Implementasi Pendidikan Karakter Berbasi dan Pendidikan Karakter .pdf
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN MORAL SISWA
DI SEKOLAH DASAR
Diajukan untuk Memenuhi Ulangan Tengah Semester Apresiasi Bahasa dan Sastra
Indonesia
Oleh:
Ferawati Tiyas Anggraeni
(1815163158)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
Literature Review : Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Moral Siswa di
Sekolah Dasar
Ferawati Tiyas Anggraeni
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Jakarta
Abstrak
Dewasa ini pendidikan di Indonesia mulai meningkat. Hal ini dikarenakan bahwa
banyak pelajar yang mampu meraih prestasi di dalam maupun luar negeri. Prestasiprestasi yang di raih pun tak hanya di bidang akademik, namun di bidang non akademik
pula. Bahkan,salah satu pelajar Indonesia menjadi juara umum dalam Konferensi
Internasional Ilmuwan Muda se – Dunia yang diikuti ratusan pelajar SMA dari 19 negara
di Bali pada 12-17 April 2010. Namun, banyak pula pelajar yang bertolak belakang.
Mereka terjerumus dalam gelap dan butanya pergaulan seks bebas. Sungguh sangat
miris melihat keadaan ini.
Pemerintah pun sepertinya ikut turun tangan dengan memberikan pendidikan
karakter. Pendidikan karakter tak hanya dalam pembelajaran tersirat tetapi juga di
tetapkan dalam kompetensi inti. Kompetensi inti yang dimaksud adalah spiritual dan
sikap. Dimana kedua kompetensi ini merupakan dua hal paling utama, disusul dengan
nilai pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, diharapkan ini adalah langkah
tepat untuk memperbaiki moral generasi penerus bangsa.
Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Impelementasi pada sekolah dasar,
perbaikan moral
I.
Terdapat banyak kasus-kasus yang
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki hubungan erat
dengan
pengembangan
kapasitas,
karakter dan beradaban bangsa. Hal ini
dapat kita lihat dari upaya yang telah
direncanakan
dengan
baik
dalam
menciptakan lingkungan belajar dan
proses pembelajaran. Dimana peserta
didik dapat mengembangkan potensi
penuh mereka untuk memperoleh nilai
spiritual
dan
religi
mengembangkan
(keagamaan),
kontrol
diri,
kepribadian , kecerdasan, moral, dan
akhlak mulia serta keterampilan yang
dibutuhkan
sendiri
,
seseorang
masyarakat,
untuk dirinya
bangsa,
dan
negara (Abdul Karim Zaidan, 2012). Hal
ini sejalan dengan pasal 3 UndangUndang
tentang
sistem
pendidikan
karakter dan peradaban bangsa untuk
meningkatkan kapasitas intelektualnya
dan ditujukan untuk mengembangkan
potensi peserta didik sehingga mampu
menjadi generasi penerus bangsa yang
memiliki nilai-nilai kemanusiaan, yang
berakhlak
mulia,
berpengetahuan,
mengindikasikan
rendahnya
karakter
manusia di Indonesia. Masih banyak
perbedaan
pendapat
permasalahan
yang
atau
di
selesaikan
dengan cara yang tidak berkarakter.
Kasus
tawuran
pelajar
yang
tidak
pernah surut dari tahun ke tahun.
Dimana tawuran ini bagaikan generasi
turun-temurun yang di jadikan sebagai
budaya yang sangat buruk. Tak hanya
tawuran antar siswa yang berbeda
sekolah tetapi juga antara masyarakat
antar kampung. Lingkungan masyarakat
yang
seperti
inilah
memprihatinkan.
menjadi
hal
melatarbelakangi
yang
Dimana
utama
sebuah
amat
lingkungan
yang
karakter
dalam diri manusia. Lingkungan yang
buruk akan
memberikan nilai yang
buruk pada diri manusia. Sebaliknya, di
lingkungan
yang
sangat baik akan
memberikan nilai yang baik pada diri
manusia. Sehingga dapat dikatakan
bahwa orang yang berkarakter baik
tumbuh pada lingkungan yang baik pula.
serta
Berdasarkan Undang-Undang Dasar
bertanggung jawab. Dengan demikian,
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pendidikan
penting
dan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
dan
Sistem Pendidikan Nasional, khususnya
berkompeten,
kreatif,
sangatlah
mengembangkan
karakter siswa.
mandiri,
kompetensi
Pasal
3
menyebutkan
bahwa
Pendidikan
Nasional
mengembangkan
membentuk
berfungsi
kemampuan
watak
serta
dan
peradaban
(Sekretariat Negara Republik Indonesia,
2007),
yakni
bangsa
terwujudnya
yang
tangguh,
kompetitif,
bangsa yang bermartabat dalam rangka
berakhlak
mencerdaskan
bangsa,
berdasarkan Pancasila, yang dicirikan
bertujuan untuk berkembangnya potensi
dengan watak dan perilaku manusia dan
siswa agar menjadi manusia beriman
masyarakat Indonesia yang beragam,
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
beriman, dan bertakwa kepada Tuhan
Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu,
Yang
kreatif, mandiri dan menjadi generasi
bertoleran, bergotong royong, berjiwa
penerus bangsa yang demokratis serta
patriot , berkembang dinamis , dan
bertanggung jawab. Namun, jika para
berorientasi
siswa terus mengalami kemunduran
Kesejahteraaan
moral
tujuan
Indonesia, 2010).
pendidikan nasional belumlah terwujud.
Pembangunan
Oleh
maka
karena
kehidupan
fungsi
itu,
serta
pemerintah
mulai
mulia,
karakter
Maha
dan
Esa,
bermoral
berbudi
ipteks
luhur,
(Kemko
Rakyat
Republik
karakter
bangsa
memiliki urgensi yang sangat luas dan
menanamkan moral melalui pendidikan
berisi
karakter mulai dari usia sedini mungkin.
dikarenakan
pembangunan
karakter
Pendidikan
bangsa
berkaitan
dengan
Karakter
akan
lebih
fat
multidimensional.
Hal
ini
ditekankan pada tingkat TK dan SD
pengembangan berbagai aspek potensi
karena karakter merupakan pondasi
keunggulan
pendidikan.
dimensi
Pemerintah telah merumuskan misi
bangsa
kebangsaan
dan
mencakup
yang
sedang
melalui proses pematangan pada saat
ini.
Urgensi
pembangunan
karakter
pembangunan
nasional
yang
memposisikan
pendidikan
karakter
dengan sifatnya demikian, menjadikan
merupakan misi utama dan pertama dari
bahwa karakter digunakan sebagai: (1)
delapan misi guna mewujudkan visi
perekat pondasi bangunan kehidupan
pembangunan
ini
berbangsa dan bernegara,(2) kemudi
tercantum
dalam
dalam mencapai cita-cita dan tujuan
Pembangunan
Jangka
bersama,serta (3) kekuatan esensial
Panjang Nasional Tahun 2005-2025
dalam membangun karakter bangsa
sebagaimana
Rencana
nasional.
Hal
yang
bermartabat
(Deny
Setiawan,
Suyanto
mengemukakan
pendidikan
karakter sebagai cara berpikir dan
2013).
Gagasan
Gerakan
karakter
bangsa
serentak
dari
pembangunan
harus
seluruh
dilakukan
kompenen
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama,
baik
dalam
lingkup
keluarga,
masyarakat mulain dari bawah hingga
masyarakat, bangsa, maupun negara.
ke atas. Tak bisa hanya pada salah satu
(suyanto 2009). Sedangkan menurut
spectrum saja. Hal ini karenakan, dalam
John W. Santrock Pendidikan karakter
pembangunan karakter harus dilakukan
merupakan pendekatan langsung untuk
bersama-sama
pendidikan
hingga
membentuk
moral
dengan
memberi
generasi baru yang memiliki moral yang
pelajaran kepada peserta didik tentang
baik. Merosotnya moral yang telah
pengetahuan
melanda
mensyaratkan
mencegah mereka melakukan perilaku
untuk segera dilakukannya penanaman
tidak bermoral atau membahayakan
kembali nilai-nilai luhur budaya bangsa
bagi diri sendiri maupun orang lain.
atau revitalisasi atau semacam invented
(John
tradition (Hobsbawm, 1983 : 1) melalui
disimpulkan bahwa pendidikan karakter
gerakan
adalah pendidikan yang menekankan
bangsa
ini,
nasional
yang
melibatkan
W.
moral
dasar
Santrock).
pembentukan
untuk
Maka
dapat
seluruh komponen sebagai konsensus
tentang
moral
dan
yang lahir dari kesadaran.
kepribadian seseorang dengan tujuan
supaya menjadi manusia yang baik
dalam berbangsa dan bernegara.
II. MASALAH
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut
T.
Ramli
pendidikan
karakter memiliki esensi dan makna
yang sama dengan pendidikan moral
dan
pendidikan
akhlak.
Tujuannya
adalah untuk membentuk membentuk
pribadi anak supaya menjadi manusia
yang baik, warga masyarakat dan warga
negara yang baik (T. Ramli 2003).
Pendidikan
karakter
adalah
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
melibatkan
aspek
(cognitive),
tindakan
perasaan
(action).
pengetahuan
(feeling),
Menurut
dan
Thomas
Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka
pendidikan karakter tidak akan efektif.
Dengan
diterapkan
pendidikan
secara
karakter
yang
sistematis
dan
berkelanjutan,
seorang
anak
akan
Selain
itu
anak-anak menghabiskan
menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan
sebagian besar waktunya di sekolah,
emosi ini adalah bekal penting dalam
sehingga apa yang didapatkannya di
mempersiapkan
sekolah
anak
menyongsong
akan
mempengaruhi
masa depan, karena seseorang akan
pembentukan
lebih mudah dan berhasil menghadapi
belum mempunyai pendidikan karakter
segala macam tantangan kehidupan,
yang efektif untuk menjadikan bangsa
termasuk
Indonesia yang berkarakter.
tantangan
untuk
berhasil
Karakter
di
Sekolah
Dasar
Lingkungan
dalam
adalah
pembentukan
Lingkungan
faktor utama
karakter
anak.
terbagi atas lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat.
Faktor keluarga sangat berperan dalam
membentuk karakter anak. Akan tetapi,
kematangan emosi sosial ini selanjutnya
sangat dipengaruhi oleh
lingkungan
sekolah sejak usia dini sampai usia
remaja.
Bahkan
menurut
Daniel
Goleman, banyaknya orang tua yang
gagal
dalam
mendidik
anak-anak,
kematangan, emosi sosial anak dapat
dikoreksi dengan memberikan latihan
pendidikan karakter kepada anak-anak,
terutama di sekolah pada usia dini.
Sekolah adalah tempat yang strategis
untuk pendidikan karakter karena anakanak
dari
mengenyam
semua
Indonesia
Menurut Berman, iklim sekolah yang
secara akademik.
2. Pendidikan
karakternya.
lapisan
pendidikan
di
akan
sekolah.
kondusif
dan
keterlibatan
kepala
sekolah dan para guru adalah faktor
penentu
dari
ukuran
keberhasilan
interfensi
pendidikan
karakter
di
sekolah.
Dukungan
saran
dan
prasarana
sekolah, hubungan
antar
murid, serta tingkat kesadaran kepala
sekolah
dan
guru
menyumbang
pendidikan
juga
bagi
keberhasilan
karakter
ini,
diri
sendiri
kemampuan
motivasi,
disamping
kreatifitas
kepemimpinannya)
turut
(melalui
dan
yang
mampu
menyampaikan konsep karakter pada
anak didiknya dengan baik.
Pendidikan karakter amatlah penting
di mulai saat anak usia dini. Hal ini
dikarenakan pendidikan karakter adalah
proses pendidikan yang bertujuan untuk
,emgembangkan
serta
perilaku
akhalak
mulia
moral,
yang
dan
nilai,
sikap,
mencerminkan
budi
pekerti
seseorang.
Seperti
yang
telah
2)
mengembangkan
kebiasaan
dan
terkandung dalam kurikulum 2013 pada
perilaku peserta didik yang terpuji dan
penilaian spiritual dan sikap. Dimana
sejalan dengan nilai-nilai universal dan
moral di nomor satukan disusul dengan
tradisi budaya bangsa yang religius; 3)
pengetahuan
keterampilan.
menanamkan jiwa kepemimpinan dan
Misalnya pada nilai spiritual seseorang
tanggung jawab peserta didik sebagai
harus memiliki budi pekerti, amanah,
generasi
rajin beribadah, bekerja sama, serta
mengembangkan kemampuan peserta
berkata jujur.
didik menjadi manusia yang mandiri,
serta
Pendidikan karakter harus dilakukan
penerus
bangsa;
4)
kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
sejak dini. Penanaman nilai moral sejak
5)
dini mampu melahirkan generasi muda
kehidupan sekolah sebagai lingkungan
yang cerdas dan memiliki moral yang
belajar
baik. Penanaman
kreativitas
moral merupakan
mengembangkan
yang
aman,
dan
lingkungan
jujur,
persahabatan,
penuh
serta
proses jangka panjang dalam rangka
dengan rasa kebangsaan yang tinggi
membentuk karakter penerus bangsa.
dan penuh kekuatan.
Pada usia anak-anak merupakan masa
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam
emas atau golden age, dimana pada
pendidikan karakter bersumber dari: 1)
saat itu anak mampu mengmbangkan
Agama, 2) Pancasila, 3) Budaya, dan 4)
potensinya dengan baik. Moral anak
Tujuan
pada saat ini akan menentukan karakter
Kurikulum, 2010).
bangsa di kemudian ini. Oleh karena itu
Pendidikan
Nasional
(Pusat
Tujuan Pendidikan Karakter adalah
sangatlah
mengembangkanpotensi kalbu / nurani /
dibutuhkan agar menjadikan bangsa
afektif peserta didik sebagai manusia
yang berkarakter.
dan warganegara yang memiliki nilai-
3. Tujuan Pendidikan Karakter
nilai
pendidikan
karakter
Tujuan Pendidikan Karakter adalah
karakter
mengembangkan
bangsa;
2)
kebiasaan
dan
potensi
perilaku peserta didik yang terpuji dan
didik
sejalan dengan nilai-nilai universal dan
warganegara
tradisi budaya bangsa yang religius; 3)
yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa;
menanamkan jiwa kepemimpinan dan
mengembangkan
kalbu/nurani/afektif
sebagai
manusia
peserta
dan
tanggung jawab peserta didik sebagai
nilai religius, kejujuran, toleransi, dan
generasi
kedisiplinan.
penerus
bangsa;
4)
Namun,
mengembangkan kemampuan peserta
sebaiknya
didik menjadi manusia yang mandiri,
menerapkan
kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
seluruh warga sekolah harus memiliki
5)
lingkungan
kesepakatan tentang nilai-nilai karakter
kehidupan sekolah sebagai lingkungan
yang akan dikembangkan di sekolahnya
belajar
(Anita Lie, 2010). Bila nilai-nilai karakter
mengembangkan
yang
kreativitas
aman,
dan
jujur,
penuh
persahabatan,
serta
yang
pendidikan
untuk
sudah
karakter,
disepakati
dengan rasa kebangsaan yang tinggi
dikembangkan
dan penuh kekuatan. Nilai-nilai yang
diimplementasikan
maka
dikembangkan
ditambah
nilai-nilai
dalam
pendidikan
dengan
selanjutnya
karakter
yang
Pancasila, 3) Budaya, dan 4) Tujuan
demikian
Pendidikan Nasional (Pusat Kurikulum,
suatu saat semua nilai-nilai karakter
2010).
sudah diimplementasikan di sekolah
untuk
pendidikan
sebagai
berikut
sejumlah
karakter
(Pusat
nilai
untuk
sudah
karakter bersumber dari: 1) Agama, 2)
Teridentifikasi
lain
untuk
diimplementasikan,
seterusnya,
sampai
pada
dan di luar sekolah.
bangsa
Kurikulum,
2010). Sekolah bebas untuk memilih
dan menerapkan nilai-nilai mana dulu
III.
SOLUSI
YANG
TELAH
DIUSULKAN
Berdasarkan
penjelasan
pada
yang hendak dibangun dalam diri siswa.
permasalahan diatas dapat dicermati
Bahkan
mendorong
bahwa ada permasalahan diantaranya
untuk
yaitu, kemunduran moral siswa yang
pelaksanaan pendidikan karakter (Fasli
berdampak pada karakter bangsa di
Jalal, 2010a). Di sekolah A dapat saja
kemudian hari serta proses penanaman
mendahulukan
religius,
moral melalui pendidikan karakter di
sekolah B memprioritaskan nilai-nilai
Sekolah Dasar. Dalam pembentukan
kejujuran, ekolah C memprioritaskan
serta
nilai-nilai
bangsa yang mengalami kemunduran,
pemerintah
munculnya
keragaman
nilai-nilai
toleransi,
sedangkan
di
sekolah D sudah melaksanakan nilai-
meningkatkan
pemerintah
kembali
memberikan
moral
pendidikan
karakter
didalam
sekolah.
pembelajaran
Pembelajaran
di
Pendidikan
Karakter di sekolah sejak usia dini ( TK
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi
diri para siswa.
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah
dan SD) diharapkan mampu menjadi
sebagai
komunitas
rencana jangka panjang demi karakter
berbagi
tanggung
bangsa di kemudian hari.
pendidikan
Langkah-langkah yang dapat dilakukan
kepada nilai dasar yang sama.
yaitu
dengan
menerapkan
prinsip
9. Adanya
moral
yang
jawab
karakter
untuk
yang
pembagian
setia
kepimpinan
pendidikan
karakter.
Character
moral dan dukungan luas dalam
Education
Quality
Standards
membangun
merekomendaikan sebelas prinsip untuk
mewujudkan pendidikan karakter yang
nilai-nilai
dasar
karakter.
10. Memfungsikan keluarga dan anggota
2. Mengidentifikasikan karakter secara
supaya
usaha membangun karakter.
11. Mengevaluasi
etika sebagai basis karakter.
komprehensif
mencakup
pemikiran, perasaan dan perilaku.
guru
tajam, proaktif dan efektif untuk
Selain
karakter,
dan
manifestasi
menerapkan
11
prinsip-
prinsip diatas, guru juga harus mampu
membangun karakter.
4. Menciptakan
sekolah,
karakter positif dalam kehidupan
siswa
pendekatan
karakter
fungsi staf sekolah sebagai guru-
yang
3. Mengguanakan
pendidikan
masyarakat sebagai mitra dalam
efektif, sebagai berikut:
1. Mempromosikan
inisiatif
komunitas
sekolah
berperan aktif dalam pengembangan
pendidikan
yang memiliki kepedulian.
karakter.
Dalam
5. Memberi kesempatan kepada siswa
pengembangan karakter peserta didik di
untuk menunjukkan perilaku yang
sekolah, guru memiliki posisi sebagai
baik.
pelaku utama. Hal ini dikarenakan, guru
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum
yang
bermakna
yang
menghargai
dan
menantang
merupakan sosok yang bisa ditiru atau
dijadikan pedoman bagi muridnya. Guru
siswa,
dijadikan sumber inspirasi dan motivasi
membangun karakter mereka dan
peserta didiknya. Sikap dan perilaku
membantu mereka untuk sukses.
guru akan diikuti oleh muridnya, baik
semua
dalam segi ucapan, karakter, moral,
Terutama pada poin bahwa guru adalah
hingga
Dengan
figur teladan bagi siswa. Siswa selalu
demikian, guru memiliki tanggung jawab
mengatakan bahwa guru adalah benar,
dalam
melahirkan
muda
sehingga siswa mengikuti apa yang ia
dengan
moral, nilai, karakter serta
lihat dari gurunya. Jangan sesekali
kepribadian
kepribadian
strategi
yang
generasi
baik.
untuk
pengembangan
guru.
Beberapa
memberikan contoh buruk, maka ia
dalam
akan mencerminkan contoh buruk itu
guru
Pendidikan
Karakter
juga.
antara lain sebagai berikut :
1. Optimalisasi
peran
guru
dalam
Dari pemaparan solusi-solusi yang
proses pembelajaran.
2. Integrasi materi pendidikan karakter
biasaan
diri
kegiatan
yang
telah
di
jelaskan
diatas,
dapat
di
golongkan menjadi dua yaitu, melalui
ke dalam mata pelajaran.
3. Mengoptimalkan
IV PEMBAHASAN
pem-
berwawasan
siswa
langung
dan
melalui
pembelajaran guru. Dimana Pendidikan
pengembangan budi pekerti dan
Karakter
akhlak mulia.
pengembangan moral di sekolah dasar
4. Penciptaan lingkungan sekolahuntuk
tumbuh
kembang
karakter
pada
amatlah
5. Menjalin kerjasama dengan orang
dalam
untuk mempersiapkan generasi muda
yang bermoral di kemudian hari.
Sebuah
siswa.
penting
buku
Emotional
yang
Intelligence
berjudul
and
School
tua peserta didik dan masyarakat
Success (Joseph Zins, et.al, 2001)
dalam pengembangan pendidikan
mengkompilasikan
berbagai
hasil
karakter.
penelitian
pengaruh
positif
tentang
kecerdasan
emosi
siswa.
keberhasilan
di
Beberapa strategi tersebut dapat
bahwa ada sederet faktor-faktor resiko
dilakukan dalam pembelajaran di kelas.
penyebab kegagalan anak di sekolah.
Diharapkan dengan penerapan yang
Faktor-faktor resiko yang disebutkan
baik,
ternyata
6. Menjadi figur teladan yang baik bagi
karakter
pengembangan
di
sekolah
akan
pendidikan
berhasil.
bukan
anak
terhadap
sekolah.
Dikatakan
terletak
pada
kecerdasan otak, tetapi pada karakter,
yaitu rasa percaya diri, kemampuan
Pendidikan
karakter
adalah
bekerja sama, kemampuan bergaul,
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
kemampuan
rasa
melibatkan
kemampuan
(cognitive),
berkonsentrasi,
empati,
dan
tindakan
berkomunikasi.
aspek
pengetahuan
perasaan
(action).
(feeling),
Menurut
dan
Thomas
Maka dapat dikatakan, pendidikan
Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka
karakter yang baik mampu memberikan
pendidikan karakter tidak akan efektif.
pengaruh
Dengan
positif
dalam
kehidupan
pendidikan
terutama dalam prestasi di sekolah.
diterapkan
Dengan
berkelanjutan,
seiringnya
waktu,
dimana
generasi muda memiliki moral yang baik
dan prestasi yang baik akan melahirkan
secara
karakter
yang
sistematis
dan
seorang
anak
akan
menjadi cerdas emosinya.
Terdapat berbagai solusi yang dapat
bangsa yang luar biasa di kemudian
diterapkan
hari.
pendidikan karakter di sekolah. Solusi
Dari
muncul,
berikan
solusi.
prinsip pendidikan karakter yang dimulai
tersebut
mampu
dari lingkungan rumah dan memberikan
telah
solusi
diterapkan
dalam
pembelajaran
tersebut antara lain menerapkan 11
masalah
Diharapkan
pada
yang
beberapa
di
guru
pembelajaran
di
lingkup
pembelajaran
baik.
sekolah terutama sekolah dasar. Karena
Sehingga
pada usia sekolah dasar, otak mereka
kenyamanan
mampu merespon baik dan menyimpan
menerima pembelajaran dengan baik.
lama.
Dapat
dikatakan
Di
bahwa
siswa
yang
sisi
belajar
lain,
mendapatkan
dan
guru
mampu
dapat
pendidikan karakter adalah infestasi
mengembangkan pendidikan karakter
jangka
dengan menerapkan beberapa strategi
panjang
bagi
kelangsungan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
antara lain optimalisasi peran guru,
integrasi materi pendidikan karakter ke
mata pelajaran, penciptaan lingkungan
V KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari
tahap
I
sampai
disimpulkan bahwa :
tahap
IV
dapat
yang
kondusif
kembangnya
bagi
untuk
karakter
tumbuh
siswa,
mengoptimalkan kegiatan pembiasaan
dari yang berwawasan pengembangan
8. Endah
Sulistyowati.
(2012).
Implementasi Kurikulum Pendidikan
budi pekerti dan akhlak mulia.
Karakter. Bandung: Citra Aji Parama.
DAFTAR PUSTAKA
9. Goleman,
1. Agus Wibowo. (2013). Manajemen
Pendidikan Karakter di Sekolah:
Konsep dan Praktik Implementasi.
2. Badan Standar Nasional Pendidikan.
Panduan
Kurikulum
Penyusunan
Tingkat
Satuan
3. Bohlin, E. Karen., Deborah Farmer,
Kevin
Ryan,
2001.
Kecerdasan
Emosional (terjemahan Hermaya T).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
10. H.E. Mulyasa. (2013). Manajemen
Aksara.
11. Jalal,
Building
Fasli.
2010.
Kebijakan
Nasional Pendidikan Karakter: Tiga
Stream
Pendidikan.
&
2001.
Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(2006).
D.
Pendekatan.
Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional.
12. Jurnal Pendidikan
Guru
Sekolah
Character inSchool Resource Guide,
Dasar Edisi 8 Tahun ke 5 2010
San Fransisco, Jossey Bass.
Impelementasi Pendidikan Karakter
4. Damond, W. (ed.). 2002. Bringing in
A New Era in Character Education.
New York: Hoover Institution Press.
5. Departemen Pendidikan Nasional.
Pada Peserta Didik (Diakses pada
25 April 2018)
13. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun
III, Nomor 1, Februari 2013 PERAN
2003. Undang-Undang Nomor 20
PENDIDIKAN
Tahun
MENGEMBANGKAN
2003
tentang
Sistem
KARAKTER
DALAM
KECERDASAN
MORAL (Diakses pada 25 April 2018)
Pendidikan Nasional.
6. Departemen Pendidikan Nasional.
14. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun
2006. Peraturan Menteri Pendidikan
III, Nomor 2, Juni 2013
Nasional Nomor 23 Tahun 2006
MEMBANGUN KARAKTER
tentang
MELALUI PEMBELAJARAN SAINS
Standar
Kompetensi
Lulusan.
7. Departemen Pendidikan Nasional.
2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
(Diakses 25 April 2018)
15. Kemko Kesejahteraan Rakyat. 2010.
Kebijakan Nasional Pembangunan
Karakter Bangsa. Jakarta: Kemko
Anita.
Karakter
2010a.
Pendidikan
Sulit
Diterapkan.
KOMPAS.com, 15 Januari 2010.
Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Endah
Ayu.
(2013).
Jakarta:
Sekolah Dasar Negeri 4 Wates.
Jurnal PGSDS1( Vol. II No. 11
Budi
Pekerti
dalam
Tahun 2013). (Diakses 26 April
2018)
27. Widyastono, Herry. 2010. Bahan
Pelatihan Penyelenggaraan
Aksara.
Izzaty,
Perkembangan
dkk.
(2008).
Peserta
Didik.
John
W.
Pendidikan Karakter di Sekolah.
Jakarta: Yayasan Pendidikan Masjid
Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Yogyakarta: UNY Press.
20. Santrock,
25. Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi
Karakter.
Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi
Eka
Jurnal
Penanaman Nilai-Nilai Karakter di
18. Nurul Zuriah. (2008). Pendidikan
19. Rita
Karakter”.
2004.
Indonesia Heritage Fondation
&
“Mengapa
Ratna.
17. Megawangi,
Moral
2011.
Pendidikan Karakter. Th I, No. 1
26. Wulandari
Diunduh 25 April 2018.
Pendidikan
Ajat.
Pendidikan
Kesejahteraan Rakyat.
16. Lie,
24. Sudrajat,
(2007).
28. Zainal
Aqib.
Perkembangan Anak. (Alih bahasa:
Karakter:
Mila Rachmawati & AnnaKusaranti).
Positif
Jakarta: Erlangga.
Yrama Widya.
(2011).
Pendidikan
Membangun
Anak
Bangsa.
Perilaku
Bandung:
Pembentukan
29. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi
Karakter Konsepsi dan Aplikasinya
Aksara
dalam Lembaga Pendidikan.
21. Sjarkawi.
(2006).
22. Sri Judiani, Implementasi Pendidikan
Karakter di Sekolah Dasar Melalui
Penguatan Pelaksanaan Kurikulum
23. Sri Narwanti. (2011). Pendidikan
Jakarta: Kencana.
30. http://edukasi.kompasiana.com/pera
nan-guru-dalam-pengembanganpendidikan-karakter-di-sekolah-
Karakter: Pengintegrasian 18 Nilai
dasar (diakses tanggal 25 April
Pembentuk Karakter dalam Mata
2018).
Pelajaran. Yogyakarta:Familia.
DI SEKOLAH DASAR
Diajukan untuk Memenuhi Ulangan Tengah Semester Apresiasi Bahasa dan Sastra
Indonesia
Oleh:
Ferawati Tiyas Anggraeni
(1815163158)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
Literature Review : Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Moral Siswa di
Sekolah Dasar
Ferawati Tiyas Anggraeni
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Jakarta
Abstrak
Dewasa ini pendidikan di Indonesia mulai meningkat. Hal ini dikarenakan bahwa
banyak pelajar yang mampu meraih prestasi di dalam maupun luar negeri. Prestasiprestasi yang di raih pun tak hanya di bidang akademik, namun di bidang non akademik
pula. Bahkan,salah satu pelajar Indonesia menjadi juara umum dalam Konferensi
Internasional Ilmuwan Muda se – Dunia yang diikuti ratusan pelajar SMA dari 19 negara
di Bali pada 12-17 April 2010. Namun, banyak pula pelajar yang bertolak belakang.
Mereka terjerumus dalam gelap dan butanya pergaulan seks bebas. Sungguh sangat
miris melihat keadaan ini.
Pemerintah pun sepertinya ikut turun tangan dengan memberikan pendidikan
karakter. Pendidikan karakter tak hanya dalam pembelajaran tersirat tetapi juga di
tetapkan dalam kompetensi inti. Kompetensi inti yang dimaksud adalah spiritual dan
sikap. Dimana kedua kompetensi ini merupakan dua hal paling utama, disusul dengan
nilai pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, diharapkan ini adalah langkah
tepat untuk memperbaiki moral generasi penerus bangsa.
Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Impelementasi pada sekolah dasar,
perbaikan moral
I.
Terdapat banyak kasus-kasus yang
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki hubungan erat
dengan
pengembangan
kapasitas,
karakter dan beradaban bangsa. Hal ini
dapat kita lihat dari upaya yang telah
direncanakan
dengan
baik
dalam
menciptakan lingkungan belajar dan
proses pembelajaran. Dimana peserta
didik dapat mengembangkan potensi
penuh mereka untuk memperoleh nilai
spiritual
dan
religi
mengembangkan
(keagamaan),
kontrol
diri,
kepribadian , kecerdasan, moral, dan
akhlak mulia serta keterampilan yang
dibutuhkan
sendiri
,
seseorang
masyarakat,
untuk dirinya
bangsa,
dan
negara (Abdul Karim Zaidan, 2012). Hal
ini sejalan dengan pasal 3 UndangUndang
tentang
sistem
pendidikan
karakter dan peradaban bangsa untuk
meningkatkan kapasitas intelektualnya
dan ditujukan untuk mengembangkan
potensi peserta didik sehingga mampu
menjadi generasi penerus bangsa yang
memiliki nilai-nilai kemanusiaan, yang
berakhlak
mulia,
berpengetahuan,
mengindikasikan
rendahnya
karakter
manusia di Indonesia. Masih banyak
perbedaan
pendapat
permasalahan
yang
atau
di
selesaikan
dengan cara yang tidak berkarakter.
Kasus
tawuran
pelajar
yang
tidak
pernah surut dari tahun ke tahun.
Dimana tawuran ini bagaikan generasi
turun-temurun yang di jadikan sebagai
budaya yang sangat buruk. Tak hanya
tawuran antar siswa yang berbeda
sekolah tetapi juga antara masyarakat
antar kampung. Lingkungan masyarakat
yang
seperti
inilah
memprihatinkan.
menjadi
hal
melatarbelakangi
yang
Dimana
utama
sebuah
amat
lingkungan
yang
karakter
dalam diri manusia. Lingkungan yang
buruk akan
memberikan nilai yang
buruk pada diri manusia. Sebaliknya, di
lingkungan
yang
sangat baik akan
memberikan nilai yang baik pada diri
manusia. Sehingga dapat dikatakan
bahwa orang yang berkarakter baik
tumbuh pada lingkungan yang baik pula.
serta
Berdasarkan Undang-Undang Dasar
bertanggung jawab. Dengan demikian,
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pendidikan
penting
dan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
dan
Sistem Pendidikan Nasional, khususnya
berkompeten,
kreatif,
sangatlah
mengembangkan
karakter siswa.
mandiri,
kompetensi
Pasal
3
menyebutkan
bahwa
Pendidikan
Nasional
mengembangkan
membentuk
berfungsi
kemampuan
watak
serta
dan
peradaban
(Sekretariat Negara Republik Indonesia,
2007),
yakni
bangsa
terwujudnya
yang
tangguh,
kompetitif,
bangsa yang bermartabat dalam rangka
berakhlak
mencerdaskan
bangsa,
berdasarkan Pancasila, yang dicirikan
bertujuan untuk berkembangnya potensi
dengan watak dan perilaku manusia dan
siswa agar menjadi manusia beriman
masyarakat Indonesia yang beragam,
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
beriman, dan bertakwa kepada Tuhan
Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu,
Yang
kreatif, mandiri dan menjadi generasi
bertoleran, bergotong royong, berjiwa
penerus bangsa yang demokratis serta
patriot , berkembang dinamis , dan
bertanggung jawab. Namun, jika para
berorientasi
siswa terus mengalami kemunduran
Kesejahteraaan
moral
tujuan
Indonesia, 2010).
pendidikan nasional belumlah terwujud.
Pembangunan
Oleh
maka
karena
kehidupan
fungsi
itu,
serta
pemerintah
mulai
mulia,
karakter
Maha
dan
Esa,
bermoral
berbudi
ipteks
luhur,
(Kemko
Rakyat
Republik
karakter
bangsa
memiliki urgensi yang sangat luas dan
menanamkan moral melalui pendidikan
berisi
karakter mulai dari usia sedini mungkin.
dikarenakan
pembangunan
karakter
Pendidikan
bangsa
berkaitan
dengan
Karakter
akan
lebih
fat
multidimensional.
Hal
ini
ditekankan pada tingkat TK dan SD
pengembangan berbagai aspek potensi
karena karakter merupakan pondasi
keunggulan
pendidikan.
dimensi
Pemerintah telah merumuskan misi
bangsa
kebangsaan
dan
mencakup
yang
sedang
melalui proses pematangan pada saat
ini.
Urgensi
pembangunan
karakter
pembangunan
nasional
yang
memposisikan
pendidikan
karakter
dengan sifatnya demikian, menjadikan
merupakan misi utama dan pertama dari
bahwa karakter digunakan sebagai: (1)
delapan misi guna mewujudkan visi
perekat pondasi bangunan kehidupan
pembangunan
ini
berbangsa dan bernegara,(2) kemudi
tercantum
dalam
dalam mencapai cita-cita dan tujuan
Pembangunan
Jangka
bersama,serta (3) kekuatan esensial
Panjang Nasional Tahun 2005-2025
dalam membangun karakter bangsa
sebagaimana
Rencana
nasional.
Hal
yang
bermartabat
(Deny
Setiawan,
Suyanto
mengemukakan
pendidikan
karakter sebagai cara berpikir dan
2013).
Gagasan
Gerakan
karakter
bangsa
serentak
dari
pembangunan
harus
seluruh
dilakukan
kompenen
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama,
baik
dalam
lingkup
keluarga,
masyarakat mulain dari bawah hingga
masyarakat, bangsa, maupun negara.
ke atas. Tak bisa hanya pada salah satu
(suyanto 2009). Sedangkan menurut
spectrum saja. Hal ini karenakan, dalam
John W. Santrock Pendidikan karakter
pembangunan karakter harus dilakukan
merupakan pendekatan langsung untuk
bersama-sama
pendidikan
hingga
membentuk
moral
dengan
memberi
generasi baru yang memiliki moral yang
pelajaran kepada peserta didik tentang
baik. Merosotnya moral yang telah
pengetahuan
melanda
mensyaratkan
mencegah mereka melakukan perilaku
untuk segera dilakukannya penanaman
tidak bermoral atau membahayakan
kembali nilai-nilai luhur budaya bangsa
bagi diri sendiri maupun orang lain.
atau revitalisasi atau semacam invented
(John
tradition (Hobsbawm, 1983 : 1) melalui
disimpulkan bahwa pendidikan karakter
gerakan
adalah pendidikan yang menekankan
bangsa
ini,
nasional
yang
melibatkan
W.
moral
dasar
Santrock).
pembentukan
untuk
Maka
dapat
seluruh komponen sebagai konsensus
tentang
moral
dan
yang lahir dari kesadaran.
kepribadian seseorang dengan tujuan
supaya menjadi manusia yang baik
dalam berbangsa dan bernegara.
II. MASALAH
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut
T.
Ramli
pendidikan
karakter memiliki esensi dan makna
yang sama dengan pendidikan moral
dan
pendidikan
akhlak.
Tujuannya
adalah untuk membentuk membentuk
pribadi anak supaya menjadi manusia
yang baik, warga masyarakat dan warga
negara yang baik (T. Ramli 2003).
Pendidikan
karakter
adalah
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
melibatkan
aspek
(cognitive),
tindakan
perasaan
(action).
pengetahuan
(feeling),
Menurut
dan
Thomas
Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka
pendidikan karakter tidak akan efektif.
Dengan
diterapkan
pendidikan
secara
karakter
yang
sistematis
dan
berkelanjutan,
seorang
anak
akan
Selain
itu
anak-anak menghabiskan
menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan
sebagian besar waktunya di sekolah,
emosi ini adalah bekal penting dalam
sehingga apa yang didapatkannya di
mempersiapkan
sekolah
anak
menyongsong
akan
mempengaruhi
masa depan, karena seseorang akan
pembentukan
lebih mudah dan berhasil menghadapi
belum mempunyai pendidikan karakter
segala macam tantangan kehidupan,
yang efektif untuk menjadikan bangsa
termasuk
Indonesia yang berkarakter.
tantangan
untuk
berhasil
Karakter
di
Sekolah
Dasar
Lingkungan
dalam
adalah
pembentukan
Lingkungan
faktor utama
karakter
anak.
terbagi atas lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat.
Faktor keluarga sangat berperan dalam
membentuk karakter anak. Akan tetapi,
kematangan emosi sosial ini selanjutnya
sangat dipengaruhi oleh
lingkungan
sekolah sejak usia dini sampai usia
remaja.
Bahkan
menurut
Daniel
Goleman, banyaknya orang tua yang
gagal
dalam
mendidik
anak-anak,
kematangan, emosi sosial anak dapat
dikoreksi dengan memberikan latihan
pendidikan karakter kepada anak-anak,
terutama di sekolah pada usia dini.
Sekolah adalah tempat yang strategis
untuk pendidikan karakter karena anakanak
dari
mengenyam
semua
Indonesia
Menurut Berman, iklim sekolah yang
secara akademik.
2. Pendidikan
karakternya.
lapisan
pendidikan
di
akan
sekolah.
kondusif
dan
keterlibatan
kepala
sekolah dan para guru adalah faktor
penentu
dari
ukuran
keberhasilan
interfensi
pendidikan
karakter
di
sekolah.
Dukungan
saran
dan
prasarana
sekolah, hubungan
antar
murid, serta tingkat kesadaran kepala
sekolah
dan
guru
menyumbang
pendidikan
juga
bagi
keberhasilan
karakter
ini,
diri
sendiri
kemampuan
motivasi,
disamping
kreatifitas
kepemimpinannya)
turut
(melalui
dan
yang
mampu
menyampaikan konsep karakter pada
anak didiknya dengan baik.
Pendidikan karakter amatlah penting
di mulai saat anak usia dini. Hal ini
dikarenakan pendidikan karakter adalah
proses pendidikan yang bertujuan untuk
,emgembangkan
serta
perilaku
akhalak
mulia
moral,
yang
dan
nilai,
sikap,
mencerminkan
budi
pekerti
seseorang.
Seperti
yang
telah
2)
mengembangkan
kebiasaan
dan
terkandung dalam kurikulum 2013 pada
perilaku peserta didik yang terpuji dan
penilaian spiritual dan sikap. Dimana
sejalan dengan nilai-nilai universal dan
moral di nomor satukan disusul dengan
tradisi budaya bangsa yang religius; 3)
pengetahuan
keterampilan.
menanamkan jiwa kepemimpinan dan
Misalnya pada nilai spiritual seseorang
tanggung jawab peserta didik sebagai
harus memiliki budi pekerti, amanah,
generasi
rajin beribadah, bekerja sama, serta
mengembangkan kemampuan peserta
berkata jujur.
didik menjadi manusia yang mandiri,
serta
Pendidikan karakter harus dilakukan
penerus
bangsa;
4)
kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
sejak dini. Penanaman nilai moral sejak
5)
dini mampu melahirkan generasi muda
kehidupan sekolah sebagai lingkungan
yang cerdas dan memiliki moral yang
belajar
baik. Penanaman
kreativitas
moral merupakan
mengembangkan
yang
aman,
dan
lingkungan
jujur,
persahabatan,
penuh
serta
proses jangka panjang dalam rangka
dengan rasa kebangsaan yang tinggi
membentuk karakter penerus bangsa.
dan penuh kekuatan.
Pada usia anak-anak merupakan masa
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam
emas atau golden age, dimana pada
pendidikan karakter bersumber dari: 1)
saat itu anak mampu mengmbangkan
Agama, 2) Pancasila, 3) Budaya, dan 4)
potensinya dengan baik. Moral anak
Tujuan
pada saat ini akan menentukan karakter
Kurikulum, 2010).
bangsa di kemudian ini. Oleh karena itu
Pendidikan
Nasional
(Pusat
Tujuan Pendidikan Karakter adalah
sangatlah
mengembangkanpotensi kalbu / nurani /
dibutuhkan agar menjadikan bangsa
afektif peserta didik sebagai manusia
yang berkarakter.
dan warganegara yang memiliki nilai-
3. Tujuan Pendidikan Karakter
nilai
pendidikan
karakter
Tujuan Pendidikan Karakter adalah
karakter
mengembangkan
bangsa;
2)
kebiasaan
dan
potensi
perilaku peserta didik yang terpuji dan
didik
sejalan dengan nilai-nilai universal dan
warganegara
tradisi budaya bangsa yang religius; 3)
yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa;
menanamkan jiwa kepemimpinan dan
mengembangkan
kalbu/nurani/afektif
sebagai
manusia
peserta
dan
tanggung jawab peserta didik sebagai
nilai religius, kejujuran, toleransi, dan
generasi
kedisiplinan.
penerus
bangsa;
4)
Namun,
mengembangkan kemampuan peserta
sebaiknya
didik menjadi manusia yang mandiri,
menerapkan
kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
seluruh warga sekolah harus memiliki
5)
lingkungan
kesepakatan tentang nilai-nilai karakter
kehidupan sekolah sebagai lingkungan
yang akan dikembangkan di sekolahnya
belajar
(Anita Lie, 2010). Bila nilai-nilai karakter
mengembangkan
yang
kreativitas
aman,
dan
jujur,
penuh
persahabatan,
serta
yang
pendidikan
untuk
sudah
karakter,
disepakati
dengan rasa kebangsaan yang tinggi
dikembangkan
dan penuh kekuatan. Nilai-nilai yang
diimplementasikan
maka
dikembangkan
ditambah
nilai-nilai
dalam
pendidikan
dengan
selanjutnya
karakter
yang
Pancasila, 3) Budaya, dan 4) Tujuan
demikian
Pendidikan Nasional (Pusat Kurikulum,
suatu saat semua nilai-nilai karakter
2010).
sudah diimplementasikan di sekolah
untuk
pendidikan
sebagai
berikut
sejumlah
karakter
(Pusat
nilai
untuk
sudah
karakter bersumber dari: 1) Agama, 2)
Teridentifikasi
lain
untuk
diimplementasikan,
seterusnya,
sampai
pada
dan di luar sekolah.
bangsa
Kurikulum,
2010). Sekolah bebas untuk memilih
dan menerapkan nilai-nilai mana dulu
III.
SOLUSI
YANG
TELAH
DIUSULKAN
Berdasarkan
penjelasan
pada
yang hendak dibangun dalam diri siswa.
permasalahan diatas dapat dicermati
Bahkan
mendorong
bahwa ada permasalahan diantaranya
untuk
yaitu, kemunduran moral siswa yang
pelaksanaan pendidikan karakter (Fasli
berdampak pada karakter bangsa di
Jalal, 2010a). Di sekolah A dapat saja
kemudian hari serta proses penanaman
mendahulukan
religius,
moral melalui pendidikan karakter di
sekolah B memprioritaskan nilai-nilai
Sekolah Dasar. Dalam pembentukan
kejujuran, ekolah C memprioritaskan
serta
nilai-nilai
bangsa yang mengalami kemunduran,
pemerintah
munculnya
keragaman
nilai-nilai
toleransi,
sedangkan
di
sekolah D sudah melaksanakan nilai-
meningkatkan
pemerintah
kembali
memberikan
moral
pendidikan
karakter
didalam
sekolah.
pembelajaran
Pembelajaran
di
Pendidikan
Karakter di sekolah sejak usia dini ( TK
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi
diri para siswa.
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah
dan SD) diharapkan mampu menjadi
sebagai
komunitas
rencana jangka panjang demi karakter
berbagi
tanggung
bangsa di kemudian hari.
pendidikan
Langkah-langkah yang dapat dilakukan
kepada nilai dasar yang sama.
yaitu
dengan
menerapkan
prinsip
9. Adanya
moral
yang
jawab
karakter
untuk
yang
pembagian
setia
kepimpinan
pendidikan
karakter.
Character
moral dan dukungan luas dalam
Education
Quality
Standards
membangun
merekomendaikan sebelas prinsip untuk
mewujudkan pendidikan karakter yang
nilai-nilai
dasar
karakter.
10. Memfungsikan keluarga dan anggota
2. Mengidentifikasikan karakter secara
supaya
usaha membangun karakter.
11. Mengevaluasi
etika sebagai basis karakter.
komprehensif
mencakup
pemikiran, perasaan dan perilaku.
guru
tajam, proaktif dan efektif untuk
Selain
karakter,
dan
manifestasi
menerapkan
11
prinsip-
prinsip diatas, guru juga harus mampu
membangun karakter.
4. Menciptakan
sekolah,
karakter positif dalam kehidupan
siswa
pendekatan
karakter
fungsi staf sekolah sebagai guru-
yang
3. Mengguanakan
pendidikan
masyarakat sebagai mitra dalam
efektif, sebagai berikut:
1. Mempromosikan
inisiatif
komunitas
sekolah
berperan aktif dalam pengembangan
pendidikan
yang memiliki kepedulian.
karakter.
Dalam
5. Memberi kesempatan kepada siswa
pengembangan karakter peserta didik di
untuk menunjukkan perilaku yang
sekolah, guru memiliki posisi sebagai
baik.
pelaku utama. Hal ini dikarenakan, guru
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum
yang
bermakna
yang
menghargai
dan
menantang
merupakan sosok yang bisa ditiru atau
dijadikan pedoman bagi muridnya. Guru
siswa,
dijadikan sumber inspirasi dan motivasi
membangun karakter mereka dan
peserta didiknya. Sikap dan perilaku
membantu mereka untuk sukses.
guru akan diikuti oleh muridnya, baik
semua
dalam segi ucapan, karakter, moral,
Terutama pada poin bahwa guru adalah
hingga
Dengan
figur teladan bagi siswa. Siswa selalu
demikian, guru memiliki tanggung jawab
mengatakan bahwa guru adalah benar,
dalam
melahirkan
muda
sehingga siswa mengikuti apa yang ia
dengan
moral, nilai, karakter serta
lihat dari gurunya. Jangan sesekali
kepribadian
kepribadian
strategi
yang
generasi
baik.
untuk
pengembangan
guru.
Beberapa
memberikan contoh buruk, maka ia
dalam
akan mencerminkan contoh buruk itu
guru
Pendidikan
Karakter
juga.
antara lain sebagai berikut :
1. Optimalisasi
peran
guru
dalam
Dari pemaparan solusi-solusi yang
proses pembelajaran.
2. Integrasi materi pendidikan karakter
biasaan
diri
kegiatan
yang
telah
di
jelaskan
diatas,
dapat
di
golongkan menjadi dua yaitu, melalui
ke dalam mata pelajaran.
3. Mengoptimalkan
IV PEMBAHASAN
pem-
berwawasan
siswa
langung
dan
melalui
pembelajaran guru. Dimana Pendidikan
pengembangan budi pekerti dan
Karakter
akhlak mulia.
pengembangan moral di sekolah dasar
4. Penciptaan lingkungan sekolahuntuk
tumbuh
kembang
karakter
pada
amatlah
5. Menjalin kerjasama dengan orang
dalam
untuk mempersiapkan generasi muda
yang bermoral di kemudian hari.
Sebuah
siswa.
penting
buku
Emotional
yang
Intelligence
berjudul
and
School
tua peserta didik dan masyarakat
Success (Joseph Zins, et.al, 2001)
dalam pengembangan pendidikan
mengkompilasikan
berbagai
hasil
karakter.
penelitian
pengaruh
positif
tentang
kecerdasan
emosi
siswa.
keberhasilan
di
Beberapa strategi tersebut dapat
bahwa ada sederet faktor-faktor resiko
dilakukan dalam pembelajaran di kelas.
penyebab kegagalan anak di sekolah.
Diharapkan dengan penerapan yang
Faktor-faktor resiko yang disebutkan
baik,
ternyata
6. Menjadi figur teladan yang baik bagi
karakter
pengembangan
di
sekolah
akan
pendidikan
berhasil.
bukan
anak
terhadap
sekolah.
Dikatakan
terletak
pada
kecerdasan otak, tetapi pada karakter,
yaitu rasa percaya diri, kemampuan
Pendidikan
karakter
adalah
bekerja sama, kemampuan bergaul,
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
kemampuan
rasa
melibatkan
kemampuan
(cognitive),
berkonsentrasi,
empati,
dan
tindakan
berkomunikasi.
aspek
pengetahuan
perasaan
(action).
(feeling),
Menurut
dan
Thomas
Maka dapat dikatakan, pendidikan
Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka
karakter yang baik mampu memberikan
pendidikan karakter tidak akan efektif.
pengaruh
Dengan
positif
dalam
kehidupan
pendidikan
terutama dalam prestasi di sekolah.
diterapkan
Dengan
berkelanjutan,
seiringnya
waktu,
dimana
generasi muda memiliki moral yang baik
dan prestasi yang baik akan melahirkan
secara
karakter
yang
sistematis
dan
seorang
anak
akan
menjadi cerdas emosinya.
Terdapat berbagai solusi yang dapat
bangsa yang luar biasa di kemudian
diterapkan
hari.
pendidikan karakter di sekolah. Solusi
Dari
muncul,
berikan
solusi.
prinsip pendidikan karakter yang dimulai
tersebut
mampu
dari lingkungan rumah dan memberikan
telah
solusi
diterapkan
dalam
pembelajaran
tersebut antara lain menerapkan 11
masalah
Diharapkan
pada
yang
beberapa
di
guru
pembelajaran
di
lingkup
pembelajaran
baik.
sekolah terutama sekolah dasar. Karena
Sehingga
pada usia sekolah dasar, otak mereka
kenyamanan
mampu merespon baik dan menyimpan
menerima pembelajaran dengan baik.
lama.
Dapat
dikatakan
Di
bahwa
siswa
yang
sisi
belajar
lain,
mendapatkan
dan
guru
mampu
dapat
pendidikan karakter adalah infestasi
mengembangkan pendidikan karakter
jangka
dengan menerapkan beberapa strategi
panjang
bagi
kelangsungan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
antara lain optimalisasi peran guru,
integrasi materi pendidikan karakter ke
mata pelajaran, penciptaan lingkungan
V KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari
tahap
I
sampai
disimpulkan bahwa :
tahap
IV
dapat
yang
kondusif
kembangnya
bagi
untuk
karakter
tumbuh
siswa,
mengoptimalkan kegiatan pembiasaan
dari yang berwawasan pengembangan
8. Endah
Sulistyowati.
(2012).
Implementasi Kurikulum Pendidikan
budi pekerti dan akhlak mulia.
Karakter. Bandung: Citra Aji Parama.
DAFTAR PUSTAKA
9. Goleman,
1. Agus Wibowo. (2013). Manajemen
Pendidikan Karakter di Sekolah:
Konsep dan Praktik Implementasi.
2. Badan Standar Nasional Pendidikan.
Panduan
Kurikulum
Penyusunan
Tingkat
Satuan
3. Bohlin, E. Karen., Deborah Farmer,
Kevin
Ryan,
2001.
Kecerdasan
Emosional (terjemahan Hermaya T).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
10. H.E. Mulyasa. (2013). Manajemen
Aksara.
11. Jalal,
Building
Fasli.
2010.
Kebijakan
Nasional Pendidikan Karakter: Tiga
Stream
Pendidikan.
&
2001.
Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(2006).
D.
Pendekatan.
Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional.
12. Jurnal Pendidikan
Guru
Sekolah
Character inSchool Resource Guide,
Dasar Edisi 8 Tahun ke 5 2010
San Fransisco, Jossey Bass.
Impelementasi Pendidikan Karakter
4. Damond, W. (ed.). 2002. Bringing in
A New Era in Character Education.
New York: Hoover Institution Press.
5. Departemen Pendidikan Nasional.
Pada Peserta Didik (Diakses pada
25 April 2018)
13. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun
III, Nomor 1, Februari 2013 PERAN
2003. Undang-Undang Nomor 20
PENDIDIKAN
Tahun
MENGEMBANGKAN
2003
tentang
Sistem
KARAKTER
DALAM
KECERDASAN
MORAL (Diakses pada 25 April 2018)
Pendidikan Nasional.
6. Departemen Pendidikan Nasional.
14. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun
2006. Peraturan Menteri Pendidikan
III, Nomor 2, Juni 2013
Nasional Nomor 23 Tahun 2006
MEMBANGUN KARAKTER
tentang
MELALUI PEMBELAJARAN SAINS
Standar
Kompetensi
Lulusan.
7. Departemen Pendidikan Nasional.
2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
(Diakses 25 April 2018)
15. Kemko Kesejahteraan Rakyat. 2010.
Kebijakan Nasional Pembangunan
Karakter Bangsa. Jakarta: Kemko
Anita.
Karakter
2010a.
Pendidikan
Sulit
Diterapkan.
KOMPAS.com, 15 Januari 2010.
Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Endah
Ayu.
(2013).
Jakarta:
Sekolah Dasar Negeri 4 Wates.
Jurnal PGSDS1( Vol. II No. 11
Budi
Pekerti
dalam
Tahun 2013). (Diakses 26 April
2018)
27. Widyastono, Herry. 2010. Bahan
Pelatihan Penyelenggaraan
Aksara.
Izzaty,
Perkembangan
dkk.
(2008).
Peserta
Didik.
John
W.
Pendidikan Karakter di Sekolah.
Jakarta: Yayasan Pendidikan Masjid
Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Yogyakarta: UNY Press.
20. Santrock,
25. Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi
Karakter.
Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi
Eka
Jurnal
Penanaman Nilai-Nilai Karakter di
18. Nurul Zuriah. (2008). Pendidikan
19. Rita
Karakter”.
2004.
Indonesia Heritage Fondation
&
“Mengapa
Ratna.
17. Megawangi,
Moral
2011.
Pendidikan Karakter. Th I, No. 1
26. Wulandari
Diunduh 25 April 2018.
Pendidikan
Ajat.
Pendidikan
Kesejahteraan Rakyat.
16. Lie,
24. Sudrajat,
(2007).
28. Zainal
Aqib.
Perkembangan Anak. (Alih bahasa:
Karakter:
Mila Rachmawati & AnnaKusaranti).
Positif
Jakarta: Erlangga.
Yrama Widya.
(2011).
Pendidikan
Membangun
Anak
Bangsa.
Perilaku
Bandung:
Pembentukan
29. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi
Karakter Konsepsi dan Aplikasinya
Aksara
dalam Lembaga Pendidikan.
21. Sjarkawi.
(2006).
22. Sri Judiani, Implementasi Pendidikan
Karakter di Sekolah Dasar Melalui
Penguatan Pelaksanaan Kurikulum
23. Sri Narwanti. (2011). Pendidikan
Jakarta: Kencana.
30. http://edukasi.kompasiana.com/pera
nan-guru-dalam-pengembanganpendidikan-karakter-di-sekolah-
Karakter: Pengintegrasian 18 Nilai
dasar (diakses tanggal 25 April
Pembentuk Karakter dalam Mata
2018).
Pelajaran. Yogyakarta:Familia.