FLOATING BANK BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI

LOMBA KARYA CIPTA MARITIM NASIONAL 2013
SEMARAK MAHASISWA PERKAPALAN 7 – ITS

“FLOATING BANK”: BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI LAYANAN
PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR PULAU SEBATIK

Diusulkan oleh :
Danang M. Pratomo
(4109100066)
Narendra Agrawira Cakasana (4109100092)
Ahmad Khoisya Yuliarga
(4310100010)

Angkatan 2009
Angkatan 2009
Angkatan 2010

BIMARUCI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2013


LOMBA KARYA CIPTA MARITIM NASIONAL 2013
SEMARAK MAHASISWA PERKAPALAN 7 – ITS

“FLOATING BANK”: BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI LAYANAN
PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR PULAU SEBATIK

Diusulkan oleh :
Danang M. Pratomo
(4109100066)
Narendra Agrawira Cakasana (4109100092)
Ahmad Khoisya Yuliarga
(4310100010)

Angkatan 2009
Angkatan 2009
Angkatan 2010

BIMARUCI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA
2013

i

SURAT PERNYATAAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama (Ketua Kelompok)

: Danang Mujianto Pratomo

NIM

: 4109100066

Nama Perguruan Tinggi

: Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Alamat Lengkap


:Rumah Dinas ITS Blok U Jl.T.Komputer II/53

Menyatakan bahwa karya tulis

yang kami sertakan dalam Lomba

KaryaIlmiahini adalah benar hasil karya kelompok kami dan kami dapat
menjamin karya inibelum pernah diikutsertakan dalam kegiatan Lomba Karya
Tulis Ilmiah lainnya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa
unsurpaksaan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Kami yang menyatakan,

(Danang Mujianto Pratomo)
NRP: 4109100066

ii


1. Judul Karya Tulis

:“FLOATING BANK”: BANK APUNG SEBAGAI
SOLUSI LAYANAN PERBANKAN KELILING DI
KAWASAN PESISIR PULAU SEBATIK

2. Sub Tema

:

Peningkatan aspek sosial-ekonomi masyarakat pesisir

3. Ketua tim
:
a. Nama Lengkap
: Danang Mujianto Pratomo
b. NIM
: 4109100066
c. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya
d. Alamat Rumah/Telp/HP
: Rumah Dinas ITS Blok U
Jl.T.Komputer II No.53/085733107421
e. Alamat email
: gus.danang91@gmail.com
4. Anggota Tim/Penulis
: 2 orang
5.Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Dr.Ir I Ketut Suastika, M.Sc.
b. NIP
: 19691231 200604 1 178
c. Alamat Rumah dan HP
:Jl. Marina Mas Timur IV/3A Surabaya.
081385661278

Surabaya, 21Maret 2013
Menyetujui,
DosenPembimbing


Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Dr.Ir I Ketut Suastika, M.Sc)

(Danang Mujianto Pratomo)

NIP. 19691231 200604 1 178

NRP: 4109100066

Mengetahui,
Pembantu Rektor
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

(Prof.Dr.Ing Herman Sasongko)
NIP. 196010041986011001

iii


DAFTAR ISI
HALAMAN KULIT MUKA ................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................ 1
I.

PENDAHULUAN ........................................................................................... 2
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 2

II. TUJUAN .......................................................................................................... 3
III. METODE ......................................................................................................... 3
B. TAHAPAN PENULISAN ......................................................................... 3
C. METODE PENGUMPULAN DATA ........................................................ 5
D. METODE ANALISA ................................................................................ 5
E. KERANGKA BERPIKIR .......................................................................... 6
F. LANDASAN TEORI ................................................................................. 7

1. GAMBARAN UMUM WILAYAH SASARAN................................... 7
2. GOVERNMENT MOBILE……...…………..…………………….....10
3. MOBIL LAYANAN PUBLIK…...…………………………………...11
4. DEFINISI BANK………………...…………………………………...13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 14
A.

MINIMNYA PERBANKAN DI PULAU SEBATIK .......................................... 14

B.

POTENSI PENDUDUK PULAU SEBATIK ....................................................... 15

C.

BANK BRI SEBAGAI BANK RAKYAT DAN PEDESAAN ............................ 19

D.

FLOATING BANK .............................................................................................. 20


V. KESIMPULAN .............................................................................................. 22
A.

SIMPULAN .......................................................................................................... 22

B.

SARAN ................................................................................................................. 23

J.

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

K. LAMPIRAN................................................................................................... 25
A.

Desain Konseptual Floating Bank ........................................................................ 25

B.


BiodataKelompok ................................................................................................. 26

C.

BiodataDosenPembimbing ................................................................................... 29

iv

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah penduduk Pulau Sebatik ....................................................... 15
Tabel 2. Presentase Keluarga Kurang Mampu ................................................ 17
Tabel 3. Pengunjung Pulau Tawau ................................................................. 18

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pembagian Wilayah di Pulau Sebatik ............................................. 7
Gambar 2. Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan .................................... 12
Gambar 3. Mobil Bank Keliling BCA ............................................................ 12

v


1

“FLOATING BANK”: BANK APUNG SEBAGAI SOLUSI LAYANAN
PERBANKAN KELILING DI KAWASAN PESISIR
PULAU SEBATIK
DanangM. Pratomo 11, Ahmad Khoisya Yuliarga2, Narendra Agrawira
Cakasana1.
1

Jurusan Teknik Perkapalan/Fakultas Teknologi Kelautan,Institut Teknologi

Sepuluh Nopember,2Jurusan Teknik Kelautan/FakultasTeknologi Kelautan, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
E-mail: gus.danang91@gmail.com

Abstract
Vitalnya peranan bank terhadap kemajuan suatu negara, maka hendaknya
berdampak pada paningkatan taraf hidup masyarakatnya. Namun faktanya,
kawasan terluar Indonesia justru seringkali sangat sulit mendapatkan layanan
perbankan. Realita menunjukkan bahwa wilayah perbatasan seperti Pulau
Sebatik dimana 80% adalah Warga Negara Indonesia, justru sebagian besar
menggunakan mata uang Ringgit. Karya tulis ini memperkenalkaninovasi
modifikasi kapal sebagai alternatif bank keliling di wilayah pesisir.
Selanjutnya kapal tersebut diberinama Floating Bank dengan membawa misi
layanan perbankan ke daerah pesisir perbatasan Indonesia. Karya tulis ini
lebih jauh akan mengembangkan program kredit dan pemodalan dari Bank
BRI untuk kebutuhan masyarakat pesisir Pulau Sebatik. Selain itu secara
teknis akan mengambangkan desain konseptual dari Kapal yang dimodifikasi
untuk Floating Bank.

Keywords: wilayah perbatasan, perbankan, Pulau Sebatik, Ringgit, Floating
Bank

2

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank merupakan salah satu elemen terpenting dalam pembangunan

nasional dan kehidupan bermasyarakat.Pengertian atau definisi bank itu
sendiri menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan adalah: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya ke dalam
masyarakat

dalam

rangka

meningkatkan

taraf

hidup

rakyat

banyak”.Berdasarkan definisi tersebut maka peranan dan fungsi bank
sangatlah vital dalam masyarakat.Fungsi bank adalah bank berperan dalam
pembangunan nasional dan bank berperan dalam pembagian pendapatan
masyarakat. Fungsi bank berperan dalam pembangunan nasional dapat
diartikan sebagai kegiatan bank dalam menghimpun atau memobilisasi dana
yang menganggur dari masyarakat dan perusahaan-perusahaan kemudian
disalurkan ke dalam usaha-usaha yang produktif untuk berbagai sektor
ekonomi seperti pertanian, pertambangan, perindustrian, pengangkutan,
perdagangan dan jasa-jasa lainnya akan meningkatkan pendapatan nasional
dan pendapatan masyarakat.Sedangkan Peranan bank dalam pembagian
pendapatan masyarakat dijelaskan bahwa sistem perbankan yang kita miliki
dan kebijakan perkreditan yang tepat bank dapat melaksanakan fungsinya
dalam membantu pemerintah untuk memeratakan kesempatan berusaha dan
pendapatan di dalam masyarakat.Dengan demikian kita dapat turut
mewujudkan masyarakat yang kita cita-citakan, yaitu masyarakat yang adil
dan makmur (Dr. Ravik Karsidi, 2012).
Melihat vitalnya peranan bank terhadap kemajuan suatu negara, maka
hendaknya setiap wilayah di Indonesia harus tersentuh oleh system perbankan
yang memadai untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.Namun
faktanya, kawasan terluar Indonesia yang menjadi “Teras Negara” justru
sangat sulit mendapatkan layanan perbankan.Dalam karya tulis ini kami
mengambil contoh pada Pulau Sebatik yang langsung berbatasan dengan
Malaysia di utara Pulau Kalimantan. Menurut Wikipedia.com, dengan total
penduduk mencapai 105.000 jiwa dimana 80% adalah warga Negara

3

Indonesia, justru sebagian besar menggunakan Ringgit sebagai media
pembayaran dan perdagangan. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya
infrastruktur perbankan Indonesia di Pulau Sebatik sehingga masyarakat
cenderung menggunakan mata uang Malaysia sebagai media pembayaran
(Adi J. Mustafa, 2009).
Melihat permasalahan tersebut, kami menyusun sebuah gagasan Floating
Banksebagai upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pembangunan

infrastruktur Pulau Sebatik serta menjadikan Rupiah sebagai mata uang
mayoritas bagi warga negara Indonesia di kawasan tersebut. Gagasan ini kami
yakin sangat efektif dan memberi pengaruh positif yang cukup besar karena
mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat pesisir di Pulau Sebatik akan
bank dari Indonesia. Hal ini didukung fakta bahwa profesi utama masyarakat
di Pulau Sebatik adalah sebagai pedagang dan nelayan (M. Rusman, 2012).
II.

TUJUAN
Adapun yang menjaditujuandalam karya tulis ini iniadalah:
Tujuan Umum

Tujuan dari karya tulis ini adalah menciptakan teknologi yang dapat
mengakomodir kebutuhan masyarakat Pulau Sebatik akan bank.
Tujuan Khusus

1. Memudahkan Warga Negara Indonesia (WNI) di Pulau Sebatik
menyimpan dana dan bertransaksi di bank.
2. Meningkatkan perokonomian WNI di Pulau Sebatik.
3. Meningkatkan peran serta dari berbagai pihak (pemerintah, masyarakat
luas, stakeholder ) dalam menekan angka kemiskinan di Pulau Sebatik.
III.

METODE
A. Tahapan Penulisan
Penyusunan karya tulis ini memiliki tahapan-tahapan dalam proses

penulisannya yang dilakukan sebagai landasan untuk pengembangan
konsepdasardalam perumusan permasalahan yang diangkat. Tahapan-tahapan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

4

1. Tahap perumusan tema dan permasalahan

Kami mengambil topik mengenai kebutuhan perbankan di Pulau
Sebatik karena di kawasan tersebut faktanya masih minim akan layanan
perbankan Indonesia. Sebagian besar warga di sana mengambil kredit
atau peminjaman modal ke kreditur dari Malaysia karena lebih banyak
akses dan kemudahannya. Berdasarkan hal tersebut kami rasa perlu
adanya layanan perbankan yang mobile sehingga mampu mencapai
kawasan – kawasan yang selama ini kekurangan layanan perbankan
Indonesia.Dengan demikian harapan kami Pulau Sebatik dapat maju
berkat layanan dari negeri sendiri, bukan dari Malaysia.

2. Tahap pengumpulan landasan teori dan data

Pada tahapan ini kami menggunakan data – data yang berasal dari
jurnal, buku teks, maupun internet sebagai penunjang latar belakang
dan permasalahan yang kami angkat. Data – data tersebut nantinya akan
menggambarkan secara faktual kondisi di Pulau Sebatik yang
memerlukan layanan perbankan Indonesia.

3. Tahap analisis
Tahap penganalisaan data dan teori yang digunakan dalam penulisan
ini, kami rumuskan dalam tahapan ini. Keduanya akan disintesa dan
dihubungkan dengan permasalahan yang kami angkat sehingga
hubungan antara permasalahan yang berasal dari data factual dan teori
yang kami gunakandapat menemukan alternatif solusinya.
Melihat permasalahan akan kebutuhan layanan perbankan Indonesia di
Pulau Sebatik, kami mengusulkan adanya layanan kapal bank keliling
sebagai alternatif solusi.Hal ini didukung oleh letak dan kondisi
geografis yang berbentuk pulau kecil namun belum dibangun sarana
infrastruktur jalan yang memadai.Kondisi demografis kependudukan
masyarakat disana juga bekerja sebagai pedagang dan nelayan yang
tentunya sudah sangat akrab dengan kapal.Maka harapan kami kapal

5

bank mobile yang kami konsep dapat memberikan pemecahan masalah
tersebut.

4. Tahapan kesimpulan dan rekomendasi

Tahap ini bertujuan untuk menyimpulkan keseluruhan isi penulisan
menjadi satu pemahaman yang utuh dan bersifat komprehensif.
Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari keseluruhan isi penulisan
akan ditemukan beberapa alternatif solusi yang dapat ditawarkan untuk
mengatasi permasalahan yang dibahas.

B. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan makalah ini
menggunakan beberapa metode-metode yaitu :
1. Tinjauan pustaka

Data-data yang diperoleh diambil darireverensi buku yang diperoleh
dari perpustakaan yang memiliki relevansi dengan pembahasan.
2. Tinjauan media

Informasi-informasi

lain

yang

diperoleh

sebagai

input

dalam

penyusunan makalah ini juga diperoleh dari internet, media cetak dan
media elektronik Informasi yang diperoleh dalam tinjauan ini
merupakan tambahan dari teori-teori yang menjadi acuan.

C. Metode Analisa
Metode pendekatan pada proses analisa yang dilakukan dalam penulisan
karya tulis ini adalah,
1. Metode analisa deskriptif yaitu analisa untuk mengelola dan
menafsirkan data yang diperoleh sehingga dapat menggambarkan
keadaan yang sebenarnya pada obyek yang dikaji.
2. Metode analisa komparatif untuk melihat perbandingan gagasan yang
ditawarkan dengan beberapa teori yang relevan dengan gagasan.

6

D. Kerangka Berpikir
Tulisan ini memiliki kerangka berpikir dalan proses penulisannya.
Kerangka atau alur berpikir digunakan untuk mempermudah proses penulisan.
Adapun kerangka berpikir dalam tulisan ini akan dijelaskan pada gambar
berikut ini.

START












IDE TULISAN
Kurangnya peran perbankan di Pulau Sebatik
Penggunaan Ringgit Malaysia sebagai mata uang
mayoritas WNI di Pulau Sebatik
Kondisi Geografis Pulau Sebatik

LANDASAN TEORI
Gambaran Umum Kondisi Wilayah Pulau Sebatik
Konsep Goverment Mobile
Definisi dan Jenis Bank
Kondisi Kependudukan dan Perekonomian warga Pulau Sebatik
Peran dan fungsi Bank pada Pembangunan Nasional





EKSPLORASI PERMASALAHAN
Ironi dari penggunaan dua mata uang Ringgit dan Malaysia
di wilayah perbatasan Pulau Sebatik
Minimnya palayanan perbankan Indonesia di Pulau Sebatik
yang berdampak pada rendahnya taraf hidup WNI dibanding
warga negara tetangga.

INOVASI MODIFIKASI KAPAL SEBAGAI ALTERNATIF
BANK KELILING DI WILAYAH PESISIR

DESAIN KONSEPTUAL BANK APUNG YANG SESUAI
DENGAN WILAYAH OPERASI DI PULAU SEBATIK

7

E. Landasan Teori
1. Gambaran Umum Wilayah Sasaran
Indonesia merupakan negara kepualauan (Archipelago) terbesar di dunia
dengan luas perairan mencapai 93 ribu km2, 17.480 pulau, dan garis pantai
sepanjang 95.000 km (indomaritimeinstitute,2011). Melihat kondisi yang
demikian

tentu

sangat

sulit

dalam

hal

pemerataan

ekonomi

dan

pembangunan.Pembangunan di Indonesia sepintas hanya berfokus di pulau –
pulau besar dan sangat sedikit pulau kecil yang mendapatkan kebijakan
pembangunan yang proporsional.Hal ini tentu sangat memilukan karena
perbatasan Indonesia didominasi oleh pulau – pulau kecil.Menurut data dari
TNI AL merinci ada 12 pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung
dengan negara tetangga.Apabila tidak ada kebijakan pembangunan dan
peningkatan taraf ekonomi masyarakat setempat dikhawatirkan nantinya
mereka lebih nasionalis kepada negara tetangga.
Salah satu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan wilayah Negara
tetangga adalah Pulau Sebatik.Pulau Sebatik ini dibagi menjadi 2 bagian yakni
bagian selatan yang masuk wilayah Provinsi Kalimantan Timur, sedangkan
bagian utara masuk wilayah negara bagian Sabah, Malaysia.Dengan total
penduduk 105.000 jiwa, Pulau Sebatik merupakan daerah strategis bagi kedua
Negara.Dalam kehidupan bermasyarakat pun percampuran adat Indonesia dan
Malaysia sering terjadi karena adanya perlakuan ijin khusus bagi masyarakat
di pulau tersebut dalam melintas dari Indonesia ke Malaysia maupun
sebaliknya (Wikipedia.com).

Malaysia

INDONESIA

Gambar 1. Pembagian Wilayah di Pulau Sebatik
(Sumber: Suara Merdeka)

8

1.1 Letak Geografis dan Wilayah Administrasi
Pulau Sebatik berada di bagian utara provinsi Kalimantan Timur tepatnya
Kabupaten Nunukan.Wilayah ini bisa disebut sebagai wilayah perbatasan
strategis karena berbatansa lasung dengan Malaysia. Keunikannya di pulau itu
adalah pada status kemilikan yang terbagi menjadi dua, wilayah utara pulau
seluas 187,23 km2 menjadi milik Malaysia sedang wilayah bagian selatan
seluas 246, 61 km2 adalah milik Indonesia. Keunikan lain dari pulau Sebatik
adalah sebagian besar penduduk Sebatik dan Tawau masih berkerabat dekat
karena mereka masing-masing berasal dari suku yang sama yakni suku Bugis.
Kabupaten Nunukan memiliki luas sekitar 14 ribu km2 yang terdiri atas lima
kecamatan yaitu: kecamatan krayan, lumbis, sembakung, Nunukan dan
Sebatik. Pulau Sebatik dengan luas wilayah sekitar 247,5 km2 dan secara
geografis terletak pada 117º 40’BT – 117º 54’BT dan 4º 02’LU – 4º
10’LU.,sekarang ini terdiri dari dua kecamatan yakni Sebatik Induk dan
Sebatik Barat; dan sekarang tengah dikembangkan lagi untuk bisa menjadi
empat kecamatan, yakni kecamatan Sungai Pancang dan Haji Kuning.

1.2 Mata Pencaharian
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Pulau Sebatik, terutama
warga negara Indonesia, adalah berdagang dan nelayan. Tentu dalam
memenuhi kebutuhan sehari – hari misalnya bahan pokok makanan dan
keperluan lain perlu adanya transaksi jual-beli. Dalam kesehariannya,
masyarakat di Pulau Sebatik biasa menggunakan 2 jenis mata uang yakni
Rupiah (Indonesia) dan Ringgit (Malaysia).Namun pada faktanya, Rupiah
hanya digunakan sesekali yakni pembayaran di instansi pemerintah
Indonesia.Sementara untuk kegiatan berdagang mayoritas penduduk di Pulau
Sebatik, termasuk WNI, menggunakan mata uang Ringgit (Suara Merdeka,
2011).Hal ini tentu sangat ironis mengingat warga Negara Indonesia sudah
selayaknya menggunakan Rupiah sebagai mata uang utamanya.
Banyaknya kreditur yang berasal dari Malaysia, membuat para pedagang
lebih menyukai menggunakan Ringgit sebagai alat transaksinya karena lebih

9

mudah dihitung (Ma’un Yanuar, 2010). Minimnya pelayanan perbankan dari
Indonesia di Pulau Sebatik membuat para penduduk yang merupakan WNI
seolah tak punya pilihan lain dalam mencukupi taraf hidupnya.

1.3 Visi dan Misi
Visi dan Misi Pembangunan Sebatik seharmoni dengan pembangunan
Kabupaten Nunukan yakni untuk mewujudkannya

menjadi kawasan

perdagangan, agroindustri dan jasa di kawasan Asia Tenggara dalam rangka
menyongsong perdagangan bebas yang didukung oleh sumberdaya manusia
yang menguasai Iptek dan dilandasi Iman dan taqwa.

1.4 Infrastruktur
Sarana dan prasarana terutama jaringan jalan di Pulau Sebatik hingga saat
ini relatif terbatas, dan belum semua jalan yang menghubungkan antar daerah
diaspal (Siregar, 2008).Kondisi ini menyebabkan sebagian besar masyarakat
menjual hasil panen tanaman perkebunan dan tangkapan (ikan) ke Tawau
(Malaysia). Hal ini disebabkan karena jarak kedua tempat tersebut relatif
dekat dengan dukungan sarana transportasi laut yang murah dan mudah
dijumpai jika dibandingkan dengan menjual ke Pulau Nunukan. Keterbatasan
sarana transportasi dan letak wilayah yang secara geografis lebih dekat
dengan Malaysia, menjadi alasan bagi masyarakat di kawasan tersebut
membeli barang-barang kebutuhan mereka sehari-hari ke Tawau.
Sebagian besar masyarakat di Pulau Sebatik sudah mendapatkan sarana
listrik, terutama yang bermukim dekat dengan jalan raya.Namun demikian
bagi penduduk yang bermukin di wilayah yang jauh dari jalan raya atau
bermukim di dekat kebun kakao, mereka belum mendapatkan sarana
listrik.Sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari berasal dari sumur yang
mereka gali di dekat pemukiman. Sarana komunikasi masyarakat di Pulau
Sebatik

umumnya

adalah

handphone(HP),

menjangkau ke seluruh wilayah di Pulau Sebatik.

namun

demikian

belum

10

2. Goverment Mobile
Konsep government

mobile

diimplementasikan

sebagai

strategi

pemerintah untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan
publik. Namun dalam implementasi konsep tersebut, terdapat berbagai model/
variasi dalam penerapan kosep government mobile dalam pelayanan publik,
seperti di Filipina di mana warga salah satu daerah bisa mendapatkan
sertifikasi kependudukan hanya melalui SMS. Di Jerman, pemerintah Kota
Berlin menyediakan “mobile office” yang menyediakan layanan publik bagi
warga kota berupa pengurusan berbagai keperluan seperti ijin tinggal, kartu
identitas, SIM, paspor, dan lain sebagainya. Di Singapura banyak layanan
pemerintahan yang diberikan melalui SMS berupa pemberitahuan mengenai
informasi yang penting bagi penduduk mulai dari peringatan bahwa paspor
mereka akan habis masa berlakunya sampai dengan jumlah pajak yang harus
segera dibayar.
Di Indonesia, konsep government mobile mulai diterapkan oleh beberapa
daerah seperti di cilacap, tarakan, sidoardjo, bolaang mongondow, dan
beberapa daerah lainnya yang kesemuanya notabene terlebih dahulu
melakukan studi banding di Kabupaten Gorontalo yang mana merupakan
daerah pertama yang melakukan inovasi government mobile. Hal yang perlu
mendapatkan penekanan dalam implementasinya adalah bahwa konsep
government mobile yang coba diterapkan oleh beberapa daerah tersebut tidak
jauh berbeda dengan yang telah diterapkan oleh negara lainnya, yakni
mengkolaborasikan database layanan dengan elektronik government (egovernment) sehingga setiap orang dapat mengakses data layanan melalui
internet/ online, yang tidak jauh beda dengan layanan sms banking/ mobile
banking yang terlebih dahulu diaplikasikan di bidang perbankan. Suatu
keunikan di Kabupaten gorontalo adalah, di mana konsep government mobile
dimaknai sebagai suatu pemerintahan yang berkeliling/ bergerak, sehingga di
Kabupaten Gorontalo secara bergiliran Bupati beserta seluruh jajaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memindahkan kantornya dari pusat
pemerintahan ke kecamatan, kelurahan, atau desa guna memberikan pelayanan
langsung kepada masyarakat. Dengan demikian dapat dipahami bahwa konsep

11

government mobile yang diimplementasikan di kabupaten Gorontalo
merupakan suatu aktivitas tatap muka langsung (face to face) dalam
pelayanan, sehingga kualitas pelayanan sangat ditentukan oleh kemampuan
aktor dalam hal ini birokrasi dalam melayani masyarakat.Konsep ‘mobile’
dalam pemerintahan dipahami tidak terbatas pada akses informasi yang dapat
dijangkau seluruh kalangan, melainkan aktivitas fisik yang lebih ditekankan
dalam hubungan langsung antara pemerintah dengan yang diperintah dalam
bidang pelayanan publik.
3. Mobil Layanan Publik
Berbagai instansi dengan latar belakang pemerintahan sudah banyak
menyelenggarakan pelayanan berbasis mobil keliling.Pengadaan fasilitas dan
pelayanan dalam bentuk mobil merupakan inovasi dalam meningkatkan
jumlah warga yang ikut memanfaatkan layanan masyarakat oleh instansi
pemerintah. Selain dengan meningkatkan adanya sosialisasi terhadap layanan
publik tentunya pihak instansi mencoba mengakomodasi pelayanan tersebut
agarhadir lebih dekat dengan warga terutama yang sulit dijangkau

misal

daerah pedesaan. Sebagai contohnya yang sering dijumpai adalah Mobil Pusat
Layanan Internet Kecamatan atau biasa disingkat MPLIK yang merupakan
program dari Dishubkominfo. Mobil ini dirancang untuk menampung seluruh
paket VSAT (1,2 m), Notebook, server, UPS, DVD player, TV LCD, dan
“Genset” untuk menyediakan listrik. Sehingga MPLIK dapat digunkan untuk
melayani

seluruh

kabupaten

dengan

mobilitas

terbatas.MPLIK

ini

memungkinkan layanan internet dapat digunakan oleh sekolah atau instansi
pemerintah di kabupaten.Program ini dimaksudkan supaya seluruh Indonesia
dapat menikmati internet dan Indonesia dapat bersain dalam dunia
telekomunikasi.
Disamping hadirnya MPLIK sebagai mobil layanan publik juga ada mobil
SIM keliling yang hanya bertugas sebatas untuk melayani perpanjangan baik
SIM maupun STNK.Mobil SIM keliling ini merupakan salah satu bentuk
pelayanan Satlantas kepada masyarakat di bidang layanan publik.Lembaga
Ombudsman RI juga turut meluncurkan mobil layanan publik berupa mobil
sosialisasi dan klinik (sosklin) pengaduan.Diluar instansi pemerintah, pihak

12

perbankan juga mulai menginisiasi mobil layanan perbankan untuk para
nasabahnya. Bank yang telah meluncurkan mobil mobile banking adalah bank
Danamon dan BCA. Mobil tersebut bisa disebut juga mobil bank keliling guna
membantu para nasabah dengan layanan secara online dan didalamnya
terdapat sebuah unit ATM multifungsional.

Gambar 2. Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK)
(Sumber: http://indonesiawifi.com/news/mplik-internet-masuk-desa-alaarief-yahya, 2012)

Gambar 3. Mobil Bank Keliling BCA
(Sumber: http://www.topgearrules.org/the-mobile-car-unit-from-bca-incimanggis-indonesia.html, 2012)

13

4. Definisi Bank
Pengertian Bank - Ada beberapa definisi bank yang dikemukakan sesuai
dengan tahap perkembangan bank. Untuk memberikan definisi yang tepat
agaknya memerlukan penjabaran, karena definisi tentang bank dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa
pendapat tentang pengertian bank, yaitu:
Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan
memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang
diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran
baru berupa uang giral. (Prof G.M. Veryn Stuart Dalam bukunya Bank Poitic)
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan).
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama,

pengertian

bank

telah

mengalami

evolusi,

sesuai

dengan

perkembangan bank itu sendiri. Kedua, fungsi bank pada umumnya adalah
1. Menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat;
2. Memberikan kredit, baik bersumber dari dana yang diterima dari
masyarakat

maupun

berdasarkan

atas

kemampuannya

untuk

menciptakan tenaga beli baru;
3. Memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Jenis bank dilihat dari cara menetapkan harga baik harga beli maupun
harga jual dapat dibagi dua, yaitu :
1. Bank Konvensional
2. Bank Syariah

14

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Minimnya Peran Perbankan Dalam Pembangunan Nasional di
Kawasan Pulau Sebatik
Perbankan memiliki peran strategis dalam menentukan arah pembangunan

Nasional.Adanya perbankan yang kuat dan merata dapat turut serta membuat
arus kemajuan suatu negara bergerak linier searah dengan tingkat kekuatan
ekonomi.Dalam aspek makro-ekonomi, perbankan memiliki fungsi penting
untuk menentukan kebijakan-kebijakan fiskal suatu negara.Laju inflasi,
dinamika falas termasuk di dalamnya.Sementara untuk peran bank dalam
mikro-ekonomi seharusnya mampu memberdayakan masyarakat secara
langsung.Melalui layanan simpan-pinjam, kredit hingga asuransi seharusnya
dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat demi tercapainya
pemerataan pembangunan.
Di kawasan terluar Indonesia, peran dan fungsi perbankan masih jauh dari
optimal.Hal ini terlihat khususnya di Pulau Sebatik yang menggunakan
Ringgit sebagai mata uang utamanya dan menyampingkan Rupiah.Dari fakta
tersebut kami mengindikasikan bahwa sebagian besar peredaran barang
adalah buatan Malaysia dan turut menambah pendapatan Malaysia dari warga
kita.Oleh sebab itu perlu ada penguatan peran dan fungsi bank di kawasan
Pulau Sebatik. Salah satu upaya yang mampu kita gagas adalah perlunya
kuantitas bank sebagai upaya meningkatkan usaha kecil, perkebunan dan
kelautan di Pulau Sebatik ini. Dengan diperkuatnya peran serta penambahan
kuantitas dan kualitas perbankan di Pulau Sebati, harapan kami warga negara
Indonesia di sana tidak perlu lagi mencari kreditur Malaysia sebagai tempat
peminjaman modal. Laju perekonomian masyarakat di Pulau Sebatik juga
mampu ditingkatkan sejalan dengan berkembangnya usaha mikro, kecil dan
menengah melalui modal pinjaman yang mudah dari perbankan Indonesia.
Berlatarbelakang permasalahan tersebut, maka kami analisis bahwa
diperlukan penambahan pelayanan perbankan Indonesia yang mampu
mencakup kawasan strategis Pulau Sebatik.Salah satu kawasan yang kami

15

maksud adalah kawasan permukiman nelayan dan daerah pesisir. Dengan
memberdayakan fungsi perbankan untuk masyarakat pesisir kami berharap
kesulitan akan kurangnya perbankan Indonesia di wilayah Pulau Sebatik
mampu dikurangi yang secara tidak langsung turut meningkatkan taraf hidup
dan pembangunan di Pulau Sebatik.
B. Potensi Penduduk Pulau Sebatik sebagai Nasabah dan Target
Pemberdayaan UMKM
1. Kependudukan
Penduduk Kabupaten Nunukan pada tahun 2007 berjumlah 125.585 jiwa
dengan kepadatan penduduk mencapai 8,8 jiwa per km2. Bila dibandingkan
dengan tahun 2006, jumlah penduduk mengalami pertumbuhan sebesar 5,8
persen (BPS Nunukan, 2008). Berdasarkan pola persebaran penduduk
Kabupaten Nunukan menurut luas wilayahnya belum merata, sehingga terjadi
perbedaan kepadatan penduduk yang mencolok antar kecamatan.
Dari delapan kecamatan di Kabupaten Nunukan, Kecamatan Sebatik
kepadatan penduduknya tertinggi, yaitu 194,2 jiwa per km2, kemudian diikuti
oleh Kecamatan Sebatik Barat dengan kepadatan 77,6 jiwa per km2.
Kepadatan penduduk di kecamatan lainnya hanya berkisar antara 1,29 - 33,79
jiwa per km2. Sebagian besar penduduk tinggal di Kecamatan Nunukan
(sekitar 44,8 persen), dan 15,8 persen diantaranya tinggal di Kecamatan
Sebatik, sedangkan sisanya tersebar di enam kecamatan yaitu Kecamatan
Sebatik Barat, Lumbis, Sembakung, Sebuku, Krayan dan Krayan Selatan (BPS
Nunukan, 2008). Jumlah penduduk pada masing masing kecamatan tersaji
dalam tabel berikut.
Tabel 1. Jumlah penduduk Pulau Sebatik menurut wilayah per
kecamatan
No

Kecamatan /Desa

Luas wilayah Jumlah

Kepadatan

(ha)

(jiwa/km2)

penduduk
(jiwa)

1.

Sebatik
a. Tanjung karang

10.442

194,24
3.286

penduduk

16

2.

b. Tanjung aru

4.500

c. Sungai nyamuk

7.004

d. Pancang

5.490

Jumlah (1)

20.283

Sebatik Barat

14.219

2,28

a. Setabu

2.266

b. Binalawan

4.881

c. Liang bunyu

1.550

d. Aji kuning

2.371

Jumlah (2)

11.082

Total keseluruhan

24.661

31.368

Sumber: BPS Nunukan 2008

Perbandingan populasi Sebatik Malaysia sebesar 25.000 jiwa sedang
penduduk Sebatik Indonesia sebesar 80.000jiwa.Dengan jumlah penduduk
berwarga negara Indonesia yang lebih dominan merupakan potensi besar
untuk menambah fasilitas dan pelayanan perbahkan di Pulau ini. Hal ini
dimaksudkan supaya intermediasi perbankan bisa menjangkau kelompokkelompok yang belum terjangkau oleh bank. Sehingga akan muncul nasabahnasabah baru dengan kembalinya kesadaran akan peran pentingnya bank
sebagai lembaga keuangan dan bisa dimanfaatkan untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan hidup.
2. Mata Pencaharian
Mata pencaharian utama penduduk di Pulau Sebatik adalah sebagai petani,
sedangkan yang lain sebagai buruh, pedagang dan pegawai (negeri atau
swasta), serta bekerja di sektor lainnya. Mata pencaharian penduduk secara
umum di Kabupaten Nunukan berdasarkan persentase yaitu pertanian 54,6
persen; pertambangan dan penggalian 1,32 persen; industri 0,76 persen; listrik
gas dan air 0,27 persen; konstruksi 5,84 persen; perdagangan 10,06 persen;
transportasi dan komunikasi 5,05 persen; keuangan dan jasa 20,28 persen; dan
lainnya 1,82 persen (BPS Nunukan, 2008).
Berdasarkan presentase jenis mata pencaharian yang diambil oleh
penduduk di Pulau Sebatik dengan begituakan bisa menentukan jenis bank apa

17

yang sesuai untuk dalam meberikan pelayanan kepada war di Pulau tersebut.
Sebagai contoh pada umumnya Bank BCA lebih banyak digunakan oleh
nasabah dari kalangan menengah ke atas terutama kalangan pebisnis dan
pengusaha elit. Bank seperti Bank BNI, BRI, Danamon cenderung diminati
oleh kalangan menengah dan menengah ke bawah. Selanjutnya yang perlu
dicari adalah data mengenai jumlah prosentase taraf hidup keluarga di Pulau
Sebatik. Untuk bisa mengetahui lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Presentase Keluarga Kurang Mampu
No

Desa

Total
Keluarga

Presentase Keluarga
Keluarga

Kurang Mampu(%)

Kurang Mampu
1

Pancang

2,016

797

39.53

2

Sungainyamuk

3,453

564

16.33

3

Tanjungaru

1,101

333

30.25

4

Tanjungkarang

2,168

628

28.97

5

Setabu

429

208

48.48

6

Binalawan

394

234

59.39

7

Liangbunyu

499

249

49.90

8

Ajikuning

1,473

371

25.19

Sumber: Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kecamatan Sebatik 2005
3. Kondisi Perekonomian
Pusat aktivitas ekonomi di Pulau Sebatik terkonsentrasi di Desa Sungai
Nyamuk dengan indikasi terdapatnya pasar modern dan komplek ruko di
Sungai Nyamuk. Sementara itu pasar-pasar tradisional yang marak aktivitas
setiap harinya bisa dijumpai di Desa Sungai Nyamuk dan Desa Sungai
Pancang. Selain itu masih ada pasar tradisional di desa lain tapi hanya
beroperasi pada hari-hari tertentu (hari pasar). Masalahnya adalah barangbarang yang beredar di pasarpasar di Pulau Sebatik kebanyakan merupakan
produksi Malaysia yang didatangkan dari Kota Tawau. Lalu yang menarik,
sekaligus memprihatinkan, di wilayah ini berlaku dua mata uang, yaitu Rupiah
dan Ringgit.Ada berbagai macam tujuan yang dilakukan oleh penduduk
Sebatik Indonesia yang berkunjung ke Kota Tawau selain menjual barang

18

dagangannya. Hal tersebut bisa dikelompokkan menjadi 4 tujuan yang seperti
tercantum pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.Pengunjung ke Kota di Tawau
No

Pengunjung ke Kota di Tawau
Tujuan

Jumlah
Pengunjung(%)

1

Keluarga dan kunjungan untuk berbelanja

85

2

Berobat dan konsultasi kesehatan

10

3

Bisnis

5

4

Pergi bersekolah bagi anggota keluarga

0

Rata-rata jumlah kunjungan adalah 3 kali per bulan
Sumber: Abubakar 2004

Secara ekonomi masyarakat Sebatik sangat bergantung kepada Malaysia,
khususnya ke Tawau. Hampir semua komoditas yang dihasilkan masyarakat,
seperti ikan, sawit dan coklat dijual ke Negeri Jiran. Masyarakat Sebatik juga
membeli berbagai kebutuhan sehari-hari dari Tawau. Tidak heran jika ada dua
mata uang yang beredar di sana, yakni rupiah dan ringgit. Tapi, warga
setempat lebih menyukai ringgit karena nilainya lebih tinggi. Secara geografis,
pulau Sebatik juga lebih dekat ke Tawau yang hanya ditempuh dalam waktu
15 menit, bila dibandingkan ke Pulau Nunukan yang memakan waktu 30
menit dengan alat transportasi yang sama dengan ongkos dua kali lipat lebih
tinggi. Hal ini merupakan sebuah peluang dalam menyediakan pelayanan
penukaran uang sehingga diperlukan peranan perbankan sebagai intermediasi
perekonomian kedua daerah tersebut.

C. Bank BRI sebagai Bank Rakyat dan Pedesaan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai Bank milik BUMN
sudah sejak lama dikenal kredibilitasnya sebagai bank yang dekat dengan
masyarakat terutama di kawasan pedesaan.Bank BRI seringkali mengeluarkan
berbagai

macam

program

yang

turut

membantu

pengentasan

kemiskinan.Program tersebut berupa program penanggulangan kemiskinan

19

melalui sistem PNPM Mandiri sebagai penguatan modal bagi Usaha Mikro
dan Kecil yang terbentuk. Program lain dari Bank BRI yang terkenal adalah
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. KUR sendiri merupakan Kredit Modal
Kerja dan atau Kredit Investasi dengan plafon kredit sampai dengan Rp 500
juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki
usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin.
Adapun tujuan Program KUR BRI adalah:
1.

Meningkatkan akses pembiayaan UMKM & K kepada Bank.

2.

Pembelajaran UMKM untuk menjadi debitur yang bankable sehingga
dapat dilayani sesuai ketentuan komersial perbankan pada umumnya
(Sebagai embrio debitur komersial).

3.

Diharapkan usaha yang dibiayai dapat tumbuh dan berkembang secara
berkesinambungan.

Pada awal tahun 2013, BRI bersama Kementrian Kelautan dan Perikanan
berinovasi menciptakan skema baru penyaluran kredit perikanan kepada
pembudidayaan ikan dan udang. Skema ini nanti awalnya akan coba
disalurkan kepada petambak di kawasan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa
terutama kepada petambak yang berada dalam program revitalisasi udang.
Dengan skema ini pembudidaya dapat mengakses pembiayaan melalui skema
individu maupun kelompok, tanpa harus memiliki kemampuan berbank,
asalkan bisnisnya dinilai layak.
Bentuk konkrit dari program ini adalah pembangunan infrastruktur
revitalisasi

udang bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam

program tersebut program pengairan dan kebutuhan investasi lainnya dibiayai
oleh Kementerian, tetapi kredit modal kerja disalurkan oleh perbankan.
Adapun, kredit modal kerja yang disalurkan 70%-80% merupakan dana
perbankan, sedangkan sisanya adalah dana pribadi. Dukungan lain dari Bank
BRI dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir adalah hibah
berupa kapal pendidikan dan multifungsi sebagai kapal patroli di pesisir
kepada TNI-AL. Kapal dengan panjang 22 meter tersebut rencananya akan
dioperasikan di Raja Ampat. Pengadaan kapal pintar ini dimaksudkan untuk
menyukseskan program pemerintah, yaitu program Indonesia Pintar. Selain

20

itu, bantuan ini akan menjadi sarana pendidikan ke wilayah-wilayah terpencil
di Indonesia yang saat ini masih sangat terbatas.
Berdasarkan kredibilitas yang dimiliki oleh Bank BRI serta komitmennya
dalam upaya membantu mensejahterakan masyarakat di wilayah terpencil
maka

BRI

merupakan

Bank

yang

berpotensi

dan

cocok

untuk

mengembangkan pelayanan perbankan di Pulau Sebatik.
D. Floating Banksebagai solusi Mobile Bank di Wilayah Perbatasan
Pesisir dan Pulau Terluar
Floating Bankmerupakan konsep Bank Terapung menyerupai mobil bank

keliling di darat tetapi memiliki wilayah operasi yang berada di laut dengan
sasaran nasabah di wilayah pesisir dan pulau terpencil yang sulit
dijangkau.Floating Bank merupakan inovasi laiknya Kapal Pendidikan seperti
yang telah dihibahkan Bank BRI tetapi dengan misi yang berbeda yakni
membawa bank agar lebih dekat dengan masyarakat pesisir di pulau terluar.
Nantinya fasilitas Floating Bank tidak jauh beda dengan mobil bank keliling
yakni memiliki layanan secara online dengan customer services dan teler bank
serta dilengkapi dengan ATM sehingga nasabah bisa melakukan penarikan
tunai maupun transfer secara cepat.
Selain berfungsi sebagai bank konvensional, Floating Bank juga
mengakomodir dua program untuk penguatan usaha masyarakat sekitar.
Program pertama adalah KUR Mikro bagi masyarakat yang ingin mencari
tambahan modal untuk membangun dan mengembangkan UMKM-nya.
Program kedua adalah Kredit Perikanan bagi masyarakat bermata
pencaharian sebagai petambak dan nelayan yang membutuhkan pembiayaan
dalam budidaya tambak ikan dan udang.
Kapal yang digunakan nantinya

merupakankapal kayu tradisional.

Pemilihan kapal kayu ini selain perawatannya yang mudah juga dalam proses
pengerjaannya relatif cepat dan dengan harga yang tidak bersaing dibanding
kapal dari bahan aluminium.Desain konseptualdari Floating Banknantinya
akan memakai spesifikasi ukuran dan jumlah crew sebagai berikut:

21

Ukuran utama kapal:
L = 20 m
B = 7.5 m
T=4m
H=2m
Dengan jumlah crew antara lain:
1 nahkoda
1 juru mudi
2 Abk
2 Teller
1 Admin
2 Security
Floating Bank ini nantinya memiliki kapasitas ruang tunggu penumpang/

nasabah dengan kursi diatas dek yang bisa menampung hingga12 orang.
Pengaplikasian Floating Bank:
1. Bisa melayani 7 hari dalam seminggu, pada hari minggu untuk
mempromosikan program dan pada akhir pekan bisa memanfaatkan
ATM untuk menyediakan uang tunai.
2. Bisa memberikan layanan pribadi untuk beberapa lokasi dengan staf
yang sama.
3. Metode dengan biaya efektif sebagai cabang bank untuk melayani
pasar yang lebih kecil atau ditargetkan.
4. Jika lokasi yang ditargetkan tidak berhasil maka bisa dipindah ke
lokasi lain.
5. Menyediakan kemampuan pemulihan pada lokasi yang terkena
bencana alam. Karena Floating Bank merupakan alat transportasi
mandiri yang memiliki komunikasi satelit, listrik, keamanan dan
nirkabel.

22

V.

KESIMPULAN
A. Simpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Di kawasan terluar Indonesia, peran dan fungsi perbankan masih jauh
dari optimal. Hal ini terlihat khususnya di Pulau Sebatik yang
menggunakan

Ringgit

sebagai

mata

uang

utamanya

dan

menyampingkan Rupiah.
2. Prosentase jumlah penduduk berwarga negara Indonesia di Pulau
Sebatik yang lebih dominan merupakan peluang untuk menambah
fasilitas dan pelayanan perbahkan di Pulau ini dengan maksud supaya
intermediasi perbankan bisa menjangkau kelompok-kelompok yang
belum terjangkau oleh bank.
3. Siklus perputaran dua mata uang Ringgit dan Rupiah antara desa
Sungai Nyamuk dan Kota Tawau bisa dimanfaatkan oleh lembaga
keuangan seperti bank untuk memberikan fasilitas dan layanan
penukaran uang.
4. Berdasarkan kredibilitas yang dimiliki oleh Bank BRI serta
komitmennya dalam upaya membantu mensejahterakan masyarakat di
wilayah terpencil maka BRI merupakan Bank yang berpotensi dan
cocok untuk mengembangkan pelayanan perbankan di Pulau Sebatik.
5. Floating Bank merupakan konsep Bank Apung sebagai solusi layanan
perbankan keliling yang memiliki daya jangkau ke wilayah pesisir
maupun wilayah terpencil di pulau terluar. Sasaran dari operasi
Floating Bank ini adalah Pulau Sebatik dengan mengusung programprogram dari Bank BRI.
B. Saran
Berdasarkan keseluruhan pembahasan dalam tulisan ini dapat diberikan
beberapa saran yaitu:
1. Perlu adanya perancangan Floating Bank lebih lanjut terlebih
mengenai desain lambung kapal, daya mesin, dan kecepatan dinas.

23

Selain itu juga perlu penyesuaian interior tempat teller, atm dan ruang
tunggu nasabah sehingga mendapatkan kesesuaian ergonomis demi
palayanan yang teratur dan kenyamanan nasabah.
2. Perlu adanya kerjasama pemerintah dalam hal ini Kementrian
Perikanan dan Kelautan bersama bank dalam memberikan skema
pembiayaan modal yang tepat dan perancanaan program jangka
panjang keuangan bagi para warga di kawasan pesisir di Pulau Sebatik.

24

VI.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2007.Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan. Penerbit :DPR RI,Jakarta
Anonim.2011. Warga Sebatik Menggunakan Dua Mata Uang. Penerbit: Suara
Merdeka, Semarang
Anonim.2012. Perbatasan dan Pulau Terluar NKRI. Penerbit: TNI-AL
Anonim.2013.Sebatik Island. Penerbit :Wikipedia.com
Karsidi,

Ravik.2012.Peranan

Ekonomi

Mikro

Dalam

Kemajuan

Pembangunan. Penerbit: Gramedia., Jakarta

Mustafa, Adi J.2009. Demografi dan Sosiologi Dua Negara di Pulau Sebatik.
Penerbit: Tiga Serangkai, Jakarta
Rusman, M.2012. Pojok Indonesia . Penerbit: Graha Ilmu, Semarang
Yanuar, Ma’un.2012.Indonesia Archipelago. Penerbit: Gramedia, Jakarta

25

VII.

LAMPIRAN
A. Desain Konseptual Floating Bank

26

B. BiodataKelompok

KETUA KELOMPOK
Nama

: Danang Mujianto Pratomo

NamaPanggilan

: Danang

JenisKelamin

: Laki-Laki

Agama

: Islam

Tempat / TanggalLahir

: Pati/29 April 1991

AlamatAsal

: Rumah Dinas ITS Blok U Jl.T.Komputer II/53

Telephone/Handphone

: 085733107421

Email

: gus.danang91@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun

Tingkatan

Institusi

1997-2003

SD

SDN Gebang

2003-2006

SMP

SMPN 1 Pati

2006-2009

SMA

SMAN 1 Pati

2009-sekarang

PerguruanTinggi

Teknik Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Penulis,

(Danang Mujianto Pratomo)
NRP: 4109100066

27

ANGGOTA KELOMPOK 1

Nama

: Narendra Agrawira Cakasana

Nama Panggilan

: Rendra

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Tempat / Tanggal Lahir

: Surabaya, 7 Mei 1992

Alamat Asal

: Teluk kumai barat 113/8b perak, Surabaya

Telephone/Handphone

: 085732489455

Email

: nyut2snut2@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun

Tingkat

Institusi

1997 - 2003

SD

SD AL – Muttaqien Surabaya

2003 - 2006

SMP

SMPN 18 Surabaya

2006 - 2009

SMA

SMAN 3 Surabaya

2009 - sekarang

Perguruan Tinggi

Teknik Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Penulis,

(Narendra Agrawira Cakasana)
NRP: 4109100062

28

ANGGOTA KELOMPOK 2

Nama

: Ahmad Khoisya Yuliarga

Nama Panggilan

: Arga

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Tempat / Tanggal Lahir

: Pati, 1 Juli 1992

Alamat Asal

: Keputih Utara, Gg.1DNo. 14 A Surabaya

Telephone/Handphone

: 085739103099

Email

: wongcilik0@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun

Tingkatan

Institusi

1997 - 2004

SD

SDN JOLLONG 01

2004 - 2007

SMP

SMPN 3 PATI

2007 - 2010

SMA

SMAN 1 PATI

2010 - sekarang

PerguruanTinggi

Teknik Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Penulis,

(Ahmad Khoisya Yuliarga)
NRP: 4310100010

29

C. BiodataDosenPembimbing

Nama

: Dr.Ir I Ketut Suastika, M.Sc.

NIP

:19691231 200604 1 178

Fakultas / Jurusan

:FTK / Teknik Perkapalan

Alamat

: Jl. Marina Mas Timur IV/3A Surabaya.

Telephone/Handphone : 081385661278

DosenPembimbing,

(Dr.Ir I Ketut Suastika, M.Sc)
NIP. 19691231 200604 1 178