Pengaruh politik dan budaya terhadap per (1)

MAKALAH
PENGARUH POLITIK DAN SOSIAL MASYARAKAT
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Dosen : Zein Muttaqin, S.E.I., M.A

Disusun oleh

:

Murdi Winarto (14423223)
Budi rahmadani (14423224)

Prodi ekonomi islam
Fakultas ilmu agama islam
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………


i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….….

iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………..

1

1.1

Latar Belakang……………………………………………………..........

1

1.2

Rumusan Permasalahan …………………………………………………


2

1.3

Tujuan……………………………………………………………………

2

BAB II PEMBAASAN…………………………………………………………… …

3

2.1

Pengantar Politik, sosial masyarakat dan pertumbuhan ekonomi...……..

3

2.2


Sistem ekonomi di Indonesia………........................................................

4

2.3

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia…………………………………….

5

2.4

Kesetabilan ekonomi politik terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia 7

2.5

Peranan masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia…..…

8


BAB III PENUTUP………………………………………………….…………………

9

3.1

Kesimpulan………………………………………………………………. 9

3.2

Saran……………………………………………………………………... 9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….

10

ii

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan

rahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul “Manajemen Resiko
Perbankan Syariah”. Salawat serta salam untuk Baginda Rasulullah, dimana beliau telah
membawa kita dari zama zahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf apabila isi makalah
kami ini masih penuh dengan kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat. Kami
membutuhkan saran dan kritik dari pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini
dengan penuh rasa terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada
pembaca.

Yogyakarta,18 Desember 2016

Penulis

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sistem ekonomi kita menganut mekanisme pasar. Karena itu kebijakan pemerintah memang
sangat terbatas dibandingkan dengan sistem ekonomi komunis yang sepenuhnya didasarkan atas
perencanaan dan pengendalian mutlak.
Sistem mekanisme pasar bukan hanya satu yang sama dan cocok buat semua Negara.
Pada tahap yang paling awal, mekanisme pasar memang digambarkan sebagai sistem yang
dengan sendirinya akan menghasilkan segala sesuatunya optimal tanpa campur tangan
pemerintah.
Jadi tanpa ada yang mengatur, dengan sendirinya akan terjadi keseimbangan harga yang
ditentukan oleh bekerjanya mekanisme pasar. Maka disebutkan juga yang mengatur adalah
tangan-tangan yang tidak terlihat invisible man.
Setelah dipraktikan cukup lama, sistem seperti ini ternyata sama sekali tidak memberi
perlindungan kepada yang lemah, sehingga terjadi kesenjangan dan ketidak adilan yang luar
biasa. Maka munculah Karl Marx dengan gugatannya sekaligus menawarkan sebuah sistem yang
lengkap, yaitu tidak boleh ada manusia yang mempunyai modal mencari laba. Maka semua
manusia haruslah mengadopsi sistem ini.
Setelah kedua sistem tersebut berjalan berdampingan beberapa puluh tahun lamamnya,
sistem komunis atau perencanaan dan pengendalian ekonomi secara terpusat merasa sistemnya
tidak baik. Mereka meninggalkannya dan semuanya mengadopsi mekanisme pasar.
Dalam kondisi seperti ini membuat para perumus kebijakan ekonomi menjadi keblinger,
kembali pada primitivisme pasar. Namun dampaknya memang terjadi kesenjangan, ketidak

adilan, pengangguran, kemiskinan.
Gejala lain yang mencemaskan bahwa pembangunan ekonomi yang mengutamakan
industrialisasi yang pesat , menyebabkan peningkatan dalam pengangguran, terutama
didaerah perkotaan dimana terpusat sebagian besar industri-industri yang baru didirikan.
Maka rakyat menuntut pemeerintah membenahinya. Pemerintah yang didominasi oleh para
teknokrat para penganut fundamentalisme pasar kebingungan. Itulah sebabnya peraturan dan
pengaturan yang bermunculan bersimpang siur dan kacau balau.
1

1.2. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.

Pengantar Politik, Sosial masyarakat dan pertumbuhan ekonomi?
Sistem ekonomi di Indonesia?
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
Kesetabilan ekonomi politik terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia?

Peranan masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
Makalah ini di susun dengan tujuan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memahami Pengertian Politik, social masyarakat dan pertumbuhan ekonomi?.
Mengetahui Sistem-sistem ekonomi yang ada di Indonesia.
Mengetahui Pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Memahami Kesetabilan ekonomi politik terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Mengertahui adakah Peranan masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sebagai tugas yang wajib diselesaikan dalam mata kuliah bahasa indonesia.

2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

PENGANTAR POLITIK, SOSIAL MASYARAKAT DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
A. PENGANTAR POLITIK

Politik berasal dari kata “polis” yang bermaksud Negara Bandar (City-State), “Polity”
yaitu kerajaan dan “Politeia” yang bermakna perlembagaan.
Politik menurut etimologis yaitu suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak
bagian yang berkaitan dengan urusan negara atau bisa diartikan juga sistem politik yaitu
kumpulan elemen yang satu sama lain saling terkait dalam urusan negara yang bekerjasama
untuk mencapai tujuuan bersama.
Sebagaimana dikemukakan Aristoteles, pandangan klasik melihat politik sebagai suatu
asosiasi warga negara yang berfungsi membicarakan dan menyelenggarakan hal ihwal yang
menyangkut kebaikan bersama seluruh anggota masyarakat.
Thomas Hobbes mempunyai pandangan yang lain, Pada dasarnya manusia itu
mementingkan diri sendiri dan bersifat rasional. Oleh karena itu secara alamiah manusia

cenderung berkonflik dengan sesamanya.
B. PENGANTAR SOSIAL MASYARAKAT
Sosial masyarakat disini adalah pola hidup masyarakat sehari-hari dalam mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Interaksi antar individu maupun kelompok masyarakat bisa terjadi dalam
hal perekonomian seperti halnya perdagangan dll.
Dengan demikian dapat terwujud kerjasama yang saling menguntungkan anatara
masyarakat dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
C. PENGANTAR PERTUMBUHAN EKONOMI
Pengertian pertumbuhan ekonomi, dapat ditafsirkan sebagai pertambahan pendapatan
nasional, produk nasional dan meningkatnya kemakmuran masyarakatnya.
Professor J. Timbergen berpendapat bahwa agar sesuatu perekonomian dapat mencapai
pertumbuhan kontinu, maka perekonomian tersebut harus mempunyai kepastian serta stabilitas
yang meliputi soal-soal ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi juga merupakan sifat yang melekat pada masyarakat dan sistem
kapital. Masyarakat dan kapital materiil ttumbuh secara berlipat ganda melalui reproduksi dan
produksi.

3

2.2


SISTEM EKONOMI DI INDONESIA
Adapun tahapan-tahapan dalam sistem perekonomian indonesia antara lain :

1. EKONOMI ORDE BARU
Paradigma pembangunan ekonomi indonesia telah diwadahi dengan baik dalam konsep
politik. Stabilitas politik diprioritaskan pada awal orde baru karena pengalaman ketidakstabilan
sistem politik demokrasi liberalpada kurun waktu 1945-1959, bahkan juga dalam periode
demokrasi terpimpin 1959-1966. Stabilitas politik selama 25 tahun telah memungkinkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan. Namun pemerataan tidak otomatis
terwujud melalui stabilitas politik karena ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial bisa
muncul dalam kondisi stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi tinggi. Dan yang sering terjadi
lagi adalah bahwa pembangunan sosial tidak saja otomatis terjadi melalui keberhasilan
pembangunan ekonomi, tetapi pembangunan sosial bahkan menjadi semacam persyaratan bagi
terjadinya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
mengharuskan kesediaan untuk menerima tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah agar
lingkungan hidup terpelihara.
2. PEMBANGUNAN YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT
Selama 54 tahun usia Indonesia dapat kita kenali trilogi pembangunan dalam konteks
sejarah perjalanan bangsa sebagai berikut :
1) Tahap pembangunan bangsa (nation building) 1945-1969
2) Tahap pembangunan ekonomi (1969-1994)
3) Tahap pembangunan manusia
Pergeseran dari tahap pembangunan ekonomi ke pembangunan manusia penting, karena
ada pergeseran paradigma pembangunan dari yang menekan pada pertumbuhan ekonomi
menjadi pertumbuhan melalui pemerataan, pemerintah senantiasa memihak pada kepentingan
masyarakat yang miskin dan lemah, agar masyarakat miskim dan lemah ini memperoleh peluang
untuk berusaha secara produktif, dan pada gilirannya membantu mempercepat pertumbuhan
ekonomi di indonesia.
Dari segi teori ekonomi pembangunan, pembangunan ekonomi disebut berhasil apabila
ada kenaikan besar dalam volume dan nilai produksi barang dan jasa, sehingga kesejahteraan
masyarakat meningkat. Akan tetapi dalam praktik belum tentu barang dan jasa yang diproduksi
suatu bangsa bisa dibagi merata, karena sering terjadi ada sebagian masyarakat belum dapat
menikmatinya. Mereka itulah kelompok masyarakat dibawah garis kemiskinan, yang jumlahnya
pada tahun 1998 adlah 24,2 persen atau 49,5 juta orang.
3. EKONOMI PANCASILA
Pada tahun 1981 terjadi perdebatan nasional tentang konsep Ekonomi Pancasila. Yang
dipermasalahkan adalah apakah politik ekonomi masih tetap setia atau tidak pada Pancasila dan
UUD 1945 (pasal 33). Dengan tajam Ekonom Moh. Hatta, yang mantan wakil presiden dan guru
para teknokrat, megkritik bahwa politik ekonomi pemerintah orde baru memang masih berdasar
4

UUD 1945, tetapi dibawah para teknokrat sering menyimpang karena politik liberalisme dipakai
sebagai pedoman.
4. POTENSI EKONOMI RAKYAT
Bahwa ekonomi rakyat sebenarnya merupakan tulang punggung ekonomi nasional yang
bisa diandalkan sering kurang disadari, terutama sejak terjadinya proses konglomerasi ekonomi
mulai tahun 1987-1988, dimana sering orang menyindir bahwa barangkali memang
konglomeratlah, dan bukan koperasi, wadah kegiatan ekonomi rakyat, yang merupakan sokoguru
ekonomi nasional. Bahwa ekonomi rakyat kuat daya tahannya, sedangkan sebaliknya perusahaan
besar sering keropos dan bisa merepotkan pemerintah, telah dibuktikan oleh kasus pertamina
1975, kasus indocement tahun 1985, ambruknya Bank Summa akhir tahun 1992, dan krisi
ekonomi sejak tahun 1997.
Cara lain untuk meningatkan bahwa menterkantarkan ekonomi rakyat akan berakibat
fatal dalam jangka panjang adlah dengan menunjukkan, bahwa perusahaan-perusahaan besar bisa
cepat mengeluh tentang sudah mulai jenuhnya pasar dalam negeri, dan selanjutnya mulai minta
kemudahan-kemudahan ekspor bagi pemasaran barang-barangnya ke luar negeri, karena harga
jual barang-barangnya tidak mampu bersaing dengan negara pesaing di pasar dunia. Dalam hal
yang demikian seharusnya disadari bahwa kesalahan pokoknya justru karena kegagalan kita
untuk meningkatkan secara cepat daya beli rakyat.

2.3

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

Salah satu kristalisasi pandangan mengenai fondasi ekonomi dari demokrasi .intinya
adalah bahwa pada tahap awal perjalanannya masyarakat berpenghasilan rendah, tertutup dan
belum demokratis seyogyanya memusatkan upayanya pada pembangunan ekonomi lebih dahulu.
Secara intuitif dalil ini masuk akal karena pada tingkat penghasilan rendah, masyarakat akan
disibukkan oleh kegiatan yang paling mendasar, yaitu bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya
dari hari ke hari.
Sejumlah studi juga menunjukkan bahwa tingkat kemajuan ekonomi merupakan faktor
penentu penting bagi keberlanjutan demokrasi. Suatu studi yang banyak diacu menyimpulkan
bahwa, berdasarkan pengalaman empiris selama tahun 1950-1990, rejim demokrasi di Negaranegara dengan pengasilan per kapita 1500 dolar mempunyai harapan hidup hanya 8 tahun. Pada
tingkat pengasilan per kapita 1500-3000 dolar, demokrasi dapat bertahan rata-rata 18 tahun. Pada
penghasilan per kapita diatas 6000 dolar gaya hidup sistem demokrasi jauh lebih besar dan
probabilitas kegagalannya hanya 1/500.
Apabila kita hitung berdasarkan PPP-dolar 2006 penghasilan per kapita Indonesia
diperkirakan sekitar 4000 dolar sedangkan batas kritis bagi demokrasi sekitar 6600 dolar. Kita
belum aman bagi demokrasi.

5

Sistem demokrasi juga membiarkan semua struktur berkembang sehungga akan
melahirkan pluralisme. Kekuasaan pemerintah dan campur tangan pemerintah masih belum
memuaskan masyarakat.
Jadi pada tahap awal pertumbuhan ekonomi lebih diprioritaskan karena hal itu akan
sangat mengurangi risiko kegagalan demokrasi, pada tahap selanjutnya interaksi antara ekonomi
dan demokrasi semakin erat dan keberadaan demokrasi makin menentukan kinerja ekonomi.
Langkah yang paling tepat untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi adalah sebagai
berikut :
Pengembangan UKM
Pegusaha kecil dan menengah adalah embrio dari kelas menengah yang tangguh,
karenanya program pengembangan UKM merupakan elemen penting dalam upaya pengebangan
demokrasi untuk tujuan pertumbuhan ekonomi.
Pendidikan
Langkah penting selanjutnya adalah pendidikan, pendidikan yang bermutu telah
melahirkan elit yang tangguh, pendidikan yang elit itu harus dibarengi dengan pelaksanaan
program pendidikan dasar yang bermutu dan terbuka lebar bagi semua anak Indonesia.
Keterbukaan
Semakin terbuka dan terintegrasi Negara tersebut dengan komunitas dunia semakin subur
pertumbuhan dinegara itu. Indonesia sekarang tergolong Negara yang paling bebas dari segi arus
informasi.
Selain langkah diatas ada ada juga faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi di indonesia untuk kedepannya yaitu akumulusi kapital. Akumulasi dapat berujud
kenaikan dalam volume tabungan riil, sehingga sumber-sumber uang yang semula untuk tujuan
konsumtif dapat diarahkan untuk tujuan-tujuan produktif.
Untuk meningkatkan akumulasi kapital harus menaikkan investasi. Investasi dapat
dinaikkan dengan cara :
1) Tingkat tabungan dinaikkan dengan membatasi konsumsi, misalnya dengan menaikkan
tingkat pajak.
2) Pemerintah menjual obligasi negara.
3) Pembatasan impor barang-barang konsumsi dan bila mungkinmembatasi impor barang
kapital (alat-alat produksi).
4) Mengadakan pinjaman dari luar negeri.
5) Memperluas sektor perdagangan luar negeri.

6

2.4

KESETABILAN EKONOMI POLITIK TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DI INDONESIA

Sebagian besar elit politik di indonesia bersifat hierarkis, startifikasi sosial bukan
didasarkan atas atribut sosial yang bersifat matrealistik, tetapi lebih pada akses kekuasaan.
Kalangan penguasa politik memiliki persepsi merendahkan dan tidak memikirkan kehidupan
masyarakat/rakyat, sehingga banyak rakyat yang tidak ter urus dari segi perekonimiannya.
Hal tersebut merupakan masalah serius, tetapi bukanlah segala-galanya, karena semuanya
adalah suatu proses yang tidak berujung pada satu titik, bahwa suatu kebijakan ekonomi itu
bukan hanya dilakukan oleh suatu aktor tunggal saja yang bernama pemerintah.
Sistem ekonomi politik akan dapat berjalan dengan baik dan stabil apabila aransemen
kelembagaan yang ada mampu secara jelas mencegah, melarang, dan mengatasi dampak sosial
yang sangat merugikan.
Perubahan aransemen kelembagaan sangat berhubungan dengan hakikat, model dan
analisis kebijakan publik. Karena model kebijakan publik sering dijadikan referensi dalam
analisis ekonomi kelembagaan dan ekonomi politik secara umum.
Kebijakan publik jelas berbeda dengan pengambilan keputusan oleh pelaku ekonomi di
sektor swasta, yang mungkin di kontrol oleh mekanisme dan sinyal-sinyal pasar.
Kesetabilan politik terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia juga dipengaruhi karena
kurangnya atau kesalahan dalam konsep ekonomi politik itu sendiri, adapun konsep tersebut
ialah :
1. Kelembagaan
Pandangan ini melihat politik ekonomi sebagai hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan negara. Dalam hal ini elit politik sebagai komunitas secara sukses
memonopoli penggunaan paksaan fisik dalam suatu wilayah masyarakat.
2. Kekuasaan
Kadangkala elit politik menyalahgunakan kekuasaannya sehingga banyak
mayarakat yang merasa ditindas dalam segi perekonomiannya, dan itu sangat
mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi si indonesia.

3. Keputusan yang mengikat
Suatu keputusan dikatakan mengikat apabila anggota masyarakat merasa bahwa
mereka hatus menaati kewenangan yang ada. Dan itu memang terbukti dalam
perekonomian indonesia.

7

2.5

PERANAN MASYARAKAT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Kapasitas yang rendah negara indonesia untuk meningkatkan output totalnya harus
diimbangi dengan penurunan tingkat perkembangan penduduk, sehingga penghasilan riil per
kapita akan dapat meningkat. Tetapi jika pertambahan penduduk yang tinggi disertai dengan
tingkat yang tinggi pula dan dengan penghasilan yang rendah tidak ada gunanya pertumbuhan
ekonomi.
Masyarakat golongan usia muda, cenderung untuk memperkecil angka penghasilan per
kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan bukan sebagai produsen dalam
perekonomian
Rendahnya kualitas masyarakat juga berpengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi di
indonesia. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pngetahuan
masyarakat tentang perekonomian. Untuk adanya pertumbuhan ekonomi terutama pada sektor
industri, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling
tidak dapat membaca dan menulis.
Masyarakat indonesia belum bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada sehingga
tidak dapat memacu pertumbuhan ekonomi dengan lebih cepat, dan masyarakat kebanyakan
lebih menyukai sumber daya alam yang atau produk-produk luar negeri dan itu sangat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena sebab itu maka seharusnya masyarakat lebih berpartisipasi dalam dunia
ekonomi politik dan jangan terpaku pada keadaan.

8

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN
1) Sistem ekonomi di indonesia belum bisa konsisten dengan satu sistem, dan
pada perjalanan sistem tersebut belum ada yang cocok untuk menumbuhkan
perekonomian secara cepat di indonesia.
2) Pertumbuhan ekonomi di indonesia bisa dibilang masih sangat rendah karena
berdasarkan PPP-dolar 2006 penghasilan per kapita Indonesia diperkirakan sekitar
4000 dolar sedangkan batas kritis bagi demokrasi sekitar 6600 dolar. Kita belum
aman bagi demokrasi.
3) Sebagian besar elit politik di indonesia bersifat hierarkis, startifikasi sosial bukan
didasarkan atas atribut sosial yang bersifat matrealistik.
4) Kesetabilan politik terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia juga dipengaruhi
karena kurangnya atau kesalahan dalam konsep ekonomi politik itu sendiri, adapun
konsep tersebut ialah :
 Kelembagaan
 Kekuasaan
 Keputusan yang mengikat

5) Kurangnya perhatian pemrintah dalam menangani usaha-usaha kecil
masyarakat.
6) Kurangnya skill, kemampuan, pengetahuan masyarakat dalam ilmu ekonomi.
3.2

SARAN
1) Seleksi dengan ketat dan awasi dengan ketat para elit politik ekonomi yang
ada di indonesia, buat undang-undang tegas yang berkaitan dengan
penyalahgunaan jabatan politik ekonomi di indonesia.
2) Perhatikan usaha menengah ke bawah karena itu dapat menjadi acuan
pertumbuhan ekonomi di indonesia dalam jangka panjang.
3) Batasi import barang kapital (alat-alat produksi)
4) Tanamkan kepada masyarakat mengenai ekonomi dan tanamkan cara
berbisnis pada masyarakat.

9

DAFTAR PUSTAKA
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami ilmu politik. Jakarta : PT Grasindo.
Muhtadi, Saeful, Asep. 2008. Komunikasi Politik Indonesia . Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Gaffar, Afan. 1999. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Mubyarto. 2000. Membangun sistem ekonomi. Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008.

Winardi. 1973. Pengantar ekonomi pembangunan. Bandung. TARSITO
Irawan dan Suparmoko. 1987. Ekonomika Pembangunan. Edisi 5. Yogyakarta : BPFEYOGYAKARTA.
Wibaba, Samodra. 1991. Pembangunan berkelanjutan konsep dan kasus.
Yogyakarta.PT.TIARA WACANA YOGYA.
Arifin, Bustanul Dan Rachbini, Didik. 2001. Ekonomi Politik Dan Kebijakan Publik.
Jakarta: PT Grasindo.
Kwik, Kian, Gie. 2006. Kebijakan Ekonomi Politik Dan Hilangnya Nalar . Jakarta: Buku
Kompas.
Thee, Kian, Wie. 1981. Pembangunan Ekonomi Dan Pemerataan . Jakarta: LP3ES.
Bashith, Abdul. 2012. Ekonomi masyarakat visi dan stategi pemberdayaan sektor ekonomi
lemah. Malang. UIN-MALIKI PRESS.

10