Analisa bisnis Bob Sadino dan korelasiny

MANAJEMEN PEMASARAN
(Bob Sadino)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mata Kuliah

: Manajemen Pemasaran

Disusun Oleh:
Kelas

:

MN1

Anshori Abdul Aziz

(21212119)

Handini Anjarianti F

(21212114)


Annisa Primarani Rashied
Sandy Noveriansyah

(21212117)
(21212115)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2013

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak
nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk
Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang
tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,

namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, April 2014

Kelompok 5

Biografi Bob Sadino
Bob Sadino (lahir di Lampung, 9 Maret 1939; umur 75 tahun), atau akrab
dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan
dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usahaKemfood dan Kemchick. Dalam banyak
kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang
menjadi ciri khasnya.
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak
bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur
19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain
sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk
berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama
kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga

di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya,
Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2
Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang
tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama
tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia
memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah
menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun
sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah.
Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan
dengan upah harian Rp100.
Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam
negeri untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik dan mulai mengembangkan
usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar.
Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob
menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di
Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang
tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri.
Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob


semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam.
Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang
menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
Profil dan Biodata Bob Sadino
Nama: Bob Sadino
Lahir : Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama :Islam
Pendidikan :
-SD, Yogyakarta (1947)
-SMP, Jakarta (1950)
-SMA, Jakarta (1953)
Karir :
-Karyawan Unilever (1954-1955)
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)
Alamat Rumah : Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp:

793981
Alamat Kantor :Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618

Bisnis Bob Sadino
1. Kem Chicks (supermarket)
Kem Chicks merupakan supermarket yang dikembangkan Bob Sadino berada di kawasan
Kemang. Kem Chicks yang berdiri sejak 1970-an ini menyediakan produk-produk pangan
dari hasil pertanian, peternakan, hingga perikanan dengan konsep penyajian yang higienis. Ia
tidak segan memasang harga produknya lebih tinggi dari harga pasaran, karena dinilainya
sesuai dengan kualitas produk yang disediakan. Contohnya untuk produk perikanan ada ikan
telur yang harganya sekitar Rp 30 ribu ke atas per bungkus (isi 8 ekor). Lalu udang windu ia
jual dengan harga di atas Rp 200 ribu per kg.

Meski harga produk-produknya tergolong tinggi, namun tetap ada konsumen yang
membelinya. “Target konsumen kami kalangan ekonomi kelas A+ (atas) yang kebanyakan
orang dari berbagai negara yang tinggal di daerah Kemang,” katanya. Mereka, lanjutnya,
sudah terbiasa dengan produk harga tinggi tentunya juga sepadan dengan kualitasnya.
2. PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
PT. Kemang Food Industries atau lebih dikenal dengan sebutan PT Kemfood terletak di
Jl.Pulo Kambing No.11 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur, adalah sebuah

perusahaan nasional yang beridir sejak tahun 1970. PT Kemfood bergerak dibidang Industri
pengolahan daging dengan merk Villadorp, Villa, Kemfood, Yangini, Chami dan Chiefs.
Daging Olah yang diproduksi terbagi menjadi 4 kelompok besar yaitu Sosis, Burger,
Delicatesen dan Baso
3. PT Kem Farms (kebun sayur)

Konsumen Bob Sadino
Bob Sadino adalah orang yang memperhatikan konsumen. Caci maki dari seorang
pembantu rumah tangga ia jadikan masukan bagi manajemen pemasarannya. Ia menjadikan
keluhan konsumen sebagai masukan dan langkah perbaikan kedepannya.
Om Bob sendiri dengan berani mengambil pasar yang sudah jelas yakni kaum-kaum
ekspatriat dan kaum lokal menengah ke atas. Permintaannya pun tidak akan bisa dihentikan
selama masih ada orang luar yang datang ke Indonesia dan orang-orang kaya (apalagi jelas
mereka juga butuh makan dan demand akan makan juga tidak bisa dihentikan). Sama halnya
dengan berjualan pembalut, pasarnya jelas (bukan terbatas) yakni wanita-wanita. Namun,
bukankah sekarang di Jakarta juga telah dipenuhi oleh para raksasa swalayan modern papan
atas layaknya Carrefour, Lotte Mart, dll. Hal tersebut ternyata tidak juga menggoyang
bisnisnya.

Nilai Penting Bagi Konsumen

Kualitas layanan yang prima adalah suatu common sense yang tidak bisa terbantahkan
dalam dunia bisnis bahwa marketing dan promosi adalah ujung tombak dalam peningkatan
omset. Namun, Om Bob dari bisnis Kem Chick-nya mengajarkan suatu hal yang lain. Bila
diperhatikan, sesungguhnya Kem Chick sendiri tidak melakukan promosi yang besar-besaran
dalam menarik minat konsumennya. Dengan kondisi seperti itu pun, Om Bob berhasil
membuktikan bahwa bisnisnya bisa tetap “digandrungi” oleh banyak konsumen. Kuncinya

terletak pada passion Om Bob di bidang-bidang yang terkait dengan produk yang
dipasarkannya. Imbasnya, Om Bob sangat berhasrat untuk meningkatkan kualitas produknya.
Tentu saja hal ini akan menguatkan kepercayaan para pelanggan dari Kem Chick itu sendiri.
Saking kuatnya, saat isu merebaknya virus flu burung yang berhasil membuat penurunan
tingkat penjualan ayam namun di sisi lain ternyata penjualan ayam di Kem Chick malah
meningkat.

Rencana Perusahan Kedepan
Tidak ada satu pun perusahaan besar di muka bumi ini, yang menerapkan manajemen
seperti Bob Sadino. Dalam banyak kesempatan, pria yang masih terlihat segar dalam usia
lewat 70 tahun ini, selalu mengatakan tidak pernah punya perencanaan dan tidak pernah mau
membuatnya. Pernyataan ini dibuktikan dengan tindak tanduknya yang memang tidak pernah
punya rencana di atas kertas. Rencana cukup di kepalanya saja, dan sangat mungkin berubahubah sesuai dengan situasi dan kondisi.

Tentu sangat berbeda dengan perencanaan dalam manajemen modern. Bahkan
sejumlah pakar manajemen mengatakan tidak mungkin seseorang akan berhasil tanpa
perencanaan. Bob sadino dengan segala keunikannya, sukses menjungkirbalikan teori para
pakar. Tidak ada plan A, plan B, plan C dan seterusnya. Yang ada adalah sejuta kemungkinan.
Sama seperti perencanaan, salah satu unsur manajemen yaitu pengorganisasian juga
dilanggar oleh Bob Sadino. Dia tidak mau memiliki organisasi seperti yang dijabarkan dalam
buku-buku teori manajemen.
Bob Sadino mempunyai cara unik dalam melakukan pengawasan. Dengan cara ikut
bekerja bersama para karyawannya. Bahkan Bob Sadino akan “nongkrong”seharian di kantor
ikut bekerja, dan tidak jarang dia juga mengajak serta istri dan anaknya berada di tempat
kerja.
Bob Sadino tidak ragu-ragu bergaul dengan para karyawan mulai dari top level
sampai pegawai paling rendah seperti tukang sapu atau “office boy”. Dan cara dia
memperlakukan para bawahannya tidak seperti seekor singa yang sedang mengawasi
mangsanya. Bob Sadino justru memosisikan diri seperti rekan kerja, teman, sahabat dan
keluarga. Itulah sebabnya semua karyawan rela diangkat menjadi anak oleh Bob Sadino.
Tidak ada seorang pun anggota keluarga Bob Sadino yang sedarah, baik keluarga
dekat maupun keluarga jauh yang bekerja di perusahaannya. Semua pekerjanya adalah orang
lain yang tidak ada hubungan darah sedikitpun. Bob Sadino sengaja membatasi keluarganya


ikut campur dalam perusahaan, apalagi menjadi bagian dari perusahaan. Dia berkeyakinan,
manajemen semacam itu akan menghindarkan keluarga dari keretakan.
Sebagian besar perusahaan melakukan perekrutan pegawai dengan prosedur dan
sistem yang sangat profesional. Tetapi tidak demikian dengan Bob Sadino. Dia tidak pernah
membuka pengumuman lowongan pekerjaan. Dia merekrut pegawai dengan cara jalanan. Dia
tidak peduli latar belakang calon pegawainya. Mau sarjana S1 atau Master, mau lulusan
SMA/SMP, bekas pegawai hebat atau bahkan gelandangan. Mereka bisa bekerja di sana
dengan satu syarat, mau bekerja dan belajar.
Bob Sadino membagi perjalanan bisnisnya ke dalam tiga bagian waktu:
10 tahun pertama, sebagai masa penjajakan antara bos dengan para anak buah. Pada masa ini,
bos yang melakukan dan memimpin semua hal sendirian. Pada masa ini, bos mulai mencari
tahu kemampuan anak buah dan anak buah mencari tahu gaya kepemimpinan dan apa yang
diinginkan bos.
10 tahun kedua, sebagai masa tahu sama tahu. Bos sudah sangat mengetahui kemampuan
para anak buahnya, sedangkan anak buah sudah mengerti apa yang diinginkan bos. Anak
buah juga paham gaya kepemimpinan bos, sehingga bisa menjalankannya sendirian.
10 tahun ketiga, sebagai masa desentralisasi penuh. Bos mulai meninggalkan segala urusan
perusahaan dan memutuskan untuk tidak ikut ambil bagian dalam segala urusan perusahaan.
Bos mempercayakan sepenuhnya segala urusan kepada para anak buah, dan membiarkan
mereka berbuat apa yang dianggapnya benar.


Analisis matriks SWOT
Kekuatan

Internal

Kelemahan
1.

1.

Eksternal

Kualitas barang yang

Tidak memiliki banyak
cabang

prima
2.

2.

Memiliki tempat

Harga produk cenderung
mahal

yang strategis
3.

Peluang

3.

Reputasi baik

4.

Produk bergengsi
tinggi

Kurang gencarnya
promosi

4.

Konsumen hanya
kalangan menengah
atas

1.

Kebijakan
kenaikan harga
pangan dari
pemerintah

Ancaman
2.

Perkembangan
IPTEK

3.

Meningkatkan jumlah

Memberikan promosi dan

produksi dan

pelayan lebih baik lagi

meningkatkan kualitas

terhadap konsumen

Mempunyai
pelanggan tetap

1.

Menjamurnya
pesaing dibidang
yang sama

2.

pemerintah
dibidang pangan
3.

Krisis yang
melanda
indonesia

4.

Memperbaiki semua

Kebijakan

Keluhan
konsumen

Menawarkan kualitas

kelemahan dan dan

yang lebih prima dari

kekurangan yang ada

pesaing

guna mempertahankan
konsumen

Daftar Pustaka
http://nurulhikmaharrahman13.blogspot.com/2013/05/kewirausahaan-belajargoblok-dari-bob_15.html
http://www.kemfood.co.id/
http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com/2013/06/biografi-bob-sadinopemilik-kemfood-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino