkan toleransinya pada muslim. Padahal telah dikecam berbagai pihak dan
telah dijelaskan bahwa berpuasa tidak mengganggu kinerja pegawai. Sebab pegawai muslim
memiliki motivasi dalam bekerja, yakni menginginkan pahala dan ridho dari Tuhannya. Tatkala
menjalankan ibadah, motivasinya mampu ditingkatkan dalam bekerja karena segala hal
dilakukan lillahi ta’ala. Apalagi, secara ilmiah berpuasa memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan. Sehingga terbukti, pemecatan muslim yang berpuasa bukan sekedar pelanggaran
kontrak, dan bukan sekedar penurunan kinerja pegawai.