Health Community MAKALAH KASUS 1

1

Health Community
MAKALAH KASUS 1
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah CNP IV
Dosen Pendamping Tutor
Bapak Iqbal Pramukti, S.Kep.Ners. MSc.

Ira Tuti

220110120005

Nurmawanty

220110120045

Qanita Syakiratin (Chair)

220110120052

Umi Annisa Furi (Scriber 1)

Sundari Rakhman

220110120068
220110120071

Dwi Ratna Sari

220110120079

Hana Nur Anifah (Scriber 2)

220110120080

Siwi Kurnia Putri

220110120090

Annisa Rizqona Hanifah

220110120103


Redi Saputra AK

220110120136

Lovi Meilina

220110120141

Zakiah Puteri Rachamwati

220110120145

Siti Hanifah RF

220110120148

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
JATINANGOR

2015

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanannirrahim, puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, kemudahan, dan segala
karuniaNya sehingga kami tutor 7 dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik, demi memenuhi tugas mata kuliah CNP IV tanpa
suatu halangan yang berarti.
Terselesainya penulisan makalah ini adalah berkat dukungan dari
semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Ibu Desy Indra Yani, MNS selaku dosen koordinator dan juga
pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis
2. Bapak Iqbal Pramukti, S.Kep.Ners. MSc. Dosen pendamping tutor
3. Mahasiswa-mahasiswi jurusan Ilmu Keperawatan 2012 terutama tutor
7 dan seluruh pihak yang telah bekerja sama dalam proses penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa tulisan dalam proses penyusunan makalah ini
tentunya tidak terlepas dari segala kekurangan maupun kelebihannya. Oleh

karena itulah, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis butuhkan demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
Jatinangor, 07 November 2015

i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................

i

Daftar Isi.........................................................................................................

ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................

3


1.2 Tujuan ............................................................................................

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dan pencapaian MDGs di Indonesia dan di Luar Negeri....

5

2.2 Konsep Sustainable Developmental Goals...................................

11

2.3 Konsep Healthy People.............................................................

13

2.4 Konsep Indonesia Sehat............................................................

15


2.5 Konsep Kesehatan Komunitas (Community Health)....................

17

2.6 Konsep Komunitas Sehat (Healthy Community).........................

19

2.7 Masalah Kesehatan di Indonesia...............................................

21

2.8 Profil Kesehatan Indonesia......................................................

24

BAB 3 ANALISA KASUS
3.1 Hambatan MDGs dan Analisa SDGs ……………………………


26

3.2 Analisa masalah kesehatan di Indonesia dan progam Indonesia Sehat 29
3.3 Peran perawat dalam pencapaian MDGs tahun 2015.................

30

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan………..………………………………………….........

33

5.2 Saran…………………………………………………………......

33

Daftar Pustaka..............................................................................................

34


ii

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Millennium Development Goals adalah hasil kesepakatan negaranegara PBB yang dijalankan sejak tahun 2000 hingga 2015. Tujuannya
adalah untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan manusia.
Untuk mencapai hal tersebut, kesehatan manusia merupakan salah satu faktor
penting yang berpengaruh. Sebelum tahun 1990 terdapat lebih dari 1 Milyar
orang yang mengalami kelaparan. Pada tahun 1990 juga, di Asia diperkirakan
kejadian stunting/anak pendek sebanyak 192 juta (United Nation, 2015).
Selain itu juga banyak terjadi kematian ibu hamil di Asia dan Afrika. Masalah
lain sepeti HV/AIDS, Malaria juga menjadi perhatian. Diperkirakan terdapat
35 juta orang dengan HIV pada tahun 2013 dan 9 juta kasus TB baru.
Masalah-masalah tersebut terjadi diberbagai belahan dunia, termasuk di
Indonesia. Indonesiapun turut menerapkan MDGs dalam program-program
kesehatan yang dicanangkannya.

Program yang dibuat pemerintah untuk menyelesaikan masalah
kesehatan tersebut adalah Indonesia Sehat 2010. Program ini bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat indonesia yang berperilaku sehat, memiliki
lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Akan tetapi, program
ini juga belum berhasil sehingga dibuatlah Indonesia Sehat 2025, sedangkan
kesepakatan MDGs yang berakhr pada tahun 2015 digantikan dengan
kesepakatan SDGs. Kesepakatan ini dibuat dengan menambahkan bulir-bulir
pembangunan hingga 17 point. Tujuannya adalah untuk melanjutkan
pembangunan dunia. Dengan ini diharapkan tiap-tiap negara dapat
menerapkan SDGs dalam program-program pembangunannya termasuk di
Indonesia.

4

Dengan tingginya kasus penyakit infeksi dan penyakit kronis serta
adanya bencana asap yang kini melanda di Indonesia, perlu adanya
pengkajian mengenai program kesehatan yang ada di indonesia. Pengkajian
mengenai program seperti apakah yang dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat di Indonesia dan mengapa program yang diterapkan sebelumnya

belum dapat berhasil. Oleh karena itu, kami kelompok tujuh akan
mengemukakan analisa kami mengenai program kesehatan masyarakat
menuju masyarakat sehat di Indonesia
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah;
1.

Mengetahui konsep MDGs, SDGs, Healthy People dan Indonesia Sehat

2.

Mengetahui konsep kesehatan komunitas dan komunitas sehat

3.

Mengetahui masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

4.

Menganalisis program kesehatan di Indonesia


5

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep dan pencapaian MDGs di Indonesia dan di Luar Negeri
Millennium Development Goals (MDGs) adalah sebuah komitmen
bersama masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia
dan pengentasan kemiskinan. Keikutsertaan Indonesia dalam menyepakati
Deklarasi Milenium bersama dengan 189 negara lain pada tahun 2000 bukan
semata-mata untuk memenuhi tujuan dan sasaran Millenium Development
Goals (MDGs), namun keikutsertaan itu ditetapkan dengan pertimbangan
bahwa tujuan dan sasaran MDGs sejalan dengan tujuan dan sasaran
pembangunan Indonesia.
Delapan tujuan MDGs yang harus di laksanakan oleh setiap negara
yang mendeklarasikannya yaitu;
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia menunjukkan
kemajuan yang berarti dan ini sudah sesuai dengan target MDGs yang
ditunjukkan dengan menurunnya proporsi penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan nasional dari 15,10 persen (tahun 1990) menjadi 12,49
persen (2011) dan Indeks Kedalaman Kemiskinan dari 2,70 menjadi 2,08
pada periode yang sama. Di samping itu, terjadi penurunan proporsi
penduduk yang menderita kelaparan dari tahun 1989 ke tahun 2010 yang
ditunjukkan dengan prevalensi balita dengan berat badan rendah dari 31,00
persen menjadi 17,91 persen, serta proporsi penduduk dengan asupan
kalori kurang dari 1400 Kkal/kapita/hari dari 17,00 persen (tahun 1990)
menjadi 14,65 persen (tahun 2011).
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Upaya pencapaian pendidikan dasar untuk semua telah sejalan
dengan sasaran MDGs, hal ini ditunjukkan dengan sudah diterapkannya
pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia.
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

6

Upaya untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan sebagian besar telah mencapai sasaran MDGs tahun 2015.
Diliha dari rasio APM perempuan/laki-laki di tingkat SD, di tingkat
pendidikan tinggi dan adanya peningkatan kontribusi perempuan dalam
pekerjaan upahan di sektor nonpertanian pada tahun 2011.
4. Menurunkan angka kematian anak
Upaya untuk menurunkan angka kematian anak sudah sejalan
dengan sasaran MDGs. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan angka
kematian balita dari 97 (tahun 1991) menjadi 44 per seribu kelahiran hidup
(tahun 2007); penurunan angka kematian bayi dari 68 menjadi 34 per
seribu kelahiran; dan neonatal dari 32 menjadi 19 per seribu kelahiran.
Sedangkan proporsi anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
meningkat dari 44,50 persen (tahun 1991) menjadi 87,30 persen
(tahun 2011).
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih telah
berhasil ditingkatkan dari 40,70 persen (tahun 1992) menjadi 81,25 persen
(tahun 2011), namun di sisi lain angka kematian ibu baru dapat ditekan
dari 390 (tahun 1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (tahun
2007). Sementara itu angka pemakaian kontrasepsi bagi perempuan
menikah usia 15-49 tahun dengan cara modern meningkat dari 47,10
persen (tahun 1991) menjadi 60,42 persen (tahun 2011).
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
Upaya mengendalikan penyebaran, menurunkan jumlah kasus baru
dan mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS masih
memerlukan upaya keras, inovatif, dan kreatif untuk mencapainya.
Prevalensi HIV dan AIDS masih cukup tinggi yaitu 0,30 persen pada
tahun 2011, selain itu akses terhadap ARV sudah mencapai 84,10 persen
dari penduduk terinfeksi HIV dan AIDs lanjut. Angka kejadian malaria
menurun pesat dari 4,68 (tahun 1990) menjadi 1,75 per 1.000 penduduk
(tahun 2011). Sementara itu, angka kejadian Tuberkulosis sudah berhasil

7

mencapai target MDGs 2015 pada tahun 2011 yaitu dari 343 (1990)
menjadi 189 kasus per 100.000 penduduk/tahun.
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Sebagian besar sasaran untuk memastikan kelestarian lingkungan
hidup masih memerlukan upaya keras untuk mencapainya. Rasio luas
kawasan tertutup pepohonan terhadap luas daratan menurun dari 59,97
persen pada tahun 1990 menjadi 52,52 persen pada 2010, sedangkan
jumlah emisi CO2 meningkat dari 1.377.983 Gg CO2e (2000) menjadi
1.791.372 GgCO2e (2005). Lebih lanjut, proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak meningkat dari
37,73 persen (1993) menjadi 42,76 persen (2011), sedangkan untuk
fasilitasi sanitasi dasar layak dari 24,81 persen (1993) menjadi 55,60
persen (2011).
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Indonesia sebagai
salah satu negara yang ikut dalam mendeglarasikan tujuan MDGs
memiliki kewajiban untuk melaksanakan upaya untuk mencapai target
MDGs dan memonitor perkembangan kemajuan pencapaian.
Sistem keuangan dan perdagangan Indonesia kini semakin terbuka,
berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak diskriminatif. Hal ini diukur
dari indikator keterbukaan ekonomi yang ditunjukkan dengan peningkatan
rasio ekspor dan impor terhadap PDB dari 41,60 persen tahun 1990 menjadi
45,00 persen tahun 2011. Sedangkan rasio pinjaman luar negeri terhadap
PDB menurun dari 24,59 persen pada tahun 1996 menjadi 8,28 persen pada
tahun 2011. Proporsi penduduk yang memiliki telepon seluler meningkat dari
14,79 persen pada tahun 2004 menjadi 103,90 persen pada tahun 2010.
Namun pada tahun 2011 proporsi rumah tangga dengan akses internet baru
mencapai 26,21 persen dan proporsi rumah tangga yang memiliki computer
pribadi baru mencapai 12,30 persen pada tahun 2011.
Capaian tujuan MDGs dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama,
tujuan yang telah berhasil dicapai. Kedua, tujuan yang menunjukkan
kemajuan bermakna dan diharapkan dapat dicapai padaatau sebelum tahun

8

2015. Ketiga, tujuan yang masih memerlukan upaya keras untuk
mencapainya.
a. Tujuan-tujuan MDGs yang telah tercapai adalah:
1. MDG 1, yaitu proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari
USD 1,00 (PPP) per kapita perhari.
2. MDG

3,

yaitu

rasio

APM

perempuan

terhadap

laki-laki

SMA/MA/Paket C dan rasio angka melekhuruf perempuan terhadap
laki-laki umur 15-24 tahun.
3. MDG 6, yaitu pengendalian penyebaran dan penurunan jumlah kasus
baru tuberkulosis (TB). Pencapaian ini diindikasikan oleh angka
kejadian dan tingkat kematian, serta proporsituberkulosis yang
ditemukan, diobati dan disembuhkan dalam program DOTS.
b. Tujuan-tujuan MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan
diharapkan dapat tercapaipada tahun 2015 (on-track) adalah:
1. MDG 1, yaitu terdapat kemajuan yang sangat besar dari indeks
kedalaman kemiskinan, proporsitenaga kerja yang berusaha sendiri
dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja,dan
prevalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi
2. MDG 2, yaitu APM SD, proporsi murid kelas 1 yang berhasil
menamatkan sekolah dasar, sertaangka melek huruf penduduk usia
15-24 tahun, perempuan dan laki-laki yang semuanya sudahmendekati
100 persen.
3. MDG 3, yaitu rasio APM perempuan/laki-laki di tingkat SD/MI/Paket
A, SMP/MTs/Paket B, danpendidikan tinggi yang hampir mendekati
100 persen serta kontribusi perempuan dalampekerjaan upahan di
sektor nonpertanian, dan proporsi kursi yang diduduki perempuan di
DPR yang meningkat.
4. MDG 4, yaitu penurunan yang sudah mendekati dua pertiga angka
kematian neonatal, bayi, danbalita serta proporsi anak usia 1 tahun
yang mendapat imunisasi campak yang meningkat pesat.
5. MDG 5, yaitu berupa peningkatan angka pemakaian kontrasepsi bagi
perempuan menikahdengan menggunakan cara modern, penurunan

9

angka kelahiran remaja perempuan umur 15-19tahun, peningkatan
cakupan pelayanan antenatal baik 1 maupun 4 kali kunjungan,
danpenurunan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need).
6. MDG 6, yaitu mengendalikan penyebaran dan penurunan jumlah
kasus baru HIV dan AIDS berupapeningkatan proporsi penduduk
terinfeksi

HIV

lanjut

yang

memiliki

akses

pada

obat-

obatanAntiretroviral (ARV). Selain itu, pengendalian penyebaran dan
mulai menurunkan jumlah kasusbaru malaria yang diindikasikan oleh
peningkatan

proporsi

anak

balita

yang

tidur

dengan

kelambuberinsektisida belum memadai dalam rangka menurunkan
jumlah kasus baru malaria.
7. MDG 7, yaitu berupa penurunan konsumsi bahan perusak ozon,
proporsi tangkapan ikan yangtidak melebihi batas biologis yang aman,
serta

rasio

luas

kawasan

lindung

untuk

menjagakelestarian

keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan dan rasio
rasio kawasanlindung perairan terhadap total luas perairan teritorial
yang keduanya meningkat.
8. MDG 8, yaitu berupa keberhasilan pengembangan sistem keuangan
dan perdagangan yangterbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi
dan tidak diskriminatif yang diindikasikan oleh rasioekspor dan impor
terhadap PDB, rasio pinjaman terhadap simpanan di bank umum, dan
rasiopinjaman terhadap simpanan di BPR yang semuanya meningkat
pesat. Selain itu jugakeberhasilan dalam menangani utang untuk dapat
mengelola utang dalam jangka panjang yangdiindikasikan oleh rasio
pinjaman luar negeri terhadap PDB dan rasio pembayaran pokok
utangdan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor
yang menurun tajam.Keberhasilan selanjutnya adalah dalam hal
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,yang diindikasikan
oleh peningkatan proporsi penduduk yang memiliki jaringan telepon
tetap dantelepon seluler.
c. Tujuan-tujuan MDGs yang telah menunjukkan kemajuan namun masih
diperlukan kerja kerasuntuk mencapainya adalah:

10

1. MDG 1, yaitu berupa penurunan hingga setengahnya persentase
penduduk yang hidup di bawahgaris kemiskinan nasional.
2. MDG 5, yaitu berupa penurunan hingga tiga perempatnya angka
kematian ibu per 100.000kelahiran hidup.
3. MDG 6, yaitu mengendalikan penyebaran dan penurunan jumlah
kasus baru HIV dan AIDS berupapenurunan prevalensi HIV dan
AIDS, penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi,dan
peningkatan proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki
pengetahuan komprehensiftentang HIV dan AIDS, baik laki-laki
maupun perempuan menikah dan belum menikah.
4. MDG 7, yaitu berupa rasio luas kawasan tertutup pepohonan, jumlah
emisi CO2, konsumsi energy primer per kapita, elastisitas energi, serta
proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutanterhadap sumber air
minum layak dan fasilitasi sanitasi dasar layak di perkotaan dan
perdesaan.
5. MDG 8, yaitu berupa peningkatan proporsi rumah tangga dengan
akses internet dan kepemilikan komputer pribadi yang belum
memadai. Prestasi pembangunan kesejahteraan yang dicapai oleh
Indonesia telah berhasil memperolehberbagai penghargaan global.
Indonesia telah masuk pada forum G-20, yaitu kelompok 20 negara
yang menguasai 85 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB)
dunia, peran serta Indonesia dalam penetapan kebijakan global
menjadi sangat penting (Bappenas, 2011)
2.2 Konsep Sustainable Developmental Goals
Sustainable Development Goals atau SDGs adalah seperangkat
program dan target yang ditujukan untuk pembangunan global di masa
mendatang. SDGs menggantikan program MDGs (Millenium Development
Goals), sebuah program yang memiliki maksud dan tujuan yang sama yang
akan kadaluarsa pada akhir tahun 2015 ini. SDGs dibahas secara formal pada
United Nations Conference on Sustainable Development yang dilangsungkan
di Rio De Janieo, Juni 2012.

11

Proposal SDGs yang telah diusulkan mengandung 17 tujuan dengan
169 target yang melingkupi hal-hal terkait isu pembangunan berkelanjutan
atau sustainable development. Isu-isu ini berupa penghapusan kemiskinan
dan kelaparan, peningkatan kesehatan dan pendidikan, pemberdayaan kota
yang berkelanjutan, perang melawan perubahan iklim, dan perlindungan laut
dan kemaritiman.
SDGs lahir karena adanya berbagai permasalahan dalam MDGs.
Semenjak pertama dicanangkan, pencapaian atas sejumlah target secara
global MDGs dirasa masih sangat lamban bahkan di beberapa kawasan
tertentu seperti Sub Sahara Afrika dikhawatirkan beberapa target tidak akan
pernah tercapai. Banyak pihak menilai bahwa KTT Rio+22 dapat dijadikan
momentum politis untuk menyepakati perlunya SDGs ditetapkan sebagai
agenda global paska MDGs. Lebih dari itu diusulkan pula agar SDGs
sebaiknya mencakup seluruh negara bukan hanya untuk negara berkembang
saja sebagaimana MDGs.
Tujuan dari SDGs tersebut antara lain :
1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi,
dan mempromosikan agrikultur berkelanjutan
3. Memastikan kehidupan yang sehat dan sejahtera untuk semua
4. Memastikan pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas, serta
kesempatan belajar seumur hidup untuk semua
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan
perempuan
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang
berkelanjutan
7. Memastikan

akses

terhadap

energi

yang

terjangkau,

terpercaya,

berkelanjutan, dan modern
8. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil, inklusif, dan berkelanjutan,
serta memastikan tersedianya lapangan kerja yang layak dan produktif
9. Membangun infrastruktur yang kuat, mendorong industrialisasi yang
inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong timbulnya inovasi

12

10. Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara
11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, dan berkelanjutan
12. Memastikan pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan
13. Segera bertindak dalam menangani dampak perubahan iklim (berdasarkan
persetujuan yang dibuat di forum UNFCCC, United Nation Framework
Convention on Climate Change)
14. Melestarikan dan menggunakan sumber daya laut secara bertanggung
jawab
15. Mendorong pemanfaatan ekosistem terrestrial secara bertanggung jawab,
mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan desertifikasi, dan
mencegah terjadinya degradasi dan menurunnya biodiversitas
16. Mendorong kehidupan yang damai dan inklusif untuk masyarakat,
memberikan akses terhadap keadilan untuk semua, dan membangun
lembaga efektif, akuntabel, dan inklusif di setiap tingkat pemerintahan
17. Memperkuat sarana pelaksanaan, dan merevitalisasi kemitraan global
2.3 Konsep Healthy People
Healthy people adalah seperangkat tujuan dan ojektif denga target 10
tahunan yang didesain sebagai pedoman promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit untuk meningkatkan derajat kesehatan semua orang di United States.
Healthy people dirilis oleh Departemen Kesehatan Amerika serikat (U.S.
Department of Health and Human). Healthy people digunakan sebagai alat
manajemen strategi oleh pemerintah federal, pemerintah pusat, komunitas,
dan seluruh sektor masyarakat. Objektif dari healthy people digunakan untuk
megukur perkembangan isu kesehatan pada populasi yang spesifik.
Beberapa hal yang baru dari healthy people 2020:
 Menekankan gagasan keadilan sosial pada sektor kesehatan dan
meningkatkan kesehatan pada seluruh tahap kehidupan.
 Mengganti publikasi secara tertulis dengan website interaktif
 Mepertahankan website yang akan memudahkan masyarakat mencari
informasi tentang kebutuhan kesehatan dan mengeksplorasi sumber atau
hasil penelitian untuk diimplementasikan.

13

Visi healthy people 2020: masyarakat dengan kehidupan yang panjang dan
sehat. Misi healthy people 2020:
 Mengidentifikasi prioritas pembangunan kesehatan nasional
 Meningkatkan kesadaran publik dan pemahaman terhadap determinan
kesehatan, penyakit, kecacatan dan kemungkinan untuk berkembang.
 Menyediakan tujuan dan target yang dapat diukur dan diaplikasikan di
skala nasional dan local
 Melibatkan semua sektor untuk mengambil tindakan untuk memperkuat
kebijakan dan meningkatkan praktek yang didorong oleh bukti dan
pengetahuan terbaik yang tersedia.
 Mengidentifikasi penelitian, evaluasim dan kebutuhan pengumpulan
data.
Indikator healthy people 2020:
Topik area
Indikator
Akses ke pelayanan
 Masyarakat dengan asuransi kesehatan
 Masyarakat dengan penyedia perawatan atau
kesehatan
pelayanan kesehatan primer
Pelayanan
 Orang dewasa yang menenrima screening
kanker kolorektal berdasarkan pedoman
pencegahan klinis
terbaru
 Orang dewasa dengan hipertensi dengan
tekanan darah yang tidka terkontrol
 Orang dewasa dengan diabetes dengan nilai
A1c lebih besar dari 9%
 Anak-anak usia 19-35 bulan yang menerima
imunisasi DTaP, polio, MMR, Hib, hepatitis
B, varicella dan PCV
Kualitas lingkunagn
 Indeks kualitas udara 100
 Anak-anak usia 3-11 tahun yang menjadi
perokok pasif
Cedera
dan
 Cedera fatal
 Kekerasan dalam rumah
kekerasan
Kesehatan ibum bayi
dan anak
Kesehatan mental
Nutrisi,

aktifitas

fisik, dan obesitas

 Kematian bayi
 Kelahiran prematur
 Bunuh diri
 Dewasa dengan MDEs
 Aktifitas dewasa dengan pedoman terbaru
aktifitas fisik aerobic dan aktifitas fisik
penguatan otot

14

Kesehatan gigi dan
mulut
Kesehatan
reproduksi

dan

seksual
Determinan sosial
Penyalahgunaan
obat-obatan
Rokok

 Orangd ewasa dengan onesitas
 Anak-anak dan remaja dengan obesitas
 Total intake sayuran untuk orang usia lebih
dari dua tahun
 Orang usia lebih dari dua tahun dengan
penggunaan perawatan kesehatan gigi dan
mulut dalam 12 bulan terakhir
 Aktifitas seksual perempuan usia 15-44 tahun
dengan penerimaan pelayanan kesehatan
resproduksi pada 12 bulan terakhir
 Orang dengan HIV yang mengetahui
serostatusnya
 Mahasiswa yang lulus dengan diploma
regular selama 4 tahun setelah memulai kels 9
 Remaja dengan konsumsi alkohol atau obatobatan terlarang dalam 30 hari terakhir
 Dewasa dengan meminum alkohol dalam 30
hari terakhir
 Dewasa dengan merokok
 Remaja dengan merokok dalam 30 hari
terakhir

2.4 Konsep Indonesia Sehat
Program Indonesia Sehat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, serta
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Program Indonesia Sehat terdiri atas;
1. Paradigma Sehat
Sasaran program paradigma sehat ini yaitu;
a. Penentu kebijakan pada lintas sektor, untuk memperhatikan dampak
kesehatan dari kebijakan yang diambil baik di hulu maupun di hilir
b. Tenaga kesehatan, yang mengupayakan agar orang sehat tetap sehat
atau tidak menjadi sakit, orang sakit menjadi sehat dan orang sakit
tidak menjadi lebih sakit;
c. Institusi Kesehatan, yang diharapkan penerapan standar mutu dan
standar tarif dalam pelayanan kepada masyarakat,

15

d. Masyarakat, yang merasa kesehatan adalah harta berharga yang harus
dijaga.
2. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer;
Kementerian Kesehatan akan melakukan penguatan pelayanan kesehatan
untuk tahun 2015-2019. Penguatan dilakukan meliputi
a. Kesiapan 6.000 Puskesmas di 6 regional
b. Terbentuknya 14 RS Rujukan Nasional;
c. serta Terbentuknya 184 RS Rujukan regional.
Khusus untuk daerah terpencil dan sangat terpencil, di bangun RS
kelas D Pratama dengan kapasitas 50 Tempat Tidur untuk lebih
mendekatkan pelayanan kesehatan rujukan. Pada regional Papua akan
didirikan 13 Rumah Sakit Pratama. Sementara pada Regional Sumatera,
Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi akan didirikan 55
Rumah Sakit Pratama.
Menkes menjelaskan, Kementerian Kesehatan telah melakukan
implmentasi e-catalogue pada pengadaan obat dan alat kesehatan di
lingkup Satuan Kerja Pemerintah. Hal ini telah dimulai sejak tahun 2013
untuk obat, dan awal tahun 2014 untuk alkes. Ini merupakan wujud nyata
tindak lanjut arahan Presiden RI agar pengadaan barang/jasa di lingkup
Pemerintah dilakukan secara elektronik.
3. Jaminan Kesehatan Nasional. Ketiganya akan dilakukan dengan
menerapkan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
(health risk).
Untuk menunjang JKN ini dibuatlah Kartu Indonesia Sehat (KIS)
untuk menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk
mendapat manfaat pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan, memperluas cakupan PBI termasuk Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Bayi Baru Lahir dari peserta Penerima
PBI; serta memberikan tambahan Manfaat berupa layanan preventif,
promotif dan deteksi dini dilaksanakan lebih intensif dan terintegrasi.
Pertemuan Antar Menteri dilakukan untuk mensosialisasikan JKN
melalui asosiasi kepala daerah, memperkuat pembekalan teamwork Nakes

16

yang akan ditempatkan di daerah untuk menyeimbangkan pelayanan
promotif-preventif dan kuratif-rehabilitatif, memperbanyak Puskesmas
Bergerak untuk pelayanan kesehatan di daerah terpencil, prioritas
pembangunan Puskesmas di 50 wilayah, membuat surat edaran kepada
kepala daerah untuk mendukung peraturan pemerintah terkait Standar
Pelayanan Mutu (SPM) bidang kesehatan, dan Integrasi data administrasi
kependudukan.
2.5 Konsep Kesehatan Komunitas (Community Health)
1. Pengertian
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatundkk, 2006 dalam Harnilawati,
2013). Misalnyadi

dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil,

kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,

kelompok lansia,

kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya.

Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat

petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing
dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Komunitas adalah sekumpulan orang yang berada di suatu area
yang spesifik dengan berbagai ikatan dan saling berinteraksi satu sama
lainnya. Komunitas ini memiliki banayak makna dapat dimaknai sebagai
sebuah kelompok dari suatu masyarakat atau sebagai kelompok orang
yang hidup hidup pada suatu area yang khusus yang memiliki karakteristik
budaya yang sama. Apapun definisinya komunitas harus memiliki sifat
interaksi. Interaksi lebih ditekankan kepada interaksi informal tetapi
memiliki orientasi yang jelas. Ciri utama sebuah komunitas adalah dengan
adanya keharmonisan serta sikap saling berbagi nilai dan kehidupannya.
2. Komponen
Empat komponen utama dalam komunitas adalah :
1. Orang

17

2. Tempat
3. Interkasi social
4. Identifikasi psikologi
3. Fungsi
Fungsi komunitas terdiri dari 5 bagian yaitu :
1. Fungsi ekonomi,
2. Fungsi sosialisasi,
3. Fungsi pelayanan kesehatan yang baik,
4. Fungsi control social dan
5. Fungsi interpartisipasi social serta dukungan mutualistis.
4. Bentuk dan karakteristik
Menurut Etienne Wenger (2002:24) komunitas mempunyai berbagai
bentuk dan karakteristik diantaranya :
1. Besar atau kecil dimana keanggotaannya terdiri dari beberapa anggota
saja dan ada yang mencapai 1000 orang. Besar atau kecilnya anggota
pada suatu komunitas tidak menjadi masalah, meskipun demikian
komunitas yang memiliki banyak anggota biasanya dibagi menjadi sub
divisi berdasarkan wilayah sub tertentu.
2. Terpusat atau tersebar
Awalnya sebuah komunitas terbentuk dari sekelompok orang yang
tinggal dan bekerja pada suatu tempat yang sama

dan saling

berinterkasi dengan anggotanya sampai komunitas ini bias tersebar di
berbagai wilayah.
3. Berumur panjang atau berumur pendek
Suatu komunitas biasanya memerlukan waktu yang lama untuk
mengembangkannya, keadaan suatu komunitas beragam tergantung
pada komunitas itu dan para anggotanya.
4. Internal atau eksternal
Sebuah komunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam unit bisnis atau
bekerjasama dengan organisasi yang berbeda.
5. Homogen atau heterogen

18

Sebagaian besar dari komunitas dari latar belakang yang sama dan ada
juga dari latar belakang yang berbeda. Pada umumnya komunitas
dengan latarbelakang yang sama mempunyai komunikasi yang lebih
baik dari pada dengan latarbelakang yang berbeda tetapi mereka semua
mempunyai suatu tujuan atau keinginan yang hendak dicapainya.
6. Spontan atau disengaja
Beberapa komunitas berdiri tanpa adanya intervensi atau usaha
pengembangan dari suatu organisasi. Anggota secara spontan
bergabung karena kebutuhan berbagai informasi dan memiliki minat
yang sama.
7. Tidak dikenal atau dibawahi sebuah institusi
Sebuah komunitas memiliki berbagai macam hubungan dengan
organisai baik itu komunitas yang tidak dikenali maupun komunitas
yang berdiri disebuah institusi.
Suatu komunitas pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal
(wilayah) tertentu. Komunitas yang mempunyai tempat tinggal tetap dan
permanen, biasanya mempunyai ikatan solidaritas yang kuat sebagai
pengaruh kesatuan tempat tinggalnya. Secara garis besar, komunitas
berfungsi sebagai ukuran untuk menggaris bawahi hubungan antara
hubungan-hubungan social dengan suatu wilayah geografis tertentu
5. Tipe – tipe komunitas
Tipe komunitas ini berdasarkan sesuai dengan kebutuhan para anggotanya,
tetapi secara garis besar dapat dibagi menjadi :
1. Local society (strukturdankultur)
2. Local ecolgy (polaadaptasiekologi)
3. Collective action (aksibersamakelembagaan)
2.6 Konsep Komunitas Sehat (Healthy Community)
Komunitas dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem sosial yang
anggotanya berinteraksi baik secara formal maupun informal dan membentuk
jaringan yang bekerja untuk kepentingan semua orang di komunitas. Dalam
kesehatan komunitas, komunitas dapat dipandang memiliki masalah kesehatan

19

yang sama, misalnya insiden mortalitas atau tuberkolosis bayi yang tinggi,
infeksi HIV, atau penyakit menular lain. Keperawatan komunitas berfokus
pada promosi dan pemeliharaan kelompok populasi.
Menurut kamus,community adalah masyarakat yaitu sekumpulan orang
yang hidup bersama disuatu tempat dangan ikatan-ikatan aturan tertentu
(Poerwadarminta, 1991). Menurut Effendy N. (1997), unit-unit masyarakat
adalah komuniti, keluarga, kelompok yang mempunyai tujuan dan nilai yang
sama. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1990), komunitas adalah suatu
kesatuan hidup manusia, yang menempati suatu wilayah nyata dan
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh rasa identitas
suatu komunitas.
Dalam kozier dkk (1997) dikatakan bahwa komunitas adalah
sekumpulan orang, tempat mereka dapat berbagi atribut dalam kehidupannya.
Dapat disebabkan karena mereka tinggal dalam satu lokasi, mempunyai
tempat ibadah yang sama, atau adanya kesamaan minat seperti pekerjaan.
Komunitas juga dapat diartikan sebagai sistem sosial yang setiap anggotanya
baik formal maupun informal saling berinteraksi dan bekerja sama untuk suatu
keuntungan bagi seluruh anggotanya. Juga dikatakan bahwa ada lima fungsi
komunitas, yaitu: produksi, distribusi, konsumsi dan pelayanan yang
baik,sosialisasi, kontrol sosial, interpartisipasi sosial serta dukungan
mutualistis.
Dalam kesehatan komunitas, komunitas dapat mempunyai pandangan
yang sama terhadap masalah kesehatan yang ada di lingkungannya, contohnya
adalah tingginya insiden kematian bayi atau penyakit menular yang
meresahkan seperti tuberkulosis atau infeksi HIV. Stanhope dan Lancaster
(1996), mendefinisikan perawatan dan praktik kesehatan umum yang
diaplikasikan untuk promosi dan melindungi kesehatan masyarakat. Praktik
yang dilakukan bersifat umum dan komprehensif dengan menitik beratkan
pada pertanggung jawaban kepada masyarakat secara keseluruhan.
Sepuluh Karakteristik Komunitas Sehat
1. Merupakan komunitas yang anggotanya memiliki tingkat kesadaran yang
tinggi sebagai komuntas.

20

2. Menggunakan sumber daya alam sambil melakukan langkah untuk
menghematnya demi generaasi mendatang.
3. Secara terbuka mengenali adanya sub kelompok dan menerima
partisipasinya dalam kegiatan komunitas.
4. Siap menghadapi kritis.
5. Merupakan kominitas penyelesai masalah, dapat mengidentifikasi,
menganalisis, atau mengatur untuk memenuhi kebutuhannya.
6. Mempunyai saluran komunikasi yang terbuka yang memungkinkan aliran
komunikasi diantara semua sub kelompok warga komunitas di semua arah.
7. Selalu berusaha untuk membuat sumber daya sistem selalu tersedia bagi
semua anggota komunitas.
8. Memiliki cara yang sah dsan efektif untuk menyelesaikan perselisihan
yang terjadi didalam komunitas.
9. Mendorong

partisipasi

maksimal

dari

warga

komunitas

dalam

pengambilan keputusan.
10. Meningkatkan derajat kesejahteraan diantara anggota komunitas.
2.7 Masalah Kesehatan di Indonesia
2.7.1

Penyakit Kronis
Penyakit tidak menular (PTM) yang merupakan penyakit kronis
yang tidak ditularkan. Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik
Indonesia yang menjadi pembunuh terbanyak adalah penyakit tidak
menular. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 penyakit
menular yang menjadi masalah kesehatan dan bersamaan penyakit tidak
menular yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia menjadi
meningkat . berikut penyakit tidak menular yang menjadi masalah di
Indonesia adalah (Riset Kesehatan Dasar tahun,2013):
a. Jantung Koroner
Jantung Koroner adalah satu dari 10 Penyakit Terbanyak di
Indonesia

yang

menyebabkan

kematian.

Penderita

umumnya

mengalami nyeri dada, gagal jantung, hingga serangan jantung karena
jantung gagal memompa darah. Menurut Dirjen Pengendalian dan

21

Penyehatan Lingkungan (P2PL) dari tahun 2009-2010 penyakit
jantung merupakan kasus terbesae yang menjalani rawat inap.
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
Penyakit gangguan metabolisme karena terganggunya produksi
Insulin dan tingginya kandungan gula darah. Diabetes dapat
menyebabkan kematian dengan berbagai komplikasi yang dibutuhkan.
c. Hipertensi
Penyakit

ini

disebabkan

oleh

konsumsi

makanan

berlemak/berkolesterol tinggi berlebihan serta kurangnya aktivitas
fisik/olahraga. Hipertensi membahayakan karena menyebabkan stroke,
gagal jantung, serangan jantung.
d. Stroke
Di Indonesia diperkirakan ada 300.000 kasus Stroke setiap
tahunnya. Sayangnya, pasien sering datang ke rumah sakit sudah
dengan tingkat keparahan tinggi sehingga terlambat ditangani.
Menurut Riskesdas 2007 dan 2013 dalam Priofil

Prevalensi stroke

pada umur lebih dari 15 tahun.
e. Kanker
Beberapa dekade yang lalu, jumlah penderita kanker tidaklah
sebanyak pada dekade ini. Penyakit ini semakin menggejala karena
faktor meningkatnya konsumsi makanan cepat saji, polusi udara,
tingkat stres tinggi.
f. Penyakit Paru Kronis
Tingginya angka penderita penyakit ini terjadi karena kondisi
lingkungan yang buruk terutama di kawasan industri/perkotaan padat
penduduk serta kebiasaan merokok masyarakat Indonesia.
g. Hepatitis
Hepatitis di Indonesia menurut data dari Departemen Kesehatan
2015 saat ini diperkirakan sebesar 28 juta orang, dimana 14 juta
diantaranya akan berpotensi untuk menjadi kronis, dan 10% dari yang
kronis akan menjadi sirrosis bahkan kanker hati.

22

2.7.2

Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi menjadi penyebab angka kesakitan dan kematian
di Negara berkembang. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah
kesehatan penting di Indonesia. Namun, perkembangan penyakit infeksi di
Indonesia ini kurang mendapat perhatian jika dibandingkan dengan
perkembangan penyakit kronis. Berikut ini beberapa penyaki tinfeksi yang
sering terjadi di Indonesia :
a. Demam berdarah dengue (DBD), merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat selama 41 tahun terakhir dan yang utama di
Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin
bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan
penduduk. Meningkatnya angka demam berdarah di berbagai kota di
Indonesia disebabkan oleh sulitnya pengendalian penyakit yang
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Indonesia merupakan salah
satu Negara endemic Demam Dengue yang setiap tahun selalu terjadi
KLB di berbagai kota dan setiap 5 tahun sekali terjadi KLB besar (e.g.
Nainggolan, 2007); Depkes, 2007)
b. TBC, hamper sebanyak 250 orang meninggal akibat tuberkulosis (TB)
setiap harinya, dengan lebih dari setengah juta kasus baru diperkirakan
terjadi setiap tahun (WHO GTB 2009). Prevalensi Tuberkulosis (per
100.000 penduduk) adalah 289 lebih tinggi dari rata-rata regional (278)
Rata-rata Dan dunia (178) (WHO, 2012).
c. Infeksi saluran nafas atas (ISPA), selalu menempati urutan pertama
penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita serta masih menjadi
masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan di Indonesia.
Berdasarkan prevalensi ISPA tahun 2012 di Indonesia telah mencapai
25% dengan rentang kejadian yaitu sekitar 17,5 % - 41,4 % dengan 16
provinsi diantaranya mempunyai prevalensi di atas angka nasional.
Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak
di rumah sakit.
d. Malaria, penyakit endemik di Indonesia, sebanyak 35% penduduk
tinggal didaerah berisiko dan insiden malaria berfluktuasi 0.21-

23

0.6/1000 penduduk dan cenderung meningkat. Malaria masih menjadi
penyakit vector-borne besar di sebagian besar Indonesia.
e. Diare, merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyerang
sebagian besar penduduk Indonesia. Diare pada anak menjadi
penyebab kematian ketiga di Indonesia
f. Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi yang menjadi
penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Indonesia dan menjadi
penyebab

kematian

infeksi

gastrointestinal

kedua

setelah

gastroenteritis. Insidensi penyakit ini sulit ditentukan karena banyak
penderita rawat jalan dan insidensi di Indonesia diperkirakan 300-810
per 100.000 penduduk yang berarti jumlah kasus pertahun sebanyak
600.000 – 1.500.000 kasus dengan kematian diperkirakan sebanyak
50.000/tahun.
g. HIV/AIDS, merupakan masalah penting di Indonesia karena hamper
setiap tahun jumlah kasus baru terjadi peningkatan. Berdasarkan
laporan Departemen Kesehatan tahun 2004 diketahui bahwa tercatat
2746 kasus HIV dan 1413 kasus AIDS, 493 diantaranya meninggal.
Distribusi penderita HIV/AIDS hamper diseluruh provinsi di Indonesia
kecuali Sulawesi Tenggara
h. Infeksi Saluran Pernafasan/Pneumonia
Iklim tropis dengan kelembaban tinggi diduga menjadi penyebab
banyaknya penyakit ini di Indonesia yang banyak menyerang anak dan
balita di daerah dataran tinggi/pegunungan.
2.8 Profil Kesehatan Indonesia
Menurut United Nations Development Programme (UNDP), Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia
berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM dibangun melalui
pendekatan tiga dimensi dasar, sebagai ukuran kualitas hidup, yaitu umur
panjang dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak. Untuk mengukur
dimensi umur panjang dan sehat (dimensi kesehatan) digunakan angka
harapan hidup waktu lahir. Untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan

24

gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Sedangkan
untuk mengukur dimensi kehidupan yang layak, digunakan indikator
kemampuan daya beli ( purchasing power parity) masyarakat terhadap
sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran
per kapita. Berdasarkan skala internasional, capaian/nilai IPM dapat dibagi
menjadi empat kategori, yaitu kategori tinggi (IPM ≥80), kategori menengah
atas (65≤IPM