HUkum Permintaan dan Penawaran .

PERMINTAAN DAN PENAWARAN
A. TEORI PERMINTAAN
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan
harga. Permintaan seseorang kepada sesuatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Faktorfaktor tersebut antara lain :
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah maka permintaan terhadap barang itu bertambah.
Begitu juga sebaliknnya. Inilah yang disebut Hukum Permintaan yang menyatakan
“Bila harga suatu barang naik,cateris paribus, maka jumlah permintaan terhadap
barang tersebut akan berkurang, dan sebaliknya”.
2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut
Permintaan akan dipengaruhi juga oleh harga barang lain. Dengan catatan barang lain itu
merupakan barang substitusi (pengganti) atau pelengkap (komplementer). Apabila barang
substitusi naik, maka permintaan terhadap barang itu sendiri akan meningkat. Sebaliknya,
apabila harga barang substitusi turun, maka permintaan terhadap barang itu sendiri akan
turun.
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli konsumen. Semakin tinggi
tingkat pendapatan, daya beli konsumen kuat, sehingga akhirnya akan mendorong
permintaan terhadap suatu barang.
4. Selera, kebiasaan, mode
Selera, kebiasaan, mode atau musim juga akan memengaruhi permintaan suatu barang.

Jika selera masyarakat terhadap suatu barang meningkat, permintaan terhadap barang itu
pun akan meningkat.
5. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk mencerminkan jumlah pembeli. Sifat hubungan jumlah penduduk
dengan permintaan suatu barang adalah positif, apabila jumlah penduduk meningkat,
maka konsumen terhadap barangpun meningkat.

6. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang

Apabila kita memperkirakan harga suatu barang di masa mendatang naik, kita lebih baik
membeli barang tersebut sekarang guna menghemat belanja di masa mendatang, maka
permintaan terhadap barang itu sekarang akan meningkat. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa hubungan antara permintaan dan perkiraan harga di masa mendatang
adalah positif.
Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang terutama
dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh sebab itu, dalam teori permintaan yang terutama
dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang
tersebut.
Dalam analisis tersebut diasumsikan bahwa “faktor-faktor lain tidak mengalami
perubahan” atau ceteris paribus. Tetapi dengan asumsi yang dinyatakan ini tidak berarti

bahwa kita mengabaikan faktor-faktor yang dianggap tetap tersebut. Setelah menganalisis
hubungan antara jumlah permintaan dan tingkat harga maka kita selanjutnya boleh
mengasumsikan bahwa harga adalah tetap dan kemudian menganalisi bagaimana permintaan
suatu barang dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya.
a. Harga dan Permintaan
Hukum permintaan menyatakan bahwa : makin rendah harga suatu barang maka
makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu
barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
Jumlah permintaan dan tingkat harga memiliki sifat hubungan seperti yang dinyatakan
di atas, yang pertama, sifat hubungan seperti itu disebabkan karena kenaikan harga
menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti
terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila haga turun maka orang
mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelian
terhadap barang yang mengalami penurunan harga. Yang kedua, kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut
memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang,
terutama barang yang mengalami kenaikan harga.1
b. Daftar Permintaan dan Kurva Permintaan
1 Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), hal. 75


Pada dasarnya, daftar permintaan adalah suatu tabel yang memberi gambaran dalam angkaangka tentang hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta masyarakat.
Contoh pada permintaan terhadap buku tulis pada berbagai tingkat harga. Disini ditunjukkan
bahwa makin tinggi harga buku tulis maka makin sedikit jumlah buku tulis yang diminta dan
sebaliknya semakin rendah harganya akan semakin banyak buku tulis yang diminta. Pada
harga rp 5.000, hanya 200 buku tulis yang akan dibeli, sedangkan pada harga rp 1.000,
ternyata sebanyak 1.300 buku tulis yang akan dibeli. Dengan contoh tersebut, kita dapat
membuat kurva permintaan.
Tabel permintaan terhadap buku tulis pada berbagai tingkat harga
Keadaan
P
Q
R
S
T

Harga (Rupiah)
5000
4000
3000
2000

1000

Jumlah yang diminta (unit)
200
400
600
900
1300

P
5000
4000

Q

3000

R

2000


C

T

1000
0

200

400

600

900

1500

c. Permintaan Menurut Ekonomi Islam
Menurut Ibnu Taimiyyah, permintaan suatu barang adalah hasrat terhadap sesuatu,

yang digambarkan dengan istilah raghbah fil al-syai.2 Diartikan juga sebagai jumlah barang
yang diminta. Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi islam sama dengan ekonomi
2 Anita Rahmawati, Ekonomi Mikro Islam, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hal. 89

konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diperhatikan oleh individu
muslim dalam keinginannya.
Islam mengharuskan orang untuk mengkonsumsi barang yang halal dan thayyib.
Aturan islam melarang seorang muslim memakan barang yang haram, kecuali dalam
keadaan darurat dimana apabila barang tersebut tidak dimakan, maka akan berpengaruh
terhadap nya muslim tersebut. Di saat darurat seorang muslim dibolehkan mengkonsumsi
barang haram secukupnya.
Selain itu, dalam ajaran islam, orang yang mempunyai uang banyak tidak serta merta
diperbolehkan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli apa saja dan dalam jumlah
berapapun yang diinginkannya. Batasan anggaran (budget constrain) belum cukup dalam
membatasi konsumsi. Batasan lain yang harus diperhatikan adalah bahwa seorang muslim
tidak berlebihan (israf), dan harus mengutamakan kebaikan (maslahah).
Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan tujuan
kemegahan, kemewahan dan kemubadziran. Bahkan islam memerintahkan bagi yang sudah
mencapai nisab, untuk menyisihkan dari anggarannya untuk membayar zakat, infak dan
shadaqah.3

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan menurut Misanam, dkk (2008 : 312314), yaitu:
1) Harga barang yang bersangkutan
Harga barang yang bersangkutan merupakan determinan penting dalam permintaan. Pada
umumnya, hubungan antara tingkat harga dan jumlah permintaan adalah negatif. Semakin
tinggi tingkat harga, maka semakin rendah
2) Harga barang lain yang terkait
Harga barang lain yang terkait menentukan permintaan suatu barang. Yang dimaksud
harga barang lain yang terkait adalah substitusu dan komplementer dari barang tersebut.
Jika harga barang substitusinya menurun, maka permintaan terhadap barang tersebut juga
turun, sebab konsumen mengalihkan permintaannya pada barang substitusi, dan
sebaliknya. Sementara itu, jika harga barang komplementer naik, maka permintaan
terhadap barang tersebut turun. Sebaliknya jika harga barang komplememter turun, maka
permintaan terhadap barang tersebut naik.
3) Pendapatan Konsumen
Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan permintaan permintaan berbagai
jenis barang. Semakin tinggi pendapatan konsumen, maka semakin tinggi daya belinya
3http://nonkshe.wordpress.com/2010/12/09/teori-permintaan-dalam-pandangan-ekonomi-islam-dankonvensional/

sehngga permintaan tehadap barang akan meningkat. Sebaliknya, semakin rendah
pendapatan, maka semakin rendah pula daya belinya dan permintaan terhadap barang pun

rendah.
4) Ekspektasi (Pengharapan)
Ekspektasi bisa berupa ekspektasi positif maupun negatif. Dalam kasus ekspektasi positif,
konsumen akan lebih terdorong untuk membeli suatu barang, sememtara ekspektasi
negatif akan menimbulkan akibat yang sebaliknya.
5) Maslahah
Maslahah merupakan tujuan utama dalam mengkonsumsi barang, sebab maksimasi
maslahah meripakan cara untuk mencapai falah. Pengaruh maslahah terhadap permintaan
tidak bisa dijelaskan secara sederhana, sebagaimana pengaruh faktor-faktor lainnya, sebab
ia akan tergantung pada tingkat keimanan. Jika mereka melihat barang dengan kandungan
berkah yang tinggi, cateris paribus, maka mereka akan meninggalkan barang dengan
kandungan berkah yang rendah dan menggantinya dengan barang dengan kandungan
berkahnya lebih tinggi. Dengan demikian, jika maslahah relatif turun, cateris paribus,
maka jumlah barang yang diminta akan turun juga, begitu juga sebaliknya.4
d. Perbedaan Teori Permintaan Konvensional Dengan Permintaan Islam
Definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap permintaan, antara
permintaan konvensional dan islam mempunyai kesamaan. Ini dikarenakan bahwa keduanya
merupakan hasil dari penelitian kenyataan dilapangan (empiris) dari tiap-tiap unit ekonomi.
Namun terdapat perbedaan yang mendasar di antara keduanya, diantaranya: 5
a. Perbedaan utama antara kedua teori tersebut tentunya adalah mengenai sumber hukum

dan adanya batasan syariah dalam teori permintaan Islami. Permintaan Islam berprinsip
pada entitas utamanya yaitu Islam sebagai pedoman hidup yang langsung dibimbing oleh
Allah SWT. Permintaan Islam secara jelas mengakui bahwa sumber ilmu tidak hanya
berasal dari pengalaman berupa data-data yang kemudian mengkristal menjadi teori-teori,
tapi juga berasal dari firman-firman Tuhan (revelation), yang menggambarkan bahwa
ekonomi Islam didominasi oleh variabel keyakinan religi dalam mekanisme sistemnya.

4 Anita Rahmawati, Ekonomi Mikro Islam, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hal. 89-93

5 http://nonkshe.wordpress.com/2010/12/09/teori-permintaan-dalam-pandangan-ekonomi-islam-dankonvensional/

b. Teori ekonomi yang dikembangkan barat membatasi analisisnya dalam jangka pendek
yakni hanya sejauh bagaimana manusia memenuhi keinginannya saja. Tidak ada analisis
yang memasukkn nilai-nilai moral dan sosial. Analisis hanya dibatasi pada variabelvariabel pasar semata, seperti harga, pendapatan dan sebagainya. Variabel-variabel
lainnya tidak dimasukkan, seperti variabel nilai moral seperti kesederhanaan, keadilan,
sikap mendahulukan orang lain. Dalam ekonomi konvensional filosofi dasarnya terfokus
pada tujuan keuntungan dan materialme. Hal ini wajar saja karena sumber inspirasi
ekonomi konvensional adalah akal manusia yang tergambar pada daya kreatifitas, daya
olah informasi dan imajinasi manusia. Padahal akal manusia merupakan ciptaan Tuhan,
dan memiliki keterbatasan bila dibandingkan dengan kemampuan.

c. Konsep permintaan dalam Islam menilai suatu komoditi tidak semuanya bisa untuk
dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal maupun yang haram. Allah
telah berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 87 & 88 :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik
yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”
Oleh karenanya dalam teori permintaan Islami membahas permintaan barang halal,
barang haram, dan hubungan antara keduanya. Sedangkan dalam permintaan konvensional,
semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi atau digunakan.
d. Dalam motif permintaan Islam menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap
barang tersebut sedangkan motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilainilai kepuasan (interest). Konvensional menilai bahwa egoisme merupakan nilai yang
konsisten dalam mempengaruhi seluruh aktivitas manusia.
e. Permintaan Islam bertujuan mendapatkan kesejahteraan atau kemenangan akhirat (falah)
sebagai turunan dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi setelah kematian yaitu
kehidupan akhirat, sehingga anggaran yang ada harus disisihkan sebagai bekal untuk
kehidupan akhirat.
B. TEORI PENAWARAN


Terdapatnya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan
transaksi dalam pasar. Permintaan yang wujud hanya dapat dipenuhi apabila para penjual
dapat menawarkan barang-barang yang diperlukan masyarakat di pasar.
1. Hukum penawaran
Sebagaimana yang kita kenal semenjak pertama kali kita belajar ilmu ekonomi kita
mengenal hukum penawaran yang sangat sederhana yaitu bila harga naik maka kuantitas
yang ditawarkan naik, dan bila harga turun maka demikian pula kuantitas yang ditawarkan,
hubungan ini disebut kurva penawaran.6
Penawaran barang atau jasa bisa juga didefinisikan sebagai berkut:
Kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk menjualnya pada berbagai
tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu. Pebedaan defenisi penawaran dengan
defenisi permintaan hanya terlerak pada satu kata. Jika permintaan menggunakan kata
membeli, maka penawaran menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan
analisis penawaran juga mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan bahwa faktorfaktor penentu penwaran selain harga barang tersebut dianggap tidak berubah atau konstan
(Ceteris Paribus).7
Dengan kata lain defenisi penawaran bisa juga dijelaskan dengan proses atau gejala
subtitusi pada umumnya sumber-sumber dan teknik produksi yang digunakan oleh seorang
produsen dapat digunakan untuk memproduksi berbagai macam dan jumlah produk.
Hubungan antara jumlah barang yang di tawarkan (jumlah penawaran atau Quantity
Supplied) dengan harga barang adalah hubungan yang searah. Jika harga barang tinggi maka
akan lebih banyak orang yang melihat potensi mendapat keuntungan dengan menjual barang
yang diproduksi atau dimilikinya, sehingga jumlah penawaran barang tersebut pun tinggi.
Sebaliknya apabila harga turun maka jumlah penawaran pun akan turun. Lebih sedikit orang
yang dapat memperoleh keuntungan dari harga yang rendah, sedangkan mereka yang tidak
memperoleh keuntungan dari harga yang rendah akan menunda penjualan, akibatnya jumlah
penawaran di pasar pun berkurang.
Hubungan antara penawaran barang atau jasa itu sendiri dinyatakan dalam hukum
penawaran yang bunyinya: semakin tinggi harga suatu barang maka semakin besar jumlah
penawaran barang tersebut, semakin rendah harga seuatu barang maka semakin rendah pula
jumlah penawaran barang tersebut.
6 Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE,1991), hal. 114

7 Mustafa Edwin Nasotin et. al., Ekonomi Islam ( Jakarta : Kencana, 2006 ), Hal.89

Dalam menganalisis penawaran perlu pula dibedakan antara penawaran (supply) dan
jumlah penawaran (Quantity Supplied). Pembedaan diantara keduanya sama seperti ketika
kita membedakan anatara permintaan (demand) dengan jumlah permintaan (quantity
demanded). Secara ringkas bisa dikatakan bahwa perubahan pada harga barang atau jasa
mengakibatkan perubahan pada jumlah penawaran barang atau jasa tersebut.
Seperti juga permintaan, penawaran terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi
harga barang tersebut. Banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran suatu barang
selain harga barang tersebut sebagaimana telah diterangkan diatas, perubahan pada faktor
selain harga yang akan diuraiakan dibawah ini akan menyebabkan kurva penawaran bergeser.
Adapun arah pergeseran apakah ke atas atau ke bawah tentu bergantung kepada efek
perubahan masing-masing variabel terhadap jumlah penawaran pada harga yang tetap.
Ada juga yang disebut dengan Schedul Penawaran Output. Schedul Penawaran Output
dapat dinyakan dengan kurva yang disebut kurva penawaran. Disini dapat dibedakan antara
kurva penawaran produsen individual dengan kurva penawaran pasar. Kurva penawaran pasar
adalah penjumlahan secara horizontal kurva-kurva penawaran produsen individual. Bila
masing-masing individual sama-sama besar maka permintaan pasar dapat diperoleh dengan
mengalihkan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen individual dengan banyaknya
produsen.8
Untuk mempelajari teori-teori penawaran, baik itu penawaran produsen tunggal
maupun penawaran agregat (pasar), kita juga perlu mengambil pelajaran dari ekonomi
konvensional agar dapat bersaing dengan mereka dengan menyesuaikanya pada ajaran
syari’at.
Teori penawaran produsen tunggal yaitu apabila faktor yang kita anggap konstan
dalam memperoleh sechedul penawaran dan kurva penawaran (syarat ceteris paribus)
berubah, maka seluruh kurva penawaran akan bergeser hal ini disebut sebagai perubahan atau
pergeseran penawaran dan harus dibedakan secara tajam dari perubahan jumlah yang
ditawarkan (yang menunjukan pergerakan sepanjang kurva penawaran yang sama).
Sedangkan teori penawaran pasar yaitu suatu komoditi memberikan jumlah alternatif
dari penawaran komoditi dalam periode waktu tentu pada berbagai harga alternatif oleh
semua produsen yang ada dalam pasar. Penawaran pasar komoditi tergantung pada semua
faktor yang menentukan penawaran produsen secara individu dan seterusnya pada jumlah
produsen dalam pasar.
Adapun faktor-faktor lain yang menentukan penawaran suatu barang adalah :
8 Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE,1991), hal. 114-115

a) Biaya dan teknologi
Biaya dan teknologi adalah dua konsep yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Yang
dimaksud dengan biaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan
jasa mencakup biaya tenaga kerja,biaya bahan baku, jika sistem ekonomi konvensional
dalam operasionalnya. Teknologi adalah penemuan dan peningkatan teknologi yang
diterapkan untuk menurunkan biaya produksi. Contohnya adalah penggunaan robot dan
komputer. Jika diterapkan teknologi baru dan sebagainya.
b) Jumlah penjual
Jumlah penjual memiliki dampak langsung terhadap penawaran makin banyak jumlah
penjual yang mampu menjual pada tingkat harga tertentu makin tinggi penawaran.
c) Dugaan tentang masa depan
Aspek dugaan atau ekspektasi terhadap masa depan mencakup dugaan mengenai
perubahan harga dari barang tersebut. Misalnya, jika penjual menduga bahwa harga
barangnya akan meningkat dimasa depan, ia akan mengurangi penawarannya pada saat
ini. Akibatnya penawaran berkurang. Hal ini dilarang oleh nabi, karena seperti yang nanti
akan kita lihat, perilaku ini mengakibatkan harga di pasar melonjak.
d) Kondisi alam
Kondisi alam seperti terjadinya bencana banjir, gempa bumi, dan sebagainya. Bisa
mengakibatkan penawaran barang-barang tertentu berkurang khususnya barang-barang
hasil pertanian.9
2. Teori Penawaran Islam
Membahas teori penawaran Islam, kita harus kembali kepada sejarah penciptaan
manusia. Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang bersamaan. Bumi berevolusi
sedemikian rupa sampai suatu saat segalanya siap untuk manusia, ketika itulah manusia
pertama diciptakan dan diturunkan kemuka bumi.
Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia
larangan yang harus dipatuhi adalah: janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi.
Larangan ini tersebar dibanyak tempat didalam al-qur’an dan betapa Allah sangat membenci
mereka yang berbuat kerusakan dimuka bumi. Meskipun defenisi kerusakan tersebut sangat
luas akan tetapi dalam kaitannya dalam produksi, larangan tersebut memberi arahan nilai dan
9 Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1990), hal. 19-20

panduan moral. Produksi islami bukan hanya dilarang mengakibatkan kerukan dalam
memanfaatkan alam dan lingkungan, artinya ia tidak boleh mengakibatkan hutan menjadi
gundul dan berobah menjadi lahan kritis yang mengakibatkan banjir dan longsor,
menimbulkan polusi yang diatas ambang batas yang aman bagi kesehatan.
Aturan etika dan moral yang membatasi kegiatan produksi kegiatan tersebut tentu saja
berpengaruh terhadap fungsi penawaran barang dan jasa. Sebagai contoh, apabila suatu
proses produksi, menghasilkan polusi, maka biaya lingkungan dan sosial tersebut harus
dihitung dalam ongkos produksi sehingga ongkos meningkat dan penawaran akan berkurang.
Dampaknya kurva penawaran akan bergeser kekiri.
C. PEMIKIRAN

IBNU

KHALAUDIN

TENTANG

PERMINTAAN

DAN

PENAWARAN
Ibnu Khaldun mengakui adanya permintaan dan penwaran terhadap penentuan harga
jauh sebelum konsep itu dikenal dibarat. Istilah-istilah permintaaan dan penawaran baru
dikenal dalam literatur bahasa inggris pada tahun 1767.
Ibnu Khaldun menekankan bahwa kenaikan penawaran atau penurunan menyebabkan
kenaikan harga, dwmikian pula sebaliknya. Ia percaya bahwa akibat dari rendahnya harga
akan merugikan perajin dan pedagang, sehingga mereka keluar dari pasar, sedangkan akibat
dari tingginya harga akan menyusahkan konsumen terutama kaum miskin yang menjadi
mayoritas dalam sebuah pupulasi. Karna itu ibnu khaldun berpendapat bahwa harga rendah
untuk kebutuhan pokok harus diusahakan tanpa merugikan produsen.10
Dengan kata lain, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tingkat harga yang stabil dan
biayan hidup yang relatif rendah adalah pilihan yang terbaik dengan tetap mengusahakan
pertumbuhan dan keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah banyknya
permintaan tingkat keuntungan relatif (tingkat harga), tingkat usaha manusia (produktifitas)
misanya besarya tenaga buruh termasik ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan
yang dimiliki, keamanan dan ketenangan serta kemampuan teknik dan perkembangan secara
keseluruhan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi permintaan adalah pendapatan jumlah
penduduk, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran
masyarakat secara umum.
10 Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1990), hal. 20-21

D. PENAWARAN INPUT MENURUT ISLAM
Penawaran input ini dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran output.
Input yang disebut disini adalah manusia dan non-manusia, sedangkan penentuan harga
input pada umumnya sangat dipengaruhi oleh mekanisme pasar. Dan menurut islam input
pada kegiatan ini adalah manusia dan benda yang diperjual belikan.11
1. Pandangan islam tentang input kerja
Input utama yang dimaksud disini adalah sumber daya alam, keahlian, modal maupun
tenaga kerja. Islam memandang kunci pemanfaatan terbesar terhadap input ini adalah
dengan cara bekerja (amal) yang mempunyai makana lebih luas dari pada sekedar
mencari upah, bukan sekedar yang besifat manusiawi tetapi memiliki nilai transendensi.
Ibnu Khalaudin juga berpendapat tentang masalah bekerja yaitu menurut beliau, kerja
merupakan implementasi funsi ke khalifahan manusia yang diwujudkan untuk
menghasilkan suatu nilai tertentu yang dihasilkan dari bekerja.12
2. Fungsi Penawaran Input
Implikasi dari pandangan Islam tentang kerja, maka kerja adalah wajib. Orang
muslim memanfaatkan waktunya dengan bekerja berarti memanfaatkan waktu untuk
mendapatkan mashlahah. Dan bisa juga dia mengalokasikan waktunya untuk menikmati
hidup yaitu yang disebut dengan leisure, selama hal itu tidak mendatangkan mudharat.
Seorang muslim harus mendapatkan mashlahah maksimum bagi hidupnya. Oleh
karena itu ada tiga alternatif penggunaan waktu bagi seorang Muslim.
a. Alokasi waktu untuk bekerja guna mendapatkan upah (Work For Pay).
b. Alokasi waktu untuk diri sendiri (work For Self).
c. Alokasi

waktu

minimal

untuk

mencukupi

kemashlahatan

minimum

melaksanakan ibadah wajib, misalkan waktu untuk shalat dan lain-lain.

11 Mustafa edwin nasution. Ekonomi Islam ( Jakarta : Kencana, 2006 ), hal 90
12 Adiwarman karim, ekonomi mikro islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011

serta