PENGETAHUAN DASAR MESIN BAGIAN MECHANICA
PENGETAHUAN DASAR MESIN BAGIAN
MECHANICAL ELEMEN MEKANIK
A. FASTENERS.
Fastener atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa
parts atau komponen menjadi suatu komponen assembling. Fastener
dipergunakan karena komponen assembling tidak mungkin dibuat utuh
dari satu bagian. Sehingga dibuat dari beberapa parts atau komponen
untuk
mempermudah manufacturing
pemasangan,
perawatan
dan
perbaikan. Bab ini akan membahas beberapa jenis fasteners yang sering
dipergunakan pada Alat berat
1. Bolt
Bolt adalah fastener yang digunakan sebagai pengikat berpasangan
dengan nut. Bentuk lain bolt adalah cap screw. Disebut cap screw apabila
dalam
Dengan
pemakaian sebagai fasteners berpasangan terhadap lubang ulir.
demikian bolt dan cap screw dibedakan berdasarkan aplikasi
pemakaiannya
sebagai fastener. Berbagai macam bolt dan cap screw
ditunjukan pada gbr berikut :
a. Spesifikasi bolt .
Bentuk bolt terdiri atas Head body dan threat. Ukuran head berdasarkan
jarak bidang rata pada bagian Head. Ukuran head bolt menentukan
beberapa ukuran kunci atau socket yang dipergunakan. Ukuran bolt
ditentukan oleh diameter puncak threat, sedangkan panjang bolt diukur dan
bagian bawah head ke bagian ujung thread ( bolt ). Beberapa bentuk bolt
memiliki
ketentuan
penentuan
ukuran
panjang
yang
berbeda
menunjukkan penunjukkan ukuran bolt.
Ukuran bolt ditentukan juga oleh ukuran thread. Berdasakan
standarisasi Unifled Screw Thread Standard, thread diukur dengan
menghitung jumlah
puncak ulir setiap inchi. Berdasarkan Unifield screw
Thread standard tersebut dinyatakan ukuran bolt dengan notasi seperti
berikut :
Thread dibedakan atas coarse thread ( kasar ) dan fine thread ( halus )
yang
ditandai dengan notasi UNC untuk coarse thread dan UNF untuk
fine thread.
Coarse thread memiliki alur yang lebih dalam dan banyak
digunakan.
Fine
thread
memiliki
alur
thread
kecil biasanya
digunakan pada bahan material tertentu, misal untuk pengikat parts yang
tipis. Pada Standarisasi Metric, ukuran ulir ditemukan dengan ukuran jarak
antara
puncak ulir terdekat. Notasi yang digunakan untuk menyatakan
ukuran ulir metric adalah sebagai berikut :
b. Tingkat ( Grade ) kekuatan bolt
Society
of
Automotive
Engineers
(SAE) menerbitkan
standarisasi untuk mengklasifikasikan united ( inch-series ) bolt capscrew
pada beberapa grade berdasar material, treatment dan tensiIe strength
(kekuatan tariknya). Klasifikasi grade ditunjukan dengan tanda pada
permukaan atas head bolt. Tabel berikut menunjukan spesifikasi dan tanda
bolt berdasarkan standarisasi SAE.
Standarisasi Klasifikasi Grade bolt metric ditetapkan oleh International
Standardization of Organization ( ISO ). Klasifikasi berdasarkan kekuatan
tensile(tarik) dan yield (luluh). Tanda angka pada permukaan atas bolt
menandakan
klasifikasi
kekuatannnya.
Semua
bolt
dan
capscrew
berdiameter diatas 4-mm memiliki tanda angka pada permukaan atas head
bolt. Tabel
berikut menunjukkan klasifikasi dan tanda yang digunakan
pada bolt metric.
2. Nuts
Nuts merupakan fastener, aplikasi pemakaiannya sebagai pengikat
berpasangan dengan bolt. Nut berbentuk segi enam ( Hexagon ) atau segi
empat dengan lubang berulir kasar atau halus pada bagian tengahnya
sesuai dengan bolt pasangannya. American Society For Testing Material
( ASTM ) dan SAE
memberikan standarisasi untuk kelas kekuatan nuts.
Metric nuts yang biasa digunakan di USA klasifikasikan menjadi 5,9 dan
10. Angka ini ditujukan
kekuatan tarik ( tensile stregth ) tertinggi dari
screw atau bolt yang harus digunakan untuk mencegah kerusakan.
Nut
memiliki tiga dimensi penting yaitu ketebalan, lebar ( ukuran kunci ) dan
diameter dalam. Gambar berikut menunjukkan berbagai jenis bentuk nuts.
3. Washer.
Washer merupakan cincin penutup yang dipergunakan antara bolt ataupun
terhadap parts atau component yang diikat. Berdasarkan fungsinya
washer terdapat dalam beberapa bentuk.
1. Plain washer, mendistribusikan beban pengikat dengan permukaan
yang lebih luas dibanding bolt atau nut, juga mencegah permukaan
part yang diikat.
2. Helical spring washer digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut
kencang ( tidak mudah kendor ) pada parts atau component yang
menerima getaran atau vibrasi.
3. Toothed lock washer digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut
tidak
mudah kendor akibat getaran atau vibrasi. Aplikasi
penggunaannya mirip
dengan washer spring. Toothed lock washer
ini banyak digunakan pada pemasangan nut pada terminal kabel.
Gambar berikut ini menunjukkan berbagai macam jenis washer :
4. Screw.
Screw merupakan salah satu jenis fastener bentuknya hampir sama
dengan
bolt atau capscrew, tetap memiliki ukuran kecil sebagai
pengencang screw
berpasangan dengan nut atau lubang tread. Driver
yang digunakan sebagai
pengencang berupa screw driver, Kunci L atau
socket screwdriver. Gambar di bawah menunjukkan berbagai jenis screw.
Tapping screw digunakan untuk pengikat pada panel cover yang terbuat
dari sheet metal, aluminium, perunggu atau kuningan.
5. Studs.
Studs merupakan salah satu jenis fastener berupa steel rod yang
memiliki ulir atau thread pada kedua bagian ujungnya. Salah satu thread
dikencangkan
pada parts atau
ujungnya mengikat part
komponen, sedangkan salah satu
dengan menggunakan nut. Gambar berikut
menunjukkan bentuk stud dan pemasangannya sebagai pengikat.
6. Pin.
Secara umum pin digunakan sebagai fastener pada bagian part atau
komponen yang saling bergerak selain itu pin juga digunakan sebagai lock,
sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. Berbagai bentuk
pin ditunjukkan pada gambar berikut :
Fungsi masing – masing pin :
Cotter pin berfungsi sebagai lock pada elevis pin, stopped nut dan
caste
nut. Dowel pin berfungsi sebagai pelurus ( alignment )
terhadap komponen yang diikat.
Clevis pin digunakan sebagai pin engsel untuk U yoke pada linkage
dalam pemasangan dilengkapi cotter pin sebagai lock.
Spring pin berfungsi sebagai pengikat yang bersifat self locked pin,
spring pin berbentuk cylinder spring yang berukuran oversize
terhadap lubang pin
sehingga pada saat dipasang terhadap gaya
tekan dari spring pin terhadap lubang.
Quick lock pin digunakan sebagai lock terhadap pin dengan
kemudahan untuk membuka atau melepas pin.
Tapper pin digunakan sebagai lock terhadap dua komponen yang
dipasang tetap.
Grooved pin digunakan sebagai fastener seperti spring pin.
Spring lock pin merupakan fastener digunakan berpasangan dengan
elevis
pin mempermudah melepas dan memasang bagian yang
saling berhubungan..
7. Snap ring.
Snap ring merupakan pendukung yang berfungsi sebagai
pengunci penempatan posisi atau penahan ( retainer ), contoh
menempatkan dan menahan posisi shaft pada hole. Macam – macam
bentuk snap ring ditunjukkan pada gambar berikut :
8. Clamps.
Clamp yang digunakan untuk pengikat pada penyambungan
hose ke pipa
logam, clamp digunakan sebagai pengikat
agar tidak terjadi kebocoran cairan
atau udara, clamp ini disebut
hose clamp. Bentuk clamp lain yang digunakan
adalah wire rope
clamp yang digunakan sebagai clamp untuk penyambungan
rope. Gambar berikut menunjukkkan berbagai jenis clamp.
wire
9. Key.
Key atau pasak digunakan sebgai lock antara roda sisi atau pulley
terhadap shaft. Trehadap dua jenis key yaitu rectangular atau square key
dan woodruff key seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
(BEARING)
B. BEARING.
Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya
tenaga akibat bagian yang saling berputar. Macam – macam type bearing
dibedakan menjadi dua type :
1. Plain Bearing.
Plain bearing mengurangi gesekan dengan adanya sliding contact antara
permukaan yang saling bergesekan plain bearing disebut juga dengan
bushing atau bearing. Antara bearing dan bushing memiliki pengertian
sinonim sehingga untuk segala jenis bisa disebut bearing. Secara umum
bisa dibedakan berdasar kriteria berikut ini :
Plain bearing disebut bushing bila :
Berbentuk sleeve satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press
terhadap lubang.
Memungkinkan proses
finishing pada bagian dalam dari bushing untuk mendapatkan suaia
n yang tepat.
Digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban ringan
sampai berat atau putaran sedang dengan beban ringan
Plain bearing disebut slit bearing bila :
Berbentuk sleeve setengah lingkaran sehingga untuk mendukung
dibutuhkan satu pasang terdiri dari 2 ( dua ) buah sleeve setengah
lingkaran.
Digunakan untuk putaran tinggi.
2. Material Plain Bearing.
Plain bearing terbuat dari berbagai macam material tergantung pada
kecepatan putaran shaft, beban yang didukung dan type pelumasan yang
digunakan plain bearing terbuat dari material kayu, karet, plastik, besi
tuang, temabaga, kuningan, perunggu dan babied.
Berdasarkan lubrikasinya plain bearing digolongkan pada type pelumasan
kering ( dryfriction ), pelumas terbatas dan pelumas penuh.
a. Pelumas kering
: Tidak terdapat lubrikasi antara permukaan yang
saling bersinggungan. ( Suspensi)
b. Pelumas terbatas : Pelumas derngan kondisi lapisan film
tipis antara bagian yang saling bergesekan.(Cam shaft)
c. Pelumas penuh
: Keseluruhan permukaan yang bersinggung dipi
sahkan oleh
lapisan.
3. Anti Friction Bearing.
Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing yaitu :
a. Ball Bearing.
b. Roller Bearing.
c. Needle Bearing.
Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan ( hardened
steel).
Bagian – bagian utama anti friction bearing adalah :
a. Race adalah cincin bagian dalam ( inner races ) dan cincin bagian luar
( outer races ) sebagai tempat dudukan elemen gelinding.
b. Ball,rollers atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi ge
sekan.
c. Separator atau cages adalah pengartur jarak antar element gelinding.
Roller dan needle
bearing hanya memiliki dua macam race yaitu split
race dan continuos race bearing.
Ball bearing memiliki 4 macam race yaitu :
a. Control bearing
b. Full type bearing
c. Split race bearing
d. Angular contact bearing
Berdasarkan beban yang diterima ball bearing dibedakan atas 4 macam:
a. Radial Load bearing
b. Radial and thrust Load bearing
c. Self Aligning radial Load
d. Thrust Load bearing
Roller bearing untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding ball
bearing jenis dasar roller bearing digolongkan menjadi:
a. Radial Load, straight roller bearing.
b. Radial and Thrust Load, tapered roller.
c. Self aligning, radial and thrust Load
d Self aligning, radial and thrust Load concave roller bearing.
e. Thrust Load
Needle bearing
Needlebearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk
jarum, karena bentuknya tersebut maka needlebearing banyak digunakan
untuk tempat dengan ruang terbatas.
Jenis needle bearing meliputi :
~ Radial load bearing
~ Thrust load bearing
Pemasangan Anti – Friction Bearing
Cara pemasangan bearing harus diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan
~ Perubahan bentuk bearing
~ Element gelinding lepas atau
~ Terjadi ketidaklurusan antara inner race dan outerrace.
~ Bearing clearance dan preload yang tidak tepat.
~ Kerusakan seals pada bearing.
Beberapa bearing memiliki seals untuk menahan pelumas dan mencegah
debu. Long life bearing memiliki sedal pada kedua sisi sebagai penahan
Long Life lubricant. Anti friction bearing dipasang dengan cara press fit dan
push fit. Push fit berarti pemasangan race dengan kekuatan tangan atau
pukulan ringan. Press fit berarti pemasangan race menggunakan alat press
atau penekan.
Press fit digunakan pada pemasangan bearing race
terhadap bagian yang
berputar sedangkan push fit digunakan untuk
memasang bearing race terhadap bagian yang diam. Kedua bearing race
dipasang dengan metode press fit apabila bearing tersebut menerima
beban berat atau kecepatan tinggi.
Umur Bearing
Umur bearing secara umum ditentukan oleh:
Pemilihan bearing sesuai dengan arah aksi
Ketepatan pemasangan
Faktor material defect ( dari hasil produksi)
Perawatan (maintenance), termasuk pelumasannya
Bentuk Gangguan / Kerusakan Bearing:
Timbul secara berisik
Adanya getaran yang semakin keras
Daya salur putaran/kecepatan yang semakin menurun
Grease yang cepat meleleh,
Kerusakan pada alur bearing karena faktor kelelahan bahan
Umur bearing akan cepat berkurang pada kondisi :
Suhu tinggi yang menerus
Cracking / retak
Bearing pecah
Ring yang baret-baret
Kerusakan pada seal pelindung bola bearing
Pelumasan Bearing
Salah satu bentuk perawatan / maintenance bearing adalah dengan
memberikan pelumasan yang teratur, sesuai dengan sifat dan bentuk
operasi
Tujuan Pelumasan Bearing :
Mengurangi gesekan dan keausan yaitu dengan adanya lapisan film
yang mengelilingi setiap komponen bearing
Pendinginan yaitu pelumasan yang sirkuler akan mencegah dan
memindahkan panas, mengurangi kemungkinan terjadinya overhead
Mengurangi kemungkinan masuknya partikel lain ke dalam bearing
dan menjaga dari karat
Memperpanjang umur bearing
Berikut adalah gambar pemasangan bearing yang salah:
Width / Thickness Ratio.
Penurunan kekuatan tekanan terhadap sealing gasket sering dengan
perbandingan lebar sealing gasket terhadap kenaikan ketebalan gasket
pada saat ditekan. Dengan kata lain semakin kecil perbandingan antara
lebar kontak permukaan sealing terhadap tebal gasket membutuhkan
kekuatan tekan yang lebih tinggi. Oleh karena itu gasket memiliki lubang
bolt. Lubang bolt tidak boleh terlalu dekat terhadap sisi dalam gasket.
Berikut adalah berbagaim macam pemasangan gasket.
PENGETAHUAN DASAR MESIN BAGIAN
NICAL TERMTECH
A. LIQUID
1. Pressure.
Gaya pada satuan luas, salah satu sifat fluida atau zat cair sesuai dengan
bunyi hukum pascal yang menyatakan zat cair dalam ruangan tertutup dan
diam ( tidak mengalir ) mendapat tekanan maka tekanan tersebut akan
diteruskan ke segala arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang
permukaannya.
Pengukurannya tekana fluida dibagi 2 macam yaitu :
a. Tekanan gauge (pressure gauge):
Tekanan yang biasanya tidak dipengaruhi oleh tekanan udara
(Tek.Atmosphere). Atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada
alat pengukur tekanan.
b. Tekanan absolute :
Tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara lain.
Tekanan Absolute = Tekanan Gauge + Tekanan Atmosphere
2. Specifis Gravity.
Perbandingan ( ratio ) dan berat jenis ( density ) suatu zat cair
diperbandingkan dengan berat jenis air murni. Air murni mempunyai
specific gravity, sedangkan battery electrolyte mempunyai specificity graffiti
1,26 - 1,28 pads temperature 80°F (26,7°C ).
3. Viscosity.
Viscosity atau viskositas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk
mengalir, semakin tinggi viskositasnya kemampuan mengalirnya semakin
berkurang
Contoh : Oli memiliki viskositasnya lebih baik dari fuel. Fuel mengalir
dengan
sangat mudah dibanding oli yang lebih kental mengalir dengan
lebih lambat. OIi mesin dengan viskositas rendah bersifat encer dan
mengalir dengan mudah. Oli dengan viskositas tinggi bersifat lebih kental
dan mengalir lebih lambat Viskositas dipengaruhi oleh temperatur bila oli
panas, oli lebih encer dan mengalir lebih cepat daripada bila tempeatur oli
dingin.
B. TORQUE.
1. Torque
Gaya puntir atau gaya putar yang di desakan poros engkol mesin.
Engine torque adalah hasil kali dari gaya total yang dikerahkan pada
kepala piston ( disebabkan oleh tekanan pembakaran ) dan radius engkol,
yakni:
T=Fxr
Dimana : F = P X A
P = Tekanan pembakaran
A = Area puncak ( Crown ) piston.
r = radius engkol
Engine
torque
meningkat
meningkatnya tekanan pembakaran,
tekanan
bersama
pembakaran
dengan
sebaliknya
tergantung pada perbandingan kompresi dari mesin, temperature awal, dan
jumlah fuel. Engine, torque mungkin dinyatakan dalam dyne-cm, kgf-m.
Sebuah mesin
menghasilkan jumlah torque yang berbeda berdasarkan
kecepatan putar dari poros engkol dan faktor – faktor lain.
2. Leverage (Pengungkit)
Mechanical lever salah satu pesawat sederhana yang digunakan untuk
mengubah efek atau hasil dari suatu gaya. Hal ini dimungkinkan terjadi
dengan adanya sebuah batang ungkit dengan titik tumpu (fulcrum), titik
gaya (force), dan titik beban (load) yang divariasikan letaknya
C. ELECTRICAL
1. Current ( Arus ).
Ketika 2 konduktor ( A ) dan ( B ) yang bermuatan positif dan
negatif dihubungkan dengan kawat penghantar ( C ), elektron - elektron
bebas yang berada pada konduktor ( B ) akan ditarik oleh konduktor ( A )
melalui
penghantar ( C ). Hal ini akan menyebabkan arus elektron dari
konduktor ( B )
bermuatan
positif.
yang bermuatan negatif ke konduktor ( A ) yang
Pergerakan
elektron
inilah
yang
kemudian
menyebabkan terjadinya Arus Listrik dari konduktor ( A ) yang bermuatan
positif ke konduktor ( B ) yang bermuatan negatif.
Coloumb ( Q ) adalah banyaknya muatan listrik ( elektron ) yang mengalir
melalui suatu titik pada sebuah penghantar yang besarnya adalah :
1 Q = 6.25 x 1018 elektron
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui muatan
listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik.
I=Q/t
Dimana : I
= Arus ( Ampere )
Q = Muatan listrik ( Coloumb )
t = Waktu ( Detik )
Satuan Arus Listrik adalah Coloumb perdetik atau ampere :
1 A = 1000 MA
1 MA = 1000 MA
1 A = 106 MA
2. Voltage ( Tegangan ).
Gaya yang melibatkan terjadinya arus listrik pada konduktor, Terjadinya
gaya
akibat beda / selisih potensial antara dua ujung konduktor. Beda
potensial terjadi karena perbedaan jumlah elektron pada ujung konduktor.
Arus listrik
akan mengalir dari tegangan yang tinggi ( + ) ke tegangan
yang rendah ( - ) satuan tegangan listrik disebut VOLTS dan ditimbulkan
dengan (V).
1 MV = 1000 KV
1 KV = 1000 V
1 V = 1000 MV
Voltage dihasilkan antara 2 ( dua ) titik yaitu satu yang muatan positif dan
satu titik yang muatan negatif.
Voltage akan timbul walaupun tidak terjadi aliran arus, tetapi aliran
arus tidak akan timbul bila tidak ada tegangan atau beda potensial.
3. Hambatan ( Resistance ).
Kawat tembaga pada umumnya digunakan untuk menghantarkan arus
listrik karena kawat tembaga memiliki hambatan terhadap aliran listriknya
kecil.
Ketika elektron bebas berjalan melalui sebuah logam, elektron – elektron
itu akan dihambat oleh molekul, yang akan memperlambat kecepatan
jalannya. Perlambatan
kecepatan itu merupakan umumnya disebut
dengan Electrical Resistance atau Hambatan listrik.
Satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbol W. Hambatan suatu
penghantar dikatakan 1 W bila besarnya hambatan tersebut menyebabkan
mengalirnya arus sebesar 1 A, bila pada kedua ujung penghantar
dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 1 volts ( pada temperatur
konstan ).
Adapun nilai hambatan pada sebuah penghantar dipengaruhi oleh bahan
penghantar, luas penampang penghantar, serta temperatur. Biasanya
harga hambatan dapat dihitung dengan rumus :
R = L xr/A
Tahanan jenis setiap material berbeda – beda seperti dibawah ini :
Macam - macam jenis Ulir dan tabel
(Types of Thread and chart)
Pengertian ulir adalah alur-alur yang melilit pada sebuat batang baja / poros dengan
ukuran tertentu.
Penggunaan ulir banyak sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari, karena ulir
berfungsi sebagai pengikat, selain itu ulir juga berfungsi sebagai penggerak suatu
benda. sebelum kita mengenal berbagai macam jenis ulir ada baiknya kita mengenali
dulu bagian -bagian ulir.
Berikut adalah macam-macam jenis ulir menurut bentuknya
1. Ulir segitiga
Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir segitiga ini
diantaranya adalah
a. Ulir Metris / Metric Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60° dan keseluruhan dimensi dalam
satuan metris.
Simbol dari ulir ini adalah "M" contohnya M8 x 1,25 adalah ulir metris dengan diameter
8 mm dan pitch 1,25 mm
b. Ulir Whitworth / Whitworth Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi dalam
satuan british
(inchi). Simbol dari ulir ini adalah "W", contohnya W ⅜" x 20 TPI adalah ulir whitworth
dengan diameter ⅜" dan terdapat 20 Thread per Inch (jumlah puncak ulir tiap jarak 1
inchi)
c. Ulir Pipa / BSP Thread (British Standart Pipe Thread)
Merupakan ulir standart yang digunakan pada sambungan pipa. disimbolkan dengan
huruf "R" contohnya R ⅜" yaitu ulir standar pipa untuk diameter pipa ⅜"
d. Ulir UNF / Unified Fine Thread
merupakan jenis ulir dengan dimensi gabungan dari metris dan british. ulir ini
mempunyai sudut puncak ulir 60° dan dimensi ukuran dalam satuan british (inchi). ulir
ini kebanyakan digunakan di negara Amerika Serikat dan Kanada. simbol yang
digunakan adalah "UNF" contoh UNF ⅜" x 24 TPI yaitu ulir UNF dengan ukuran
diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 24.
e. Ulir UNC / Unified Coarse Thread
merupakan versi kasar dari ulir UNF. kasar disini dimaksudkan adalah jumlah ulir tiap
inchi yang lebih sedikit dari ulir UNF sehingga tampak kasar. simbol yang digunakan
adalah "UNC" contohnya ⅜ - 16 UNC adalah ulir UNC dengan diameter ⅜" dan jumlah
ulir tiap inchi 16
2. Ulir Segiempat / Square Thread
merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan untuk beban berat
misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada tanggem. ulir segiempat
disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir
segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi adalah 8.
3. Ulir trapesium / Trapezium Thread
merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 30°. biasa digunakan
pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin bubut. . ulir ini disimbolkan
dengan huruf "Tr" dengan dimensi metris contohnya Tr 18 x 4 adalah ulir trapesium
dengan diameter 18 mm dan jarak puncak ulir 4 mm.
4. Ulir Acme / Acme Thread
merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 29°, biasa digunakan
pada eretan dan leadscrew. ulir ini disimbolkan dengan "Acme" dengan dimensi dalam
satuan inchi.
5. Ulir Bulat / Round Thread
Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah dan puncak ulir.
biasa digunakan untuk mentranmisikan daya/gerakan secara halus dengan tanpa
kelonggaran. jenis lain dari ulir bulat ini adalah ulir edison yaitu ulir yang digunakan
pada lampu bohlam
6. Ulir bola / Ball Screw
Merupakan ulir yang biasanya dipasangkan dengan mekanisme bola-bola baja dan
digunakan pada penggerak mesin CNC karena hampir tidak ada kelonggaran dengan
jarak yang presisi.
7. Ulir tanduk./ Buttress Thread
Merupakan ulir berbentuk segitiga tetapi bukan segitiga sama kaki melainkan berbentuk
seperti tanduk. biasa digunakan sebagai pengunci tarikan seperti pengunci collet dan
pada tutup pasta gigi.
8. Ulir majemuk / Multi start Thread
Merupakan ulir yang mempunyai lebih dari satu belitan ulir. biasanya untuk penggerak
dengan kecepatan tinggi. bentuk profil ulir bisa segitiga, segiempat, trapesium, bola dan
sebagainya.
UNC dan UNF adalah simbol dari Unified Screw Thread Series.
Seri Thread Bersatu disepakati oleh Amerika Serikat, Inggris Raya dan Kanada di Indonesia
1949 untuk mendapatkan pertukaran.
Baru-baru ini, modifikasi telah dilakukan pada aslinya 1949 Spesifikasi untuk kemudahan
penggunaan.
Seri Thread Bersatu dikelompokkan menjadi benang kasar, benang halus dan benang halus
ekstra
seperti sekrup sekrup Metrik.
UNC: Unified coarse pitch threads.
UNF: Unified fine.
UNEF: Unified fine pitch ekstra
UNS: Unified special threads
MECHANICAL ELEMEN MEKANIK
A. FASTENERS.
Fastener atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa
parts atau komponen menjadi suatu komponen assembling. Fastener
dipergunakan karena komponen assembling tidak mungkin dibuat utuh
dari satu bagian. Sehingga dibuat dari beberapa parts atau komponen
untuk
mempermudah manufacturing
pemasangan,
perawatan
dan
perbaikan. Bab ini akan membahas beberapa jenis fasteners yang sering
dipergunakan pada Alat berat
1. Bolt
Bolt adalah fastener yang digunakan sebagai pengikat berpasangan
dengan nut. Bentuk lain bolt adalah cap screw. Disebut cap screw apabila
dalam
Dengan
pemakaian sebagai fasteners berpasangan terhadap lubang ulir.
demikian bolt dan cap screw dibedakan berdasarkan aplikasi
pemakaiannya
sebagai fastener. Berbagai macam bolt dan cap screw
ditunjukan pada gbr berikut :
a. Spesifikasi bolt .
Bentuk bolt terdiri atas Head body dan threat. Ukuran head berdasarkan
jarak bidang rata pada bagian Head. Ukuran head bolt menentukan
beberapa ukuran kunci atau socket yang dipergunakan. Ukuran bolt
ditentukan oleh diameter puncak threat, sedangkan panjang bolt diukur dan
bagian bawah head ke bagian ujung thread ( bolt ). Beberapa bentuk bolt
memiliki
ketentuan
penentuan
ukuran
panjang
yang
berbeda
menunjukkan penunjukkan ukuran bolt.
Ukuran bolt ditentukan juga oleh ukuran thread. Berdasakan
standarisasi Unifled Screw Thread Standard, thread diukur dengan
menghitung jumlah
puncak ulir setiap inchi. Berdasarkan Unifield screw
Thread standard tersebut dinyatakan ukuran bolt dengan notasi seperti
berikut :
Thread dibedakan atas coarse thread ( kasar ) dan fine thread ( halus )
yang
ditandai dengan notasi UNC untuk coarse thread dan UNF untuk
fine thread.
Coarse thread memiliki alur yang lebih dalam dan banyak
digunakan.
Fine
thread
memiliki
alur
thread
kecil biasanya
digunakan pada bahan material tertentu, misal untuk pengikat parts yang
tipis. Pada Standarisasi Metric, ukuran ulir ditemukan dengan ukuran jarak
antara
puncak ulir terdekat. Notasi yang digunakan untuk menyatakan
ukuran ulir metric adalah sebagai berikut :
b. Tingkat ( Grade ) kekuatan bolt
Society
of
Automotive
Engineers
(SAE) menerbitkan
standarisasi untuk mengklasifikasikan united ( inch-series ) bolt capscrew
pada beberapa grade berdasar material, treatment dan tensiIe strength
(kekuatan tariknya). Klasifikasi grade ditunjukan dengan tanda pada
permukaan atas head bolt. Tabel berikut menunjukan spesifikasi dan tanda
bolt berdasarkan standarisasi SAE.
Standarisasi Klasifikasi Grade bolt metric ditetapkan oleh International
Standardization of Organization ( ISO ). Klasifikasi berdasarkan kekuatan
tensile(tarik) dan yield (luluh). Tanda angka pada permukaan atas bolt
menandakan
klasifikasi
kekuatannnya.
Semua
bolt
dan
capscrew
berdiameter diatas 4-mm memiliki tanda angka pada permukaan atas head
bolt. Tabel
berikut menunjukkan klasifikasi dan tanda yang digunakan
pada bolt metric.
2. Nuts
Nuts merupakan fastener, aplikasi pemakaiannya sebagai pengikat
berpasangan dengan bolt. Nut berbentuk segi enam ( Hexagon ) atau segi
empat dengan lubang berulir kasar atau halus pada bagian tengahnya
sesuai dengan bolt pasangannya. American Society For Testing Material
( ASTM ) dan SAE
memberikan standarisasi untuk kelas kekuatan nuts.
Metric nuts yang biasa digunakan di USA klasifikasikan menjadi 5,9 dan
10. Angka ini ditujukan
kekuatan tarik ( tensile stregth ) tertinggi dari
screw atau bolt yang harus digunakan untuk mencegah kerusakan.
Nut
memiliki tiga dimensi penting yaitu ketebalan, lebar ( ukuran kunci ) dan
diameter dalam. Gambar berikut menunjukkan berbagai jenis bentuk nuts.
3. Washer.
Washer merupakan cincin penutup yang dipergunakan antara bolt ataupun
terhadap parts atau component yang diikat. Berdasarkan fungsinya
washer terdapat dalam beberapa bentuk.
1. Plain washer, mendistribusikan beban pengikat dengan permukaan
yang lebih luas dibanding bolt atau nut, juga mencegah permukaan
part yang diikat.
2. Helical spring washer digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut
kencang ( tidak mudah kendor ) pada parts atau component yang
menerima getaran atau vibrasi.
3. Toothed lock washer digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut
tidak
mudah kendor akibat getaran atau vibrasi. Aplikasi
penggunaannya mirip
dengan washer spring. Toothed lock washer
ini banyak digunakan pada pemasangan nut pada terminal kabel.
Gambar berikut ini menunjukkan berbagai macam jenis washer :
4. Screw.
Screw merupakan salah satu jenis fastener bentuknya hampir sama
dengan
bolt atau capscrew, tetap memiliki ukuran kecil sebagai
pengencang screw
berpasangan dengan nut atau lubang tread. Driver
yang digunakan sebagai
pengencang berupa screw driver, Kunci L atau
socket screwdriver. Gambar di bawah menunjukkan berbagai jenis screw.
Tapping screw digunakan untuk pengikat pada panel cover yang terbuat
dari sheet metal, aluminium, perunggu atau kuningan.
5. Studs.
Studs merupakan salah satu jenis fastener berupa steel rod yang
memiliki ulir atau thread pada kedua bagian ujungnya. Salah satu thread
dikencangkan
pada parts atau
ujungnya mengikat part
komponen, sedangkan salah satu
dengan menggunakan nut. Gambar berikut
menunjukkan bentuk stud dan pemasangannya sebagai pengikat.
6. Pin.
Secara umum pin digunakan sebagai fastener pada bagian part atau
komponen yang saling bergerak selain itu pin juga digunakan sebagai lock,
sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. Berbagai bentuk
pin ditunjukkan pada gambar berikut :
Fungsi masing – masing pin :
Cotter pin berfungsi sebagai lock pada elevis pin, stopped nut dan
caste
nut. Dowel pin berfungsi sebagai pelurus ( alignment )
terhadap komponen yang diikat.
Clevis pin digunakan sebagai pin engsel untuk U yoke pada linkage
dalam pemasangan dilengkapi cotter pin sebagai lock.
Spring pin berfungsi sebagai pengikat yang bersifat self locked pin,
spring pin berbentuk cylinder spring yang berukuran oversize
terhadap lubang pin
sehingga pada saat dipasang terhadap gaya
tekan dari spring pin terhadap lubang.
Quick lock pin digunakan sebagai lock terhadap pin dengan
kemudahan untuk membuka atau melepas pin.
Tapper pin digunakan sebagai lock terhadap dua komponen yang
dipasang tetap.
Grooved pin digunakan sebagai fastener seperti spring pin.
Spring lock pin merupakan fastener digunakan berpasangan dengan
elevis
pin mempermudah melepas dan memasang bagian yang
saling berhubungan..
7. Snap ring.
Snap ring merupakan pendukung yang berfungsi sebagai
pengunci penempatan posisi atau penahan ( retainer ), contoh
menempatkan dan menahan posisi shaft pada hole. Macam – macam
bentuk snap ring ditunjukkan pada gambar berikut :
8. Clamps.
Clamp yang digunakan untuk pengikat pada penyambungan
hose ke pipa
logam, clamp digunakan sebagai pengikat
agar tidak terjadi kebocoran cairan
atau udara, clamp ini disebut
hose clamp. Bentuk clamp lain yang digunakan
adalah wire rope
clamp yang digunakan sebagai clamp untuk penyambungan
rope. Gambar berikut menunjukkkan berbagai jenis clamp.
wire
9. Key.
Key atau pasak digunakan sebgai lock antara roda sisi atau pulley
terhadap shaft. Trehadap dua jenis key yaitu rectangular atau square key
dan woodruff key seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
(BEARING)
B. BEARING.
Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya
tenaga akibat bagian yang saling berputar. Macam – macam type bearing
dibedakan menjadi dua type :
1. Plain Bearing.
Plain bearing mengurangi gesekan dengan adanya sliding contact antara
permukaan yang saling bergesekan plain bearing disebut juga dengan
bushing atau bearing. Antara bearing dan bushing memiliki pengertian
sinonim sehingga untuk segala jenis bisa disebut bearing. Secara umum
bisa dibedakan berdasar kriteria berikut ini :
Plain bearing disebut bushing bila :
Berbentuk sleeve satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press
terhadap lubang.
Memungkinkan proses
finishing pada bagian dalam dari bushing untuk mendapatkan suaia
n yang tepat.
Digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban ringan
sampai berat atau putaran sedang dengan beban ringan
Plain bearing disebut slit bearing bila :
Berbentuk sleeve setengah lingkaran sehingga untuk mendukung
dibutuhkan satu pasang terdiri dari 2 ( dua ) buah sleeve setengah
lingkaran.
Digunakan untuk putaran tinggi.
2. Material Plain Bearing.
Plain bearing terbuat dari berbagai macam material tergantung pada
kecepatan putaran shaft, beban yang didukung dan type pelumasan yang
digunakan plain bearing terbuat dari material kayu, karet, plastik, besi
tuang, temabaga, kuningan, perunggu dan babied.
Berdasarkan lubrikasinya plain bearing digolongkan pada type pelumasan
kering ( dryfriction ), pelumas terbatas dan pelumas penuh.
a. Pelumas kering
: Tidak terdapat lubrikasi antara permukaan yang
saling bersinggungan. ( Suspensi)
b. Pelumas terbatas : Pelumas derngan kondisi lapisan film
tipis antara bagian yang saling bergesekan.(Cam shaft)
c. Pelumas penuh
: Keseluruhan permukaan yang bersinggung dipi
sahkan oleh
lapisan.
3. Anti Friction Bearing.
Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing yaitu :
a. Ball Bearing.
b. Roller Bearing.
c. Needle Bearing.
Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan ( hardened
steel).
Bagian – bagian utama anti friction bearing adalah :
a. Race adalah cincin bagian dalam ( inner races ) dan cincin bagian luar
( outer races ) sebagai tempat dudukan elemen gelinding.
b. Ball,rollers atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi ge
sekan.
c. Separator atau cages adalah pengartur jarak antar element gelinding.
Roller dan needle
bearing hanya memiliki dua macam race yaitu split
race dan continuos race bearing.
Ball bearing memiliki 4 macam race yaitu :
a. Control bearing
b. Full type bearing
c. Split race bearing
d. Angular contact bearing
Berdasarkan beban yang diterima ball bearing dibedakan atas 4 macam:
a. Radial Load bearing
b. Radial and thrust Load bearing
c. Self Aligning radial Load
d. Thrust Load bearing
Roller bearing untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding ball
bearing jenis dasar roller bearing digolongkan menjadi:
a. Radial Load, straight roller bearing.
b. Radial and Thrust Load, tapered roller.
c. Self aligning, radial and thrust Load
d Self aligning, radial and thrust Load concave roller bearing.
e. Thrust Load
Needle bearing
Needlebearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk
jarum, karena bentuknya tersebut maka needlebearing banyak digunakan
untuk tempat dengan ruang terbatas.
Jenis needle bearing meliputi :
~ Radial load bearing
~ Thrust load bearing
Pemasangan Anti – Friction Bearing
Cara pemasangan bearing harus diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan
~ Perubahan bentuk bearing
~ Element gelinding lepas atau
~ Terjadi ketidaklurusan antara inner race dan outerrace.
~ Bearing clearance dan preload yang tidak tepat.
~ Kerusakan seals pada bearing.
Beberapa bearing memiliki seals untuk menahan pelumas dan mencegah
debu. Long life bearing memiliki sedal pada kedua sisi sebagai penahan
Long Life lubricant. Anti friction bearing dipasang dengan cara press fit dan
push fit. Push fit berarti pemasangan race dengan kekuatan tangan atau
pukulan ringan. Press fit berarti pemasangan race menggunakan alat press
atau penekan.
Press fit digunakan pada pemasangan bearing race
terhadap bagian yang
berputar sedangkan push fit digunakan untuk
memasang bearing race terhadap bagian yang diam. Kedua bearing race
dipasang dengan metode press fit apabila bearing tersebut menerima
beban berat atau kecepatan tinggi.
Umur Bearing
Umur bearing secara umum ditentukan oleh:
Pemilihan bearing sesuai dengan arah aksi
Ketepatan pemasangan
Faktor material defect ( dari hasil produksi)
Perawatan (maintenance), termasuk pelumasannya
Bentuk Gangguan / Kerusakan Bearing:
Timbul secara berisik
Adanya getaran yang semakin keras
Daya salur putaran/kecepatan yang semakin menurun
Grease yang cepat meleleh,
Kerusakan pada alur bearing karena faktor kelelahan bahan
Umur bearing akan cepat berkurang pada kondisi :
Suhu tinggi yang menerus
Cracking / retak
Bearing pecah
Ring yang baret-baret
Kerusakan pada seal pelindung bola bearing
Pelumasan Bearing
Salah satu bentuk perawatan / maintenance bearing adalah dengan
memberikan pelumasan yang teratur, sesuai dengan sifat dan bentuk
operasi
Tujuan Pelumasan Bearing :
Mengurangi gesekan dan keausan yaitu dengan adanya lapisan film
yang mengelilingi setiap komponen bearing
Pendinginan yaitu pelumasan yang sirkuler akan mencegah dan
memindahkan panas, mengurangi kemungkinan terjadinya overhead
Mengurangi kemungkinan masuknya partikel lain ke dalam bearing
dan menjaga dari karat
Memperpanjang umur bearing
Berikut adalah gambar pemasangan bearing yang salah:
Width / Thickness Ratio.
Penurunan kekuatan tekanan terhadap sealing gasket sering dengan
perbandingan lebar sealing gasket terhadap kenaikan ketebalan gasket
pada saat ditekan. Dengan kata lain semakin kecil perbandingan antara
lebar kontak permukaan sealing terhadap tebal gasket membutuhkan
kekuatan tekan yang lebih tinggi. Oleh karena itu gasket memiliki lubang
bolt. Lubang bolt tidak boleh terlalu dekat terhadap sisi dalam gasket.
Berikut adalah berbagaim macam pemasangan gasket.
PENGETAHUAN DASAR MESIN BAGIAN
NICAL TERMTECH
A. LIQUID
1. Pressure.
Gaya pada satuan luas, salah satu sifat fluida atau zat cair sesuai dengan
bunyi hukum pascal yang menyatakan zat cair dalam ruangan tertutup dan
diam ( tidak mengalir ) mendapat tekanan maka tekanan tersebut akan
diteruskan ke segala arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang
permukaannya.
Pengukurannya tekana fluida dibagi 2 macam yaitu :
a. Tekanan gauge (pressure gauge):
Tekanan yang biasanya tidak dipengaruhi oleh tekanan udara
(Tek.Atmosphere). Atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada
alat pengukur tekanan.
b. Tekanan absolute :
Tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara lain.
Tekanan Absolute = Tekanan Gauge + Tekanan Atmosphere
2. Specifis Gravity.
Perbandingan ( ratio ) dan berat jenis ( density ) suatu zat cair
diperbandingkan dengan berat jenis air murni. Air murni mempunyai
specific gravity, sedangkan battery electrolyte mempunyai specificity graffiti
1,26 - 1,28 pads temperature 80°F (26,7°C ).
3. Viscosity.
Viscosity atau viskositas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk
mengalir, semakin tinggi viskositasnya kemampuan mengalirnya semakin
berkurang
Contoh : Oli memiliki viskositasnya lebih baik dari fuel. Fuel mengalir
dengan
sangat mudah dibanding oli yang lebih kental mengalir dengan
lebih lambat. OIi mesin dengan viskositas rendah bersifat encer dan
mengalir dengan mudah. Oli dengan viskositas tinggi bersifat lebih kental
dan mengalir lebih lambat Viskositas dipengaruhi oleh temperatur bila oli
panas, oli lebih encer dan mengalir lebih cepat daripada bila tempeatur oli
dingin.
B. TORQUE.
1. Torque
Gaya puntir atau gaya putar yang di desakan poros engkol mesin.
Engine torque adalah hasil kali dari gaya total yang dikerahkan pada
kepala piston ( disebabkan oleh tekanan pembakaran ) dan radius engkol,
yakni:
T=Fxr
Dimana : F = P X A
P = Tekanan pembakaran
A = Area puncak ( Crown ) piston.
r = radius engkol
Engine
torque
meningkat
meningkatnya tekanan pembakaran,
tekanan
bersama
pembakaran
dengan
sebaliknya
tergantung pada perbandingan kompresi dari mesin, temperature awal, dan
jumlah fuel. Engine, torque mungkin dinyatakan dalam dyne-cm, kgf-m.
Sebuah mesin
menghasilkan jumlah torque yang berbeda berdasarkan
kecepatan putar dari poros engkol dan faktor – faktor lain.
2. Leverage (Pengungkit)
Mechanical lever salah satu pesawat sederhana yang digunakan untuk
mengubah efek atau hasil dari suatu gaya. Hal ini dimungkinkan terjadi
dengan adanya sebuah batang ungkit dengan titik tumpu (fulcrum), titik
gaya (force), dan titik beban (load) yang divariasikan letaknya
C. ELECTRICAL
1. Current ( Arus ).
Ketika 2 konduktor ( A ) dan ( B ) yang bermuatan positif dan
negatif dihubungkan dengan kawat penghantar ( C ), elektron - elektron
bebas yang berada pada konduktor ( B ) akan ditarik oleh konduktor ( A )
melalui
penghantar ( C ). Hal ini akan menyebabkan arus elektron dari
konduktor ( B )
bermuatan
positif.
yang bermuatan negatif ke konduktor ( A ) yang
Pergerakan
elektron
inilah
yang
kemudian
menyebabkan terjadinya Arus Listrik dari konduktor ( A ) yang bermuatan
positif ke konduktor ( B ) yang bermuatan negatif.
Coloumb ( Q ) adalah banyaknya muatan listrik ( elektron ) yang mengalir
melalui suatu titik pada sebuah penghantar yang besarnya adalah :
1 Q = 6.25 x 1018 elektron
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui muatan
listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik.
I=Q/t
Dimana : I
= Arus ( Ampere )
Q = Muatan listrik ( Coloumb )
t = Waktu ( Detik )
Satuan Arus Listrik adalah Coloumb perdetik atau ampere :
1 A = 1000 MA
1 MA = 1000 MA
1 A = 106 MA
2. Voltage ( Tegangan ).
Gaya yang melibatkan terjadinya arus listrik pada konduktor, Terjadinya
gaya
akibat beda / selisih potensial antara dua ujung konduktor. Beda
potensial terjadi karena perbedaan jumlah elektron pada ujung konduktor.
Arus listrik
akan mengalir dari tegangan yang tinggi ( + ) ke tegangan
yang rendah ( - ) satuan tegangan listrik disebut VOLTS dan ditimbulkan
dengan (V).
1 MV = 1000 KV
1 KV = 1000 V
1 V = 1000 MV
Voltage dihasilkan antara 2 ( dua ) titik yaitu satu yang muatan positif dan
satu titik yang muatan negatif.
Voltage akan timbul walaupun tidak terjadi aliran arus, tetapi aliran
arus tidak akan timbul bila tidak ada tegangan atau beda potensial.
3. Hambatan ( Resistance ).
Kawat tembaga pada umumnya digunakan untuk menghantarkan arus
listrik karena kawat tembaga memiliki hambatan terhadap aliran listriknya
kecil.
Ketika elektron bebas berjalan melalui sebuah logam, elektron – elektron
itu akan dihambat oleh molekul, yang akan memperlambat kecepatan
jalannya. Perlambatan
kecepatan itu merupakan umumnya disebut
dengan Electrical Resistance atau Hambatan listrik.
Satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbol W. Hambatan suatu
penghantar dikatakan 1 W bila besarnya hambatan tersebut menyebabkan
mengalirnya arus sebesar 1 A, bila pada kedua ujung penghantar
dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 1 volts ( pada temperatur
konstan ).
Adapun nilai hambatan pada sebuah penghantar dipengaruhi oleh bahan
penghantar, luas penampang penghantar, serta temperatur. Biasanya
harga hambatan dapat dihitung dengan rumus :
R = L xr/A
Tahanan jenis setiap material berbeda – beda seperti dibawah ini :
Macam - macam jenis Ulir dan tabel
(Types of Thread and chart)
Pengertian ulir adalah alur-alur yang melilit pada sebuat batang baja / poros dengan
ukuran tertentu.
Penggunaan ulir banyak sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari, karena ulir
berfungsi sebagai pengikat, selain itu ulir juga berfungsi sebagai penggerak suatu
benda. sebelum kita mengenal berbagai macam jenis ulir ada baiknya kita mengenali
dulu bagian -bagian ulir.
Berikut adalah macam-macam jenis ulir menurut bentuknya
1. Ulir segitiga
Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir segitiga ini
diantaranya adalah
a. Ulir Metris / Metric Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60° dan keseluruhan dimensi dalam
satuan metris.
Simbol dari ulir ini adalah "M" contohnya M8 x 1,25 adalah ulir metris dengan diameter
8 mm dan pitch 1,25 mm
b. Ulir Whitworth / Whitworth Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi dalam
satuan british
(inchi). Simbol dari ulir ini adalah "W", contohnya W ⅜" x 20 TPI adalah ulir whitworth
dengan diameter ⅜" dan terdapat 20 Thread per Inch (jumlah puncak ulir tiap jarak 1
inchi)
c. Ulir Pipa / BSP Thread (British Standart Pipe Thread)
Merupakan ulir standart yang digunakan pada sambungan pipa. disimbolkan dengan
huruf "R" contohnya R ⅜" yaitu ulir standar pipa untuk diameter pipa ⅜"
d. Ulir UNF / Unified Fine Thread
merupakan jenis ulir dengan dimensi gabungan dari metris dan british. ulir ini
mempunyai sudut puncak ulir 60° dan dimensi ukuran dalam satuan british (inchi). ulir
ini kebanyakan digunakan di negara Amerika Serikat dan Kanada. simbol yang
digunakan adalah "UNF" contoh UNF ⅜" x 24 TPI yaitu ulir UNF dengan ukuran
diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 24.
e. Ulir UNC / Unified Coarse Thread
merupakan versi kasar dari ulir UNF. kasar disini dimaksudkan adalah jumlah ulir tiap
inchi yang lebih sedikit dari ulir UNF sehingga tampak kasar. simbol yang digunakan
adalah "UNC" contohnya ⅜ - 16 UNC adalah ulir UNC dengan diameter ⅜" dan jumlah
ulir tiap inchi 16
2. Ulir Segiempat / Square Thread
merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan untuk beban berat
misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada tanggem. ulir segiempat
disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir
segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi adalah 8.
3. Ulir trapesium / Trapezium Thread
merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 30°. biasa digunakan
pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin bubut. . ulir ini disimbolkan
dengan huruf "Tr" dengan dimensi metris contohnya Tr 18 x 4 adalah ulir trapesium
dengan diameter 18 mm dan jarak puncak ulir 4 mm.
4. Ulir Acme / Acme Thread
merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 29°, biasa digunakan
pada eretan dan leadscrew. ulir ini disimbolkan dengan "Acme" dengan dimensi dalam
satuan inchi.
5. Ulir Bulat / Round Thread
Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah dan puncak ulir.
biasa digunakan untuk mentranmisikan daya/gerakan secara halus dengan tanpa
kelonggaran. jenis lain dari ulir bulat ini adalah ulir edison yaitu ulir yang digunakan
pada lampu bohlam
6. Ulir bola / Ball Screw
Merupakan ulir yang biasanya dipasangkan dengan mekanisme bola-bola baja dan
digunakan pada penggerak mesin CNC karena hampir tidak ada kelonggaran dengan
jarak yang presisi.
7. Ulir tanduk./ Buttress Thread
Merupakan ulir berbentuk segitiga tetapi bukan segitiga sama kaki melainkan berbentuk
seperti tanduk. biasa digunakan sebagai pengunci tarikan seperti pengunci collet dan
pada tutup pasta gigi.
8. Ulir majemuk / Multi start Thread
Merupakan ulir yang mempunyai lebih dari satu belitan ulir. biasanya untuk penggerak
dengan kecepatan tinggi. bentuk profil ulir bisa segitiga, segiempat, trapesium, bola dan
sebagainya.
UNC dan UNF adalah simbol dari Unified Screw Thread Series.
Seri Thread Bersatu disepakati oleh Amerika Serikat, Inggris Raya dan Kanada di Indonesia
1949 untuk mendapatkan pertukaran.
Baru-baru ini, modifikasi telah dilakukan pada aslinya 1949 Spesifikasi untuk kemudahan
penggunaan.
Seri Thread Bersatu dikelompokkan menjadi benang kasar, benang halus dan benang halus
ekstra
seperti sekrup sekrup Metrik.
UNC: Unified coarse pitch threads.
UNF: Unified fine.
UNEF: Unified fine pitch ekstra
UNS: Unified special threads