Pengaruh Credit Scoring Model Terhadap Kolektibilitas Kredit Pemilikan Rumah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EXTENSI MEDAN
PENGARUH CREDIT SCORING MODELTERHADAP
KOLEKTIBILITAS KREDIT PEMILIKAN RUMAH
PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) KANTOR CABANG
PEMBANTU H.M. YAMIN
MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
AYU PRIHATINI
040521236
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universirtas Sumatera Utara
Medan
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul :
“Pengaruh Credit Scoring Model terhadap Kolektibilitas Kredit Pemilikan Rumah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan”Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, Nopember 2007
Yang membuat pernyataan,
AYU PRIHATINI
(3)
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaniraahim
Syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta tidak lupa shalawat beriring salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Ekstensi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Secara khusus penulis menyampaikan hormat dan terima kasih yang tidak terhingga kepada Ayahanda ………. dan Ibunda ………atas doa, perhatian, dan kasih sayang mereka selama ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Ritha F. Dalimunthe, Ak selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. ………. selaku Sekretaris Departemen Manajemen .
4. Bapak Syahyunan selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
(4)
5. Seluruh staff pengajar dan pegawai di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Pimpinan dan staff karyawan Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Kas H.M. Yamin Medan, yang telah bersedia membantu dalam memberikan data yang dibutuhkan oleh penulis.
7. Keluarga yang penulis sayangi ………. terima kasih atas perhatian dan kasih sayangnya.
8. Semua sahabat-sahabat terbaikku terima kasih karena telah menghiasi indahnya kehidupan pertemananku selama ini dan orang yang selalu setia memberiku “semangat”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis menerima semua saran dan kritik dari semua pihak. Dengan kerendahan hati, saya berharap agar skripsi ini dapat berguna bagi kita semua.
Akhir kata penulis berserah diri kepada Allah SWT semoga senantiasa melimpahkan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.
Medan, Nopember 2007
Penulis,
AYU PRIHATINI
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Hipotesis ... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
E. Metode Penelitian ... 5
1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 5
2. Jenis dan Sumber Data ... 5
3. Teknik Pengumpulan Data ... 6
4. Batasan Operasional ... 6
5. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 7
6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 8
7. Metode Analisis Data ... 10
8. Uji Hipotesis ... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 14
A. Pengertian Bank ... 14
(6)
C. Jenis – Jenis Kredit ... 19
D. Kebijakan dan Prosedur Pemberian Kredit ... 24
E. Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit ... 26
F. Pengawasan Kredit ... 30
G. Pengertian Kredit Pemilikan Rumah ... 32
H. Pengertian Credit Scoring ... 32
BAB III : GAMBARAN UMUM BANK TABUNGAN NEGARA ... 34
A. Sejarang Singkat Perusahaan ... 34
B. Sturktur Organisasi ... 36
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI ... 46
A. Statistik Deskriptif ... 46
B. Uji Kualitas Data ... 47
1. Uji Normalitas ... 47
2. Uji Asumsi Klasik ... 51
C. Uji Hipotesis ... 55
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 59
1. Uji Normalitas ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 32 LAMPIRAN
(7)
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1. Rekap Tunggakan Debitur KPR PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu HM. Yamin
Medan 2
2. Tabel 1.2. Lanjutan Rekap Tunggakan Debitur KPR PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu
HM. Yamin Medan 3
3. Tabel 2.1. Standar Penilaian Kredit Untuk KPR 30 4. Tabel 2.2. Penilaian Kredit untuk Nasabah KPR 31
(8)
(9)
(10)
Ayu Prihatini (2008) : Pengaruh Credit Scoring Model Terhadap Kolektibilitas Kredit Pemilikan Rumah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis penerapan
Credit Scoring Model pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan serta untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Credit Scoring Model terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik wawancara dan studi dokumentasi. Teknik wawancara, yaitu suatu cara untuk menghimpun data dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan kepada responden penelitian untuk dijawab secara lisan. Studi dokumentasi, yaitu suatu cara untuk menghimpun data dengan cara mengumpulkan berbagai dokumen pendukung yang masih relevan dengan penelitian ini.
Dari hasil penelitian didapat bahwa rata – rata kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan berada pada level Kolektibilitas Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK), yaitu sebesar 1.70% dan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh credit scoring model terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan dapat diterima, namun pengaruh yang dihasilkan bersifat middle effect yang ditunjukkan melalui koefisien adjusted R Square sebesar 49.40%, dengan kata lain sebesar 50.60% kolektibilitas kredit pemilikan rumah di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan dipengaruhi oleh faktor – faktor lain diluar variable penelitian ini.
(11)
Ayu Prihatini (2008) : Pengaruh Credit Scoring Model Terhadap Kolektibilitas Kredit Pemilikan Rumah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis penerapan
Credit Scoring Model pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan serta untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Credit Scoring Model terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik wawancara dan studi dokumentasi. Teknik wawancara, yaitu suatu cara untuk menghimpun data dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan kepada responden penelitian untuk dijawab secara lisan. Studi dokumentasi, yaitu suatu cara untuk menghimpun data dengan cara mengumpulkan berbagai dokumen pendukung yang masih relevan dengan penelitian ini.
Dari hasil penelitian didapat bahwa rata – rata kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan berada pada level Kolektibilitas Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK), yaitu sebesar 1.70% dan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh credit scoring model terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan dapat diterima, namun pengaruh yang dihasilkan bersifat middle effect yang ditunjukkan melalui koefisien adjusted R Square sebesar 49.40%, dengan kata lain sebesar 50.60% kolektibilitas kredit pemilikan rumah di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan dipengaruhi oleh faktor – faktor lain diluar variable penelitian ini.
(12)
A. Latar Belakang
Di tengah persaingan bisnis saat ini, bisnis perbankan ke depan nampaknya lebih mendapat perhatian dari pelaku ekonomi. Kompleksitas masalah merupakan tantangan bagi bisnis bank sekarang dan akan semakin kompleks pada masa depan. Dalam lingkungan perbankan sendiri diharapkan telah dilakukan berbagai langkah penyesuaian dengan lingkungan yang terus berubah. Bisnis perbankan secara garis besar terbagi dalam tiga kelompok kegiatan utama bank yang sangat perlu dikelola secara professional yaitu kegiatan penghimpunan dana (funding) menyalurkan dana (lending) dan penyediaan jasa lainnya (service).
Makin tajamnya persaingan mendorong bank-bank untuk lebih meningkatkan teknologi informasi (IT) serta mutu sumber daya manusianya, sehingga mampu menerapkan konsep pemberian kredit yang sesuai dan mengacu kepada prinsip kehati-hatian (prudential banking practice) serta dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corperate governance).
Bank sebagai sebuah lembaga intermediasi adalah menyalurkan dana atau kredit (lending). Kredit merupakan kegiatan bank yang terbesar dan juga sumber pendapatan yang terbesar pula, pada bank konvensional pendapatan tersebut diperoleh melalui spread yang merupakan selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman. Sejak terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 sampai sekarang kredit bermasalah masih merupakan masalah yang belum
(13)
terselesaikan dan masih menyimpan berbagai masalah bagi pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia. Dalam dunia perbankan kredit bermasalah merupakan penyakit yang berbahaya tidak hanya bagi bank sendiri tetapi juga bagi deposan dan akhirnya akan mempengaruhi sistem perekonomian (Systemic Risk). Sehingga Bank Indonesia terus mengeluarkan peraturan-peraturan yang menyangkut dalam penyaluran kredit sampai dengan peraturan yang terakhir dikeluarkan PBI No.7/2/2005 mengenai penilaian kualitas aktiva produktif.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai perusahaan pemberi kredit (money lender) mempunyai berbagai resiko yang dihadapi dalam kegiatan bisnisnya. Adapun resiko yang paling mencuat akhir-akhir ini antara lain adalah resiko kredit yaitu kredit tersebut menjadi tidak dapat ditagih lagi atau macet dan ini akan berdampak terhadap peningkatan kredit bermasalah (Non Performing Loan) yang merupakan sebagai salah satu indikator penilaian kesehatan suatu bank.
Tabel 1.1
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang KCP HM. Yamin Medan Kolektibilitas Kredit KPR
No. Status Kolektibilitas Jumlah Debitur
31 Desember 2006 31 Desember 2007 1. 2. 3. 4. 5. Lancar
Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet 1.823 940 11 13 97 1367 685 1 10 29
Total 2.884 2.092
Sumber : PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang KCP HM. Yamin Medan
Dari Tabel 1.1 di atas dapat dilihat kolektibilitas kredit KPR masih sangat jauh dari harapan dimana masih banyaknya kredit bermasalah dan ini berpengaruh
(14)
terjadi dalam kegiatan operasional bank, adapun tindak lanjut dari kredit macet tersebut apabila tidak dapat dilakukan restrukturisasi maka pihak BTN akan melakukan penghapusan hutang (write off). Pada tahun 2006 jumlah kredit macet KPR BTN sebanyak 97 debitur atau 3.63% dan pada tahun 2007 menurun menjadi 29 debitur atau sebesar 1,39%. Sampai dengan posisi per 31 Januari 2007, total kredit yang telah di write off untuk wilayah kerja Bank Tabungan Negara KCP HM. Yamin Medan Rp. 1.808.560.000,-
penyebab timbulnya kredit sampai dengan write off tidak semuanya merupakan faktor kesalahan petugas/analis kredit atau faktor internal, melainkan faktor eksternal seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) dan individu, dan debitur itu sendiri. Berdasarkan pengalaman yang ada, proses analisis kredit masih dengan cara-cara tradisional, masih banyak unsur subjektif dan proposal/berkas permohonan kredit sangat bergantung pada komite kredit, maka pada akhir tahun 2001 Bank BTN telah melakukan perombakan terhadap proses dalam penilaian kredit yang lebih mendalam sehingga menjamin kualitas kredit yang disalurkan. Adapun sistem pola penilaian kredit tersebut yaitu dengan cara CSM (Credit Scoring Model), dengan CSM ini diharapkan dapat membantu dalam proses persetujuan kredit agar lebih cepat dan konsisten.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dilakukan penelitian dengan judul. “Pengaruh Credit Scoring Model Terhadap Kolektibilitas Kredit Pemilihan Rumah Pada PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan”
(15)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana pengaruh Credit Scoring Model terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada Bank BTN Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan?”
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi hipotesis dari penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh Credit Scoring Model terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada Bank BTN Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan”
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu :
a. Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan Credit Scoring Model pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Credit Scoring Model terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan.
(16)
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis, penelitian bermanfaat sebagai wadah penerapan ilmu pengetahuan yang didapat selama dibangku kuliah dan pengembangan wawasan di dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen PT. Bank Tabungan Negara (Persero) KCP H.M. Yamin Medan dalam hal penyaluran kredit.
c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan penelitian – penelitian lebih lanjut.
E. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) KCP H.M. Yamin Medan yang beralamat di Jl. H.M. Yamin Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2007 sampai dengan Februari 2008. Rancangan waktu penelitian dilakukan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian penelitian secara keseluruhan.
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dgunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak langsung berasal dari narasumber akan tetapi melalui orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan di PT. Bank Tabungan Negara
(17)
(Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan yaitu dengan meminta bantuan kepada bagian kredit untuk memperoleh data yang meliputi :
a. Perkembangan jumlah debitur KBP dari tahun 2006 s/d 2007
b. Skor masing – masing debitur pada saat diterimanya aplikaksi KPR dan diambilnya suatu keputusan untuk menyetujui diberikannya KPR kepada debitur.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian dan pengumpulan data/informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yaitu :
a. Wawancara (interview), yaitu suatu cara untuk menghimpun data dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan responden penelitian untuk dijawab secara lisan.
b. Studi Dokumentasi, yaitu suatu cara untuk menghimpun data dengan cara mengumpulkan berbagai dokumen pendukung yang masih relevan dengan penelitian ini
4. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini, penulis membatasinya hanya mengoperasionalkan data sekunder nilai skor kredit telah ditetapkan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan untuk masing – masing debitur KPR, sedangkan untuk mengukur kolektibilitas hanya didasarkan rasio umur piutang untuk jangka waktu 2 tahun, yaitu dari tahun 2006
(18)
sampai dengan tahun 2007, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan koefisien regresi linier.
5. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Sebelum diuraikan tentang jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, terlebih dahulu diuraikan secara singkat tentang populasi dan sampel. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan yang telah disetujui permohonan KPRnya dari tahun 2006 s/d 2007. Berdasarkan data yang dihimpun dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan dari tahun 2006 s/d 2007, tercatat sebanyak 240 debitur yang telah disetujui permohonan KPRnya. Dalam penelitian ini tidak keseluruhan populasi menjadi objek penelitian, melainkan diambil beberapa sample. Metode pengambilan sample didasarkan atas formulasi berikut ini.
2
. N. P. Q s =
d2 (N-1) + 2. P. Q Dimana :
s = Jumlah sample yang dibutuhkan p = q = 0.5
d = 0.05
2
dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%
Dari jumlah satu populasi sebanyak 240 debitur KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan, dengan taraf kesalahan 10%, maka jumlah sample yang dianggap representative sebanyak 142 debitur (Lihat lampiran 2).
(19)
6. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel a. Kolektibilitas Kredit
Variabel ini disebut sebagai variabel terikat (depemdent variable). Kolektibilitas kredit diartikan sebagai penggolongan kredit berdasarkan tingkat resiko pengembaliannya. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini didasarkan atas persentase pengembalian kredit yang diukur sebagai berikut :
1) Cadangan Umum, yang sekurang-kurangnya sebesar 1 % (satu perseratus) dari Total Aktiva Produktif.
2) Cadangan Khusus untuk kredit yang diberikan sekurang-kurangnya adalah, Dalam Perhatian Khusus (DPK) 5%
Kurang Lancar (KL) 15%
Diragukan (DIR) 50%
Macet 100%
b. Credit Scoring Model
Variabel ini disebut sebagai variabel bebas (independent variable).Cerdit Scoring Model diartikan sebagai suatu formula atau hitung-hitungan yang digunakan oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit, apakah layak untuk disetujui atau tidak. Indicator yang digunakan untuk pengukuran variabel ini didasarkan atas nilai skor. Unsur – unsur yang dinilai dalam pemodelan ini ditunjukkan pada Table 1.2.
(20)
Tabel 1.2
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang KCP HM. Yamin Medan Unsur – unsur Credit Scoring Model
Karakteristik yang dinilai Nilai Bobot Nilai akhir Pendapatan
Jaminan dari atasan Pemohon Jaminan Keberadaan
Referensi
0.40 0.30
0.20 0.10
100
Sumber : Diadopsi dari Muslich (2000)
1) Pendapatan diukur berdasarkan Gaji bersih yang diterima debitur (Gaji bersih = Gaji kotor – (biaya hidup + angusaran pinjaman) dengan pembobotan sebagai berikut :
a) Gaji bersih < Rp. 850.000,- diberi bobot 0.00
b) Gaji bersih > Rp. 850.000,- s/ d Rp. 1.700.000,- diberi bobot 0.10 c) Gaji bersih > Rp. 1.700.000,- s/d Rp. 2.550.000,- diberi bobot 0.20 d) Gaji bersih > Rp. 2.550.000,- s/d Rp. 3.400.000,- diberi bobot 0.30 e) Gaji bersih > Rp. 3.400.000,- diberi bobot 0.40
2) Jaminan dari atasan pemohon diukur bedasarkan ada atau tidaknya konfirmasi tertulis dari atasan dimana debitur bekerja.
a) Tidak ada jaminan dari atasan pemohon diberi bobot 0.00 b) Ada jamina dari atasan pemohon diberi bobot maksimum 0.30
3) Jaminan keberadaan merupakan jaminan fisik yang dititipkan ke Bank. Jaminan dapat dapat berupa kartu kepegawaian, jaminan fisik (surat tanah, BPKB Mobil atau kendaraan bermotor lainnya).
a) Tidak ada jaminan tambahan diberi bobot 0.00
(21)
4) Referensi diukur berdasarkan jabatan, tokoh, dan debitur potensial. a) Tidak ada referensi diberi bobot 0.00
b) Ada referensi dari pejabat/tokoh/debitur potensial diberi bobot maksimum 0.10
7. Metode Analisis Data
Dalam menganalisa persoalan – persoalan atau masalah –masalah yang sebelumnya telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, maka untuk memecahkan masalah – masalah tersebut penulis menggunakan dua jenis metode analisis, antara lain : Metode Analisis yang bersifat Deskriptif, yaitu merumuskan dan menafsirkan data serta keterangan – keterangan yang diperoleh, dengan kata lain memecahkan masalah dengan jalan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data dan mengadakan interpretasi sehingga memberikan suatu gambaran atas permasalahan yang dianalisa.
8. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji persamaan regresi linier berganda. Uji ini digunakan untuk mengetahui besar pengaruh antara: Variable independen (X1, X2, X3 dan X4) dengan variable dependen (Y). model
persamaan yang digunakan :
Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4 +
Dimana :
Y = Kolektibilitas kredit X1 = Pendapatan
(22)
X4 = Referensi β = Nilai Intercept
= Nilai residual variable bebas
Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan alat uji sebagai berikut : 1. Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95 % (=0,05).
Urutan uji F
a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif. H0 : β1 = β2 = β3 =……….=β8 = 0
Ha : Paling sedikit ada satu βi 0 i = 1,2,3,…….8
b. Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu :
dimana : R2= koefesien determinasi n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas
Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitung yang dibandingkan dengan
Ftabel dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dan
degree of freedom = n-k-1. c. Kriteria Pengujian :
dimana : Fhitung Ftabel = H0 ditolak
Fhitung Ftabel = H0 diterima
2. Uji-t statistik, untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95 % ( = 0,05).
Urutan Uji t :
1
/ 1/
2 2
k n R
k R F
(23)
a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif. H0 : βi = 0 i = 1,2,3,…...8
Ha : βi0 i = 1,2,3,…….8
b. Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus :
dimana :
bi = koefesien regresi masing-masing variabel
Sbi = standar error masing-masing variabel
Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian
dibandingkan dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95%.
c. Kriteria pengujian :
t hitung t tabel = H0 ditolak
t hitung t tabel = H0 diterima
Untuk ketepatan penghitungan sekaligus mengurangi human errors, penulis tidak melakukan perhitungan secara manual akan tetapi dengan menggunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik, yaitu program SPSS (statistiacal packages for social siciences) Versi 14.0, aplikasi ilmu sosial. Penetapan tingkat signifikansi pada confidence level 95% atau 0.05. Dengan menggunakan program SPSS disamping untuk memperoleh hasil yang akurat dan tepat, juga pengolahan dapat dilakukan dengan cepat.
Uji akan dilakukan satu sisi, karena akan dicari korelasi dari masing – masing variable satu arah. Sedangkan untuk pengambilan keputusan diterima atau ditolaknya suatu hipotesis mengacu kepada ketentuan :
i i hit
sb b
(24)
1. Jika prob sig (1-tailed) < 0.05, maka H1 dan H2 diterima atau terdapat
korelasi dan pengaruh antar variable yang diteliti.
2. Jika prob sig (1-tailed) > 0.05, maka H1 danH2 ditolak atau tidak terdapat
(25)
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Bank
Bank yang kita kenal merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan baik tabungan, deposito dan giro. Kemudian bank dengan kegiatannya juga sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Perkembangan kegiatan bank itu sendiri sampai dengan fungsinya yang lebih kompleks menjadi tempat segala macam bentuk pembayaran dan setoran.
Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2002:11), mengatakan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Dendawijaya (2003 : 35), “Bank adalah : badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle funds/Surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan”.
(26)
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya menarik dana dan menyalurkan dana tersebut bagi masyarakat yang membutuhkan. Bagi bank konvensional besarnya bunga kredit dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan serta faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan suku bunga kredit.
Sebuah bank tentunya mempunyai tujuan utama memperoleh keuntungan dalam kegiatannya agar dapat membiayai kegiatan operasionalnya. Agar suatu badan usaha tidak menderita kerugian maka badan usaha tersebut perlu mengelolanya secara professional. Menurut Dendawijaya (2003:33) kegiatan bank umum dan dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) kegiatan utama yaitu perkreditan, pemasaran, pendanaan, operasi, pengelolaan SDM, Audit. Kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perkreditan
Kegiatan perkreditan merupakan suatu rangkaian kegiatan utama bank umum yang paling banyak memiliki struktur organisasi dan beragam sifatnya. Dalam neraca sebuah bank pos kredit merupakan angka yang terbesar dan penghasilan terbesar pula dari kegiatan ini. Kegiatan perkreditan perlu pengelolaan resiko yang baik agar dapat mengecilkan tingkat resiko kredit. 2. Pemasaran (Marketing)
Kegiatan marketing suatu bank umum lebih banyak diarahkan pada penghimpunan dana. Hal ini dikarenakan semua kegiatan bank pada sisi aktiva, sangat tergantung dari adanya dana yang terhimpun dan besarnya dana pada bank tersebut.
(27)
3. Pendanaan (Tresury)
Kegiatan treasury (pendanaan) lebih diutamakan pada pengelolaan dana oleh para manajemen bank, agar diperoleh kinerja yang optimal dalam memperoleh dana serta memaksimalkan alokasi dana kepada aktiva produktif dalam kegiatan bisnis bank.
4. Operasional
Kegiatan operasional merupakan kegiatan unit-unit dalam bank yang bersifat membantu kegiatan-kegiatan unit utama bank lainnya. Kegiatan tersebut antara lain meliputi kegiatan administrasi dan pembukuan bank, baik di cabang maupun dipusat.
5. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Human Resources)
Pengelolaan sumber daya manusia (human resources) dalam sangatlah penting dalam kegiatan suatu bank. Dukungan dari SDM yang berkualitas perlu ditunjang dengan berbagai persyaratan dari perencanaan sumber daya manusia, penarikan tenaga kerja, seleksi, penempatan pegawai, perencanaan pendidikan dan latihan, penilaian prestasi kerja sampai kompensasi yang akan diberikan.
7. Audit (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan pada bank umum meliputi 3 jenjang pengawasan (audit) yaitu :
a. Pengawasan intern(Internal Audit)
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh suatu unit didalam bank yang dikenal dengan nama satuan kerja audit. Unit
(28)
diharuskan keberadaannya dalam bank berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
b. Pengawasan Ekstern (External Audit)
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik, yang penunjukkannya dalam rapat umum tahunan pemegang saham (RUPST) bank yang bersangkutan.
c. Pengawasan BI
Pengawasan BI adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, baik secara berkala maupun secara mendadak berdasarkan kebutuhan tertentu menurut pertimbangan Bank Indonesia.
B. Pengertian Kredit
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kredit, sebagai orang awampun tentu mengetahui apa itu kredit baik itu kredit barang ataupun uang, istilah kredit menurut orang awam merupakan suatu proses pinjaman meminjam dengan suatu perjanjian pengembaliannya.
Menurut asal mulanya kata kredit dari bahasa Yunani yaitu credere yang artinya kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan. Pengertian Kredit menurut Undang-Undnag Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah : Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut Sinungan (2002:3) kredit adalah : suatu pemberian
(29)
prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga. Dapat dikatakan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Dalam memberikan kredit (kreditur) tentunya bank harus melalui proses dengan menganalisis kredit untuk meyakinkan bank bahwa penerima kredit (debitur) benar-benar dapat dipercaya.
Menurut Masyhud (2004:292) dalam pengertian mengenai kredit tersebut mencakup beberapa unsur yang terkandung didalamnya, yaitu :
1. Unsur penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu. 2. Unsur kewajiban pengembalian kembali kredit atau tagihan
3. Unsur jangka waktu pengembalian kredit atau tagihan 4. Unsur pembayaran bunga
5. Unsur adanya perjanjian kredit
Sedangkan menurut Kasmir (2002:94) menerangkan bahwa unsur-unsur dari kredit tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (Bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang.
2. Kesepakatan
Merupakan kesepakatan antara kreditur dan debitur yang terutang dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
(30)
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 4. Resiko
Dikarenakan kredit yang diberikan dengan tenggang waktu pengembaliannya tentunya mempunyai resiko tidak tertagih baik yang disengaja maupun yang tidak dan semakin panjang jangka waktu semakin besar pula resikonya.
5. Balas Jasa
Tentunya pemberi kredit mengharapkan balas jasa dari pemberian kredit tersebut berupa keuntungan yang disebut bunga bank dan biaya-biaya lain dalam proses realisasi kredit tersebut.
C. Jenis-jenis Kredit
Kolektibilitas kredit yaitu penggolongan kredit berdasarkan tingkat resiko pengembaliannya (SE Bank Indonesia No.07/02/PBI/2005) Penggolongan kredit tersebut terbagi 5 (lima) golongan yang sesuai dengan kualitasnya.
1. Kredit Lancar (Pass)
Kredit Lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga.
2. Kredit Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)
Kredit Dalam Perhatian Khusus adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 1 hari sampai dengan 90 hari.
(31)
3. Kredit Kurang Lancar (Sub-Standart)
Kredit Kurang Lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 91 hari sampai dengan 120 hari dari waktu yang diperjanjikan.
4. Kredit Diragukan (Doupful)
Kredit Diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 121 hari sampai dengan 180 hari dari waktu yang diperjanjikan.
5. Kredit Macet (Loss)
Kredit Macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 271 hari sampai dengan 999 hari dari waktu yang diperjanjikan.
Dengan beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kredit. Pemberi fasilitas kredit itu sendiri oleh bank dapat dikelompokkan ke dalam jenis yang masing-masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha mempunyai karakteristik tertentu.
Menurut Kasmir (2002 : 37) secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dan dilihat dari berbagai segi adalah :
1. Dilihat dari Segi Kegunaan
Jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut, apakah digunakan dalam kegiatan utama dalam operasional
(32)
perusahaan atau hanya kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunanannya terdapat dua jenis kredit yaitu :
a. Kredit Investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dengan masa pemakaiannya untuk satu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.
b. Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contohnya kredit modal kerja untuk membeli bahan baku, gaji atau biaya lain yang berhubungan dengan proses operasional perusahaan.
2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit
Kredit jenis ini dilihat dari segi tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit ini antara lain adalah :
a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk digunakan sehingga menghasilkan sesuatu berupa barang maupun jasa.
b. Kredit konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikomsumsi atau dipakai secara pribadi, dalam hal ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
(33)
dihasilkan. Karena memang untuk digunakan oleh pribadi. Contoh : kredit untuk perumahan, mobil pribadi, dsb.
c. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pengembaliannya diharapkan dari perdagangan barang tersebut.
3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu
Merupakan kredit yang mempunyai jangka waktu tertentu sampai masa pelunasannya jenis kredit ini adalah :
a. Kredit jangka pendek
Kredit yang mempunyai jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
b. Kredit jangka menengah
Kredit yang jangka waktunya antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dapat diberikan untuk modal kerja.
c. Kredit jangka panjang
Jenis kredit ini mempunyai rentang waktu pengembaliannya yang panjang di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan investasi jangka panjang.
4. Dilihat dari Segi Jaminan
Setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis kredit ini adalah :
(34)
a. Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu, artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan.
b. Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan maksudnya kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usahanya, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha
Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, jadi pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit ini terdiri antara lain :
a. Kredit pertanian, kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian dan dapat berupa jangka pendek ataupun jangka panjang.
b. Kredit peternakan, kredit yang diberikan untuk membiayai peternakan biasanya dalam jangka waktu pendek untuk peternakan ayam.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri skala kecil, menengah dan besar.
d. Kredit pertambangan, yaitu fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai usaha pertambangan.
e. Dan sektor-sektor usaha lainnya.
D. Kebijakan dan Prosedur Pemberian Kredit
Meskipun setiap perbankan telah menerapkan prudential banking practices yang harus dilaksanakan dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah khususnya Bank Indonesia, tetap tidak ada jaminan
(35)
bahwa dengan demikian bank telah aman dari resiko kredit macet, jadi bank tetap perlu menyusun dan menetapkan kebijakan pemberian kreditnya sendiri, yang antara lain mengatur perihal ( Masyhud, 2004:293).
1. Komposisi serta besaran loan portofolio yang dituju atau diprioritaskan 2. Jangka waktu kredit
3. Jenis portofolio kredit dan sebagainya
Menurut Mashud (2004:294) dalam menyusun kebijakan kredit tersebut manajemen bank perlu juga memperhatikan beberapa faktor antara lain.
1. Posisi dan kekuatan permodalan bank, karena besaran modal bank akan sangat menentukan seberapa jauh bank mampu menghadapi resiko yang mungkin akan terjadi. Struktur modal yang kuat tentu akan lebih memberi peluang yang lebih besar lagi bank untuk memberikan jangka waktu pinjaman yang lebih longgar.
2. Gambaran antara resiko dan margin yang mungkin akan dihadapi dan dihasilkan bank pada berbagai jenis pinjaman yang dapat diberikan oleh bank. 3. Stabilitas sumber pendanaan. Merupakan bagaimana gambaran komposisi
antara dana-dana giro, deposito, tabungan dan lain-lain, bagaimana jangka waktu dan besaran bunga yang harus dipikul bank.
4. Keadaan perekonomian, dimana perekonomian yang stabil merupakan lahan yang sangat kondusif bagi kebijakan perkreditan dan sebaliknya jika keadaan perekonomian tidak stabil juga akan mempengaruhi kebijakan kredit.
5. Pengaruh kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan oleh pemerintah atau otoritas moneter.
(36)
6. Kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh staf bank yang akan menjadi pelaksana di lapangan.
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Mungkin yang menjadi perbedaan terletak pada persyaratan dan ukuran-ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing.
Dalam praktiknya prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.
Menurut Dendawijaya (2003:76) adapun siklus perkreditan bank berlangsung mulai dari :
1. Bank menerima permohonan kredit dari calon debitur 2. Bank melakukan analisis atas permohonan kredit
3. Bank memberikan persetujuan atas permohonan kredit yang diajukan 4. Bersama-sama dengan debitur bank menandatangani perjanjian kredit
5. Bank memberikan persetujuan atas pencairan kredit sesuai dengan kesepakatan 6. Bank melakukan pengawasan atas jalannya kredit, seberapa jauh kredit tersebut
telah dilaksanakan dengan efektif oleh debitur. Pada tahap siklus ini terdapat tiga kemungkinan, yaitu :
a. Kredit berjalan lancar dimana nasabah selalu memenuhi kewajibannya tepat waktu
(37)
b. Kredit menghadapi berbagai permasalahan, namun tetap dapat dicari jalan keluarnya oleh bank.
c. Tejadi permasalahan kredit yang tidak lagi dapat diatasi sehingga portofolio kredit masuk dalam golongan kolektibilitas macet.
Dari siklus perkreditan tersebut terlihat bahwa cash-out-flow dan cash inflow dana sangat tergantung pada kelancaran jalannya kredit, yang pada akhirnya menjamin tercapainya likuiditas dan rentabilitas bank.
E. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Bank dalam memberikan kredit haruslah mempunyai staf yang dapat diandalkan dalam menganalisis kredit. Analisis kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisa atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa kredit yang diberikan cukup layak (feasible). Dengan adanya analisis kredit ini dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya default oleh calon debitur dan dapat mengecilkan resiko kredit.
Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan oleh perbankan diantaranya yaitu (Dendawijaya, 2003:91).
1. Prinsip 6 C yang meliputi sebagai berikut :
a. Character yaitu analis menilai watak/karakter berkaitan dengan integritas calon debitur disini menilai kemauan membayar kembali atas kredit yang telah dinikmatinya. Penilaian terhadap itikad atau kemauan baik nasabah
(38)
memang agak sukar bila calon debitur baru dikenal oleh bank. Jadi perlu mencari informasi dari luar mengenai calon debitur tersebut.
b. Capital yaitu seorang calon debitur itu haruslah mempunyai/ada modal (capital) dulu dalam mengajukan kredit. Penilaian ini diarahkan pada kondisi debitur, seberapa besar jumlah kebutuhan dana yang diperlukan tentunya dapat dilihat melalui laporan keuangannya.
c. Capacity adalah penilaian terhadap calon debitur dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian.
d. Condition of Economy yaitu penilaian kredit untuk melihat keadaan perekonomian sekarang dan prospek perekonomian yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing.
e. Colleteral yaitu penilaian terhadap jaminan yang diberikan oleh calon debitur baik yang bersifat fisik maupun non fisik dan hal ini untuk meyakinkan bank terhadap pengembalian kreditnya.
f. Contraints disini yang dinilai adalah faktor hambatan atau jaringan berupa faktor-faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu.
2. Prinsip “6A” atau analisis kredit berdasarkan prinsip studi kelayakan yang menganalisis berbagai aspek dari proyek yang akan dibiayai bank. Analisis tersebut terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut :
a. Aspek Yuridis (Hukum)
Dinilai dari legalitas usaha apakah perusahaan tersebut tercatat sebagai badan usaha yang resmi.
(39)
b. Aspek Pasar dan Pemasaran
Menilai bagaimana kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih dari produk atau jasa yang diproduksi.
c. Aspek Teknis
Menilai seberapa jauh kemampuan calon debitur sebagai pengelola proyek dalam mempersiapkan suatu proyek serta kesiapan secara teknis operasionalnya.
d. Aspek Manajemen
Analis menilai manajemen dari organisasi apakah manajemennya mempunyai sumber daya yang mempunyai kecakapan (skill) dan kemampuan dalam mengelola suatu proyek.
e. Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan untuk menilai data-data keuangan calon debitur, apakah sumber pembiayaan yang dibiayai akan mampu dalam pelaksanaan proyek.
f. Aspek sosial-ekonomis
Analisis pada aspek ini untuk menilai jika dibiayai oleh bank mempunyai nilai tambah (value added) yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial dan makro ekonomi terutama dilihat dari sudut pandang pemerintah dan masyarakat.
(40)
3. Analisis 7 P adalah sebagai berikut a. Personality
Yaitu menilai calon debitur dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun dimasa lalunya, bagaimana sikapnya dalam menghadapi suatu masalah.
b. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredit pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya.
c. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan dari pengambilan kredit ini dapat bermacam-macam apakah tujuannya digunakan untuk konsumtif atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan. d. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak atau melihat prospek dari perusahaan tersebut. Hal ini sangat penting karena fasilitas kredit yang diberikan jika tidak mempunyai prospek akan berdampak buruk terhadap bank tetapi juga terhadap calon debitur tersebut.
(41)
e. Payment
Merupakan suatu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau sumber dari mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diterimanya.
g. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Disini melihat perkembangan laba yang diperoleh apakah semakin meningkat apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
h. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang di kucurkan namun dengan suatu perlindungan. Perlindungan tersebut dapat berupa barang atau jaminan asuransi.
F. Pengawasan Kredit
Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikan ternyata menjadi kredit bermasalah. Hal ini terjadi karena kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit.
Sinungan (2000) pengawasan kredit terdiri dari : pengawasan aktif dan pengawasan pasif.
Pengawasan aktif, dilakukan dengan pengawasan on the spot (OTS) yaitu kunjungan langsung ketempat usaha debitur sehingga langsung akan dapat
(42)
Pengawasan pasif, dilakukan melalui penelitian laporan-laporan tertulis yang dilakukan debitur seperti laporan keadaan keuangan (dari Neraca dan L/R) laporan penyaluran keuangan (dari mutasi rekening pinjaman) dan laporan aktivitas.
Terjadinya kredit bermasalah akan menambah resiko kerugian bagi bank dan akan menambah meningkatnya Non Performing Loan (NPL) dan dapat mengurangi modal bank. Jadi bank untuk mengantisipasi kerugian tersebut telah membentuk Penyisihan Pencadangan Aktiva Produktif (PPAP).
Sesuai dengan Prinsip kehati-hati (prudential banking practices), sejak 30 Juni 2001 Bank Indonesia mewajibkan bank untuk membentuk cadangan aktiva produktif sesuai dengan menggolongkan kolektibilitas portofolio kredit, yaitu : 3) Cadangan Umum, yang sekurang-kurangnya sebesar 1 % (satu perseratus) dari
Total Aktiva Produktif.
4) Cadangan Khusus untuk kredit yang diberikan sekurang-kurangnya adalah, Dalam Perhatian Khusus (DPK) 5%
Kurang Lancar (KL) 15%
Diragukan (DIR) 50%
Macet 100%
Makin buruknya kualitas aktiva produktif bank, makin besar kemungkinannya bank memikul kerugian. Karena dana yang ditanamkan pada aktiva produktif itu menjadi tidak kembali dan tidak menghasilkan penerimaan.
Walaupun bank telah melaksanakan SOP (Standart Operating Prosedur) dengan baik pada bank tersebut, bank tetap harus melakukan pengawasan (monitoring) dan pembinaan terhadap kredit yang telah diberikan. Pengawasan
(43)
terutama perlu di arahkan guna memastikan bahwa debitur telah menggunakan fasilitas kreditnya sesuai dengan rencana penggunaan kredit yang telah disepakati bank. Bank perlu mengawasi dengan efektif bahwa tidak terjadi penyimpangan penggunaan dana.
G. Pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Pemerintah melalui Menteri Perumahan Rakyat telah merancangkan pembangunan sejuta rumah. Dimana pembangunan sejuta rumah tersebut melalui kredit pemilikan rumah (KPR) dari bank-bank yang mengikuti program pemerintah tersebut.
Berdasarkan ketentuan/peraturan Bank Indonesia yang dikatakan kredit pemilikan rumah (KPR) adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat oleh bank untuk membiayai pemilikan rumah.
H. Pengertian Credit Scoring
Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Jadi kebijakan yang menyangkut dengan kredit haruslah diterapkan agar bank mempunyai suatu ukuran yang tepat dalam pemberian kredit. Analisis kredit atau penilaian kredit merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank apakah nasabah tersebut cukup layak atau tidak untuk mendapatkan kredit.
Dengan demikian risiko, rasio kewajiban dan profitabilitas nasabah menjadi fokus dalam analisis tersebut. Salah satu cara dimana nasabah dianalisis
(44)
risiko kreditnya adalah melalui penggunaan terhadap penilaian kredit (credit scoring). Menurut Muslich, (2000:110) Penilaian kredit (Credit Scoring) adalah merupakan suatu cara untuk mengukur kemampuan nasabah dengan memberikan nilai (score). Muzakkir, (2004:B12) Credit Scoring adalah suatu formula atau hitung-hitungan yang digunakan oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit, apakah layak untuk disetujui atau tidak.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa credit scoring ini merupakan mengkuantitatifkan data dengan memberikan nilai pada setiap variabel yang akan menjadi objek penilaian.
Muslich, (2000:110) standar nilai kredit yang menjadi penilaian dalam menggunakan system credit scoring itu adalah :
Tabel 2.1
Standar Kredit Untuk KPR
Nilai Kredit Keputusan Bank
> 70 60 – 70
< 60
Kredit diberikan Kredit terbatas dengan
tambahan jaminan Kredit ditolak
Sumber : Muslich (2000)
Muslich, (2000:111) variabel-variabel yang menjadi penilaian dalam menggunakan system credit scoring itu adalah :
Tabel 2.2
Penilaian Kredit untuk Nasabah KPR
Karakteristik yang dinilai Nilai Bobot Nilai akhir Pendapatan
Jaminan dari atasan Pemohon Jaminan Keberadaan
Referensi
0.40 0.30
0.20 0.10
100
(45)
GAMBAR UMUM PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktobr 1897 mendirikan POSTPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Nedherland yang mengakibatkan penerikan tabungan besar – besaran dalam waktu yang relative singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941
Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintah Jepang. Jepang membekukan POSTSPAARBANK dan menidirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak skuses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang, yaitu Cabang Yogyakarta.
Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan insipirasi kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilan TYOKIN KYOKU dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Bp. Darmosoetanto ditetapkan Pemerintah RI menjadi Direktur yang pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah
(46)
Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang karena agresi Belanda. (Desember 1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor – termasuk kantor cabang. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali pada tahun 1949, nama Kantor Tabungan Pos berganti nama menjadi Bank Tabungan Pos RI, lembaga ini di bawah Kementerian Perhubungan.
Pada tanggal 09 Februari 1950 Bank Tabungan Pos RI berubah nama menjadi Bank Tabungan Negara. Perubahan nama Bank Tabungan Pos Ri menjadi Bank Tabungan Negara dikukuhkan berdasarkan Perpu No. 4 Tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2/1964 tanggal 25 Mei 1964
Penegasan status Bank tabungan Negara sebagai bank milik Negara ditetapkan dengan UU No. 20/1968 yang sbeleumnya sejak (1964) Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1987) sampai dengan Bank Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpun dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.
Bentuk hokum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24.1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No 7 tahun 1992 bentuk hokum BTN menjadi perusahaan
(47)
dengan call name BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, price weterhouse coopers, Pemerintah melalui menteri BUMN dalam Surat No S-554/M-MBU/2002 memutuskan Bank BTN sebagai bank Umum dengan focus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah satu tata cara penyusunan dari pembagian kerja, wewenang, sistem komunikasi dan rentang pengawasan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi segera dapat diketahui kepada siapa seseorang bertanggung jawab dan luas pekerjaan yang dilakukannya.
Jadi antara pimpinan dengan bagian organisasi lainnya akan menciptakan komunikasi dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu struktur organisasi sangat penting bagi perusahaan agar pimpinan dapat melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah diputuskan.
Secara Oganisatoris, bentuk struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara adalah bentuk garis, yang mencerminkan wewenang dan tanggung jawab di dalam perusahaan secara vertical maupun horizontal. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara dapat dilihat pada Lampiran 1.
Uraian masing – masing bagian sturktur organisasi akan diuraiakan hanya terkait dengan struktur organisasi kantor cabang pembantu, dalam hal ini Bank BTN Cabang Pembantu HM. Yamin Medan.
(48)
Tanggung jawab kepala cabang pembantu meliputi :
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan – ketentuan yang menyangkut operasional bank, baik ketentuan intern maupun extern.
b. Bertanggung jawab atas standar pelayanan front linier
c. Bertanggung jawab seluruh aktivitas operasional dan administrasi di Kancapem
d. Bertanggung jawab atas proses branchopen dan branch close
e. Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas operasional front office dan back office Kancapem.
f. Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas yang menyangkut MTSI di Kancapem
g. Bertanggung jawab untuk melaksanakan penerapan prinsip mengenal nasabah (PBI No. 3/10/pbi/2001) di Kancapem
h. Bertanggung jawab atas terjaganya likuiditas harian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
i. Memastikan dean melakukan store and forward telah dilakukan j. Melakukan otorisasi terhadap biaya – biaya yang timbul di Kancapem. k. Memastikan ATM dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
(49)
bilyet giro cukup untuk operasional harian.
n. Menandatangani berita acara penerimaan/penyerahan dokumen pokok dalam rangka pelunasan kredit.
o. Memastikan on the spot telah dilakukan.
p. Melaporkan ke CS head kantor cabang bila ada transaksi yang mencurigakan.
q. Melaporkan kepada kepala cabang /kepada head retail service
(Wakacama) untuk do kantor cabang utama. Iktisar pekerjaan kepala cabang pembantu, mencakup : a. Melaksanakan fungsi dan aktivitas teller service
b. Melaksanakan fungsi dan aktivitas customer service
c. Melaksanakan fungsi dan aktivitas loan service
d. Melaksanakan fungsi dan aktivitas operation
e. Melaksanakan fungsi dan aktivitas loan recovery yang ditempatkan f. Melaksanakan fungsi dan aktivitas selling officer yang ditempatkan g. Melaksanakan fungsi aktivitas penjualan produk
Aktivitas utama kepala cabang pembantu, terdiri dari :
a. Memastikan pelayanan di loket telah berjalan sesuai dengan standar pelayanan front liner.
(50)
c. Melakukan override sesuai dengan kewenangan
d. Memastikan proses aktivitas pendukung pelayanan telah tersedia.
e. Memastikan pengelolaan kas besar telah dilakukan sesuai dengan ketentuan.
Fungsi Custumer Service
Fungsi customer service, mencakup :
a. Memastikan pelayanan nasabah telah berjalan sesuai dengan standar layanan front liner.
b. Memelihara dan memberikan quality service level terhadap nasabah prima.
c. Melakukan approval sesuai dengan kewenangan
d. Memastikan seluruh administrasi nasabah terpelihara dan pengkinian dengan benar.
e. Memastikan claim nasabah telah ditindaklanjuti
f. Melakukan aktivitas penjualan keluar dalam rangka pencapaian target dana, kredit, fee base dan peningkatan penggunaan fitur produk.
Fungsi Loan Service
Fungsi loan service, mencakup :
(51)
c. Melakukan rokomdit dan memutuskan kredit sesuai dengan kewenangannya
Fungsi Back Office
Fungsi back office, mencakup :
a. Menganalisa laporan keuangan harian
b. Memastikan seluruh aktivitas back office telah berjalan sesuai dengan ketentuan
Fungsi Supervisi
Bagian supervise memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
a. Membina dan memberikan pengarahan kepada unit retail service
b. Membina dan memberikan pengarahan kepada unit operation
c. Membina dan memberikan pengarahan kepada unit collection and workout yang ditempatkan
d. Membina dan memberikan pengarahan kepada unit selling yang ditempatkan.
2. Kepala Retail (head retail)
(52)
dengan standar layanan front liner.
b. Bertanggung jawab untuk melaksanakan penerapan prinsip mengenal nasabah (PBI No. 3/10/pbi/2001) di Kancapem
c. Bertanggung jawab atas terjaganya likuiditas harian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Bertanggung jawab atas administrasi kas besar dan fisik uang
e. Bertanggung jawab melakukan perencanaan, bimbingan dan pembinaan serta penilaian kepada pegawai yang dibawahi.
f. Bertanggung jawab atas penyimpanan dan penyerahan PIN ATM kepada unit CS untuk diserahkan kepada nasabah yang berhak
g. Bertanggung jawab atas layanan penyelesaian pengaduan nasabah.
h. Bertanggung jawab dan berkoordinasi dengan unit terkait dalam hal penjemputan dan penerimaan angsuran atau setoran diluar kantor.
Iktisar pekerjaan kepala cabang pembantu, mencakup : a. Melaksanakan fungsi dan aktivitas teller service
b. Melaksanakan fungsi dan aktivitas customer service
c. Melaksanakan fungsi dan aktivitas loan service
Aktivitas utama kepala cabang pembantu, terdiri dari : a. Melakukan input kas masuk/keluar dari cabang ke cabang
(53)
c. Mendistribusikan kas awal hari ke teller
d. Menerima setoran akhir hari dari teller
e. Memastikan fisik uang aks, vault balance dan cash position iquiri
f. Mencetaktotal branch local dan host.
3. Penyedia Kredit (Loan Account Supervisor/ LAS)
Bertugas membantu kepala kantor kas dalam bidang mengawasi dan menjadi
supervisor yang mengawasi kinerja karyawan, yang mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Melakukan pembinaan terhadap debitur kredit retail
b. Melakukan penagihan tunggakan kredit retail
c. Melakukan langkah-langkah penyelesaian kredit retail
d. Bertanggung jawab tentang kualitas kredit retail
e. Menyimpan dan memelihara file pembinaan debitur kredit retail.
4. Seksi Pelayanan Kredit (Loan Service/ LS)
Seksi pelayanan kredit mempunyai tugas sebagai berikut : a. Menerima permohonan kredit retail
b. Melakukan wawancara calon debitur
c. Melakukan peninjauan (OTS) untuk melakukan penilaian kelayakan calon debitur.
(54)
5. Seksi Pelayanan Nasabah (Costumer Service/CS)
Seksi pelayanan nasabah mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Memberikan informasi tentang produk-produk BTN kepada nasabah/ calon nasabah/ masyarakat umum.
b. Memberikan informasi tentang rekening (saldo, transaksi dan lain-lain) kepada pemilik rekening.
c. Melayani pembukaan rekening baru (tabungan dan deposito) d. Melayani pencetakan saldo tabungan
e. Melayani pencarian deposito dan penutupan rekening tabungan f. Melayani penggantian buku tabungan
g. Melayani komplain (keluhan) mengenai tabungan, deposito dan kegiatan
transfer.
h. Memberikan pelayanan/ informasi lainnya pada nasabah.
6. Teller Service
Teller service mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Memastikan proses transaksi tabungan telah di entry dan divalidasi dengan benar.
b. Memastikan proses transaksi giro telah di entry dan divalidasi dengan benar.
(55)
dengan benar.
d. Memastikan proses transaksi remittance telah di entry dan divalidasi dengan benar.
e. Memastikan proses transaksi KPR perorangan dan kolektif telah di entry
dan divalidasi dengan benar.
f. Memastikan proses transaksi pelunasan telah dilakukan dengan benar. g. Memastikan proses transaksi payment point (telkom, listrik dan lain –
lain) telah dilakukan dengan benar.
h. Menerima setoran tunai untuk rekening tabungan, deposito dan angsuran kredit.
i. Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah
j. Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah/ non nasabah berdasarkan SPM dari seksi lain.
k. Memeliharan likuiditas kas besar.
7. Loan Accaount Officer (LAO)
Loan accaount officer mempunyai tugas sebagai berikut : a. Melakukan pembinaan terhadap debitur kredit.
b. Melakukan penagihan tunggakan kredit.
c. Menyimpan laporan mengenai sejarah penagihan debitur d. Melayani dan menyelesaikan klaim debitur.
(56)
a. Memastikan telah dilakukan usaha meminimalkan penutupan rekening. b. Memastikan transaksi store and forward telah dilakukan
c. Memastikan seluruh transaksi telah di approved dan override sesuai dengan kewenangan
d. Memastikan kecukupan peralatan pendukung (form aplikasi, butab, bilyet, dan lain – lain) pelayanan di front office telah terpenuhi.
e. Melakukan setuju bayar terhadap biaya – biaya yang timbul
f. Membuat berita acara cash opname posisi akhir bulan untuk dikirim ke kantor cabang.
(57)
46
A. Statistik Deskriptif
Sebagaimana diuraikan pada bab 1 terdahulu, bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 240 debitur KPR PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Pembantu H.M. Yamin Medan, dan dari jumlah populai tersebut diambil 142 sampel dengan distribusi sebagai berikut :
220
1. KPR Subsidi = x 142 = 130
240 20
2. KPR Komersial = x 142 = 12
240 Selanjutnya berdasarkan jumlah sampel di atas, dikumpulkan data nilai credit scoring model masing – masing debitur dan rata – rata kolektibilitas kredit seperti ditunjukkan pada lampiran 3.
Lampiran 3 menunjukkan bahwa skor tertinggi dari unsur – unsur credit scoring model, masing – masing pendapatan sebesar 40, jaminan dari atasan sebesar 30, jaminan tambahan 20 dan referensi 10, sedangkan kolektibilitas kredit tertinggi 2.84%. Skor terrendah dari unsur – unsur credit scoring model, masing – masing pendapatan sebesar 32, jaminan dari atasan sebesar 23, jaminan tambahan 11dan referensi 0, sedangkan kolektibilitas kredit tertinggi 1%. Rata – rata unsur – unsur
(58)
scoring model dan kolektibilitas kredit masing – masing pendapatan sebesar 36.49 dengan standard deviasi 0.20, jaminan dari atasan sebesar 27.14 dengan standar deviasi 0.18, jaminan tambahan 16.01 dengan standar deviasi 0.21 dan referensi 1.70 dengan standar deviasi 0.27, sedangkan rata – rata kolektibilitas kredit sebesar 1.70 dengan standar deviasi 0.04, artinya kolektibilitas kredit pada Bank BTN Cabang Pembantu HM. Yamin berada pada level Kolektbilitas Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK)
B. Uji Kualitas Data
Sebelum menggunakan model regresi berganda, pengujian hipotesa harus dilakukan
uji kualitas data untuk melihat penyebaran data yang memenuhi normaltitas dan menghindari
adanya kemungkinan penyimpangan asumsi klasik. Tujuan dari pemenuhan normalitas dan
asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel independent sebagai estimator atas variabel
dependent tidak bias.Pada penelitian ini, uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji
normalitas, gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam suatu variable penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
digunakan adalah data yang memiliki distribusi atau sebaran normal.Normalitas data
dapat dlihat dengan Nilai Skewness (kecondongan) berada diantara -2 dan 2 (Wahyono, 2006 : 74) atau sebaran Plot pada Graph P-P Plot berbentuk linier dan
(59)
tertumpu di sekitar garis diagonal P-P Plot, seperti ditunjukkan pada table dan gambar berikut.
Tabel 4.1 Nilai Skewness
2.39306 5.727 -.105 .203 -1.038 .404 2.22364 4.945 -.121 .203 -1.405 .404 2.53625 6.433 .008 .203 -1.173 .404 3.17137 10.058 .124 .203 -1.244 .404 .50562 .256 .244 .203 -1.012 .404 Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Std. Variance Skewness Kurtosis
Sumber : Lampiran 3
Tabel di atas menunjukkan bahwa keseluruhan data penelitian berdistribusi normal, hal ini ditandai dengan nilai skewness masing – masing variable berada diantara -2 dan 2. Indkator lain dapat dilihat dari grafik P-P Plot lampiran yang memiliki pola titik linier dan tertumpu disekitar garis diagonal, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
(60)
Gambar 4.1
Grapik PP Plot Pendapatan
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex p e c
ted Cum Pr
o
b
Normal P-P Plot of Pendapatan
Sumber : Lampiran 4
Gambar 4.2
Grapik PP Plot Jaminan dari Atasan
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex pe c ted Cu m Pr ob
Normal P-P Plot of Jaminan Dari Atasan
(61)
Gambar 4.3
Grapik PP Plot Jaminan Tambahan
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Exp ected C um Pro b
Normal P-P Plot of Jaminan Tambahan
Sumber : Lampiran 4
Gambar 4.4
Grapik PP Plot Referensi
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p ected C u m P rob
Normal P-P Plot of Referensi
(62)
Gambar 4.5
Grapik PP Plot Kolektibilitas Kredit
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob 1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expected Cum
Pr
ob
Normal P-P Plot of Kolektibilitas Kredit
Sumber : Lampiran 4
2. Uji Asumsi Klasik Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengmatan. Indikator suatu variable dikatakan terbebas dari asumsi klasik heterskedastistas dilihat dari penyebaran pola scatter plot variabel bebasa terhadap variable terikat suatu penelitian
(63)
Gambar 4.6.
Grapik Scatter Pendapatan Terhadap Kolektibilitas Kredit
5.00 2.50 0.00 -2.50 -5.00 Pendapatan 0.90 0.60 0.30 0.00 -0.30 -0.60 -0.90 K o lek tibilita s K re d it
Dependent Variable: Kolektibilitas Kredit
Sumber : Lampiran 5
Gambar 4.7.
Grapik Scatter Jaminan dari Atasan Terhadap Kolektibilitas Kredit
2.50 0.00
-2.50
Jaminan Dari Atasan
1.00 0.50 0.00 -0.50 -1.00 Kole ktibil itas Kredit
Dependent Variable: Kolektibilitas Kredit
(64)
Gambar 4.8.
Grapik Scatter Jaminan Tambahan Terhadap Kolektibilitas Kredit
5.00 2.50 0.00 -2.50 -5.00 Jaminan Tambahan 1.00 0.50 0.00 -0.50 -1.00 Kolekti b ilitas Kredit
Dependent Variable: Kolektibilitas Kredit
Sumber : Lampiran 5
Gambar 4.9.
Grapik Scatter Referensi Terhadap Kolektibilitas Kredit
7.50 5.00 2.50 0.00 -2.50 -5.00 Referensi 1.50 1.00 0.50 0.00 -0.50 -1.00 Ko lek ti bil it as Kredi t
Dependent Variable: Kolektibilitas Kredit
(65)
Gambar di atas menunjukkan bahwa plot – plot masing – masing variable terikat tidak tertumpu di satu titik atau menyebar secara acak. Dengan demikian keseluruhan variable terikat dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas
Uji Multikolinearitas
Uji multikololinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas. Variable dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam dua variable, yaitu variable bebas dan variable terikat.
Hasil uji multikolineritas ditunjukkan pada table berikut ini.
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Nilai Status
Tolerance VIF
Pendapatan
Jaminan dari Atasan Jaminan Tambahan Referensi
0.928 0.977 0.919 0.908
1.078 1.024 1.089 1.101
Bebas Multikolinieratas Bebas Multikolinieratas Bebas Multikolinieratas Bebas Multikolinieratas Sumber : Lampiran 5
Table di atas mengindikasikan bahwa nilai tolerance < 1.0 dan nilai variance inflaction factor >1.0, hal ini menunjukkan bahwa variable bebas dalam penelitian ini terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas.
Uji Autokorelasi.
Pengujian adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung Durbin-Watson. Cara mendeteksi apakah dalam model tersebut terjadi gejala autokorelasi
(66)
dengan membandingkan antar Durbin-Watson hitung dengan Durbin-Watson tabel. Nilai d statistik berkisar antara 0-4, secara sederhana dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi bila nilai d hitung di sekitar 2.
Nilai Durbin-Watson hitung adalah 1.897 (Lihat Lampiran 5). Indicator di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson hitung terletak di antara dU dan 4-dU sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 4.10 Diagram Durbin - Watson
Dimana :
dw<dl : ada korelasi positif
dw>4-dl : ada korelasi negative
du<dw<4-du : tidak ada korelasi
dl≤dw≤du : pengujian tidak bias disimpulkan (inconclusive)
(4-du) ≤dw≤(4-dl) : pengujian tidak bias disimpulkan (inconclusive)
C. Uji Hipotesis
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan fakta empiris tentang pengaruh credit scoring model terhadap kolektibilitas kredit. Untuk melihat pengaruh factor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri digunakan uji regresi linier.
Ho diterima (no serial correlation)
Autokorelasi (+) Autokorelasi (-)
4 4-dl
4-du du
dl 0
(67)
Uji juga sekaligus digunakan sebagai dasar untuk menganalisis hipotesis yang diajukan pada bab I terdahulu, yaitu : “Terdapat pengaruh credit scoring model terhadap kolektibiltas kredit pemilikan kredit rumah pada Bank BTN Kantor Cabang Pembantu HM. Yamin Medan.”
1. Uji Simultan
Indikator output SPSS pada lampiran 5 (lihat Anovab) menunjukkan bahwa
nilai F = 35.379 dan p-value < α5% = 0.000<0.05, artinya bahwa secara simultan
terdapat pengaruh faktor credit scoring model terhadap kolektibilitas kredit, Namun pengaruh yang dihasilkan bersifat middle effect yang ditunjukkan melelui koefisien adjusted R Square sebesar 49.40% (Lihat lampiran 5). Artinya bahwa 50.60% kolektibilitas kredit pemilikan rumah di Bank BTN Kantor Cabang Pembantu HM. Yamin Medan dipengaruhi oleh faktor – faktor lain diluar variable penelitian ini.
2. Uji Parsial
Secara parsial, pengaruh unsur – unsur penilaian credit scoring model yang meliputi pendapatan, jaminan dari atasan, jaminan tambahan dan referensi terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada Bank BTN Cabang Pembantu HM Yamin Medan ditunjukkan pada table berikut ini.
(68)
Tabel. 4.3.
Pengaruh Parsial Pendapatan, Jaminan dari Atasan, Jaminan Tambahan dan Referensi terhadap Kolektibilitas Kredit Pemilikan Rumah pada Bank BTN
Cabang Pembantu HM Yamin Medan
8.364 .653 12.802
-.095 .013 -.452 -7.259 -.067 .014 -.296 -4.877 -.071 .012 -.355 -5.682 -.050 .010 -.313 -4.974 (Constant)
Pendapatan
Jaminan Dari Atasan Jaminan Tambahan Referensi
Model 1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t
Dependent Variable: Kolektibilitas Kredit a.
Selanjutnya berdasarkan table di atas, factor yang mempengarihi pertumbuhan modal sendiri diformulasikan sebagai berikut :
Y= β0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + e KK= β0 + β 1P+ β 2JdA+ β 3JT+ β 4R+ e
KK= 8.364 - 0.452(P) - 0.296(JdA) - 0.355(JT) - 0.313 (R)+0.36
* Lihat Lampiran 5 Model Summaryb Std. Error of the Estimate
Formulasi di atas mengindikasikan bahwa :
- Konstanta 8.364 menyatakan bahwa jika credit scoring model tidak ada maka
kolektibilitas kredit sebesar 8.364%.
- Koefisien regresi -0.452 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1
Pendapatan akan menurunkan kolektbilitas sebesar sebesar 0.452.
- Koefisien regresi - 0.296 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 Jaminan
(69)
- Koefisien regresi - 0.355 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 Jaminan Tambahan akan menurunkan kolektbilitas sebesar sebesar 0.355.
- Koefisien regresi - 0.313 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 Referensi
akan menurunkan kolektbilitas sebesar sebesar 0.313.
Berdasarkan hasil analisis parsial di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa baik secara simultan maupun secara parsial bahwa credit scoring model memiliki pengaruh terhadap kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada Bank BTN Cabang Pembantu HM Yamin Medan.
(70)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan direkomendasikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata – rata kolektibilitas kredit pemilikan rumah pada Bank BTN Cabang
Pembantu HM. Yamin berada pada level Kolektbilitas Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK), yaitu sebesar 1.70%
2. Hipotesis yang menyatakan bahwa Terdapat pengaruh credit scoring model
terhadap kolektbilitas kredit pemilikan rumah pada Bank Tabung Negara
Cabang Pembantu HM. Yamin Medan diterima, Namun pengaruh yang
dihasilkan bersifat middle effect yang ditunjukkan melelui koefisien adjusted R Square sebesar 49.40% dengan kata lain sebesar 50.60% kolektibilitas kredit pemilikan rumah di Bank BTN Kantor Cabang Pembantu HM. Yamin Medan dipengaruhi oleh faktor – faktor lain diluar variable penelitian ini.
B. Saran
1. Untuk menekan level kolektbilitas kredit pemilikan rumah yang sudah
mencapi Dalam Perhatian Khusus (DPK), hendaknya manajemen kredit Bank BTN Kantor Cabang Pembantu HM. Yamin Medan lebih selektif didalam
(71)
bobot penilain credit scoring model (CSM) sebelum disetujuinya suatu kredit, khususnya kredit pemilikan rumah (KPR).
2. Untuk mamksimalisasi pengaruh peningkatan level kolektibilitas kredit perlu
dipertimbangkan faktor kondisional lain diluar credit scoring model sebagai pendekatan kontijensi.
3. Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian berkelanjutan oleh
peneliti berikutnya, dengan menggunakan factor kondisional lainnya yang menjadi pendekatan kontijensi, baik yang berperan sebagai variable moderating maupun intervening.
(72)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mashud, 2004, Asset Liability Management, Menyiasiati Risiko Pasar dan
Risiko Operasional dalam Perbankan, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Dendawijaya, Lukman, 2003, Manajemen Perbankan, Cetakan kedua, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Dunil, Z.2004, Kamus Istilah Perbankan Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Gandapraja, Permadi, 2004, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Harahap, Sofyan Syafri, 2004, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Institut Banking Indonesia, 2003, Pengembangan Perbankan, Sarana Kajian &
Informasi, Edisi 101, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Jakarta.
Kasmir, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
_____ 2002, Manajemen Perbankan, Edisi ketiga, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
_____ 2004, Pemasaran Bank, Edisi Pertama, Kencana, Jakarta.
Muslich, Mohamad, 2000, Manajemen Keuangan Modern, Analsis, perencanaan
dan kebijaksanaan PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Muzakir, 2004, Manajemen Resiko, Menyoroti Peran Credit Scoring Dalam
Penyaluran Kredit, Harian Bisnis Indonesia, Rabu 20 Oktober, Halaman B12.
Sinungan, Mucdarsyah, 2002, Dasar-dasar dan Tehnik Managemen Kredit, Bumi
Aksara, Jakarta.
Sugiono, 2004, Risk Management, Pendekatan Kualitatif untuk Bank Komersial,
(73)
Lampiran 2
Tabulasi Data Cerdit Scoring Model dan Kolektibilitas Kredit
P JdA JT R
1 38 24 12 2 2,37
2 40 26 13 3 1,81
3 38 24 11 0 2,43
4 35 27 12 0 2,44
5 36 25 15 3 1,83
6 40 25 18 5 1,71
7 32 24 15 1 2,48
8 40 24 16 1 1,63
9 40 26 15 9 1,00
10 40 27 12 10 1,84
11 38 28 13 2 1,52
12 38 28 19 0 1,45
13 39 24 19 0 1,48
14 36 25 13 0 2,32
15 37 26 13 3 2,24
16 35 27 15 0 2,47
17 33 28 15 1 2,33
18 35 26 13 10 1,84
19 34 24 12 4 2,48
20 39 28 12 5 2,31
21 40 30 18 8 1,00
22 37 30 13 1 1,23
23 35 24 15 0 2,84
24 33 26 18 8 2,31
25 32 30 17 8 1,89
26 33 24 16 7 2,33
27 35 25 15 10 1,95
28 35 26 12 1 2,42
29 35 29 13 2 2,31
30 36 30 13 8 1,98
31 36 25 15 9 1,84
32 36 30 18 7 1,03
33 39 29 20 8 1,00
34 38 28 20 10 1,00
35 38 25 15 10 1,78
36 37 30 15 2 1,56
37 36 26 16 3 1,88
38 34 27 12 4 2,03
Credt Scoring Model
KK No
(74)
39 35 30 13 4 1,84
40 39 26 19 4 1,98
41 38 29 13 4 2,01
42 36 28 15 3 1,87
43 38 26 18 5 1,75
44 37 24 16 6 1,43
45 39 30 13 6 1,28
46 35 24 13 8 1,89
47 35 24 15 8 1,55
48 35 30 18 9 1,00
49 36 24 20 9 1,11
50 38 23 20 7 1,23
51 39 24 15 8 1,34
52 40 30 20 7 1,00
53 40 30 20 5 1,00
54 35 30 14 4 1,34
55 36 28 14 8 1,25
56 38 29 17 3 1,22
57 39 29 17 1 1,28
58 40 24 18 8 1,03
59 40 24 17 0 1,45
60 35 24 16 0 2,54
61 38 28 17 0 1,43
62 39 28 16 3 1,23
63 34 28 15 6 1,47
64 35 30 14 3 1,53
65 34 30 13 0 2,58
66 35 29 15 0 2,81
67 40 29 18 3 1,03
68 40 30 19 1 1,08
69 35 30 20 5 1,27
70 36 27 20 4 1,27
71 36 27 19 9 1,00
72 36 28 18 7 1,03
73 39 28 18 2 1,08
74 40 26 18 3 1,11
75 38 24 15 1 1,23
76 37 25 18 5 2,31
77 36 25 12 4 1,84
78 37 26 13 3 1,23
79 35 28 14 3 2,31
80 35 28 16 5 2,00
81 34 26 15 8 2,13
82 36 26 18 7 1,87
(75)
84 34 30 15 8 2,00
85 34 30 12 7 2,31
86 35 30 12 6 1,87
87 36 28 14 6 1,45
88 39 29 18 6 1,00
89 39 29 19 4 1,00
90 40 30 13 4 1,87
91 40 26 16 2 1,35
92 35 27 12 2 2,21
93 38 28 17 0 2,03
94 38 24 18 0 2,21
95 32 28 19 3 1,87
96 33 29 15 8 1,86
97 32 30 18 8 1,74
98 35 26 18 7 1,43
99 39 26 18 2 1,34
100 38 30 17 2 1,23
101 40 30 15 2 1,25
102 32 28 14 2 1,23
103 32 29 14 3 2,53
104 32 30 14 2 2,53
105 35 30 14 1 2,21
106 38 28 15 4 1,03
107 36 27 15 8 2,22
108 37 26 16 9 1,03
109 37 24 19 3 1,53
110 35 25 18 0 2,78
111 33 25 19 10 2,23
112 33 28 16 10 1,89
113 35 28 18 2 1,66
114 33 29 19 3 1,56
115 35 30 13 4 1,35
116 38 30 20 6 1,00
117 38 24 20 5 1,78
118 40 25 12 4 1,35
119 40 26 20 4 1,00
120 39 25 20 7 1,01
121 40 26 15 7 2,37
122 38 24 18 8 1,89
123 35 25 20 8 1,63
124 33 24 15 9 1,53
125 32 28 19 9 1,85
126 38 28 20 7 1,00
127 37 29 18 6 1,00
(1)
Skripsi – FE USU, 2008
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob 1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expect
ed Cu
m P
ro
b
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kolektibilitas Kredit
(2)
Skripsi – FE USU, 2008
3 2
1 0
-1 -2
-3 -4
Regression Studentized Residual 2
1
0
-1
-2
-3
R
egressio
n
St
andardized
Predic
ted
Value
(3)
Skripsi – FE USU, 2008
5.00 2.50
0.00 -2.50
-5.00
Pendapatan 0.90
0.60
0.30
0.00
-0.30
-0.60
-0.90
Ko
lekt
ibi
lit
as Kred
it
Partial Regression Plot
Dependent Variable: Kolektibilitas Kredit
(4)
Skripsi – FE USU, 2008
2.50 0.00
-2.50
Jaminan Dari Atasan 0.50
0.00
-0.50
-1.00
Ko
lekt
ibi
lit
as Kred
it
(5)
Skripsi – FE USU, 2008
5.00 2.50
0.00 -2.50
-5.00
Jaminan Tambahan 1.00
0.50
0.00
-0.50
-1.00
Ko
lekt
ibi
lit
as Kred
it
Partial Regression Plot
Dependent Variable: Kolektibilitas Kredit
(6)
Skripsi – FE USU, 2008
7.50 5.00
2.50 0.00
-2.50 -5.00
Referensi 1.00
0.50
0.00
-0.50
-1.00
Kol
e
kt
ibili
tas Kredit