Analisis Pengaruh Pembiayaan Sektor Perikanan terhadap Kesejateraan Nelayan Belawan

(1)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Masyarakat

Menurut Paul B.Horton masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri yang hidup bersama-sama cukup lama yang mendiami suatu wilayahtertentu memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.Pada bagian lain,Horton mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu oraganisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lainya .Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli yaitu:

1.Peter L.Berger

Masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya keseluruhan yang kompleks sendiriberarti bahwa keseluruhan itu terdiri dari beberapa bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.

2.Mansur Fakih

Masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri dari atas bagian-bagian yang saling berkaitandan masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan (equilibrium)dan harmoni.

3. Marx

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mempunyai kebiasaaan ,tradisi dan perasaan yang persatuan yang diikat oleh kesamaan.


(2)

9 4.Harold J .Laski

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidupdan bekerja sama untuk mencapai terkabulnya keinginan mereka

2.1.2Pesisir/Laut

Sebuah desa pantai atau laut yang sebagian besar penduduknya adalah masyarakat nelayan. Adapun menurut para ahli defenisi dari pesisir yaitu:

1.Soegiarto(1976)

Pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut ke arah darat meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air yang masih seperti pasang surut,angin lautdan perembesan air asin sedangkan kearah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi olehproses-prosesalami yang terjadi di daratseperti sedimentasidan aliran air tawar maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

2.Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.10/MEN/2002 Tentang pedoman Umum Perencanaan Pengelolahan Laut

Wilayah pesisir didefenisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan lautyang saling berinteraksi dimana kearah laut 12 mildari garis pantai untuk provinsi sepertiga dari wilayahlaut itu(kewenangan provinsi) untuk kapubaten/kota dan kearah darat batas administrasi kapubaten/kota.

2.1.3Kehidupan Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan hidup di wilayah pesisir.Wilayah ini adalah wilayah transisi yang menandai tempat perpindahan antara wilayah daratan dan lautan(Dahuri, 2001). Dikawasan pesisir yang


(3)

10

sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dengan menangkap ikan di laut dengan arti sekelompok terpenting bagi eksistensi masyarakat pesisir yang mempunyai peran besar dalam mendorong kegiatan ekonomi wilayah dan pembentukan struktur sosial budaya masyarakat pesisir.Masyarakat nelayan merupakan kelompok masyarakat yang pekerjaannya adalah menangkap ikan sebahagian hasil tangkapanya tersebut di konsumsiuntuk keperluan rumah atau di jual seluruhnya.Biasanya istri dari nelayan mempunyai peran dalam urusan jual/beli ikan dan bertanggung jawab mengurus domestik rumah tangga.Kegiatan melaut dilakukan setiap hari kecuali pada musim barat,musim terang bulan atau malam jumat(libur kerja).Kapan waktu keberangkatan dan kepulangan melaut umumnyaditentukan oleh jenis dan kualitas alat tangkap biasanya nelayan akan berangkatke laut pada sore hari setelah ashar dan kembali mendaratpada pagi hari. Tingkat produktivitas perikanan tidak hanya menentukan fluktuasi kegiatan eoknomi perdangangan desa-desa pesisir tetapi juga mempengaruhi pola konsumsi penduduknya.Pada saat tingkat penghasilan besar gaya hidup nelayan cenderung boros dan sebaliknya ketika pacekliktiba mereka mengecangkan ikat pinggangbahkan tidak jarang mereka menjual barang-barang yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari.

2.1.4Pola Pemukiman Nelayan

Kampung-kampung Nelayan yang padat tidak hanya membatasi keleluasaan gerak penduduknya tetapi juga menyumbang terhadap pemeliharaan terhadap keamanan kampung dari ganguan pencuri.Pada wilayah tempat tinggal mereka banyak terjadi kegiatan kriminal seperti pencurian atau penjarahaan dan bahkan narkotika


(4)

11

marak peredarannya apalagi di kawasan yang akan saya teliti di Perkampungan Nelayan di Belawan yang baru-baru ini saya mendengar infomasinya di media sosial saat ini.

Menurut Mubyarto(1984) nelayan dapat dibedakan yaitu:

1. Nelayan pemilik adalah nelayan yang memiliki kapal atau perahu atau kapal penangkap ikandan dia sendiri ikut serta atau tidak kelaut untuk memperoleh hasil laut.

2. Nelayan juragan adalah nelayan yang membawa kapal orang lain tetapi ia tidak memiliki kapal untuk melaut.

3. Nelayan buruh adalah nelayan yang hanya memiliki factor sumber daya manusia tetapi ia tidak memiliki kapal.

2.1.5Kesejahteraan Sosial

Kehidupan masyarakat yang lebih baik sedangkan menurut rumusan UU Indonesia no 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesehjateraan pasal2 ayat 1 adalahkesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materi maupun spiritualyang diliputi oleh rasa keselamatan,kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkanbagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani,rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia(HAM) serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila. Salah satu ciri ilmu kesejahteraan sosial adalah upaya pengembangan metodologi untuk menangani berbagai macam masalah sosial baik


(5)

12

tingkat individu,kelompok maupun masyarakat(Adi,1994:3-5). Dan dibawah terdapat pengertian kesejahteraan menurut para ahli yaitu:

1.Artur Dunham

Kesejahteraan dapat didefenisikansebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan didalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak,kesehatan ,penyesuaian sosial,waktu senggang, standart-standart kehidupan sosial dan hubungan-hubungan sosial.Pelayanan kesejahteraan sosial member perhatian utama terhadap individu,kelompok dan komunitas dan kesatuan pendudukyang lebih luas,pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan,penyembuhan atau pencegahan.

2.Harold L.Wilensky dan Charles N.Lebeaux

Kesejahteraan adalahsuatu sistem yang terorganisirdari usaha-usaha pelayanan dan lembaga sosialuntuk membantu individu-individu atau kelompokdalam mencapai tingkat hidup serta kesehatan yang memuaskan.Maksudnya agar individurelasi-relasi sosialnyamemperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan serta meningkatkan kesejahteraan sebagai manusia sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2.1.6Kesejateraan Nelayan

Kegiatan atau kehidupan nelayan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tidak mengalami kekurangan ataupun hidup didalam kemiskinan, tingkat kesehjahteraan nelayan dapat diukur dari Nilai Tukar Nelayan(NTN),artinya


(6)

13

perbandingan antara Indeks harga(IT) yang diterima nelayan dan indeks harga yang di bayar nelayan(IB).

���= ��

�� Keterangan:

IT=(Indeks pergerakan hargapaket komoditas yang dihasilkan oleh nelayan di bandingkan dengan tahun dasar).

IB=(Indeks pergerakan harga paket komoditas yang dikeluarkan oleh nelayan dan biaya produksi dan biaya penambahan modal dibandingkan dengan tahun dasar

NTN(Nilai Tukar Nelayan)

Indikator kesehjateraan bagi nelayan dengan arti bahwa:

1. NTN>100 berarti bahwa harga produksi naik lebih besar daripada kenaikan harga konsumsinya artinya pendapatan nelayan naik lebih besar daripada pengeluarannya atau surplus

2. NTN=100 memiliki arti bahwa kenaikan harga produksi sama dengan kenaikan harga konsumsiimpas.

3.NTN<100 memiliki arti bahwa kenaikan harga produksi lebih rendah disbanding dengan kenaikan harga konsumsi.


(7)

14

Menurut Badan Pusat Statistik(2005),indikator yang digunakan untuk menunjukan tingkat kesejahteraanmasyarakat yaitu:

1. Pendapatan 2. Komsumsi

3. Keadaan tempat tinggal 4. Fasilititas tempat tinggal 5. Kesehatan anggota keluarga

6. Kemudahan mendapatkan pendidikan

7. Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi 2.1.7Pembiayaan

Menurut berbagai literatur yangada sebagai berikut, Menurut UU No.10 Tahun 1998, Pembiayaan adalah penyediaan uang tagihanyang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank/non bank yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang tagihan tersebut setelah jangka waktu yang telah ditentukan.

A. Prinsip Pemberian Kredit

Dalam pemberian pembiayaan atau kredit dikenal dengan istilah 5C yaitu:

a. Character; pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak Bank atau pemberi kredit bahwa peminjam memiliki moral, watak, ataupun sifat pribadi yang positif, kooperatif,dan juga penuh rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.


(8)

15

b. Capacity; yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukan yang akan dibiayai oleh kredit dari Bank. c. Capital; yaitu jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. d. Collateral; yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.

B. Penggolongan pembiayaan atau kredit

Menurut Siamat (1999), kredit digolongkan ke dalam 6 bentuk yaitu: 1. Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu (maturity), antara lain:

a. Kredit jangka pendek (short-term loan b. Kredit jangka menengah

). (medium-term loan c. Kredit jangka panjang (

) long-term loan

2. Penggolongan kredit berdasarkan barang jaminan ( ).

collateral a. Kredit dengan jaminan (

), antara lain: secured loan

b. Kredit tanpa jaminan (

). unsecured loan

3. Kredit berdasarkan segmen usaha, seperti otomotif, farmasi, tekstil, ).

makanan, konstruksi dan sebagainya.

4. Penggolongan kredit berdasarkan tujuannya, antara lain: a. Kredit komersil (commercial loan

memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan.

), yaitu kredit yang diberikan untuk

b. Kredit konsumtif (consumer loan

memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.


(9)

16 c. Kredit produktif (productive loan

rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksi.

), yaitu kredit yang diberikan dalam

5. Penggolongan kredit menurut penggunaannya, antara lain: a. Kredit modal kerja (working capital credit

diberikan oleh Bank untuk menambah modal kerja debitur. ), yaitu kredit yang

b. Kredit investasi (invesment credit

bank kepada perusahaan untuk digunakan melakukan investasi dengan ), yaitu kredit yang diberikan oleh

membeli barang-barang modal. c. Kredit non kas (non cash loan

C. Resiko Pembiayaan atau Kredit

), yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah yang hanya boleh ditarik apabila suatu transaksi yang telah diperjanjikan telah direalisasikan atau efektif.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapatan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, menyatakan bahwa risiko kredit diartikan sebagai risiko yang timbul sebagai akibat kegagalancounterpartydalam memenuhi kewajibannya. Risiko kredit berkaitan dengan pihak peminjam tidak dapat atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Pinjaman yang dimaksud adalah aktiva produktif bank, yakni alokasi dana bank yangditempatkan pada pihak lawan transaksi atau peminjam atau debitur, dimana peminjam berkewajiban untuk mengembalikannya kembali pada waktu yang disepakati.


(10)

17

Pengembalian dana dari peminjam adalah berupa pokok pinjaman ditambah bunga.

Berdasarkan counterparty, risiko kredit dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Risiko kredit pemerintahan (sovereign credit risk

Risiko kredit pemerintahan berhubungan dengan Pemerintah suatu negara yang tidak mampu membayar pokok dan bunga pinjamannya pada saat jatuh tempo, terutama pinjaman bilateral antarnegara.

)

2. Risiko kredit korporat (corporate credit risk

Risiko kredit korporat adalah risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerbitkan surat utang, gagal bayar dari perusahaan yang telahpenyertaan modal. Risiko korporat lebih berisiko dan lebih sering

)

terjadi dalam bank.

3. Risiko kredit konsumen (retail customer credit risk

Risiko kredit konsumen adalah risiko kredit yang terkait dengan ketidakmampuan debitur perorangan dalam menyelesaikan pembayaran kreditnya.

)

D. Lembaga Pembiayaan atauKredit

Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung sedangkan perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang didirikan khusus melakukan kegiatan termasuk dalam bidang usaha pembiayaan.


(11)

18

Bank konvensional dan bank syariah sedangkan non-bank adalah koperasi,lembaga simpan pinjam,LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).Pembiayaan sering digunakan untuk aktivitas kredit karena berhubungan dengan pendapatan khususnya masyarakat nelayan.Berdasarkan UU.No.7.Tahun1992yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkantujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank atau non bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjamuntuk melunasi utangnya sesuai jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga sedangan menurut PP.No.9.Tahun1995 tentang pelaksanaan simpan pinjamoleh koperasi,pengertian adalah penyediaan uang atau tagihanyang dapatdipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan persetujuan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain untuk melunasi hutang atas pinjamannya setelah jangka waktu yang telah ditentukan.

2.2Peneliti Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa peneliti terdahulu dengan skripsi:

1. Dewi Nur Asih(2008) dengan judul “Analisis Kebijakan Kredit terhadap Pengembangan Usaha Perikanan Nelayan Tradisional di Kabupaten Tojo Una-UNA”,menggunakan sumber data primer dan sekunder dengan metode model analisis dampak kebijakan pembiayaan kredit terhadap pengembangan usaha perikanan dan ekonomi rumah tangga nelayan tradisional menggunakan pendekatan ekonometrika yang dianalisis secara simultan dengan hasil:


(12)

19

Kredit yang diberikan kepada nelayan tradisional pada kebijakan pengembangan perikanan melalui kredit memberikan dampak positif .Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan nelayan sebesar Rp.8.192.450/nelayan/tahun dimana masing masing nelayan memperoleh manfaat sebesar Rp.7.933.950/tahun dari peningkatan produksi sebesar4.928 ton/nelayan/tahun, dan hasil pendugaan model rumah tangga nelayan menunjukan bahwa nilai kredit yang diterima masyarakat nelayan tradisional dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga dari kegiatan perikanan,produksi nelayan,umur perahu dan komsumsi total rumah tangga.

2. Karina Shinta Utami mahasiswi fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul skripsi “Pengaruh Pemberian Kredit KUD MINA terhadap Pendapatan Nelayan Tradisional Kota Tegal”.

Kesimpulan :

1. Variabel modal sendiri berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan maka hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi modal maka pendapatan nelayan akan semakin besar .

2. Variabel ukuran kapal berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan semakin besar ukuran kapal nelayan maka pendapatan nelayan akan semakin besar .

3. Variabel kredit berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan maka semakin nelayan mendapatkan kredit maka pendapatan nelayan semakin besar.


(13)

20

4. Variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan nelayan maka semakin besar atau sedikitnya jumlah tenaga kerja tidak ada pengaruhnya terhadap pendapatan nelayan.

3. Ari Syofwan (2009) mahasiswa ekonomi USU dengan judul”Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pengembangan UMK Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

Kesimpulan:

1. Variabel modal (X1) berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha mikro dan kecil pengaruh bernilai positif atau dapat dikatakan bahwa semakin tinggi modal akan semakin tinggi tingkat pendapatan yang didapatkan.

2. Variabel modal setelah Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap tingkat pendapatan yang berpengaruh positif atau dapat dikatakan semakin tinggi Kredit Usaha Rakyat (KUR) maka akan semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang didapatkan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil dimana setiap kenaikan modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) pendapatan usaha akan meningkat.


(14)

21 2.3Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.4Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Hipotesis ada dua yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis statistik (Ha). Hipotesis nol adalah hipotesis negatif yang menyangkal jawaban sementara yang dirancang oleh peneliti yang harus diuji kebenarannya dengan analisa statistik. Sedangkan hipotesis statistik adalah rumusan hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui perhitungan statistik. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual maka peneliti menetapkan hipotesis di dalam penelitian adalah:

Modal(x2)

Kepemilikan kapal(x3)

Kesejahteraan nelayan(y)


(15)

22

1. Variabel kredit (X1) bepengaruh positif terhadap kesehjateraan nelayan (Y) di Belawan.

2. Variabel modal (X2) berpengaruh positif terhadap kesejahteraan nelayan (Y) di Belawan.

3. Variabel kepemilikan kapal (X3) berpengaruh positif terhadap kesejahteraan nelayan di Belawan.

BAB III


(1)

17

Pengembalian dana dari peminjam adalah berupa pokok pinjaman ditambah bunga.

Berdasarkan counterparty, risiko kredit dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Risiko kredit pemerintahan (sovereign credit risk

Risiko kredit pemerintahan berhubungan dengan Pemerintah suatu negara yang tidak mampu membayar pokok dan bunga pinjamannya pada saat jatuh tempo, terutama pinjaman bilateral antarnegara.

)

2. Risiko kredit korporat (corporate credit risk

Risiko kredit korporat adalah risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerbitkan surat utang, gagal bayar dari perusahaan yang telahpenyertaan modal. Risiko korporat lebih berisiko dan lebih sering

)

terjadi dalam bank.

3. Risiko kredit konsumen (retail customer credit risk

Risiko kredit konsumen adalah risiko kredit yang terkait dengan ketidakmampuan debitur perorangan dalam menyelesaikan pembayaran kreditnya.

)

D. Lembaga Pembiayaan atauKredit

Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung sedangkan perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang didirikan khusus melakukan kegiatan termasuk dalam bidang usaha pembiayaan.


(2)

18

Bank konvensional dan bank syariah sedangkan non-bank adalah koperasi,lembaga simpan pinjam,LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).Pembiayaan sering digunakan untuk aktivitas kredit karena berhubungan dengan pendapatan khususnya masyarakat nelayan.Berdasarkan UU.No.7.Tahun1992yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkantujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank atau non bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjamuntuk melunasi utangnya sesuai jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga sedangan menurut PP.No.9.Tahun1995 tentang pelaksanaan simpan pinjamoleh koperasi,pengertian adalah penyediaan uang atau tagihanyang dapatdipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan persetujuan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain untuk melunasi hutang atas pinjamannya setelah jangka waktu yang telah ditentukan.

2.2Peneliti Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa peneliti terdahulu dengan skripsi:

1. Dewi Nur Asih(2008) dengan judul “Analisis Kebijakan Kredit terhadap Pengembangan Usaha Perikanan Nelayan Tradisional di Kabupaten Tojo Una-UNA”,menggunakan sumber data primer dan sekunder dengan metode model analisis dampak kebijakan pembiayaan kredit terhadap pengembangan usaha perikanan dan ekonomi rumah tangga nelayan tradisional menggunakan pendekatan ekonometrika yang dianalisis secara simultan dengan hasil:


(3)

19

Kredit yang diberikan kepada nelayan tradisional pada kebijakan pengembangan perikanan melalui kredit memberikan dampak positif .Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan nelayan sebesar Rp.8.192.450/nelayan/tahun dimana masing masing nelayan memperoleh manfaat sebesar Rp.7.933.950/tahun dari peningkatan produksi sebesar4.928 ton/nelayan/tahun, dan hasil pendugaan model rumah tangga nelayan menunjukan bahwa nilai kredit yang diterima masyarakat nelayan tradisional dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga dari kegiatan perikanan,produksi nelayan,umur perahu dan komsumsi total rumah tangga.

2. Karina Shinta Utami mahasiswi fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul skripsi “Pengaruh Pemberian Kredit KUD MINA terhadap Pendapatan Nelayan Tradisional Kota Tegal”.

Kesimpulan :

1. Variabel modal sendiri berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan maka hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi modal maka pendapatan nelayan akan semakin besar .

2. Variabel ukuran kapal berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan semakin besar ukuran kapal nelayan maka pendapatan nelayan akan semakin besar .

3. Variabel kredit berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan maka semakin nelayan mendapatkan kredit maka pendapatan nelayan semakin besar.


(4)

20

4. Variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan nelayan maka semakin besar atau sedikitnya jumlah tenaga kerja tidak ada pengaruhnya terhadap pendapatan nelayan.

3. Ari Syofwan (2009) mahasiswa ekonomi USU dengan judul”Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pengembangan UMK Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.

Kesimpulan:

1. Variabel modal (X1) berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha mikro dan kecil pengaruh bernilai positif atau dapat dikatakan bahwa semakin tinggi modal akan semakin tinggi tingkat pendapatan yang didapatkan.

2. Variabel modal setelah Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap tingkat pendapatan yang berpengaruh positif atau dapat dikatakan semakin tinggi Kredit Usaha Rakyat (KUR) maka akan semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang didapatkan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil dimana setiap kenaikan modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) pendapatan usaha akan meningkat.


(5)

21 2.3Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.4Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Hipotesis ada dua yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis statistik (Ha). Hipotesis nol adalah hipotesis negatif yang menyangkal jawaban sementara yang dirancang oleh peneliti yang harus diuji kebenarannya dengan analisa statistik. Sedangkan hipotesis statistik adalah rumusan hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui perhitungan statistik. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual maka peneliti menetapkan hipotesis di dalam penelitian adalah:

Modal(x2)

Kepemilikan kapal(x3)

Kesejahteraan nelayan(y)


(6)

22

1. Variabel kredit (X1) bepengaruh positif terhadap kesehjateraan nelayan (Y) di Belawan.

2. Variabel modal (X2) berpengaruh positif terhadap kesejahteraan nelayan (Y) di Belawan.

3. Variabel kepemilikan kapal (X3) berpengaruh positif terhadap kesejahteraan nelayan di Belawan.

BAB III