MAKALAH KLP 8 TANDA BACA (1)

MAKALAH

TANDA BACA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam
Mata Kuliah: Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Dosen Pembina : Dr. Rohana, M.Pd.

Disusun oleh :
KELOMPOK VIII
DIKDAS A

MENTARI RAMA PUTRI

(14B14037)

SATRIAWATI

(14B14040)

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “Pengajaran Tanda Baca” dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang telah direncanakan.
Penulisan makalah ini dapat diselesaikan berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Kami menyadari bahwa banyak sumbang saran, kritik dan
teguran yang diberikan oleh berbagai pihak, sehingga mendorong kami untuk
bekerja lebih giat dalam menyelesaikan makalah ini.
Untuk itu, kami dengan segala kerendahan hati menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1.

Ibunda dan ayahanda yang telah memberikan dukungan materi dan moril

2.

Bapak Dr. Rohana, M.Pd. selaku dosen pembina yang telah meluangkan

waktu dan dengan penuh kesabaran telah memotivasi, membimbing dan
mengarahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini.

3.

Kepada teman-teman yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih mempunyai

kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan
untuk kesempurnaannya. Semoga makalah ini bermanfaat dalam mengembangkan
dunia pendidikan. Amin

Makassar,

Desember 2015

Kelompok VIII

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanda Baca..........................................................................3
B. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya............................4
1. Tanda Titik (.)..................................................................................4
2. Tanda Koma (,)................................................................................7
3. Tanda Titik Koma (;).....................................................................11
4. Tanda Titik Dua (:)........................................................................12
5. Tanda Hubung (-)...........................................................................13
6. Tanda Pisah (––)............................................................................14
7. Tanda Elipsis (...)...........................................................................15
8. Tanda Tanya (?).............................................................................16
9. Tanda Seru (!)................................................................................16
10. Tanda Kurung ((...)).......................................................................17

11. Tanda Kurung Siku ([...])...............................................................18
12. Tanda Petik ("...")..........................................................................18
13. Tanda Petik Tunggal ('...')..............................................................19
14. Tanda Garis Miring (/)...................................................................20
15. Tanda Penyingkat (Apostrof)(').....................................................20
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................21
B. Saran-Saran..........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik,
koma, titik dua). Tanda baca berguna bagi pembaca untuk membantu memahami
setiap bacaan. Tanpa tanda baca, pembaca akan sulit mengerti maksud dari
penulis melalui bacaan itu. Bayangkan saja apabila tidak ada tanda baca, misalnya
saja tanda titik (.), tentu para pembaca kebingungan menentukan antarhubungan
kalimat dan maksud dari kalimat itu karena semuanya tersambung tanpa jeda.
Dengan demikian, tanda baca sangat dibutuhkan dalam sebuah penulisan artikel

sebagai kunci atas apa yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.
Namun sayangnya, masih banyak orang yang sudah mengerti tanda baca,
tetapi belum memahami dan menggunakan tanda baca dengan baik dan benar,
terutama masalah kurang atau salah meletakkan tanda titik (.) dan tanda koma (,).
Kesalahan yang sering terjadi, misalnya kurangnya tanda titik (.) pada suatu
singkatan. Contoh, singkatan “St” pada “SMAK St. Louis Surabaya”, yang
seharusnya disingkat "St.” dengan tanda titik (.) setelahnya.
Tak hanya itu, masih banyak kesalahan lain, seperti salah memberi atau
meletakkan tanda dan kelebihan memberi tanda. Kesalahan tersebut disebabkan
oleh beberapa, salah satunya kesalahan yang banyak dibuat oleh para penulis
artikel, terutama di artikel-artikel internet dan makalah, yang secara tak langsung
ditiru oleh para pembaca. Kesalahan bisa juga disebabkan oleh pengaruh dari
bahasa lain, misalnya bahasa Inggris, karena memang peraturan penggunaan tanda
baca antrabahasa bisa berbeda. Namun, masyarakat Indonesia wajib menggunakan
apa yang sesuai dengan peraturan penggunaan tanda baca di Indonesia
Oleh karena itu, makalah ini ditujukan untuk memberikan pemahaman
mengenai jenis-jenis tanda serta diharapkan dapat membantu masyarakat dan
pembaca sekalian dalam memahami tanda baca sehingga dapat menggunakannya
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa
Indonesia.


B. Rumusan Masalah
Terarahnya penulisan makalah ini, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan tanda baca ?
2. Apasaja jenis-jenis dari tanda baca ?
3. Bagaimana fungsi-fungsi dari jenis-jenis tanda baca tersebut ?
4. Bagaimana contoh-contoh penggunaan dari tanda baca ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian tanda baca.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari tanda baca.
3. Untuk mengetahui fungsi dari jenis-jenis tanda baca.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh penggunaan tanda baca.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)

atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan
struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat
diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi,
waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya
spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Pengertian tanda baca secara umum adalah tanda yang digunakan dalam
sistem ejaan. Adapun pengertian tanda baca menurut pakar, yaitu :
1. Menurut Drs. Abdullah, tanda baca adalah tanda yang digunakan untuk
menjelaskan maksud penulis agar informasi disampaikan tanda serah
terima oleh pembaca.
2. Menurut Dr. Gorys Keraf dalam buku komposisi, sebuah pengantar
kemahiran Berbahasa Indonesia halaman 13, bahwa tanda baca adalah
tanda – tanda atau gambar – gambar yang menggambarkan unsure unsure suprasemental dalam tutur untuk memudahkan pembaca mengikuti
jejak bahasa lainnya.
3. Menurut Prof. Dr. Dp.Tampubolon dalam bukunya yang bejudul
Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien, halaman 33
mengemukakan bahwa tanda baca ialah lambang – lambang tulisan yang
dipergunakan oleh penulis untuk melambangkan berbagai aspek bahasa
lisan yang bukan bunyi – bunyi bahasa (fonem – fonem).
4. Menurut Fachruddin, A.G. dalam buku bahasa Indonesia (buku Pegangan

Mata Kulia Dasar Umum) halaman 33 tanda baca adalah tanda yang
digunakan untuk melambangkan bahasa.
5. Menurut KBBI, tanda baca adalah tanda yang digunakan dalam sistem
ejaan seperti titik, koma dan lain sebagainya.

Dari beberapa pendapat pakar di atas maka penulis berkesimpulan bahwa
tanda baca dalah yang tidak berhubungan dengan fonem pada suatu bahasa,
melankan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan.
B. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya
1. Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
-

Saya suka makan bakso.

-

Ibuku tinggal di Bone.


-

Ibu membeli sayuran di pasar. Kemudian ibu memasaknya.

Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
b. Tanda

titik

dipakai

pada

akhir

singkatan

nama

orang.


Contoh:
-

Irwan S. Gatot

-

George W. Bush

-

Budi U.

Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Dwiki Halla
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
Contoh:
-


Dr. (doktor)

-

S.E. (sarjana ekonomi)

-

Kol. (kolonel)

-

Bpk. (bapak)

d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai
satu tanda titik.
Contoh:
-

dll. (dan lain-lain)

-

dsb. (dan sebagainya)

-

tgl. (tanggal)

-

hlm. (halaman)

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
-

Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

-

1.20.30 jam (1 jam, 20 menit, 30 detik)

f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Desa Maju berpenduduk 1.156 orang.
g. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Contoh :
-

III. Deapartemen Pendidikan Nasional
A. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
B. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
1. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
2. …

-

1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik

-

2. Patokan Khusus
2.1 …
2.2 …

h. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat
terbit.
Contoh:

-

Sucipto. Adi. 2014. Cara Belajar yang Benar. Cirebon: Gramedia.

-

Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.

i. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak dengan huruf tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
j. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
rapim (rapat pimpinan)
k. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
l. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
contoh:
-

Belajar Berbahasa Indonesia

-

Tabel hasil pertanian Desa Makmur

m. Tanda titik tidak dipakai pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah
bertanda titik.
Contoh:
-

Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.

-

Dia memerlukan meja, kursi, dsb.

-

Dia mengatakan, “kaki saya sakit.”

n. Tanda titik tidak dipakai di belakang 1) nama dan alamat penerima surat,
2) nama dan alamat pengirim surat, dan 3) di belakang tanggal surat.
Contoh:
-

Yth. Sdr. Moh. Hasan
Jalan Arif Rahmad 43
Palembang

-

Adinda
Jalan Diponegoro 82
Jakarta

-

21 April 2008

2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma
sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
[Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi,
dan melainkan.
Contoh:
-

Saya akan membeli buku-buku puisi, tetapi kau yang memilihnya.

-

Ini bukan buku saya, melainkan buku ayah saya.

-

Dia senang membaca cerita pendek, sedangkan adiknya suka membaca
puisi.

c. 1) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
-

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

-

Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

-

Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca
buku.

2) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
-

Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

-

Ia lupa akan janjinya karena sibuk

-

Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang
lulus.

d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, dengan demikian, dan meskipun begitu.
Contoh:
-

Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa
belajar di luar negeri.

-

Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia
menjadi bintang pelajar.

-

Meskipun begitu, dia tidak pernah berlaku sombong kepada siapapun.

e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah,
aduh, dan kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti
Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
contoh:
-

O, begitu.

-

Wah, indah sekali bunga mawar di rumahmu.

-

Hati-hati, ya, jalannya licin.

-

Mas, kapan pulang ?

-

Mengapa kamu diam, Dik ?

-

Kue ini enak, Bu.

f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contoh:
-

Kata ibu, “Saya gembira sekali.”

-

“Saya gembira sekali,” kata ibu,”karena lulus ujian.”

g. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh:
-

"Di mana Ani tinggal?" tanya Ali.

-

“Masuk ke kelas sekarang!” perintahnya.

h. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat,
tempat dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Contoh:
-

Sir. Abdullah, Jl. Toddopuli Raya Timur Dl-24, Makassar

-

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar, JL.
Tidung 5, Makassar

-

Bone 2 Januari 1992

-

Tokyo, Jepang

i. Tanda koma dipakai untuk memisahka bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
-

Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakrta: Restu Agung.

-

Halin, Amran (Ed.) 1976. Politk Bahasa Nasional. Jakarta : Pusat Bahasa.

-

Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta:
PT Wikipedia Indonesia.

j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau
catatan akhir.

Contoh:
-

Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 2
(Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm.25.

-

Hilman, Hadikusuma, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya
Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.

-

Poerwadarminta, W.JS. Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang
(Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.

k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
contoh:
-

Dian Ekawati, S.Pd.

-

Siti Khadija, M.A

l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
-

33,5 m

-

27,3 kg

-

Rp500,00

m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contoh:
-

Dosen kami, Dr. Rohana, disiplin sekali.

-

Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan
sirih

-

Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan
padua suara.

n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:

Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di
kawasan nusantara ini.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini dalam
pengembangan kosakata.
Kami ucapkan terima kasih atas perhatian saudara.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih
apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.
Contoh:
-

Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju celana, dan kaos; pisang,
apel, dan juruk.

-

Agenda rapat ini meliputi pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja;
pendataan anggota, dokumentasi, dan asset organisasi.

b. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalmat majemuk setara.
Contoh:
-

Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku-buku yang baru
dibeli ayahnya.

-

Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
mendengarkan siaran pilihan pendengar.

c. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam
kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu,
sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan.
Contoh:
Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:
1) Berkewarganegaraan Indonesia;
2) Berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya;

3) Berbadan sehat;
4) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau perincian.
Contoh:
-

Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.

-

Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.

-

Sifat benda saat menghantarkan listrik ada dua: isolator dan konduktor

b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerincian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
-

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

-

Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan
Ekonomi Perusahaan.

c. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerincian.
Contoh:
-

-

Ketua

: Ali

Sekretaris

: Rijal

Bendahara

: Khaedar

Tempat

: Gedung AC 105 Pascasarjana UNM

Pembawa Acara : Citra Sufiani Alamsyah
Hari, tanggal

: Senin, 7 Desember 2015

Waktu

: 09.00-10.30

d. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ibu

: "Jangan lupa sebelum tidur, kamu haus mengosok gigi dan cuci kaki! "

Fitri

: "Siap, Bu!"

e. Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab
dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau di antara judul dan anak judul suatu
karangan serta nama kota dan penerbit buku dan acuan dalam karangan.
Contoh:
-

Tempo, I (1971), 34:7

-

Surah Yasin: 9

-

Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

-

Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa.

f. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan perbandingan.
Contoh:
-

Perbandingan siswa laki-laki terhadap perempuan adalah 2:1.

-

Perbandingan anak yang senang belajar matematika dan tidak senang
adalah 1:3

5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
-

anak-anak,

-

berulang-ulang,

-

kemerah-merahan

Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan
cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
b. Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu
dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
-

p-e-n-g-u-r-u-s

-

25-10-1991

c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan.
Perhatikan perbedaannya:
-

ber-evolusi dengan be-revolusi

-

duapuluhlima-ribuan(20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).

-

Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah

-

Anak-ibu yang pintar dengan anak ibu-yang pintar

d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan.
1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
Contoh : se-Indonesia
2) ke- dengan angka
Contoh : anak ke-3
3) angka dengan –an
contoh : tahun 200-an
4) Singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata
Contoh : KTP-nya, dan sinar-x
5) Nama jabatan rangkap.
Contoh : Menteri-Sekretaris Negara
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
-

di-smash

-

pen-tackle-an

-

men-scan

f. Tanda hubung dipakai menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah
oleh pergantian baris.
Contoh:
-

Di samping cara lama diterapkan juga cara baru.

-

Sebagaimana kata peribahasa, tak ada gading yang tak retak.

6. Tanda Pisah (–, —)
a. 1) Tanda pisah em (—) dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
- Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.

-

Desa maju—saya harapkan—akan menjadi desa yang sejahtera.

2) Tanda pisah (—) dipakai

untuk menegaskan adanya posisi atau

keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
-

Rangkaian penemuan ini—teori evolusi dan teori atom—telah
mengubah pandangan kita tentang alam semesta.

-

Gerakan pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—
harus terus ditingkatkan.

b. 1) Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang
berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke'
atau 'sampai'.
Contoh:
-

1919–1921

-

Medan–Jakarta

-

10–13 Desember 1999

2) Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara,
atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
-

dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65

-

antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499

-

−4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C

7. Tanda Elipsis (...)
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama.
Contoh:
-

Kalau begitu ... , marilah kita laksanakan.

-

Jika saudara setuju dengan harga itu ..., pembayarannya akan segera
kami lakukan.

b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.

Contoh:
-

Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

-

Pengetahuan dan pengalaman kita … masih sangat terbatas.

Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk
menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat ….
8. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh:
-

Kapan ia berangkat?

-

Saudara tahu, bukan?

b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat

yang

disangsikan

atau

yang

kurang

dapat

dibuktikan

kebenarannya.
Contoh:
-

Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).

-

Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

9. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
-

Alangkah mengerikannya peristiwa itu!

-

Bersihkan meja itu sekarang juga!

-

Sampai hati ia membuang anaknya!

-

Merdeka!

Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam
tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam
kutipan atau transkripsi drama.

10. Tanda Kurung (( ))
a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
-

Bagian keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian
dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.

-

Anak itu tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk)

-

Dia tidak membawa SIM (Surat Izin Mengemudi)

b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Contoh:
-

Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada)
membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.

-

Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya
perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contoh:
-

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)

-

Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.

d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
-

Pemasaran itu menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat,
dan (d) promosi.

-

Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta
kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.

Catatan : Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau
huruf yang menyatakan perincian yang disusun ke bawah.
Contoh :Dia senang dengan mata pelajaran
a) Fisika
b) Kimia
c) biologi

11. Tanda Kurung Siku ([...])
a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang
ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan
itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
-

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

-

Ia memberikan uang [kepada] anaknya.

b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Contoh:
-

Persamaan kedua proses ini (lihat pada materi sebelumnya [halaman
34-35]) perlu dijelaskan lagi.

12. Tanda Petik ("...")
a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
-

"Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!"

-

Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia."

b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair/puisi, karangan, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
-

Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu
Tempat.

-

Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.

-

Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.

c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:

-

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.

-

Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama
"cutbrai".

d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh:
-

Kata Tono, "Saya juga minta satu."

-

Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut? "

e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
-

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".

-

Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

13. Tanda Petik Tunggal ('...')
a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di
dalam petikan lain.
Contoh:
-

Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"

-

"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak
pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.

b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Contoh :
-

Terpandai

'paling pandai'

-

Retina

'dinding mata sebelah dalam'

c. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan
bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh:
-

feed-back

'balikan'

-

dress rehersal

'gladi bersih'

-

tadulako

'panglima'

14. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun ajaran.
Contoh:
-

No. 7/PK/1973

-

Jalan Kramat III/10

-

tahun anggaran 1985/1986

b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
Contoh:
-

Dikirimkan lewat darat/laut

-

Harganya Rp1.500,00/lembar

-

Tindakan penipuan dan/atau penganaiyaan.

Catatan :
Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan
penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.
15. Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Contoh:
-

Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)

-

Malam 'lah tiba. ('lah = telah)

-

1 Januari '88 ('88 = 1988)

Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi-fungsi

tanda

baca

adalah tanda-tanda yang

dipakai

didalam sistem ejaan. Tanda baca adalah salah satu dari sekian jenis
Ortografi. Tanda baca banyak sekali jenis dan tipenya yang masing-masing
mempunyai fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah
untuk menjaga keefektifan komunikasi. Setiap tanda baca mempunyai
aturan penggunaan dan fungsinya sendiri yang tidak dapat diganggu gugat.
Penggunaan yang salah akan menyebabkan kericuhan dan mengganggu
kelancaran komunikasi. Berikut ini ada beberapa jenis tanda baca antara lain :
tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda
hubung (-), tanda Pisah (––), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda Seru (!),
tanda Kurung ((...)), tanda kurung siku ([...]), tanda petik ("..."), tanda petik
tunggal ('...'), tanda garis miring (/), tanda penyingkat (Apostrof)(').
B. Saran
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan beberapa saran yakni kita
harus memahami cara menggunakan tanda baca yang baik dan benar, untuk
memberi bekal kepada kita untuk menjalani masa kuliah selanjutnya yang
penuh dengan tugas yang menuntut kemampuan dalam berbahasa yang baik
dan benar baik lisan maupun tertulis, dan kemampuan berbahasa yang benar
dapat diperoleh melalui pembiasaan, pembiasaan menulis dan pembiasaan
mempraktekan kemampuan berbahasa indonesia yang benar dalam kehidupan
sehari –hari.

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta:
Pustaka Jaya.
http://www.ardianzzz.com/tanda-baca.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca
http://gomsinaga.blogspot.com/2010/01/tugas-bahasa-indonesia-makalah.html