Analisis Pengaruh Pembiayaan Sektor Perikanan terhadap Kesejateraan Nelayan Belawan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Indonesia dikenal dengan sebutan negara kepulauan(Archipelago Countries)
yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil, memiliki potensi alam yang
berlimpah. Potensi alam Indonesia yang terdiri dari 80% per laut dan sisanya
berupa daratan 20% belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi perikanaan
Indonesia baru di eksploitasi sebesar 16% berupa penangkapan ikan dan
pengambilan hasil-hasil perikanan lainnyadari perairan, sedangkan usaha
budidaya masih sangat terbatas sepertipada pembudidayaan udang di tambak,
penanaman rumput laut danpada dekade terakhir ini terdapat pembudidayaan
kerang mutiara danlobster yang dilakukan oleh pengusaha-pengusaha besar
dangan teknologi modern.
Usaha di bidang perikanan yang dilakukan oleh nelayan-nelayan kecil merupakan
kegiatan ekonomi di bidang pertanian yang paling riskankarena nelayan
menghadapi berbagai kondisi yang merupakan faktor penentu dalam usahanya.
Selain faktor alam seperti musim-musimtangkap dan musim-musim peceklik
karena tidak dapat melaut akibatangin kencang, juga faktor yang paling dominan
adalah kondisi sosial ekonomi nelayan yang sebagian besar tidak punya kemapuan
finansial untuk dapat menggunakan alat tangkap dan teknologi yang lebih

baikuntuk menangkap dan mengolah hasil tangkapan ikan sehinggamemperoleh
keuntungan yang lebih baik, nelayan tidak memiliki agunanuntuk dapat
memperoleh pinjaman modal usaha sebagaimana usaha disektor pertanian lainnya

1

yang memiliki tanah garapan untuk agunan,karena nelayan menangkap ikan di
laut lepas yang tidak dapat dijadikanagunan sementara harga alat-alat
penangkapan ikan yang baik tidak terjangkau dengan kemampuan nelayan.
Sistem penangkapan dengan menggunakan alat penangkapan yang belum
memadai adalah salah satu kondisi penyebab kesejahteraan nelayan sulit dapat
meningkatkan, dipihak lain langkah pemerintah dalam bentuk program yang
dilaksanakan,

belum

memberikan

hasil


yang

dapatmemberikan

tingkat

kesejahteraan nelayan meningkat.Kondisi marginal yang melekat pada para
nelayan menjadikan mereka tetap dalam posisi yang terjepit dan menjadikan
mereka tidak dapatbertindak sebagai seorang pebisnis dan lebih banyak memilih
sebagai buruh-buruh nalayan yang bekerja di kapal-kapal nelayan yang
dimilikioleh segelintir juragan
tinggal,mereka

hanya

yang berasal dari luar tempat

memperoleh

imbalan


upah

harian

mereka
tanpa

memperhatikanupah minimum provinsi yang ada.
Kondisi marginal yang dimiliki tersebutcenderung memanfaatkan apa yang
dapat dijadikan usaha yang mudah untuk dapat bertahan hidup bersama
keluarganya untuk hari ini, diantaranya dengan mengambil karang di laut untuk
dijadikan kapur dengan harga yang rendah, mereka tidak ada pilihan yang lebih
baik, mereka mengambil karang setiap hari dengan volume yang relatifdengan
tanpa ada alternatif pencaharian karena tidak memiliki keterampilan yang
memadai.
Masyarakat nelayan selama ini dianggap sebagai kelompok masyarakat
miskin yang termiskin (poorest people the poorer of the).Kemiskinan yang

2


melanda kehidupan nelayan disebabkan oleh faktor- faktor yang kompleks faktorfaktor tersebut tidak hanya berkaitan dengan fluktuasi musim-musim ikan,
keterbatasan sumberdaya manusia, modal serta akses, jaringan pedagang ikan
yang eksploitatif terhadap nelayan sebagai produsen, tetapi juga disebabkan
oleh dampak negatif modernisasi perikanan yang mendorong terjadi pengurasan
sumberdaya laut secara berlebihan. Hasil-hasil studi tentang tingkat kesejahteraan
hidup dikalangan masyarakat nelayan telah menunjukanbahwa kemiskinan dan
kesenjangan sosial-ekonomi atau ketimpangan pendapatan merupakan persoalan
krusial yangdihadapi nelayan dan tidak mudah untuk diatasi (Satria, 2002).
Perangkap kemiskinan yang melanda kehidupan nelayan disebabkan oleh
faktor-faktor yang kompleks.Faktor-faktor tersebut tidak ada berkaitan dengan
fluktuasi musim-musim ikan,keterbatasan sumber daya manusia,modal serta
akses,jaringan perdagangan ikan yang eksploitatif terhadap nelayan sebagai
produsen tetapi juga disebabkan oleh dampak negatif dari modernisasi
perikananan yang mendorong terjadinya pengurasan sumber daya laut secara
berlebihan (Kusnadi,2002).
Menurut Syahrizal (2011), masyarakat nelayan merupakan kelompok masyarakat
yang mempunyai kelompok miskin dengan persentase lebih besar. Wilayah
Indonesia yang terdiri dari banyak pulau memiliki banyak wilayah pantai hampir
di sepanjang pantai Indonesia hidup keluarga-keluarga nelayan yang hidup dalam

kemiskinan. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh nelayan, orang-orang yang
mengambil upah sebagai anak buah kapal, atau awak kapal pencari ikan.

3

Program pembiayaan bagi usaha kecil menegah berupa Kredit Usaha
Rakyat(KUR) serta Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE)hingga kini masih sulit
untuk dijangkau oleh nelayan,dana KUR yang tersedia di beberapa bank
pelaksana hingga kini masih rendah terserap untuk kegiatan sub sektor perikanan.
Hal tersebut dikarenakan usaha perikanan dinilai tidak memenuhi syarat
perbankan seperti jaminan tambahan berupa agunan sulit dipenuhi serta
persyaratan administrasi dan prosedur pengajuan usulan pembiayaan yang rumit
dan birokratis.Selama ini para nelayan terutama nelayan tradisional merasa
kesulitan untuk memperoleh modal dari sektor formal maka mereka mencari cara
lain yaitu dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh lembaga informal.
Bagi nelayan atau petani ikan yang taraf hidupnya masih rendah, perkreditan
mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini mengingat kondisi nelayan yang
pada umumnya dihadapkan pada beberapa persoalan yaitu dalam hal pengusahaan
produksi, pengawetan, pengangkutan, pemasaran, modal dan lain-lain. Sehingga
keuntungan-keuntungan dari hasil kenaikan produksinya masih jauh daripada

keuntungan pihak lain, jadi belum dapat dinikmatiatau dirasakan oleh para
nelayan. Untuk meningkatkan kesejahteraan, maka nelayan harus meningkatkan
pendapatan

dengan

cara

meningkatkan

hasil

produksi.

Namun

untuk

meningkatkan hasil produk tentunya nelayan membutuhkan modal karena modal
merupakan aspek penting dalam kegiatan suatu usaha (Eni et al., 2011).

Perikanan sebagai salah satu subsektor pertanian mempunyai peranan penting
dalam pembangunan nasional yaitu menghasilkan bahan pangan protein hewani,
mendorong

pertumbuhan

agroindustri

4

sebagai

penyedia

bahan

baku,

meningkatkandevisa melalui peningkatan ekspor hasil perikanan, meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan nelayan, menciptakan kesempatan kerja, serta

menunjang pembangunan daerah (Dinas Perikanan, 2000 : 2).
Sulitnya keadaan yang dialami oleh nelayan ini dirasakan oleh nelayan
Kecamatan Medan Belawan dengan tingkat kehidupan yang tidak layak apalagi
masalah sulitnya mendapatkan kredit juga merupakan suatu faktor bagi nelayan
dalam memperbaiki tingkat kesejahteraan nelayan, Padahal di Kecamatan Medan
terdapat penduduk pada tahun 2012 sebesar 95.506

jiwa yang terdiri dari 6

kelurahan dan sekitar 21.000 jiwa berkerja sebagai nelayan yang masih sangat
sulit mendapatkan kredit dari lembaga formal.Adanya kredit ini diharapkan akan
berdampak pada pengembangan usaha perikanan dan ekonomi rumahtangga
nelayan, meningkatkan kemampuan nelayan untuk menangkap ikan, dan melalui
tambahan modal yang diperoleh, nelayan diharapkan mampu meningkatkan
penggunaan faktor-faktor produksi sehingga mampu meningkatkan produktivitas
hasil tangkapan. Penelitian ini akan melihat dampak kebijakan kredit terhadap
pengembangan usaha perikanan dan ekonomi bagi nelayan di Kecamatan Medan
Belawan.

5


1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti
mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan pembiayaan sektor perikanan oleh perbankan di
Sumatera Utara?
2. Bagaimanadampak pengaruh setelah adanya pembiayaan kredit sektor
perikanan pada kesejahteraan nelayan?
3. Apakah

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

nelayan

mengambil


pembiayaan kredit perbankan Sumut?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis perkembangan pembiayaan kepada nelayan yang
lakukan oleh perbankan di Belawan.
2. Untuk menganalisis pengaruh kredit terhadap kesejahteraan nelayan di
Belawan.
3. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mepengaruhi nelayan mengambil
pembiayaan perbankan di Belawan .
1.4 Manfaat penelitian
1. Sebagai studi literatur tambahan pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis terutama Ekonomi Pembangunan Universitas
Sumatera Utara.
2. Masukan atau tambahan bagi peneliti-peneliti yang akan meneliti judul
penelitian yang sejenis.
3. Dapat membantu nelayan dalam mengetahui pembiayaan kredit.

6

4. Menyelesaikan penelitianya dan mengetahui apa keuntungan pembiayaan
kredit bagi nelayan


7