MAKALAH KIMIA DASAR Unsur Golongan III B

MAKALAH KIMIA DASAR
“Unsur Golongan III B dan IV B”

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar
Dosen Pengampu: Begum Fauziyah, S.Si, M.Farm

Disusun Oleh :
1. Reyhan Amiruddin
2. Firsta Roisatul I.
3. Saidah Fitriyah

(14670018)
(14670022)
(14670025)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
jualah penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Begum
Fauziyah dan teman-teman mahasiswa Farmasi angkatan 2014, yang tiada henti
memberikan dukungan dan motivasinya, serta pihak lain yang terkait demi
terselesaikannya makalah ini.
Layaknya kata pepatah, Tak ada gading yang tak retak. Demikian jugalah
ungkapan yang tepat untuk makalah ini. Apabila dalam makalah ini terdapat
kesalahan baik dalam bentuk penulisannya maupun ejaan dan bahasanya, maka
penulis mohon maaf yang setulusnya. Dan tentu saja kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sekalian amat kami harapkan. Semoga saja makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya.
Demikianlah sepatah kata yang penulis sampaikan. Atas perhatian
pembaca sekalian, penulis mengucapkan terima kasih.
Malang, 1 Oktober 2014
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Sangat banyak unsur-unsur yang dapat ditemui di alam ini. Sampai saat ini
saja sudah 118 unsur telah ditemukan oleh para ahli. Unsur-unsur tersebut
memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda yang menyebabkan sulit untuk
mempelajarinya. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam mempelajari unsurunsur tersebut, para ahli telah berupaya untuk mengelompokkan unsur-unsur
tersebut berdasarkan kemiripan sifat dan karakteristik unsur-unsur
tersebut. Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis tertarik untuk membuat
sebuah makalah yang berjudul “Unsur Golongan III B & IV B”. Dalam makalah
ini terdapat materi mengenai karakteristik unsur golongan III B & IV B beserta
reaksi mengenai unsur golongan III B & IV B.
II. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Kimia Dasar tentang unsur-unsur golongan III B
& IV B.

BAB II
UNSUR-UNSUR GOLONGAN III B DAN IV B
2.1

GOLONGAN III B


2.1.1

SKANDIUM (Sc)
Skandium adalah unsur golongan IIIB yang berada pada periode 4.
Skandium merupakan bagian dari unsur transisi. Skandium ditemukan oleh Lars
Nilson pada tahun 1879 di Swedia. Skandium ditemukan dalam mineral euxenite,
thortveitile, thortvetile dan gadoline di Skandinavia dan Madagaskar. Lars Fredik
Nilson dan timnya tidak sadar tentang prediksinya pada sumber pada tahun 1879,
yang menyelidiki logam yang terdapat sedikit di bumi. Dengan analisis spektra
mereka menemukan unsur baru dalam mineral bumi. Mereka menamakan
scandium dari bahasa Latin Scandia yang berarti Scandinavia dan dalam proses
isolasi, mereka memproses 10 kg euxenite, menghasilkan sekitar 2 g scandium
oksida murni (Sc2O3). Elemen ini diberi nama Skandium karena untuk
menghormati Negara Skandinavia tempat ditemukannya unsure ini.
Dmitri Mendeleev menggunakan periodik unsur tahun 1869 untuk
memprediksikan keadaan dan sifat dari tiga unsur yang disebut ekaboron.
.Fischer, Brunger, dan Grinelaus mengolah scandium untuk pertama kalinya pada
tahun 1937, dengan elektrolisis potassium, litium, dan scandium klorida pada suhu
700-800ºC.

2.1.2

YITRIUM (Y)

Yttrium merupakan unsur golongan IIIB yang berada pada periode 5. Yttrium
termasuk dalam logam transisi. Yttrium ditemukan oleh peneliti dari Finlandia
bernama Johan Gadolin tahun 1794 dan diisolasi oleh Friedrich Wohler tahun
1828 berupa ekstrak tidak murni yttria dari reduksi yttrium klorida anhidrat
(YCl3) dengan potassium. Yitria (YCl3) adalah oksida dari yitrium dan ditemukan
oleh Johan Gadolin tahun 1794 dalam mineral gadolinite dari Yttreby, Swedia.
Tahun 1843 seorang ahli kimia Swedia Carl Mosander dapat menunjukkan bahwa
Yitria dapat terbagi menjadi oksida-oksida dalam tiga unsur yang berbeda disebut
Yttria. Penambangan yang terletak di dekat desa Ytterby yang menghasilkan
beberapa mineral antara lain erbium, terbium, ytterbium, dan yttrium memiliki
nama yang sama dengan desa tersebut.
Senyawa ini diberi nama Yttrium karena untuk menghormati kota Ytterby
di Swedia. Senyawa ini ditemukan pada barang tambang yang jarang ditemukan di
bumi (termasuk monazite, xenotime, Yttria). Senyawa ini tidak ditemukan dalam
keadaan bebas di bumi.


2.1.3

LANTHANUM (La)

Seorang ilmuawan kimia dari Swedia, Carl Gustav Mosander yang
merupakan kimiawan hebat dengan julukan “father moses” pada tahun 1893 telah
menemukan unsur baru dalam bentuk sampel impuritif cerium nitrat. Lanthanum
ditemukan oleh ahli kimia dari Swedia ini ketika dia mengubah komposisi sampel
cerium nitrat dengan memanaskan dan mereaksikan garamnya dengan mencairkan
asam nitrat. Dari hasil reaksi tersebut lalu mengisolasinya yang disebut lantana.
Lanthanum
diisolasi
dalam
bentuk
murni
tahun
1923.
Kemudian dia memberi nama dengan “Lanthana” yang berarti “tersembunyi”.
mineral tersebut sekarang dikenal dengan sebagai Lanthanum oksida, La2O3 .
logam murninya tidak / belum dapat diisolasi hingga mencapai tahun 1923.

Lanthanum adalah unsur pertama dalam satu seri unsur-unsur yang disebut dengan
“Lanthanida”.yang sering disebut dengan gol “rare earth” atau mineral langka. Y
dan La hampir selalu tergabung dengan gol Lanthanida. La berwarna putih silver,
lunak, dan cukup mudah diiris dengan pisau biasa. Seluruh logam dalam gol IIIB
mudah timbul bercak noda jika dalam udara, dan mudah terbakar seperti : La2O3.
Lanthanum merupakan dasar yang paling kuat dari semua lanthanida dan sifatnya
membuat Mosander mengisolasi dan memurnikan garam-garam dari unsur
tersebut.
Pemisahannya dioperasikan secara komersial meliputi pengendapan dari basa
lemah larutan nitrat dengan penambahan magnesium oksida atau gas ammonia.
Pemurnian lanthanium tetap pada kondisi larutan. Cara lain kristalisasi fraksional
dibuat oleh Dimitry Mendeleev, dalam bentuk ganda ammonium nitrat tetrahidrat,
yang digunakan untuk memisahkan lanthanum yang memiliki kelarutan kecil dari
didymium yang memiliki kelarutan lebih besar di tahun 1870. Sistem tersebut
digunakan secara komersial dalam proses pemurnian lanthanum sampai
perkembangan metode ekstraksi pelarut yang dimulai tahun 1950. Seperti pada
pemurnian lanthanum, ammonium nitrat direkristalisaikan dari air. Lanthanum
relatif mudah dimurnikan, sejak hanya terdapat satu lantanida yang berdekatan
yaitu cerium yang sangat mudah lepas sesuai dengan ikatan valensinya.
Lanthanum memiliki golongan unsur tersendiri yang disebut Lantanida.

Berikut unsur-unsur golongan Lantanida:
2.1.3.1 Cerium (Ce)
Serium ditemukan di Swedia oleh Jöns Jakob Berzellius dan Wilhelm von
Hisinger, dan secara bebas di Jerman oleh Martin Heinrich Klaproth, keduanya
pada tahun 1803. Serium dinamakan oleh Berzellius setelah asteroid Ceres yang
ditemukan 2 tahun.

Serium adalah zat pereduksi yang kuat dan menyala, seperti pereduksi
Ce(III) fluoride dengan kalsium, atau dengan elektrolisis Ce(III) klorida cair
atau senyawa serium halida lainnya. Secara spontan dalam udara pada suhu
65-80˚C. Uap dari serium yang terbakar merupakan racun. Air tidak boleh
digunakan dalam menghentikan serium yang terbakar yang secara reaksi akan
menimbulkan gas hidrogen. Binatang yang disuntik oleh serium dalam dosis
tinggi akan mati karena mengenai jantung dan saluran darah. Serium
(IV)oksida adalah oksidator yang sangat kuat, pada temperatur tinggi akan
bereaksi dengan bahan organik. Serium bukan zat radioaktif, angka
ketidakmurniannya akan mengandung sedikit thorium, yang radioaktif.
2.1.3.2 Praseodinium (Pr)
Pada tahun 1841, Mosander mengekstrak tanah jarang didymia dari
lantana; pada tahun1879, Lecoq de Boisbaudran mengisolasi tanah baru,

samaria, dari didymia yang didapat dari mineral samarskit. Enam tahun
kemudian, pada tahun 1885, von Welsbach memisahkan didymia menjadi dua
komponen, praseodymia dan neodymia, yang memberikan senyawa garam
dengan warna yang berbeda. Sebagaimana unsur tanah jarang lainnya,
senyawa unsur ini dalam larutan memiliki garis atau pita spektrum absorsi
yang cukup nyata dan tajam, hanya sedikit saja yang lebarnya hanya beberapa
angstrom.
Praseodimium terdapat bersamaan dengan unsur tanah jarang dalam
berbagai mineral. Monazit dan bastnasit adalah sumber komersial yang utama
untuk logam tanah jarang. Logam ini baru dapat dihasilkan dalam kondisi
relatif murni pada tahun 1931.
2.1.3.3 Prometium (Pm)
Penelitian terhadap unsur ini di bumi hampir tidak berhasil, dan sekarang
tampak bahwa promethium memang sudah menghilang dari kerak bumi.
Promethium, bagaimanapun juga dikenali dalam spektrum bintang HR465
di Andromeda. Unsur ini baru saja terbentuk di permukaan bintang, dengan
isotop promethium dengan masa waktu paruh terpanjang yakni 17.7 tahun.

Tujuh belas isotop promethium dengan kisaran massa atom 134 - 155 pun
sudah dikenali. Promethium 147, dengan masa paruh waktu 2.6 tahun, adalah

isotop yang paling umum digunakan. Promethium 145 adalah isotop dengan
masa hidup paling lama.
2.1.3.4 Samarium (Sm)
Ditemukan dengan spektroskopi, karena garis absorpsinya yang tajam
pada tahun 1879 oleh Lecoq de Boisbaudran dalam mineral samarskit. Diberi
nama Samarium untuk menghormati petugas tambang Rusia.
Samarium ditemukan bersama dengan unsur tanah jarang lainnya dalam
banyak mineral, termasuk monazit dan bastnasite, yang merupakan sumber
komersial. Promethium terdapat dalam monazit dengan kandungan 2.8%.
Meski alloy alam mengandung 1% logam samarium telah lama digunakan,
namun samarium baru bisa dihasilkan dalam keadaan murni dewasa ini.
Teknik pertukaran ion dan ekstraksi pelarut telah menyederhanakan
pemisahan unsur tanah jarang antara satu dan lainnya; bahkan teknik terbaru,
yakni deposisi elektrokimia, menggunakan larutan elektrolitik litium sitrat dan
elektroda raksa, dikatakan sebagai cara yang sederhana, cepat dan sangat
spesifik untuk memisahkan unsur tanah jarang. Logam samarium dapat
dihasilkan dengan mereduksi oksida samarium dengan lantanum.
2.1.3.5 Europium (Eu)
Pada tahun 1890, Boisbaudran mendapatkan fraksi dasar dari konsentrat
samarium-gadollinium yang memiliki garis spektrum spark yang bukan

samarium atau gadolinium. Garis ini akhirnya diketahui miliki unsur
europium. Penemuan europium diatasnamakan Demarcay, yang memisahkan
unsur tanah jarang dalam kondisir relatif murni pada tahun1901. Logam
murninya baru bisa diisolasi akhir-akhir ini.
Europium telah dikenali dengan spektroskopi pada matahari dan bintangbintang tertentu. Ada 1 isotop yang telah dikenali. Isotop europium adalah
penyerap neutron yang baik dansedang dipelajari untuk diterapkan dalam
pengendalian nuklir.

2.1.3.6 Gadolinium ( Gd )
Unsur logam radioaktif yang langka ini didapatkan dari mineral gadolinit.
Gadolinia,yang merupakan oksida dari gadolinium, telah dipisahkan oleh
Marignac pada tahun 1880 dan Lecoq de Boisbaudran, secara terpisah telah
memisahkannya dari mineral yttria, yang ditemukan oleh Mosander, pada
tahun 1886.
Gadolinium ditemukan dalam beberapa mineral lainnya, termasuk monasit
dan bastnasit, keduanya merupakan sumber yang sangat komersial. Dengan
perkembangan metode pertukaran ion dan ekstraksi pelarut, ketersediaan dan
harga gadolinium dan unsur logam radioaktif yang jarang ditemukan menjadi
terjangkau.
2.1.3.7 Terbium ( Tb)

Ditemukan oleh Mosander pada tahun 1843. Termasuk golongan lantanida
atau unsur radioaktif. Ditemukan dalam mineral cerit, gadolinit, dan mineral
lainnya di mana unsur radioaktif lainnya berada. Terbium didapatkan secara
komersial dari monazit dengan ketersediaan hanya 0,03% dari xenotime dan
dari euksenit, oksida kompleks dengan kandungan terbia 1% atau lebih.
2.1.3.8 Disprosium (Dy)
Disprosium ditemukan pada tahun 1886 oleh Lecoq de Boisbaudran, tapi
belum diisolasi. Baik logam maupun oksidanya belum dapat diisolasi hingga
murni hingga tahun 1950, ketika teknik pemisahan pertukaran ion dan reduksi
metallografi dikembangkan olehSpedding dan kawan-kawan. Disprosium
terdapat bersama unsur lantanida lainnya dalam berbagai mineral seperti
xenotime, fergusonit, gadolinit, euksenit, polikrase, dan bromstrandin. Sumber
yang sangat penting adalah monaziat dan bastnasit.
2.1.3.9 Holmium (Ho)
Pita penyerapan holmium yang istimewa dikenali pada tahun 1878 oleh
ahli kimia Swiss Delafontaine dan Soret, yang mengumumkan keberadaannya
sebagai unsur X. Seorang ahli kimia Swedia, belakangan secara terpisah
menemukan unsur yang sama ketika bekerja dengan mineral erbia tanah.

Unsur ini dinamakan dengan nama kota asal Cleve. Holmia, oksida berwarna
kuning, telah dibuat oleh Homberg pada tahun 1911. Holmiumterdapat dalam
gadolinit, monazit, dan mineral radioaktif lainnya. Holmium telah dihasilkan
secara komersial dari monazit dengan kadar 0.05%.
2.1.3.10 Erbium ( E )
Erbium, termasuk dalam golongan radioaktif lantanida, ditemukan dalam
mineral yang juga mengandung disprosium. Pada tahun 1842, Mosander
memisaahkan yttria yangditemukan dalam mineral gadolinit, menjadi 3 fraksi,
yang disebut yttria, erbia dan terbia.Penamaan erbia dan terbia saat itu masih
membingungkan. Setelah 1860, terbia Mosander dikenali sebagai erbia, dan
setelah 1877, yang semula diketahui sebagai erbia, ternyata adalah terbia. Pada
tahun ini, erbia diketahui terdiri dari lima oksida, yang sekarang dikenal
sebagai erbia, skandia, holmia, dan ytterbia. Pada tahun 1905, Urbain dan
James secara terpisah berhasil mengisolasi Er2O3 yang cukup murni.
2.1.3.11 Tulium ( Tm )
Ditemukan pada tahun 1879 oleh Cleve. Tulium terdapat dalam kadar yang
sedikitdengan unsur radioaktif lainnya dalam sejumlah mineral. Dihasilkan
secara komersialdari mineral monazit, yang mengandung 0.07% tulium.
Tulium adalah unsur radioaktif yang paling sedikit di antara unsur-unsur
lainnya, tapi dengan sumber mineral terbaru saatini, tulium menjadi sama
langkanya dengan perak, emas atau kadmium.
2.1.3.12 Iterbium ( Yb )
Iterbium terdapat bersama unsur radioaktif lainnya dalam sejumlah
mineral langka.Didapatkan secara komersial dari pasir monazit, dengan kadar
0.03%.
2.1.3.13 Lutesium ( Lu )
Pada tahun 1907, Urbain menggambarkan sebuah proses di mana iterbium
yangditemukan oleh Marignac (1879) dapat dipisahkan menjadi dua unsur,
yakni iterbium(neoiterbium) dan lutesium. Kedua elemen ini identik dengan
aldebaranium dancassiopeium, yang ditemukan secara terpisah pada waktu
yang sama.
Pengerjaan unsur inidiubah dari lutecium menjadi lutesium pada tahun
1949. Meski telah dikembangkantekhnik pertukaran ion yang memungkinkan
pemisahan untuk semua unsur radioaktif, lutesium tetap merupakan unsur
yang mahal didapat.

2.1.4

ACTINIUM (Ac)

Ac merupakan unsur pertama dalam seri grup “actinida”. Actinium
ditemukan tahun tahun 1899 oleh Andre-Louis Debierne seorang ahli kimia
Prancis yang memisahkannya dari campuran. Friedrich Oskar Giesel menemukan
actinium secara bebas tahun 1902 dan disebut “emanium” tahun 1904. Nama
Debierne tetap dipakai karena lebih senior. Sifat kimia actinium mirip dengan
lanthanum. Kata actinium berasal dari Yunani, akti, aktinos, yang berarti sinar.
Karena Ac adalah unsur radioaktif yang dapat bercahaya dalam ruangan gelap,
yang disebabkan oleh intensitas keradioaktifannya yang berwarna biru.
Actinium ditemukan dalam jumlah sedukit dalam bijih uranium tetapi lebih
banyak dibuat dalam satuan mg dengan cara penyinaran netron terhadap 226Ra
dalam reactor nuklir. Logam actinium dibuat dengan cara reduksi actinium florida
dengan uap lithium pada suhu 1100-1300ºC.
Actinium memiliki golongan unsur tersendiri yang disebut Aktinida.
Aktinida adalah kelompok unsur kimia yang mencakup 15 unsur antara actinium
dan lawrensium pada table periodik, dengan nomor atom antara 89 sampai dengan
103. Seri ini dinamakan menurut unsur aktinium. Penggolongan unsur dalam
golongan aktinida berdasar atas sub kulit 5f. unsur-unsur kelompok aktinida
adalah radioaktif, dengan hanya aktinium, torium dan uranium yang secara alami
ditemukan dikulit bumi. Unsur-Unsur Golongan Aktinida:
2.1.4.1 Torium (Th)
Torium ditemukan Jons Berzelius dalam sebuah mineral yang diberikan
oleh seorang pendeta Has Morten Tharane Esmark pada tahun 1829 di Swedia.
Nama Torium berasal dari kata Thor dalam mitologi yang berarti Tuhan perang
Skandinavia.Torium murni merupakan logam putih seperti perak yang stabil di
udara dan kilapnya dapat bertahan beberapa bulan. Ketika bereaksi dengan oksida,
torium pelan-pelan memudarkan di udara menjadi keabu-abuan yang akhirnya
menjadi hitam. Torium oksida mempunyai titik-lebur dari 33000C, paling tinggi
dari semua oksida. Torium sukar bereaksi dengan air, dan sukar terurai dalam
asam, kecuali asam klorida. Ketika dipanaskan di udara, bubuk torium menyala
dan terbakar dengan nyala putih.
Torium dapat di ekstraksi dari monazite melalui proes bertahap. Tahap
pertama dengan melarutkan serbuk monazite pada asam anorganik seperti asam
sulfat (H2SO4) kemudian torium di ekstraksi ke dalam fase organik misalnya
amina. Tahap selanjutnya adalah dengan memisahkan torium menggunakan anion
seperti nitrat, klorida, hidroksida atau karbonat untuk mengembalikan torium ke
fase larutan. Tahap terakhir, torium dikumpulkan dan dipisahkan.

Torium alami meluruh sangat pelan-pela dibandingkan dengan bahan radioaktif
yang lain, dan radiasi alfa yang dipancarkan tidak bias menembus kulit manusia.
Ledakan torium yang aerosol dapat meningkatkan resiko paru-paru, pancreas.
Struktur
Kristal
torium
adalah
kubus
berpusat
badan.
2.1.4.2 Protaktinium (Pa)
Protactinium pertama kali diidentifikasi pada tahun 1913 oleh Fajanas dan
Gohring yang menemukan isotop 234mP yang berumur pendek dengan waktu
paruh hanya 1,17 menit ketika mempelajari pemutusan rantai 238U yang
kemudian diberi nama brevium yang berarti pendek. Brevium kemudian diubah
namanya menjadi Protaktinium pada tahun 1918 oleh Otto Hahn, Lise Meitner,
Frederick Soddy, John Cranston di Jerman yang mempelajari secara spesifik
231Pa. Nama Protaktium berasal dari kata Yunani “Protos” yang berarti pertama.
Logam protactinium diisolasi pada tahun 1934 oleh Aristid Grosse dengan
mengembangkan dua metode. Metode pertama dengan reduksi Pentosida Pa2O5
dengan aliran electron di ruang hampa menjadi iodide dan metode kedua dengan
memanaskan iodide PaI5 di ruang hampa dengan reaksi 2PaI5 → 2Pa + 5I2.
Sifat secara umum dan bentuk Kristal.
Protactinium secara luas ditemukan di sejumlah kecil di kulit luar bumi.
Protactinium merupakan salah satu unsure paling mahal dan paling jarang terjadi
secara alami. Protactinium terdapat di bijih uranium pada konsentrasi 1-3 ppm.
Protactinium mempunyai kilat metalik terang yang tahan beberapa waktu di udara.
Protactinium merupakan unsure superconduktiv sekitar 1.4 K. Protaktium terdapat
di minyak merupakan material beracun berbahaya dan memerlukan tindakan
penanganan yang serupa digunakan ketika menangani plutonium. Protaktinium
secara umum memberikan resiko terhadap kesehatan jika masuk kedalam badan,
walaupun ada resiko eksternal kecil berhubungan dengan sinar gamma yang
dipancarkan oleh protactinium-231 dan sejumlah hasil luruhan yang berumur
pendek dari actinium-227. Struktur Kristal Protaktinium adalah tetragonal.
2.1.4.3 Uranium (U)
Uranium ditemukan oleh Martin Klaproth di Jerman pada tahun 1789. Dengan
cara menganalisis suatu unsure tak dikenal di dalam bijiuranium dan mencoba
untuk mengisolasikan logamnya. Nama asli uranium diambil dari nama Planet
Uranus. Logam uranium pertama kali diisolasi pada tahun 1841 oleh EugeneMelchoir Peligot, yang mengurai klorida anhidrit UCl4 dengan kalium selama 55
tahun sifat radioaktif dari uranium tidak dihargai dan pada tahun 1896 Henri
Becquerel mendeteksi sifat radioaktifitas uranium. Becquerel yang melakukan
penemuan di Paris dengan meletakkan uranium di atas plat fotografik tak kena

cahaya dan mencatat bahwa plat telah menjadi terkabutkan. Ia menentukan adanya
sinar tak kelihatan yang dipancarkan oleh uranium yang telah mengarahkan plat.
Uranium adalah unsur yang terjadi secara alami yang dapat ditemukan di
dalam semua batu karang, tanah, dan air. Uranium memiliki bilangan tertinggi
yang ditemukan secara alami dalam jumlah yang banyak di atas bumi dan selalu
ditemukan berikatan dengan unsure yang lain. Uranium secara alami yang di
bentuk dari ledakan supernova. Uranium member warna fluorescence hijau dan
kuning ketika ditambahkan ke gelas bersama dengan zat adiktif yang lain. Logam
uranium bereaksi dengan hamper semua unsure non logam dan senyawanya
dengan peningkatan kereaktifan seiring peningkatan temperatur. Uranium dapat
bereaksi dengan air dingin. Di udara logam uranium menjadi terlapis dengan
lapisan gelap uranium oksida. Bijih uranium dapat di reaksikan secara kimiawi
dan diubah menjadi uranium dioksida atau senyawa lain yang berguna di industri.
Resiko kesehatan terbesar dari masukan yang besar uranium dalam tubuh
adalah kerusakan pada ginjal karena uranium adalah unsure radioaktif yang
bersifat toksik. Tidak ditemukan kangker sebagai hasil penelitian uranium, tetapi
penelitian dari hasil luruhannya, terutama radon/radium, menjadi ancaman
kesehatan yang penting.
Struktur Kristal dari uranium : ortorombik.
parameter sell dari uranium adalah :
a : 285,37 pm
b : 586,95 pm
c :495,48 pm
α : 90,000o
β : 90,000o
γ : 90,000o
senyawa uranium membentuk senyawa biner dengan halogen (yang di kenal
sebagai halida), oksigen (yang dikenal sebagai oksida), hydrogen (yang dikenal
sebagai hidrida), dan beberapa senyawa lain dari uranium. Senyawa hidrida
dibentuk dari reaksi hydrogen dengan logam uranium yang dipanaskan pada suhu
250o – 300oC.
2.1.4.4 Neptunium (Np)
Neptunium merupakan unsur trans uranium buatan yang pertama dalam
seri aktinida. Neptunium ditemukan oleh Edwin M. McMillan dan Abelson di
Berkeley, California, Amerika Serikat pada tahun 1940. Mcmillan dan Abelson
menumbukkan uranium dengan netron yang diproduksi dari suatu alat pemecah
atom dan menghasilkan Neptunium. Nama asli neptunium diambil dari nama

planet Neptunus. Neptunium tidak terjadi secara alami tetapi disintesis dengan
reaksi tangkapan neutron pada uranium. Neptunium secara khas terjadi di
lingkungan sebagai suatu oksida, walaupun senyawa lain mungkin ada.
Neptunium lebih reaktif disbanding unsure-unsur yang transuranik lain seperti
plutonium, amerisium, dan kurium. Neptunium secara lebih bertahan pada partikel
berpasir sekitar 5kali lebih tinggi disbanding pada tanah yang mengandung air.
Neptunium masuk kedalam badan dengan makan makanan, air minum, atau
menghirup udara. Setelah proses pencernaan atau hal penghisapan, kebanyakan
neptunium dikeluarkan dari badan di dalam beberapa hari dan tidak pernah masuk
sistem darah. Neptunium secara umum memberikan resiko terhadap kesehatan
jika masuk ke dalam badan, walaupun ada resiko eksternal kecil berhubungan
dengan sinar gama yang dipancarkan oleh neptunium-236 dan neptunium-237
serta sejumlah hasil luruhan yang berumur pendek dari protactinium-233. Struktur
Kristal dari neptunium adalah ortorombik.
2.1.4.5 Plutonium (Pu
Pu disintesis oleh Glenn T. Seaborg, E.M Mc Millan, J.W Kennedy dan
A.C Wahl pada tahun 1940 dari bombardier deuteron pada uranium dalam
“cyclotron” (alat yang digunakan untuk mempercepat partikel atom) di Berkeley,
California, USA. Penamaannya diambl dari planet Pluto. Jumlah plutonium di
alam sangat kecil, yaitu 1/1011 bagian, sebagian besar dihasilkan dalam reactor
sebagai hasil samping proses fisal. Besarnya kandungan isotop Pu dalam bahan
bakar bekas tergantung pada derajat bakar dan pengkayaan, yang dapat dipungut
kembali melalui proses daur ulang.
2.1.4.6 Amerisium (Am)
Amerisium didefinisikan oleh Glenn Seaborg, Ralph James, L. morgan,
Albert Ghiorso di USA 1944. Amerisium dihasilkan oleh reaksi netron oleh isotop
Pu dalam reactor nuklir. Penamaannya diambil dari kata “America”.
2.1.4.7 Kurium (Cm)
Kurium ditemukan oleh Glenn Seaborg, Ralph James, dan Albert Giorso
di USA pada tahun 1944, sebagai hasil dari bombardier ion Helium pada isotop Pu
239. Penamaan dari nama akhir Pierre dan Marie “Curie”.
2.1.4.8 Berkelium (Bk)
Berkelium ditemukan oleh Glenn T. Seaborg, Stanley G. Thompson, dan Albert
Ghiorso pada tahun1949 di USA, dengan menembakkan Amerisium dengan partikel
alpha (ion He) dalam “cliclotron”. Penamaannya diambil dari nama koyta California.
Berkelium merupakan unsure transuranium kelima yang berhasil di sintesis. Bentuk
Kristalnya hexagonal close-packed.

2.1.4.9 Kalifornium (Cf)
Kalifornium ditemukan oleh Glenn T Seaborg, Stanley G. Thompson,
Albert Ghiorso, dan Kenneth Street pada tahun 1950 di USA, dengan
membombardir Cm-242 dengan ion He. Penamaannya diambil dari nama
unversitas di USA yaitu California.
2.1.4.10 Einsteinium (Es)
Ditemukan oleh Albert Ghiorso dari Universitas Kalivornia pada tahun
1952. Diberi nama seperti nama Albert Einstein. Isotop 253Es dibuat dengan
penembakan 15 neutron pada 238U. pada tahun 1961. Eineteinium disintesis
untuk menghasilkan jumlah mikroskopik 253U. berat sampel kira-kira 0,01 mg
dan digunakan untuk membuat mendelevium. Lebih jauh einsteinium dihasilkan
oleh Oak Ridge National Laboratory’s High Flux Isotop Reactor, Tennesse
dengan menembakan neutron pada 239Pu. Selama 4 tahun dihasilkan kira-kira 3
mg. 19 isotop dari einsteinium dihasilkan. Bentuk paling stabil 252Es dengan
waktu paruh 471,7 hari. Einsteinium merupakan logam radioaktif.
2.1.4.11 Fermium (Fm)
Fermium ditemukan oleh Albert Ghiorso dari Universitas Kalivornia
bersama Stanley G. Thompson, Gary H. Higgins, Glenn T. Seaborg (tim dari
laboratorium Radiasi dan departemen kimia Universitas Kalifornia) pada tahun
1953. Namanya diambil dari seorang ilmuan Enrico Fermi. Dihasilkan dari 235U
yang bergabung dengan 17 neutron pada ledakan bom hydrogen. 253Fm, dapat
dihasilkan dari penembakan neutron pada 239Pu. Fermium adalah logam
radioaktif dengan isotop stabil adalah 257Fm dengan waktu paruh 100,5 hari.
2.1.4.12 Mendelevium (Md)
Pertama kali ditemukan oleh G.T. Seaborg, S. G. Thompson, A. Ghiorso,
K. Street Jr pada tahun 1955 di amerika serikat tepatnya di UniVersitas
California. Mendelevium dihasilkan dari penembakan 253Es oleh partikel α.
Nama unsure ini di ambil dari Dmitri Ivanovitch Mendeleyev. Dmitri Ivanovitch
Mendeleyev adalah orang yang menyusun table periodik unsur.
2.1.4.13 . Nobelium (No)
Nobelium ditemukan oleh Albert Ghiorso, T. Seaborg, Johan R. Watson
dan Torborn Skkeland (1958) di universitas kalivornia, USA. Nama unsur ini di
ambil dari Alfert Nobel, ilmuan yang menemukan dinamit dan mendirikan
penghargaan nobel.
Nobelium dihasilkan dari
penembakan kurium oleh karbon-13 yang kemudian dihasilkan 254No dengan

waktu paruh 55 detik. Terakhir dihasilkan isotop nobelium dengan waktu paruh 10
menit pada 8,5 MeV dengan penembakan 244Cm oleh 13C. merupan unsure
logan demgan bilangan oksidasi : 2,3.
2.1.4.14 Lawrensium (Lr)
Ditemukan oleh Albert Ghiorso, torborn Sikkelland, Almon Larsh,
Robert dirubah menjadi M. lattimer pada bulan February tahun 1961 di
universitas kaklifornia, Amerika Serikat. Diberi nama sepertin Ernest O.
Lawrence, penemu cyclotron. Sebelumnya digunakan symbol Iw.Lawrensium
termasuk
unsure
logam
dengan
bilangan
oksidasi
3.
2.2 GOLONGAN IV B
Golongan IV B juga disebut golongan transaktinida. Unsur dalam
golongan IV B termasuk dalam unsur transisi yaitu unsur blok d yang konfigurasi
elektronnya diakhiri oleh sub kulit d. Unsur-unsur yang termasuk dalam golongan
IV B yaitu Titanium (Ti), Zirkonium (Zr), Hafnium (Hf), dan Rutherfordium
(Rf). Beberapa sifat golongan ini dapat kita lihat dalam Sistem Periodik Unsur.
Konfigurasi elektron terluar unsur ini adalah (n-1) d2 ns2 .
Bilangan oksidasi yang sering dijumpai adalah +2, +3 dan +4, namun untuk Zr
dan Hf dijumpai bilangan oksidasi +1. Bilangan oksidasi +4 dikatakan lebih stabil
dari lainnya karena bilangan oksidasi yang lebih rendah mengalami
disproporsionasi.Seperti yang terjadi pada Titanium.
2 Ti+3 → Ti+2 + Ti+4
2Ti+2 → Ti0 + Ti+4
Logam-logam ini sangat keras, merupakan konduktor yang
baik, mempunyai titik didih dan titik cair yang tinggi. Tidak reaktif pada suhu
kamar tetapi jika dipanaskan dengan O2 pada suhu di atas 600 C akan membentuk
MO2, sedang dengan halogen akan membentuk MX4.Dalam larutan asam atau
basa, logam ini tidaklah larut karena justru membentuk oksidanya sebagai
pelindung. Meskipun begitu, Zr larut dalam Aquaregia sedang Ti dapat larut
dalam HF yang kemudian membentuk H2TiF6 dan H2.
Hf mempunyai jari-jari atom yang sama dengan Zr dan oleh karena
itu, keduanya memiliki sifat yang sama. Maka dari alasan inilah keduanya sukar
dipisahkan. Berikut keberadaan unsure-unsur golongan IV B.
2.2.1 Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah Rutile
dan Ilmenite, yang tersebar luas di seluruh bumi. Ada 2 bentuk allotropic dan 5

isotop alami dari unsur ini;Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak
terdapat di alam (73,8%). Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal
adalah sifat yang sama kuatnya dengan baja namun hanya dengan 60% berat baja.
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Ti dan nomor atom 22. Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat,
“lustrous”, tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut dan klorin) dengan
warna putih-metalik keperakkan.Titanium digunakan dalam alloy kuat dan ringan
(terutama dengan besi dan alumunium) dan merupakan senyawa terbanyaknya,
Titanium dioxide, digunakan dalam pigmen putih. Unsur Titanium terdapat dalam
bentuk senyawa : TiB2 (Titanium Borida), TiC ( Titanium Carbida), TiO2
(
Titanium
Dioksida),
TiN
(Titanium
Nitrida).
2.2.2 Zirkonium (Zr)
Zirkonium adalah sebutan untuk logam berwarna putih keabu-abuan,
berbentuk kristal (amorf), lunak, dapat ditempa dan diulur bila murni juga tahan
terhadap udara bahkan api (read-head). Logam yang ditemukan oleh
M.H.Kalaproth tahun 1788 dalam bentuk mineral Zirkon (ZrO2) ini tidak
ditemukan di alam dalam keadaan bebas, tetapi sebagai oksida atau silikat dalam
kerak bumi dan batu-batuan dalam kadar kecil. Logam memiliki lambang Zr
dengan nomor atom relatif 91,224.
Zirkonium banyak terdapat dalam alam mineral seperti zircon (Hyacianth)
dan zirconia (baddeleyit). Baddeleyit sendiri merupakan oksida zirkonium yang
tahan terhadap suhu luar biasa tinggi sehingga digunakan untuk pelapis tanur
tinggi.
2.2.3 Hafnium (Hf)
Logam ini diperkirakan menyusun kurang lebih 0,00058 % dari lapisan
bumi. Logam ini ditemukan dalam campuran senyawa Zirkonium yang mana
tidak ditemukan dalam unsur bebas di alam. Mineral yang mengandung
Zirkonium seperti Alvite [(Hf, Th, Zr) SO4 H2O], Thortveitite dan Zirkon (Zr
SlO4) biasanya mengandung 1%-5% Hf. Antara logam Hafnium dan Zirkonium
mempunyai sifat yang sama sehingga sulit dipisahkan. Perlu diketahui bahwa
Hafnium ditemukan sebagai produk sampingan dari pemurnian Zirkonium.
2.2.4 Rutherfodium (Rf)
Unsur ini merupakan unsur sintetik yang merupakan isotop dan mengalami
peluruhan melalui reaksi fisi yang berjalan spontan.

2.3 SIFAT-SIFAT UNSUR GOLONGAN III B
Perbandingan sifat-sifat unsur golongan III B adalah sebagai berikut:
a. Ukuran atom
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah besar,
jumlah kulit elektron semakin banyak.
Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari semakin pendek,
karena ukuran inti semakin ke kanan semakin besar, daya tarik inti dengan
elektron semakin kuat.
b. Densitas
Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar. Hal ini
dikarenakan massa atom relative yang semakin besar pula tetapi menempati
volume yang hampir sama.
c. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu
elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom netral atau dalam
keadaan gas.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur
golongan IIIB semakin menurun, karena dari atas ke bawah jari-jari atom
semakin besar sehingga daya tarik inti dengan elektron terluar semakin
lemah, maka energi ionisasinya semakin kecil.
d. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron
dari atom unsur lain.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas unsur golongan
IIIB semakin kecil, karena jari-jarinya semakin besar, volumenya semakin
besar dan daya tarik inti dan elektron semakin lemah.
1. SKANDIUM (Sc)
A. Sifat Fisika
1. Densitas : 3 g/cm3
2. Titik leleh : 1812,2 K
3. Titik didih : 3021 K
4. Bentuk (25°C) : padat

5. Warna : putih perak
B. Sifat Atomik
1. Nomor atom : 21
2. Nomor massa : 44,956
3. Konfigurasi electron : [Ar] 3d1 4s2
4. Volume atom : 15 cm3/mol
5. Afinitas elektron : 18,1 kJ/mol
6. Keelektronegatifitasan : 1,36
7. Energi ionisasi : - pertama : 631 kJ/mol
- kedua : 1235 kJ/mol
- ketiga : 2389 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya : +1, +2
10. Bentuk Kristal : Hexagonal Unit Cell
Pada keadaan padat scandium mempunyai struktur kristal hexagonal.
C. Sifat Kimia
Sifat kimia dari Skandium:
Reaksi dengan air:
Ketika dipanaskan maka Skandium akan larut dalam air membentuk larutan yang
terdiri dari ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) 2Sc3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk
scandium (III)oksida
4Sc(s) + 3O2(g) 2Sc2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk
trihalida
2Sc(s) + 3F2(g) 2ScF3(s)
2Sc(s) + 3Cl2(g) 2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) 2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s) 2ScI3(s)
Reaksi dengan asam
Skandium mudah larut dalam asam klorida untuk membentuk larutan yang
mengandung ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6HCl(aq) 2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
D. Aplikasi
Salah satu bentuk senyawa yang ditemukan dalam unsur Skandium adalah
Skandium Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam lampu

halide,
serat
optic,
keramik
elektrolit
dan
laser.
Logam ini juga dapat diperoleh melalui proses elektrolisis dengan reaksi sebagai
berikut:
2ScCl3 (s) 2Sc (s) + 3 Cl3 (g)
elektrolisa ini berasal dari leburan dari potassium, lithium, scandium klorida pada
suhu 700-800 0C. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.
Aplikasi utama dari unsure scandium dalah sebagai alloy alumunium-skandium
yang dimanfaatkan dalam industri aerospace dan untuk perlengkapan olahraga
( sepeda, baseball bats) yang mempunyai kualitas yang tinggi. Aplikasi yang lain
adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu yang memberikan intensitas yang
tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai katalis dalam pembuatan Aseton.
E. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Skandium tidak beracun, namun perlu berhati-hati karena beberapa
senyawa scandium mungkin bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat
menyebabkan kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh. Bersama
dengan hewan air, Sc dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga
memberikan pengaruh negatif pada reproduksi dan sistem syaraf.
Sc dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari
pembuangan perabot rumah tangga. Sc secara terus-menerus terakumulasi di
dalam tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan
hewan.
2. YITRIUM (Y)
A. Sifat Fisika
1. Densitas : 4,5 g/cm3
2. Titik leleh : 1796,2 K
3. Titik didih : 3537 K
4. Bentuk (25°C) : padat
5. Warna : perak
B. Sifat Atomik
1. Nomor atom : 39
2. Nomor massa : 88,91
3. Konfigurasi elektron : [Kr] 4d1 5s2
4. Volume atom : 19,8 cm3/mol
5. Afinitas elektron : 29,6 kJ/mol
6. Keelektronegatifitasan : 1,22
7. Energi ionisasi : - pertama : 615,6 kJ/mol
- kedua : 1181 kJ/mol

- ketiga : 1979,9 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya : +2
10. Bentuk Struktur : Hexagonal Unit Cell
Pada keadaan padat Yttrium mempunyai struktur kristal hexagonal.
C. Sifat Kimia
Sifat kimia dari Yttrium adalah:
o Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan maka logam Yttrium akan larut dalam air membentuk larutan
yang terdiri dari ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6H2O(aq) 2Y3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
o Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk
Yttrium (III)oksida
4Y(s) + 3O2(g) 2Y2O3(s)
o Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk
trihalida
2Y(s) + 3F2(g) 2YF3(s)
2Y(s) + 3Cl2(g) 2YCl3(s)
2Y(s) + 3Br2(g) 2YBr3(s)
2Y(s) + 3I2(g) 2YI3(s)
o Reaksi dengan asam
Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang
mengandung ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6HCl(aq) 2Y3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
D. Aplikasi
Senyawa Yttrium biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa:
(1) Yttrium Allumunium garnet Y3All5O12 senyawa ini digunakan sebagai laser
selain itu untuk perhiasan yaitu stimulan pada berlian.
(2) Yttrium(III)Oksida Y2O3 senyawa ini digunakan untuk membuat YVO4 ( +
Y2O3) dimana phosphor memberikan warna merah pada tube TV berwarna.
Yttrium oksida juga digunakan untuk membuat Yttrium-Iron-garnet yang
dimanfaatkan pada microwave supaya efektif
Selain itu Yttrium juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan pada logam
alumunium dan alloy magnesium. Penambahan Yttrium pada besi membuat nya
mempunyai efektifitas dalam bekerja.
E. Efek bagi Kesehatan dan Lingkungan
Bahaya Yttrium jika bereksi dengan udara adalah jika terhirup oleh manusia dapat
menyebabkan kanker dan jika terakumulasi dalam jumlah berlebih dalam tubuh
menyebabkan kerusakan pada liver. Pada binatang air terpaan scandium
menyebabkan kerusakan pada membrane sel, yang berdampak pada system
reproduksi dan fungsi pada system saraf. Skandium tidak beracun tetapi beberapa

dari senyawa scandium bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat
menyebabkan kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh.
Yttrium dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari
pembuangan perabot rumah tangga. Yttrium secara terus-menerus terakumulasi di
dalam tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan
hewan.
3. LANTHANUM (La)
A. Sifat Fisika
1. Densitas : 6,17 g/cm3
2. Titik leleh : 1193,2 K
3. Titik didih : 3693 K
4. Bentuk (25°C) : padat
5. Warna : putih perak
B. Sifat Atomik
1. Nomor atom : 57
2. Nomor massa : 138,91
3. Konfigurasi elektron : [Xe] 5d1 6s2
4. Volume atom : 22,5 cm3/mol
5. Afinitas elektron : 50 kJ/mol
6. Keelektronegatifitasan : 1,1
7. Energi ionisasi : - pertama : 538,1 kJ/mol
- kedua : 1067 kJ/mol
- ketiga : 1850 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya : +2
10. Bentuk Kristal : Double Hexagonal Unit Cell
C. Sifat Kimia
o Reaksi dengan air
Lantanum cukup elektropositif dan bereaksi secara lambat dengan air dingin tapi
cukup cepat jika bereaksi dengan air panas membentuk lanthana hidroksida dan
gas hidrogen
2La(s) + 6H2O(g) 2La(OH)3(aq) + 3H2(g)
o Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk
Lanthana (III)oksida
4La(s) + 3O2(g) 2La2O3(s)
o Reaksi dengan halogen
Logam lanthanum bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk lanthana
( III) halida
2La(s) + 3F2(g) 2LaF(s)
2La(s) + 3Cl2(g) 2LaCl(s)
2La(s) + 3Br2(g) 2LaBr(s)
2La(s) + 3I2(g) 2LaI(s)
o Reaksi dengan asam

Yttrium mudah larut dalam asam klorida untuk membentuk larutan yang
mengandung ion Y (III) dan gas hidrogen
2La(s) + 3H2SO4(aq) 2La3+(aq) + 3SO42-(aq) + 3H2(g)
D.Aplikasi
Jarang sekali logam La murni atau senyawa oksidanya mempunyai kegunaan yang
spesifik. Karena unsur-unsur kimia mempunyai kesamaan maka mereka sangat
sulit untuk dipisahkan. Campuran tersebut akan lebih termaanfaatkan dari pada
bentuk murninya. sebagai contoh : “misch metal” adalah campuran dari beberapa
“rare earth” dan biasa digunakan untuk “lighter flints’ dan bentuk oksidasinya
juga digunakan dalam phosphor layar televisi (LaMgAl11O19 ) dan beberapa
peralatan flouresen serupa. La2O2 digunakan untuk membuat kaca optic khusus
(kaca adsorbsi infra merah, kamera dan lensa teleskop). Jika La ditambahkan di
dalam baja maka akan meningkatkan kelunakan dan ketahanan baja tersebut. La
digunakan sebagai material utama dalam elektroda karbon (carbon arc electrodes).
Garam-garam La yang terdapat dalam katalis zeolit digunakan dalam proses
pengkilangan minyak bumi , karena La dapat menstabilkan zeolit pada temperatur
tinggi.
Salah satu kegunaan senyawa-senyawa gol Lanthanida adalah pada industri
perfilman untuk penerangan dalam studio dan proyeksi.
Lantanum dapat mengadsorbsi gas H2 sehingga logam ini disebut dengan
“hydrogen sponge” atau sepon hydrogen. Gas H2 tersebut terdisosiasi menjadi
atom H, yang mana akan mengisi sebagian ruangan (interstice) dalam atom-atom
La. Ketika atom H kembali lepas ke udara maka mereka kembali bergabung
membentuk ikatan H-H.
E. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
La sangat berbahaya jikak kabut dan asapnya terhirup bersama masuknya
oksigen serta dalam jangka waktu yang lama, akan dapat menyebabkan emboli.
Jika menghirup La maka seseorang dapat terkena penyakit kanker paru-paru. Jika
terakumulasi dalam tubuh maka La dapat mengancam organ liver.
La dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari
pembuangan perabot rumah tangga. La secara terus-menerus terakumulasi di
dalam tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan
hewan.
Bersama dengan hewan air, La dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel,
sehingga memberikan pengaruh negatif pada reproduksi dan sistem syaraf. La
sangat mudah terakumulasi dalam otot.
4. Cerium (Ce)
A. Sifat Fisika
1. Titik lebur : 1017oK
2. Titik didih : 3715 K

3. Bentuk (25°C) : lembut, lunak
4. Warna : putih perak
B. Sifat Atomik
1. Radius Atom (Ả) :1,81
2. Volume Atom (Cm3/mol):21
3. Massa Atom (gr) :140,12
4. Radius Kovalensi (Ả):1,65
5. Massa Jenis (gr/ cm3) :6,77
6. Konduktivitas Listrik (ohm-1cm-1): 1,4x 106
7. Elektronegativitas:1,12
8. Formasi Entalpi:9,2
9. Konduktivitas Panas (Wm-1 K-1):11,4
10. Potensial Ionisasi (V) :5,47
11. Bilangan Oksidasi:3,4
12. Kapasitas Panas (Jg-1 K-1):0,19
13. Entalpi Penguapan ( Kj/mol): 313,8
14. Energi Ionisasi (Kj/mol): 1: 534,4 ;2:1050 ;3: 1949
C. Sifat Kimia
a. Reaksi dengan oksigen
Logam cerium dengan lambat memudar di udara dan terbakar dengan cepat
pada150°C membentuk cerium(IV) oksida :
Ce(s) + O2(g)

CeO2(s)

b. Reaksi dengan air
Cerium cukup elektropositif dan bereaksi lambat dengan air dingin dan cukup
cepat dengan air panas membentuk cerium hidroksida.
2Ce(s) + 6H2O(l)

2Ce(OH)3(aq) + 3H2(g)

c. Reaksi dengan halogen
Logam cerium bereaksi dengan semua unsur halogen :
2Ce (s) +3F2 (g)

2CeF3(s) [putih]

2Ce (s) +3Cl2 (g)

2CeCl3(s) [putih]

2Ce (s) +3Br2 (g)

2CeBr3(s) [putih]

2Ce (s) +3I2(g)

2CeI3(s) [kuning]

Cerium larut dalam asam sulfat membentuk larutan yang mengandung ion-ion
Ce(III) yang tak berwarna, yang terdapat dalam bentuk kompleks [Ce(OH2)9]3+.
2Ce (s) + 3H2SO4 (aq)

2Ce3+ (aq) + 3SO42-(aq) + 3H2(g)

D. Aplikasi
Serium adalah komponen logam alloy alam, yang secara ekstensif
digunakan dalam pembuatan alloy piroforik untuk pemantik rokok. Bila serium
tidak bersifat radioaktif, pada tingkat komersialnya yang tidak murni,serium dapat
mengandung thorium, yang bersifat radioaktif. Oksida serium yang merupakan
penyusun utama mantel gas yang menghasilkan cahaya putih bila dipanaskan
dengan nyala api dan muncul sebagai katalis hidrokarbon dalam oven yang
membersihkan secara otomatis yang terintegrasi dengan tembok oven untuk
mencegah penumpukan residu proses memasak. Ceri sulfat digunakan secara
ekstensif dalam analisis kuantitatif volumetri sebagai zat oksidator. Senyawa
serium digunakan dalam pembuatan kaca, baik sebagai komponen maupun
sebagai pewarna. Oksida serium mulai sering digunakan sebagai zat pemoles kaca
sebagai pengganti rouge ,karena daya polesnya lebih cepat. Serium, dengan unsur
tanah jarang lainnya, digunakandalam menyalakan bunga api karbon khususnya
dalam industri pembuatan film. Serium juga sangat berguna sebagai katalis dalam
proses pemurnian minyak bumi, penerapan metalurgi dan nuklir.
E. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan

5. PRASEODIMIUM (Pr)
A. Sifat Fisika
1. Titik lebur : 1017oK
2. Titik didih : 3785oK
3. Bentuk (25°C) : lunak
4. Warna : perak
B. Sifat Atomik
1. Radius Atom (Ả) :1,82
2. Volume Atom (Cm3/mol): 20.8
3. Massa Atom (gr) : 140,908
4. Radius Kovalensi (Ả):1,65
5. Massa Jenis (gr/ cm3) : 6,77
6. Konduktivitas Listrik (ohm-1cm-1): 1,5 x 106

7. Elektronegativitas: 1,12
8. Formasi Entalpi:9,2
9. Konduktivitas Panas (Wm-1 K-1):11,4
10. Potensial Ionisasi (V) : 5,47
11. Bilangan Oksidasi: 3,4
12. Kapasitas Panas (Jg-1 K-1): 0,19
13. Entalpi Penguapan ( Kj/mol): 313,8
14. Energi Ionisasi (Kj/mol): 1: 527 ;2: 1020; 3: 2086
C. Sifat Kimia
1. a. Reaksi dengan oksigen
Membentuk lapisan oksida hijau yang mengelupas bila terpapar dengan udara
4Pr(s) + 3O2(g)

2Pr2O3(s)

d. Reaksi dengan halogen
Logam praseodimium bereaksi dengan semua unsur halogen:
2Pr (s) +3F2 (g)

2PrF3(s)

2Pr (s) +3Cl2 (g)

2PrCl3(s)

2Pr (s) +3Br2 (g)

2PrBr3(s)

2Pr (s) +3I2(g)

2PrI3(s)

D. Aplikasi
Logam alloy alam, digunakan sebagai pemantik rokok, mengandung
logam praseodimium sebanyak 5%. Oksida unsur tanah jarang, termasuk Pr2O3
adalah di antara zat yang paling banyak dihasilkan. Bersamaan dengan unsur
tanah jarang lainnya, praseodimium digunakan bahan inti pada busur bunga api
karbon yang digunakan dalam industri pembuatan film untuk penerangan studio
dan proyeksi. Garam praseodimium digunakan untuk mewarnai kaca dan enamel;
ketika dicampur dengan bahan tertentu lainnya, praseodimium menghasilkan
warna kuning bersih yang kuat dan tidak lazim pada kaca. Kaca didymium, yang
mana praseodimium adalah penyusunnya, adalah pewarna untuk pelindung mata
tukang las.
E. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan

6. NEODIMIUM (Nd)

A. Sifat Fisika
1. Titik leleh : 1017oK
2. Titik didih : 3715 K
3. Bentuk (25°C) : lembut, lunak
4. Warna : putih perak
B. Sifat Atomik
1. Radius Atom (Ả) : 1,82
2. Volume Atom (Cm3/mol): 20,6
3. Massa Atom (gr) : 144,24
4. Radius Kovalensi (Ả):1,64
5. Massa Jenis (gr/ cm3) :7,01
6. Konduktivitas Listrik (ohm-1cm-1): 1,6 x 106
7. Elektronegativitas: 1,14
8. Formasi Entalpi:10,88
9. Konduktivitas Panas (Wm-1 K-1):16,5
10. Potensial Ionisasi (V) : 5,49
11. Bilangan Oksidasi:3
12. Kapasitas Panas (Jg-1 K-1): 0,19
13. Entalpi Penguapan ( Kj/mol): 283,68
14. Energi Ionisasi (Kj/mol): 1:533,1 ;2:1040 ;3: 2130

C. Sifat Kimia
1. a. Reaksi dengan oksigen
Membentuk lapisan oksida hijau yang mengelupas bila terpapar dengan udara
4Pr(s) + 3O2(g)

2Pr2O3(s)

d. Reaksi dengan halogen
Logam praseodimium bereaksi dengan semua unsur halogen:
2Pr (s) +3F2 (g)

2PrF3(s)

2Pr (s) +3Cl2 (g)

2PrCl3(s)

2Pr (s) +3Br2 (g)

2PrBr3(s)

2Pr (s) +3I2(g)

2PrI3(s)

D. Aplikasi
Logam alloy
logam praseodimium
adalah di antara zat
tanah jarang lainnya,

alam, digunakan sebagai pemantik rokok, mengandung
sebanyak 5%. Oksida unsur tanah jarang, termasuk Pr 2O3
yang paling banyak dihasilkan. Bersamaan dengan unsur
praseodimium digunakan bahan inti pada busur bunga api

karbon yang digunakan dalam industri pembuatan film untuk penerangan studio
dan proyeksi. Garam praseodimium digunakan untuk mewarnai kaca dan enamel;
ketika dicampur dengan bahan tertentu lainnya, praseodimium menghasilkan
warna kuning bersih yang kuat dan tidak lazim pada kaca. Kaca didymium, yang
mana praseodimium adalah penyusunnya, adalah pewarna untuk pelindung mata
tukang las.
E. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan

7. PROIMETIUM (Pm)
A. Sifat Fisika
1. Titik lebur :1294oK
2. Titik didih :3347oK
3. Bentuk (25°C) : lembut, lunak
4. Warna : sinar radioaktif kilau hijau-biru pucat
B. Sifat Atomik
1. Radius Atom (Ả) : 1,81
2. Volume Atom (Cm3/mol):22,4
3. Massa Atom (gr) :145
4. Radius Kovalensi (Ả): 1,63
5. Massa Jenis (gr/ cm3) : 7,22
6. Konduktivitas Listrik (ohm-1cm-1):7, 2 x 106
7. Elektronegativitas: 1,13
8. Formasi Entalpi: 9. Konduktivitas Panas (Wm-1 K-1):17,9
10. Potensial Ionisasi (V) :5,55
11. Bilangan Oksidasi:3
12. Kapasitas Panas (Jg-1 K-1): 13. Entalpi Penguapan ( Kj/mol): 14. Energi Ionisasi (Kj/mol): 1:540 ;2:1050 ;3:2150
C. Sifat Kimia
1. a. Reaksi dengan air
2Pm(s) + 6H2O(g)
b. Reaksi dengan oksigen

2Pm(OH)3(aq) + 3H2(g)

4Pm(s) + 3O2(g)

2Pm2O3(s)

c. Reaksi dengan halogen
2Pm(s) + 3F2(g)

2PmF3(s)

2Pm(s) + 3Cl2(g)

2PmCl3(s)

2Pm(s) + 3Br2(g)

2PmBr3(s)

2Pm(s) + 3I2(g)

2PmI3(s)

D. Aplikasi
Promethium merupakan pemancar sinar beta yang lunak, meski tidak
ada sinar gamma yang dipancarkan, radiasi sinar X dapat dihasilkan ketika
partikel beta mengenai unsur bernomor atom tinggi. Dibutuhkan kehati-hatian
dalam menangani Promethium. Garam promethium menyala luminesens dalam
gelap dengan kilau kehijauan atau biru pucat,karena radioaktivitasnya yang tinggi.
Metode pertukaran ion mengarahkan pembuatan 10 gram promethium dari limbah
yang dihasilkan bahan bakar reaktor atom pada tahun1963. Hanya sedikit saja
yang diketahui tentang sifat-sifat logam promethium.
E. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan

8. SAMARIUM (Sm)
A. Sifat Fisika
1. Titik lebur : 1347oK
2. Titik didih : 2067oK
3. Bentuk (25°C) : lembut, lunak
4. Warna : perak-putih
B. Sifat Atomik
1. Radius Atom (Ả) : 1,81
2. Volume Atom (Cm3/mol):19,9
3. Massa Atom (gr) : 150,36
4. Radius Kovalensi (Ả):1,62
5. Massa Jenis (gr/ cm3) :7,52
6. Konduktivitas Listrik (ohm-1cm-1): 1,1 x 106
7. Elektronegativitas:1,17
8. Formasi Entalpi: 11,09
9. Konduktivitas Panas (Wm-1 K-1):13,3
10. Potensial Ionisasi (V) : 5,63

11. Bilangan Oksidasi:3, 2
12. Kapasitas Panas (Jg-1 K-1):13. Entalpi Penguapan ( Kj/mol): 14. Energi Ionisasi (Kj/mol): 1: 544,5 ;2:1070 ;3: 2260
C. Sifat Kimia
2. a. Reaksi dengan air
2Sm(s) + 6H2O(g)

2Sm(OH)3(aq) + 3H2(g)

b. Reaksi dengan halogen :
2Sm(s) + 3F2(g)

2SmF3(s)

2Sm(s) + 3Cl2(g)

2SmCl3(s)

2Sm(s) + 3Br