BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing SMA Negeri 1 Boja Untuk Meningkatkan Jumlah Calon Peserta Didik Baru Tahun 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
SMA Negeri 1 Boja Kabupaten Kendal menerima
peserta didik baru pertama kali tahun 1985/1986
sebagai sekolah baru. Pada saat itu satu-satunya SMA
Negeri di wilayah eks Kawedanan Boja, yang meliputi
Kecamatan
Boja,
Kecamatan
Kecamatan
Singorojo.
Untuk
Limbangan
dan
mendapatkan
input
peserta didik yang berkualitas saat itu tidak menjadi
masalah, terbukti pada saat itu, daya tampung 143
peserta didik, yang mendaftar sebanyak 236 dan ada
93 calon peserta didik yang ditolak. Dengan demikian
pada saat itu panitia menolak 39% dari total pendaftar.
Pada
penerimaan
tahun-tahun
berikutnya
sampai
tahun 2003, jumlah pendaftar semakin meningkat dan
diikuti dengan peningkatan jumlah calon yang ditolak.
Data tersebut mengindikasikan bahwa untuk masuk ke
SMA Negeri 1 Boja dibutuhkan persaingan yang ketat.
Sebagai implikasinya, pihak sekolah dapat menyaring
calon pendaftar yang benar-benar memiliki kualitas
yang baik.
Setelah
berdirinya
beberapa
SMA
Negeri
tahun
kemudian
Limbangan,
dengan
SMA
Negeri
Singorojo dan berdirinya SMK Negeri 3 Kendal yang
masih dalam satu wilayah eks Kawedanan Boja.
Dengan
gencarnya
iklan
SMK
Bisa
di
TV
yang
disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
ikut andil mempengaruhi penurunan pendaftar di SMA
Negeri 1 Boja. Sejak tahun 2007, jumlah pendaftar di
1
2
SMK Negeri 3 Kendal mengalami peningkatan dan
berbanding terbalik dengan jumlah pendaftar di SMA
Negeri 1 Boja.
Gambar 1.1
Perbandingan Jumlah Pendaftar antara SMA Negeri 1
Boja dan SMK Negeri 3 Kendal
(Dokumentasi PPDB, SMK Negeri 3 Kendal)
Grafik pada gambar 1.1 memperlihatkan bahwa
di SMK Negeri 3 Kendal dari tahun 2007 hingga 2013
terus mengalami peningkatan, bahkan di tahun 2011,
jumlah pendaftar menduduki urutan paling tinggi.
Sebaliknya di SMA Negeri 1 Boja dari tahun 2007
mengalami penurunan jumlah pendaftar, bahkan di
tahun 2011 jumlah pendaftarnya paling sedikit. Data
tersebut
menunjukkan
bahwa
minat
masyarakat
cenderung beralih ke SMK dan menjadi daya saing
3
paling kuat dalam penerimaan peserta didik baru di
SMA Negeri 1 Boja.
Kondisi
sekitarnya
masyarakat
yang
mayoritas
Kecamatan
sebagai
Boja
petani
dan
yaitu
mencapai 43,4%, diikuti pada sektor keuangan dan
jasa 18,4%, dan sektor industri 16,6% (Boja dalam
Angka, 2012: 25). Kondisi tersebut mempengaruhi pula
kecenderungan
masyarakat
lebih
memilih
SMK
dibandingkan SMA, dengan alasan agar cepat bekerja.
Dilihat dari struktur sekolahnya, dari 9 Sekolah yang
ada di Kecamatan Boja, SMA Negeri 1 Boja merupakan
satu-satunya SMA Negeri di Kecamatan Boja, selain
SMA PGRI 04 Boja serta MA NU 02 Boja terdapat pula 6
SMK, diantaranya yaitu SMK Bina Nusantara, SMK
YPPM Boja, SMK Muhammadiyah 02 Boja, SMK Widya
Nusantara, SMK Farmasi Tamansiswa dan SMK N 3
Kendal. Ke enam SMK tersebut menjadi daya saing
yang kuat dalam penerimaan calon peserta didik di
SMA Negeri 1 Boja, karena letaknya yang berdekatan
satu sama lainnya. Kondisi tersebut juga menjadi
pesaing di saat penerimaan peserta didik baru, lebih
lagi
adanya
perubahan
minat
masyarakat
untuk
memasukkan anaknya ke SMK yang lebih tinggi.
Proporsi jumlah SMK yang lebih banyak tersebut
menunjukkan bahwa minat masyarakat di sekitar
Kecamatan Boja cenderung ke SMK dibandingkan
minat
ke
SMA.
Kondisi
tersebut
mempengaruhi
penurunan minat masyarakat ke SMA Negeri 1 Boja.
Hal ini didukung pula bahwa tingkat pendidikan
masyarakat di Kecamatan Boja masih didominasi
lulusan pendidikan dasar, terbukti di tahun 2012,
[Type text]
4
sebanyak 18.579 masyarakat tidak tamat SD, 22.597
tamat SD atau sederajat dan 12.253 tamat SMP atau
sederajat (Boja dalam Angka 2012: 44)
Sejak tahun 2005 jumlah pendaftar di SMA
Negeri
1
Boja
mengalami
penurunan.
Rata-rata
penurunan setiap tahunnya dari tahun 2004 sampai
2013 mencapai 4,2%. Angka tersebut juga diikuti
dengan semakin kecilnya jumlah calon peserta didik
yang ditolak, sehingga dapat mempengaruhi kualitas
input peserta didik, karena tingkat persaingan untuk
Jumlah
masuk ke SMA Negeri 1 Boja semakin longgar.
Gambar 1.2
Diagram Garis Daya Tampung, Jumlah pendaftar,
Jumlah diterima dan jumlah yang ditolak pada
Penerimaan Peserta Didik di SMA Negeri 1 Boja
(Dokumentasi, tahun 1985-2013)
Kondisi tersebut apabila tidak segera diatasi,
dapat dimungkinkan pada tahun-tahun berikutnya
SMA Negeri 1 Boja akan kekurangan peserta didik,
karena kalah bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya
5
di wilayah sekitar. Kondisi tersebut akan berdampak
pula pada kualitas input yang semakin menurun yang
berakibat
pada
kualitas
outputnya.
Dalam
dunia
pendidikan, persaingan adalah hal yang wajar, justru
dengan adanya persaingan akan menuntut institusi
pendidikan perlu meningkatkan kualitas pelayanan dan
strategi bersaing. Persaingan yang terjadi merupakan
sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh berbagai
lembaga
pendidikan
Persaingan
tidak
penyelenggaraan
dan
lagi
semakin
berkompetitif.
menyangkut
pendidikan
namun
efisiensi
lebih
kepada
keunggulan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan
yang meliputi hampir semua aspek pendidikan yaitu
aspek input, proses dan output. Untuk dapat bertahan
dalam satu lembaga pendidikan, maka sekolah harus
memiliki langkah-langkah antisipatif dalam menjawab
kebutuhan
pelanggan
diupayakan
agar
pendidikan.
sekolah
dapat
Langkah
tetap
ini
menjaga
eksistensinya dan bersaing dalam dunia pendidikan.
Selama ini, sistem penerimaan yang dilakukan di
SMA Negeri 1 Boja dengan cara penerimaan reguler,
artinya
sesuai
dengan
jadwal
penerimaan
yang
ditetapkan oleh pemerintah. Strategi bersaing yang
dilakukan selama ini adalah memberikan informasi
tentang penerimaan peserta didik baru SMA Negeri 1
Boja secara tidak aktif yaitu
hanya memasang
spanduk di depan sekolah yang berisi tentang waktu
pendaftaran dan memasang informasi tentang prosedur
dan syarat-syarat pendaftaran. Strategi ini kurang
memberikan dampak terhadap peningkatan jumlah
calon peserta didik baru, apalagi bermunculan sekolah[Type text]
6
sekolah pesaing baik SMA Negeri, SMK Negeri maupun
swasta, mulai terasa terjadi kekurangan peminat. Di
satu sisi, keunggulan-keunggulan yang dicapai oleh
SMA Negeri 1 Boja tidak sampai ke calon peserta didik
karena tidak adanya iklan dan layanan informasi yang
disampaikan. Melihat kenyataan yang ada, maka perlu
upaya mengatasi kondisi tersebut untuk melakukan
berbagai penataan dalam proses pendidikan maupun
dalam proses penerimaan calon peserta didik. Penataan
ini dapat dilakukan untuk beberapa aspek seperti
memperbaiki
kondisi
fisik
sekolah,
memperkokoh
sumber daya manusia (SDM), memperkuat bidang
dana,
mempromosikan
dan
melakukan
kerjasama
dengan berbagai pihak seperti orang tua, pemerintah,
dan
antar
bersaing
lembaga
dan
pendidikan
dapat
terus
sehingga
meningkatkan
mampu
mutu
pendidikan.
Strategi
bersaing
merupakan
upaya
mencari
posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu
lembaga. Tujuan strategi bersaing adalah menemukan
posisi dalam industri tersebut dimana perusahaan
dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya
terhadap kekuatan tekanan persaingan atau dapat
mempengaruhi tekanan tersebut secara positif (Porter,
2007: 34). Dalam penentuan strategi bersaing, suatu
lembaga perlu mempertimbangkan besar dan posisi
dari lembaga itu sendiri.
Menurut Porter (2007: 71) ada tiga strategi
bersaing yaitu strategi keunggulan biaya, strategi
diferensiasi
dan
strategi
fokus.
Dalam
strategi
keunggulan biaya, suatu lembaga berusaha menjadi
7
produsen berbiaya rendah dalam bidangnya. Biaya
rendah adalah kemampuan sebuah unit bisnis atau
suatu
lembaga
untuk
merancang,
membuat,
dan
memasarkan sebuah produk sebanding dengan cara
yang lebih efisisen dari pada pesaingnya (Hunger &
Wheelen 2003: 245). Jika sekolah dapat mencapai dan
mempertahankan
keunggulan
biaya
menyeluruh,
sekolah ini akan menjadi sekolah yang prestasinya di
atas rata-rata dalam bidang pendidikan, jika ia dapat
mengatur agar harganya setingkat atau mendekati
harga rata-rata dalam bidangnya. Memiliki posisi biaya
rendah akan membuat perusahaan memperoleh hasil
laba di atas rata-rata dalam industrinya meskipun ada
kekuatan persaingan yang besar (Porter, 2007: 71).
Dengan harga setara atau sedikit lebih rendah dari
pada harga pesaingnya, posisi biaya rendah dari
sekolah yang unggul biaya ini akan terwujud dalam
bentuk keuntungan yang lebih tinggi.
Strategi
diferensiasi
merupakan
salah
satu
strategi generik yang berusaha menjadikan perusahaan
menjadi unik dalam industrinya, dalam sejumlah
dimensi tertentu dan secara umum akan dihargai
pembeli.
Strategi
diferensiasi
yaitu
menciptakan
sesuatu yang baru yang dirasakan oleh industri secara
menyeluruh sebagai hal yang unik (Porter, 2007: 73).
Diferensiasi terutama pada produk sangat penting
karena persaingan yang ketat pada dunia pendidikan
sekarang menuntut untuk melakukan berbagai strategi
guna menciptakan produk yang dapat diterima baik
oleh konsumen dan tidak kalah bersaing dengan
produk
[Type text]
lainnya.
Diferensiasi
merupakan
tindakan
8
merancang satu set perbedaan yang berarti untuk
membedakan penawaran perusahaan dari penawaran
pesaing (Kodrat, 2009: 142).
Berdasarkan
tersebut
pemikiran
menuntut
strategi
sekolah
untuk
diferensiasi
memiliki
keistimewaan yang bisa membedakan dirinya dari para
pesaing. Misalnya kualitas kinerja guru dan karyawan,
layanan yang lebih baik, kegiatan-kegiatan sekolah
yang lebih unggul dan sebagainya.
Strategi fokus merupakan strategi generik yang
memusatkan pada kelompok pembeli, segmen lini
produk atau pasar wilayah geografis tertentu. Strategi
ini dikembangkan untuk melayani target tertentu
secara baik (Porter, 2007: 75). Lebih lanjut menurut
Kodrat (2009: 10), memandang bahwa strategi fokus
dipakai
korporasi
untuk
menghindari
diri
dari
konfrontasi langsung dengan para pesaing, caranya
dengan mengkonsentrasikan diri pada pangsa pasar
yang lebih kecil. Terkait dengan dunia pendidikan,
penggunaan strategi fokus ini akan memusatkan pada
calon peserta didik yang lebih khusus seperti lulusan
SMP/MTs pada wilayah tertentu.
Ditinjau dari status sekolah Negeri, SMA Negeri 1
Boja memiliki tiga pesaing yang relatif sama yaitu SMA
Negeri 1 Singorojo, SMA Negeri 1 Limbangan dan SMK
Negeri 3 Kendal. Ketika menggunakan strategi harga,
ketiga pesaing memiliki pembiayaan yang relatif sama,
karena dengan adanya bantuan dana BOS sehingga
pemerintah menuntut untuk memberikan pelayanan
yang baik tanpa harus memungut biaya dari peserta
didik yang mahal. Jika dilihat dari jenis sekolahnya,
9
pesaing yang berat adalah SMK Negeri 3 Kendal, karena
sebagian besar calon peserta didik berasal dari daerah
pedesaan yang lebih banyak memilih SMK dengan
harapan dapat cepat kerja setelah lulus sekolah.
Alternatif strategi bersaing yang dapat digunakan
adalah
diferensiasi
diferensiasi
dapat
dan
strategi
dilakukan
fokus.
dengan
Strategi
memberikan
informasi seluas-luasnya tentang keunggulan yang
diraih SMA Negeri 1 Boja kepada calon peserta didik di
SMP/MTs dengan tetap menjaga kualitas pelayanan
pendidikan di sekolah. Keunggulan-keunggulan yang
dapat diinformasikan terkait
kegiatan intra, ekstra
kurikuler, prestasi yang diraih dan perguruan tinggi
yang dapat dijangkau oleh lulusan SMA Negeri 1 Boja.
Strategi focus juga perlu dikembangkan dengan
memberikan
informasi
dan
pelayanan
penerimaan
calon peserta didik dengan segmen yang lebih khusus
yaitu pada sekolah-sekolah yang sudah bertahuntahun menjalin kerjasama dengan SMA Negeri 1 Boja.
Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan informasi tentang keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Boja pada sekolahsekolah
SMP/MTs
disekitar
kecamatan
Boja,
Limbangan, Singorojo, Kaliwungu sebelum pelaksanaan
kegiatan
penerimaan
peserta
didik
baru.
Dengan
strategi fokus tersebut diharapkan akan memperoleh
calon peserta didik yang memiliki prestasi, bakat yang
unggul dan dapat melebihi kuota yang ditetapkan. Oleh
karena itu perlu dikembangkan strategi bersaing yang
tepat di SMA Negeri 1 Boja untuk meningkatkan jumlah
calon peserta didik baru. Hasil penelitian Herlina
[Type text]
10
(2006), memandang perlunya strategi yang unik yang
mampu
membedakan
dengan
pesaing,
sedangkan
Supranoto (2009), memandang perlunya memahami
karakteristik pasar. Sari (2003) dan Papulova (2006)
memandang bahwa promosi yang efektif merupakan
salah satu solusi untuk melakukan orientasi pasar
dengan memahami kebutuhan pasar. Meredith (2000)
juga menekankan tentang orientasi pelanggan untuk
memenangkan
persaingan,
yaitu
memperhatikan
harga, inovasi, tujuan yang sehat, fleksibel, perhatian
terhadap pelanggan dan cepat tanggap.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana strategi bersaing penerimaan peserta
didik baru yang selama ini dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Boja?
2. Bagaimana strategi bersaing SMA Negeri 1 Boja
untuk meningkatkan jumlah calon peserta didik
baru?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendiskripsikan
strategi
bersaing
penerimaan
peserta didik baru SMA Negeri 1 Boja yang selama
ini dilakukan.
2. Menghasilkan strategi bersaing untuk meningkatkan
jumlah calon peserta didik baru.
11
1.4
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan tambahan konsep tentang
strategi bersaing untuk meningkatkan jumlah calon
peserta
didik
baru
dalam
kajian
manajemen
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Secara
praktis
penelitian
sekolah-sekolah
dalam
ini
bermanfaat
menjalankan
bagi
strategi
bersaing untuk memperoleh calon peserta didik
baru.
1.5
Spesifikasi Produk
Produk
yang
dikembangkan
adalah
strategi
bersaing yang memfokuskan pada promosi sekolah
meliputi jenis-jenis promosi yang perlu dilaksanakan
dan prosedur pelaksanaan promosi sekolah. Produk
yang dikembangkan dalam bentuk rencana strategi
bersaing yang terdiri dari 5 bab. Bab I, terdiri darti latar
belakang, maksud dan tujuan, sasaran, dasar hukum
yang mendasari perlunya strategi bersaing SMA Negeri
1 Boja Kendal. Bab II, Profil Sekolah yang berisi sejarah
dan kedudukan sekolah, visi dan misi, kesiswaan,
pendidik
dan
tenaga
kependidikan,
sarana
dan
prasarana dan prestasi. Bab III, Strategi Bersaing yang
berisi
tentang
lingkungan
isu-isu
internal
strategis
dan
sekolah,
eksternal
yang
analisis
menjadi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman stategi
bersaing SMA Negeri 1 Boja, program strategi bersaing.
Bab IV, Implementasi Rencana Strategi Bersaing, yang
berisi
[Type text]
sistem
pelaksanaan
promosi,
prosedur
12
pelaksanaan
promosi,
Evaluasi
dan
Pelaksanaan Promosi. Bab V, Penutup.
Pengukuran
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
SMA Negeri 1 Boja Kabupaten Kendal menerima
peserta didik baru pertama kali tahun 1985/1986
sebagai sekolah baru. Pada saat itu satu-satunya SMA
Negeri di wilayah eks Kawedanan Boja, yang meliputi
Kecamatan
Boja,
Kecamatan
Kecamatan
Singorojo.
Untuk
Limbangan
dan
mendapatkan
input
peserta didik yang berkualitas saat itu tidak menjadi
masalah, terbukti pada saat itu, daya tampung 143
peserta didik, yang mendaftar sebanyak 236 dan ada
93 calon peserta didik yang ditolak. Dengan demikian
pada saat itu panitia menolak 39% dari total pendaftar.
Pada
penerimaan
tahun-tahun
berikutnya
sampai
tahun 2003, jumlah pendaftar semakin meningkat dan
diikuti dengan peningkatan jumlah calon yang ditolak.
Data tersebut mengindikasikan bahwa untuk masuk ke
SMA Negeri 1 Boja dibutuhkan persaingan yang ketat.
Sebagai implikasinya, pihak sekolah dapat menyaring
calon pendaftar yang benar-benar memiliki kualitas
yang baik.
Setelah
berdirinya
beberapa
SMA
Negeri
tahun
kemudian
Limbangan,
dengan
SMA
Negeri
Singorojo dan berdirinya SMK Negeri 3 Kendal yang
masih dalam satu wilayah eks Kawedanan Boja.
Dengan
gencarnya
iklan
SMK
Bisa
di
TV
yang
disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
ikut andil mempengaruhi penurunan pendaftar di SMA
Negeri 1 Boja. Sejak tahun 2007, jumlah pendaftar di
1
2
SMK Negeri 3 Kendal mengalami peningkatan dan
berbanding terbalik dengan jumlah pendaftar di SMA
Negeri 1 Boja.
Gambar 1.1
Perbandingan Jumlah Pendaftar antara SMA Negeri 1
Boja dan SMK Negeri 3 Kendal
(Dokumentasi PPDB, SMK Negeri 3 Kendal)
Grafik pada gambar 1.1 memperlihatkan bahwa
di SMK Negeri 3 Kendal dari tahun 2007 hingga 2013
terus mengalami peningkatan, bahkan di tahun 2011,
jumlah pendaftar menduduki urutan paling tinggi.
Sebaliknya di SMA Negeri 1 Boja dari tahun 2007
mengalami penurunan jumlah pendaftar, bahkan di
tahun 2011 jumlah pendaftarnya paling sedikit. Data
tersebut
menunjukkan
bahwa
minat
masyarakat
cenderung beralih ke SMK dan menjadi daya saing
3
paling kuat dalam penerimaan peserta didik baru di
SMA Negeri 1 Boja.
Kondisi
sekitarnya
masyarakat
yang
mayoritas
Kecamatan
sebagai
Boja
petani
dan
yaitu
mencapai 43,4%, diikuti pada sektor keuangan dan
jasa 18,4%, dan sektor industri 16,6% (Boja dalam
Angka, 2012: 25). Kondisi tersebut mempengaruhi pula
kecenderungan
masyarakat
lebih
memilih
SMK
dibandingkan SMA, dengan alasan agar cepat bekerja.
Dilihat dari struktur sekolahnya, dari 9 Sekolah yang
ada di Kecamatan Boja, SMA Negeri 1 Boja merupakan
satu-satunya SMA Negeri di Kecamatan Boja, selain
SMA PGRI 04 Boja serta MA NU 02 Boja terdapat pula 6
SMK, diantaranya yaitu SMK Bina Nusantara, SMK
YPPM Boja, SMK Muhammadiyah 02 Boja, SMK Widya
Nusantara, SMK Farmasi Tamansiswa dan SMK N 3
Kendal. Ke enam SMK tersebut menjadi daya saing
yang kuat dalam penerimaan calon peserta didik di
SMA Negeri 1 Boja, karena letaknya yang berdekatan
satu sama lainnya. Kondisi tersebut juga menjadi
pesaing di saat penerimaan peserta didik baru, lebih
lagi
adanya
perubahan
minat
masyarakat
untuk
memasukkan anaknya ke SMK yang lebih tinggi.
Proporsi jumlah SMK yang lebih banyak tersebut
menunjukkan bahwa minat masyarakat di sekitar
Kecamatan Boja cenderung ke SMK dibandingkan
minat
ke
SMA.
Kondisi
tersebut
mempengaruhi
penurunan minat masyarakat ke SMA Negeri 1 Boja.
Hal ini didukung pula bahwa tingkat pendidikan
masyarakat di Kecamatan Boja masih didominasi
lulusan pendidikan dasar, terbukti di tahun 2012,
[Type text]
4
sebanyak 18.579 masyarakat tidak tamat SD, 22.597
tamat SD atau sederajat dan 12.253 tamat SMP atau
sederajat (Boja dalam Angka 2012: 44)
Sejak tahun 2005 jumlah pendaftar di SMA
Negeri
1
Boja
mengalami
penurunan.
Rata-rata
penurunan setiap tahunnya dari tahun 2004 sampai
2013 mencapai 4,2%. Angka tersebut juga diikuti
dengan semakin kecilnya jumlah calon peserta didik
yang ditolak, sehingga dapat mempengaruhi kualitas
input peserta didik, karena tingkat persaingan untuk
Jumlah
masuk ke SMA Negeri 1 Boja semakin longgar.
Gambar 1.2
Diagram Garis Daya Tampung, Jumlah pendaftar,
Jumlah diterima dan jumlah yang ditolak pada
Penerimaan Peserta Didik di SMA Negeri 1 Boja
(Dokumentasi, tahun 1985-2013)
Kondisi tersebut apabila tidak segera diatasi,
dapat dimungkinkan pada tahun-tahun berikutnya
SMA Negeri 1 Boja akan kekurangan peserta didik,
karena kalah bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya
5
di wilayah sekitar. Kondisi tersebut akan berdampak
pula pada kualitas input yang semakin menurun yang
berakibat
pada
kualitas
outputnya.
Dalam
dunia
pendidikan, persaingan adalah hal yang wajar, justru
dengan adanya persaingan akan menuntut institusi
pendidikan perlu meningkatkan kualitas pelayanan dan
strategi bersaing. Persaingan yang terjadi merupakan
sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh berbagai
lembaga
pendidikan
Persaingan
tidak
penyelenggaraan
dan
lagi
semakin
berkompetitif.
menyangkut
pendidikan
namun
efisiensi
lebih
kepada
keunggulan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan
yang meliputi hampir semua aspek pendidikan yaitu
aspek input, proses dan output. Untuk dapat bertahan
dalam satu lembaga pendidikan, maka sekolah harus
memiliki langkah-langkah antisipatif dalam menjawab
kebutuhan
pelanggan
diupayakan
agar
pendidikan.
sekolah
dapat
Langkah
tetap
ini
menjaga
eksistensinya dan bersaing dalam dunia pendidikan.
Selama ini, sistem penerimaan yang dilakukan di
SMA Negeri 1 Boja dengan cara penerimaan reguler,
artinya
sesuai
dengan
jadwal
penerimaan
yang
ditetapkan oleh pemerintah. Strategi bersaing yang
dilakukan selama ini adalah memberikan informasi
tentang penerimaan peserta didik baru SMA Negeri 1
Boja secara tidak aktif yaitu
hanya memasang
spanduk di depan sekolah yang berisi tentang waktu
pendaftaran dan memasang informasi tentang prosedur
dan syarat-syarat pendaftaran. Strategi ini kurang
memberikan dampak terhadap peningkatan jumlah
calon peserta didik baru, apalagi bermunculan sekolah[Type text]
6
sekolah pesaing baik SMA Negeri, SMK Negeri maupun
swasta, mulai terasa terjadi kekurangan peminat. Di
satu sisi, keunggulan-keunggulan yang dicapai oleh
SMA Negeri 1 Boja tidak sampai ke calon peserta didik
karena tidak adanya iklan dan layanan informasi yang
disampaikan. Melihat kenyataan yang ada, maka perlu
upaya mengatasi kondisi tersebut untuk melakukan
berbagai penataan dalam proses pendidikan maupun
dalam proses penerimaan calon peserta didik. Penataan
ini dapat dilakukan untuk beberapa aspek seperti
memperbaiki
kondisi
fisik
sekolah,
memperkokoh
sumber daya manusia (SDM), memperkuat bidang
dana,
mempromosikan
dan
melakukan
kerjasama
dengan berbagai pihak seperti orang tua, pemerintah,
dan
antar
bersaing
lembaga
dan
pendidikan
dapat
terus
sehingga
meningkatkan
mampu
mutu
pendidikan.
Strategi
bersaing
merupakan
upaya
mencari
posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu
lembaga. Tujuan strategi bersaing adalah menemukan
posisi dalam industri tersebut dimana perusahaan
dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya
terhadap kekuatan tekanan persaingan atau dapat
mempengaruhi tekanan tersebut secara positif (Porter,
2007: 34). Dalam penentuan strategi bersaing, suatu
lembaga perlu mempertimbangkan besar dan posisi
dari lembaga itu sendiri.
Menurut Porter (2007: 71) ada tiga strategi
bersaing yaitu strategi keunggulan biaya, strategi
diferensiasi
dan
strategi
fokus.
Dalam
strategi
keunggulan biaya, suatu lembaga berusaha menjadi
7
produsen berbiaya rendah dalam bidangnya. Biaya
rendah adalah kemampuan sebuah unit bisnis atau
suatu
lembaga
untuk
merancang,
membuat,
dan
memasarkan sebuah produk sebanding dengan cara
yang lebih efisisen dari pada pesaingnya (Hunger &
Wheelen 2003: 245). Jika sekolah dapat mencapai dan
mempertahankan
keunggulan
biaya
menyeluruh,
sekolah ini akan menjadi sekolah yang prestasinya di
atas rata-rata dalam bidang pendidikan, jika ia dapat
mengatur agar harganya setingkat atau mendekati
harga rata-rata dalam bidangnya. Memiliki posisi biaya
rendah akan membuat perusahaan memperoleh hasil
laba di atas rata-rata dalam industrinya meskipun ada
kekuatan persaingan yang besar (Porter, 2007: 71).
Dengan harga setara atau sedikit lebih rendah dari
pada harga pesaingnya, posisi biaya rendah dari
sekolah yang unggul biaya ini akan terwujud dalam
bentuk keuntungan yang lebih tinggi.
Strategi
diferensiasi
merupakan
salah
satu
strategi generik yang berusaha menjadikan perusahaan
menjadi unik dalam industrinya, dalam sejumlah
dimensi tertentu dan secara umum akan dihargai
pembeli.
Strategi
diferensiasi
yaitu
menciptakan
sesuatu yang baru yang dirasakan oleh industri secara
menyeluruh sebagai hal yang unik (Porter, 2007: 73).
Diferensiasi terutama pada produk sangat penting
karena persaingan yang ketat pada dunia pendidikan
sekarang menuntut untuk melakukan berbagai strategi
guna menciptakan produk yang dapat diterima baik
oleh konsumen dan tidak kalah bersaing dengan
produk
[Type text]
lainnya.
Diferensiasi
merupakan
tindakan
8
merancang satu set perbedaan yang berarti untuk
membedakan penawaran perusahaan dari penawaran
pesaing (Kodrat, 2009: 142).
Berdasarkan
tersebut
pemikiran
menuntut
strategi
sekolah
untuk
diferensiasi
memiliki
keistimewaan yang bisa membedakan dirinya dari para
pesaing. Misalnya kualitas kinerja guru dan karyawan,
layanan yang lebih baik, kegiatan-kegiatan sekolah
yang lebih unggul dan sebagainya.
Strategi fokus merupakan strategi generik yang
memusatkan pada kelompok pembeli, segmen lini
produk atau pasar wilayah geografis tertentu. Strategi
ini dikembangkan untuk melayani target tertentu
secara baik (Porter, 2007: 75). Lebih lanjut menurut
Kodrat (2009: 10), memandang bahwa strategi fokus
dipakai
korporasi
untuk
menghindari
diri
dari
konfrontasi langsung dengan para pesaing, caranya
dengan mengkonsentrasikan diri pada pangsa pasar
yang lebih kecil. Terkait dengan dunia pendidikan,
penggunaan strategi fokus ini akan memusatkan pada
calon peserta didik yang lebih khusus seperti lulusan
SMP/MTs pada wilayah tertentu.
Ditinjau dari status sekolah Negeri, SMA Negeri 1
Boja memiliki tiga pesaing yang relatif sama yaitu SMA
Negeri 1 Singorojo, SMA Negeri 1 Limbangan dan SMK
Negeri 3 Kendal. Ketika menggunakan strategi harga,
ketiga pesaing memiliki pembiayaan yang relatif sama,
karena dengan adanya bantuan dana BOS sehingga
pemerintah menuntut untuk memberikan pelayanan
yang baik tanpa harus memungut biaya dari peserta
didik yang mahal. Jika dilihat dari jenis sekolahnya,
9
pesaing yang berat adalah SMK Negeri 3 Kendal, karena
sebagian besar calon peserta didik berasal dari daerah
pedesaan yang lebih banyak memilih SMK dengan
harapan dapat cepat kerja setelah lulus sekolah.
Alternatif strategi bersaing yang dapat digunakan
adalah
diferensiasi
diferensiasi
dapat
dan
strategi
dilakukan
fokus.
dengan
Strategi
memberikan
informasi seluas-luasnya tentang keunggulan yang
diraih SMA Negeri 1 Boja kepada calon peserta didik di
SMP/MTs dengan tetap menjaga kualitas pelayanan
pendidikan di sekolah. Keunggulan-keunggulan yang
dapat diinformasikan terkait
kegiatan intra, ekstra
kurikuler, prestasi yang diraih dan perguruan tinggi
yang dapat dijangkau oleh lulusan SMA Negeri 1 Boja.
Strategi focus juga perlu dikembangkan dengan
memberikan
informasi
dan
pelayanan
penerimaan
calon peserta didik dengan segmen yang lebih khusus
yaitu pada sekolah-sekolah yang sudah bertahuntahun menjalin kerjasama dengan SMA Negeri 1 Boja.
Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan informasi tentang keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Boja pada sekolahsekolah
SMP/MTs
disekitar
kecamatan
Boja,
Limbangan, Singorojo, Kaliwungu sebelum pelaksanaan
kegiatan
penerimaan
peserta
didik
baru.
Dengan
strategi fokus tersebut diharapkan akan memperoleh
calon peserta didik yang memiliki prestasi, bakat yang
unggul dan dapat melebihi kuota yang ditetapkan. Oleh
karena itu perlu dikembangkan strategi bersaing yang
tepat di SMA Negeri 1 Boja untuk meningkatkan jumlah
calon peserta didik baru. Hasil penelitian Herlina
[Type text]
10
(2006), memandang perlunya strategi yang unik yang
mampu
membedakan
dengan
pesaing,
sedangkan
Supranoto (2009), memandang perlunya memahami
karakteristik pasar. Sari (2003) dan Papulova (2006)
memandang bahwa promosi yang efektif merupakan
salah satu solusi untuk melakukan orientasi pasar
dengan memahami kebutuhan pasar. Meredith (2000)
juga menekankan tentang orientasi pelanggan untuk
memenangkan
persaingan,
yaitu
memperhatikan
harga, inovasi, tujuan yang sehat, fleksibel, perhatian
terhadap pelanggan dan cepat tanggap.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana strategi bersaing penerimaan peserta
didik baru yang selama ini dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Boja?
2. Bagaimana strategi bersaing SMA Negeri 1 Boja
untuk meningkatkan jumlah calon peserta didik
baru?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendiskripsikan
strategi
bersaing
penerimaan
peserta didik baru SMA Negeri 1 Boja yang selama
ini dilakukan.
2. Menghasilkan strategi bersaing untuk meningkatkan
jumlah calon peserta didik baru.
11
1.4
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan tambahan konsep tentang
strategi bersaing untuk meningkatkan jumlah calon
peserta
didik
baru
dalam
kajian
manajemen
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Secara
praktis
penelitian
sekolah-sekolah
dalam
ini
bermanfaat
menjalankan
bagi
strategi
bersaing untuk memperoleh calon peserta didik
baru.
1.5
Spesifikasi Produk
Produk
yang
dikembangkan
adalah
strategi
bersaing yang memfokuskan pada promosi sekolah
meliputi jenis-jenis promosi yang perlu dilaksanakan
dan prosedur pelaksanaan promosi sekolah. Produk
yang dikembangkan dalam bentuk rencana strategi
bersaing yang terdiri dari 5 bab. Bab I, terdiri darti latar
belakang, maksud dan tujuan, sasaran, dasar hukum
yang mendasari perlunya strategi bersaing SMA Negeri
1 Boja Kendal. Bab II, Profil Sekolah yang berisi sejarah
dan kedudukan sekolah, visi dan misi, kesiswaan,
pendidik
dan
tenaga
kependidikan,
sarana
dan
prasarana dan prestasi. Bab III, Strategi Bersaing yang
berisi
tentang
lingkungan
isu-isu
internal
strategis
dan
sekolah,
eksternal
yang
analisis
menjadi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman stategi
bersaing SMA Negeri 1 Boja, program strategi bersaing.
Bab IV, Implementasi Rencana Strategi Bersaing, yang
berisi
[Type text]
sistem
pelaksanaan
promosi,
prosedur
12
pelaksanaan
promosi,
Evaluasi
dan
Pelaksanaan Promosi. Bab V, Penutup.
Pengukuran