Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah Sumut Sejahtera (Kpr Sumut Sejahtera) Pada Pt Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan

(1)

1 A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut menciptakan persaingan yang sangat ketat. Di dalam perbankan merupakan industri yang paling pesat perkembangannya. Baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit. Hal ini disebabkan adanya diregulasi pemerintah pada dunia perbankan pada tahun 1983. Akibatnya perbankan harus lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk baru yang sesuai dengan keadaan pasar dan mencari sumber dana yang banyak dari masyarakat. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, industri perbankan dapat membuka hambatan yang sebelumnya menimbulkan resepsi sector keuangan dan sistem keuangan negara, sehingga menyebabkan bisnis perbankan berkembang pesat dengan persaingan yang semakin ketat dan semarak.

Menurut Kuncoro, (2002:68) Bank adalah lembaga keuangan (financial institution) yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank kelebihan dana tersebut disalurkan kepada pihak - pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bank menerima simpanan uang dari masyarakat (dana pihak ketiga) dan kemudian menyalurkannya kembali dalam bentuk


(2)

kredit. Oleh karena itu, peranan bank tidaklah terlepas dari kegiatannya dalam pemgaturan lalu lintas pemabayaran dari waktu ke waktu, bahkan setiap saat dikala bank itu beroperasi. Dari aktivitas bank tersebut tersalurlah berbagai produk bank sesuai dengan kebijakan – kebijakan yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.

Dengan bertambahnya jumlah perbankan baik perbankan konvensional atau syariah, menimbulkan persaingan untuk mendapatkan dana dari masyarakat sebanyak –banyaknya kemudian kembali disalurkan kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit produktif maupun konsumtif. Dana dari masyarakat adalah jantung dari kehidupan perbankan, karena modal terbesar dari bank dari masyarakat dan perputaran uang itu sendiri. Dana dari masyarakat yang ada dalam dunia perbankan mencapai 80% hingga 90%, sedangkan modal dari intern bank hanya berkisar 10%-20%. Dana dari masyarakat disimpan dalam bank dalam bentuk deposito, tabungan dan giro dan dana pihak ketiga lain yang diterima bank.

Salah satu dari produk bank tersebut adalah kredit di mana hingga saat ini masih merupakan aktiva produktif yang memeberikan pendapatan utama kegagalan suatu bank karena mengandung risiko tinggi yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan kelangsungan hidup suatu bank.semakin besar tingkat atau proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka semakin besar pula jumlah investasi kredit yang dimiliki perusahaan. Dengan besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya, berarti perusahaan tersebut harus menyediakan investasi yang lebih besar


(3)

lagi. Dengan adanya penjualan kredit yang dilakukan, , maka akan timbul kemungkinan risiko yang dihadapi seperti munculnya berbagai biaya seperti, menambah pegawai mengurus dan mengawasi administrasi kredit. Saat semua masalah ini bermunculan, maka secara otomatis akan menghambat kelancaran operasional perusahaan yang harus dicapai. Oleh karena itu, sebelum melakukan pembelian kredit perusahaan harus memperhatikan unsur “ 5 C “ ( The five c of credit) yaitu, character, capacity, capital, collateral, dan condition.

Untuk itu, sebelum realisasi kredit dilaksanakan, pengelola bank haruslah mampu mengestimikan kelancaran pengembalian kredit dan pembayaran bunganya atau kebijakan pemberian kredit. Di samping itu perlu dilakukan penelitian terhadap kelayakan usaha calon debitur untuk mengetahui besarnya pendapatan atau penghasilan agar bank dapat terhindar atau menekan sekecil mungkin terjadinya resiko kredit macet (Non Performing Loan). Secara luas Non Performing Loan didefinisikan sebagai suatu kredit di mana pembayaran yang dilakukan tersendat-sendat, sulit untuk memperoleh perlunasan, bahkan tidak dapat ditagih. Sehingga kredit bermasalah ini akan dapat mempengaruhi pendapatan atau keuntungan bank.

Salah satu indikator besarnya pemberian kredit oleh bank yaitu dapat dilihat dari persentase Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2008:290). Rasio LDR ini digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana


(4)

dana masyarakat yang dihimpun oleh bank disalurkan kembali kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit kebijakan pemberian kredit yang mengandung prinsip kehati-hatian hendaknya diterapkan oleh bank dalam menentukan calon debitur yang benar-benar dapat menjaga dana kredit yang disalurkan dangan memilih calon debitur yang memiliki reputasi yang baik diharapkan nilai NPL akan turun.

Suatu bank tidak lagi dapat dipercaya oleh masyarakat maka sudah dapat diperkirakan bahwa bank tersebut tidak akan bertahan lama. Hal ini karena bank merupakan lembaga keuangan yang berlandaskan kepercayaan. Oleh karenanya pengelola bank haruslah dibekali profesionalisme dan integritas yang tinggi dan didukung oleh adanya suatu transparansi serta informasi perbankan yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat.

Bank di samping itu bertujuan memperoleh laba yang optimal yang bertujuan untuk mempertahankan kontiunitas bisnis yang dijalankan. Salah satu pengelolaan yang paling penting dilakukan untuk mendukung tujuan tersebut adalah pengelola sumber daya. Sebagai tulang punggung dalam menjalankan aktivitas perbankan sehingga diperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, terampil dan dapat diandalkan. Dalam mencapai tujuan utama bank yakni mendapatkan profit yang optimal dan menjaga likuiditas perusahaan agar tetap aman maka sudah selayaknya.

Kredit sebagai sumber pendapatan terbesar bagi bank diatur sedemikian rupa mulai pada saat adanya permohonan kredit sampai kepada


(5)

Dapat dibayangkan jika suatu bank tidak dapat menyalurkan kredit, sementara dana yang terhimpun dari simpanan jumlahnya besar maka sudah dapat dipastikan bahwa bank tersebut akan mengalami kerugian karena harus membayar bunga atas simpanan. Ini berarti bahwa bank tidak hanya berfungsi sebagai lembaga penghimpun dana saja tetapi harus berfungsi sebagai lembaga penyalur dana pula. kesalahan dalam penyaluran dana lebih merugikan lagi jika tidak diproses dengan baik. Hal itu dapat menyebabkan banyaknya jumlah kredit yang macet. Jika hal ini dialami oleh bank maka tingkat profitabilitas bank tersebut akan mengalami penurunan dan ini akan berdampak pada citra perbankan itu sendiri di kalangan masyarakat.

Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan yang diperoleh. Akan tetapi tidak berarti bahwa jumlah kredit yang disalurkan besar akan memberikan keuntungan yang besar pula. Dan hal ini akan berdampak pada tingkat Non Performing Loan perbankan. Untuk itulah perlu adanya kebijakan pemberian kredit yang tepat dan efektif yang diterapkan perbankan agar tingkat kredit bermasalah dapat berkurang.

Apalagi saat ini kebutuhan masyarakat mengenai sandang dan papan makin meningkat. Kebutuhan masyarakat yang meningkat mengakibatkan perbankan meningkat. Untuk memenuhi masyarakat dalam bidang papan. PT Bank SUMUT mengeluarkan produk kredit perumahan yaitu kredit pemilikan rumah Sumut sejahtera (KPR Sumut Sejahtera). KPR Sumut Sejahtera adalah kredit yang diberikan kepada perorangan untuk kebutuhan pembelian Rumah Tinggal, Apartemen, Rumah Toko (Ruko) maupun Rumah Kantor


(6)

(Rukan) yang dijual melalui pengembang atau bukan pengembang yang diberikan untuk masyarakat yang berpenghasilan minimum per bulan Rp 2.500.000,- .Dengan adanya KPR Sumut Sejahtera, masyarakat diharapkan dapat memiliki rumah rumah sehat sederhana dengan angsuran cukup rendah sehingga tidak memberatkan khususnya masyarakat Sumut dan realisasi kredit yang cepat. Bahwa dalam upaya mendukung pemasaran dan pelayanan PT. Bank Sumut dalam pemberian KPR diperlukan prosedur yang sederhana tanpa menghilangkan prinsip kehati-hatian dan budaya kredit sehat.

Dibawah ini tabel yang menunjukkan Nasabah yang melakukan Pinjaman di PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan 3 tahun terakhir

Tabel 1.1

Jumlah Nasabah yang melakukan Pinjaman di PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan

Tahun 2012-2014

Produk Pinjaman Tahun

2012 2013 2014

Kredit Multi Gua 1.650 1.578 1.219

Kredit Angsuran lainnya 1.191 1.179 1.113

Kredit Pemilikan Rumah 1.132 1.124 1.000

Kredit Rekening Koran 1.101 1.012 868

Total 5.082 4.893 4200

Sumber : PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan

Berdasarkan data di atas, posisi nasabah yang yang melakukan pinjaman di PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan selama 3 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Tahun 2013 kredit yang disalurkan Bank Sumut menurun sebesar 4,5 % dari Tahun 2012. Begitu pun pada pada Tahun 2014 menurun sebesar 7,5% dari tahun 2013. Dengan menurunnya jumlah kredit yang disalurkan oleh PT


(7)

Bank Sumut Cabang Utama Medan maka hal ini akan berdampak pada profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil judul penelitian: “Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR Sumut Sejahtera) Pada PT.Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka masalah pokok yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah Bagaimanakah prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah Sumut Sejahtera (KPR Sumut Sejahtera) oleh PT Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Prosedur pemberian kredit Pemilikan Rumah Sumut Sejahtera (KPR Sumut Sejahtera) pada PT Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan

2. Manfaat Penelitian

1) Bagi Penulis Penulis : dapat mengetahui prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR Sumut Sejahtera) pada PT Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan

2) Bagi Instansi

a. Dapat memeberikan informasi yang dapat digunakan oleh PT Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan


(8)

b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan khususnya mengenai prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah Sumut Sejahtera (KPR Sumut Sejahtera)

3) Bagi Universitas Sumatera Utara

Memperkenalkan dan memberikan wawasan mengenai Prosedur pemberian kredit perumahan terutama pada jurusan keuangan.

D. Sistematika Penulisan

1. Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir Tabel 1.2

Jadwal kegiatan penulisan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

APR-15 MEI-15 JUNI-15

III IV I II I III

1 Permohonan Izin Riset 2 Pengesahan Tugas Akhir 3 Pengajuan Judul

4 Pengajuan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir


(9)

2. Rencana Isi

Secara garis besar pembahasan yang dilakukan dibagi atas empat bab, dimana setiap babnya dibagi atas beberapa sub bab sesuai dengan pembahasannya. Adapun rencana isi tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan secara simgkat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat masalah, dan rencana penulisan jadwal kegiatan penulisan tugas akhir dan rencana isi.

BAB II :PT. BANK SUMUT KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

Pada bab ini diuraikan tentang gambaran perumusan yang meliputi sejarah singkat, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini, rencana usaha.

BAB III : PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH SUMUT SEJAHTERA (KPR SUMUT SEJAHTERA) PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

Dalam bab ini yang berisi hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup prosedur pemberian kredit yang diterapkan PT Bank Sumut


(10)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab yang yang terakhir dari penulisan tugas akhir ini. Penulisan akan memberikan kesimpulan yang didasarkan dari penjelasan bab terdahulu dan mencoba memberikan saran. Saran yang dianggap perlu sebagai masukan kepada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Utama Medan


(1)

Dapat dibayangkan jika suatu bank tidak dapat menyalurkan kredit, sementara dana yang terhimpun dari simpanan jumlahnya besar maka sudah dapat dipastikan bahwa bank tersebut akan mengalami kerugian karena harus membayar bunga atas simpanan. Ini berarti bahwa bank tidak hanya berfungsi sebagai lembaga penghimpun dana saja tetapi harus berfungsi sebagai lembaga penyalur dana pula. kesalahan dalam penyaluran dana lebih merugikan lagi jika tidak diproses dengan baik. Hal itu dapat menyebabkan banyaknya jumlah kredit yang macet. Jika hal ini dialami oleh bank maka tingkat profitabilitas bank tersebut akan mengalami penurunan dan ini akan berdampak pada citra perbankan itu sendiri di kalangan masyarakat.

Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan yang diperoleh. Akan tetapi tidak berarti bahwa jumlah kredit yang disalurkan besar akan memberikan keuntungan yang besar pula. Dan hal ini akan berdampak pada tingkat Non Performing Loan perbankan. Untuk itulah perlu adanya kebijakan pemberian kredit yang tepat dan efektif yang diterapkan perbankan agar tingkat kredit bermasalah dapat berkurang.

Apalagi saat ini kebutuhan masyarakat mengenai sandang dan papan makin meningkat. Kebutuhan masyarakat yang meningkat mengakibatkan perbankan meningkat. Untuk memenuhi masyarakat dalam bidang papan. PT Bank SUMUT mengeluarkan produk kredit perumahan yaitu kredit pemilikan rumah Sumut sejahtera (KPR Sumut Sejahtera). KPR Sumut Sejahtera adalah kredit yang diberikan kepada perorangan untuk kebutuhan pembelian Rumah Tinggal, Apartemen, Rumah Toko (Ruko) maupun Rumah Kantor


(2)

(Rukan) yang dijual melalui pengembang atau bukan pengembang yang diberikan untuk masyarakat yang berpenghasilan minimum per bulan Rp 2.500.000,- .Dengan adanya KPR Sumut Sejahtera, masyarakat diharapkan dapat memiliki rumah rumah sehat sederhana dengan angsuran cukup rendah sehingga tidak memberatkan khususnya masyarakat Sumut dan realisasi kredit yang cepat. Bahwa dalam upaya mendukung pemasaran dan pelayanan PT. Bank Sumut dalam pemberian KPR diperlukan prosedur yang sederhana tanpa menghilangkan prinsip kehati-hatian dan budaya kredit sehat.

Dibawah ini tabel yang menunjukkan Nasabah yang melakukan Pinjaman di PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan 3 tahun terakhir

Tabel 1.1

Jumlah Nasabah yang melakukan Pinjaman di PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan

Tahun 2012-2014

Produk Pinjaman Tahun

2012 2013 2014

Kredit Multi Gua 1.650 1.578 1.219

Kredit Angsuran lainnya 1.191 1.179 1.113 Kredit Pemilikan Rumah 1.132 1.124 1.000 Kredit Rekening Koran 1.101 1.012 868

Total 5.082 4.893 4200

Sumber : PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan

Berdasarkan data di atas, posisi nasabah yang yang melakukan pinjaman di PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan selama 3 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Tahun 2013 kredit yang disalurkan Bank Sumut menurun sebesar 4,5 % dari Tahun 2012. Begitu pun pada pada Tahun 2014 menurun sebesar 7,5% dari tahun 2013. Dengan menurunnya jumlah kredit yang disalurkan oleh PT


(3)

Bank Sumut Cabang Utama Medan maka hal ini akan berdampak pada profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil judul penelitian: “Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR Sumut Sejahtera) Pada PT.Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka masalah pokok yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah Bagaimanakah prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah Sumut Sejahtera (KPR Sumut Sejahtera) oleh PT Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Prosedur pemberian kredit Pemilikan Rumah Sumut Sejahtera (KPR Sumut Sejahtera) pada PT Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan

2. Manfaat Penelitian

1) Bagi Penulis Penulis : dapat mengetahui prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR Sumut Sejahtera) pada PT Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan

2) Bagi Instansi

a. Dapat memeberikan informasi yang dapat digunakan oleh PT Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan


(4)

b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan khususnya mengenai prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah Sumut Sejahtera (KPR Sumut Sejahtera)

3) Bagi Universitas Sumatera Utara

Memperkenalkan dan memberikan wawasan mengenai Prosedur pemberian kredit perumahan terutama pada jurusan keuangan.

D. Sistematika Penulisan

1. Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir Tabel 1.2

Jadwal kegiatan penulisan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

APR-15 MEI-15 JUNI-15

III IV I II I III

1 Permohonan Izin Riset 2 Pengesahan Tugas Akhir 3 Pengajuan Judul

4 Pengajuan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir


(5)

2. Rencana Isi

Secara garis besar pembahasan yang dilakukan dibagi atas empat bab, dimana setiap babnya dibagi atas beberapa sub bab sesuai dengan pembahasannya. Adapun rencana isi tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan secara simgkat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat masalah, dan rencana penulisan jadwal kegiatan penulisan tugas akhir dan rencana isi.

BAB II :PT. BANK SUMUT KANTOR CABANG UTAMA

MEDAN

Pada bab ini diuraikan tentang gambaran perumusan yang meliputi sejarah singkat, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini, rencana usaha.

BAB III : PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN

RUMAH SUMUT SEJAHTERA (KPR SUMUT SEJAHTERA) PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

Dalam bab ini yang berisi hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup prosedur pemberian kredit yang diterapkan PT Bank Sumut


(6)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab yang yang terakhir dari penulisan tugas akhir ini. Penulisan akan memberikan kesimpulan yang didasarkan dari penjelasan bab terdahulu dan mencoba memberikan saran. Saran yang dianggap perlu sebagai masukan kepada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Utama Medan