Penanganan Muatan dan Kapal (1)

Penanganan Muatan dan
Kapal
Riki Chandra Wijaya,M.Pd.,M.T

Tipe Kemasan dan
Karakteristiknya
1. General Cargo
2. Neo bulk (Peti Kemas/Container)
3. Muatan Curah Kering (Dry Bulk
Cargo)
4. Muatan Curah Cair (Liquid Bulk
Cargo)
Tipe kemasan barang
mempengaruhi tipe kapal yang
mengangkut
dan
selanjutnya
mempengaruhi tipe terminal dan

General Cargo
1. Muatan Break Bulk: berupa muatan yang

dikemas berbentuk kotak, karung (goni),
kantung/zak, drum, kemasan buah-buahan
dan daging yang diinginkan.
Muatan break bulk diangkut secara
konvensional dengan tali, hook, dan pallet.
- Atau jika tidak ada crane digunakan tenaga
manusia satu per satu diangkatnya.
- Pada sistem modern digunakan sistem belt
conveyor dalam pengangkatan muatan ini.

Tipe kemasan muatan break
bulk
• Tanpa pengepakan muatan:
Baja batangan/gelondongan, plat,
tulangan dan kabel, kayu dan kayu
gergajian yang diangkut dengan tali
dan hook, sedang untuk pengaturan
didaratnya membutuhkan peralatan
forklift.


• Pada sistem konvensional terjadi tingkat
efisiensi pengangkutan yang relatif rendah
dan tingkat kerusakan barang relatif
tinggi.
• Contoh: produktifitas angkutan per gang
atau kelompok buruh pelabuhan terdiri 4 –
8
orang
mencapai
rata-rata
13
ton/gang/jam (t/g/j) di Indonesia dan 16
t/g/j di singapura dan kerusakan mencapai
5 – 10 % dari total muatan.

• Alternatif sistem pengangkutan yang
lebih memenuhi syarat == sistem
pallet.
• Pallet terbuat dari kayu/plastik/ada
juga dari karton.

• Ukuran pallet kayu standar ISO 0.8
m* 1.2 m dengankapasitas angkut 1
ton, umur pallet 6 bulan.

• Untuk mempermudah dan mempercepat
proses pengangkatan digunakan metode
Unit Load Concept (ULC).
• Pengangkatan
muatan
dapat
tetap
dikombinasi menggunakan palet dan ULC
untuk memudahkan kerja sling baik pada
crane dermaga maupun crane/ derek di
kapal.
• Dengan metode ULC ini waktu yang
dibutuhkan berkurang minimum 10 %.

2. Mass Break Bulk Cargo
Digunakan untuk angkutan muatan

utuh dengan ukruan besar dan berat.
Jenis muatan ini seperti: mobil, gerbong
KA, trailer, crane, blok mesin, dan
muatan blok lain yang sangat berat.
Metode angkutan horizontal untuk
muatan berat dan kendaraan yang
mempunyai roda.
seringkali jenis kapal angkut dan
sistem
bongkar
harus
dilakukan
prosedut tertentu.

Neo Bulk (Peti Kemas)
• Peti kemas sering juga dinamakan general
cargo
tipe
baru.
Jenis

kemasan
ini
menggunakan kotak kuat dari baja/aluminium
ukuran: 1 TEU (Twenty Equivalent Unit) = tinggi
8 ft (2,44 m) dan lebar 8 ft, panjang 20 ft (6,10
m) dengan kapasitas angkut maximum 20 ton.
• Terdapat pula variasi ukuran dan bentuk peti
kemas:
- Variasi panjang 35 ft dan 40 ft ( 2 TEU)
- Variasi lebar 8,5 ft (2,59 m)

• Peralatan dan sistem bongkat Neo
Bulk
berbeda
dengan
ULC,pengangkutannya dapat secara
vertikal maupun secara horizontal
yaitu diangkut diatas kendaraan dan
berjalan menggelinding keluar kapal.


Dry Bulk Cargo
• Muatan tidak dikemas berupa bubuk
atau butiran dalam jumlah besar dan
dari barang yang sejenis.
• Misal: Bubuk semen yang tidak
dikemas dalam sak, batu bara, bujih
besi, sulfur.

Liquid Bulk Cargo (Muatan Curah
Cair)
• Muatan tidak dikemas dari bahan sejenis yang
berbentuk cairan/gas cair dan dalam jumlah besar.
• Misal: MMB, LNG, dan beberapa zat kimia cair lain.
• Penanganan bongkar/muat muatan curah dapat
dilakukan
diantaranya
dengan
peralatannya
pompa yang dapat menghisap secara menerus
atau kontinyu (suction crane) baik terhadap bahan

kering, basah, maupun bentuk bubur yang
diperoleh dengan mencampur bahan dengan air
lalu dialirkan dengan tekanan.
• Metode angkutan lain menggunakan kombinasi
grab dan sistem conveyer pada penanganan
muatan Curah kering.

Riki Chandra Wijaya,M.Pd.,M.T

PROSEDUR PENGIRIMAN
DAN PENERIMAAN
BARANG

• Prosedur
pengiriman
barang
melibatkan 3 pihak:
1. Pengirim / pemilik barang (shipper)
2. Pengangkut barang
3. Penerima barang (consignee)


Shipper (Pengirim barang)
• Harus memenuhi syarat jenis barang
yang boleh dimuat / dieksport serta
surat-menyuratnya selesai.

Consignee (Penerima
barang)
• Harus lolos dari aspek legalitas
barang dan perpajakan / bea masuk
barang.
• Sedang proses penanganan muatan
tergantung jenis muatan dan jenis
kapal pengangkut.

• Secara garis besar terdapat 2 sistem
bongkar/muat:
1. Tenaga manusia/manual
2. Peralatan mekanis
Pada peralatan mekanis dilakukan

dengan crane vertikal (Lo-lo) Lift on
– lift off atau load on load off dan
secara horizontal (Ro-ro) roll on roll
off.

Diagram pelayanan Muatan general
cargo

Prosedur Penangan Kapal
• Fasilitas fisik untuk operasional kapal berupa alur
pelayaran:
1. Alur navigasi ke pelabuhan
2. Anchorage (lego jangkar) = area disekitar pintu
masuk/dalam
kolam
pelabuhan
untuk
kapal
menunggu
sebelum

dapat
masuk
ke
pelabuhan/dermaga.
3. Posisi pintu masuk dengan lebar W.
4. Alur masuk/keluar (entrance channel) = alur navigasi
untuk keluar/masuk kapal, dan kolam putar (turning
basin).
5. Lokasi kapal bertambat berada di kolam dermaga.

Karakteristik Kapal
• Mencakup
dimensi
dan
berat,
karakteristik mesin dan arsitektur kapal.
• Tonnage = tonase kapal = kapasitas
berat barang yang dapat diangkut kapal.
1 tonase = 100 ft3 volume air = 2,83 m3
volume air = 2,83 ton.

- BRT = Bruto (Gross) Registered Tonnage
- NRT = Nett Regostered Tonnage
- DWT = Dead Weight Tonnage

• Hubungan ketiga parameter tidak
tetap dan tergantung jenis muatan
kapal,
secara
pendekatan
dirumuskan:
Kapal General Cargo : DWT = 1,5.BRT
= 2,5.NRT
Kapal Tanker Besar
: DWT = 2,0.BRT
= 2,6.NRT

Definisi tonnage
• BRT = Brutto Registered Tonnage ialah
total volume seluruh ruang yang ada
diatas dan dibawah dek kapal.
• NRT = Nett Registered Tonnage ialah total
volume ruang yang digunakan untuk
menyimpan barang (cargo), atau setara
dengan GRT dikurangi ruang akomodasi
awak kapal, workshop, ruang mesin,
ruang kemudi, ruang chart, ruang radio
dan ruang-ruang khusus lain diatas dek.

• DWT = Dead Weight Tonnage ialah muatan terbanyak
yang dapat dimasukkan ke dalam kapal sehingga
timbul perbedaan tenggelamnya kapal dari posisi garis
air keadaan kosong dan keadaan isi dimana :
- Keadaan kapal kosong (empty) adalah massa dari
tubuh kapal, mesin, peralatan untuk pengoperasian
normal dan air balast.
- Keadaan isi adalah massa kapal dalam keadaan terisi
penuh oleh muatan, awak kapal, logistik, bahan bakar
dll. Terisi penuh berarti bahwa kapal terbenam sampai
batas garis summer draughtnya (lihat : Plimsoll mark).
Jadi DWT menunjukkan massa dari muatan, bahan
bakar, crew, penumpang, air tawar, perbekalan dan
sebagainya yang dapat dimasukkan dalam kapal
sehingga kapal tenggelam sampai garis plimsoll mark.

• Displacement tonnage = tonase kapal yang
disajikan dalam satuan longton atau metricton (m
ton = MT), jadi kapal dengan DWT = 2000 memiliki
displacement tonnage = 2000*2,8 ton = 5600 MT.
Untuk kapal-kapal khusus, kapasitas angkut tidak
hanya ditunjukkan dalam BRT, NRT, dan DWT, tetapi
juga dengan unit lainnya seperti:
- Metricton (t = 1000 kg)
- Long ton (lts = 1016 ton)
- Short ton (sts = 907 ton)
- Port ton digunakan untuk menentukan bea
pelabuhan dimana sama dengan 1 m 3 apabila berat
jenis dari cargo lebih kecil dari 1 f/m 3 dan sama
dengan 1 ton apabila berat jenis dari pada cargo
lebih besar dari 1 t/m3

Contoh dari penggunaan unit yang
baru:
• TEU
:
digunakan
untuk
menunjukkan
kapasitas untuk penyimpanan countainer
diatas kapal.
panjang = 20 feet, tinggi = 8 ft, lebar = 8 ft.
• m3 : kapasitas angkut dari kapal-kapal tanker
minyak dan gas cair biasanya ditunjukkan
dalam satuan unit m3.
• m : dimensi ini sering digunakan untuk kapal
ro-ro, yang menunjukkan 2,5 m yang tersedia
diatas kapal. Satuan unitnya m panjang.

• Karakteristik kapal yang lain ialah
ukuran kapal yang meliputi: ukuran
vertikal dan arah horizontal. Selain
itu gerak kapal juga mempengaruhi
yaitu perjalanan kapal, gelombang,
arus dan angin dalam 3 dimensi
dibedakan menjadi gerak translasi
dan rotasi.

• Gerakan
translasi
menghasilkan
heave (vertikal), sway (kiri/kanan),
surge (maju/mundur).
• Gerakan rotasi menghasilkan yaw
(melintir arak panjang dan lebar),
pitch (menekuk arah panjang), rol
(memuntir arah penampang).

1. Arah vertikal berupa DRAUGHT
kapal
• Graught ialah jarak maksimum (m) antara garis air
dan keel (dasar) daripa
• Dan free board tetap (f) merupakan tinggi bagian
kapal diatas garis air jadi saat kapal kosong
menghasil f lebih tinggi dibanding saat kapal
penuh. Besaran F standard dihitung dari posisi
garis plimsoll mark.
• Draught maximum dari kapal ditunjukkan dengan
suatu tanda yang disebut : Plimsol mark (lihat
gambar 2.10) Tanda ini terdiri atas sebuah
lingkaran dari garis horisontal dengan dua huruf di
kedua sisi lingkaran. da kapal.

• Huruf
tersebut
menunjukkan
penanggung jawab dari plimsol mark
yang biasanya adalah perusahaanperusahaan
asuransi
yang
menanggung kapal.
• LR = Lloyd Register (Inggris)
• BV = Burean Register (Perancis)
• AB = American Burean of Shipping
(Amerika)

• Draught dari kapal mempengaruhi densitas air
kapal (gaya tekanan atas). Densitas dapat
berubah-ubah sepanjang tahun tergantung
letaknya di bumi. Misalnya sungai tropis atau
daerah atlantik akan menyebabkan kapal timbul
atau lebih tenggelam.
• TF = Tropical Fresh Water (air tawar di daerah
tropis)
• F = Fresh Water (air tawar)
• T = Tropical Salt Water (air laut di daerah tropis)
• S = Summer salt Water (air laut musim panas)
• W = winter salt water (air laut musim dingin)
• MNA = winter salt water on north atlantic (air
laut musim dingin di laut atlantik utara)

• Draft
maksimum
ini
diijinkan
berkaitan
dengan
keamanan
pelayaran kapal. Dan Penulisannya
dicat pada kedua sisi badan kapal
umumnya didaerah buritan, atau di
tengah-tengah badan kapal dalam
satuan meter atau feet.
• Sisi-sisi
kapal
diberi
sebutan
berbeda, port side (sisi kapal untuk
merapat ke dermaga), star board
side (sisi kapal yang mengahadap ke
laut), Bow (=buritan = bagian depan
arah laju kapal), stern (haluan =

2. Arah horizontal berupa: panjang
dan lebar kapal
• LOA dan LBP cara menunjukkan panjang kapal.
• LOA = length of overall = jarak horizontal garis
sumbu kapal terdepan dengan bagian kapal
belakang.
• LBP = length between perpendicular = jarak
titip perpotongan garis air dengan buritan
kapal dengan sumbu rudder (bilah kemudi)
pada posisi summer salt water.
• LWL = load waterline length = panjang kapal
yang terendam air.

• Lebar kapal adalah jarak terjauh
antara dua sisi kapal. Lebar kapal ini
ukurannya terpengaruh lebar dari
rute
kapal,
misal
kapal
yang
melewati terusan Panama dan Suez
maka lebar kapal maksimum selebar
terusan Panama dan Suez.

Karakteristik kapal yang lain adalah mesin
penggerak
(propultion
engine)
dan
sistem
manuver kapal.
Jenis mesin penggerak diberi kode berdasar
bahan bakar dan sistem menggerakkan mesin:
SR = steam reciprocating engine (mesin uap dengan
bahan bakar batu bara atau kayu).
ST = steam reaction turbin (turbin uap)
TE : Electronic propulsion
M : Diesel Engine
GT : Gas Turbine
NR : Nuclear Reactor
Sebagian kapal (90 %) menggunakan sistem disel
(M).

Diesel engine
eam Reaction Turbine

Gas Turbine

• Tenaga mesin dalam Horse Power
(HP).
• Posisi ruang mesin ditunjukkan
dengan simbol A=Aft=Haluan
(Belakang).
• Jumlah propeler (screw) yang
jumlahnya lebih dari satu ditunjukkan
dengan angka, misal:
(2) Propeler kembar
(3) Propeler triple

• Manuver kapal dilengkapi kemudi (rudder),
thruster, bulbous bow, dan stabilizer.
• Rudder = bilah kemudi yang dipasang
sedemikian agar selalu terendam air.
• Thruster = dipasang di haluan (stern) / buritan
(bow thruster) / dikedua tempat sekaligus.
• Bulbous bow = modifikasi bentuk lengkungan
bagian bow untuk efisiensi aliran sekitar badan,
mengurangi
hambatan
dan
menambah
kecepatan sehingga lebih hemat Bahan Bakar
(12%-15%) dan lebih stabil.
• Stabilizer = semacam sirip yang dipasang di sisi
badan
kapal
bawah
permukaan,
fungsi
mengurangi efek guling kapal akibat gelombang
(rolling).

Propeller

Thruster

Rudder

Bulbous bow

Penandaan bulbous bow, dan bow thruster pada port side kapal

Tipe Kapal
• Tipe kapal dibedakan berdasarkan jenis
muatan, karakteristik fisik dan mesinnya.
• Berdasarkan jenis muatan:
- Kapal General Cargo
- Kapal Multipurpouse
- Kapal Container
- Kapal Muat Minyak dan Gas (Tanker)
- Tongkang (Barge)

• Setelah karakteristik fisik kapal
diketahui selanjutnya tipe kapal
berdasarkan jenis muatan:
1. Muatan Break Bulk = Kapal General
Cargo,
Multipurpouse,
kapal
berpendingin
(reefer),
kapal
pengangkut mobil dan muatan berat.

Kapal General Cargo
• Untuk jenis muatan break bulk
merupakan jenis tertua. Penanganan
bisa lolo atau roro, umumnya
dilengkapi crane/derek kapal.

Kapal MultiPurpouse
• Kapal general cargo yang sudah
dimodifikasi untuk bisa menampung
muatan petikemas, maupun bulk dan
bisa pula berpendingin.
• Ditandai dengan bentuk kokoh,
berperalatan berat, penutup palka
sangat kuat, ada bulbous bow dan
bow thruster, ada pintu arah
pelabuhan (side loading ports) untuk
pemuatan roro.

Kapal Multipurpouse

Kapal Reefer
• Biasanya kapal general cargo yang
dimodifikasi
untuk
mengangkut
buah-buahan, daging dan komoditi
mudah rusak yang butuh disimpan
pada suhu – 30 C sampai 12 C.
Kapal ini bisa ditandai denagn warna
catnya putih, kecepatannya tinggi
(18 – 25 knots) sehingga bentuknya
stream line.

Kapal Reefer

Kapal Pengangkut Mobil
• kapal khusus yang didesain untuk
mengangkut mobil baru.

Kapal Pengangkut Muatan Berat
• kapal khusus untuk mengangkut
mautan yang sangat berat misal Blok
Mesin, Peralatan Pengeboran Minyak,
dsb. Sistem kerja dari kapal ini dapat
dengan menganpungkan muatan
sampai dekat kapal kemudian kapal
ditenggelamkan sampai dibawah
posisi muatan atau muatan diangkat
naik ke kapal dengan crane berat

Tongkang/barge pengangkut lori

Kapal Heavy lift

2. Muatan Neo Bulk terdiri dari kapal
container, Roro-container, Roro-Unit
load, lash, seabee, bacat, kapal
mobil, kapal berat (heavy carrier).

Kapal Container






Kapal untuk mengangkut khusus container dengan
metode angkutan Lolo. Cara menghitung DWT kapal
terhadap TEU adalah 1 DWT = 15 sampai 20 kali dari
kapasitas TEU -nya.
Generasi pertama (First Generation): berkapasitas
750 – 1100 TEU
Generasi kedua (Second Generation): berkapasitas
1500 – 1800 TEU 41
Generasi ketiga (Third Generation): berkapasitas
2400 – 3000 TEU
Generasi keempat (Fourth Generation): berkapasitas
4000 – 4500 TEU.

• Untuk
bongkar/muat
container
dibutuhkan peralatan diantaranya :
Portainer,
Shiptainer,
Straddle
Carrier,
Transtainer
dan
trailer.
Peralatan dibutuhkan dalam berbagai
kombinasi dan harga peralatan relatif
mahal

Kapal Container

Kapal Roro-Container
• untuk
mengantisipasi
adanya
muatan yang tidak bisa diangkut
dengan cara Lolo melainkan harus
dengan Roro .
• Ramp (jembatan) dibutuhkan untuk
memindahkan muatan dari dermaga
ke kapal. Ramp diletakkan di kapal
dapat secara quarter ramp atau
slewing ramp.

Slewing ramp

Quarter ramp

Kapal Roro- Unit Load
• kapal untuk mengangkut muatan
diatas lori kereta api dan trailer, tidak
untuk penumpang.
• Bentuknya sama dengan ferry/kapal
penyeberangan yang diutamakan
untuk
angkutan
manusia
dan
kendaraan.

Kapal Ro-Ro Unit Load

Kapal LASH (Lighter Aboard
Ship)
• kapal
untuk
tranportasi
yang
terintegrasi dengan cara muatan
ditarik kedalam tongkang yang
mengapung. Selanjutnya tongkang
didorong atau ditarik menuju lokasi
kapal LASH diparkir dan bila jumlah
tongkang (=barge) masih dibawah
kapasitas LASH maka tongkang
diparkir dulu baru baru dimasukkan
bersama kalau jmlnya sudah lengkap

Kapal Seabee
• prinsip kerja kapal ini sama dengan
kapal LASH hanya saja pada kapal
Seabee
tongkang
dimasukkan
kedalam Seabee dengan diangkat
menggunakan crane berat.

Kapal BACAT (Barge
Catamaran)
• kapal pengangkut barge(tongkang)
yang ditempatkan pada kedua sisi
palka
kapal
yang
berbentuk
Catamaran. Bagian tengah kapal diisi
dengan tongkang LASH sedang yang
tepi diisi tongkang khusus Bacat yg
berukuran lebih kecil .

3. Muatan Bulk Cargo, diangkut
dengan kapal jenis Crude oil Carrier,
Product tanker, Parcel Tanker, Liquid
Gas Carrier, Dry bulk Carrier, OBO
carrier, OCO carrier.

Kapal Crude Oil Carrier
• tanker untuk mengankut minyak mentah
dan ukuran kapal berkembang dari
tahun ke tahun hingga mencapai
550.000 DWT pada tahun 1976 disebut
sebagai Ultra Large Crude Carrier(ULCC).
• Kapal ini mudah ditandai dengan bentuk
decknya datar, tanpa ada derek, dan
penutup palka tidak ada tetapi disana
terdapat manifold, pompa, stoplocks,
pipa-pipa dan slang-slang kecil.

Tabel 2.1 - Perkembangan ukuran kapal tanker

Kapal Pembawa Produk (Product
Carrier)
• Kapal Pembawa Produk (Product
carrier) adalah kapal tanker untuk
mengangkut hasil pemurnian minyak
bumi atau angkutan minyak goreng
dan cairan produk akhir lain.

Kapal product carrier
dan Kapal pengangkut
CPO (bawah)

Parcel Tanker
• Parcel Tanker adalah kapal khusus
untuk mengangkut produk hasil
pemurnian minyak yang berupa
cairan baik parafin, minyak disel dan
cairan kimia lain. Kapal ini ditandai
dengan
adanya
banyaknya
kompartmen (ruang-ruang) didalam
kapal untuk menyimpan berbagai
jenis muatan yg berbeda-beda

Liquid Gas Carrier
• Liquid Gas Carrier (Pengangkut
muatan Gas Cair) adalah kapal unutk
memuat gas yang bertekanan tinggi
atau bertemperatur rendah atau
kombinasi keduanya. Jenis produknya
meliputi: LPG (Liquid Petroleum
Gas) ; LNG (Liquid Natural Gas) ; dan
type gas kimia lain misal amonia,
ethylene, dll. LPG ditransport pada
suhu - 46C atau disebut Cryogenic

Kapal Curah
• Kapal Curah direncanakan untuk
mengangkut muatan curah yang
sejenis dalam jumlah besar. Berbeda
dengan tanker, maka pada kapal
curah ini terdapat palka yang luas
sehingga peralatan bongkar/muat
bisa masuk kedalam palka. Ukuran
kapal terbesar VLOC (Very Large Ore
Carrier) adalah 350.000 DWT.

OCO Carrier
• OCO Carrier (Ore Crude Oil) adalah
kapal untuk mengangkut muatan
yang berbeda yaitu ore (bijih besi)
dengan Crude oil (minyak mentah)
diisikan pada palka yang berbedabeda, sehingga kapal tidak kosong
pada saat berangkat atau kembali.

O/O Carrier
• O/O Carrier (Ore/Oil) adalah kapal
yang digunakan mengangkut minyak
(oil) bergantian dengan bijih besi
(ore) tetapi pada waktu bergantian
kapal harus dicuci lebih dulu. VLOO
(very large oil/ore) ditandai dengan
crane diatas deck tanker

OBO Carrier
• OBO
Carrier
(Ore
Bulk
Oil)
merupakan kapal untuk mengangkut
muatan bersamaan antara bijih besi
(ore) dengan muatan curah lain dan
minyak (oil).