PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM RANGKA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SAHAM DALAM BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU DI PASAR MODAL SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gela

  

PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM

RANGKA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG

SAHAM DALAM BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI

TERTENTU DI PASAR MODAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh

  

Gelar Sarjana Hukum

OLEH

HERIYANSYAH PUTRA

040200198

  

DEPARTEMEN : HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

  

2008

  

PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM

RANGKA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG

SAHAM DALAM BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI

TERTENTU DI PASAR MODAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh

  

Gelar Sarjana Hukum

OLEH

HERIYANSYAH PUTRA

040200198

  

DEPARTEMEN : HUKUM EKONOMI

Ketua Departemen,

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH

NIP : 131 570 455

  

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH Dr. Sunarmi, SH, M.Hum NIP : 131 570 455 NIP : 131 835 566

  

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wata’ala atas rahmat yang diberikanNya, sehingga penulis dapat tiba di batas ini untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  Tulisan ini penulis turunkan adalah untuk mengakhiri tugas penulis sebagai seorang mahasiswa guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum, jurusan Ekonomi, Universitas Sumatera Utara Medan.

  Penulis sangat menyadari bahwa kehadiran karya kecil ini tidak terlepas dari perhatian, bimbingan, dorongan dan bantuan dari semua pihak, untuk itu izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Prof. Runtung Sitepu, SH, M. Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

  2. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.Hum, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

  3. Bapak Syafruddin, SH, MH selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

  4. Bapak M. Husni, SH, M. Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

  5. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, dan juga sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.

  6. Ibu Dr. Sunarmi, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang banyak memberikan bimbingan dan saran-saran dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

  8. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan segala kritikan dan saran yang bersifat konstruktif guna penyempurnaan skripsi ini.

  Medan, Maret 2008 Penulis,

HERIYANSYAH PUTRA

  

DAFTAR ISI

  Kata Pengantar ................................................................................................... i Daftar Isi ........................................................................................................... iii Abstrak .............................................................................................................. v

  

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang masalah………………………………………………... 1 B. Perumusan masalah…………….………………………………………. 6 C. Tujuan dan Manfaat penulisan……..…………………………………… 6 D. Keaslian Penulisan………………..…………………………………….. 6 E. Tinjauan kepustakaan…...………………………………………………. 7 F. Metode penulisan……………………..…………………………………10 G. Sistematika penulisan………..…………………………………………. 10 BAB II. PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN PERUSAHAAN………………………. 12 A. Pengertian…………………………………………………………….... 13 B. Latar belakang pelaksanaan Good Corporate Governance ……………………………….…………. 15 C. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance………………………….. 18 D. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate Governance……………………………………….... 24 E. Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di

  BAB III. BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU .. 35 A. Pengertian.…………………………………………………………… 35 B. Pengaturan tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu

  dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.I dan UU Pasar Modal…….……. 37

  C. Peranan Bapepam ……………….…… ……………………………… 50

  

BAB IV. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM

TERHADAP BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI

TERTENTU DALAM PASAR MODAL……..……………….…….. 58

A. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Saham….….…………………… 58

  1. Perlindungan dari Peraturan Perundang-undangan…………….. 58

  2. Perlindungan dari Penerapan Good Corporate

  Governance ……..….................................……………………... 63

  B. Tanggung jawab Persero dan Pengurus atas Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu……………………………………………………… 71

  C. Sanksi terhadap Pelanggaran Ketentuan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu………………………………………………………………… 79

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………… …………...…82 A. Kesimpulan…………………………………………………………… ..82 B. Saran…………………………………………………………………… 84 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. ......... 86

  

PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM

RANGKA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG

SAHAM DALAM BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI

TERTENTU DI PASAR MODAL

  • *) Bismar Nasution **) Sunarmi ***) Heriyansyah Putra

  Abstrak Perbedaan posisi pemegang saham dengan Direksi dan Komisaris di dalam suatu perusahaan, tidak jarang menyebabkan terjadi suatu benturan kepentingan antara pihak pengelola dengan para pemegang saham. Hal ini dapat terjadi dengan dilakukannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Yaitu transaksi yang dilakukan Direksi atau Komisaris demi kepentingan pribadi dan merugikan para pemegang saham. Oleh karena itu, UU Pasar Modal melihat hal ini sebagai suatu permasalahan yang berpotensi untuk merugikan pemegang saham. Penyebabnya disinyalir karena pengelolaan perusahaan dilakukan dengan tidak benar, karena tidak diterapkannya Good Corporate Governance dengan baik, yang disebabkan latar belakang perusahaan yang berasal dari perusahaan keluarga belum memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan perusahaan yang membuat para pemegang saham tidak dapat menggunakan haknya dengan benar dan membuat potensi tindakan-tindakan yang mengandung konflik kepentingan

  

(conflict of interest) semakin besar. Skripsi ini mengemukakan bagaimana

  penerapan Good Corporate Governance terhadap transaksi yang mengandung benturan kepentingan dan bagaimana perlindungan bagi pemegang saham terhadap benturan kepentingan transaksi tertentu.

  Metode yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian normatif dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research) disertai mengumpulkan dan membaca referensi melalui peraturan, internet kemudian data- data yang layak diseleksi untuk mendukung penulisan.

  Penerapan Good Corporate Governance terhadap transaksi yang mengandung benturan kepentingan dimaksudkan untuk memberi perlindungan terhadap pemegang saham melalui pengelolaan perusahaan dengan prinsip- prinsip yang ada dalam Good Corporate Governance itu, yaitu accountability,

  

independency, transparency, responsibility, fairness. Dan selain itu, Bapepam

  sebagai otoritas pasar modal juga memberikan perlindungan terhadap pemegang saham dari adanya transaksi yang mengandung benturan kepentingan dengan mengeluarkan Peraturan No. IX.E.1, dan juga ikut mengintensifkan penerapan

  

Good Corporate Governance dengan memasukkan klausul yang mengharuskan

  pelaku usaha dalam pasar modal agar melakukan aktivitas dalam pasar modal dengan berbasiskan Good Corporate Governance dalam peraturan perundang- undangan dalam pasar modal.

  Kesimpulan dari skripsi ini adalah bahwa penerapan Good Corporate benturan kepentingan transaksi tertentu dan perlindungan pemegang saham terhadap benturan kepentingan transaksi tertentu ada dalam penerapan Good

  

Corporate Governance dan juga ada dalam peraturan perundang-undangan di

pasar modal.

  Key-note : - Good Corporate Governance, Benturan Kepentingan.

  • ) Dosen Pembimbing I **) Dosen Pembimbing II
    • ) Mahasiswa Semester VIII FH-USU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan rencana pembangunan ekonomi yang diharapkan dapat di

  capai, baik langsung atau tidak langsung pasti akan membawa dampak positif bagi pasar modal di Indonesia. Di samping itu, melihat kondisi sumber dana dari Lembaga Keuangan yang menjadi semakin mahal, sangat besar harapan dunia usaha akan terletak pada mekanisme dunia pasar modal. Mengingat prospek pasar modal yang sangat berpotensi untuk memberikan harapan banyak pada berbagai pihak, maka sudah seharusnya aspek perlindungan hukum terhadap pemegang

   saham dan masyarakat mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.

  Sebuah perusahaan publik dalam melakukan aktivitasnya melalui pengelola atau pihak pengurusnya, pada hakekatnya harus memandang kepentingan pihak-pihak yang diwakilinya, dan tidak melakukan suatu aktivitas yang berpotensi untuk merugikan pihak-pihak yang ada di dalam suatu perseroan, untuk memperoleh keuntungan pribadi pihak pengurus dalam perseroan tersebut. Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan di pasar modal harus selalu mengikuti peraturan yang ada di dalam pasar modal itu sendiri. Hal ini diperlukan demi terciptanya pasar modal yang aman untuk menarik para investor agar merasa nyaman menginvestasikan dananya di pasar modal.

1 Sri Redjeki Hartono, Kapita Selekta Hukum Perusahaan, (Bandung : Mandar Maju, 2000).

  Pentingnya untuk menarik investor dalam pasar modal tidak terlepas dari pentingnya pemegang saham dalam suatu perseroan yang melakukan aktivitas di pasar modal itu sendiri. Karena secara tidak langsung modal pemegang sahamlah yang diinvestasikan di pasar modal melalui saham yang ada di perusahaan masing-masing. Karena modal yang berasal dari para pemegang saham merupakan suatu hal yang sangat penting demi menjaga kelancaran aktivitas perusahaan tersebut.

  Ketentuan ini berlaku bagi segala aktivitas dari perusahaan yang bersangkutan, termasuk bila perusahaan tersebut melakukan kegiatan di dalam pasar modal. Dalam melakukan aktivitas di dalam pasar modal, perusahaan publik atau sebuah perusahaan tercatat di dalam rencananya untuk melakukan suatu transaksi bisnis wajib memperhatikan rambu-rambu yang diatur dalam peraturan pasar modal yang berlaku, yaitu Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) beserta seluruh peraturan pelaksananya. Hal ini perlu dilakukan demi untuk mencapai

  

  sasaran yang ingin di capai U a. Terciptanya kerangka hukum yang kuat di bidang pasar modal.

  b. Menciptakan transparansi dan memberikan jaminan perlindungan hukum bagi investor.

  c. Meningkatkan profesionalisme para pelaku pasar modal.

  d. Menciptakan sistem perdagangan yang aman, tertib, efisien, dan likuid.

  e. Memberikan kesempatan berinvestasi bagi para investor kecil.

2 Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, (Bandung : Citra Aditya Bakti,

  Di sisi lain, dalam suatu perusahaan posisi pemegang saham berbeda dengan pihak pengelola perusahaan. Dimana pemegang saham bukanlah sebagai pihak yang menjalankan perusahaan. Direksi dan Komisaris adalah pihak yang bertugas sebagai pengelola perusahaan yang memiliki kewenangan dalam menjalankan perusahaan. Karena perbedaan posisi tersebut, tidak jarang terjadi suatu benturan kepentingan antara pihak pengelola dengan para pemegang saham.

  Hal ini dapat terjadi dengan dilakukannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Yaitu transaksi yang dilakukan Direksi atau Komisaris demi kepentingan pribadi dan merugikan para pemegang saham. Oleh karena itu, UU Pasar Modal melihat hal ini sebagai suatu permasalahan yang harus ada pengaturannya agar tidak berpotensi untuk merugikan pemegang saham.

  Benturan kepentingan atau sering disebut dengan istilah “conflict of

  

interest” telah menjadi suatu perdebatan di seluruh dunia dalam beberapa tahun

  belakangan ini. Bahkan di Indonesia, kasus yang berbau benturan kepentingan yang erat hubungannya dengan KKN (Korupsi Kolusi & Nepotisme) tidak hanya terjadi dalam sektor perusahaan swasta tetapi juga di lembaga pemerintahan dan bisa pula terjadi di organisasi lainnya. Hal tersebut terjadi karena saat ini situasi dan sistem manajemen perusahaan telah jauh berkembang sehingga antara sektor swasta dan publik telah terdapat suatu “zona abu-abu” dan berpotensi untuk

   terjadinya KKN.

  Transaksi dalam pasar modal yang mengandung benturan kepentingan atau yang lazim disebut Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dalam 3

   , diakses tanggal prakteknya telah berlangsung sejak lama, dan berpotensi untuk merugikan berbagai pihak, karena praktek ini rentan akan unsur kolusi dan merupakan suatu

  

  pelanggaran terhadap unsur keterbukaan informasi. Karena di dalam aktivitas pasar modal, prinsip keterbukaan menjadi suatu persoalan yang penting dan

   merupakan inti yang menjadi jiwa dari pasar modal itu sendiri.

  Kerugian terhadap adanya benturan kepentingan transaksi tertentu ini dirasakan terutama oleh para pemegang saham, karena transaksi tersebut menyangkut kepentingan mereka yang dirugikan. Oleh karena itu perlu diketahui perangkat hukum yang ada untuk melindungi kepentingan mereka sebagai

  

pemegang saham dalam suatu perusahaan.

  Penyebab dari adanya Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu tersebut yang menyebabkan kerugian bagi pihak pemegang saham disinyalir karena pengelolaan perusahaan dilakukan dengan tidak benar, sehingga para pemegang saham tidak dapat menggunakan haknya dengan benar dan tepat. Hal ini disebabkan karena tidak dilaksanakannya penerapan Good Corporate Governance dengan baik dalam menjalankan atau mengelola suatu perusahaan, karena latar belakang perusahaan yang berasal dari perusahaan keluarga yang belum memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan perusahaan yang membesar menjadi konglomerasi makin membuat kemungkinan atau peluang terjadinya tindakan-tindakan yang mengandung konflik kepentingan (conflict of interest).

  4 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004). Hal 241. 5 Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, (Jakarta : Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001). Hal 1.

  Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) sebenarnya bukan sesuatu yang terlalu asing. Secara umum perusahaan harus dijalankan secara amanah, akuntabel, transparan, dan fair untuk mencapai tujuan terciptanya nilai perusahaan jangka panjang seraya terlayaninya semua kepentingan pihak yang berkepentingan dengan jalannya perusahaan (stakeholders). Introduksi Good

  

Corporate Governance secara formal oleh Organisation for Economic Co-

operation and Development (OECG) dan diterbitkannya pedoman Good

Corporate Governance oleh Komite Nasional Kebijakan Good Corporate

Governance merupakan sistematisasi dari praktek-praktek yang selama ini

   terbukti baik dalam mengelola perusahaan.

  Berdasarkan hal tersebut, maka penerapan prinsip-prinsip Good Corporate

  

Governance dalam pengelolaan perusahaan dapat memberikan suatu rasa aman

  bagi para pihak dalam perusahaan, karena dengan prinsip-prinsip tersebut perusahaan dapat berjalan dengan baik. Sebaliknya, para pihak dalam suatu perusahaan tidak akan mendapat kenyamanan dalam perusahaannya bila pengelolaan perusahaan tidak dijalankan dengan prinsip-prinsip Good Corporate

  

Governance . Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana penerapan Good

Corporate Governance dalam pengelolaan perusahaan sehingga dapat melindungi

  kepentingan para pihak. Khususnya kepentingan pemegang saham sebagai pihak yang dirugikan bila terjadi transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang terjadi karena kesalahan dari Direksi dan Komisaris sebagai pengelola perusahaan.

  B. Perumusan Masalah:

  1. Bagaimanakah penerapan Good Corporate Governance terhadap benturan kepentingan transaksi tertentu dalam pasar modal?

  2. Bagaimanakah perlindungan terhadap pemegang saham terhadap Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu?

  C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

  Tujuan pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui penerapan Good Corporate Governance dalam suatu perusahaan terhadap adanya Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

  2. Untuk mengetahui perlindungan terhadap pemegang saham terhadap Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu yang ada dalam peraturan perundang-undangan.

  Manfaat penulisan yang dapat diambil dari skripsi ini antara lain yaitu agar dapat memberi masukan dalam ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan hukum bisnis dalam pasar modal, khususnya yang berkaitan dengan pemegang saham.

  D. Keaslian Penulisan

  Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Dalam Rangka Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Saham Dalam Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu Di Pasar Modal yang diangkat menjadi judul skripsi ini merupakan hasil karya penulis sendiri melalui pemikiran, referensi dari buku- buku, internet, bantuan dari para sumber dan pihak-pihak lain. Skripsi ini bukan jiplakan ataupun merupakan judul skripsi yang sudah pernah diangkat sebelumnya oleh orang lain.

E. Tinjauan Kepustakaan

  Penerapan Good Corporate Governance sebagai bentuk perlindungan bagi pemegang saham terhadap adanya benturan kepentingan dalam pasar modal dapat dilihat dengan dikeluarkannya Peraturan No. IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Peraturan Bapepam Nomor IX.E.1 pada pokoknya merupakan sebuah penghormatan dan perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham minoritas. Ketentuan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan tertentu ini menunjukkan bahwa peraturan perundang-undangan di pasar modal menjunjung hak dan perlindungan pemegang saham suatu perseroan berdasarkan asas kesetaraan.

  Pengaturan ini memberikan koridor yang akan membatasi pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkuasa seperti pemegang saham mayoritas, Direksi, dan Komisaris perseroan untuk bersepakat mengenai transaksi tertentu yang memberikan keuntungan kepada pihak-pihak tersebut dengan mengabaikan hak dan kepentingan pemegang saham minoritas. Pada dasarnya ketentuan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan bersifat preventif, menerapkan prinsip keterbukaan sebagai suatu asas fundamental dalam pasar modal dan lebih memberdayakan pemegang saham minoritas dan sekaligus

  

mendidik mereka agar memahami haknya.

  Dan pemberlakukan ketentuan ini sejalan dengan prinsip Good Corporate

  

Governance , yaitu menghormati hak pemegang saham, memberikan perlakuan

  sama diantara pemegang saham, dan melindungi kepentingan pemegang saham

  

  minoritas. Prinsip lainnya adalah penerapan prinsip keterbukaan. Karena

  

Corporate Governance pada intinya adalah mengenai suatu sistem, proses dan

  seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate Governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan- hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan (mistakes) signifikan dalam strategi korporasi dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang

   terjadi dapat diperbaiki dengan segera.

  Pengaturan transaksi yang mengandung benturan kepentingan ditujukan untuk mendorong akuntabilitas pengelola perseroan jika harus melakukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Di lain sisi, perusahaan membutuhkan kecepatan dalam proses pengambilan keputusan, mengingat peluang bisnis selalu di perebutkan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan bisa mendatangkan keuntungan, tetapi tidak tertutup kemungkinan kalau di kemudian hari transaksi yang telah dilakukan perseroan malah mendatangkan kerugian. 8 9 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op cit. Hal 242-243. 10 Ibid. Hal 245.

  I Nyoman Tjager, dkk, Corporate Governance ; Tantangan dan Kesempatan Bagi Untuk menjaga kejujuran (fairness), pengambilan keputusan untuk transaksi yang mengandung benturan kepentingan tertentu itu harus melibatkan pemegang saham yang tidak terkait dengan transaksi tersebut untuk dimintakan persetujuan, sehingga risiko yang harus ditanggung perusahaan bisa dikalkulasikan secara matang oleh pemegang saham. Perusahaan tidak akan dipersalahkan untuk transaksi yang demikian, tetapi itu harus dibuktikan dengan risalah atau notulen Rapat Umum Pemegang Saham.

  Dengan demikian, jika terdapat pertentangan kepentingan ekonomis antara kepentingan perseroan dengan kepentingan Direksi, Komisaris, atau pemegang saham utama, maka kepentingan perseroanlah yang harus didahulukan. Pada dasarnya pelanggaran ketentuan benturan kepentingan transaksi tertentu adalah tindakan yang melampaui kekuasaan yang dimiliki oleh Direksi. Direksi yang menyetujui pelaksanaan transaksi yang mengandung benturan kepentingan transaksi tertentu tanpa mendapat persetujuan pemegang saham melalui RUPS adalah perbuatan yang dikategorikan melanggar hukum, sedangkan jika seorang anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama mempengaruhi tindakan perseroan untuk melakukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan transaksi tertentu tanpa melalui persetujuan RUPS

   merupakan contoh dari perbuatan yang melampaui wewenangnya.

  F. Metode Penulisan

  Metode yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian normatif dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research) disertai mengumpulkan dan membaca referensi melalui peraturan, internet kemudian data- data yang layak diseleksi untuk mendukung penulisan.

  G. Sistematika Penulisan

  Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam 5 (lima) bab, dimana masing–masing bab dibagi atas beberapa sub bab. Urutan bab tersebut tersusun secara sistematik dan saling berkaitan antara satu sama lain. Uraian singkat atas bab – bab dan sub bab tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

  BAB I: Bab ini merupakan bab pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan.

  BAB II: Bab ini merupakan bab yang berisi tentang penerapan Good Corporate Governance dalam suatu perusahaan, menguraikan bagaimana pengertian, latar belakang, prinsip-prinsip dasar, tujuan dan manfaat, serta bagaimana penerapannya dalam pasar modal. Yang berkaitan dengan masalah perlindungan hukum bagi pemegang saham terhadap benturan kepentingan transaksi tertentu.

  BAB III: Bab ini merupakan bab yang berisi tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Yang menguraikan bagaimana pengertian, pengaturannya dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.1 dan UU Pasar Modal. Serta bagaimana peranan Bapepam dalam terjadinya Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

  BAB IV: Bab ini merupakan bab yang berisi tentang Perlindungan Hukum bagi Pemegang Saham terhadap Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dalam pasar modal, bab ini menguraikan tentang bagaimana perlindungan hukum bagi pemegang saham, yang ada dalam peraturan perundang-undangan dan dengan penerapan Good Corporate

  Governance . Serta bagaimana tanggung jawab pengurus perusahaan

  dan sanksi dari adanya pelanggaran ketentuan tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

  BAB V: Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari skripsi dan saran-saran yang mungkin berguna bagi perkembangan hukum pasar modal di Indonesia.

BAB II PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN PERUSAHAAN Pada hakekatnya praktek benturan kepentingan transaksi tertentu dapat

  terjadi disebabkan karena pada perusahaan yang bersangkutan di kelola dengan cara yang tidak professional, disebabkan masih berbasis perusahaan keluarga yang tidak menunjukkan pengelolaan yang transparan, independen dan akuntabel seperti prinsip-prinsip yang ada dalam Good Corporate Governance. Karena prinsip Good Corporate Governance bertujuan untuk menghormati hak dan melindungi kepentingan dari pemegang saham, yang sejalan dengan pengaturan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dalam peraturan perundang-undangan

  

  dalam pasar modal. Untuk itu, dalam bab ini akan dibahas tentang apakah Good

  

Corporate Governance itu dan bagaimana proses penerapannya. Karena

  pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam Good

  

Corporate Governance merupakan suatu esensi yang mendasar, karena melalui

  proses pemahaman tersebut, diharapkan Good Corporate Governance dapat terlaksana dengan baik, baik oleh pemerintah selaku pembuat kebijakan maupun para pelaku usaha sebagai pihak yang melaksanakan ketentuan dari peraturan

  

  tersebut. Sehingga pada akhirnya dapat menjadi suatu bentuk perlindungan bagi para pihak yang berkepentingan, khususnya para pemegang saham.

  12 13 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya. Loc cit.

  Johannes Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan ; Pola Kemitraan Dan Badan Hukum,

A. Pengertian Good Corporate Governance

  Secara umum istilah governance lebih ditujukan untuk sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan, yang lebih ditujukan pada tindakan yang dilakukan eksekutif perusahaan agar tidak merugikan para stakeholders.

  

Good Corporate Governance memang menyangkut orang (moralitas), etika kerja,

   dan prinsip-prinsip kerja yang baik.

  Dalam rangka lebih memahami tentang Good Corporate Governance, maka terlebih dahulu perlu dipahami tentang pengertiannya yang dapat dilihat dari pendapat beberapa pakar dari dan literatur sebagai dasar pemahaman tentang

  Good Corporate Governance , antara lain :

  1. Ernst and Young;

  “Corporate Governance terdiri atas sekumpulan mekanisme yang saling

  berkaitan yang terdiri dari Pemegang Saham Institusional, Dewan Direksi dan Komisaris, para manajer yang dibayar berdasarkan kinerjanya, pasar sebagai pengendali perseroan, struktur kepemilikan, struktur keuangan,

  

  investor terkait, dan persaingan produk.”

  2. Task Force Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance:

  “Good Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang

  digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi 14 pemegang saham, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders

  akses tanggal 11 Februari 2008. 15 Johannes Ibrahim, Op cit. Hal 69-70.

  lainnya, berdasarkan pertauran perundang-undangan dan norma yang

   berlaku.

  3. Forum For Corporate Governance In Indonesia;

  “Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur

  hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan

  

  perusahaan.” Selain itu, Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang

  Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum memberikan pengertian Good Corporate Governance sebagai berikut: “Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan

  

  kewajaran (fairness).” Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa Good

  

Corporate Governance adalah suatu kumpulan atau seperangkat peraturan yang

  memuat ketentuan tentang bagaimana suatu perusahaan dikelola dengan baik dan benar, dengan penuh integritas dan bagaimana membina hubungan yang baik dengan para stakeholders, yang dapat berguna dalam mewujudkan visi dan misi 16 17 Nindyo Pramono, Op cit. hal 78. 18 Johannes Ibrahim, Loc cit.

  Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan serta tujuan dari perusahaan, baik dalam jangka panjang maupun pendek. Karena sistem tata kelola perusahaan yang baik merupakan jalinan keterkaitan antar

  

stakeholders perusahaan yang digunakan untuk menetapkan dan mengawasi arah

  strategis dan kinerja usaha suatu organisasi. Dan dalam pasar modal, maka penerapan Good Corporate Governance juga dapat diartikan sebagai suatu kewajiban bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya di pasar modal untuk senantiasa patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh badan atau bursa tempat saham perseroan terdaftar dan tercatat. Termasuk juga bagaimana suatu perusahaan mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam sebagai otoritas pasar modal untuk menjaga agar tidak terjadi pelanggaran- pelanggaran terhadap ketentuan pasar modal yang akhirnya bertujuan untuk melindungi semua pihak yang melakukan aktivitas dalam pasar modal itu sendiri.

B. Latar Belakang Pelaksanaan Good Corporate Governance

  Di dalam tubuh perusahaan, khususnya dalam pengelolaannya dapat menyebabkan kerugian diakibatkan sistem pengelolaannya yang tidak benar.

  Salah satunya contohnya adalah terjadinya Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, sebagai akibat dari penyalahgunaan wewenang dari pihak Direksi ataupun Komisaris, yang membuat para pihak (khususnya pemegang saham) dalam perusahaan mengalami kerugian. Dan untuk mengurangi resiko itu, maka dibutuhkan suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik dan benar, yang menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi dengan benar. Dimana prinsip- prinsip tersebut ada dalam Good Corporate Governance.

  Latar belakang penerapan Good Corporate Governance secara umum, dapat dilihat pada era bisnis pasca perang dingin banyak para pelaku bisnis dengan berbagai macam jenis korporasi mulai menjalankan sistem tata kelola perusahaannya secara terbuka, sistimatis dan bertanggung jawab. Hal ini didorong oleh kebutuhan pasar yang menuntut perusahaan publik menjalankan sistem manajemennya secara baik, transparan dan auditabel menyusul maraknya berbagai

  

  skandal sistem pelaporan keuangan perusahaan global pada masa itu. Hal ini terkait dengan kebutuhan akan transparansi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan suatu transaksi yang mengandung benturan kepentingan agar tidak merugikan para pihak seperti pemegang saham, karena untuk menghormati posisi para pemegang saham maka segala keputusan yang berhubungan dengan jalannya perusahaan harus diambil dengan melibatkan pemegang saham termasuk

   pemegang saham minoritas, dengan melakukan RUPS.

  Sistem tata kelola perusahaan yang tertib dan terbuka ini, yang biasa disebut dengan Good Corporate Governance (GCG), dipromosikan lebih lanjut oleh berbagai instansi, seperti lembaga keuangan dunia seperti the World Bank dan

Asian Development Bank dan berbagai kalangan akademisi di dunia pendidikan.

  Pada saat ini hampir sebagian besar buku baca wajib dalam bidang manajemen umum dan strategi manajemen (strategic management) akan membahas masalah ini dalam salah satu babnya dan menyarankan agar Good Corporate Governance

   mulai untuk dijalankan oleh perusahaan-perusahaan modern di dunia. 19 20 , diakses tanggal 11 Februari 2008.

  Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas, (Bandung : Nuansa Aulia, 2006). Hal 64.

  Latar belakang pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di Indonesia dapat dilihat dari pengaruh perkembangan perekonomian global, dimana perekonomian modern yang telah mempengaruhi perekonomian nasional yang menuntut adanya pemisahan manajemen perusahaan dari kepemilikan perusahaan yang sejalan dengan agency theory yang menekankan pentingnya pemegang saham sebagai pemilik perusahaan atau menyerahkan pengelolaan perusahaanya tersebut kepada tenaga-tenaga independen dan profesional, yang bertugas untuk kepentingan perusahaan dan memiliki keleluasaan dalam menjalankan manajemen perusahaan. Dan dalam konsep ini, pemegang saham hanya bertugas mengawasi dan memonitor jalannya perusahaan yang dikelola oleh manajemen pengelola, serta mengembangkan sistem insentif bagi manajemen pengelola untuk memastikan bahwa tenaga-tenaga profesional yang ditunjuk bekerja sebaik-baiknya demi kepentingan perusahaan. Namun perlu disadari pula bahwa pengelolaan perusahaan dengan cara seperti itu memiliki segi negatif, yaitu keleluasaan yang dimiliki oleh manajemen pengelola perusahaan dapat disalahgunakan sehingga mengakibatkan kondisi dimana pengelola perusahaan memaksimalkan keuntungan bagi dirinya dengan beban dan biaya yang harus

  

  ditanggung oleh pemegang saham. Berdasarkan hal tersebut, benturan kepentingan antara pemegang saham dengan pengelola perusahaan bisa saja terjadi disebabkan pengelolaan perusahaan yang belum sepenuhnya dilakukan dengan benar karena sistem pengelolaannya tidak menerapkan prinsip-prinsip yang ada dalam Good Corporate Governance, yang mendukung perlindungan terhadap pemegang saham dengan cara pengelolaan perusahaan yang transparan

   dan memiliki akuntabilitas.

  Perkembangan perekonomian secara global juga membuat perusahaan bergantung pada modal ekstern yang berasal dari equity capital (yaitu dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan sebagai bukti dari kepemilikan perusahaan, seperti saham) dan pinjaman, yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan- kegiatan perusahaan. Untuk itu, perusahaan harus dapat memberikan kepastian kepada para pemegang saham bahwa dana mereka digunakan secara tepat dan efisien. Dengan manajemen perusahaan yang bertindak secara terbaik untuk kepentingan perusahaan, bukan untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu, penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, dapat memberikan apa yang diinginkan oleh para pemegang saham, karena dengan pengelolaan perusahaan yang berdasarkan Good Corporate Governance, perusahaan tersebut dapat menciptakan lingkungan kondusif terhadap pertumbuhan usahanya yang

   efisien dan berkesinambungan.

C. Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance

  Esensi dari perlunya penerapan Good Corporate Governance dalam pengelolaan perusahaan terletak pada ajaran dan prinsip-prinsip Good Corporate

  

Governance yang menerapkan bagaimana mengelola suatu perusahaan dengan

  baik dan benar. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas

  

Good Corporate Governance diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua

23 Nindyo Pramono, Op cit. Hal 88.

  jajaran perusahaan dengan benar. Secara umum prinsip-prinsip dasar Good

  

Corporate Governance yang diperlukan dan harus diterapkan oleh perusahaan

  untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan

  

  pemangku kepentingan, antara lain;

  1. Transparansi (Transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan.

  2. Kemandirian/Independensi (Independency), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

  3. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

  4. Pertanggungjawaban (Responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

  5. Kesetaraan/Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

25 Menteri Badan Usaha Milik Negara, Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-

  Dimana prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance tersebut sejalan dengan apa yang dirumuskan oleh Organization for Economic Corporation and

26 Development (OECD).

  Prinsip-prinsip tersebut juga dapat diwujudkan secara konkrit, antara lain dengan melakukan pemisahan kekuasaan berupa tanggung jawab dan kewenangan yang disertai dengan mekanisme kerjasama antara organ-organ perusahaan, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dari organ-organ tersebut untuk menghindari adanya benturan kepentingan atau intervensi dari pihak luar, melakukan sistem pengendalian internal dan eksternal yang kuat dan pengungkapan informasi material mengenai perusahaan melalui media yang dapat diakses dengan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan (accessable) serta juga menetapkan visi, misi, tujuan, dan strategi secara jelas sehingga kinerja perusahaan maupun kontribusi masing-masing individu dapat dinilai secara

   objektif.

  Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) adalah forum

  perkumpulan dari asosiasi-asosiasi bisnis dan profesi di Indonesia yang memberikan penjabaran tentang bentuk-bentuk konkrit dari prinsip-prinsip dasar secara internasional Good Corporate Governance yang lain, yaitu sebagai

  

  berikut:

  a. Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar 26 dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta 27 I Nyoman Tjager, dkk, Op cit. Hal 53. 28 Johannes Ibrahim. Op cit. Hal 73.

  Nindyo Pramono. Op cit. Hal 78. Lihat juga Forum for Corporate Governance in dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.

  b. Perlakuan sama terhadap pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).

  c. Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerjasama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang saham dan kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan.

  d. Pengungkapan yang akurat dan tepat waktu serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan serta para pemegang kepentingan (stakeholders).

  e. Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen dan pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.

  Prinsip-prinsip Good Corporate Governance dapat dilaksanakan dengan adanya pedoman pokok pelaksanaan dari masing-masing prinsip tersebut, antara

  

  lain :

  1. Akuntabilitas (Accountability), pedoman pelaksanaannya adalah :

  29 http://Kunami.wordpress.com/2007/11/09. Pelaksanaan-Good-Corporate-Governance. Hal 4-6, diakses tanggal 11 Februari 2008. a. Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing- masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan.

  b. Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan Good Corporate Governance.

  c. Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.

Dokumen yang terkait

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 2 9

PELAKSANAAN SISTEM JAMINAN SOSIAL BAGI PEKERJABURUH SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjan

0 0 10

PEMBATASAN TRANSAKSI TUNAI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 9

ANALISA YURIDIS TERHADAP PRAKTIK MONEY GAME DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN BERBASIS MULTI LEVEL MARKETING SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 10

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENAHANAN DEBITUR PAILIT DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum SKRIPSI

0 0 8

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGEMBALIAN DANA KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI MEDIA INTERNET (ONLINE) (Studi di Lamido Indonesia) SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi

0 0 9

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 9

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SAHAM SUATU PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN MERGER LINTAS NEGARA Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum SKRIPSI

0 0 9

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBELIAN KEMBALI (BUYBACK) SAHAM PERUSAHAAN PUBLIK SETELAH TERBENTUKNYA OTORITAS JASA KEUANGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 11

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

0 0 17