Manajemen Keuangan Sektor Publik Dan

Public Sektor Financial Management
Manajemen Keuangan Sektor Publik (MKSP)

Presented by: Risman
Sejarah perkembangan keuangan sektor public amat sangat dipengaruhi oleh 2
(dua) mazhab (school of taught) yang ada di dunia ini, yaitu:
1. Mazhab Napoleon atau dikenal juga dengan nama Mazhab Latin.
Mazhab ini lebih menekankan pada pentingnya suatu perencanaan anggaran.
2. Mazhab Anglosaxon atau Mazhab Nordis atau Mahzab Eropa Utara.
Mazhab ini lebih menekankan pada hasil akhir (output) dengan mengacu pada
standard
pelaporan
keuangan
public
sebagai
bentuk
laporan
pertanggungjawabannya.
Layaknya di Negara lain, Kedua jenis mazhab tersebut di atas juga sangat penting
pengaruhnya terhadap perkembangan keuangan sektor public di Indonesia.
Perkembangan keuangan sektor publik di Indonesia pada mulanya lebih condong

pada Azas Napoleon (Mazhab Latin). Hal ini tercermin dengan diberlakukannya
peraturan ICW (Indische Compatible Wet) tahun 1964 yaitu suatu udang-undang
tentang perbendaharaan pada jaman penjajahan Belanda yang kemudian tetap
diberlakukan oleh negara Indonesia . ICW 1964 dimaksud mulai diberlakukan pada
pemerintahan Indonesia pada tanggal 01 Juni 1967. Pada perkembangannya
pelaksanaan ICW 1964 tersebut kemudian diganti dengan Undang-undang No. 9
Tahun 1968 tentang perubahan Tahun Anggaran. Walaupun ICW telah diganti
dengan UU no. 9 tahun 1968 di dalamnya pengaruh Mazhab Napoleon masih sangat
kuat sekali.
Lalu bagaimana perkembangan keuangan sektor public pada era sekarang ini.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan keuangan sektor public di Indonesia
pada zaman sekarang telah mengarah pada Mazhab Anglosaxon (Mazhab
Nordis/Eropa Utara). Hal ini sangat terlihat sekali yaitu dengan digulirkannya paket
undang-undang keuangan Negara Indonesia yaitu:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara;
4. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.

Namun terdapat hal unik bahwa walaupun telah terjadi pergeseran pandangan
tentang keuangan sektor public yaitu dari Mazhab Napoleon ke Mazhab Anglosaxon,
namun ternyata pergeseran tersebut tidak sepenuhnya terjadi. Hal ini dikarenakan
masih terdapatnya pengaruh Mazhab Napoleon. Dengan demikian, mazhab mana
yang saat ini berlaku di Negara Indonesia adalah adanya perpaduan kedua Mazhab
tersebut di atas yaitu Mazhab Napoleon dan Mazhab Anglosaxon, dengan
didominasi oleh pengaruh Mazhab Anglosaxon. Dengan demikian, walaupun
Mazhab Anglosaxon lebih besar pengaruhnya terhadap perkembangan sektor public
di Indonesia, namun hal tersebut tidak menghilangkan Mazhab yang sebelumnya
dianut yaitu Mazhab Napoleon.
Contoh untuk menggambarkan tentang masih diberlakukannya Mazhab Napoleon
(Latin) adalah adanya program dana Bantuan BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
yang telah ditetapkan/dianggarkan oleh pemerintah. Program Dana BOS tersebut
Risman, NPM 140690255 / Page 1 of 9

dianggarkan oleh pemerintah dengan alasan demi kepentingan sektor public yaitu
pendidikan yang merata bagi masyarakat yang secara ekonomi berada pada kelas
bawah. Di sini terlihat sekali keberpihakan pemerintah kepada sektor public
(Sosialis/Napoleon),
tanpa

memperhatikan
system
pelaporan
dan
pertanggungjawabannya. Sehingga dalam pelaksanaan paket Dana BOS sering
mengalami kesulitan dalam pembuatan laporan pertanggungjawabannya.
Terkait dengan pengelolaan keuangan sektor publik, maka tedapat system
manajerial keuangan sektor public yang disebut dengan Manajemen Keuangan
Sektor Publik (MKSP). Selanjutnya MKSP dapat didefnisikan sebagai berikut:
“Setiap kegiatan untuk menganalisis, menyusun, menetapkan tujuan, dan
melaksanakan penilaian keuangan Negara atas suatu entitas yang dapat
berupa:
1. Pemerintahan tingkat manapun;
2. Suatu perusahaan yang dapat dikontrol oleh pemerintah; atau
3. Suatu organisasi yang dibentuk oleh kumpulan Negara-negara.”
Dalam MKSP, menurut The System of National Account (SNA) sektor publik dibagi
menjadi 3 (tiga) sektor, yaitu:
1. Sektor pemerintahan secara umum;
2. Perusahaan yang dikontrol oleh pemerintah;
3. Lembaga internasional.

Lain halnya dengan pembagian cakupan oleh SNA, maka menurut GFS (The General
Finance Statistik) Manual 2001, MKSP dapat dibagi menjadi beberapa cakupan,
yaitu:
1. General Government:
1) Central Government
2) State Government
3) Local Government
2. Public Corporation:
1) Financial Public Corporation:
a. Monetary Public Corporation including The Central Bank
(contohnya: Bank Indonesia, Pemerintah
Pusat seperti Kementerian/Lembaga).
b. Non-Monetary Financial Public Corporation
(contohnya: Bank Indonesia, Perusahaan BUMN)
2) Non-Financial Public Corporatioan
GFS mempunyai kode-kode akun pelaporan tersendiri yang sedikit banyak mirip
dengan kode-kode akun yang dipakai di dalam akuntansi pemerintahan pusat
maupun daerah yang disebut dengan “Bagan Akun Standar”.
Dengan demikian, selain sistem kodering menurut SNA dan GFS, maka terdapat
jenis kodering lainnya yaitu Bagan Akun Standar. Sebagaimana di jelaskan di atas,

kodering di dalam Bagan Akun Standar cenderung mirip dengan kodering di dalam
GFS.
Dari pembahasan tersebut di
Indonesia memiliki 3 (tiga) jenis
1.
2.
3.

atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa di
kodering di dalam MKSP, yaitu:
Kodering menurut NSA;
Akun GFS;
Bagan Akun Standar.
Risman, NPM 140690255 / Page 2 of 9

Risman, NPM 140690255 / Page 3 of 9

PUBLIK SEKTOR
Publik sektor dalam berbagai literature dikenal dengan banyak istilah lain, yaitu:
1.

2.
3.
4.

Public
Public
Public
Public

Sektor Financial Management;
Finance;
Sektor Economics; dan
Economics.

Istilah yang berbeda-beda tersebut di atas, tidak lain disebabkan oleh cara pandang
yang berbeda-beda pula. Berbagai cara pandang terhadap publik sektor yang
berkembang di dunia, antara lain adalah:
1. Cara pandang Amerika: mempunyai sudut pandang yang liberal, dimana
menurut pandangan Amerika public sektor harus terpisah secara jelas dari
private sektor. Pemerintah tidak ikut campur sama sekali untuk menangani

sektor public, kecuali hanya mengatur saja. Contohnya sektor kepentingan
pemadam kebakaran telah di serahkan sepenuhnya kepada swasta (Red Fire
Corp). Sehingga kepentingan public sudah ditangani oleh swasta dimana
mekanisme pasarlah yang akan dijalankan dengan menganut prinsip cost
against revenue.
2. Cara pandang Eropa: mempunyai sudut pandang sistem sosialis (centralistic),
artinya bahwa public sektor sangat berperan mengurangi beban pemerintah
sehingga masyarakat dapat berperan aktif mengeluarkan inisiatif untuk
memajukan sektor public.
Terkait dengan adanya 2 (dua) pandangan yang berbeda terhadap MKSP tersebut di
atas, bagaimana dengan kondisi MKSP saat ini?. MKSP saat ini dijalankan di dalam
sistem perekonomian yang tengah-tengah antara sistem perekonomian sosialis dan
sistem perekonomian liberal.
Berdasarkan pada 2 (dua) pandangan yang berbeda terhadap sisstem
perekonomian sektor public tersebut di atas, yaitu cara pandang sosialis
(sentralistik)
dan
cara
pandang
Mekanistik/liberal,

maka
hubungan
individu/masyarakat dengan pemerintahannya dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis hubungan, yaitu:
1. Pandangan Organik (sosialis/sentralistik)
Menurut pandangan organic, setiap individu adalah bagian dari organisasi
dimana pemerintah dianggap sebagai jantungnya organisasi. Dengan kata lain
pemerintah merupakan pengatur utama organisasi.
2. Pandangan Mekanistik/Liberal
Menurut pandangan ini, pemerintah merupakan pemegang amanah dari setiap
individu yang amanah tersebut harus dilaksanakan demi kebaikan semua umat
(Henry Clay 1829). Jenis hubungan ini juga menganut pandangan bahwa
pemerintah harus melindungi setiap anggota masyarakat dari penjajahan dan
ancaman serta melindungi dari ketidakadilan dan tekanan dari individu lainnya
(Adam Smith: 1776).
Terkait pandangan liberal, kemudian Adam Smith menjelaskan bahwa
pemerintah/negara hanyalah berwenang melakukan pengaturan dalam 4 bidang
yaitu:
a) Mencegah dari kekerasan; (dilaksanakan oleh kepolisian)
b) Mencegah dari invasi; (dilaksanakan oleh Tentara)

c) Mencegah dari ketidakadilan; (dilaksanakan oleh Peradilan)
d) Membuat undang-undang. (dilaksanakan oleh legislative)
Risman, NPM 140690255 / Page 4 of 9

Selain terhadap empat bidang tersebut di atas, pemerintah tidak boleh ikut
campur karena sudah diserahkan kepada swasta/individu-individu anggota
masyarakat.

Risman, NPM 140690255 / Page 5 of 9

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU MKSP
Dalam mempelajari sektor publikdalam hal ini adalah Manajemen Keuangan Sektor
Publik (MKSP), terdapat 3 (tiga) jenis pendekatan yang dapat dipakai yaitu:
1. Task Based Approach ( pendekatan kepada jenis pekerjaan apa saja yang
utama)
Pendekatan pada jenis pekerjaan apa saja yang masuk ke dalam sektor public
yaitu:
a.
b.
c.

d.

Penyelenggaraan keuangan sektor public;
Perencanaan keuangan sektor public; (contoh: DJA)
Akuntansi dan pelaporan keuangan sektor public;
Pengendalian sektor publik(Antisipasi dampak keluar); contohnya di
Negara Australia pada jaman dahulu diberlakukan aturan bagi
public/masyarakatnya untuk mempunya anak dengan alasan Negara
kekuarangan penduduk. Setiap anak di jamin oleh pemerintah untuk
diberikan tunjangan (didanai) untuk kesejahteraannya.
e. Jaminan kepastian bahwa peraturan benar-benar dilaksanakan;
f. Pengendalian Internal (contoh: Itjen Kementerian/Lembaga).
Dari pendekatan ini, maka pemerintah akan menentukan jenis-jenis pekerjaan
utama yang harus dikerjakan terlebih dahulu, baru kemudian membentuk
instansi baru atau menghapus intansi yang sudah ada demi terlaksananya
pekerjaan yang telah ditetapkan. Di Indonesia pendekatan ini diterapkan oleh
pemerintahan Presiden terpilih Jokowi.
2. Institusional Approach (pendekatan institusi) yaitu pendekatan
pembagian tugas unit-unit apa saja yang mengurusi sektor publik


pada

a. Unit yang mengontrol perkembangan ekonomi makro (contoh BKF dan
BI);
b. Unit yang menyusun anggaran (contoh DJA);
c. Untit yang menyelenggarakan akuntansi (BAKUN);
d. Unit yang menyelenggarakan perbendaharaan dan pengendalian
(BPKD dan DJPB);
e. Kantor Auditor Sentral (BPK).
3. Integrated Approach (campuran antara Task Based dan Institusional
Approach)
Dalam pendekatan ini lebih merupakan gabungan antara pendekatan Task
Based Approach dengan pendekatan Institusional Approach. Pendekatan
Integrated ini dikembangkan oleh World Bank, International Monetary Fund, dan
Komisi Eropa. Pendekatan ini lebih mendekati kepada mazhab Anglosaxon
(Nordis) yang lebih menekankan pada apa saja yang harus dibelanjakan oleh
pemerintah dan bagaimana cara membelanjakannya. Pendekatan dimaksud
kemudian dikenal dengan istilah PEFA PFM (Public Expenditure and Financial
Accounting Public Financial Management)
Terkait dengan PEFA PFM, maka biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah
dapat ditinjau dari sudut pandang 2 (dua) mazhab dalam MKSP yang berbeda
yaitu mazhab liberal dan mazhab sosialis, sebagai berikut:
1) Mazhab Liberal:
Yang dibiayai oleh pemerintah adalah sektor yang lebih mengarah kepada
Neo Liberal, yaitu:
Risman, NPM 140690255 / Page 6 of 9

a.
b.
c.
d.

Kemanan (Polri);
Penjajahan (TNI);
Keadilan (Pengadilan);
Legislatif (DPR).

2) Mazhab Sosialis:
Yang dibiayai oleh pemerintah adalah sektor yang lebih mengarah ke Neo
Sosalis, yaitu:
a. Masalah Kesejahteraan social;
b. Masalah Kebakaran;
c. Masalah subsisdi BBM.
I.

Dari uraian “Pendahuluan” di atas, dan mengacu pada defnisi
sektor public menurut GFSM 2001, dapat disebutkan beberapa
entitas publik sebagai berikut:
1. Rumah sakit
2. Universitas
3. Puskesmas
4. Stadion Olahraga
5. Terminal
6. Stasiun kereta
7. Bandara
8. Pelabuhan
9. Pasar
10.Kantor Lurah
11.Kantor Pemerintahan
12.Pemadam Kebakaran
13.Taman
14.Sekolah
15.Objek Wisata
16.Museum
17.Jalan Raya/Pengelola Tol
18.Pondokan Haji
19.Pondok Pesantren
20.Yayasan kasih ibu
21.Dll.

II.

Terhadap pernyataan/pemikiran dari para tokoh dunia berikut ini,
maka pendapat tokoh dunia tersebut dapat diklasifkasikan kedalam
jenis cara pandang organik ataukah mekanistik:
1. Presiden Vladimir Putin menyatakan: Suatu pemerintahan yang kuat
untuk bangsa Rusia tidaklah asing, dan tidak harus dimusuhi, bahkan
merupakan penggagas dan pendorong segala perubahan. Pernyataan
dan cara berpikir Vladimir Putin tersebut terlihat sekali sebagai bentuk
dari cara pandang organik.
2. Sedangkan flsuf Inggris John Locke menyatakan bahwa kebebasan
individu dalam pemerintahan adalah adanya jaminan undang-undang
yang dibuat oleh wakil rakyat, atas hak hidup setiap individu dari
masyarakat; kebebasan untuk melakukan yang saya mau sepanjang
tidak ada aturannya dalam undang-undang, dan tidak harus di bawah
kendali pihak lain yang tidak konstan, tidak pasti,dan sewenangwenang. Atas cara pandang John Locke tersebut maka terlihat sekali
Risman, NPM 140690255 / Page 7 of 9

bahwa pemikiran John Locke dimaksud termasuk kedalam cara
pandang Mekanistik.

Risman, NPM 140690255 / Page 8 of 9

III.

Beberapa reaksi dari penganut paham liberal, sosial demokrat, dan
paham organik, atas dikelurkannya undang-undang dan atas kasus
lainnya dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:
No
.

Pemberlakukan
Undang-undang

Reaksi
Penganut
Paham
Liberal

Reaksi
Penganut
Paham Sosial
Demokrat

Reaksi
Penganut
Paham
Organik

1
2

UU larangan perjudian
UU yang mewajibkan
sabuk pengaman
UU larangan poligami
UU larangan prostitusi
UU yang mewajibkan Iklan
berbahasa Indonesia
Rakyat Gunung Merapi
yang menolak dipindahkan
walaupun
daerahnya
terkena
lumpur/abu
merapi.
Rakyat
malah
menyalakan
pemerintah
tidak membuat tanggul
penahan lumpur.

Tidak setuju
Tidak setuju

Setuju
Setuju

Setuju
Setuju

Tidak setuju
Tidak setuju
Tidak setuju

Setuju
Tidak setuju
Tidak setuju

Setuju
Setuju
Setuju

Setuju

Tidak setuju

Tidak setuju

3
4
5
6

Risman, NPM 140690255 / Page 9 of 9