Kajian Organologis Saga-saga Batak Toba Buatan Bapak Guntur Sitohang Di Desa Turpuk Limbong Kecamatan Harian Boho, Kabupaten Samosir

ABSTRAK
Saga-saga adalah salah satu alat musik Batak Toba yang terbuat dari
pelepah pohon aren yang dimainkan dengan cara menggetarkan lidah dari
instrumen tersebut dan rongga mulut yang berperan sebagai resonator. Instrument
ini dahulu biasa dimainkan pada saat ingin martandang, selain itu saga-saga biasa
dimainkan selepas pulang dari ladang untuk mengisi waktu luang atau sekedar
menghibur diri sendiri bagi yang memainkan.
Dari segi fungsi maka penggunaan saga-saga dapat sebagai media
komunikasi atau interaksi antara pria dan wanita, dan sebagai pengungkapan
emosional seseorang serta hiburan pribadi.
Melihat keberadaan saga-saga saat ini baik dikalangan Masyarakat Batak
Toba maupun pada masayarakat non Batak Toba atau penduduk Indonesia sagasaga kurang begitu dikenal atau popoler dibanding alat musik Batak Toba lainnya.
Pada dasarnya proses pembuatan saga-saga dikerjakan dengan cara
sederhana karena hanya menggunakan bantuan peralatan manual tidak
menggunakan mesin. Struktural berkaitan dengan pengamatan (observasi),
pengukuran, perekaman atau pencatatan bentuk, ukuran besar kecil konstruksi,
serta bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan alat musik tersebut. Fungsional
memperhatikan fungsi dari alat-alat atau kompenen yang memproduksi
(menghasilkan suara) antara lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap
metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya
suara bunyi, nada, warna nada, serta kualitas suara yang dihasilkan. Dalam tulisan

ini mengenai proses dan teknik pembuatan saga-saga akan memakai pendekatan
secara struktural serta fungsional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan teknik pembuatan
Saga-saga oleh Bapak Guntur Sitohang dan teknik memainkan Saga-saga. Di
dalam penulisan ini, penulis melakukan pendekatan yang bersifat kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif. Sehingga menghasilkan tulisan dan pernyataan yang
berasal dari informan maupun nara sumber, teori yang digunakan Khasima
Shusumu yaitu pendekatan secara struktural serta fungsional (1978), Nettl (1963),
Curt Sach dan Hornbostel (1961), Alan P. Merriam (1964), Hood (1982).
Dengan berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin meneliti proses
teknik pembuatan Saga-saga dan cara memainkan Saga-saga, yang akan
dituangkan kedalam bentuk skripsi yang berjudul :
“KAJIAN ORGANOLOGIS SAGA-SAGA BATAK TOBA BUATAN BAPAK
GUNTUR SITOHANG DI DESA TURPUK LIMBONG KECAMATAN
HARIAN BOHO KABUPATEN SAMOSIR”

V

Universitas Sumatera Utara