2017 11 06 Konsep Unit Layanan Teknis

Konsep Pengembangan Unit Layanan Teknis
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Oktober 2017

Latar belakang
Pembangkit listrik tenaga surya berbentuk jaringan mini, atau biasa dikenal sebagai PLTS Terpusat,
dirancang untuk bertahan dalam kurun waktu yang lama. Umumnya, keberlanjutannya bisa tercapai
ketika dukungan teknis dan non-teknis pada sistem tersebut juga tersedia. Dari sisi keteknikan, terdapat
beberapa langkah pemeliharaan setelah dilakukan komisioning. Sementara dari sisi selain keteknikan,
dibutuhkan pembagian tanggung jawab yang jelas dari para pemangku kepentingan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan GIZ terhadap PLTS Terpusat, diketahui bahwa umumnya
sistem-sistem tersebut membutuhkan pemeliharaan dan perbaikan. Masalah pada inverter atau baterai
merupakan isu yang sering muncul serta membutuhkan pendampingan dari teknisi yang
berpengalaman. Hal ini menegaskan pernyataan pada Panduan Perancangan Jaringan Mini (Mini-grid
Design Manual, ESMAP, 2000), bahwa tanpa ketersediaan teknisi lokal dan mekanisme untuk
menyediakan dukungan keteknikan akan banyak perbaikan yang tidak dilakukan dengan baik. Hal ini
dapat meningkatkan biaya dan/atau mengurangi masa pakai sistem. Pelanggan menanggung risiko dan
investasi awal tidak dapat mencapai hasil yang diharapkan. Praktik terbaik di pelistrikan desa
mempertimbangkan langkah-langkah pencegahan melalui pelatihan bagi operator sistem dan
menyediakan sarana dan prasarana yang cukup bagi mereka untuk menjalankan tugasnya.
Membangun dan mempertahankan pengetahuan mengenai PLTS di tingkat lokal membutuhkan waktu

yang tidak singkat, namun memberi dampak baik dalam jangka panjang. Pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan contoh yang baik, bahwa dibutuhkan lebih dari tiga
dekade untuk membangun keterampilan pelaku lokal melalui berbagai kegiatan dan pelatihan. Para
teknisi membentuk kelompok kerja dan institusi yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Dengan
mengembangkan jaringan, teknisi dan komponen-komponen pengganti mudah diperoleh di kota-kota
kecil. Hal ini memudahkan bagi masyarakat perdesaan untuk melakukan perbaikan pada sistem PLTMH
yang dimilikinya.
Ketika dukungan teknis tersedia di tingkat lokal, masyarakat perdesaan menjadi lebih terbuka untuk
mengadopsi teknologi PLTMH dibandingkan teknologi energi terbarukan lainnya. Oleh karena itu,
dorongan untuk membentuk struktur pendukung bagi teknologi energi terbarukan lainnya, seperti PLTS,
menjadi sangat penting. Kehadiran di tengah masyarakat menjadi kunci interaksi. Komunikasi tatap
muka menjadi sangat penting untuk membantu masyarakat dalam membuat keputusan untuk
mengadopsi teknologi baru tersebut atau tidak. Lebih dari itu, jasa dukungan teknis tersebut harus dapat
memberikan manfaat secara ekonomi pada pelaku usahanya dan tidak terhalang dengan pengeluaran
biaya perjalanan yang mahal.
Untuk menjawab tantangan tersebut, GIZ berinisiatif memulai pengembangan unit layanan teknis untuk
membuka ketersediaan dukungan teknis bagi PLTS yang terjangkau oleh masyarakat setempat.
Kegiatan ini dirancang sebagai proyek percontohan dengan mengajak pihak swasta yang sudah
memiliki pengalaman di industri ini serta berminat untuk membangun layanan teknis dan/atau dengan
memberdayakan teknisi lokal dan lulusan sekolah kejuruan serta universitas setempat. Kegiatan ini

diejewantahkan dalam bentuk pengembangan kapasitas teknisi lokal agar lebih terampil memelihara
dan memperbaiki sistem PLTS serta membentuk kemitraan dengan perusahaan yang lebih
berpengalaman agar dapat menghasilkan manfaat ekonomi bagi para pelakunya.

Halaman 1 dari 5

Tujuan
Pengembangan unit layanan teknis bertujuan untuk menyediakan akses untuk dukungan pemeliharaan,
dan jasa perbaikan untuk PLTS, terutama PLTS Terpusat yang tergolong teknologi baru di Indonesia,
khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dan memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi
dibandingkan PLTS Tersebar (solar home system). Tujuan ini dapat terlaksana melalui: (1) membentuk
kemitraan antara perusahaan yang berpengalaman di bidang PLTS dengan teknisi lokal; (2) melatih
teknisi potensial mengenai pemeliharaan dan perbaikan untuk PLTS.

Identifikasi pelaku PLTS dan survei pasar
Target peserta di NTB terdiri dari perusahaan dan siswa/mahasiswa yang bertempat tinggal di wilayah
NTB. Perusahaan lokal tersebut tergabung di dalam AKLI (Asosiasi Kontraktor listrik Indonesia),
Universitas Mataram, Universitas Teknologi Sumbawa, dan sekolah-sekolah kejuruan. Pelatihan ini
berkoordinasi erat dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi NTB.


A. Kemitraan
Pola kemitraan dijalankan oleh perusahaan pengembang tenaga surya berskala nasional dengan
teknisi-teknisi lokal yang telah melewati proses seleksi dan pelatihan. Pola kemitraan, termasuk
mekanisme dan manfaatnya, dibangun oleh perusahaan tersebut bersama dengan GIZ.
Hal yang perlu disepakati pada para mitra dalam pola kemitraan ini, antara lain:
a. Skema kemitraan; apa saja keuntungan bagi kedua belah pihak.
b. Kriteria kemitraan; mitra seperti apa yang diinginkan dalam kemitraan tersebut.

B. Pelatihan
Pelatihan dibagi menjadi dua tema besar, antara lain (a) peluang bisnis jasa bidang energi terbarukan,
dan (b) pelatihan teknis untuk jasa pemeliharaan dan perbaikan untuk PLTS.
Pada tema peluang bisnis, akan tersedia dua mata acara yaitu dalam bentuk seminar dan lokakarya
yang akan membahas skema kemitraan untuk unit layanan teknis. Sementara itu, untuk tema teknis,
para teknisi akan dilatih mengenai pemeliharan dan perbaikan untuk PLTS Terpusat.
Dalam pelatihan ini, setiap kontraktor listrik lokal dapat mengirimkan tiga karyawan yang terdiri dari
bagian pengelolaan (manajemen) dan keteknikan (diutamakan teknisi lapangan), dengan kuota
maksimum dua teknisi dari satu perusahaan.

Hasil yang diharapkan
1. Membangun keterampilan mengenai PLTS Terpusat bagi teknisi lokal.

2. Mengawali jaringan teknisi PLTS baik skala lokal maupun nasional.
3. Mengembangkan unit layanan teknis yang mampu melayani jasa pemeliharaan dan perbaikan
untuk PLTS Terpusat.
4. Mendorong adopsi energi terbarukan di tingkat provinsi dan seterusnya.

Halaman 2 dari 5

Keluaran
1. Modul pelatihan mengenai pemecahan masalah (troubleshooting), pemeliharaan dan perbaikan
PLTS Terpusat.
2. Buku alumni pelatihan yang berisi informasi biodata peserta pelatihan (nama, alamat/telepon
yang bisa dihubungi, keahlian) dengan tujuan memfasilitasi jejaring antar teknisi dan
siswa/mahasiswa yang mengikuti pelatihan.
3. Teknisi terampil dalam dasar-dasar pemecahan masalah dan pemeliharaan untuk PLTS. Hasil
pelatihan terukur melalui ujian sebelum dan sesudah pelatihan.

Metode pelatihan
Berdasarkan pertimbangan bahwa peserta pelatihan berasal dari dua tingkatan yang berbeda, yaitu
teknisi berpengalaman dan siswa kejuruan/mahasiswa, maka pelatihan akan dibagi menjadi dua kelas
berdasarkan kategori tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghidupkan partisipasi kelas dan

menyesuaikan kemampuan peserta pelatihan. Oleh karena itu, dibutuhkan empat pelatih untuk
pelatihan teknis, baik untuk sesi di dalam kelas dan praktik lapangan. Para pelatih terdiri dari tiga
perekayasa (insinyur) dari TMLEnergy dan satu perekayasa (insinyur) dari GIZ.
No

Topik

Target

HARI - Ruang

Pelatih Utama

A

Peluang bisnis energi
terbarukan

Manajemen,
teknisi


HARI 1 – Seminar

TMLEnergy

B-1

Penjabaran umum
mengenai teknologi PLTS

Manajemen,
teknisi

HARI 1 – Ruang A

TMLEnergy

B-2

Skema kemitraan


Manajemen

HARI 1 – Ruang B

TMLEnergy

C

Teori pemecahan masalah
untuk PLTS Terpusat

Teknisi,
siswa/mahasiswa

HARI 2 – Ruang A
(perusahaan)

TMLEnergy


D

Pengelolaan dan
pemeliharaan PLTS
Terpusat

Teknisi,
siswa/mahasiswa

HARI 2 – Ruang B
(siswa/mahasiswa)

GIZ/TMLEnergy (1
pelatih) untuk
siswa/mahasiswa

Selection
E

Praktik lapangan untuk

teknisi dan
siswa/mahasiswa yang
terpilih (berdasarkan hasil
di hari sebelumnya)

Teknisi,
siswa/mahasiswa
yang lulus seleksi

HARI 3

TMLEnergy

Lokasi A – Teknisi
perusahaan

GIZ/TMLEnergy (1
pelatih) untuk siswa/
mahasiswa


Lokasi B – Siswa/
mahasiswa

Seleksi untuk mitra dan peserta pelatihan
Pengembangan unit layanan teknis merupakan gabungan dari seleksi mitra dan pelatihan teknis.
Peserta pelatihan harus memenuhi syarat yang akan diseleksi berdasarkan dokumen-dokumen yang
mencerminkan kegiatan saat ini serta keahlian dan pengalaman yang telah dimiliki. Dokumen yang
dibutuhkan yaitu:





Bagi kontraktor listrik lokal, mendaftar dengan melampirkan dokumen Profil Perusahaan
yang mencakup (a) rincian identitas perusahaan, (b) kompetensi perusahan, (c) pengalaman
pekerjaan, dan (d) sertifikasi yang dimiliki di bidang kelistrikan.
Bagi teknisi listrik dari perusahaan, mendaftar dengan menyertakan sertifikat keahlian di
pekerjaan kelistrikan, dan pengalaman kerja.
Siswa kejuruan dan mahasiswa, mendaftar dengan menyertakan transkrip akademis, yang
menyebutkan mata pelajaran yang telah diikuti yaitu dasar-dasar kelistrikan, praktikum


Halaman 3 dari 5

elektronik (keterampilan menggunakan A-V meter), dan tulisan singkat mengenai ketertarikan
pada energi terbarukan (maksimal 200 kata).
Semua peserta mengisi rincian informasi pendaftaran pada formulir daring (online) dan melampirkan
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan melalui surel (email).

Kriteria bagi kontraktor listrik lokal
1.
2.
3.
4.
5.

Perusahaan berbadan hukum (misalnya PT, CV).
Memiliki sertifikasi (setidaknya) untuk instalasi dan distribusi listrik.
Memiliki pengalaman minimal satu (1) tahun dalam proyek konstruksi kelistrikan.
Memiliki setidaknya satu (1) teknisi tetap dan karyawan manajerial.
Memiliki teknisi yang memenuhi syarat untuk bekerja di proyek terkait PLTS Terpusat.

Kriteria bagi peserta pelatihan (teknisi dan siswa kejuruan/mahasiswa)
1.
2.
3.
4.
5.

Memahami prinsip dasar kelistrikan.
Mampu melakukan pengukuran listrik tingkat dasar.
Cakap berbahasa Indonesia secara resmi.
Bertempat tinggal di provinsi yang menjadi tempat penyelenggaraan.
Sedang menjalani pendidikan di kelas 3 sekolah menengah kejuruan bidang tenaga
listrik/elektronik atau mahasiswa tingkat akhir (semester ke 7 atau 8).
6. Peserta perempuan sangat didorong untuk mengikuti pelatihan ini.

Agenda Pelatihan
Judul

: “Pelatihan Pemeliharaan dan Perbaikan PLTS Terpusat untuk Calon Teknisi PLTS di Nusa
Tenggara Barat”

Tanggal

: 4-6 Desember 2017

Tempat

: Mataram, NTB

Waktu

: 08:30 – 16:30

Materi pelatihan teknis
A. Pengenalan sistem
PLTS

B. Teori pemecahan masalah
dan pemeliharaan PLTS
(pemeliharaan, perbaikan)

C. Praktik lapangan

1

Prinsip kerja teknologi
PLTS

Contoh baik dan buruk dalam
pemasangan PLTS

Pengenalan PLTS dan
komponennya

2

Jenis-jenis komponen
dan fungsinya

Memahami alat-alat
pemantauan jarak jauh

Pengukuran (suhu, tegangan,
arus)

3

Konfigurasi PLTS

Cara membaca parameter

Studi kasus: melakukan
diagnosis kerusakan dari gejala
dan membaca nilai parameter

Memperkenalkan log form dan
laporan

Pemecahan masalah
sederhana

No

4

Halaman 4 dari 5

Ringkasan proses kegiatan pelatihan

Langkah selanjutnya
Dengan tujuan untuk terus menggulirkan inisiatif layanan teknis di tingkat lokal, dibutuhkan peluangpeluang baru bagi para peserta pelatihan untuk mengaplikasikan pengetahuannya. Peluang tersebut
dapat berupa survei teknis untuk PLTS yang telah dibangun baik oleh pemerintah maupun perusahaan
yang ada di wilayah percontohan. Survey teknis tersebut mencakup identifikasi kerusakan atau
gangguan yang sedang dialami oleh sistem saat ini. Kegiatan ini dapat menjadi kegiatan pemantauan
baik di tingkat nasional maupun provinsi.
Para peserta pelatihan diharapkan dapat membangun jaringan setelah mengikuti pelatihan. Hasil
langsung dari pelatihan ini adalah membentuk kemitraan antara teknisi lokal dengan perusahaan energi
terbarukan tingkat nasional. Sedangkan hasil tidak langsungnya berupa jaringan yang terjalin di antara
peserta pelatihan, baik yang sudah berpengalaman maupun belum berpengalaman (siswa
kejuruan/mahasiswa).

Halaman 5 dari 5