Isue2 Strategis Bid. Pemmas(KIS) final-edit

(1)

BAPPEDA PROVINSI JAWA TIMUR

2010

Isue – isue strategis

bidang pemerintahan &

kemasyarakatan


(2)

Menghilangkan angka kemiskinan absolut dan

kelaparan ;

Memberlakukan pendidikan dasar yang

universal ;

Mengembangkan kesetaraan dan

pemberdayaan perempuan ;

Menurunkan angka kematian anak ;

Memperbaiki kesehatan maternal ;

Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit

lainnya ;

Menjamin kesinambungan lingkungan hidup ;

Membangun kemitraan global untuk

pembangunan.

Millennium Development Goals

(untuk target 2015)


(3)

TARGET

MDGs

A

.

A


(4)

Kriteria penduduk utk menentukan keluarga

miskin

Miskin terutama yg sangat miskin

Tidak punya pekerjaan tetap;

Punya penghasilan tapi tidak dpt

mencukupi kebutuhan pokok;

Rumahnya tdk layak huni.

I. Menanggulangi kemiskinan &

kelaparan;


(5)

Target :

1. Menurunkan proporsi penduduk yang

miskin menjadi setengahnya dalam tahun

1990-2015;

Indikator :

Proporsi penduduk hidup dibawah garis

kemiskinan;

Kesenjangan kemiskinan;

Kontribusi quantil pertama penduduk

berpendapatan terendah konsumsi

nasional;

Keluarga prasejahtera+sejahtera;


(6)

2.

Menurunkan proporsi penduduk yang menderita

kelaparan menjadi setengahnya dalam tahun 1990

- 2015

Indikator :

Prevelensi balita kurang gizi;

Prevalensi balita gizi baik;

Proporsi penduduk yg berada dibawah garis


(7)

Target :

Memastikan pada tahun 2015 semua anak

dimanapun, laki-laki maupun perempuan, dapat

menyelesaikan pendidikan dasar

Indikator :

Angka Partisipasi Murni (APM) di SD (usia 7-12

th);

Proporsi murid kelas 1 yg berhasil mencapai kelas

5;

Prosentase penduduk yg lama sekolah 5 th+;

Angka melek huruf penduduk 15 – 24 tahun.

II. Mencapai pendidikan dasar utk

semua


(8)

III. Mendorong kesetaraan gender &

pemberdayaan perempuan

Target :

Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat

pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan

di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun

2015.

Indikator :

Ratio APM anak perempuan di semua jenjang

pendidikan;

Ratio melek huruf perempuan thd laki-laki;

Kontribusi perempuan dlm kerja upahan di sektor

pertanian;

Proporsi kursi DPR yg diduduki perempuan;

Proporsi pegawai wanita dg jabatan eselon II ke

atas;

IDG;

IPG – IPM;


(9)

IV. Menurunkan angka kematian

anak

Target :

Menurunkan angka kematian balita

sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan

2015

Indikator :

Angka kematian balita;

Angka kematian bayi;

Prosentase anak 1 thn telah


(10)

V. Meningkatkan kesehatan

ibu

Target :

Menurunkan angka kematian ibu

sebesar tiga perempatnya, antara

1990 – 2015

Indikator :

Angka kematian ibu;

Prosentase pertolongan persalinan

dg tenaga kesehatan terlatih;

Pemakaian alat kontrasepsi;

Prosentase ibu yg bergizi baik;

Proporsi ibu hamil yg menderita


(11)

VI. MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT

MENULAR LAINNYA

Target :

1. Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai

menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015

Indikator :

Prevalensi HIV dikalangan ibu hamil yg berusia

antara 15 – 24 th;

Prevalensi HIV/AIDS;

Angka prevalensi KB dengan kondom;

Jumlah anak yatim piatu krn HIV/AIDS.


(12)

2. Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS

dan mulai menurunnya jumlah kasus

baru pada tahun 2015

Indikator :

Angka prevalensi dan kematian krn

malaria;

Prosentase rt memakai kelambu yg

dicelup insektisida;

Proporsi pddk di daerah beresiko malaria

yg menggunakan cara pencegahan &

penanganan yg efektif utk memerangi

malaria;

Prevalensi kematian krn TBC;

Angka penemuan penderita &


(13)

VII. MEMASTIKAN KEBERLANJUTAN

LINGKUNGAN HIDUP

Target :

1.

Memadukan prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan dgn kebijakan dan program

nasional.

Indikator :

Proporsi luas lahan yag tertutup hutan ;

Rasio luas kawasan lindung thdp luas daratan ;

Emisi CO2 ;

Konsumsi energi ;

Pencemaran udara ;

Penemcaran air ;

Konsumsi zat perusak ozone ;

Konsumsi kayu utk memasak.


(14)

Target :

2. Penurunan sebesar separuh, proporsi

penduduk tanpa akses thdp sumber air

minum yg aman dan berkelanjutan serta

fasilitas sanitasi dasar pada 2015

Indikator :

Proporsi penduduk dgn akses sumber air

yg terlindungi (dan berkelanjutan);

Proporsi penduduk dgn akses thdp fasilitas

sanitasi yg layak;

Proporsi rumah tangga dgn akses thdp


(15)

Target :

1.

Bekerjasama dg negara-negara

berkembang untuk membangun &

mengimplementasikan strategi utk

kelayakan & produktivitas kerja remaja

Indikator :

Angka pengangguran usia 15–24 th

VIII. Mengembangkan kerjasama global untuk

pembangunan


(16)

2. Bekerjasama dg perusahaan

farmasi utk menyediakan akses

thd obat yg terjangkau.

Indikator :

Proporsi penduduk gd akses thd

pengobatan medis;


(17)

3. Bekerjasama dg sektor swasta utk

memperluas teknologi informasi &

komunikasi.

Indikator :

Proporsi rt pelanggan telepon;


(18)

RPJM Nasional

Tahun 2009 -

2014

18


(19)

57% dari total

penduduk miskin

se-Indonesia pada tahun

2007 dan 2008 tinggal

di Jawa-Bali, 55.4%

penerima BLT tahun

2007 berada di Pulau

Jawa Bali

57% dari total

penduduk miskin

se-Indonesia pada tahun

2007 dan 2008 tinggal

di Jawa-Bali, 55.4%

penerima BLT tahun

2007 berada di Pulau

Jawa Bali

60% penduduk Indonesia

bertempat tinggal di Jawa Bali,

padahal luas wilayah Jawa Bali

hanya 7% dari luas wilayah

nasional, IPM tertinggi di

Provinsi Jakarta mencapai 76.3

60% penduduk Indonesia

bertempat tinggal di Jawa Bali,

padahal luas wilayah Jawa Bali

hanya 7% dari luas wilayah

nasional, IPM tertinggi di

Provinsi Jakarta mencapai 76.3

Wilayah

Jawa-Bali menjadi

tempat

konsentrasi

penyakit

menular seperti

TB, polio dan

AFP,

Wilayah

Jawa-Bali menjadi

tempat

konsentrasi

penyakit

menular seperti

TB, polio dan

AFP,

Rata-rata lama sekolah tahun

2007 hanya setara tingkat

SLTP (7-8 tahun) kecuali DKI

Jakarta dan DIY (9-10 tahun)

Rata-rata lama sekolah tahun

2007 hanya setara tingkat

SLTP (7-8 tahun) kecuali DKI

Jakarta dan DIY (9-10 tahun)

Tingkat pengangguran terbuka di Jakarta 12.57%, Jawa Barat 13.08%,

Banten 15.75%, ketiganya berada di atas rata-rata nasional yaitu 9.11%

pada tahun 2007

Tingkat pengangguran terbuka di Jakarta 12.57%, Jawa Barat 13.08%,

Banten 15.75%, ketiganya berada di atas rata-rata nasional yaitu 9.11%

pada tahun 2007

IPM 2007

DKI JAKARTA

D I Y

BANTEN

BALI

JATENG

JABAR

JATIM

69.78

70.71

70.92

69.29

72.47

74.15

76.59

FAKTA BIDANG SOSIAL - BUDAYA WILAYAH

JAWA-BALI

Rendahnya

pemanfaatan hasil

penelitian di

masyarakat

Rendahnya

pemanfaatan hasil

penelitian di

masyarakat


(20)

DKI JAKARTA

D I Y

BANTEN

BALI

JATENG

JABAR

JATIM

69.78

70.71

70.92

69.29

72.47

74.15

76.59

ISU STRATEGIS BIDANG SOSIAL BUDAYA

WILAYAH JAWA-BALI

Meningkatkan Akses dan Kualitas

Pelayanan Kesehatan;

Kesehatan ibu dan anak

Status gizi masyarakat

Angka kesakitan dan kematian akibat

penyakit

Ketersediaan tenaga kesehatan

Ketersediaan obat dan pengawasan

obat-makanan

Kualitas dan jangkauan layanan KB

Pembiayaan kesehatan

Pemberdayaan masyarakat dalam

pembangunan kesehatan

Manajemen pembangunan kesehatan

Kesenjangan status kesehatan dan gizi

masyarakat antarwilayah dan

antartingkat sosial ekonomi

Akses masyarakat terhadap fasilitas

pelayanan kesehatan yang berkualitas

Meningkatkan Akses dan Kualitas

Pendidikan;

Taraf pendidikan masyarakat

Akses layanan pendidikan

Kualitas dan relevansi pendidikan

Kualifikasi dan kompetensi guru dan dosen

Manajemen dan tatakelola pendidikan

Pembiayaan pendidikan yang berkeadilan

Layanan perpustakaan

Memperkuat Jati Diri Bangsa dan

Pelestarian Budaya;

Karakter bangsa dan budi pekerti

Pemahaman dan apresiasi

masyarakat terhadap keragaman

budaya


(21)

IMPLEMENTASI PRIORITAS PROVINSI JAWA TIMUR

BIDANG PENDIDIKAN


(22)

IMPLEMENTASI PRIORITAS PROVINSI JAWA TIMUR

BIDANG PENDIDIKAN

No SUBSTANSI INTI

TARGET NASIONAL UNTUK JATIM KONDISI JATIM SAAT INI (TAHUN 2009)

TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR

2010 2011 2012 2013 2014

1.

Akses Pendidikan

Dasar-Menengah        

 

   

a

APM pendidikan dasar (SD/MI) menjadi 96% pada tahun 2014

96% 97,81 97,89 97,95 98,01 98,16 98,22

b

APM pendidikan setingkat SMP menjadi 76% di 2014

80%-90% 85,94 86 87 88 89 90

c

APK pendidikan setingkat SMA menjadi 85% di 2014

80%-90 73,3 75 80 85 88 90

d

Pemantapan/rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS

e

Penurunan harga buku standar di tingkat sekolah dasar dan menengah sebesar 30%-50% selambat-lambatnya 2012

Kebijakan penurunan harga buku standar di Tk. SD&menengah sebesar 30%-50% selambat-lambatnya 2012 Menerapkan Buku Elektronik Sekolah (BSE) Kebijakan penurunan harga buku standar di tingkat SD & menengah sebesar 30%-50% selambat-lambatnya 2012

Kebijakan penurunan harga buku standar di tingkat SD & menengah sebesar 30%-50% selambat-lambatnya 2012

Kebijakan penurunan harga buku standar di tingkat SD & menengah sebesar 30%-50% selambat-lambatnya 2012

-

-f

Penyediaan sambungan internet ber-content

pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar

Penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar Sudah ICT hanya belum optimal Penyediaan sambungan internet ber-content

pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar

Penyediaan sambungan internet ber-content

pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar Penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar Penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah dan terus diperluas ke tingkat Pendidikan Dasar sebanyak 30% Penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah dan terus diperluas ke tingkat

Pendidikan Dasar sebanyak 45%


(23)

No.

SUBSTANSI INTI

NASIONAL TARGET UNTUK JATIM

KONDISI

JATIM

SAAT INI

(TAHUN

2009)

TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR

2010

2011

2012

2013

2014

2 Akses Pendidikan

Tinggi      

Peningkatan APK pendidikan tinggi menjadi 25% di 2014

 20%-30%

-   -  -  -  -  

3 Metodologi      

Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui: Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui:

Belum

optimal Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui: Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui:  -  -  

a. Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011

Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011 Masih dalam taraf penyesuaia n  Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011

Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011

Penyeimbanga n sistem Unas & Ujian Sekolah

Penyeimbangan sistem Unas & Ujian Sekolah

Penyeimbangan sistem Unas & Ujian Sekolah

lanjutan


(24)

No SUBSTANSI INTI NASIONAL TARGET UNTUK JATIM KONDISI JATIM SAAT INI (TAHUN 2009)

TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR

2010 2011 2012 2013 2014 b. Penyempurnaan kurikulum

sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014

Penyempurnaa n kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 - Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014

Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014

4. Pengelolaan

a. Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai manager

sistem pendidikan yang unggul

Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai

manager sistem pendidikan yang unggul Sudah dilakukan namun belum optimal Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai

manager sistem pendidikan yang unggul

Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai

manager sistem pendidikan yang unggul

Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai

manager sistem pendidikan yang unggul

Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai

manager sistem pendidikan yang unggul

Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai

manager sistem pendidikan yang unggul

b. Revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance Revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance Sedang dirintis leason study utk pengawas sekolah Revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance Revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance Revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance Revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance Revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai entitas quality assurance

lanjutan


(25)

No SUBSTANSI INTI NASIONAL TARGET UNTUK JATIM KONDISI JATIM SAAT INI (TAHUN 2009)

TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR

2010 2011 2012 2013 2014 c. Mendorong aktivasi peran Komite

Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Komite Sekolah selama ini hanya sebagai legalitas untuk mencari dana pendidikan sehingga belum optimal Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran

d. Dewan Pendidikan di tingkat

kabupaten Mendorong aktivasi peran dewan pendidikan di tingkat

Kabupaten

Belum

optimal Mendorong aktivasi peran Dewan Pendidikan di tingkat kab/kot Mendorong aktivasi peran Dewan Pendidikan di tingkat kab/kot Mendorong aktivasi peran Dewan Pendidikan di tingkat kab/kot Mendorong aktivasi peran Dewan Pendidikan di tingkat kab/kot Mendorong aktivasi peran Dewan Pendidikan di tingkat kab/kot 5. Kurikulum

Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan. Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan. Yang mendapat pembelajara n kewirausaha an baru SMK Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.

Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.

Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.

Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.

Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.

lanjutan


(26)

No SUBSTANSI INTI TARGET NASIONAL UNTUK JATIM KONDISI JATIM SAAT INI (TAHUN 2009)

TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR

2010 2011 2012 2013 2014 6. Kualitas

a. Program remediasi kemampuan

mengajar guru Program remediasi kemampuan mengajar

guru Belum optimal Program remediasi kemampuan mengajar guru Program remediasi kemampuan mengajar guru Program remediasi kemampuan mengajar guru Program remediasi kemampuan mengajar guru Program remediasi kemampuan mengajar guru b. Penerapan sistem evaluasi kinerja

profesional tenaga pengajar Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga

pengajar Belum optimal

Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar c. Sertifikasi ISO 9001:2008 di 100%

PTN, 50% PTS, dan 100% SMK sebelum 2014

i) PTN 100% ii) PTS 50%

iii) SMK 100% 5% 15%* 30% 25% 25% 100%

d. Membuka luas kerjasama PTN dengan lembaga pendidikan internasional

Membuka luas kerjasama PTN dgn lembaga

pendidikan internasional e. Mendorong 11 PT masuk Top 500

THES pada 2014

6 PT

- - - - -

f. Memastikan perbandingan guru:murid di setiap:

i) SD/MI 1:32 1:47 1:45 1:40 1:38 1:35 1:32 ii) SMP/MTs 1:40 1:55 1:53 1:50 1:47 1:45 1:40 g.Memastikan tercapainya Standar

Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama & Keagamaan paling lambat tahun 2013

Memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama & Keagamaan paling lambat tahun 2013 Belum banyak pendidikan agama yg berstandar Nasional Memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama & Keagamaan paling lambat tahun 2013 Memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama & Keagamaan paling lambat tahun 2013 Memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama & Keagamaan paling lambat tahun 2013 Memastikan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama & Keagamaan paling lambat tahun 2013

lanjutan


(27)

No

SUBSTANSI INTI

IMPLEMENTASI

TARGET NASIONAL UNTUK JATIM

PROVINSI

BAKORWIL

KONDISI

SAAT INI

TARGET

2014

I

II

III

IV

1. Akses Pendidikan

Dasar-Menengah 

 

 

 

 

 

 

 

a. APM pendidikan dasar (SD/MI) menjadi

96% pada tahun 2014

96%

97,81

98,22

97,36

102,11

98,5

99,56

b. APM pendidikan setingkat SMP

menjadi 80%-90% di 2014

80%-90%

85,94

90

93,38

95,42

92,35

91,84

c. APK pendidikan setingkat SMA menjadi

80%-90% di 2014

80%-90%

73,3

90

90,87

95,17

90,41

90

Implementasi Prioritas Provinsi Jawa Timur

Bidang Pendidikan


(28)

(29)

IMPLEMENTASI PRIORITAS PROVINSI JAWA TIMUR

BIDANG KESEHATAN

No SUBSTANSI INTI TARGET NASIONAL UNTUK JATIM

KONDISI JATIM SAAT INI

(TAHUN 2009)

TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR

2010 2011 2012 2013 2014

1

Penurunan

tingkat

kematian ibu

saat

melahirkan dari

307 (2008)

menjadi 118

per 100.000

kelahiran hidup

(2014)

118 per

100.000

kelahiran

hidup

285

30

30

30

30

32

2

Penurunan

tingkat

kematian bayi

dari 34 (2008)

menjadi 24 per

1.000 kelahiran

hidup (2014)

24 per 1.000

kelahiran

hidup

32.00

2

2

2

2

2

3

Pemberian

imunisasi dasar

kepada 90%

balita pada

tahun 2014

Cakupan

imunisasi di

tingkat

regional

harus

mencapai

sasaran

nasional

sebesar 90%.

70

5

5

5

5

5

4

Penyediaan

akses sumber

air bersih yang

menjangkau

67% penduduk

Akses air

bersih di

tingkat

regional

diharapkan

mencapai

68%.


(30)

No SUBSTANSI INTI TARGET NASIONAL UNTUK JATIM KONDISI JATIM SAAT INI (TAHUN 2009)

TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR

2010 2011 2012 2013 2014

5

Akses terhadap

sanitasi dasar

berkualitas yang

menjangkau 75%

penduduk sebelum

tahun 2014

Akses sanitasi dasar di

tingkat regional

diharapkan mencapai

sasaran nasional

sebesar 75%.

60

3

3

3

3

3

6 Ketersediaan dan

peningkatan kualitas

layanan rumah sakit

berakreditasi

internasional di

minimal 5 kota besar

di Indonesia dengan

target 3 kota pada

tahun 2012 dan 5

kota pada tahun 2014

0

0

0

0

0

0

7 Pemberlakuan Daftar

Obat Esensial

Nasional (DOEN)

sebagai dasar

pengadaan obat di

seluruh Indonesia dan

pembatasan harga

obat generik

bermerek pada tahun

2010

Pemberlakuan DOEN

akan diterapkan secara

nasional.

100

100

100

100

100

100

8 Penerapan Asuransi

Kesehatan Nasional

untuk seluruh

keluarga miskin

dengan cakupan

100% pada tahun

2011 dan diperluas

secara bertahap

untuk keluarga

Indonesia lainnya

antara tahun

2012-2014 melalui:

-

Puskesmas

-

Rumah Sakit

-

Manajemen

Asuransi kesehatan

akan diterapkan secara

nasional.

Asuransi kesehatan

nasional bagi penduduk

miskin, sasarannya

ditetapkan dengan

mengacu pada data

BPS.

30

17.5

17.5

17.5

17.5

17.5


(31)

No SUBSTANSI INTI TARGET NASIONAL UNTUK JATIM

KONDISI JATIM SAAT

INI (TAHUN 2009)

TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR

2010 2011 2012 2013 2014

5

Peningkatan kualitas

dan jangkauan

layanan KB melalui

23.500 klinik

pemerintah dan

swasta selama

2010-2014

Peningkatan

kualitas dan

jangkauan

pelayanan KB

di 9.866 klinik

KB dan 902

Rumah Sakit

Klinik

3200,

Rumah

Sakit 173

Klinik

1.600,

Rumah

Sakit 182

Klinik 1.600,

Rumah Sakit

182

Klinik 1.600,

Rumah Sakit

182

Klinik 1.600,

Rumah Sakit

182

Klinik 1.600,

Rumah Sakit

182

6 Menurunnya angka

kesakitan akibat

penyakit menular

pada 2014, yang

ditandai dengan :

Menurunnya

prevalensi

Tuberculosis

dari 235

menjadi

224

per

100.000 penduduk

224 per

100.000

penduduk

.

107

107

107

107

107

107

Menurunnya kasus

malaria (

Annual

Parasite Index

-API)

dari 2 menjadi 1 per

1.000 penduduk

Jatim, API

diharapkan

dapat

dipertahankan

kurang dari

0,18 per 1.000

penduduk

.

10

2.25

2.25

2.25

2.25

2.25

8

Terkendalinya

prevalensi HIV pada

populasi dewasa

(persen) hingga

menjadi < 0,5

di bawah 0,5

persen

.

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

9 Menurunnya

prevalensi kekurangan

gizi (terdiri dari

gizi-kurang dan gizi-buruk)

pada anak balita dari

18,4 menjadi <15

persen pada 2014

di bawah 14%.

15.6

0.4

0.4

0.4

0.4

0.4


(32)

IMPLEMENTASI PRIORITAS NASIONAL 11: KEBUDAYAAN,

KREATIVITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI

N

O

SUBSTANSI INTI

K/L

IMPLEMENTASI

NASIONAL

JAWA-BALI

1

Perawatan:

Penetapan dan

pembentukan

pengelolaan terpadu

untuk pengelolaan Cagar

Budaya,

Revitalisasi museum

Revitalisasi perpustakaan

;

o

Perpustakan Provinsi

o

Perpustakaan

kab/kota

o

Perpustakaan Desa

di seluruh Indonesia

sebelum Oktober 2011

Depbudpa

r

Depbudpa

r

Perpusnas

• Penetapan &

pengelolaan

Cagar Budaya

• Revitalisasi

museum

• Revitalisasi

perpustakaan

Borobudur,

Situs Sangiran

Museum Nasional

Batik 7 Museum

Provinsi

7 Perpustakaan

Provinsi,

Perpustakaan

Kab/Kota,

Perpustakaan desa

2

Sarana: Penyediaan sarana

yang memadai bagi

pengembangan,

pendalaman dan pagelaran

seni budaya di kota besar

dan ibukota kabupaten

selambat-lambatnya

Oktober 2012

Depbudpa

r

Penyediaan sarana

bagi

pengembangan,

pendalaman dan

pagelaran seni

budaya

7 Provinsi,

Ibu Kota Kabupaten


(33)

No SUBSTANSI INTI NASIONAL SAAT INI (TAHUN KONDISI JATIM 2009)

TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR

2010 2011 2012 2013 2014 1.Perumusan kebijakan dan pedoman

bagi penerapan pengarusutamaan (mainstreaming) Gender dan Anak (PUG & A) oleh Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah

Nonkementerian lainnya

- Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang sosial, politik, dan hukum

-Meningkatkan kualitas hidup & peran

perempuan

-Meningkatkan kualitas hidup & peran

perempuan

-Meningkatkan kualitas hidup & peran

perempuan

-Meningkatkan kualitas hidup & peran

perempuan

-Meningkatkan kualitas hidup & peran

perempuan

- Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ekonomi

-Meningkatkan

jaringan PUG -Meningkatkan jaringan PUG -Meningkatkan jaringan PUG -Meningkatkan jaringan PUG -Meningkatkan jaringan PUG

- Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan -Meningkatkan sosialisasi anti kekerasan thp perempuan & anak, dan menekan tingginya tindak kekerasan & eksploitasi thp perempuan & anak -Meningkatkan sosialisasi anti kekerasan thp perempuan & anak, dan menekan tingginya tindak kekerasan & eksploitasi thp perempuan & anak -Meningkatkan sosialisasi anti kekerasan thp perempuan & anak, dan menekan tingginya tindak kekerasan & eksploitasi thp perempuan & anak -Meningkatkan sosialisasi anti kekerasan thp perempuan & anak, dan menekan tingginya tindak kekerasan & eksploitasi thp perempuan & anak -Meningkatkan sosialisasi anti kekerasan thp perempuan & anak, dan menekan tingginya tindak kekerasan & eksploitasi thp perempuan & anak

- Penyusunan dan harmonisasi kebijakan penghapusan kekerasan pada anak

-Meningkatkan akses sumber daya & peran serta

perempauan dlm pembangunan

-Meningkatkan akses sumber daya & peran serta

perempauan dlm pembangunan

-Meningkatkan akses sumber daya & peran serta

perempauan dlm pembangunan

-Meningkatkan akses sumber daya & peran serta

perempauan dlm pembangunan

-Meningkatkan akses sumber daya & peran serta

perempauan dlm pembangunan

2.Pengawasan pelaksanaan

perlindungan anak (KPAI) Meningkatnya jumlah pengawasan pelaksanaan perlindungan anak

 

- - - -

-Implementasi Prioritas Lainnya Bidang Kesra:

Pengarusutamaan Gender dan Anak


(34)

(35)

a.

Menyempurnakan dan mengintegrasikan pelaksanaan

program perlindungan sosial berbasis keluarga dalam

rangka memenuhi hak masyarakat miskin

Pengembangan Bantuan Sosial

Prioritas Nasional Pemerintah untuk bantuan sosial adalah

Program Keluarga Harapan (PKH), Jamkesmas, Raskin/Rasdi dan

beasiswa siswa miskin

Prioritas Bidang adalah bantuan sosial Perlindungan Anak, Lansia

dan Penyandang Cacat

Penataan kelembagaan jaminan sosial

1)

b.

Menyempurnakan data kemiskinan dan targeting program

penangulangan kemiskinan

c.

Menyediakan kebijakan dan intervensi khusus untuk

membantu masyarakat dalam mengatasi dampak dari

bencana alam dan gejolak perekonomian nasional

35

Fokus 1. Peningkatkan dan Penyempurnaan

Kualitas Kebijakan Perlindungan Sosial

Berbasis Keluarga


(36)

Fokus 2: Menyempurnakan dan

meningkatkan Efektivitas

Pelaksanaan PNPM Mandiri

a.

Meningkatkan kualitas pelaksanaan PNPM Mandiri

b.

Meningkatkan fungsi kelembagaan yang dibangun

melalui PNPM Mandiri sebagai perwujudan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan desa/daerah

(perencanaan masyarakat-pemerintah)

c.

Pemanfaatan kelembagaan masyarakat agar

pembangunan lebih sesuai kebutuhan masyarakat:

i.

Untuk mengurangi kesenjangan dan kekurang-merataan

infrastruktur dasar di tingkat masyarakat

ii.

Untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan dan akses

layanan dasar.

d.

Integrasi secara selektif PNPM Pendukung untuk

mendukung percepatan penanggulangan kemiskinan.


(37)

Fokus 3: Peningkatan Akses Usaha Mikro

dan Kecil kepada Sumberdaya Produktif

a.

Peningkatan budaya usaha dan

kewirausahaan melalui peningkatan

kemampuan pengelolaan/manajemen usaha

b.

Fasilitasi penguatan produksi, pemasaran

dan kerjasama pemasaran

c.

Peningkatan fasilitas dan skim pendanaan

usaha (termasuk Kredit Usaha Rakyat dan

start up capital )

yang mudah dan cepat


(38)

Fokus 4: Peningkatan sinkronisasi dan

efektivitas koordinasi PK serta

harmonisasi antar pelaku

a.

Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan:

i. Revitalisasi Tim Penanggulangan Kemiskinan di

bawah koordinasi Wakil Presiden

ii. Peningkatan koordinasi kebijakan dan program

PK (koordinasi antar program, basis data

tunggal, sinkronisasi pendanaan,dan monev)

iii. Peningkatan kapasitas dan fungsi K/L serta SKPD

terutama di tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

b.

Mengembangkan kerjasama dan partisipasi

swasta/masyarakat dalam PK:

i. Perusahaan -CSR

ii. Dana masyarakat (ZIS dll).


(39)

Tema Prioritas

Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi 8-10% pada

akhir 2014, perbaikan distribusi perawatan dan perlindungan sosial, pemberdayaan

masyarakat, & perluasan kesempatan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.

Substansi int

Bantuan sosial terpadu: integrasi program2 perlindungan sosial berbasis keluarga

(BLT, PKH, bantuan pangan, jamkesmas, beasiswa anak keluarga miskin, dsb.)

PNPM Mandiri: pemenuhan BLM 3 miliar/kecamatan untuk minimal 30%

kecamatan termiskin & integrasi PNPM pendukung

KUR: penyempurnaan mekanisme penyaluran KUR di 2010

1)

, perluasan

penyaluran KUR mulai 2011

2)

Tim Penanggulangan Kemiskinan: revitalisasi Tim Penanggulangan Kemiskinan di

bawah koordinasi Presiden/Wapres, penggunaan unified database untuk

penetapan sasaran semua program mulai 2010, & penerapan sistem monev yg

akurat sebagai dasar keputusan dan alokasi anggaran.

39

Arahan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan

RPJM 2010-2014


(40)

40

Wilayah Jawa & Bali

 

Tahun 2009

Tahun 2014

Nasional

14,15

8,0 - 10,0

DKI Jakarta

3,62

2,5 - 3,0

Jawa Barat

11,96

3,7 - 4,1

Jawa Tengah

17,72

11,4 - 11,8

DI Yogyakarta

17,23

10,8 - 11,9

Jawa Timur

16,68

10,5 - 11,2

Banten

7,64

5,8 - 6,4


(41)

TARGET NASIONAL KEMISKINAN UNTUK JAWA TIMUR

No

SUBSTANSI

TARGET

NASIONAL

UTK JATIM

KONDISI

SAAT INI

TARGET

2010

2011

2012

2013

2014

1

Masih

tingginya

angka

kemiskinan


(42)

PROGAM KABUPATEN / KOTA

SEHAT

DI JAWA TIMUR

PROGAM KABUPATEN / KOTA

SEHAT


(43)

LATAR

BELAKANG

1.

Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan

berbagai masalah, seperti kepadatan lalu lintas,

pencemaran udara, perumahan, kriminal, kekerasan dan

penggunaan obat-obat terlarang menjadi masalah yang

digeluti oleh masyarakat perkotaan.

2.

Keadaan ini belum diimbangi penyediaan fasilitas

perumahan dan lingkungan permukiman, pelayanan

kesehatan yang memenuhi kebutuhan, baik dari

keterjangkauan, merata dan kemudahannya.

3.

Melihat perkembangan fakta tersebut, lingkungan fisik,

sosial dan budaya perkotaan berada pada situasi yang

sangat rawan dan apabila tidak dikendalikan, maka

ketahanan daya dukung daerah perkotaan tidak akan

mampu lagi menerima beban permasalahan tersebut.

4.

Untuk mengatasinya dengan membangun kemitraan

antara

pemerintah,

swasta

dan

pemberdayaan

masyarakat agar mempunyai rasa memiliki, sehingga

dapat menimbulkan tanggung jawab dalam melestarikan

lingkungan kehidupan secara berkelanjutan.


(44)

Menjawab tantangan tersebut Pemerintah Propinsi Jawa

Timur melalui RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014,

bahwa arah kebijakan pembangunan kesehatan salah satunya

adalah :

” MENINGKATKAN SOSIALISASI KESEHATAN LINGKUNGAN,

SERTA POLA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ”,

melalui

Program Lingkungan Sehat

Dengan kegiatan pembinaan sarana lingkungan, yang

meliputi sanitasi perumahan, sanitasi tempat-tempat umum,

sanitasi

pengelolaan

makanan,

sanitasi

pengelolaan

pestisida, dan pengembangan wilayah sehat, sehingga akan

dapat menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan,

penyakit menular, hal ini sudah sejalan dan mendukung

terwujudnya Indonesia Sehat 2010.


(45)

Program Kali Bersih

Gerakan Disiplin Nasional

Pemasyarakatan Prilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS),

Program Langit Biru

Pembangunan Perumahan dan Lingkungan Desa Terpadu,

Program

Kelangsungan

Hidup,

Perkembangan

Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA)

Gerakan Jum’at Bersih

Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)

Gerdunas TB

Program Kab/Kota Sehat dan lain sebagainya.

BEBERAPA UPAYA DALAM RANGKA MENINGKATKAN

KUALITAS LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR


(46)

DASAR PENYELENGGARAN KAB / KOTA SEHAT

UU Nomor : 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota perlu menyelenggarakan

Kab/Kota Sehat

Peraturan Bersama

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan

Nomor : 34 Tahun 2005

Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005

tentang

Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat


(47)

KAB/KOTA

SEHAT

adalah

Suatu kondisi Kab/Kota yang bersih,

nyaman, aman dan sehat untuk dihuni

penduduk yang dicapai melalui

terselenggaranya penerapan beberapa

kegiatan dalam

“Tatanan”

yang terintegrasi

dan disepakati bersama antara Masyarakat

dengan Pemerintah Daerah


(48)

TATANAN KAB/KOTA SEHAT

dan

1.

Tatanan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum,

oleh

Dinas PU Cipta Karya & TR dan Badan Lingkungan Hidup

2.

Tatanan Sarana Lalu Lintas Tertib dan Pelayanan

Transportasi,

oleh Dinas Perhubungan dan LLAJ

3.

Tatanan Pertambangan Sehat,

oleh Dinas Energi dan SDM

4.

Tatanan Hutan Sehat,

oleh Dinas Kehutanan

5.

Tatanan Industri dan Perkantoran Sehat,

oleh Disperindag

6.

Tatanan Pariwisata Sehat,

oleh Dinas Kebuday &

Pariwisata

7.

Tatanan Ketahanan Pangan dan Gizi,

oleh Badan

Ketahanan Pangan

8.

Tatanan Kehidupan Masyarakat Sehat Yang Mandiri,

oleh

Dinas Kesehatan, Badan PP & KB dan Dinas Pendidikan

9.

Tatanan Kehidupan Sosial Yang Sehat,

oleh Dinas Sosial


(49)

PENGHARGAAN KAB/KOTA SEHAT

“Swasti Saba”

(SETIAP 2 TAHUN SEKALI)

OLEH PRESIDEN

ultT

“Swasti Saba Padapa”

diberikan kepada

Kab/Kota Sehat pada Taraf

“Pemantapan”

“Swasti Saba Wiwerda”

diberikan kepada Kab/Kota

Sehat pada Taraf

“Pembinaan”

“Swasti Saba Wistara”

diberikan kepada Kab/Kota

Sehat pada Taraf

“Pengembangan”


(50)

KABUPATEN / KOTA

YANG TELAH MENDAPATKAN PENGHARGAAN

KAB / KOTA SEHAT

No

.

KABUPATEN / KOTA

1.

2.

3.

4.

5.

6.

KABUPATEN LUMAJANG ( 8 Tatanan ) Tahun 2009

“Wistara”

KABUPATEN TULUNGAGUNG ( 6 Tatanan ) Tahun 2007

“Wistara”

KABUPATEN NGAWI ( 4 Tatanan ) Tahun 2009 “Padapa”

KOTA MALANG ( 4 Tatanan ) Tahun 2009 “Wiwerda”

KOTA PROBOLINGGO ( 3 Tatanan ) Tahun 2009 “Padapa”

KOTA KEDIRI ( 4 Tatanan ) Tahun 2009 “Wiwerda”


(51)

KAB/KOTA YANG TELAH DAN BELUM MELAKUKAN

PROGRAM KAB/KOTA SEHAT DI JATIM

Aktif

1. Kota Malang

2. Kota Probolinggo

3. Kota Kediri

4. Kab. Tulungagung

5. Kab. Lumajang

6. Kab. Ngawi

Kurang Aktif

1. Kab. Malang

2. Kab. Magetan

3. Kab. Pacitan

4. Kab. Pamekasan

5. Kab. Trenggalek

6. Kab. Sidoarjo

Belum Membentuk

Ada 26 Kab/Kota yang belum melaksanakan

Program Kab/Kota Sehat


(52)

PERAN BAPPEDA DALAM PENYELENGGARAAN

PROGRAM KAB/KOTA SEHAT

1.

Memfasilitasi pertemuan stakeholders dalam menyusun

kesepakatan usulan kegiatan Kab/Kota Sehat

2.

Menyalurkan usulan kegiatan ke Dinas/Instansi untuk dapat menjadi

Paket Usulan.

3.

Mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinergikan dan

mensinkronisasikan program-program Dinas / Instansi untuk

mendukung kegiatan Kab/Kota Sehat.

4.

Bersama Dinas / Intansi memberikan dukungan teknis dan

administrasi serta pendanaan yang tidak mungkin dilakukan

masyarakat

Oleh karena menyangkut berbagai program, otomatis Bappeda

Provinsi

maupun Kab/Kota

akan terlibat secara langsung.


(53)

PENEKANAN SELEKSI PROGRAM

KAB/KOTA SEHAT

Adanya Kelembagaan

Forum

Kab/Kota Sehat

Dukungan Pemda

dalam pelaksanaan kegiatan pada setiap

tatanan yg dipilih

Fasilitasi SKPD

terhadap pelaksanaan kegiatan pada setiap

tatanan yg dipilih

Keterlibatan/peran serta Forum

dalam pelaksanaan kegiatan

baik di Tingkat Kab/Kota, Kecamatan maupun di

Kelurahan/Desa pada setiap tatanan yg dipilih

Besarnya Prosentase

Cakupan Kecamatan maupun

Kelurahan/Desa yg melaksanakan Prog.Kab/Kota Sehat

Faktor Kesehatan

(

dilihat secara Fisik dan Dampaknya

)


(54)

RENCANA PROGRAM

KAB/KOTA SEHAT TAHUN 2011

Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kab/Kota

Sehat di Provinsi maupun di Kab/Kota

Pembinaan kepada Kab/Kota dalam upaya

pembentukan Program Kab/Kota Sehat

Rapat Koordinasi dg Kab/Kota, Dinas/ instansi

terkait di Provinsi

Konsultasi dg Tim Pembina Pusat (depdagri dan

Depkes)

Pembinaan dan Seleksi/Verifikasi Kab/Kota

Sehat Tingkat Provinsi

Pembinaan dlm rangka Persiapan Seleksi


(1)

PENGHARGAAN KAB/KOTA SEHAT “Swasti Saba” (SETIAP 2 TAHUN SEKALI)

OLEH PRESIDEN

ultT

“Swasti Saba Padapa”

diberikan kepada

Kab/Kota Sehat pada Taraf

“Pemantapan”

“Swasti Saba Wiwerda”

diberikan kepada Kab/Kota

Sehat pada Taraf

“Pembinaan”

“Swasti Saba Wistara”

diberikan kepada Kab/Kota

Sehat pada Taraf

“Pengembangan”


(2)

KABUPATEN / KOTA

YANG TELAH MENDAPATKAN PENGHARGAAN

KAB / KOTA SEHAT

No

.

KABUPATEN / KOTA 1.

2. 3. 4. 5. 6.

KABUPATEN LUMAJANG ( 8 Tatanan ) Tahun 2009 “Wistara”

KABUPATEN TULUNGAGUNG ( 6 Tatanan ) Tahun 2007 “Wistara”

KABUPATEN NGAWI ( 4 Tatanan ) Tahun 2009 “Padapa” KOTA MALANG ( 4 Tatanan ) Tahun 2009 “Wiwerda” KOTA PROBOLINGGO ( 3 Tatanan ) Tahun 2009 “Padapa” KOTA KEDIRI ( 4 Tatanan ) Tahun 2009 “Wiwerda”


(3)

KAB/KOTA YANG TELAH DAN BELUM MELAKUKAN

PROGRAM KAB/KOTA SEHAT DI JATIM

Aktif

1. Kota Malang

2. Kota Probolinggo

3. Kota Kediri

4. Kab. Tulungagung

5. Kab. Lumajang

6. Kab. Ngawi

Kurang Aktif

1. Kab. Malang

2. Kab. Magetan

3. Kab. Pacitan

4. Kab. Pamekasan

5. Kab. Trenggalek

6. Kab. Sidoarjo

Belum Membentuk

Ada 26 Kab/Kota yang belum melaksanakan

Program Kab/Kota Sehat


(4)

PERAN BAPPEDA DALAM PENYELENGGARAAN

PROGRAM KAB/KOTA SEHAT

1. Memfasilitasi pertemuan stakeholders dalam menyusun kesepakatan usulan kegiatan Kab/Kota Sehat

2. Menyalurkan usulan kegiatan ke Dinas/Instansi untuk dapat menjadi Paket Usulan.

3. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinergikan dan mensinkronisasikan program-program Dinas / Instansi untuk mendukung kegiatan Kab/Kota Sehat.

4. Bersama Dinas / Intansi memberikan dukungan teknis dan administrasi serta pendanaan yang tidak mungkin dilakukan masyarakat

Oleh karena menyangkut berbagai program, otomatis Bappeda Provinsi maupun Kab/Kota akan terlibat secara langsung.


(5)

PENEKANAN SELEKSI PROGRAM

KAB/KOTA SEHAT

Adanya Kelembagaan

Forum Kab/Kota Sehat

Dukungan Pemda dalam pelaksanaan kegiatan pada setiap

tatanan yg dipilih

Fasilitasi SKPD terhadap pelaksanaan kegiatan pada setiap

tatanan yg dipilih

Keterlibatan/peran serta Forum dalam pelaksanaan kegiatan

baik di Tingkat Kab/Kota, Kecamatan maupun di

Kelurahan/Desa pada setiap tatanan yg dipilih

Besarnya Prosentase Cakupan Kecamatan maupun

Kelurahan/Desa yg melaksanakan Prog.Kab/Kota Sehat

Faktor Kesehatan

(

dilihat secara Fisik dan Dampaknya

)


(6)

RENCANA PROGRAM

KAB/KOTA SEHAT TAHUN 2011

Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kab/Kota

Sehat di Provinsi maupun di Kab/Kota

Pembinaan kepada Kab/Kota dalam upaya

pembentukan Program Kab/Kota Sehat

Rapat Koordinasi dg Kab/Kota, Dinas/ instansi

terkait di Provinsi

Konsultasi dg Tim Pembina Pusat (depdagri dan

Depkes)

Pembinaan dan Seleksi/Verifikasi Kab/Kota

Sehat Tingkat Provinsi

Pembinaan dlm rangka Persiapan Seleksi