PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI | Pambudi | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 2997 6692 1 SM
Jupe UNS, Vol 2, No 2, Hal 48 s/d 60
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi| Desember, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Fitri Sita Pambudi, Wahyu Adi, Sri Sumaryati
Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata diklat akuntansi
siswa kelas X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta yang
berjumlah 34 siswa. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru
mata diklat akuntansi serta melibatkan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Sedangkan untuk menguji validitas data
digunakan metode triangulasi. Proses penelitian terbagi ke dalam dua siklus yang masingmasing terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)
refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 6 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran
akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, terlihat dari peningkatan jumlah siswa
yang mendapatkan nilai 70 keatas dari 64,70% pada siklus 1 menjadi 91,18% pada siklus 2.
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, Numbered Heads Together (NHT), prestasi
belajar
ABSTRACT
This research aimed to improve the achievement of accounting subject in the X AK 1
graders of SMK Batik 2 Surakarta in the school year of 2012/2013 by applying the Numbered
Heads Together (NHT) type of cooperative learning model.
The approach used in this research was Classroom Action Research (CAR). The
subject of this research was the X AK 1 graders of SMK Batik 2 Surakarta consisting of 34
students. The research was conducted collaboratively between the author and the teacher of
accounting subject and by involving the students. Techniques of collecting data used were
observation, interview, test, and documentation. Meanwhile to validate the data, triangulation
method was used. The research process was divided into two cycles, each of which consisted
of four stages, they are: (1) planning, (2) acting, (3) observing, and (4) reflecting. Each cycle
was conducted in 2 x 45 minutes.
Based on the result of research conducted, it could be concluded that the application of
Numbered Heads Together (NHT) type of cooperative learning model in accounting learning
could improve the student learning achievement, could be seen by the increased of the
number of students who earn score of 70 above from 64.70% in cycle 1 to 91.18% in cycle 2.
Keywords: cooperative learning model, Numbered Heads Together (NHT), learning
achievement
48
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
sendiri.
PENDAHULUAN
Pendidikan
Peningkatan
output
tersebut
merupakan
bagian
dilakukan dengan peningkatan pengetahuan
pembangunan
nasional.
dan keterampilan melalui pembelajaran yang
Keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
berhubungan. Pada umumnya pembangunan
pembelajaran. Peserta didik akan menyerap
ditujukan untuk mengembangkan sumber
pengetahuan yang diajarkan di sekolah
daya manusia yang berkualitas. Sumber daya
dengan baik jika metode pembelajaran yang
manusia yang berkualitas itu sendiri dapat
digunakan
diciptakan melalui pendidikan. Selanjutnya,
mereka
sumber daya manusia yang berkualitas akan
diajarkan. Untuk itu sangat dibutuhkan peran
menentukan mutu kehidupan bangsa dan
guru.
akan
karakteristik siswa dan materi yang akan
terpenting
dari
berperan
dalam
menyukseskan
pembangunan nasional.
yang
dan
dengan
karakteristik
Seorang
guru
karakteristik
materi
harus
yang
mengenali
diajarkannya, sehingga ia dapat merancang
Indonesia masih mengalami banyak
permasalahan
sesuai
berkaitan
pembelajaran yang ideal untuk diterapkan di
dengan
dalam kelasnya.
pendidikan. Permasalahan tersebut salah
Berdasarkan
pengamatan
yang
satunya adalah masih rendahnya mutu
peneliti lakukan di kelas X AK 1 SMK Batik
pendidikan itu sendiri. Untuk mengatasi
2 Surakarta, menunjukkan hasil bahwa di
permasalahan
kelas
berbagai
tersebut
upaya
telah
dilakukan
terdapat
beberapa
dengan
permasalahan.
Guru
menambah sarana, prasarana, buku-buku
menggunakan
metode
yang dibutuhkan dan mengadakan sosialisasi
pembelajarannya yang membuat suasana
kepada masyarakat mengenai pentingnya
belajar menjadi monoton dan siswa mudah
pendidikan. Namun, upaya yang telah
bosan. Hal tersebut menyebabkan siswa
dilakukan
kurang
meningkatkan
tersebut
mutu
diantaranya
tersebut
belum
mampu
pendidikan
secara
memperhatikan
lebih
ceramah
guru
banyak
dalam
saat
pembelajaran berlangsung. Terlihat beberapa
signifikan.
siswa yang melakukan kegiatan lain seperti
Upaya lain untuk meningkatkan
mengobrol dengan teman dan melamun.
mutu pendidikan Indonesia adalah dengan
Siswa juga terlihat pasif dalam berpendapat
meningkan kualitas output pendidikan itu
dan bertanya ketika guru mengadakan tanya
49
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
jawab. Permasalahan selanjutnya adalah
dan tingkatan kelas”. Masih menurut Huda
prestasi belajar akuntansi siswa kurang
(2012:138), “Ada empat prosedur pembelajaran
maksimal. Siswa yang telah mencapai KKM
koopertif tipe NHT”. Langkah pertama
(nilai 70 keatas) hanya sebanyak 21 siswa
adalah
(60%) dari jumlah siswa di kelas X AK 1
kelompok-kelompok, dan masing-masing
sebanyak 35 siswa, 14 siswa (40%) sisanya
siswa
memperoleh nilai di bawah KKM.
Selanjutnya guru memberikan tugas untuk
Memperhatikan
masalah-masalah
dikerjakan masing-masing kelompok. Tugas
tersebut di atas, maka perlu suatu metode
yang diberikan dikerjakan dalam diskusi
pembelajaran
dapat
untuk menemukan jawaban yang dianggap
meningkatkan pemahaman dan keaktifan
paling benar dan memastikan semua anggota
siswa sehingga prestasi belajar siswa dapat
kelompok mengetahui jawaban tersebut.
ditingkatkan. Terdapat berbagai macam
Langkah terakhir, guru memanggil salah
metode pembelajaran yang memberikan
satu nomor siswa. Siswa dengan nomor yang
kesempatan
terpanggil mempresentasikan jawaban hasil
yang
efektif
kepada
mengembangkan
agar
siswa
kemampuan
untuk
sosialnya
pembagian
dalam
siswa
kelompok
ke
diberi
dalam
nomor.
diskusi kelompok mereka.
secara aktif salah satunya adalah Numbered
Penerapan NHT dalam penelitian
Heads Together (NHT).
ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
NHT merupakan varian dari diskusi
prestasi belajar siswa. Prestasi belajar akan
kelompok. Trianto (2009:82) mendefinisikan
menunjukkan kemampuan peserta didik
NHT sebagai “Jenis pembelajaran kooperatif
setelah melakukan kegiatan belajar. Menurut
yang dirancang untuk mempengaruhi pola
Arifin (2001:3), “Prestasi belajar adalah
interaksi
alternatif
suatu masalah yang bersifat perenial dalam
terhadap struktur kelas tradisional”. Isjoni
sejarah kehidupan manusia karena sepanjang
(2012: 78) mengatakan bahwa “Numbered
kehidupannya
Heads Together memberikan kesempatan
prestasi menurut bidang dan kemampuan
kepada siswa untuk saling membagikan ide-
masing-masing”.
ide dan pertimbangan jawaban yang paling
(2006: 43) mendefinisikan “Prestasi belajar
tepat”.
adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar
siswa
dan
sebagai
manusia
selalu
Sedangkan
mengejar
Tirtonegoro
Menurut Huda (2012,138), “Tipe ini
yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
dapat digunakan untuk semua mata pelajaran
huruf maupun kalimat yang mencerminkan
50
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
hasil belajar yang dicapai anak”.. Bloom
belum dipahami dan lebih suka bertanya
dalam Suprijono (2012:6-7) mengatakan
pada teman. Tipe NHT akan mendorong
bahwa
belajar
siswa yang pandai untuk membantu siswa
meliputi kemampuan kognitif, afektif dan
yang belum paham terhadap materi pelajaran
psikomotor”.
untuk
“Prestasi
sebagai
hasil
Sesuai dengan pendapat Bloom,
mengatasi
kesulitan
belajarnya
tersebut, sehingga siswa yang pemahamannya
prestasi belajar tidak hanya dilihat dari
kurang dapat
kemampuan kognitif saja, tetapi juga dilihat
kepada siswa lain yang lebih pandai.
dari kemampuan afektif dan psikomotornya,
Alasan
dengan
lain
leluasa
dipilihnya
bertanya
model
sehingga prestasi belajar siswa diukur dari:
pembelajaran kooperatif tipe NHT karena
(1) kemampuan kognitif, yaitu kemampuan
peneliti melihat keberhasilan tipe tersebut
siswa dalam mengerjakan kuis (dinilai
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dengan bobot 80%), (2) kemampuan afektif
dalam beberapa penelitian yang sejenis.
(yaitu kemampuan mengemukakan pendapat
Salah satu dari penelitian yang dimaksud
dan mengajukan pertanyaan dalam diskusi),
adalah yang dilakukan oleh Djoko Dwi
dan kemampuan psikomotor (yaitu fokus
Kusumojanto dan Popy Herawati (2009)
perhatian
proses
dengan
dalam
Kooperatif Model Numbered Head Together
komponen keaktifan siswa (dinilai dengan
(NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
bobot 20%). Keaktifan siswa dalam kelas
Siswa
dinilai dan dijadikan komponen untuk
Perkantoran Kelas X APK di SMK Ardjuna
menghitung prestasi belajar agar siswa
01 Malang”. Hasil penelitian menunjukkan
termotivasi
bahwa NHT efektif untuk meningkatkan
siswa
pembelajaran)
terhadap
yang
untuk
masuk
lebih
ke
aktif
selama
pembelajaran berlangsung.
Alasan
yang
judul
pada
“Penerapan
Mata
Diklat
Pembelajaran
Manajemen
prestasi belajar siswa, ditunjukkan dengan
melatarbelakangi
rata-rata nilai siswa meningkat dari 42,27
peneliti untuk memilih model pembelajaran
(siklus pertama) menjadi 70,45 (siklus
kooperatif tipe Numbered Heads Together
kedua).
(NHT) adalah kesesuaian tipe ini dengan
karakteristik
siswa
yang
merasa
Tujuan dari penelitian ini adalah
takut
untuk mengkaji dan menganalisis serta
bertanya kepada guru mengenai materi yang
mengetahui peningkatan prestasi belajar
51
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
akuntansi pada siswa setelah diterapkannya
setelah penerapan NHT. Sedangan data
metode pembelajaran kooperatif tipe NHT.
sekunder merupakan data mengenai suasana
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari
belajar mengajar dan aktifitas siswa selama
penelitian ini adalah: (1) bagi peneliti, untuk
proses pembelajaran akuntansi serta data
mencapai
mengenai prestasi belajar akuntansi sebelum
pemecahan
perumusan masalah,
sebagai
bahan
masalah
pada
(2) bagi sekolah,
masukan
dalam
penerapan NHT.
usaha
Teknik
yang
digunakan
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini
peningkatan prestasi belajar siswa, (3) bagi
adalah: (1) observasi, (2) wawancara, (3) tes,
guru, sebagai bahan pertimbangan dalam
(4) dokumentasi. Sedangkan untuk menguji
memilih model pembelajaran yang tepat, (4)
keabsahan data yang diperoleh digunakan
bagi siswa, untuk meningkatkan motivasi
triangulasi. Terdapat tiga macam triangulasi,
belajar dan minat terhadap mata pelajaran
yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode
akuntansi.
dan triangulasi teori, namun yang digunakan
dalam
penelitian
ini
hanya
triangulasi
sumber dan triangulasi metode saja.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
Setelah
data
terkumpul,
untuk
X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta yang
menganalisis data tersebut digunakan teknik
beralamat di Jalan Slamet Riyadi, Kleco,
analisis
Surakarta pada bulan Desember hingga Juni
Daryanto
tahun 2013. Subyek dalam penelitian ini
deskriptif kualitatif merupakan suatu metode
adalah siswa kelas X AK 1 SMK Batik 2
penelitian yang bersifat menggambarkan
Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang
kenyataan atau fakta sesuai dengan data
berjumlah 34 siswa dengan komposisi 1
yang
siswa laki-laki dan 36 siswa perempuan.
mengetahui prestasi belajar yang dicapai
Data
yang
dibutuhkan
deskriptis
kualitatif.
(2011:191),
diperoleh
“Teknik
dengan
tujuan
Menurut
analisis
untuk
dalam
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta
penelitian ini adalah data primer dan data
aktivitas siswa selama proses pembelajaran”.
sekunder. Data primer merupakan data
Selain itu, analisis juga dilakukan dengan
mengenai suasana belajar mengajar dan
menggunakan statistika sederhana, yaitu
aktifitas siswa selama proses pembelajaran
untuk menganalisis nilai prestasi belajar
serta data prestasi belajar akuntansi siswa
siswa di setiap akhir siklus.
52
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
Agar
menentukan
dapat
digunakan
ketercapaian
tujuan
untuk
mengetahui gambaran pada pembelajaran
dari
akuntansi
dan
untuk
mengidentifikasi
tindakan yang dilakukan, perlu ditetapkan
permasalahan yang ada di kelas X AK 1.
indikator kinerja penelitian. Pada penelitian
Dari
ini, aspek yang diukur adalah ketuntasan
permasalahan yang didapat berasal dari guru
hasil belajar siswa. Presentase siswa yang
dan siswa kelas tersebut. Ditinjau dari segi
ditargetkan tuntas belajar sebanyak 75%
guru, guru lebih banyak menggunakan
yang dihitung dari jumlah siswa yang
metode
endapatkan nilai 70 ke atas. Nilai tersebut
akuntansi.
diperoleh
kesempatan
kepada
keaktifan siswa di dalam kelas dan nilai kuis
berpartisipasi
dalam
dengan komposisi 20%:80%.
tersebut dapat dilihat dalam pembelajaran
dari
hasil
pengolahan
nilai
pengamatan
yang
ceramah
Guru
dilakukan,
dalam
pembelajaran
kurang
memberikan
siswa
untuk
pembelajaran.
Hal
Penelitian ini dilakukan melalui lima
guru lebih mendominasi kelas. Selain itu,
tahapan, yaitu: (1) tahap perencanaan, (2)
penilaian guru masih terbatas pada penilaian
tahap persiapan, (3) tahap pelaksanaan, (4)
kognitif dengan memberikan ulangan saja,
tahap analisis data, (5) tahap penyusunan
sedangkan penilaian proses pembelajaran
laporan. Tahap pelaksanaan dalam penelitian
tidak dilakukan, sehingga siswa kurang
ini terbagi dalam dua siklus yang masing-
termotivasi
masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu
proses
(1)
permasalahan yang teridentifikasi adalah: (1)
tahap
perencanaan,
(2)
tahap
untuk
berpartisipasi
pembelajaran.
kurang
Dari
segi
berpartisipasi
dalam
siswa,
pelaksanaan, (3) tahap observasi, (4) tahap
siswa
dalam
refleksi.
pembelajaran akuntansi, (2) siswa kurang
menunjukkan perhatian dalam mengikuti
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran, dan (3) prestasi belajar siswa
Deskripsi Pratindakan
masih rendah. Dari 34 siswa yang ada di
Rangkaian kegiatan penelitian ini
kelas tersebut, hanya 14 siswa (41,18%)
dimulai dengan tahap perencaraan hingga
yang
tahap pelaporan tindakan, dalam tahap
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
perencanaan peneliti melakukan pengamatan
untuk mata diklat akuntansi, yaitu sebesar
disekolah. Pengamatan dilakukan untuk
53
nilainya telah
mencapai
Kriteria
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
70. Sedangkan sisanya, yaitu sejumlah 20
kelompok mengetahui jawaban dari soal-
siswa (58,82%) belum mencapai KKM.
soal tersebut, (4) Guru memanggil salah satu
nomor
untuk
mempresentasikan
hasil
diskusi. Pada pertemuan pertama, siswa
Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Seperti yang telah dikemukakan
mengerjakan soal pada Lembar Kerja 1.
sebelumnya bahwa proses penelitian terdiri
Pertemuan kedua (Rabu, 24 April 2013),
dari lima tahap. Tahap pertama adalah tahap
kembali dilaksanakan fase NHT, soal yang
perencanaan. Tahap perencanaan siklus 1
dikerjakan adalah soal pada Lembar Kerja 2.
dilakukn pada hari Sabtu, 13 April 2013 di
Pertemuan ketiga ( Kamis, 25 April 2013),
ruang guru SMK Batik 2 Surakarta. Dalam
diisi dengan tes siklus 1.
tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan,
Tahap
ketiga
adalah
tahap
yaitu: (1) menyusun skenario pembelajaran,
observasi. Observasi dilakukan bersamaan
(2)
Pelaksanaan
dengan tahap pelaksanaan. Pada tahap ini
Pembelajaran, (3) menyiapkan alat, bahan,
peneliti mengamati proses pembelajaran
serta sumber belajar yang dibutuhkan, (4)
akuntansi dengan metode NHT sesuai
menyiapkan
dengan
menyusun
Rencana
dan
membuat
instrument
penelitian.
Tahap
lembar
observasi
yang
telah
disiapkan. Keaktifan siswa dalam kegiatan
kedua
adalah
tahap
pembelajaran
juga
dilakukan
sebagai
pelaksanaan. Tahap ini dilaksanakan sesuai
komponen perhitungan prestasi belajar siswa
dengan perencanaan yang dibuat. Pada
selain dari nilai kuis yang diberikan. Hasil
pertemuan pertama (Selasa, 23 April 2013),
penilaian dari keaktifan siswa sebagai
guru menyampaikan garis besar materi
berikut: (1) nilai 0-20 sebanyak 5 anak, (2)
tentang jurnal penyesuaian. Setelah itu, fase
nilai 21-40 sebanyak 2 anak, (3) nilai 41-60
NHT dimulai: (1) guru membagi kelas
sebanyak 5 anak, (4) nilai 61-80 sebanyak
menjadi 8 kelompok yang masing-masing
13 anak, (5) 81-100 sebanyak 9 anak.
terdiri dari 4-5 siswa, dimana setiap siswa
Sedangkan nilai kuis siswa distribusinya
diberi
Guru
sebagai berikut: (1) nilai 0-20 sebanyak 1
untuk
anak, (2) nilai 21-40 sebanyak 1 anak, (3)
didiskusikan, (3) Siswa berdiskusi untuk
nilai 41-60 sebanyak 5 anak, (4) nilai 61-80
menjawab soal-soal yang diberikan dan
sebanyak 18 anak, (5) 81-100 sebanyak 9
memastikan
anak. Setelah itu dilakukan perhitungan
nomor
memberikan
antara
1-5,
beberapa
bahwa
(2)
soal
seluruh
anggota
54
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
untuk mendapatkan angka prestasi belajar
dengan
dengan perbandingan 20% nilai keaktifan
prestasi belajarnya hanya sebesar 46,25.
dan 80% nilai kuis, hasilnya sebagai berikut:
perbandingan
20%:80%,
nilai
Tahap terakhir pada pelaksanaan
tindakan siklus 1 adalah tahap refleksi.
Dalam pelaksanaan tindakan siklus 1, masih
terdapat kekurangan yang dijumpai. Dari
Tabel 1. Hasil Tindakan Siklus 1
segi guru, kekurangan yang muncul yaitu
Ketuntasan Belajar Akuntansi
Keterangan Jumlah Persentase
Tuntas
≥ 70
22
64,70%
70
Belum
Tuntas
< 70
12
35,30 %
Jumlah Siswa
34
100 %
Rata-Rata
69,03
(sumber: data yang diolah)
pada saat diskusi kelompok berlangsung
KKM
guru lebih banyak berada di depan kelas,
sehingga beberapa siswa yang duduk di
bagian belakang dapat melakukan aktivitasaktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran.
Dari segi siswa, kekurangan yang muncul:
(1) beberapa siswa masih terlihat pasif baik
dalam
pembelajaran
siswa
dalam
yang
terlihat berusaha melihat jawaban teman
proses
lain.
bersangkutan
Melihat
kurang aktif, sehingga nilai keaktifannya
rendah.
Ketika
nilai
diskusi
mengerjakan kuis, banyak siswa yang
hanya karena nilai kuisnya belum maksimal,
karena
maupun
kelompok dengan kurang tertib, (3) Saat
bahwa siswa yang tidak tuntas belajar tidak
juga
kelas
kelompok, (2) siswa mengikuti diskusi
Dari pengolahan data diketahui
namun
diskusi
pelaksanaan
tersebut
kekurangan-kekurangan
yang
ada,
maka
strategi
perbaikan yang dirancancang untuk siklus 2
diakumulasikan, hasilnya tidak mencapai
yaitu:
nilai 70. Sebagai contoh, Astrid dinyatakan
(1)
melakukan
belum tuntas belajar pada siklus 1. Hal
guru
membimbing
diskusi
kelompok
siswa
dengan
berkeliling kelas, (2) guru mengatur tempat
tersebut karena ia hanya mendapatkan nilai
duduk siswa sebelum mengerjakan soal kuis.
keaktifan sebesar 31,25 dan nilai kuisnya
hanya 50, sehingga setelah diakumulasikan
Deskripsi Hasil Tindakan Siklus 2
55
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
Seperti
pada
siklus
1,
tahap
soal tersebut, (4) Guru memanggil salah satu
pelaksanaan tindakan siklus 2 juga terdiri
nomor
dari lima tahap. Tahap pertama adalah tahap
diskusi. Pada pertemuan pertama, siswa
perencanaan. Tahap perencanaan siklus 1
mengerjakan soal pada Lembar Kerja 1.
dilakukn pada hari Sabtu, 27 April 2013 di
Pertemuan kedua (Rabu, 1 Mei 2013),
ruang guru SMK Batik 2 Surakarta. Dalam
kembali dilaksanakan fase NHT, soal yang
tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan,
dikerjakan adalah soal pada Lembar Kerja 2.
yaitu: (1) menyusun skenario pembelajaran,
Pertemuan ketiga (Kamis, 2 Mei 2013), diisi
skenario
dengan kuis siklus 2.
pembelajaran
yang
disusun
untuk
mengalami perubahan sesuai dengan rencana
mempresentasikan
hasil
Tahap ketiga pada siklus 2 adalah
perbaikan yang disusun berdasarkan hasil
tahap
refleksi siklus 1, (2) menyusun Rencana
bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pada
Pelaksanaan Pembelajaran, (3) menyiapkan
tahap
alat, bahan, serta sumber belajar yang
pembelajaran
dibutuhkan, (4) menyiapkan dan membuat
NHT sesuai dengan lembar observasi yang
instrument penelitian.
telah disiapkan. Keaktifan siswa dalam
Tahap
kedua
adalah
tahap
observasi.
ini
kegiatan
peneliti
Observasi
mengamati
akuntansi
pembelajaran
dengan
juga
metode
dilakukan
sebagai
dengan perencanaan siklus 2 yang telah
belajar siswa selain dari nilai kuis yang
dibuat. Pada pertemuan pertama siklus 2
diberikan. Hasil penilaian dari keaktifan
(Selasa, 30 April 2013), guru menyampaikan
siswa pada siklus 2 sebagai berikut: (1) nilai
garis besar materi tentang neraca lajur.
0-20 sebanyak 2 anak, (2) nilai 21-40
Setelah itu, fase NHT dimulai: (1) guru
sebanyak 2 anak, (3) nilai 41-60 sebanyak 2
membagi kelas menjadi 8 kelompok yang
anak, (4) nilai 61-80 sebanyak 8 anak, (5)
masing-masing terdiri dari 4-5 siswa, setiap
81-100 sebanyak 20 anak. Sedangkan nilai
siswa diberi nomor antara 1-5, (2) guru
kuis siklus 2 distribusinya sebagai berikut:
memberikan
untuk
(1) nilai 0-20 sebanyak 1 anak, (2) nilai 21-
didiskusikan, (3) Siswa berdiskusi untuk
40 sebanyak 0 anak, (3) nilai 41-60
menjawab soal-soal yang diberikan dan
sebanyak 0 anak, (4) nilai 61-80 sebanyak 4
memastikan
anggota
anak, (5) 81-100 sebanyak 29 anak. Setelah
kelompok mengetahui jawaban dari soal-
itu data nilai keaktifan dan nilai kuis
bahwa
soal
seluruh
56
perhitungan
proses
pelaksanaan. Tahap ini dilaksanakan sesuai
beberapa
komponen
dilakukan
prestasi
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
terkumpul, dilakukan perhitungan untuk
tersebut
mendapatkan angka prestasi belajar dengan
mencapai nilai 70.
perbandingan 20% nilai keaktifan dan 80%
diakumulasikan,
hasilnya tidak
Tahap terakhir pada pelaksanaan
nilai kuis, hasilnya sebagai berikut:
tindakan siklus 2 adalah tahap refleksi.
Berdasarkan kegiatan observasi yang telah
dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran akuntansi dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT
pada siklus 2, peneliti melihat beberapa hal
berikut:
Tabel 2. Hasil Tindakan Siklus 2
guru
sudah
melakukan
bimbingan dengan lebih baik ketika siswa
sedang
Ketuntasan Belajar Akuntansi
KKM
31
91,18%
3
8,82%
34
100 %
-
83,40
melakukan
diskusi
kelompok,
sehingga siswa mengikuti kegiatan diskusi
Keterangan Jumlah Persentase
Tuntas
≥ 70
70
Belum
Tuntas
< 70
Jumlah Siswa
(1)
dengan lebih tertib, (2) saat berlangsungnya
diskusi kelas maupun diskusi kelompok,
terlihat lebih banyak siswa yang aktif, (3)
Rata-Rata
Saat pelaksanaan tes, guru terlebih dahulu
mengatur tempat duduk siswa sebelum
mereka
(sumber: data yang diolah)
mengerjakan
soal,
sehingga
termotivasi untuk mengerjakan soal secara
mandiri.
Dari pengolahan data diketahui
Melihat hasil observasi tersebut,
bahwa pada siklus 2 ini masih terdapat tiga
maka refleksi tindakan siklus 2, sebagai
siswa yang tidak tuntas belajar. Ketiga siswa
berikut: (1) guru harus lebih memperhatikan
nelum dinyatakan tuntas belajar tidak hanya
siswa-siswa
karena nilai kuisnya belum maksimal,
kegiatan belajar dan mengalami kesulitan
namun
proses
dalam memahami materi yang diajarkan
bersangkutan
agar permasalahan tersebut dapat segera
kurang aktif, sehingga nilai keaktifannya
teratasi, (2) ketidaktuntasan 3 orang siswa
rendah. Ketika nilai keaktifan dan nilai kuis
pada siklus 2 disebabkan karena siswa masih
juga
pembelajaran
karena
siswa
dalam
yang
57
yang
masih
pasif
dalam
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
pasif dalam proses pembelajaran, sehingga
sebesar 69,03, kemudian meningkat menjadi
nilai
itu
sebesar 83,40 pada siklus 2. Perbandingan
berpengaruh pada kemampuannya menyerap
prestasi belajar siswa siklus 1 dan siklus 2
materi pelajaran yang disampaikan guru,
dapat dilihat pada gambar berikut:
keaktifannya
rendah.
Hal
sehingga siswa yang bersangkutan tidak
100,00%
dapat memperoleh hasil maksimal pada kuis
80,00%
siklus 2. Oleh karena nilai keaktifan dan
60,00%
Tuntas
nilai kuis yang diperoleh ketiga siswa
40,00%
tersebut rendah, menjadikan nilai prestasi
20,00%
belajarnya rendah pula.
Belum Tuntas
0,00%
Siklus 1
Perbandingan Tindakan Antar Siklus
Siklus 2
Gambar 1. Perbandingan Hasil Tindakan
Dari hasil observasi yang dilakukan
Diterapkannya model pembelajaran
pada siklus 1 dan siklus 2, dapat dilihat
kooperatif dengan tipe NHT pada penelitian
adanya
belajar
ini, dapat dilihat bahwa keaktifan siswa
akuntansi siswa. Siswa yang dinyatakan
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
tuntas dalam belajar, yaitu siswa yang
mengalami
mencapai nilai 70 keatas, pada siklus 1
pelaksanaan tindakan, hanya ada beberapa
sebanyak 64,70% dari jumlah siswa kelas X
siswa
AK 1. Pada siklus 2 jumlah tersebut
mengemukakan pendapat. Selain itu, banyak
meningkat menjadi 91,18%. Siswa yang
siswa yang melakukan kegiatan-kegiatan
tidak
2
yang tidak berhubungan dengan kegiatan
dikarenakan nilai keaktifan dan nilai kuis
pembelajaran yang berlangsung. Pada saat
siswa yang bersangkutan masih rendah,
pelaksanaan tindakan siklus 1, jumlah siswa
sehingga setelah dilakukan akumulasi nilai
yang aktif bertanya dan mengemukakan
prestasi siswa tidak mencai 70. Peningkatan
pendapat sudah meningkat meskipun siswa
prestasi belajar tidak hanya dapat dilihat dari
masih
peningkatan dalam jumlah siswa yang tuntas
berbicara di depan kelas, dan siswa yang
belajar saja, namun peningkatan tersebut
melakukan kegiatan-kegiatan diluar kegiatan
dapat juga dilihat dari rata-rata nilai
pembelajaran
siswanya. Rata-rata nilai siswa pada siklus 1
pelaksanaan tindakan siklus 2, jumlah siswa
peningkatan
tuntas
belajar
prestasi
hingga
siklus
58
saja
peningkatan.
yang
tampak
aktif
canggung
telah
Sebelum
bertanya
ketika
berkurang.
dan
harus
Pada
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
yang aktif menjadi jauh lebih banyak dan
tersebut atau sebesar 64,70%. Sedangkan
siswa yang melakukan kegiatan lain hanya
sisanya, yaitu sejumlah 12 siswa atau
tinggal beberapa orang saja. Hal ini sesuai
sebesar 35,30% belum dinyatakan tuntas
dengan pernyataan guru dan siswa dari
belajar. Jumlah tersebut meningkat pada
wawancara
siklus2.
yang
dilakukan.
Guru
Pada
siklus
2,
siswa
yang
mengatakan bahwa keaktifan siswa pada
dinyatakan tuntas dalam belajar mencapai 31
saat proses pembelajaran meningkat dengan
siswa atau sebesar 91,18% dan hanya 3
diterapkannya
siswa atau sebesar 8,82% saja yang tidak
melakukan
NHT,
kegiatan
dan
siswa
diluar
yang
kegiatan
tuntas.
pembelajaran telah jauh berkurang. Siswa
mengatakan bahwa mereka dapat lebih aktif
UCAPAN TERIMA KASIH
karena diberikan kesempatan lebih banyak
Terselesaikannya artikel ilmiah ini
untuk berpendapat dan bertanya, serta dapat
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
lebih memperhatikan pembelajaran yang
arahan dan dorongan dari berbagai pihak.
berlangsung karena mereka tertarik dan
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
tidak
kepada:
cepat
bosan
dengan
kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
(1)
Ketua
Prodi
Pendidikan
Ekonomi, FKIP UNS (2) Ketua BKK
Akuntansi (3) Pembimbing I dan II, atas
segala pengarahan dan bimbingannya selama
SIMPULAN
Kesimpulan hasil penelitian ini
penyusunan artikel ilmiah ini, (4) semua
penerapan
pembelajaran
pihak yang telah membantu kelancaran
kooperatif dengan tipe Numbered Heads
penyusunan artikel ilmiah ini yang tidak
Together
mungkin penulis sebutkan satu persatu.
bahwa
(NHT)
model
dapat
meningkatkan
prestasi belajar mata diklat akuntansi siswa
kelas X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta tahun
DAFTAR PUSTAKA
pelajaran 2012/2013. Keberhasilan penelitian
Arifin, Zainal. 2001. Evaluasi Instruksional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
ini terefleksi dari peningkatan jumlah siswa
Huda, Miftahul. Cooperatif Learning:
Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
yang tuntas dalam belajar. Pada siklus 1,
jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 22
siswa dari 34 siswa yang ada di kelas
59
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
Isjoni. 2012. Cooperative Learning:
Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Model Numbered Head Together
(NHT) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Diklat
Manajemen Perkantoran Kelas X APK
di SMK Ardjuna 01 Malang”. Jurnal
Penelitian Kependidikan. 19. 1. 83-98
Tirtonagoro, Sutratinah. 2006. Anak
Supernormal
dan
Program
Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative
Learning: Teori dan Aplikasi
PAIKEM.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
Trianto.
2010.
Mendesain
Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif:
Konsep,
Landasan,
dan
Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: prenada Media Group.
Kusumojanto, D.D., & Herawati, P. 2009.
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif
60
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi| Desember, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Fitri Sita Pambudi, Wahyu Adi, Sri Sumaryati
Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata diklat akuntansi
siswa kelas X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta yang
berjumlah 34 siswa. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru
mata diklat akuntansi serta melibatkan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Sedangkan untuk menguji validitas data
digunakan metode triangulasi. Proses penelitian terbagi ke dalam dua siklus yang masingmasing terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)
refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 6 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran
akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, terlihat dari peningkatan jumlah siswa
yang mendapatkan nilai 70 keatas dari 64,70% pada siklus 1 menjadi 91,18% pada siklus 2.
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, Numbered Heads Together (NHT), prestasi
belajar
ABSTRACT
This research aimed to improve the achievement of accounting subject in the X AK 1
graders of SMK Batik 2 Surakarta in the school year of 2012/2013 by applying the Numbered
Heads Together (NHT) type of cooperative learning model.
The approach used in this research was Classroom Action Research (CAR). The
subject of this research was the X AK 1 graders of SMK Batik 2 Surakarta consisting of 34
students. The research was conducted collaboratively between the author and the teacher of
accounting subject and by involving the students. Techniques of collecting data used were
observation, interview, test, and documentation. Meanwhile to validate the data, triangulation
method was used. The research process was divided into two cycles, each of which consisted
of four stages, they are: (1) planning, (2) acting, (3) observing, and (4) reflecting. Each cycle
was conducted in 2 x 45 minutes.
Based on the result of research conducted, it could be concluded that the application of
Numbered Heads Together (NHT) type of cooperative learning model in accounting learning
could improve the student learning achievement, could be seen by the increased of the
number of students who earn score of 70 above from 64.70% in cycle 1 to 91.18% in cycle 2.
Keywords: cooperative learning model, Numbered Heads Together (NHT), learning
achievement
48
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
sendiri.
PENDAHULUAN
Pendidikan
Peningkatan
output
tersebut
merupakan
bagian
dilakukan dengan peningkatan pengetahuan
pembangunan
nasional.
dan keterampilan melalui pembelajaran yang
Keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
berhubungan. Pada umumnya pembangunan
pembelajaran. Peserta didik akan menyerap
ditujukan untuk mengembangkan sumber
pengetahuan yang diajarkan di sekolah
daya manusia yang berkualitas. Sumber daya
dengan baik jika metode pembelajaran yang
manusia yang berkualitas itu sendiri dapat
digunakan
diciptakan melalui pendidikan. Selanjutnya,
mereka
sumber daya manusia yang berkualitas akan
diajarkan. Untuk itu sangat dibutuhkan peran
menentukan mutu kehidupan bangsa dan
guru.
akan
karakteristik siswa dan materi yang akan
terpenting
dari
berperan
dalam
menyukseskan
pembangunan nasional.
yang
dan
dengan
karakteristik
Seorang
guru
karakteristik
materi
harus
yang
mengenali
diajarkannya, sehingga ia dapat merancang
Indonesia masih mengalami banyak
permasalahan
sesuai
berkaitan
pembelajaran yang ideal untuk diterapkan di
dengan
dalam kelasnya.
pendidikan. Permasalahan tersebut salah
Berdasarkan
pengamatan
yang
satunya adalah masih rendahnya mutu
peneliti lakukan di kelas X AK 1 SMK Batik
pendidikan itu sendiri. Untuk mengatasi
2 Surakarta, menunjukkan hasil bahwa di
permasalahan
kelas
berbagai
tersebut
upaya
telah
dilakukan
terdapat
beberapa
dengan
permasalahan.
Guru
menambah sarana, prasarana, buku-buku
menggunakan
metode
yang dibutuhkan dan mengadakan sosialisasi
pembelajarannya yang membuat suasana
kepada masyarakat mengenai pentingnya
belajar menjadi monoton dan siswa mudah
pendidikan. Namun, upaya yang telah
bosan. Hal tersebut menyebabkan siswa
dilakukan
kurang
meningkatkan
tersebut
mutu
diantaranya
tersebut
belum
mampu
pendidikan
secara
memperhatikan
lebih
ceramah
guru
banyak
dalam
saat
pembelajaran berlangsung. Terlihat beberapa
signifikan.
siswa yang melakukan kegiatan lain seperti
Upaya lain untuk meningkatkan
mengobrol dengan teman dan melamun.
mutu pendidikan Indonesia adalah dengan
Siswa juga terlihat pasif dalam berpendapat
meningkan kualitas output pendidikan itu
dan bertanya ketika guru mengadakan tanya
49
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
jawab. Permasalahan selanjutnya adalah
dan tingkatan kelas”. Masih menurut Huda
prestasi belajar akuntansi siswa kurang
(2012:138), “Ada empat prosedur pembelajaran
maksimal. Siswa yang telah mencapai KKM
koopertif tipe NHT”. Langkah pertama
(nilai 70 keatas) hanya sebanyak 21 siswa
adalah
(60%) dari jumlah siswa di kelas X AK 1
kelompok-kelompok, dan masing-masing
sebanyak 35 siswa, 14 siswa (40%) sisanya
siswa
memperoleh nilai di bawah KKM.
Selanjutnya guru memberikan tugas untuk
Memperhatikan
masalah-masalah
dikerjakan masing-masing kelompok. Tugas
tersebut di atas, maka perlu suatu metode
yang diberikan dikerjakan dalam diskusi
pembelajaran
dapat
untuk menemukan jawaban yang dianggap
meningkatkan pemahaman dan keaktifan
paling benar dan memastikan semua anggota
siswa sehingga prestasi belajar siswa dapat
kelompok mengetahui jawaban tersebut.
ditingkatkan. Terdapat berbagai macam
Langkah terakhir, guru memanggil salah
metode pembelajaran yang memberikan
satu nomor siswa. Siswa dengan nomor yang
kesempatan
terpanggil mempresentasikan jawaban hasil
yang
efektif
kepada
mengembangkan
agar
siswa
kemampuan
untuk
sosialnya
pembagian
dalam
siswa
kelompok
ke
diberi
dalam
nomor.
diskusi kelompok mereka.
secara aktif salah satunya adalah Numbered
Penerapan NHT dalam penelitian
Heads Together (NHT).
ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
NHT merupakan varian dari diskusi
prestasi belajar siswa. Prestasi belajar akan
kelompok. Trianto (2009:82) mendefinisikan
menunjukkan kemampuan peserta didik
NHT sebagai “Jenis pembelajaran kooperatif
setelah melakukan kegiatan belajar. Menurut
yang dirancang untuk mempengaruhi pola
Arifin (2001:3), “Prestasi belajar adalah
interaksi
alternatif
suatu masalah yang bersifat perenial dalam
terhadap struktur kelas tradisional”. Isjoni
sejarah kehidupan manusia karena sepanjang
(2012: 78) mengatakan bahwa “Numbered
kehidupannya
Heads Together memberikan kesempatan
prestasi menurut bidang dan kemampuan
kepada siswa untuk saling membagikan ide-
masing-masing”.
ide dan pertimbangan jawaban yang paling
(2006: 43) mendefinisikan “Prestasi belajar
tepat”.
adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar
siswa
dan
sebagai
manusia
selalu
Sedangkan
mengejar
Tirtonegoro
Menurut Huda (2012,138), “Tipe ini
yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
dapat digunakan untuk semua mata pelajaran
huruf maupun kalimat yang mencerminkan
50
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
hasil belajar yang dicapai anak”.. Bloom
belum dipahami dan lebih suka bertanya
dalam Suprijono (2012:6-7) mengatakan
pada teman. Tipe NHT akan mendorong
bahwa
belajar
siswa yang pandai untuk membantu siswa
meliputi kemampuan kognitif, afektif dan
yang belum paham terhadap materi pelajaran
psikomotor”.
untuk
“Prestasi
sebagai
hasil
Sesuai dengan pendapat Bloom,
mengatasi
kesulitan
belajarnya
tersebut, sehingga siswa yang pemahamannya
prestasi belajar tidak hanya dilihat dari
kurang dapat
kemampuan kognitif saja, tetapi juga dilihat
kepada siswa lain yang lebih pandai.
dari kemampuan afektif dan psikomotornya,
Alasan
dengan
lain
leluasa
dipilihnya
bertanya
model
sehingga prestasi belajar siswa diukur dari:
pembelajaran kooperatif tipe NHT karena
(1) kemampuan kognitif, yaitu kemampuan
peneliti melihat keberhasilan tipe tersebut
siswa dalam mengerjakan kuis (dinilai
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dengan bobot 80%), (2) kemampuan afektif
dalam beberapa penelitian yang sejenis.
(yaitu kemampuan mengemukakan pendapat
Salah satu dari penelitian yang dimaksud
dan mengajukan pertanyaan dalam diskusi),
adalah yang dilakukan oleh Djoko Dwi
dan kemampuan psikomotor (yaitu fokus
Kusumojanto dan Popy Herawati (2009)
perhatian
proses
dengan
dalam
Kooperatif Model Numbered Head Together
komponen keaktifan siswa (dinilai dengan
(NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
bobot 20%). Keaktifan siswa dalam kelas
Siswa
dinilai dan dijadikan komponen untuk
Perkantoran Kelas X APK di SMK Ardjuna
menghitung prestasi belajar agar siswa
01 Malang”. Hasil penelitian menunjukkan
termotivasi
bahwa NHT efektif untuk meningkatkan
siswa
pembelajaran)
terhadap
yang
untuk
masuk
lebih
ke
aktif
selama
pembelajaran berlangsung.
Alasan
yang
judul
pada
“Penerapan
Mata
Diklat
Pembelajaran
Manajemen
prestasi belajar siswa, ditunjukkan dengan
melatarbelakangi
rata-rata nilai siswa meningkat dari 42,27
peneliti untuk memilih model pembelajaran
(siklus pertama) menjadi 70,45 (siklus
kooperatif tipe Numbered Heads Together
kedua).
(NHT) adalah kesesuaian tipe ini dengan
karakteristik
siswa
yang
merasa
Tujuan dari penelitian ini adalah
takut
untuk mengkaji dan menganalisis serta
bertanya kepada guru mengenai materi yang
mengetahui peningkatan prestasi belajar
51
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
akuntansi pada siswa setelah diterapkannya
setelah penerapan NHT. Sedangan data
metode pembelajaran kooperatif tipe NHT.
sekunder merupakan data mengenai suasana
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari
belajar mengajar dan aktifitas siswa selama
penelitian ini adalah: (1) bagi peneliti, untuk
proses pembelajaran akuntansi serta data
mencapai
mengenai prestasi belajar akuntansi sebelum
pemecahan
perumusan masalah,
sebagai
bahan
masalah
pada
(2) bagi sekolah,
masukan
dalam
penerapan NHT.
usaha
Teknik
yang
digunakan
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini
peningkatan prestasi belajar siswa, (3) bagi
adalah: (1) observasi, (2) wawancara, (3) tes,
guru, sebagai bahan pertimbangan dalam
(4) dokumentasi. Sedangkan untuk menguji
memilih model pembelajaran yang tepat, (4)
keabsahan data yang diperoleh digunakan
bagi siswa, untuk meningkatkan motivasi
triangulasi. Terdapat tiga macam triangulasi,
belajar dan minat terhadap mata pelajaran
yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode
akuntansi.
dan triangulasi teori, namun yang digunakan
dalam
penelitian
ini
hanya
triangulasi
sumber dan triangulasi metode saja.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
Setelah
data
terkumpul,
untuk
X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta yang
menganalisis data tersebut digunakan teknik
beralamat di Jalan Slamet Riyadi, Kleco,
analisis
Surakarta pada bulan Desember hingga Juni
Daryanto
tahun 2013. Subyek dalam penelitian ini
deskriptif kualitatif merupakan suatu metode
adalah siswa kelas X AK 1 SMK Batik 2
penelitian yang bersifat menggambarkan
Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang
kenyataan atau fakta sesuai dengan data
berjumlah 34 siswa dengan komposisi 1
yang
siswa laki-laki dan 36 siswa perempuan.
mengetahui prestasi belajar yang dicapai
Data
yang
dibutuhkan
deskriptis
kualitatif.
(2011:191),
diperoleh
“Teknik
dengan
tujuan
Menurut
analisis
untuk
dalam
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta
penelitian ini adalah data primer dan data
aktivitas siswa selama proses pembelajaran”.
sekunder. Data primer merupakan data
Selain itu, analisis juga dilakukan dengan
mengenai suasana belajar mengajar dan
menggunakan statistika sederhana, yaitu
aktifitas siswa selama proses pembelajaran
untuk menganalisis nilai prestasi belajar
serta data prestasi belajar akuntansi siswa
siswa di setiap akhir siklus.
52
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
Agar
menentukan
dapat
digunakan
ketercapaian
tujuan
untuk
mengetahui gambaran pada pembelajaran
dari
akuntansi
dan
untuk
mengidentifikasi
tindakan yang dilakukan, perlu ditetapkan
permasalahan yang ada di kelas X AK 1.
indikator kinerja penelitian. Pada penelitian
Dari
ini, aspek yang diukur adalah ketuntasan
permasalahan yang didapat berasal dari guru
hasil belajar siswa. Presentase siswa yang
dan siswa kelas tersebut. Ditinjau dari segi
ditargetkan tuntas belajar sebanyak 75%
guru, guru lebih banyak menggunakan
yang dihitung dari jumlah siswa yang
metode
endapatkan nilai 70 ke atas. Nilai tersebut
akuntansi.
diperoleh
kesempatan
kepada
keaktifan siswa di dalam kelas dan nilai kuis
berpartisipasi
dalam
dengan komposisi 20%:80%.
tersebut dapat dilihat dalam pembelajaran
dari
hasil
pengolahan
nilai
pengamatan
yang
ceramah
Guru
dilakukan,
dalam
pembelajaran
kurang
memberikan
siswa
untuk
pembelajaran.
Hal
Penelitian ini dilakukan melalui lima
guru lebih mendominasi kelas. Selain itu,
tahapan, yaitu: (1) tahap perencanaan, (2)
penilaian guru masih terbatas pada penilaian
tahap persiapan, (3) tahap pelaksanaan, (4)
kognitif dengan memberikan ulangan saja,
tahap analisis data, (5) tahap penyusunan
sedangkan penilaian proses pembelajaran
laporan. Tahap pelaksanaan dalam penelitian
tidak dilakukan, sehingga siswa kurang
ini terbagi dalam dua siklus yang masing-
termotivasi
masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu
proses
(1)
permasalahan yang teridentifikasi adalah: (1)
tahap
perencanaan,
(2)
tahap
untuk
berpartisipasi
pembelajaran.
kurang
Dari
segi
berpartisipasi
dalam
siswa,
pelaksanaan, (3) tahap observasi, (4) tahap
siswa
dalam
refleksi.
pembelajaran akuntansi, (2) siswa kurang
menunjukkan perhatian dalam mengikuti
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran, dan (3) prestasi belajar siswa
Deskripsi Pratindakan
masih rendah. Dari 34 siswa yang ada di
Rangkaian kegiatan penelitian ini
kelas tersebut, hanya 14 siswa (41,18%)
dimulai dengan tahap perencaraan hingga
yang
tahap pelaporan tindakan, dalam tahap
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
perencanaan peneliti melakukan pengamatan
untuk mata diklat akuntansi, yaitu sebesar
disekolah. Pengamatan dilakukan untuk
53
nilainya telah
mencapai
Kriteria
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
70. Sedangkan sisanya, yaitu sejumlah 20
kelompok mengetahui jawaban dari soal-
siswa (58,82%) belum mencapai KKM.
soal tersebut, (4) Guru memanggil salah satu
nomor
untuk
mempresentasikan
hasil
diskusi. Pada pertemuan pertama, siswa
Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Seperti yang telah dikemukakan
mengerjakan soal pada Lembar Kerja 1.
sebelumnya bahwa proses penelitian terdiri
Pertemuan kedua (Rabu, 24 April 2013),
dari lima tahap. Tahap pertama adalah tahap
kembali dilaksanakan fase NHT, soal yang
perencanaan. Tahap perencanaan siklus 1
dikerjakan adalah soal pada Lembar Kerja 2.
dilakukn pada hari Sabtu, 13 April 2013 di
Pertemuan ketiga ( Kamis, 25 April 2013),
ruang guru SMK Batik 2 Surakarta. Dalam
diisi dengan tes siklus 1.
tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan,
Tahap
ketiga
adalah
tahap
yaitu: (1) menyusun skenario pembelajaran,
observasi. Observasi dilakukan bersamaan
(2)
Pelaksanaan
dengan tahap pelaksanaan. Pada tahap ini
Pembelajaran, (3) menyiapkan alat, bahan,
peneliti mengamati proses pembelajaran
serta sumber belajar yang dibutuhkan, (4)
akuntansi dengan metode NHT sesuai
menyiapkan
dengan
menyusun
Rencana
dan
membuat
instrument
penelitian.
Tahap
lembar
observasi
yang
telah
disiapkan. Keaktifan siswa dalam kegiatan
kedua
adalah
tahap
pembelajaran
juga
dilakukan
sebagai
pelaksanaan. Tahap ini dilaksanakan sesuai
komponen perhitungan prestasi belajar siswa
dengan perencanaan yang dibuat. Pada
selain dari nilai kuis yang diberikan. Hasil
pertemuan pertama (Selasa, 23 April 2013),
penilaian dari keaktifan siswa sebagai
guru menyampaikan garis besar materi
berikut: (1) nilai 0-20 sebanyak 5 anak, (2)
tentang jurnal penyesuaian. Setelah itu, fase
nilai 21-40 sebanyak 2 anak, (3) nilai 41-60
NHT dimulai: (1) guru membagi kelas
sebanyak 5 anak, (4) nilai 61-80 sebanyak
menjadi 8 kelompok yang masing-masing
13 anak, (5) 81-100 sebanyak 9 anak.
terdiri dari 4-5 siswa, dimana setiap siswa
Sedangkan nilai kuis siswa distribusinya
diberi
Guru
sebagai berikut: (1) nilai 0-20 sebanyak 1
untuk
anak, (2) nilai 21-40 sebanyak 1 anak, (3)
didiskusikan, (3) Siswa berdiskusi untuk
nilai 41-60 sebanyak 5 anak, (4) nilai 61-80
menjawab soal-soal yang diberikan dan
sebanyak 18 anak, (5) 81-100 sebanyak 9
memastikan
anak. Setelah itu dilakukan perhitungan
nomor
memberikan
antara
1-5,
beberapa
bahwa
(2)
soal
seluruh
anggota
54
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
untuk mendapatkan angka prestasi belajar
dengan
dengan perbandingan 20% nilai keaktifan
prestasi belajarnya hanya sebesar 46,25.
dan 80% nilai kuis, hasilnya sebagai berikut:
perbandingan
20%:80%,
nilai
Tahap terakhir pada pelaksanaan
tindakan siklus 1 adalah tahap refleksi.
Dalam pelaksanaan tindakan siklus 1, masih
terdapat kekurangan yang dijumpai. Dari
Tabel 1. Hasil Tindakan Siklus 1
segi guru, kekurangan yang muncul yaitu
Ketuntasan Belajar Akuntansi
Keterangan Jumlah Persentase
Tuntas
≥ 70
22
64,70%
70
Belum
Tuntas
< 70
12
35,30 %
Jumlah Siswa
34
100 %
Rata-Rata
69,03
(sumber: data yang diolah)
pada saat diskusi kelompok berlangsung
KKM
guru lebih banyak berada di depan kelas,
sehingga beberapa siswa yang duduk di
bagian belakang dapat melakukan aktivitasaktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran.
Dari segi siswa, kekurangan yang muncul:
(1) beberapa siswa masih terlihat pasif baik
dalam
pembelajaran
siswa
dalam
yang
terlihat berusaha melihat jawaban teman
proses
lain.
bersangkutan
Melihat
kurang aktif, sehingga nilai keaktifannya
rendah.
Ketika
nilai
diskusi
mengerjakan kuis, banyak siswa yang
hanya karena nilai kuisnya belum maksimal,
karena
maupun
kelompok dengan kurang tertib, (3) Saat
bahwa siswa yang tidak tuntas belajar tidak
juga
kelas
kelompok, (2) siswa mengikuti diskusi
Dari pengolahan data diketahui
namun
diskusi
pelaksanaan
tersebut
kekurangan-kekurangan
yang
ada,
maka
strategi
perbaikan yang dirancancang untuk siklus 2
diakumulasikan, hasilnya tidak mencapai
yaitu:
nilai 70. Sebagai contoh, Astrid dinyatakan
(1)
melakukan
belum tuntas belajar pada siklus 1. Hal
guru
membimbing
diskusi
kelompok
siswa
dengan
berkeliling kelas, (2) guru mengatur tempat
tersebut karena ia hanya mendapatkan nilai
duduk siswa sebelum mengerjakan soal kuis.
keaktifan sebesar 31,25 dan nilai kuisnya
hanya 50, sehingga setelah diakumulasikan
Deskripsi Hasil Tindakan Siklus 2
55
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
Seperti
pada
siklus
1,
tahap
soal tersebut, (4) Guru memanggil salah satu
pelaksanaan tindakan siklus 2 juga terdiri
nomor
dari lima tahap. Tahap pertama adalah tahap
diskusi. Pada pertemuan pertama, siswa
perencanaan. Tahap perencanaan siklus 1
mengerjakan soal pada Lembar Kerja 1.
dilakukn pada hari Sabtu, 27 April 2013 di
Pertemuan kedua (Rabu, 1 Mei 2013),
ruang guru SMK Batik 2 Surakarta. Dalam
kembali dilaksanakan fase NHT, soal yang
tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan,
dikerjakan adalah soal pada Lembar Kerja 2.
yaitu: (1) menyusun skenario pembelajaran,
Pertemuan ketiga (Kamis, 2 Mei 2013), diisi
skenario
dengan kuis siklus 2.
pembelajaran
yang
disusun
untuk
mengalami perubahan sesuai dengan rencana
mempresentasikan
hasil
Tahap ketiga pada siklus 2 adalah
perbaikan yang disusun berdasarkan hasil
tahap
refleksi siklus 1, (2) menyusun Rencana
bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pada
Pelaksanaan Pembelajaran, (3) menyiapkan
tahap
alat, bahan, serta sumber belajar yang
pembelajaran
dibutuhkan, (4) menyiapkan dan membuat
NHT sesuai dengan lembar observasi yang
instrument penelitian.
telah disiapkan. Keaktifan siswa dalam
Tahap
kedua
adalah
tahap
observasi.
ini
kegiatan
peneliti
Observasi
mengamati
akuntansi
pembelajaran
dengan
juga
metode
dilakukan
sebagai
dengan perencanaan siklus 2 yang telah
belajar siswa selain dari nilai kuis yang
dibuat. Pada pertemuan pertama siklus 2
diberikan. Hasil penilaian dari keaktifan
(Selasa, 30 April 2013), guru menyampaikan
siswa pada siklus 2 sebagai berikut: (1) nilai
garis besar materi tentang neraca lajur.
0-20 sebanyak 2 anak, (2) nilai 21-40
Setelah itu, fase NHT dimulai: (1) guru
sebanyak 2 anak, (3) nilai 41-60 sebanyak 2
membagi kelas menjadi 8 kelompok yang
anak, (4) nilai 61-80 sebanyak 8 anak, (5)
masing-masing terdiri dari 4-5 siswa, setiap
81-100 sebanyak 20 anak. Sedangkan nilai
siswa diberi nomor antara 1-5, (2) guru
kuis siklus 2 distribusinya sebagai berikut:
memberikan
untuk
(1) nilai 0-20 sebanyak 1 anak, (2) nilai 21-
didiskusikan, (3) Siswa berdiskusi untuk
40 sebanyak 0 anak, (3) nilai 41-60
menjawab soal-soal yang diberikan dan
sebanyak 0 anak, (4) nilai 61-80 sebanyak 4
memastikan
anggota
anak, (5) 81-100 sebanyak 29 anak. Setelah
kelompok mengetahui jawaban dari soal-
itu data nilai keaktifan dan nilai kuis
bahwa
soal
seluruh
56
perhitungan
proses
pelaksanaan. Tahap ini dilaksanakan sesuai
beberapa
komponen
dilakukan
prestasi
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
terkumpul, dilakukan perhitungan untuk
tersebut
mendapatkan angka prestasi belajar dengan
mencapai nilai 70.
perbandingan 20% nilai keaktifan dan 80%
diakumulasikan,
hasilnya tidak
Tahap terakhir pada pelaksanaan
nilai kuis, hasilnya sebagai berikut:
tindakan siklus 2 adalah tahap refleksi.
Berdasarkan kegiatan observasi yang telah
dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran akuntansi dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT
pada siklus 2, peneliti melihat beberapa hal
berikut:
Tabel 2. Hasil Tindakan Siklus 2
guru
sudah
melakukan
bimbingan dengan lebih baik ketika siswa
sedang
Ketuntasan Belajar Akuntansi
KKM
31
91,18%
3
8,82%
34
100 %
-
83,40
melakukan
diskusi
kelompok,
sehingga siswa mengikuti kegiatan diskusi
Keterangan Jumlah Persentase
Tuntas
≥ 70
70
Belum
Tuntas
< 70
Jumlah Siswa
(1)
dengan lebih tertib, (2) saat berlangsungnya
diskusi kelas maupun diskusi kelompok,
terlihat lebih banyak siswa yang aktif, (3)
Rata-Rata
Saat pelaksanaan tes, guru terlebih dahulu
mengatur tempat duduk siswa sebelum
mereka
(sumber: data yang diolah)
mengerjakan
soal,
sehingga
termotivasi untuk mengerjakan soal secara
mandiri.
Dari pengolahan data diketahui
Melihat hasil observasi tersebut,
bahwa pada siklus 2 ini masih terdapat tiga
maka refleksi tindakan siklus 2, sebagai
siswa yang tidak tuntas belajar. Ketiga siswa
berikut: (1) guru harus lebih memperhatikan
nelum dinyatakan tuntas belajar tidak hanya
siswa-siswa
karena nilai kuisnya belum maksimal,
kegiatan belajar dan mengalami kesulitan
namun
proses
dalam memahami materi yang diajarkan
bersangkutan
agar permasalahan tersebut dapat segera
kurang aktif, sehingga nilai keaktifannya
teratasi, (2) ketidaktuntasan 3 orang siswa
rendah. Ketika nilai keaktifan dan nilai kuis
pada siklus 2 disebabkan karena siswa masih
juga
pembelajaran
karena
siswa
dalam
yang
57
yang
masih
pasif
dalam
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
pasif dalam proses pembelajaran, sehingga
sebesar 69,03, kemudian meningkat menjadi
nilai
itu
sebesar 83,40 pada siklus 2. Perbandingan
berpengaruh pada kemampuannya menyerap
prestasi belajar siswa siklus 1 dan siklus 2
materi pelajaran yang disampaikan guru,
dapat dilihat pada gambar berikut:
keaktifannya
rendah.
Hal
sehingga siswa yang bersangkutan tidak
100,00%
dapat memperoleh hasil maksimal pada kuis
80,00%
siklus 2. Oleh karena nilai keaktifan dan
60,00%
Tuntas
nilai kuis yang diperoleh ketiga siswa
40,00%
tersebut rendah, menjadikan nilai prestasi
20,00%
belajarnya rendah pula.
Belum Tuntas
0,00%
Siklus 1
Perbandingan Tindakan Antar Siklus
Siklus 2
Gambar 1. Perbandingan Hasil Tindakan
Dari hasil observasi yang dilakukan
Diterapkannya model pembelajaran
pada siklus 1 dan siklus 2, dapat dilihat
kooperatif dengan tipe NHT pada penelitian
adanya
belajar
ini, dapat dilihat bahwa keaktifan siswa
akuntansi siswa. Siswa yang dinyatakan
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
tuntas dalam belajar, yaitu siswa yang
mengalami
mencapai nilai 70 keatas, pada siklus 1
pelaksanaan tindakan, hanya ada beberapa
sebanyak 64,70% dari jumlah siswa kelas X
siswa
AK 1. Pada siklus 2 jumlah tersebut
mengemukakan pendapat. Selain itu, banyak
meningkat menjadi 91,18%. Siswa yang
siswa yang melakukan kegiatan-kegiatan
tidak
2
yang tidak berhubungan dengan kegiatan
dikarenakan nilai keaktifan dan nilai kuis
pembelajaran yang berlangsung. Pada saat
siswa yang bersangkutan masih rendah,
pelaksanaan tindakan siklus 1, jumlah siswa
sehingga setelah dilakukan akumulasi nilai
yang aktif bertanya dan mengemukakan
prestasi siswa tidak mencai 70. Peningkatan
pendapat sudah meningkat meskipun siswa
prestasi belajar tidak hanya dapat dilihat dari
masih
peningkatan dalam jumlah siswa yang tuntas
berbicara di depan kelas, dan siswa yang
belajar saja, namun peningkatan tersebut
melakukan kegiatan-kegiatan diluar kegiatan
dapat juga dilihat dari rata-rata nilai
pembelajaran
siswanya. Rata-rata nilai siswa pada siklus 1
pelaksanaan tindakan siklus 2, jumlah siswa
peningkatan
tuntas
belajar
prestasi
hingga
siklus
58
saja
peningkatan.
yang
tampak
aktif
canggung
telah
Sebelum
bertanya
ketika
berkurang.
dan
harus
Pada
Fitri Sita Pambudi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi |
yang aktif menjadi jauh lebih banyak dan
tersebut atau sebesar 64,70%. Sedangkan
siswa yang melakukan kegiatan lain hanya
sisanya, yaitu sejumlah 12 siswa atau
tinggal beberapa orang saja. Hal ini sesuai
sebesar 35,30% belum dinyatakan tuntas
dengan pernyataan guru dan siswa dari
belajar. Jumlah tersebut meningkat pada
wawancara
siklus2.
yang
dilakukan.
Guru
Pada
siklus
2,
siswa
yang
mengatakan bahwa keaktifan siswa pada
dinyatakan tuntas dalam belajar mencapai 31
saat proses pembelajaran meningkat dengan
siswa atau sebesar 91,18% dan hanya 3
diterapkannya
siswa atau sebesar 8,82% saja yang tidak
melakukan
NHT,
kegiatan
dan
siswa
diluar
yang
kegiatan
tuntas.
pembelajaran telah jauh berkurang. Siswa
mengatakan bahwa mereka dapat lebih aktif
UCAPAN TERIMA KASIH
karena diberikan kesempatan lebih banyak
Terselesaikannya artikel ilmiah ini
untuk berpendapat dan bertanya, serta dapat
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
lebih memperhatikan pembelajaran yang
arahan dan dorongan dari berbagai pihak.
berlangsung karena mereka tertarik dan
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
tidak
kepada:
cepat
bosan
dengan
kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
(1)
Ketua
Prodi
Pendidikan
Ekonomi, FKIP UNS (2) Ketua BKK
Akuntansi (3) Pembimbing I dan II, atas
segala pengarahan dan bimbingannya selama
SIMPULAN
Kesimpulan hasil penelitian ini
penyusunan artikel ilmiah ini, (4) semua
penerapan
pembelajaran
pihak yang telah membantu kelancaran
kooperatif dengan tipe Numbered Heads
penyusunan artikel ilmiah ini yang tidak
Together
mungkin penulis sebutkan satu persatu.
bahwa
(NHT)
model
dapat
meningkatkan
prestasi belajar mata diklat akuntansi siswa
kelas X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta tahun
DAFTAR PUSTAKA
pelajaran 2012/2013. Keberhasilan penelitian
Arifin, Zainal. 2001. Evaluasi Instruksional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
ini terefleksi dari peningkatan jumlah siswa
Huda, Miftahul. Cooperatif Learning:
Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
yang tuntas dalam belajar. Pada siklus 1,
jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 22
siswa dari 34 siswa yang ada di kelas
59
| JUPE UNS, Vol 2, No 2 Hal 48 s/d 60
Isjoni. 2012. Cooperative Learning:
Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Model Numbered Head Together
(NHT) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Diklat
Manajemen Perkantoran Kelas X APK
di SMK Ardjuna 01 Malang”. Jurnal
Penelitian Kependidikan. 19. 1. 83-98
Tirtonagoro, Sutratinah. 2006. Anak
Supernormal
dan
Program
Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative
Learning: Teori dan Aplikasi
PAIKEM.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
Trianto.
2010.
Mendesain
Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif:
Konsep,
Landasan,
dan
Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: prenada Media Group.
Kusumojanto, D.D., & Herawati, P. 2009.
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif
60